PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 16 Oktober 2019

Sinopsis The Tale Of Nok Du Episode 9

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 



Kim Sook bingung tiba-tiba dikepung, penjaga bertanya Siapa wanita itu. Kim Sook terdiam sampai akhirnya tiba-tiba Nok Du keluar dengan baju wanitanya, lalu berpura-pura kaget melihat Kim Sook dan menghampirinya.
“Apa yang sedang kau lakukan di sini? Kau sedang mencoba menyabotase rencanaku, kan?” ucap Nok Du dingin. Kim Sook tak mengert maksudnya.
“Aku kemari karena mendengar kau tertangkap.” Kata Kim Sook. Nok Du mengaku Itu semua bagian dari rencananya.
“Aku perlu masuk ke dalam rumah dulu untuk melakukannya. Ditambah lagi, Apa kau berencana menggunakan pedangmu tanpa penyamaran?” ucap Nok Du sinis. 

Saat itu Anak Buah Tuan Park yang sebelumnya pingsan tersadar bertanya pada Nok Du siapa dia. Nok Du berpura-pura sebagai menantu Tuan Park langsung menamparnya. Kim Sook bingung dan semua orang kaget.
“Siapa yang bilang kau boleh menginterupsi pembicaraan kami?” ucap Nok Du marah.
“Siapa kau?” tanya penjaga lain. Nok Du menamparnya lagi agar memanggil namanya dengan benar.
“Dia ini temanku... Jadi Menyingkir sana!” ucap Nok Du lalu memberi kode agar Kim Sook pergi lebih dulu.
Saat itu penjaga ingin membuka tandu, Nok Du langsung melarangnya berteriak agar berhenti. 

Tuan Park keluar rumah berteriak marah karena ada keributan di luar rumahnya. Sementara Nyonya Kim berjalan dibelakang Yool Moo telihat ketakutan.
Flash Back
Yool Moo melihat Nyonya Kim bertanya siapa yang masuk ke dalam rumah kosong. Nyonya Kim meminta maaf dengan terbata-bata memberitahu Menantu yang tinggal di sana... Yool Moo memastikan kalau yang dimaksud adalah Nona Kim.Nyonya Kim membenarkan.
“Aku temannya.. Dia dalam bahaya sekarang.” Ucap Nyonya Kim panik akhirnya Yool Moo mengajak Nyonya Kim pergi.
“Aku sudah di sini, jadi jangan khawatir.” Ucap Yool Moo menunjuk tempat yang sudah ada banyak penjagaa.
“Terima kasih sudah membantu kami. Tapi, kantor pemerintahan ini sudah berkonspirasi dengan mertuanya sejak lama. Jadi Tidak ada gunanya.” Kata Nyonya Kim. 


Tuan Park akhirnya datang memarahi Nyonya Kim yang  seharusnya masuk ke dalam tapi malah nekat sekali membuat kekacauan. Ia marahi Nyonya Kim yan  Berani mempermalukan dirinya lalu kaget saat melihat Nok Du bukan Nyonya Kim.
“Bukankah kau Nona dari desa para janda itu? Si cantik dari belakang? Kenapa kau terus muncul di hadapanku?” kata Tuan Park heran.
“Aku juga tidak mengerti.” Kata Nok Du dengan wajah santai. Tuan Park Nok Du yanbg Berani mengusiknya lagi
“Cepat Buka tandunya.” Perintah Tuan Park. Nok Du panik mencoba menahanya. tapi saat itu Dong Joo keluar dari pintu belakang.
 “Tunggu. Siapa lagi kau? Kalian berdua bukan menantuku. Di mana dia?” ucap Tuan Park heran melihat Nok Du dan juga Dong Joo.
Bawa mereka berdua ke dalam. Kalian berdua sebaiknya menjelaskan kapan dan bagaimana kalian bertukar tempat dengan dia.” Tegas Tuan Park. Keduanya terlihat gugup.


Tiba-tiba terdengar teriakan “Berhenti!” Petugas pemerintahan datang bertanya apa yang terjadi. Tuan Park memberikan kode pada Petugas  silakan kembali saja karena ini masalah keluarga. Petugas piir tak mungkin ini masalah keluarga saat banyak sekali lelaki bersenjata.
“Tangkap mereka semua!” teriak Petugas. Semua prajurit pun menangkap Tuan Park dan semua anak buahnya. Nok Du dan Dong Joo melihat Yool Moo dan Nyonya Kim yang membantu mereka. 

Nok Du berjalan dengan Nyonya Kim didepan, sementara Dong Joo bersama Yool Moo mengaku  berutang permintaan maaf atas banyak hal. Yool Moo piki Jangan berkata begitu karena Nok Du ibunya jadi wajib membantunya.
“Mereka tampak dekat.” Komentar Yool Moo. Dong Joo membenarkan dengan wajah sedikit sedih.
“Apa dia sungguh percaya yang kau katakan?” tanya Nok Du bertanya pada Nyonya Kim.
“Ya. Karena aku tidak pernah meninggalkan kediamanku setelah menikah, tidak mungkin dia mengenali wajahku.” Ucap Nyonya Kim menyakinan.

Di rumah, suasana serasa sanggat canggung, Nok Du hanya terdiam saat Dong Joo baru selesai mandi. Nok Du akan mengambil bantal tapi tangan mereka sama-sama bersentuhan, Keduanya langsun menarik tangan mereka dan langsung memalingan wajah.
Akhirnya Dong Joo yang lebih dulu mengambil bantal dan mencoba tidur. Ia pun bertanya Kenapa Dong Joo tidak pergi bersama nona-nya dengan wajah sinis bahkan mereka berdua bisa kabur dan apa yang dilakukan dipenginapan.
“Lalu Apa yang kau dan Cha Yul Mu lakukan di rumah itu?” tanya Nok Du marah.
“Kenapa kau bertanya? Kau akhirnya bertemu wanita yang kau dambakan dan hampir mati menyelamatkan dia. Dari semua itu,Apa  kau penasaran tentang yang kami lakukan? Buat apa kau bertanya?” keluh Dong Joo sinis
“Aku penasaran... Memangnya aku tidak boleh penasaran?” kata Nok Du,Dong Joo kaget dan hanya bisa mengumpat 

Tuan Hwang akhirnya sampai di pelabuhan.  Aeng Du terus memegang ayahnya. Tuan Hwang mengumpat kesal meminta agar sang ana melepaskan tanganya. Aeng Du menolak karena Sudah jauh-jauh kemari, maka tidak benar bila pergi tanpa Nok Du.
“Astaga. Lihat sekitarmu! Hanyang ini besar sekali. Bagaimana cara kita menemukan Nok Du?” kata Tuan Hwang
“Selama ada kemauan, selalu ada jalan.” Ucap Aeng Du, Tuan Hwang mengumpat kesal. Aeng Du langsung menarik pergi ayahnya agar ikut denganya. 

Nok Du berjalan masuk ke “Aseowon, Markas Pasukan Muweol di Hanyang” dengan sangat yakin duduk didepan seorang pria yang sedang minum. Wajah Nok Du seperti sengaja memberikan wajahanya seperti berkas luka dimatanya.
“Jadi, aku membuntuti seorang pembunuh bayaran setelah meninggalkan pulau. Aku melihat pembunuh bayaran itu memasuki desa para janda.” Ucap Nok Du
"Desa para janda"? Omong-omong, siapa...”kata si pria yang terlihat sedikit mabuk. Nok Du sengaja memperlihata
“Benar, desa para janda... Ketika aku memasuki desa itu, mereka bilang pria dilarang masuk dan menghajarku. Aku bahkan berkelahi dengan seorang janda sampai terluka begini. “ kata Nok Du sengaja memperlihatkan wajahnya, seorang wanita langsung berdiri dan ingin memastikan.
“Jadi, aku kembali ke Hanyang. Aku sedang menunggu kesempatan lain untuk masuk ke sana. Apa kau tahu soal kelompok pembunuh bayaran yang dipimpin para wanita?” tanya Nok Du. Si Pria bingung Nok Du membahas  "Wanita"
Saat itu si wanita langsung bergegas pergi, Nok Du akhirnya pamit pergi dengan senyuman bahagia karena bisa memancing si wanita. 

Tuan Hwang berjalan dipasar berkomentar kalau Lebih baik yang menemukan Nok Du dibanding ayahnya dan harap segalanya baik-baik saja untuk No Du. Ia lalu tersadar Aeng Du sudah menghilang dan langsung berteriak panik melihatnya.
Hwang Aeng Du!” teriak Tuan Hwang, Aeng Du keluar dari toko sambil mengunyah sesuatu. Tuan Hwang mengeluh dengan tingkah anaknya.
“Apa yang kau masukkan ke mulutmu? Di mana kau mendapatkannya? Kau begitu mencintai makanan. Bagaimana kau akan menemukan Nok Du?”keluh Tuan Hwang.
“Kurasa, kita akan segera menemukan dia.” Kata Aeng Du, Tuan Hwang tak mengerti maksudnya. 

Si wanita melapor pada anak buah Tuan Heon memperlihatkan foto Nok Du dan yakin kalau itu orangnya karena masih memiliki luka di area sekitar mata, dan bisa mempersilakan diperiksa untuk memastikan karena kewalahan untuk saat ini.
Tuan Hwang keluar dari persembunyianya mengetahui akan pergi ke Desa Mudam. 

Tuan Jung duduk di kamar kebingungan karean Hwang Jang Gun masih belum kembali. Hwang Tae pikir Mungkin Tuan Hwang beruntung dan menemukan Nok Du di Hanyang. Tuan Jung berharap juga begitu. Saat itu tiba-tiba terjadi perkelahian didepan rumah.
Hwang Tae mengintip lalu melihat seorang pria melawat prajurit wanita. Ia bergegas mengajak ayahnya untuk kabur dari pintu samping. Mereka pun berlari kehutan, Hwang Tae meminta ayahnya agar berpencar.
“Ayah, pergilah ke arah situ. Dan Aku akan ke sana. Jalanan ini juga menuju ke gua yang Guru Hwang katakan pada kita. Mari kita bertemu di sana.” Ucap Hwang Tae
“Kita bisa pergi bersama.” Kata Tuan Jung. Hwang Tae pikir Lebih baik  yang menempuh jalan ini karena lebih terjal.
“Kalau kita pergi bersama, akan lebih berbahaya.” Kata Hwang Tae. Tuan Jung pikir akan pancing mereka dan bertemu di gua.
Saat itu Hwang Tae melihat prajurit wanita yang berlari lalu mencoba mendekatinya, si wanita ingin berbicara tapi saat itu seorang pria langsung membunuhnya dengan pedang. Hwang Tae bingung melihat si prajurit wanita yang dibunuh. 


Raja berjalan keluar dari istana, beberapa mentri mengikuti dari belakang. Pelayan dan kasim menutup sesuatu, Raja menyuruh mereka Menyingkir dari pandangannya. Saat itu terlihat ada babi mati didepan matanya. Semua pun hanya bisa terdiam.
“Saya yakin ini dilakukan oleh Ratu Dowager.” Ucap Mentri, Tuan Heo langsung melirik sinis.
“Beraninya kau! Apa Kau berani mempertanggungjawabkan ucapanmu?” kata Raja marah.
“Maafkan saya mengatakan ini, tapi rumor menyebut Ratu Dowager beberapa kali mengundang dukun ke kediamannya. Seekor binatang yang menyimbolkan tahun kelahiran Anda telah dihabisi di belakang pohon kediaman Pangeran Yeongchang. Apa lagi maksud dari peristiwa itu?” kata mentri
“Aku ingin kau menyelidiki dan mencari tahu siapa yang melakukan hal seperti ini berikut motifnya.” Tegas Raja.
Mentri langsung tersenyum puas karena raja bisa mempercayai ucapanya. Tuan Heo langsung melirik sinis. 


Kim Sook baru tahu kalau Pria itu muncul di Hanyang. Yeon Boon mengaku  menerima pesan rahasia tadi. Kim Soo pikir kalau tahu pria itu ada disana maka akan tinggal lebih lama.
“Menurutmu, Deul Re  keHanyang untuk memburu dia?” tanya  Jung Sook.
“Kalau memang begitu, dia pasti pergi ke Aseowon. Tapi, tidak ada jejak dia pergi ke sana.” Kata Kim Sook
Saat itu seorang wanita berteriak memangil ketiganya, Mereka pun berpura-pura sibuk membuat minuman. Si waniat memberitahu kalau Kepala Kurator meminta mereka ke rumah gisaeng.

Di rumah gisaeng
Tuan Yeon memegang buket bunga sambil berlatih “Nona Kim, ada sesuatu yang ingin kukatakan.” Dan memberikan bunga sambil berlutut. Semua gisaeng mengeluh melihatnya, Tuan Yeon pun menyuruh mereka semua orang fokus.
“Persiapkan semuanya dengan kesungguhan hati. Tunjukkan insting keibuan kalian. Semuanya, fokus!.” Tegas Tuan Yeon. Tiga wanita pun datang.
“Letakkan pancake dagingnya sebelah sana. Nona Kim menyukainya... Tidak, letakkan itu di sana.” Teriak Tuan Yeon.
“Kusangka kita diundang ke pesta... Tapi tampaknya kami di sini bekerja untukmu.” Keluh Yeon Boon kesal.
“Dia pergi mengunjungi keluarganya... Siapa yang tahu dia bisa kembali..” kata Tuan Yeon
“Mungkin saja dia tidak mau kembali.” kata Yeon Boon, Tuan Yeon tak percaya mendengarnya.
“Dia bilang padaku akan kembali hari ini. Nona Kim selalu memenuhi janjinya.” Kata Tuan Yeon yakin. Yeon Boon pun menganguk setuju saja. “Sembelih seekor anak sapi dan masaklah daging iga.” Teriak Tuan Yeon 

Nok Du dan Dong Joo berjalan pulang bersama, saat itu keduanya terdiam melihat Yool Moo sudah menunggu dengan dua kuda. Akhirnya Nok Du naik ke kuda satunya, Dong Joo melihat dua pria didepanya dan berpikir untuk jalan saja.
“Kami dalam perjalanan kembali ke rumah gisaeng. Jangan merasa terbebani dan naiklah.” Ucap Yool Moo
“Bagaimana bisa kau meminta seorang wanita dewasa naik ke atas kuda bersama seorang pria dewasa?Kemarilah.” kata Nok Du memarahi Yool Moo lalu mengulurkan tangan pada Dong Joo
“Aku mengizinkanmu mengendarai kuda itu karena kau bilang tahu cara mengendarainya.  Tapi aku tidak yakin aman kalau kau mengendarai bersama dia.” Kata Yool Moo
“Aku lebih ringan darimu, tahu! Jadi lebih baik dia berkendara bersamaku. Putriku, naiklah.” Kata Nok Du
“Dong Joo, pegang tanganku.” Ucap Yool Moo, Nok Du mengulurkan tangan agar anaknya naik. Dong Joo akhirnya mengulurkan untuk naik. Nok Du tersenyum. 

Tapi ternyata Nok Du duduk sendiri dan Dong Joo duduk dengan Yool Moo bahkan sambil memegang pinganya. Nok Du terlihat kesal melihatnya, Yool Moo jalan lebih dulu sampai akhirnya mendengar jeritan dari belakang, Nok Du ternyata jatuh dari kuda.
“Ibu, Apa kau baik-baik saja? Apa Kau terluka?” tanya Yool Mo, Dong Joo kesal melihat tingkah Nok Du.
“Aku melamun sampai jatuh... Kurasa, pergelangan kakiku terluka.” Kata Nok Du akhirnya Yool Moo membantunya berdiri.
Akhirnya Nok Du duduk dengan Yool Moo dan Dong Joo naik kado sendirian. 


Di rumah
Tuan Heo memarahi para wanita agar Jangan makan terlalu banyak dan meminta mereka tunggu sebentar lagi. Semua mengeluh kapan keduanya akan datang. Semua tersenyum melihat Dong Joo datang, tapi Tuan Yeon kesal melihat Nok Du bersandar di bahu Yool Moo.
Yool Moo seperti menahan diri membiarkan Nok Du tertidur dibahunya, para wanita pun kesal dengan Nok Du yang dekat dengan Yool Moo. Akhirnya Yool Moo membangunkan Nok Du dan turun dari kuda. Dong Joo mengulurkan tangan agar membantu Nok Du turun.
Tapi Nok Du memilih turun di gendong oleh Yool Moo, semua wanita dan juga Tuan Yeon terlihat kesal melihatnya. Dong Joo pun kesal karena tak digubris oleh Nok Du. 

Saat makan, Yool Moo dilayani oleh gisaeng dengan disuapi makanan. Tuan Yeon melihat Yool Moo itu  berandal kecil. Sementara Dong Joo terlihat kesal memilih untuk minum saja. Hwa Sa mengeluh kalau sudah untuk melarangnya minum.
“Kenapa? Aku mau minum.” Kata Dong Joo. Hwa Sa meminta agar berhenti minum.
“Pasti menyenangkan menemui keluargamu setelah sekian lama. Apakah keluargamu memberimu sesuatu sebelum kau pergi?” tanya Joon Sook memancing
“Ya... Ibuku memberiku sesuatu yang berharga untuk membantuku memulai hidup baru di desa ini.” Kata Nok Du melirik pada Kim Sook. Joon Sook pun memujinya dengan wajah bahagia. 

Akhirnya di tempat lain, Nok Du bertemu dengan Kim Sook dan Joon Sook. Joon Sook berkomentar Tampaknya toleransi Nok Du pada alkohol rendah Nok Du mengaku belum pernah menenggak alkohol. Joon Sook memuji Nok Du itu Mengagumkan sekali.
“Bagaimana kau bisa berpikir untuk sengaja tertangkap?” kata Joon Sook.
“Tadinya, aku khawatir rencanamu gagal gara-gara aku. Syukurlah. Omong-omong, bagaimana caramu mencurinya?” kata Kim Sook
“Itu rahasia.” Ucap Joon Sook, Kim Sook memuji Joon Sook sudah  Kerja bagus.
“Aku akan menghubungi bos, kau akan segera dilantik secara resmi.” Kata Kim Sook
“Artinya, aku akan bergabung organisasi kalian?” tanya Nok Du bahagia. Kim Soo pikir Sedikit lagi.
“Tidak ada alasan bagi kami tidak menerimamu, kecuali kau bukan seorang janda.” Jelas Joon Sook. Nok Du menganguk mengerti. 

Akhirnya mereka kembali ke tempat makan, Hwa Sa pikir Karena Nok Du sudah kembali sekarang, biarkan merkea bertanya. Nok Du bingung apa maksudnya. Gisaeng ingin tahu alasan alasan Nok Du merayu Tuan Muda Yul Mu. Nok Du terlihat bingung.
“Karena dia menyukainya! Sialan... Aku tahu semuanya. Aku, Kepala Kurator Yeon Geun, memberikan hatiku pada Nona Kim Nok Soon. Tapi apa Kenapa Nona Kim menyukai kucing garong seperti dia? "Meow, meow". Makan ini!” teriak Tuan Yeon marah
“ Tunggu. Tunggu! Apa? Buat apa aku menyukai dia?” kata Nok Du mencoba memisahkan dan mengaku itu tak benar.
Dong Joo sudah mabuk menuangkan soju tapi mala menumpahkanya. Yool Moo pun mendekatinya sambil membersihkan dan menyuruh Dong Joo berhenti. Gisaeng mengeluh kalau Ibu dan anak bikin kacau saja. Hwa Sa pun mengeluh agar jangan biarkan Dong Joo minum.
‘Dia tidak bisa dihentikan kalau sudah mabuk.” tanya Hwa Sa. Nok Du panik bertanya Apa yang terjadi padanya ketika mabuk
“Dia mengatakan apa pun dalam pikirannya. Dia mulai membongkar rahasia semua orang.” Kata Hwa Sa
“Hei, kau... Aku bilang pada semua orang kalau kakimu bau.” Teriak Nok Du pada Hwa Sa. Hwa Sa malu menutup wajahnya. Nok Du melihat Dong Joo dengan tatapan seperti akan membongkar rahasianya.
“Putriku, kita sebaiknya pulang sekarang.” Ucap Nok Du. Hwa Sa melarangnya.
“Kau harus menyelesaikan yang kau katakan tadi. Bagaimana pendapatmu tentang Tuan Muda Yul Mu? Setiap wanita selalu menyukai pria seperti dia. Tapi, aku yakin kau seharusnya orang terakhir yang menyukainya.” Kata Hwa Sa.
“ Kumohon. Aku tidak...” kata No Du yang langsung disela oleh Dong Joo. Kalau ibunya memang menyukai seseorang.
“Putriku! Putriku sangat mabuk, jadi dia mulai mengarang. Kita sebaiknya pulang sekarang.” Kata Nok Du panik.
“Bahkan meski dia mabuk berat, dia tidak pernah mengarang. Mari kita dengar kata-katanya. Jadi  Siapa yang dia sukai? Tuan Muda Yul Mu atau bukan?” tanya Hwa Sa penasaran.
“Orang... yang disukai oleh Ibuku...” kata Dong Jo. Nok Du langsung menjawab “Suamiku... Mendiang suamiku.”
Tiba-tiba terdengar suara Aeng Du yang berteriak memanggilnya “Sayang!” Nok Du melonggo kaget melihatnya, teringat yang dikatakan Joon Sook “ Sedikit lagi. Tidak ada alasan bagi kami untuk tidak menerimamu, kecuali kau bukan seorang janda.”
Ia lalu menatap Yool Moo dan teringat Hwa Sa mengatakan “Setiap wanita selalu menyukai seorang pria sepertinya.” Lalu menatap Aeng Du semakin mendekat dan mencoba membuat keputusan.
“Aku akan menyelesaikan yang hendak kukatakan. Aku tahu aku tidak pantas, tapi biarkan aku mengatakan kenapa dan bagaimana aku berakhir menyukai Tuan Muda Yul Mu.” Kata Nok Du semua longgo kaget.
“Kau pria sejati... Dan aku... Bagaimanapun, aku juga seorang wanita.” Kata Nok Du, Yool Moo tak percaya mendengarnya. Tuan Yeon menahan tangis mendengarnya.
“Maafkan aku, Tuan Muda.” Kata Nok Du dan dengan berani mencium Yool Moo. Aeng Du kaget melihat Nok Du mencium pria. Semua dalam ruangan pun terlonjak kaget.
Tuan Yeon langsung jatuh pingsan, Yool Moo hanya diam saja. Dong Joo akhirnya menjauhkan keduanya  dan langsung berteriak “Aku menyukaimu! Aku menyukaimu!” Nok Du dan Yool Moo terlihat bingung.
Bersambung ke Episode 10

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar