PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Kim Sook
bingung tiba-tiba dikepung, penjaga bertanya Siapa wanita itu. Kim Sook terdiam
sampai akhirnya tiba-tiba Nok Du keluar dengan baju wanitanya, lalu berpura-pura
kaget melihat Kim Sook dan menghampirinya.
“Apa yang
sedang kau lakukan di sini? Kau sedang mencoba menyabotase rencanaku, kan?”
ucap Nok Du dingin. Kim Sook tak mengert maksudnya.
“Aku
kemari karena mendengar kau tertangkap.” Kata Kim Sook. Nok Du mengaku Itu
semua bagian dari rencananya.
“Aku
perlu masuk ke dalam rumah dulu untuk melakukannya. Ditambah lagi, Apa kau
berencana menggunakan pedangmu tanpa penyamaran?” ucap Nok Du sinis.
Saat itu
Anak Buah Tuan Park yang sebelumnya pingsan tersadar bertanya pada Nok Du siapa
dia. Nok Du berpura-pura sebagai menantu Tuan Park langsung menamparnya. Kim
Sook bingung dan semua orang kaget.
“Siapa
yang bilang kau boleh menginterupsi pembicaraan kami?” ucap Nok Du marah.
“Siapa
kau?” tanya penjaga lain. Nok Du menamparnya lagi agar memanggil namanya dengan
benar.
“Dia ini
temanku... Jadi Menyingkir sana!” ucap Nok Du lalu memberi kode agar Kim Sook
pergi lebih dulu.
Saat itu
penjaga ingin membuka tandu, Nok Du langsung melarangnya berteriak agar
berhenti.
Tuan Park
keluar rumah berteriak marah karena ada keributan di luar rumahnya. Sementara
Nyonya Kim berjalan dibelakang Yool Moo telihat ketakutan.
Flash Back
Yool Moo
melihat Nyonya Kim bertanya siapa yang masuk ke dalam rumah kosong. Nyonya Kim
meminta maaf dengan terbata-bata memberitahu Menantu yang tinggal di sana...
Yool Moo memastikan kalau yang dimaksud adalah Nona Kim.Nyonya Kim membenarkan.
“Aku
temannya.. Dia dalam bahaya sekarang.” Ucap Nyonya Kim panik akhirnya Yool Moo
mengajak Nyonya Kim pergi.
“Aku
sudah di sini, jadi jangan khawatir.” Ucap Yool Moo menunjuk tempat yang sudah
ada banyak penjagaa.
“Terima
kasih sudah membantu kami. Tapi, kantor pemerintahan ini sudah berkonspirasi
dengan mertuanya sejak lama. Jadi Tidak ada gunanya.” Kata Nyonya Kim.
Tuan Park
akhirnya datang memarahi Nyonya Kim yang
seharusnya masuk ke dalam tapi malah nekat sekali membuat kekacauan. Ia
marahi Nyonya Kim yan Berani
mempermalukan dirinya lalu kaget saat melihat Nok Du bukan Nyonya Kim.
“Bukankah
kau Nona dari desa para janda itu? Si cantik dari belakang? Kenapa kau terus
muncul di hadapanku?” kata Tuan Park heran.
“Aku juga
tidak mengerti.” Kata Nok Du dengan wajah santai. Tuan Park Nok Du yanbg Berani
mengusiknya lagi
“Cepat Buka
tandunya.” Perintah Tuan Park. Nok Du panik mencoba menahanya. tapi saat itu
Dong Joo keluar dari pintu belakang.
“Tunggu. Siapa lagi kau? Kalian berdua bukan
menantuku. Di mana dia?” ucap Tuan Park heran melihat Nok Du dan juga Dong Joo.
Bawa
mereka berdua ke dalam. Kalian berdua sebaiknya menjelaskan kapan dan bagaimana
kalian bertukar tempat dengan dia.” Tegas Tuan Park. Keduanya terlihat gugup.
Tiba-tiba
terdengar teriakan “Berhenti!” Petugas pemerintahan datang bertanya apa yang
terjadi. Tuan Park memberikan kode pada Petugas
silakan kembali saja karena ini masalah keluarga. Petugas piir tak
mungkin ini masalah keluarga saat banyak sekali lelaki bersenjata.
“Tangkap
mereka semua!” teriak Petugas. Semua prajurit pun menangkap Tuan Park dan semua
anak buahnya. Nok Du dan Dong Joo melihat Yool Moo dan Nyonya Kim yang membantu
mereka.
Nok Du
berjalan dengan Nyonya Kim didepan, sementara Dong Joo bersama Yool Moo
mengaku berutang permintaan maaf atas
banyak hal. Yool Moo piki Jangan berkata begitu karena Nok Du ibunya jadi wajib
membantunya.
“Mereka
tampak dekat.” Komentar Yool Moo. Dong Joo membenarkan dengan wajah sedikit
sedih.
“Apa dia
sungguh percaya yang kau katakan?” tanya Nok Du bertanya pada Nyonya Kim.
“Ya.
Karena aku tidak pernah meninggalkan kediamanku setelah menikah, tidak mungkin
dia mengenali wajahku.” Ucap Nyonya Kim menyakinan.
Di rumah,
suasana serasa sanggat canggung, Nok Du hanya terdiam saat Dong Joo baru
selesai mandi. Nok Du akan mengambil bantal tapi tangan mereka sama-sama
bersentuhan, Keduanya langsun menarik tangan mereka dan langsung memalingan
wajah.
Akhirnya
Dong Joo yang lebih dulu mengambil bantal dan mencoba tidur. Ia pun bertanya
Kenapa Dong Joo tidak pergi bersama nona-nya dengan wajah sinis bahkan mereka
berdua bisa kabur dan apa yang dilakukan dipenginapan.
“Lalu Apa
yang kau dan Cha Yul Mu lakukan di rumah itu?” tanya Nok Du marah.
“Kenapa
kau bertanya? Kau akhirnya bertemu wanita yang kau dambakan dan hampir mati
menyelamatkan dia. Dari semua itu,Apa kau penasaran tentang yang kami lakukan? Buat
apa kau bertanya?” keluh Dong Joo sinis
“Aku
penasaran... Memangnya aku tidak boleh penasaran?” kata Nok Du,Dong Joo kaget
dan hanya bisa mengumpat
Tuan
Hwang akhirnya sampai di pelabuhan. Aeng
Du terus memegang ayahnya. Tuan Hwang mengumpat kesal meminta agar sang ana
melepaskan tanganya. Aeng Du menolak karena Sudah jauh-jauh kemari, maka tidak
benar bila pergi tanpa Nok Du.
“Astaga.
Lihat sekitarmu! Hanyang ini besar sekali. Bagaimana cara kita menemukan Nok
Du?” kata Tuan Hwang
“Selama
ada kemauan, selalu ada jalan.” Ucap Aeng Du, Tuan Hwang mengumpat kesal. Aeng
Du langsung menarik pergi ayahnya agar ikut denganya.
Nok Du
berjalan masuk ke “Aseowon, Markas Pasukan Muweol di Hanyang” dengan sangat
yakin duduk didepan seorang pria yang sedang minum. Wajah Nok Du seperti
sengaja memberikan wajahanya seperti berkas luka dimatanya.
“Jadi, aku
membuntuti seorang pembunuh bayaran setelah meninggalkan pulau. Aku melihat
pembunuh bayaran itu memasuki desa para janda.” Ucap Nok Du
"Desa
para janda"? Omong-omong, siapa...”kata si pria yang terlihat sedikit
mabuk. Nok Du sengaja memperlihata
“Benar,
desa para janda... Ketika aku memasuki desa itu, mereka bilang pria dilarang
masuk dan menghajarku. Aku bahkan berkelahi dengan seorang janda sampai terluka
begini. “ kata Nok Du sengaja memperlihatkan wajahnya, seorang wanita langsung
berdiri dan ingin memastikan.
“Jadi,
aku kembali ke Hanyang. Aku sedang menunggu kesempatan lain untuk masuk ke
sana. Apa kau tahu soal kelompok pembunuh bayaran yang dipimpin para wanita?”
tanya Nok Du. Si Pria bingung Nok Du membahas
"Wanita"
Saat itu
si wanita langsung bergegas pergi, Nok Du akhirnya pamit pergi dengan senyuman
bahagia karena bisa memancing si wanita.
Tuan
Hwang berjalan dipasar berkomentar kalau Lebih baik yang menemukan Nok Du
dibanding ayahnya dan harap segalanya baik-baik saja untuk No Du. Ia lalu
tersadar Aeng Du sudah menghilang dan langsung berteriak panik melihatnya.
Hwang
Aeng Du!” teriak Tuan Hwang, Aeng Du keluar dari toko sambil mengunyah sesuatu.
Tuan Hwang mengeluh dengan tingkah anaknya.
“Apa yang
kau masukkan ke mulutmu? Di mana kau mendapatkannya? Kau begitu mencintai
makanan. Bagaimana kau akan menemukan Nok Du?”keluh Tuan Hwang.
“Kurasa, kita
akan segera menemukan dia.” Kata Aeng Du, Tuan Hwang tak mengerti maksudnya.
Si wanita
melapor pada anak buah Tuan Heon memperlihatkan foto Nok Du dan yakin kalau itu
orangnya karena masih memiliki luka di area sekitar mata, dan bisa mempersilakan
diperiksa untuk memastikan karena kewalahan untuk saat ini.
Tuan
Hwang keluar dari persembunyianya mengetahui akan pergi ke Desa Mudam.
Tuan Jung
duduk di kamar kebingungan karean Hwang Jang Gun masih belum kembali. Hwang Tae
pikir Mungkin Tuan Hwang beruntung dan menemukan Nok Du di Hanyang. Tuan Jung
berharap juga begitu. Saat itu tiba-tiba terjadi perkelahian didepan rumah.
Hwang Tae
mengintip lalu melihat seorang pria melawat prajurit wanita. Ia bergegas
mengajak ayahnya untuk kabur dari pintu samping. Mereka pun berlari kehutan,
Hwang Tae meminta ayahnya agar berpencar.
“Ayah,
pergilah ke arah situ. Dan Aku akan ke sana. Jalanan ini juga menuju ke gua yang
Guru Hwang katakan pada kita. Mari kita bertemu di sana.” Ucap Hwang Tae
“Kita
bisa pergi bersama.” Kata Tuan Jung. Hwang Tae pikir Lebih baik yang menempuh jalan ini karena lebih terjal.
“Kalau
kita pergi bersama, akan lebih berbahaya.” Kata Hwang Tae. Tuan Jung pikir akan
pancing mereka dan bertemu di gua.
Saat itu
Hwang Tae melihat prajurit wanita yang berlari lalu mencoba mendekatinya, si
wanita ingin berbicara tapi saat itu seorang pria langsung membunuhnya dengan
pedang. Hwang Tae bingung melihat si prajurit wanita yang dibunuh.
Raja
berjalan keluar dari istana, beberapa mentri mengikuti dari belakang. Pelayan dan
kasim menutup sesuatu, Raja menyuruh mereka Menyingkir dari pandangannya. Saat
itu terlihat ada babi mati didepan matanya. Semua pun hanya bisa terdiam.
“Saya
yakin ini dilakukan oleh Ratu Dowager.” Ucap Mentri, Tuan Heo langsung melirik
sinis.
“Beraninya
kau! Apa Kau berani mempertanggungjawabkan ucapanmu?” kata Raja marah.
“Maafkan
saya mengatakan ini, tapi rumor menyebut Ratu Dowager beberapa kali mengundang
dukun ke kediamannya. Seekor binatang yang menyimbolkan tahun kelahiran Anda
telah dihabisi di belakang pohon kediaman Pangeran Yeongchang. Apa lagi maksud
dari peristiwa itu?” kata mentri
“Aku
ingin kau menyelidiki dan mencari tahu siapa yang melakukan hal seperti ini
berikut motifnya.” Tegas Raja.
Mentri
langsung tersenyum puas karena raja bisa mempercayai ucapanya. Tuan Heo
langsung melirik sinis.
Kim Sook
baru tahu kalau Pria itu muncul di Hanyang. Yeon Boon mengaku menerima pesan rahasia tadi. Kim Soo pikir
kalau tahu pria itu ada disana maka akan tinggal lebih lama.
“Menurutmu,
Deul Re keHanyang untuk memburu dia?”
tanya Jung Sook.
“Kalau
memang begitu, dia pasti pergi ke Aseowon. Tapi, tidak ada jejak dia pergi ke
sana.” Kata Kim Sook
Saat itu
seorang wanita berteriak memangil ketiganya, Mereka pun berpura-pura sibuk
membuat minuman. Si waniat memberitahu kalau Kepala Kurator meminta mereka ke
rumah gisaeng.
Di rumah
gisaeng
Tuan Yeon
memegang buket bunga sambil berlatih “Nona Kim, ada sesuatu yang ingin
kukatakan.” Dan memberikan bunga sambil berlutut. Semua gisaeng mengeluh
melihatnya, Tuan Yeon pun menyuruh mereka semua orang fokus.
“Persiapkan
semuanya dengan kesungguhan hati. Tunjukkan insting keibuan kalian. Semuanya,
fokus!.” Tegas Tuan Yeon. Tiga wanita pun datang.
“Letakkan
pancake dagingnya sebelah sana. Nona Kim menyukainya... Tidak, letakkan itu di
sana.” Teriak Tuan Yeon.
“Kusangka
kita diundang ke pesta... Tapi tampaknya kami di sini bekerja untukmu.” Keluh Yeon
Boon kesal.
“Dia
pergi mengunjungi keluarganya... Siapa yang tahu dia bisa kembali..” kata Tuan
Yeon
“Mungkin
saja dia tidak mau kembali.” kata Yeon Boon, Tuan Yeon tak percaya
mendengarnya.
“Dia
bilang padaku akan kembali hari ini. Nona Kim selalu memenuhi janjinya.” Kata Tuan
Yeon yakin. Yeon Boon pun menganguk setuju saja. “Sembelih seekor anak sapi dan
masaklah daging iga.” Teriak Tuan Yeon
Nok Du
dan Dong Joo berjalan pulang bersama, saat itu keduanya terdiam melihat Yool
Moo sudah menunggu dengan dua kuda. Akhirnya Nok Du naik ke kuda satunya, Dong
Joo melihat dua pria didepanya dan berpikir untuk jalan saja.
“Kami
dalam perjalanan kembali ke rumah gisaeng. Jangan merasa terbebani dan naiklah.”
Ucap Yool Moo
“Bagaimana
bisa kau meminta seorang wanita dewasa naik ke atas kuda bersama seorang pria
dewasa?Kemarilah.” kata Nok Du memarahi Yool Moo lalu mengulurkan tangan pada
Dong Joo
“Aku
mengizinkanmu mengendarai kuda itu karena kau bilang tahu cara
mengendarainya. Tapi aku tidak yakin
aman kalau kau mengendarai bersama dia.” Kata Yool Moo
“Aku
lebih ringan darimu, tahu! Jadi lebih baik dia berkendara bersamaku. Putriku,
naiklah.” Kata Nok Du
“Dong
Joo, pegang tanganku.” Ucap Yool Moo, Nok Du mengulurkan tangan agar anaknya
naik. Dong Joo akhirnya mengulurkan untuk naik. Nok Du tersenyum.
Tapi
ternyata Nok Du duduk sendiri dan Dong Joo duduk dengan Yool Moo bahkan sambil
memegang pinganya. Nok Du terlihat kesal melihatnya, Yool Moo jalan lebih dulu
sampai akhirnya mendengar jeritan dari belakang, Nok Du ternyata jatuh dari
kuda.
“Ibu, Apa
kau baik-baik saja? Apa Kau terluka?” tanya Yool Mo, Dong Joo kesal melihat
tingkah Nok Du.
“Aku
melamun sampai jatuh... Kurasa, pergelangan kakiku terluka.” Kata Nok Du
akhirnya Yool Moo membantunya berdiri.
Akhirnya
Nok Du duduk dengan Yool Moo dan Dong Joo naik kado sendirian.
Di rumah
Tuan Heo
memarahi para wanita agar Jangan makan terlalu banyak dan meminta mereka tunggu
sebentar lagi. Semua mengeluh kapan keduanya akan datang. Semua tersenyum melihat
Dong Joo datang, tapi Tuan Yeon kesal melihat Nok Du bersandar di bahu Yool
Moo.
Yool Moo
seperti menahan diri membiarkan Nok Du tertidur dibahunya, para wanita pun
kesal dengan Nok Du yang dekat dengan Yool Moo. Akhirnya Yool Moo membangunkan
Nok Du dan turun dari kuda. Dong Joo mengulurkan tangan agar membantu Nok Du
turun.
Tapi Nok
Du memilih turun di gendong oleh Yool Moo, semua wanita dan juga Tuan Yeon
terlihat kesal melihatnya. Dong Joo pun kesal karena tak digubris oleh Nok Du.
Saat
makan, Yool Moo dilayani oleh gisaeng dengan disuapi makanan. Tuan Yeon melihat
Yool Moo itu berandal kecil. Sementara
Dong Joo terlihat kesal memilih untuk minum saja. Hwa Sa mengeluh kalau sudah untuk
melarangnya minum.
“Kenapa?
Aku mau minum.” Kata Dong Joo. Hwa Sa meminta agar berhenti minum.
“Pasti
menyenangkan menemui keluargamu setelah sekian lama. Apakah keluargamu memberimu
sesuatu sebelum kau pergi?” tanya Joon Sook memancing
“Ya... Ibuku
memberiku sesuatu yang berharga untuk membantuku memulai hidup baru di desa
ini.” Kata Nok Du melirik pada Kim Sook. Joon Sook pun memujinya dengan wajah
bahagia.
Akhirnya
di tempat lain, Nok Du bertemu dengan Kim Sook dan Joon Sook. Joon Sook
berkomentar Tampaknya toleransi Nok Du pada alkohol rendah Nok Du mengaku belum
pernah menenggak alkohol. Joon Sook memuji Nok Du itu Mengagumkan sekali.
“Bagaimana
kau bisa berpikir untuk sengaja tertangkap?” kata Joon Sook.
“Tadinya,
aku khawatir rencanamu gagal gara-gara aku. Syukurlah. Omong-omong, bagaimana
caramu mencurinya?” kata Kim Sook
“Itu
rahasia.” Ucap Joon Sook, Kim Sook memuji Joon Sook sudah Kerja bagus.
“Aku akan
menghubungi bos, kau akan segera dilantik secara resmi.” Kata Kim Sook
“Artinya,
aku akan bergabung organisasi kalian?” tanya Nok Du bahagia. Kim Soo pikir Sedikit
lagi.
“Tidak
ada alasan bagi kami tidak menerimamu, kecuali kau bukan seorang janda.” Jelas Joon Sook. Nok Du menganguk mengerti.
Akhirnya
mereka kembali ke tempat makan, Hwa Sa pikir Karena Nok Du sudah kembali
sekarang, biarkan merkea bertanya. Nok Du bingung apa maksudnya. Gisaeng ingin
tahu alasan alasan Nok Du merayu Tuan Muda Yul Mu. Nok Du terlihat bingung.
“Karena
dia menyukainya! Sialan... Aku tahu semuanya. Aku, Kepala Kurator Yeon Geun, memberikan
hatiku pada Nona Kim Nok Soon. Tapi apa Kenapa Nona Kim menyukai kucing garong
seperti dia? "Meow, meow". Makan ini!” teriak Tuan Yeon marah
“ Tunggu.
Tunggu! Apa? Buat apa aku menyukai dia?” kata Nok Du mencoba memisahkan dan
mengaku itu tak benar.
Dong Joo
sudah mabuk menuangkan soju tapi mala menumpahkanya. Yool Moo pun mendekatinya
sambil membersihkan dan menyuruh Dong Joo berhenti. Gisaeng mengeluh kalau Ibu
dan anak bikin kacau saja. Hwa Sa pun mengeluh agar jangan biarkan Dong Joo
minum.
‘Dia
tidak bisa dihentikan kalau sudah mabuk.” tanya Hwa Sa. Nok Du panik bertanya Apa
yang terjadi padanya ketika mabuk
“Dia
mengatakan apa pun dalam pikirannya. Dia mulai membongkar rahasia semua orang.”
Kata Hwa Sa
“Hei,
kau... Aku bilang pada semua orang kalau kakimu bau.” Teriak Nok Du pada Hwa
Sa. Hwa Sa malu menutup wajahnya. Nok Du melihat Dong Joo dengan tatapan
seperti akan membongkar rahasianya.
“Putriku,
kita sebaiknya pulang sekarang.” Ucap Nok Du. Hwa Sa melarangnya.
“Kau
harus menyelesaikan yang kau katakan tadi. Bagaimana pendapatmu tentang Tuan
Muda Yul Mu? Setiap wanita selalu menyukai pria seperti dia. Tapi, aku yakin
kau seharusnya orang terakhir yang menyukainya.” Kata Hwa Sa.
“
Kumohon. Aku tidak...” kata No Du yang langsung disela oleh Dong Joo. Kalau ibunya
memang menyukai seseorang.
“Putriku!
Putriku sangat mabuk, jadi dia mulai mengarang. Kita sebaiknya pulang sekarang.”
Kata Nok Du panik.
“Bahkan
meski dia mabuk berat, dia tidak pernah mengarang. Mari kita dengar
kata-katanya. Jadi Siapa yang dia sukai?
Tuan Muda Yul Mu atau bukan?” tanya Hwa Sa penasaran.
“Orang...
yang disukai oleh Ibuku...” kata Dong Jo. Nok Du langsung menjawab “Suamiku... Mendiang
suamiku.”
Tiba-tiba
terdengar suara Aeng Du yang berteriak memanggilnya “Sayang!” Nok Du melonggo
kaget melihatnya, teringat yang dikatakan Joon Sook “ Sedikit lagi. Tidak ada
alasan bagi kami untuk tidak menerimamu, kecuali kau bukan seorang janda.”
Ia lalu
menatap Yool Moo dan teringat Hwa Sa mengatakan “Setiap wanita selalu menyukai
seorang pria sepertinya.” Lalu menatap Aeng Du semakin mendekat dan mencoba
membuat keputusan.
“Aku akan
menyelesaikan yang hendak kukatakan. Aku tahu aku tidak pantas, tapi biarkan
aku mengatakan kenapa dan bagaimana aku berakhir menyukai Tuan Muda Yul Mu.” Kata
Nok Du semua longgo kaget.
“Kau pria
sejati... Dan aku... Bagaimanapun, aku juga seorang wanita.” Kata Nok Du, Yool
Moo tak percaya mendengarnya. Tuan Yeon menahan tangis mendengarnya.
“Maafkan
aku, Tuan Muda.” Kata Nok Du dan dengan berani mencium Yool Moo. Aeng Du kaget
melihat Nok Du mencium pria. Semua dalam ruangan pun terlonjak kaget.
Tuan Yeon
langsung jatuh pingsan, Yool Moo hanya diam saja. Dong Joo akhirnya menjauhkan
keduanya dan langsung berteriak “Aku
menyukaimu! Aku menyukaimu!” Nok Du dan Yool Moo terlihat bingung.
Bersambung
ke Episode 10
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar