PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 23 Oktober 2019

Sinopsis The Tale Of Nok Du Episode 13

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 



Anak buah Raja kagetm mengetahui tentang janda. Pria yang masih bertahan hidup dari amukan pasuksan wanita. Anak buah Raja memastikan  pembunuh bayaran yang mencoba  membunuh pejabat lokal adalah wanita. Si pria membenarkan.
“Aku yakin salah satu dari mereka memakai pakaian berkabung.” Ucap Si pria.
“Apakah kau yakin? Bagaimana bisa seorang wanita...” kata Anak buah Raja tak percaya.
“Aku melihatnya dengan jelas. Mereka bukan hanya pembunuh bayaran biasa. Mereka adalah...” ucap si pria akhirnya tak bisa bertahan hidup. Anak buah raja mencoba membangunkanya, tapi si pria tak bergeming. Raja yang menatapnya pun hanya bisa diam. 

Keduanya keluar, Raja bertanya pada panglima dimana Heo Yoon. Panglima mendengar jika dia sering mengunjungi rumah gisaeng. Raja kaget Heo Yoon sering pergi  ke rumah gisaeng. Panglima memberitahu  Namanya Rumah Yeonhwa yang  ada di Lembah Mudam.
“Baikkah, Kau urus mayatnya.” Perintah Raja. Panglima menganguk mengerti.
“Oh Yah...  bukankah disana ada desa  untuk para janda, bukan?” kata Raja. Si panglima terlihat bingung.
“Jika dipikir-pikir, desa janda berada disebelah rumah gisaeng.” Kata Panglima. 

Akhirnya Panglima masuk ke rumah gisaeng, seorang pria menyapa lebih dulu. Tapi Panglima sudah mencengkram bajunya memperingatkan  tidak datang kesini sebagai tamu tapi ingin melakukan pencarian ditempat ini dengan tenang, jadi bekerjasamalah.
Si Pria menganguk mengerti dan saat itu Nyonya Chun melihat dari balkon lalu bergegas masuk.  Raja mulai masuk ke desa janda, terlihat sangat gelap dan sunyi, lalu melihat diatas tebing ada cahaya yang terang. 

Di kuil atas tebing, Heo Yoon dikepung oleh anak buah Yool Moo. Yool Moo dengan sinis mengajak tidak mempersulit  masalahnya dengan jangan biarkan Pangeran Yeongchang yang masih kecil dan lemah untuk mengambil takhta.
“Sebaliknya, bantu aku merebut takhta. hanya itu satu-satunya perubahan dalam rencanamu.” Kata Yool Moo. Diam-diam Nok Du menguping.
“Jadi, Apa kau ingin menjadi raja? Apa menurutmu apa yang kau miliki  untuk bisa menjadi raja?” kata Heo Yoon dengan pedang dilehernya. 

Nok Du merasakan ada orang yang datang dan saat akan keluar bertemu dengan pria yang tak dikenal. Raja menatap Nok Du yang tak tahu asal usulnya. Saat itu beberapa wanita berlari dihutan dengan pakaian putih. Nok Du menatap pria yang tak dikenal sambil bergumam
“Apakah dia salah satu  anak buahnya? Ah... bukan... jika dia anak buahnya, dia tidak akan berpakaian seperti itu.” Gumam Nok Du yang tak mengenal raja.
“Apa yang kau lakukan? Desa janda dilindungi oleh Raja. Pria dilarang masuk kesini. Kau harus dipukul dan diberi  pelajaran!” ucap Nok Du menghadang raja. Tapi Raja tetap ingin masuk
“Apakah kamu kesini untuk menangkap menantumu yang melarikan diri? Kalau begitu kamu harus mundur.” Kata Nok Du menghalangi raja masuk.
“Kau pasti menyembunyikan sesuatu didalam sana.” Kata Raja akhirnya prajurit datang langsung mengepungnay.
“Apa yang kau lakukan pada wanita yang lemah ini? Apa yang aku sembunyikan?” ucap Nok Du panik melihat pedang dilehernya.
Saat itu Kim Sook membuka pintu bertanya apa ada yang bisa dibantu. Nok Du seperti bisa bernafas lega. 
Raja masuk ke dalam ruangan melihat seperti semua orang sedang berdoa, seperti seorang peramal memimpin doa. Banyak lilin disekeliling ruangan, Kim Sook panik melihat ada bekas darah, Nok Du pun langsung duduk untuk menutupinya. Kim Sook bisa bernafas lega.
Raja akhirnya keluar dari desa janda, Panglima melapor  Tuan Heo Yoon singgah dirumah gisaeng sebentar tapi tidak ada yang mencurigakan. Raja hanya bisa diam saja. 

Nyonya Chun dan anak buahnya berkumpul memuji semua yang sudah berkerja keras. Ia memuji Nok Du yang sudah memberikan sedikit waktu, sehingga bisa menghindari masalah. Kim Soo mengaku Saat mereka mengejar pejabat lokal itu, Nok Du sepertinya pintar berkelahi.
“tapi Aku yakin jika dia juga pintar.” Kata Kim Sook memuji, Nok Du berusaha bersikap rendah hati.
“Kupikir aku bisa memberimu misi mulai saat ini.” Kata Nyonya Chun. Nok Du berjanji akan melakukan yang terbaik.
“Ngomong-ngomong, siapa dia?” tanya Nok Du, tapi Nyonya Chun tak menjawab hanya melihat Raja akhirnya pergi meninggalkan desa janda. 


Yool Moo dan Tuan Heo pindah disebuah ruangan, Tuan Heo ingin tahu alasan Yool Moo membawanya kesini. Yool Moo pikir Tuan Heo Menteri Penasihat Khusus, tidak bisa melakukan apapun. Padahal Ia berpikir Tuan Heo memiliki kepercayaan Raja. tapi ternyata mencurigainya.
“Berkatmu, Pangeran Yeongchang mati. Walaupun Raja mengetahuinya, situasinya menjadi lebih buruk, kami sudah kehilangan tujuan kami.” Kata Tuan Heo.
“Apa maksudmu? Apakah kamu tidak mendengar perkataanku? kau harus membuatku menjadi Raja.” Kata Yool Moo
“Kenapa kau ingin merebut takhta?” tanya Tuan Heo. Yool Moo mengaku  selalu berharap jika rakyat miskin bisa makan dengan cukup. dan menjalani hidup dengan baik.
“Tapi Apakah kamu ingin aku mengatakan hal seperti itu?” ejek Yool Moo yang egois.
“Kau harus perduli dengan rakyatmu!” tegas Tuan Heo. Yool Moo menegaskan kalau akan menjadi Raja yang tidak terkalahkan
“Dan kau akan melayaniku... Apakah kau akan memberitahu Raja? Apakah kau akan memberitahunya jika kau pernah berpikir untuk mengkhianatinya? Atau kau akan memberitahunya jika putranya, yang seharusnya mati 20 tahun yang lalu, masih hidup?” ucap Yool Moo mengejek.
“Apakah kau akan mengaku sambil menangis? Biar kau jawab pertanyaanmu mengenai alasanku membawamu kesini.” Kata Yool Moo lalu menyuruh seseorang masuk ke dalam.
Tuan Heo berdiri dan kaget melihat Nam Tae yang datang. Nam Tae menatap Tuan Heo seperti tak takut 



Flash Back
“Saat aku mengawasimu, aku mendapatkan keuntungan yang tidak terduga.” Ucap Yool Moo
Deul Re berlari ke hutan setelah mengetahui kalau Nok Du adalah pria, saat itu seorang pria menghadangnya pedang dan akhirnya membunuhnya. Saat itu Nam Tae kabur dari kejaran, Si pria pun datang menolongnya.
“Saat aku mendengar jika Pasukan Muweol di kirim ke sebuah pulau, aku penasaran ada apa disana. Aku menemukan beberapa orang yang sedang bersembunyi dalam waktu yang lama.”
“Saat itulah aku tahu bahwa cerita yang dikatakan Ayahku padaku memang benar.” Ucap Yool Moo mengingat saat berbicara dengan ayahnya. 

Tuan Heo hanya bisa diam saja. Yool Moo bertanya apakah Tuan Heo tidak penasaran, dan bertanya menurut Tuan Heo  kenapa Raja ingin membunuh putranya sendiri dan Jung Yoon Jeo. Nam Tae menatap dingin pada Tuan Heo.
“Kau mungkin masih hidup karena tidak pernah penasaran  dengan hal itu.” Ucap Yool Moo. Tuan Heo bertanya Apakah kau... yang langsung disela Nam Tae.
“Seandainya aku menjadi putra Raja, Aku tidak akan dirugikan... dengan menjalani hidupku sambil bersembunyi seumur hidupku.” Ucap Nam Tae.
“Kau pasti putra Yun Jeo.” Kata Tuan Heo. Nam Tae menegaskan  akan memastikan jika Yool Mo akan menjadi Raja.
“Dia satu-satunya orang yang   bisa mengembalikan semua yang telah hilang dariku.”tegas Nam Tae.
“Baiklah kalau begitu. Bagaimana menurutmu? Biasanya, berbagi rahasia penting seperti itu akan menyatukan semua orang yang terlibat.” Ucap Yool Moo. Tuan Heo menatap dua orang yang ada didepanya, terlihat kebingungan. 


Di kamar, Dong Joo gelisah dan mengingat saat dengan Yool Moo.
Flash Back
Yool Moo masuk ke dalam kamar Dong Joo saat lampu sudah mati. Dong Joo memperingatkan Yool Moo kalau tidak bisa masuk kesini.  Yool Moo mengaku tak masalah karena diperbolehkan masuk kesini. Dong Joo terlihat bingung.
“Aku bisa kemanapun semauku dan membunuh siapapun yang kumau. Aku diperbolehkan untuk  melakukannya.” Tegas Yool Moo. Dong Joo tak mengerti bertanya apa maksudnya.
“Aku akhirnya menemukan siapa orang yang kau sukai.” Kata Yool Moo. Dong Joo mengeluh Yool Moo membicarakan  hal itu lagi
“Sudah kubilang bahwa itu bukan...” kat Dong Joo dan langsung disela oleh Yool Moo
“Jika itu benar, apakah tidak masalah jika aku membunuhnya?” kata Yool Moo mengancamnya. 

Saat itu Nok Du masuk kamar, Dong Joo langsung berpura-pura tidur sambil memiringkan badanya. Nok Du berbaring dengan wajah kesal mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Nok Du akan pulang dan akan masuk ke kamar tapi mendengar suara Dong Joo. Akhirnya ia menguping dari luar. Dong Joo mengaku akan segera pergi dan hanya memanfaatkan Nok Du saja.
“Aku selalu merasa bersalah pada Nyonya Chun karena melibatkannya. tapi berkat dia, beban yang kumiliki sudah hilang.” Akui Dong Joo
“Apa kau memanfaatkannya?” kata Yool Moo tak percaya, Dong Joo membenarkan.
“Sama sepertimu yang bersikap kasar setelah tahu tentang diriku, Aku menemukan kelemahannya dan menggunakannya untuk melawannya. jadi, jangan memikirkan hal konyol seperti itu. atau membuat komentar kejam seperti itu.” Tegas Dong Joo.
Di depan rumah, Nok Du tak percaya dengan pengakuan Dong Joo. Di dalam rumah, Yool Moo mengerti jadi meminta Dong Joo agar meninggalkan tempat ini dan datanglah padanya Maka ia akan... Dong Joo langsung menolaknya. Dan tidak mau mendengarnya.
“Silahkan pergi sekarang juga.” Kata Dong Joo. 



Nok Du gelisah mengingat ucapan Dong Joo dan Yool Moo. Saat itu keduanya saling menatap sambil berbaring. Nok Du pun bertanya ada apa dengan tatapan Dong Joo. Dong Joo akhirnya duduk dan bertanya yang membuatnya penasaran.
“Kenapa kau menuduh pria tidak bersalah sebagai orang cabul? Dimana dan kenapa kamu melakukannya? Kenapa kau datang kesini?” tanya Dong Joo penasaran.
“Aku tidak mau membicarakannya.” Kata Nok Du. Dong Joo tak percaya mendengarnya.
“Kau bilang akan memberitahu semuanya padaku.” Kata Dong Joo. Nok Du pikir Dong Joo  kamu tidak tertarik.
“Kau bilang jangan bertanya apapun dan pikirkan urusanmu sendiri. selain itu, kau akan pergi...” kata Nok Du meluapkan emosi lalu teringat yang dikatakan Dong Joo “Aku akan segera pergi. Aku hanya memanfaatkannya.”
“Apa yang ingin kau katakan?” tanya Dong Joo. Nok Du tak ingin membahasnya.
“Selesaikan perkataanmu. Berhenti bersikap rahasia dan jawab pertanyaanku. Kenapa hanya aku satu-satunya yang mengatakan semuanya padamu?” ucap Dong Joo marah.
“Bagaimana denganmu? Apa kisahmu? Kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang diriku?” balas Nok Du akhirnya bangun dari tidurnya.
“Kita bicara tentangmu karena kau bertingkah aneh.” Balas Dong Joo. Nok Du pikir apa hubungannya dengan Dong Joo. keduanya sama-sama memanas akhirnya Aeng Du yang terbangun.
“Ya ampun, sudah cukup.” Teriak Aeng Du kesal karena tidurnya terganggu. 
Pagi hari
Aeng Du makan dengan lahap sementara Nok Du dan Dong Joo makan dengan dia. Aeng Du mengeluh keduanya seperti anak kecil. Keduanya hanya bisa tertunduk.

“Jika kalian ingin membicarakan tentang sesuatu, kalian harus membicarakannya dengan  tenang seperti orang dewasa. Hari baru saja dimulai, tapi kamu sudah merusak suasana hatiku.” Keluh Aeng Du. Dong Joo memilih untuk berdiri.
“Apa? Hei, Aeng Du... bisakah kamu bertanya padanya kemana dia pergi tanpa mencuci piring?” kata Nok Du
“Dia ingin tahu kau mau kemana.” Kata Aeng Du , Dong Joo menjawab  ingin pergi mencari uang.
“Katakan padanya bahwa tugasnya mencuci piring.” Kata Dong Joo. Aeng Du pun menyampaikan Dong Joo bilang itu tanggung jawab Nok Du.
“Jangan pergi. Apakah kau tahu orang seperti apa dia?” kata Nok Du menahan Dong Joo agar tak pergi dengan Yool Moo.
“Aku tinggal bersamamu, tapi aku bahkan tidak mengenalmu. jadi, bagaimana bisa aku tahu tentang dia?” kata Dong Joo.
“Bagaimanapun, jangan pergi... jangan pergi.” tegas Nok Du, Dong Joo langsung bertanya siapa Nok Du yang berani mengaturnya.
“Aku? aku adalah... Ibumu, aku Ibumu.”tegas Nok Du. Dong Joo mengeluh mendengarnya.
“Ya ampun, katakan padanya bahwa dia pasti sangat bangga dengan dirinya.” Kata Dong Joo.
“Kalian berdua membuatku gila. Kalian bahkan tidak membiarkanku makan dengan tenang.” Keluh Aeng Du kesal
“Tapi kau menghabiskan makananmu.” Komentar Nok Du melihat mangkk Aeng Du yang habis.
“Kalian sangat kekanak-kanakan. Aku tidak tahan dengan sikap kekanak-kanakan kalian.” Keluh Aeng Du dan akan pergi. 
Nok Du bertanya kemana Aeng Du akan pergi.  Aeng Du mengaku ingin pergi menemui Tuan Yool Mo. Nok Du mengeluh Aeng Du yang pergi kesana.  Aeng Du mengaku ingin pergi makan siang  sekarang setelah menghabiskan sarapannya. Dong Joo akhirnya ikut keluar kamar. Nok Du menumpat kesal. 


Keduanya masuk ke dapur, lalu bertanya-tanya Dimana Tuan Yool Moo karena dapur yang kosong. Dong Joo pikir Yool Moo pasti tidak datang karena sering mendatangi banyak rumah gisaeng.
“Ini bagus. aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk mencuci piring.” Kata Dong Joo mengambil baskom
“Bagaimana dengan makan siang? Bagaimana dengan makan siangku? dia berjanji akan memasak pancake  bunga untukku. Bahkan dia juga bilang akan membawaku piknik. Dia bilang kalau pancake bunga terasa lebih enak.. jika kita memakannya pada  saat piknik. Dia sudah berjanji padaku.” Keluh Aeng Du sedih.
“Ya ampun, aku akan membuatnya  untukmu.” Kata Dong Jo. Aeng Du tak langsung sumringah mendengarnya dan bertanya apakah Dong Joo bisa  membuatnya dengan bai

Di istana, Mentri mengaku  tidak percaya diri dan bagaimana akan menghadapi Raja. Tuan Heo agar bersikap normal saja. Mentri yakin Raja pasti semakin curiga sekarang dan apa yang harus mereka lakukan
“Kita akan memindahkan markas Pasukan Muweol. beritahu semuanya untuk berhenti pergi ke Rumah Yeonhwa, dan beritahu jika mereka juga harus berhati-hati agar tidak ketahuan.”ucap Heo Yoon.
“Bagaimana jika kita terima saja tawaran Pangeran Agung Neungyang....” tanya mentri dan Tuan Heo langsung menatap tajam.
“Semuanya berpikir jika itu alternatif yang bagus. Pangeran Yeongchang sudah mati jadi kita harus mencari sebuah solusi.” Jelas Mentri.
“Aku akan mencari solusi lain. Dia tidak boleh menjadi  raja berikutnya.” Tegas Tuan Heo. 


Nyonya Chun membaca surat lalu memberitahu Besok, Pasukan Muweol harus meninggalkan desa. Semua kaget mendengarnya,  Nyonya Chun meminta agar mereka pastikan tidak meninggalkan jejak apapun dengan bentuk grup 3 sampai 4 orang dan tinggalkan desa setelah matahari terbenam.
“Mari kita semua bertemu  di Aseowon, Hanyang.” Jelas Nyonya Chun menyusun rencana.
“Siapa yang memberi perintah? Apakah itu perintah Tuan Heo?” tanya Kim Sook.
“Iya, aku menerima surat darinya.” Kata Nyonya Chun. Yeon Boon heran tapi, apakah Nyonya Chun sudah lupa dengan yang terjadi kemarin.
“Apakah dia masih punya kekuatan yang tersisa didalam dirinya?” tanya Yeon Boon heran.
“Kenapa kita harus selalu mengubah orang yang kita layani?” tanya Jung Sook. Nok Du mendengar dengan seksama.

“Tuan Yool Moo, maksudku... Pangeran Agung Neungyang sudah merencanakan semuanya selama ini. Sekarang dia punya kekuatan, jadi kita tidak punya pilihan lain. jika kita menolak, semuanya bisa berada dalam bahaya.” Jelas Nyonya Chun.
“Akan tetapi, dia juga orang yang bisa memenuhi impian kita. Menteri akan segera mencapai kesepakatan dengannya, jadi kita tidak bisa mengkhianati siapapun. Kita hanya perlu mempercayai mereka berdua dan mengikuti perintahnya.” Kata Nyonya Chun.
“Tidak ada satupun dari mereka yang berbeda.” Keluh Yeon Boon kesal.
“Aku akan menemui Pangeran Agung Neungyang besok... dan memutuskan situasinya. Kupikir juga bagus jika kita memindahkan markas kita.” Kata Nyonya Chun.
“Aku akan mengawalmu ke Hanyang.” Kata Kim Sook. Nyonya Chun menyuruh Kim Soo agar tinggal disini dan membantu yang lain pergi.
“Sementara itu, Nyonya Kim bisa ikut denganku.” Ucap Nyonya Chun. Nok Du menganguk mengerti. 


Tuan Yeon tertidur pulas dibalokon. Nok Du bertemu dengan Tuan Hwang di pinggir kolam. Tuan Hwang bertanya apakah Nok Du yang benar-benar mau pergi dan pikir mereka membicarakan tentang  menteri dan sepupu Raja jadi lebih baik berhenti saja disini.
“Mari kita kembali ke Ayahmu dan...” kata Tuan Hwang yang langsung disela oleh Nok Du. Nok Du bertanya melakukan apa yang dimaksud.
“Apakah kita akan bersembunyi di gunung kali ini? Sekelompok pejabat tinggi sedang berkumpul untuk memulai dunia baru di belakang Raja.” Ucap Nok Du.
“Apakah kau tahu artinya?” tanya Tuan Hwang. Nok Du menjawab Konspirasi. Tuan Hwang kaget Nok Du mengetahuinya...
“Apa kau sudah tahu dan tetap mau pergi? Apa rencanamu?” tanya Tuan Hwang panik
“Mereka sudah melakukannya, itu artinya Ayahku tidak bersalah atas pengkhianatan. Aku hampir tidak bisa menemukan kelemahan  mereka dengan berpakaian seperti wanita.” Ungkap Nok Du
“Aku harus menggunakannya untuk keuntunganku. jika segalanya tidak berjalan lancar, aku akan melaporkan para pengkhianat itu kepada biro kepolisian.”tegas Nok Du. Tuan Hwang mengeluh mendengarnya.
“Aku tidak perduli jika harus membunuh mereka atau tidak. Aku akan mengakhiri semua ini. maka kita tidak perlu lagi bersembunyi. Ayahku, kakakku, dan... aku akan segera pergi.” ucap Nok Du
“baiklah... kami akan terus tinggal bersamamu. kita akan berhenti bersembunyi. Mari kita melakukannya.” Kata Tuan Hwang memeluknya.
“Oke, mari kita melakukannya...Aku akan tinggal denganmu  dan Aeng Du.” Kata Nok Du gugup. 



Nok Du pergi ke dapur lalu teringat saat Yool Moo mengancam Tuan Heo di di kuil, saat membuka pintu dapur, saat itu asap mengepul dan banyak, Dong Joo dan Aeng Du langsung bergegas keluar dan akhirnya terjatuh. Akhirnya Nok Du melihat ada banyak minyak yang menyiprat diatas pengorengan.
“Kau bukan main... kau seharusnya menggunakan air untuk tepung beras ketan. Aku tidak percaya kamu memasukkan kue beras yang sudah direndam., kedalam panci penuh minyak.” Keluh Nok Du.
“Kupikir itu sama,Menggoreng sesuatu di minyak  hampir sama.” Kata Dong Joo hanya berani berdiri didepan pintu.
“Aku lapar... Apakah kau bisa memasak untukku?” kata Aeng Du. Nok Du menolak karena sedang sibuk.
“Tuan Yool Moo pasti akan  membuatkannya untukku” kata Aeng Du. Nok Du melirik sinis. 
Nok Du memasak kue diatas pengorengan, Aeng Du pikir sudah cukup lalu mengajak segera pergi. Nok Du dan Dong Joo bertanya  pergi kemana. Aeng Du mengingatkan kalau Nok Du bilang akan membuat  pancake bunga. dan pergi piknik bersamanya.
“Kapan aku berjanji seperti itu? Sudah kubilang kalau aku sibuk.” Kata Nok Du sinis.
“Tuan Yool Moo pasti akan...” ucap Aeng Du, Nok Du langsung mengajak pergi. Dong Joo yang melihatnya hanya bisa melonggo karena Aeng Du bisa membuat Nok Du berubah pikiran. 


Seorang pegawai datang  ke dalam ruangan membawa makanan. Tuan Jung duduk dengan diam dan akhirnya Tuan Heo masuk. Tuan Jungbertanya apakah Tuan Heo melindunginya atau akan terus mengurungnya didalam kamar ini.
“Aku akan mengurungmu disini supaya aku bisa melindungimu.” Kata Tuan Heo.
“Aku tidak boleh membuang-buang waktu. Aku harus menemukan putraku.”ucap Tuan Hwang.  
“Aku akan meminta anak buahku melakukan yang terbaik untuk menemukan anak pertamamu. Jika kita tidak bisa menemukan mayatnya,  itu artinya dia bersembunyi disuatu tempat.” Tegas Tuan Heo.
“Harap pastikan kalau kau akan menemukannya untukku. Mengenai putra Raja jika aku menemukannya, maka kami akan pergi ke Ming. jika kamu ingin kami pergi ketempat yang lebih jauh, kami akan melakukannya. Kami akan pergi kemanapun yang kau katakan pada kami.” Ucap Tuan Hwang.
“Kau bilang dia tumbuh menjadi pria yang cerdas dan baik, kan? Mungkin dia bisa menjadi  alternatifku.” Kata Tuan Heo. Tuan Hwang binggung mendengarnya.
“Tidak, bukan apa-apa... Aku akan menemukannya. Aku hanya ingin kamu tinggal disini dengan tenang, tidak ada yang akan terluka,  jadi jangan khawatir.” Kata Tuan Heo. 




 Nok Du mengendong Aeng Do menyebrangi batu, Dong Joo menatap Nok Du dengan pakaian pria sambil mengeluh tiba-tiba memakai pakaian pria. Nok Du pikir kenapa tak boleh karena mereka akan melewati lembah yang jauh dari rumah.
“Ini hebat. Lihat seberapa tampannya aku memakainya.” Kata Nok Du bangga lalu mengulurkan tanganya.
“Tampan, apaan.” Keluh Dong Joo lalu melangkah sendiri tanpa mau memegang tangan Nok Du. 
Keduanya akhirnya pergi ke sungai diatas perahu Dong Joo pikir tak perlu lagi melakukanya karena. Nok Du bahkan tidak tahu cara memancing.  Nok Du mengeluh siapa yang bicara karena Dong Joo juga tidak bisa menangkap ikan selama satu jam.
“Kita seharusnya kembali saja. kenapa kau menyeretku kesini?” keluh Dong Joo.
“kau pikir aku ingin membawamu kesini? bukankah kau yang mulai memasak pancake bunga...” balas Nok Du
“Sudah kubilang akan membuat pancake. Aku tidak pernah bilang ingin pergi piknik.” Kata Dong Joo
“Bagaimanapun, ini semua salahmu. Seharusnya kamu tidak pergi ke dapur itu sejak awal.” Balas Nok Du
“Menurutmu kenapa aku pergi...” keluh Dong Joo. Nok Du mengeluh bajingan itu yang paling buruk.
“Jika dia membuat janji padanya,  dia harusnya menepatinya. Jika dia tidak bisa menepati janjinya,  dia seharusnya tidak bilang.” Keluh Nok Du
“ya ampun... kalian berdua pada akhirnya akan saling tertarik saat ini. kenapa kalian terus bertengkar?” keluh Aeng Du
“Ini bukan masalah besar. Itu karena dia punya banyak rahasia.  Dia bilang akan memberitahuku, tapi dia tidak pernah mengatakannya.” Kata Dong Joo marah
“Itu karena aku tidak mau berbohong padamu. jadi kenapa?” komentar Nok Du. Dong Joo terlihat bingung.
“Aku tidak bisa bilang, alasanku datang kesini... Tidak sekarang. Aku harus berbohong padamu jika memberitahu alasannya. jadi aku tidak mau melakukannya.  Apa kau puas sekarang?” tegas Nok Du. Dong Joo hanya diam saja.
“Maafkan aku karena mengganggu percakapan kalian. Kau harus memutar kapalnya.” Kata Aeng Du memegang perutnya. 


Akhirnya Aeng Du buang air besar, lalu memanggil Dong Joo agar mencari daun yang lembut. Dong Joo dengan wajah kesal mengambil daun, lalu melihat Nok Du yang terjatuh dari kapal. Ia panik langsung masuk ke sungai memanggil Nok Du dan mencoba mencarinya, tapi Nok Du keluar dari sungai menangkap ikan.
“Apakah kau melihatnya? Aku tidak butuh alat pancing itu untuk menangkap...” ucap Nok Du bangga. Dong Joo  melihat Nok Du tak bisa menutup rasa kagetnya dan juga lega.
“Hei, ada apa denganmu?” tanya Nok Du bingung melihat Dong Joo yang menangis. Dong Joo kesal karena Nok Du bisa melihatnya menangis seperti takut kehilangan.
Bersambung ke Episode 14

 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar