PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Anak buah
Raja kagetm mengetahui tentang janda. Pria yang masih bertahan hidup dari
amukan pasuksan wanita. Anak buah Raja memastikan pembunuh bayaran yang mencoba membunuh pejabat lokal adalah wanita. Si pria
membenarkan.
“Aku yakin
salah satu dari mereka memakai pakaian berkabung.” Ucap Si pria.
“Apakah
kau yakin? Bagaimana bisa seorang wanita...” kata Anak buah Raja tak percaya.
“Aku
melihatnya dengan jelas. Mereka bukan hanya pembunuh bayaran biasa. Mereka
adalah...” ucap si pria akhirnya tak bisa bertahan hidup. Anak buah raja
mencoba membangunkanya, tapi si pria tak bergeming. Raja yang menatapnya pun
hanya bisa diam.
Keduanya
keluar, Raja bertanya pada panglima dimana Heo Yoon. Panglima mendengar jika
dia sering mengunjungi rumah gisaeng. Raja kaget Heo Yoon sering pergi ke rumah gisaeng. Panglima memberitahu Namanya Rumah Yeonhwa yang ada di Lembah Mudam.
“Baikkah,
Kau urus mayatnya.” Perintah Raja. Panglima menganguk mengerti.
“Oh
Yah... bukankah disana ada desa untuk para janda, bukan?” kata Raja. Si
panglima terlihat bingung.
“Jika
dipikir-pikir, desa janda berada disebelah rumah gisaeng.” Kata Panglima.
Akhirnya
Panglima masuk ke rumah gisaeng, seorang pria menyapa lebih dulu. Tapi Panglima
sudah mencengkram bajunya memperingatkan
tidak datang kesini sebagai tamu tapi ingin melakukan pencarian ditempat
ini dengan tenang, jadi bekerjasamalah.
Si Pria
menganguk mengerti dan saat itu Nyonya Chun melihat dari balkon lalu bergegas
masuk. Raja mulai masuk ke desa janda,
terlihat sangat gelap dan sunyi, lalu melihat diatas tebing ada cahaya yang
terang.
Di kuil
atas tebing, Heo Yoon dikepung oleh anak buah Yool Moo. Yool Moo dengan sinis
mengajak tidak mempersulit masalahnya
dengan jangan biarkan Pangeran Yeongchang yang masih kecil dan lemah untuk mengambil
takhta.
“Sebaliknya,
bantu aku merebut takhta. hanya itu satu-satunya perubahan dalam rencanamu.”
Kata Yool Moo. Diam-diam Nok Du menguping.
“Jadi, Apa
kau ingin menjadi raja? Apa menurutmu apa yang kau miliki untuk bisa menjadi raja?” kata Heo Yoon
dengan pedang dilehernya.
Nok Du
merasakan ada orang yang datang dan saat akan keluar bertemu dengan pria yang
tak dikenal. Raja menatap Nok Du yang tak tahu asal usulnya. Saat itu beberapa
wanita berlari dihutan dengan pakaian putih. Nok Du menatap pria yang tak
dikenal sambil bergumam
“Apakah
dia salah satu anak buahnya? Ah...
bukan... jika dia anak buahnya, dia tidak akan berpakaian seperti itu.” Gumam
Nok Du yang tak mengenal raja.
“Apa yang
kau lakukan? Desa janda dilindungi oleh Raja. Pria dilarang masuk kesini. Kau
harus dipukul dan diberi pelajaran!”
ucap Nok Du menghadang raja. Tapi Raja tetap ingin masuk
“Apakah
kamu kesini untuk menangkap menantumu yang melarikan diri? Kalau begitu kamu
harus mundur.” Kata Nok Du menghalangi raja masuk.
“Kau
pasti menyembunyikan sesuatu didalam sana.” Kata Raja akhirnya prajurit datang
langsung mengepungnay.
“Apa yang
kau lakukan pada wanita yang lemah ini? Apa yang aku sembunyikan?” ucap Nok Du
panik melihat pedang dilehernya.
Saat itu
Kim Sook membuka pintu bertanya apa ada yang bisa dibantu. Nok Du seperti bisa
bernafas lega.
Raja
masuk ke dalam ruangan melihat seperti semua orang sedang berdoa, seperti
seorang peramal memimpin doa. Banyak lilin disekeliling ruangan, Kim Sook panik
melihat ada bekas darah, Nok Du pun langsung duduk untuk menutupinya. Kim Sook
bisa bernafas lega.
Raja
akhirnya keluar dari desa janda, Panglima melapor Tuan Heo Yoon singgah dirumah gisaeng
sebentar tapi tidak ada yang mencurigakan. Raja hanya bisa diam saja.
Nyonya
Chun dan anak buahnya berkumpul memuji semua yang sudah berkerja keras. Ia
memuji Nok Du yang sudah memberikan sedikit waktu, sehingga bisa menghindari
masalah. Kim Soo mengaku Saat mereka mengejar pejabat lokal itu, Nok Du sepertinya
pintar berkelahi.
“tapi Aku
yakin jika dia juga pintar.” Kata Kim Sook memuji, Nok Du berusaha bersikap
rendah hati.
“Kupikir
aku bisa memberimu misi mulai saat ini.” Kata Nyonya Chun. Nok Du berjanji akan
melakukan yang terbaik.
“Ngomong-ngomong,
siapa dia?” tanya Nok Du, tapi Nyonya Chun tak menjawab hanya melihat Raja
akhirnya pergi meninggalkan desa janda.
Yool Moo
dan Tuan Heo pindah disebuah ruangan, Tuan Heo ingin tahu alasan Yool Moo
membawanya kesini. Yool Moo pikir Tuan Heo Menteri Penasihat Khusus, tidak bisa
melakukan apapun. Padahal Ia berpikir Tuan Heo memiliki kepercayaan Raja. tapi ternyata
mencurigainya.
“Berkatmu,
Pangeran Yeongchang mati. Walaupun Raja mengetahuinya, situasinya menjadi lebih
buruk, kami sudah kehilangan tujuan kami.” Kata Tuan Heo.
“Apa
maksudmu? Apakah kamu tidak mendengar perkataanku? kau harus membuatku menjadi
Raja.” Kata Yool Moo
“Kenapa
kau ingin merebut takhta?” tanya Tuan Heo. Yool Moo mengaku selalu berharap jika rakyat miskin bisa makan
dengan cukup. dan menjalani hidup dengan baik.
“Tapi
Apakah kamu ingin aku mengatakan hal seperti itu?” ejek Yool Moo yang egois.
“Kau
harus perduli dengan rakyatmu!” tegas Tuan Heo. Yool Moo menegaskan kalau akan
menjadi Raja yang tidak terkalahkan
“Dan kau
akan melayaniku... Apakah kau akan memberitahu Raja? Apakah kau akan
memberitahunya jika kau pernah berpikir untuk mengkhianatinya? Atau kau akan
memberitahunya jika putranya, yang seharusnya mati 20 tahun yang lalu, masih
hidup?” ucap Yool Moo mengejek.
“Apakah
kau akan mengaku sambil menangis? Biar kau jawab pertanyaanmu mengenai alasanku
membawamu kesini.” Kata Yool Moo lalu menyuruh seseorang masuk ke dalam.
Tuan Heo
berdiri dan kaget melihat Nam Tae yang datang. Nam Tae menatap Tuan Heo seperti
tak takut
Flash Back
“Saat aku
mengawasimu, aku mendapatkan keuntungan yang tidak terduga.” Ucap Yool Moo
Deul Re
berlari ke hutan setelah mengetahui kalau Nok Du adalah pria, saat itu seorang
pria menghadangnya pedang dan akhirnya membunuhnya. Saat itu Nam Tae kabur dari
kejaran, Si pria pun datang menolongnya.
“Saat aku mendengar jika Pasukan Muweol
di kirim ke sebuah pulau, aku penasaran ada apa disana. Aku menemukan beberapa
orang yang sedang bersembunyi dalam waktu yang lama.”
“Saat
itulah aku tahu bahwa cerita yang dikatakan Ayahku padaku memang benar.” Ucap
Yool Moo mengingat saat berbicara dengan ayahnya.
Tuan Heo
hanya bisa diam saja. Yool Moo bertanya apakah Tuan Heo tidak penasaran, dan
bertanya menurut Tuan Heo kenapa Raja
ingin membunuh putranya sendiri dan Jung Yoon Jeo. Nam Tae menatap dingin pada
Tuan Heo.
“Kau
mungkin masih hidup karena tidak pernah penasaran dengan hal itu.” Ucap Yool Moo. Tuan Heo
bertanya Apakah kau... yang langsung disela Nam Tae.
“Seandainya
aku menjadi putra Raja, Aku tidak akan dirugikan... dengan menjalani hidupku
sambil bersembunyi seumur hidupku.” Ucap Nam Tae.
“Kau
pasti putra Yun Jeo.” Kata Tuan Heo. Nam Tae menegaskan akan memastikan jika Yool Mo akan menjadi
Raja.
“Dia
satu-satunya orang yang bisa mengembalikan semua yang telah hilang
dariku.”tegas Nam Tae.
“Baiklah
kalau begitu. Bagaimana menurutmu? Biasanya, berbagi rahasia penting seperti
itu akan menyatukan semua orang yang terlibat.” Ucap Yool Moo. Tuan Heo menatap
dua orang yang ada didepanya, terlihat kebingungan.
Di kamar,
Dong Joo gelisah dan mengingat saat dengan Yool Moo.
Flash Back
Yool Moo
masuk ke dalam kamar Dong Joo saat lampu sudah mati. Dong Joo memperingatkan
Yool Moo kalau tidak bisa masuk kesini. Yool Moo mengaku tak masalah karena diperbolehkan
masuk kesini. Dong Joo terlihat bingung.
“Aku bisa
kemanapun semauku dan membunuh siapapun yang kumau. Aku diperbolehkan
untuk melakukannya.” Tegas Yool Moo.
Dong Joo tak mengerti bertanya apa maksudnya.
“Aku
akhirnya menemukan siapa orang yang kau sukai.” Kata Yool Moo. Dong Joo
mengeluh Yool Moo membicarakan hal itu
lagi
“Sudah
kubilang bahwa itu bukan...” kat Dong Joo dan langsung disela oleh Yool Moo
“Jika itu
benar, apakah tidak masalah jika aku membunuhnya?” kata Yool Moo mengancamnya.
Saat itu
Nok Du masuk kamar, Dong Joo langsung berpura-pura tidur sambil memiringkan
badanya. Nok Du berbaring dengan wajah kesal mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Nok Du
akan pulang dan akan masuk ke kamar tapi mendengar suara Dong Joo. Akhirnya ia
menguping dari luar. Dong Joo mengaku akan segera pergi dan hanya memanfaatkan
Nok Du saja.
“Aku
selalu merasa bersalah pada Nyonya Chun karena melibatkannya. tapi berkat dia,
beban yang kumiliki sudah hilang.” Akui Dong Joo
“Apa kau
memanfaatkannya?” kata Yool Moo tak percaya, Dong Joo membenarkan.
“Sama sepertimu
yang bersikap kasar setelah tahu tentang diriku, Aku menemukan kelemahannya dan
menggunakannya untuk melawannya. jadi, jangan memikirkan hal konyol seperti itu.
atau membuat komentar kejam seperti itu.” Tegas Dong Joo.
Di depan
rumah, Nok Du tak percaya dengan pengakuan Dong Joo. Di dalam rumah, Yool Moo mengerti
jadi meminta Dong Joo agar meninggalkan tempat ini dan datanglah padanya Maka
ia akan... Dong Joo langsung menolaknya. Dan tidak mau mendengarnya.
“Silahkan
pergi sekarang juga.” Kata Dong Joo.
Nok Du
gelisah mengingat ucapan Dong Joo dan Yool Moo. Saat itu keduanya saling
menatap sambil berbaring. Nok Du pun bertanya ada apa dengan tatapan Dong Joo.
Dong Joo akhirnya duduk dan bertanya yang membuatnya penasaran.
“Kenapa
kau menuduh pria tidak bersalah sebagai orang cabul? Dimana dan kenapa kamu
melakukannya? Kenapa kau datang kesini?” tanya Dong Joo penasaran.
“Aku
tidak mau membicarakannya.” Kata Nok Du. Dong Joo tak percaya mendengarnya.
“Kau
bilang akan memberitahu semuanya padaku.” Kata Dong Joo. Nok Du pikir Dong
Joo kamu tidak tertarik.
“Kau
bilang jangan bertanya apapun dan pikirkan urusanmu sendiri. selain itu, kau
akan pergi...” kata Nok Du meluapkan emosi lalu teringat yang dikatakan Dong
Joo “Aku akan segera pergi. Aku hanya memanfaatkannya.”
“Apa yang
ingin kau katakan?” tanya Dong Joo. Nok Du tak ingin membahasnya.
“Selesaikan
perkataanmu. Berhenti bersikap rahasia dan jawab pertanyaanku. Kenapa hanya aku
satu-satunya yang mengatakan semuanya padamu?” ucap Dong Joo marah.
“Bagaimana
denganmu? Apa kisahmu? Kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang diriku?” balas Nok
Du akhirnya bangun dari tidurnya.
“Kita
bicara tentangmu karena kau bertingkah aneh.” Balas Dong Joo. Nok Du pikir apa
hubungannya dengan Dong Joo. keduanya sama-sama memanas akhirnya Aeng Du yang
terbangun.
“Ya
ampun, sudah cukup.” Teriak Aeng Du kesal karena tidurnya terganggu.
Pagi hari
Aeng Du
makan dengan lahap sementara Nok Du dan Dong Joo makan dengan dia. Aeng Du
mengeluh keduanya seperti anak kecil. Keduanya hanya bisa tertunduk.
“Jika
kalian ingin membicarakan tentang sesuatu, kalian harus membicarakannya
dengan tenang seperti orang dewasa. Hari
baru saja dimulai, tapi kamu sudah merusak suasana hatiku.” Keluh Aeng Du. Dong
Joo memilih untuk berdiri.
“Apa?
Hei, Aeng Du... bisakah kamu bertanya padanya kemana dia pergi tanpa mencuci
piring?” kata Nok Du
“Dia
ingin tahu kau mau kemana.” Kata Aeng Du , Dong Joo menjawab ingin pergi mencari uang.
“Katakan
padanya bahwa tugasnya mencuci piring.” Kata Dong Joo. Aeng Du pun menyampaikan
Dong Joo bilang itu tanggung jawab Nok Du.
“Jangan
pergi. Apakah kau tahu orang seperti apa dia?” kata Nok Du menahan Dong Joo agar
tak pergi dengan Yool Moo.
“Aku
tinggal bersamamu, tapi aku bahkan tidak mengenalmu. jadi, bagaimana bisa aku tahu
tentang dia?” kata Dong Joo.
“Bagaimanapun,
jangan pergi... jangan pergi.” tegas Nok Du, Dong Joo langsung bertanya siapa
Nok Du yang berani mengaturnya.
“Aku? aku
adalah... Ibumu, aku Ibumu.”tegas Nok Du. Dong Joo mengeluh mendengarnya.
“Ya ampun,
katakan padanya bahwa dia pasti sangat bangga dengan dirinya.” Kata Dong Joo.
“Kalian
berdua membuatku gila. Kalian bahkan tidak membiarkanku makan dengan tenang.”
Keluh Aeng Du kesal
“Tapi kau
menghabiskan makananmu.” Komentar Nok Du melihat mangkk Aeng Du yang habis.
“Kalian
sangat kekanak-kanakan. Aku tidak tahan dengan sikap kekanak-kanakan kalian.”
Keluh Aeng Du dan akan pergi.
Nok Du
bertanya kemana Aeng Du akan pergi. Aeng
Du mengaku ingin pergi menemui Tuan Yool Mo. Nok Du mengeluh Aeng Du yang pergi
kesana. Aeng Du mengaku ingin pergi
makan siang sekarang setelah
menghabiskan sarapannya. Dong Joo akhirnya ikut keluar kamar. Nok Du menumpat
kesal.
Keduanya
masuk ke dapur, lalu bertanya-tanya Dimana Tuan Yool Moo karena dapur yang
kosong. Dong Joo pikir Yool Moo pasti tidak datang karena sering mendatangi
banyak rumah gisaeng.
“Ini
bagus. aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk mencuci piring.” Kata Dong Joo
mengambil baskom
“Bagaimana
dengan makan siang? Bagaimana dengan makan siangku? dia berjanji akan memasak
pancake bunga untukku. Bahkan dia juga
bilang akan membawaku piknik. Dia bilang kalau pancake bunga terasa lebih
enak.. jika kita memakannya pada saat
piknik. Dia sudah berjanji padaku.” Keluh Aeng Du sedih.
“Ya
ampun, aku akan membuatnya untukmu.”
Kata Dong Jo. Aeng Du tak langsung sumringah mendengarnya dan bertanya apakah
Dong Joo bisa membuatnya dengan bai
Di
istana, Mentri mengaku tidak percaya
diri dan bagaimana akan menghadapi Raja. Tuan Heo agar bersikap normal saja.
Mentri yakin Raja pasti semakin curiga sekarang dan apa yang harus mereka
lakukan
“Kita
akan memindahkan markas Pasukan Muweol. beritahu semuanya untuk berhenti pergi
ke Rumah Yeonhwa, dan beritahu jika mereka juga harus berhati-hati agar tidak
ketahuan.”ucap Heo Yoon.
“Bagaimana
jika kita terima saja tawaran Pangeran Agung Neungyang....” tanya mentri dan
Tuan Heo langsung menatap tajam.
“Semuanya
berpikir jika itu alternatif yang bagus. Pangeran Yeongchang sudah mati jadi
kita harus mencari sebuah solusi.” Jelas Mentri.
“Aku akan
mencari solusi lain. Dia tidak boleh menjadi
raja berikutnya.” Tegas Tuan Heo.
Nyonya
Chun membaca surat lalu memberitahu Besok, Pasukan Muweol harus meninggalkan
desa. Semua kaget mendengarnya, Nyonya
Chun meminta agar mereka pastikan tidak meninggalkan jejak apapun dengan bentuk
grup 3 sampai 4 orang dan tinggalkan desa setelah matahari terbenam.
“Mari
kita semua bertemu di Aseowon, Hanyang.”
Jelas Nyonya Chun menyusun rencana.
“Siapa
yang memberi perintah? Apakah itu perintah Tuan Heo?” tanya Kim Sook.
“Iya, aku
menerima surat darinya.” Kata Nyonya Chun. Yeon Boon heran tapi, apakah Nyonya
Chun sudah lupa dengan yang terjadi kemarin.
“Apakah
dia masih punya kekuatan yang tersisa didalam dirinya?” tanya Yeon Boon heran.
“Kenapa
kita harus selalu mengubah orang yang kita layani?” tanya Jung Sook. Nok Du
mendengar dengan seksama.
“Tuan
Yool Moo, maksudku... Pangeran Agung Neungyang sudah merencanakan semuanya
selama ini. Sekarang dia punya kekuatan, jadi kita tidak punya pilihan lain.
jika kita menolak, semuanya bisa berada dalam bahaya.” Jelas Nyonya Chun.
“Akan
tetapi, dia juga orang yang bisa memenuhi impian kita. Menteri akan segera
mencapai kesepakatan dengannya, jadi kita tidak bisa mengkhianati siapapun. Kita
hanya perlu mempercayai mereka berdua dan mengikuti perintahnya.” Kata Nyonya
Chun.
“Tidak
ada satupun dari mereka yang berbeda.” Keluh Yeon Boon kesal.
“Aku akan
menemui Pangeran Agung Neungyang besok... dan memutuskan situasinya. Kupikir
juga bagus jika kita memindahkan markas kita.” Kata Nyonya Chun.
“Aku akan
mengawalmu ke Hanyang.” Kata Kim Sook. Nyonya Chun menyuruh Kim Soo agar
tinggal disini dan membantu yang lain pergi.
“Sementara
itu, Nyonya Kim bisa ikut denganku.” Ucap Nyonya Chun. Nok Du menganguk
mengerti.
Tuan Yeon
tertidur pulas dibalokon. Nok Du bertemu dengan Tuan Hwang di pinggir kolam.
Tuan Hwang bertanya apakah Nok Du yang benar-benar mau pergi dan pikir mereka
membicarakan tentang menteri dan sepupu
Raja jadi lebih baik berhenti saja disini.
“Mari
kita kembali ke Ayahmu dan...” kata Tuan Hwang yang langsung disela oleh Nok
Du. Nok Du bertanya melakukan apa yang dimaksud.
“Apakah
kita akan bersembunyi di gunung kali ini? Sekelompok pejabat tinggi sedang berkumpul
untuk memulai dunia baru di belakang Raja.” Ucap Nok Du.
“Apakah
kau tahu artinya?” tanya Tuan Hwang. Nok Du menjawab Konspirasi. Tuan Hwang
kaget Nok Du mengetahuinya...
“Apa kau
sudah tahu dan tetap mau pergi? Apa rencanamu?” tanya Tuan Hwang panik
“Mereka
sudah melakukannya, itu artinya Ayahku tidak bersalah atas pengkhianatan. Aku
hampir tidak bisa menemukan kelemahan mereka
dengan berpakaian seperti wanita.” Ungkap Nok Du
“Aku
harus menggunakannya untuk keuntunganku. jika segalanya tidak berjalan lancar, aku
akan melaporkan para pengkhianat itu kepada biro kepolisian.”tegas Nok Du. Tuan
Hwang mengeluh mendengarnya.
“Aku
tidak perduli jika harus membunuh mereka atau tidak. Aku akan mengakhiri semua
ini. maka kita tidak perlu lagi bersembunyi. Ayahku, kakakku, dan... aku akan
segera pergi.” ucap Nok Du
“baiklah...
kami akan terus tinggal bersamamu. kita akan berhenti bersembunyi. Mari kita melakukannya.”
Kata Tuan Hwang memeluknya.
“Oke, mari
kita melakukannya...Aku akan tinggal denganmu
dan Aeng Du.” Kata Nok Du gugup.
Nok Du
pergi ke dapur lalu teringat saat Yool Moo mengancam Tuan Heo di di kuil, saat
membuka pintu dapur, saat itu asap mengepul dan banyak, Dong Joo dan Aeng Du
langsung bergegas keluar dan akhirnya terjatuh. Akhirnya Nok Du melihat ada
banyak minyak yang menyiprat diatas pengorengan.
“Kau
bukan main... kau seharusnya menggunakan air untuk tepung beras ketan. Aku
tidak percaya kamu memasukkan kue beras yang sudah direndam., kedalam panci
penuh minyak.” Keluh Nok Du.
“Kupikir
itu sama,Menggoreng sesuatu di minyak hampir
sama.” Kata Dong Joo hanya berani berdiri didepan pintu.
“Aku
lapar... Apakah kau bisa memasak untukku?” kata Aeng Du. Nok Du menolak karena
sedang sibuk.
“Tuan
Yool Moo pasti akan membuatkannya untukku”
kata Aeng Du. Nok Du melirik sinis.
Nok Du
memasak kue diatas pengorengan, Aeng Du pikir sudah cukup lalu mengajak segera
pergi. Nok Du dan Dong Joo bertanya
pergi kemana. Aeng Du mengingatkan kalau Nok Du bilang akan membuat pancake bunga. dan pergi piknik bersamanya.
“Kapan
aku berjanji seperti itu? Sudah kubilang kalau aku sibuk.” Kata Nok Du sinis.
“Tuan
Yool Moo pasti akan...” ucap Aeng Du, Nok Du langsung mengajak pergi. Dong Joo
yang melihatnya hanya bisa melonggo karena Aeng Du bisa membuat Nok Du berubah
pikiran.
Seorang
pegawai datang ke dalam ruangan membawa
makanan. Tuan Jung duduk dengan diam dan akhirnya Tuan Heo masuk. Tuan
Jungbertanya apakah Tuan Heo melindunginya atau akan terus mengurungnya didalam
kamar ini.
“Aku akan
mengurungmu disini supaya aku bisa melindungimu.” Kata Tuan Heo.
“Aku tidak
boleh membuang-buang waktu. Aku harus menemukan putraku.”ucap Tuan Hwang.
“Aku akan
meminta anak buahku melakukan yang terbaik untuk menemukan anak pertamamu. Jika
kita tidak bisa menemukan mayatnya, itu
artinya dia bersembunyi disuatu tempat.” Tegas Tuan Heo.
“Harap
pastikan kalau kau akan menemukannya untukku. Mengenai putra Raja jika aku
menemukannya, maka kami akan pergi ke Ming. jika kamu ingin kami pergi ketempat
yang lebih jauh, kami akan melakukannya. Kami akan pergi kemanapun yang kau
katakan pada kami.” Ucap Tuan Hwang.
“Kau
bilang dia tumbuh menjadi pria yang cerdas dan baik, kan? Mungkin dia bisa
menjadi alternatifku.” Kata Tuan Heo.
Tuan Hwang binggung mendengarnya.
“Tidak,
bukan apa-apa... Aku akan menemukannya. Aku hanya ingin kamu tinggal disini
dengan tenang, tidak ada yang akan terluka,
jadi jangan khawatir.” Kata Tuan Heo.
“Ini
hebat. Lihat seberapa tampannya aku memakainya.” Kata Nok Du bangga lalu
mengulurkan tanganya.
“Tampan,
apaan.” Keluh Dong Joo lalu melangkah sendiri tanpa mau memegang tangan Nok Du.
Keduanya
akhirnya pergi ke sungai diatas perahu Dong Joo pikir tak perlu lagi
melakukanya karena. Nok Du bahkan tidak tahu cara memancing. Nok Du mengeluh siapa yang bicara karena Dong
Joo juga tidak bisa menangkap ikan selama satu jam.
“Kita
seharusnya kembali saja. kenapa kau menyeretku kesini?” keluh Dong Joo.
“kau pikir
aku ingin membawamu kesini? bukankah kau yang mulai memasak pancake bunga...”
balas Nok Du
“Sudah
kubilang akan membuat pancake. Aku tidak pernah bilang ingin pergi piknik.” Kata
Dong Joo
“Bagaimanapun,
ini semua salahmu. Seharusnya kamu tidak pergi ke dapur itu sejak awal.” Balas Nok
Du
“Menurutmu
kenapa aku pergi...” keluh Dong Joo. Nok Du mengeluh bajingan itu yang paling
buruk.
“Jika dia
membuat janji padanya, dia harusnya menepatinya.
Jika dia tidak bisa menepati janjinya, dia
seharusnya tidak bilang.” Keluh Nok Du
“ya
ampun... kalian berdua pada akhirnya akan saling tertarik saat ini. kenapa
kalian terus bertengkar?” keluh Aeng Du
“Ini
bukan masalah besar. Itu karena dia punya banyak rahasia. Dia bilang akan memberitahuku, tapi dia tidak
pernah mengatakannya.” Kata Dong Joo marah
“Itu
karena aku tidak mau berbohong padamu. jadi kenapa?” komentar Nok Du. Dong Joo
terlihat bingung.
“Aku
tidak bisa bilang, alasanku datang kesini... Tidak sekarang. Aku harus
berbohong padamu jika memberitahu alasannya. jadi aku tidak mau melakukannya. Apa kau puas sekarang?” tegas Nok Du. Dong
Joo hanya diam saja.
“Maafkan
aku karena mengganggu percakapan kalian. Kau harus memutar kapalnya.” Kata Aeng
Du memegang perutnya.
Akhirnya
Aeng Du buang air besar, lalu memanggil Dong Joo agar mencari daun yang lembut.
Dong Joo dengan wajah kesal mengambil daun, lalu melihat Nok Du yang terjatuh
dari kapal. Ia panik langsung masuk ke sungai memanggil Nok Du dan mencoba
mencarinya, tapi Nok Du keluar dari sungai menangkap ikan.
“Apakah
kau melihatnya? Aku tidak butuh alat pancing itu untuk menangkap...” ucap Nok
Du bangga. Dong Joo melihat Nok Du tak
bisa menutup rasa kagetnya dan juga lega.
“Hei, ada
apa denganmu?” tanya Nok Du bingung melihat Dong Joo yang menangis. Dong Joo
kesal karena Nok Du bisa melihatnya menangis seperti takut kehilangan.
Bersambung
ke Episode 14
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar