PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 17 Oktober 2019

Sinopsis When The Camellia Blooms Episode 17

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 



[3 MEI 2013 - CAMELLIA: PERMULAAN]
Dong Baek terlihat bahagia saat membuka pertama kali barnya, dengan membersihkan karpet merah bertuliskan  “SELAMAT DATANG” Ia terlihat penuh semangat.
Tapi saat malam tiba, pengunjung belum juga datang. Pil Goo yang masih bayi sudah tertidur lelap. Dong Baek gelisah belum juga ada yang datang sampai akhirnya seorang pria masuk.
“Kau buka, 'kan?”ucap Tuan Song, Dong Baek menganguk dengan senyuman lalu Tuan Han pun ikut masuk dibelakangnya. 

Dong Baek membawakan pesanan diatas kompor. Tuan Han bingung karena  hanya memesan satu porsi. Dong Baek mengaku kalau itu memang satu porsi. Kedua pria itu hanya bisa melonggo karena porsinya sangat besar untuk satu porsi.
“Karena kalian pelanggan pertamaku...” ucap Dong Baek. Tuan Han mengerti tapi berpikir Dong Baek salah menakar porsi.
“Tidak, hanya kutambahkan karena perasaanku baik. Silakan dinikmati.” Kata Dong Baek.
Dong Baek pagi hari berbelanja mengajak Pil Goo dalam stroller, lalu akhirnya Pil Goo yang bisa berjalan dan mengukur tinggi badan di pintu.  Dong Baek terus mengukur tinggi Pil Goo di pintu,  mereka selalu menempelkan stiker setelah mengukur tinggi.
Saat Pil Goo bisa mengayuh sepeda, Pil Goo bisa mengukur tingginya sendiri sampai tahun 2019, Pil Goo sudah sekolah masih mengukur tingginya sendiri dengan menuliskan [ULANG TAHUN KE-7.. 2019, UPACARA MASUK SEKOLAH.. AGUSTUS 2019]
[DESEMBER 2014, AGUSTUS 2015, ULANG TAHUN KE-4 2015 APRIL 2016, JUNI 2016, ULANG TAHUN KE-5 2016, APRIL 2017 DESEMBER 2017, DESEMBER 2018, 2019, UPACARA MASUK SEKOLAH AGUSTUS 2019]
Lalu didepan pintu tertulis [TERIMA KASIH ATAS DUKUNGAN SELAMA ENAM TAHUN INI, DONGBAEK] 


Dong Baek melihat kertas pengumuman, Hyang Mi mengeluh pada Dong Baek karena selalu berterima kasih tapi Seharusnya tulis, "Nikmati hidupmu, Berengsek." Lalu membawa botol soju keluar dari bar. Dong Baek mengaku bersyukur.
“Aku membesarkan Pil-gu di sini dan bisa mengirimnya ke tempat les.” Kata Dong Baek masih bisa tersenyum
“Mereka selalu merundungmu dan mencari masalah. Apa yang kau syukuri?” keluh Hyang Mi. Ibu Dong Baek melirik sinis mendengarnya.
“Para wanita di lingkungan ini memang aneh. Walau sangat membenciku, mereka selalu memberiku kimchi buatan mereka. Mereka selalu melakukannya seakan-akan itu hal yang alami.” Cerita Dong Baek
“Mereka selalu berkata, "Hei, kapan kau ambil kimchi-mu?" Mereka meneriakiku begitu. Ini lingkungan yang aneh. Jujur, kurasa aku cukup suka tinggal di sini. Mungkin aku tak dibenci di tempat lain, tapi aku tak diberi kimchi. Itu perbedaan besar.” Ungkap Dong Baek. Hyang Mi hanya bisa menatap heran. 


Para bibi berkumpul sambil main Go Stop, Bibi Kim meminta Bibi Park  jual beberapa kartunya. Bibi Park mengeluh temanya itu selalu mementingkan diri sendiri. Bibi Kim kesal dan merasa tak senang jadi tak mau bermain lagi.Bibi Jung juga tak ingin main karena semua kartunya payah.
“Gadis itu menyebalkan. Aku tak mau main kartu karena dia.” Keluh Bibi Kim
“Kubilang kita harus mengundangnya ke kelompok kumpul sore kita.” Ucap Bibi Jung
“Apa dia pindah karena kita tak mengundang?” ejek Bibi Park. Bibi Kim  pkir Dongbaek tak punya suami atau siapa pun untuk bergaul.
“Dia butuh bergembira. Dia bertahan lama sekali. Jika jadi dia, aku takkan bertahan setahun. Sekalipun kita menaikkan harga tahu dan kue beras serta menatap kejam, dia selalu menyapa kita setiap bertemu.” Ucap Bibi Kim merasa tak enak hati.
“Kenapa kau menatapnya kejam?” ejek Bibi Park. Bibi Kim pun bertanya  Siapa yang menatap paling kejam. Bibi Park mengeluh kesal mendengarnya.
“Yong-sik peluang terakhirnya. Dia kehilangan teman satu-satunya karena pria. Tak heran dia tak bertahan.” Kata Bibi Jung. 


Nyonya Kwak sedang sibuk membersihkan kepiting, merasa kalau  Semua ini salahnya. Ia merasa sudah menelannya tanpa tahu akan tersedak.
“Kenapa aku membuka diri padanya dan menjadi dekat?” kata Nyonya Kwak kesal. 

Hyang Mi pergi ke pasar memilih pijama, Nyonya Jung heran karean anaknya ingin tinggalkan lingkungan ini. Hyang Mi ingin tahu pendapat Nyonya Jung tentang ini, lalu memberitahu kalau semua Jelas karena Yong-sik.
“Dia kabur karena tak bisa menghadapi Nyonya Kwak, kau tahu karakternya.” Kata Hyang Mi
“Apa yang dia lakukan? Apa Dia mengajak berkelahi? Apa dia mengamuk?” kata Nyonya Jung
“Astaga, dia tak boleh kasar pada ibu tunggal. Lagi pula, dia pada dasarnya anak yatim. Sudah kubilang... Semua memandangmu rendah saat tak punya ibu. Kenapa pindah saat tak punya uang? Harusnya dia mengincar ayah Pil-gu. Itu tambang emasnya. .” Jelas Hyang Mi
“Hei, sudah kubilang jangan usil.” Kata Nyonya Jung meliring sinis dan dingin. Hyang Mi kaget karena Nyonya Jung itu menakutinya.
“Semua orang usil. Sungguh membuatku kesal.” Ucap Nyonya Jung sinis.
“Omong-omong, apa pekerjaanmu dahulu?” tanya Hyang Mi penasaran. Nyonya Jung hanya diam saja.
Nyonya Jung meminta Hyang Mi memberitahu alasan  membeli piama kembara. Hyang Mi sudah bilang kalau akan ke Kopenhagen. Nyonya Jung bertanya apakah Bosnya tak mengajak pergi. Hyang Mi bertanya apakah yang dimaksud Dongbaek. 


Flash Back
Dong Baek membereskan barang di dalam kardus, lalu melepaskan gelang yang biada dipakai dan memasukan kedalam kotak. Hyang Mi bertanya apakah takkan memakainya lagi. Dong Baek megaku kalau ini hanya kebiasaan alu  memasukan barang-barang ke dalam kardus.
“Ini milikku. Kenapa kau membawa ini?” ucap Hyang Mi melihat sepatu heels masuk ke kardus.
“Karena kau ikut denganku. Jangan pikirkan tempat asing aneh dan ikut saja denganku. Aku akan membayar birmu seumur hidup.” Tegas Dong Baek. 

Hyang Mi dan Nyonya Jung berjalan pulang bersama. Hyang Mi menceritakan Semua bosku menutup bisnis mereka dan kabur tanpa membayarnya bahkan  ditinggalkan tanpa apa pun dan tak satu pun peduli padanya.
“Namun, mendengarnya berkata aku harus ikut dan dia akan menjagaku membuatku merasa aneh. Aku tak yakin apa sebaiknya ikut. Omong-omong, Dongbaek punya bakat membuat orang merasa tak nyaman.” Ucap Hyang Mi. 

Dong Baek pergi menemui Bibi Kim yang sedang merapihkan dagangan memberitahu sedang mulai berkemas jadi butuh kardus lebih. Ia pun bertanya apakah Bibi Kim punya kardus kosong. Bibi Kim hanya diam saja lalu masuk ke dalam. Dong Baek pun memilih pergi.
“Hei, kau mau ke mana?” teriak Bibi Kim. Dong Baek bingung sampai akhirnya Bibi Kim keluar dengan kardus bekas dan juga beberapa kue beras.
“Ada banyak barang di dalamnya. Apa ini?” tanya Dong Baek merasa tak enak hati. Bibi Kim mengaku Tak ada apa pu.
“Kau Bawa saja... Biji kesumba baik untuk sendimu.” Ucap Bibi Kim seolah tak peduli lalu masuk ke dalam tokonya.
Bibi Oh memanggil Dong Baek Dongbaek menyuruh agar mengambil kardus kosong di tempatnya juga. Bibi Park pun memanggilnya memberikan kardus kosong karena Kardus untuk kubis biasanya yang paling besar. Dong Baek berjalan pulang dan beberapa bibi yang lainya sudah menyiapkan kardus bekas. 
Nyonya Kwak melihat tulisan didepan pintu bar  [TERIMA KASIH ATAS DUKUNGAN SELAMA ENAM TAHUN INI, DONGBAEK] lalu mengeluh  si bodoh itu yang selalu berterima kasih. Ia membawa trolly dengan banyak barang-barang. Dong Baek datang memanggil Nyonya Kwak dengan banyak kardus bekas.
“Kenapa kau kabur? Seharusnya kau hadapi saja.” Keluh Nyonya Kwak. Dong Baek hanya diam saja sambil tersenyum. 

Semua barang sudah ada dalam kardus, Nyonya Kwak merasa Dong Baek berpikir dirinya orang baik akan menyambutnya  dengan terbuka jika pindah ke kota lain. Ia memberitahu kalau Semua berjuang dan mengalami kesulitan ke mana pun mereka pergi.
“Ohh Begitu? Kukira hanya aku yang terus mendapat kesulitan.” Ucap Dong Baek
“Jika kau terus kabur, takkan ada akhirnya. Orang yang bertahan hingga akhir adalah pemenang sesungguhnya.” Jelas Nyonya Kwak
“Maksudmu, kau tak ingin aku pergi, 'kan?” goda Dong Bae. Nyonya Kwak mengeluh kalau Dong Baek membuatnya frustrasi.
“Dengan kepribadianmu, bagaimana kau menetap di tempat baru? Tak akan ada orang sepertiku.” Kata Nyonya Kwak
“Harus kukatakan, aku senang. Aku tinggal di Ongsan enam tahun dan aku senang setidaknya ada satu orang yang mencegahku pergi.” kata Dong Baek.
“Semua pasti sedih  saat kau pergi.” ungkap Nyonya Kwak. Dong Bae pikir dirinya bagai samsak semua orang di sini.
“Semua mengira bisa melangkahiku, tapi kau selalu perlakukan aku dengan hormat, aku syukuri itu, Nyonya Kwak. Berkat kau, aku menikmati enam tahun di sini.” Ungkap Dong Baek.
“Aku tak mau mendengarnya..” kata Nyonya Kwak. Tapi Dong Baek mengaku  Entah kenapa, selalu menginginkan ini.
“Tapi setiap kau menggandeng tanganku saat berjalan bersama, aku merasa sangat Kekosongan itu sirna setiap kali kau melakukannya. Aku berpikir, "Mungkin ini rasanya punya ibu." Ungkap Dong Baek tak bisa menahan rasa harunya.
“Astaga. Karena ini pemuda dan pemudi tak boleh dibiarkan sendirian. Kalian saling jatuh cinta cepat sekali tanpa peringatan. Lalu Aku harus apa sekarang? Apa Kini kau kabur setelah membuatku sangat tertekan? Aku sangat marah karenamu.” Kata Nyonya Kwak berdiri.
“Aku menusukmu dari belakang, 'kan? Aku akan berusaha keras. Katanya, "Akan lupa jika tak melihat." Ini tak mudah, tapi aku akan berusaha. Aku akan melupakannya. Lalu Yong-sik juga akan...” ucap Dong Baek. 


Yong Sik sibuk pergi mengamati KLINIK KULIT OK sambil bergumma Aku harus tangkap Pengusil agar Dongbaek tetap di sini.” Ia pun  pergi makan di minimarket terus bergumam “Aku harus menangkap Pengusil agar Dongbaek tetap di sini.”
“Aku harus tangkap Pengusil untuk mencegah Dongbaek pergi.” gumam Yong Sik sambil melihat rekaman CCTV  di depan KLINIK KULIT OK

Tuan Byun mendekati Yong Sik memberikan lembaran PENGADUAN kalau Yeong-sim kirim pengaduan, karean Buang air besarnya terganggu karena stres jadi  kirim tagihan berobat. Yong Sik tak peduli mengesernya lalu melihat suatu yang aneh dari rekaman CCTV. 


Nyonya Hong melihat ponselnya, dengan pesan [RIWAYAT TRANSAKSI KARTU TIGA KALI GAGAL MASUK] Dengan wajah penuh amarah karena suaminya tahu kalau tak ingin dilihat lagi transaksi kartu kreditnya.
Akhirnya Sek-nya menelp kala  mengiriminya surel video dari Motel Chungdae” Nyonya Hong terlihat penuh amarah karena melihat suaminya dengan Hyang Mi di motel. Tuan No gelisah tidur disofa luar dan langsung pura-pura tidur saat melihat istrinya keluar kamar
“Aku merinding. Aku bisa merasakan tatapan kejamnya di keningku. Tapi jangan cemas. Aku pastikan mengganti kata sandinya.” Gumam Tuan No sambil berpura-pura tidur. Nyonya Hong hanya diam menatap sinis pada  Suaminya. 

Tuan Byun melihat rekaman CCTV dari KLINIK KULIT OK ke gedung TRANSPORTASI ONGSAN. Yong Sik bertanya apakah bisa melihat bedanya. Tuan Byun bingung  Apa yang beda. Yong Sik mengeluh dan meminta agar melihat dengan jelas.
“Jika dari  arah sini,  kau lihat jendela ini terbuka. Namun saat dilihat dari arah lain, tertutup.” Jelas Yong Sik
“Kenapa... Tempat ini sudah kosong lama sekali.” ucap Tuan Byun bingung.
“Kurasa seseorang mengawasiku. Bisakah kita awasi pemilik gedungnya ?” kata Yong Sik.
“Mengawasi? Kau saja.” Ucap Tuan Byun, Yong Sik akhirnya keluar dari kantor polisi sendirin. Tuan Byun mengikutinya.
“Si bodoh itu... Aku merasa berandal itu bisa sungguh mencapai sesuatu. Hei! Kau tak boleh menendang orang, ya?” teriak Tuan Byun. Yong Sik sudah bersiap-siap pemanasan. 


Dong Baek pergi ke gedung disamping KLINIK KULIT OK yaitu TRANSPORTASI ONGSAN. Ia pun memeriksa bagian gembok yang masih terpasang dan tak bisa terbuka, lalu berpikir kalau orang ini hantu karena bisa masuk gedung tapi tak membuka gembok.
“Sepertinya tak ada orang di dalam.” Ucap Yong Sik mencoba menari petunjuk lain dan melihat selembaran didepan gedung.
“Orang yang meminta jasa kebersihanmu. Dia pasti pemiliki gedungnya,  Jadi, tolong periksa telepon lamamu dan kirimkan nomor telepon orang itu.” Ucap Yong Sik menelp petugas kebersihan gedung lama.
Yong Sik berjalan mundur, tak sengaja menyentuh sebuah mangkuk plastik dan berisi makanan kucing. Ia pun yakin kalau Jelas ada sesuatu di sana. Dan didepan bar juga ada mangkuk makanan kucing seperti sengaja ditaruh agar bisa mengamatinya. 


Di dalam bar, Dong Baek melihat semua brosur [PINJAMAN, UANG CEPAT] . Ia sedang berbicara di telp ingin tahu alasan orang itu  menawarkan pinjaman uang tanpa jaminan barang atau penjamin kepadanya. Si Pria seperti heran Dong Baek menanyakan hal itu.
“Tidak, aku hanya penasaran... Kau takkan meminta ginjalku alih-alih bunga, 'kan?” ucap Dong Baek.
“Astaga, tutup saja.” Keluh Hyang Mi yang mendengarnya, Dong Baek pun akhinya menutup telp dengan beralasan akan menghubungi lagi nanti.
“Apa Mereka meminjamkan uang? Kenapa kau selalu berterima kasih?” keluh Hyang Mi
“Astaga, deposit sewa selalu di atas sepuluh juta won. Apa itu berarti kebanyakan orang punya uang sebanyak itu di rekening? Apa hanya aku yang tak mampu?” keluh Pil Goo
“Minta saja ayah Pil-gu membayar tunjangan anak. Kudengar gajinya 1,2 miliar setahun. Keturunannya jelas. Dia putra Kang Jong-ryeol, jadi, dia pandai main bisbol.” Kata Hyang Mi. Dong Baek kaget mendengarnya.
“Jangan beri tahu siapa pun, oke?” ucap Dong Baek memohon. Hyang Mi pikir kalau Dong Baek tahu kalau ia itu senang dapat kerja di sini.
Saat itu Yong Sik datang dengan wajah bahagia, Dong Baek menutupi semua brosur mencoba tersenyum menyambut Yong Sik. Yong Sik dengan wajah sumringah memberitahu ingin makan  Ramyun untuk makan siang. Dong Baek bingung tapi menganguk mengerti.
“Kau bisa Tinggal bersama saja.” Ejek Hyang Mi lalu melangkah pergi dari bar.
“Hei.. Apa Kau minum bir lagi? Kenapa bicaramu tak masuk akal seharian?” teriak Dong Bae terlihat gugup. 


Jessica mengikuti Jong Ryul keluar rumah membawa kotak ke dalam mobilnya, sambil berkata kalau dirinya itu Jessica dan Bagaimanapu  harus pergi ke Milan jadi Jong Ryul punya dua pilihan yaitu mengirim dengan senang atau bayar tunjangan, dipakai untuk pergi.
“Sang-mi, aku bukan ibumu.” Tegas Jong Ryul. Jessica bingung apa maksudnya.
“Kau bilang kepada Ibu saat SMA kau takkan belajar jika dia tak membayar operasi hidungmu.” Ucap Jong Ryul.
“Astaga... Aku dioperasi karena dahulu mendengkur. Itu salah satu alasannya.”tegas Jessica.
“Aku yakin ibumu membelikanmu barang saat kau mengancamnya tak belajar jika tidak, tapi jika terus pakai taktik yang sama padaku, berkata akan bercerai... Jika kau membuatku muak dan bosan kepadamu...” ucap Jong Ryul yang langsung disela oleh Jessica.
“Lalu apa? Kau akan menceraikanku? Silakan, lakukan. Mari kita bercerai.” Kata Jessica mengancam.
“Baiklah, ayo... Kau tak mau menjadi istri atau ibu anakku, kenapa aku harus bertahan denganmu?” kata Jong Ryul. Jessica sempat kaget tapi akhirnya hanya bisa diam saja. 



Yong Sik membuka panci ramyun dan kaget melihat hiasan diatasnya, lalu mengaku suka lobster mutiara merah. Ia pun mengupas kulit lobster sambl bertanya pada Dong Baek Apa ada area spesifik tujuan kepindahannya dan memberikan daging lobster untuk Dong Baek.
“Aku tak terikat area. Aku bahkan tak tahu lahir di mana. Aku tak peduli hal lain, tapi aku ingin tempat berjendela.” Ucap Dong Baek melihat gedung yang tak memiliki kaca.
“Kurasa yang di atas tak bisa melihatku karena tak ada jendela di sini. Aku juga ingin perhatian. Dia bahkan membebaniku dengan Pengusil.” Ucap Dong Baek
“Dia mengawasimu. Aku yakin.. Dia punya rencana khusus untukmu.” Kata Yong Sik.
“Kurasa tidak. Dia mungkin sama sekali melupakanku saat tiba giliranku.” Kata Dong Baek
“Dongbaek, yang di atas sana jelas tak bodoh soal menyelesaikan pekerjaannya. Aku yakin dia sudah menerima semua data. Dia tahu sekarang giliranmu mendapat untung. Tunggu saja... Banyak hal baik akan terjadi padamu.” Kata Yong Sik menyakinna.
Dong Baek seperti masih tak begitu yakin,  tapi Yong Sik menyakinka kalau  seratus persen jadi menyimpulkan kalau Dong Baek  jelas pantas untuk menjadi sangat bahagia. Dong Baek berkomentar kalau Yong Sik tampak meyakinkan.
“Baiklah... Tapi apa kau tahu? Aku sudah sangat beruntung. Ini kali pertamaku makan lobster yang dikupaskan untukku.” Ungkap Dong Baek bahagia sedari tadi hanya makan daging yang dikupas Yong Sik.
“Astaga, kau tak bisa berkata makan lobster itu beruntung.” Ucap Yong Sk tersipu malu.
“Aku tak bicara soal lobster. Begini... Yong-sik, kau... Aku tak bisa ambil pinjaman, tapi kau seperti bonus yang mencerahkan hidupku.” Ungkap Dong Baek. Yong Sik makin tak bisa menahan rasa bahagia dan terus tersenyum.
“Harus kukatakan, aku tahu bergaul denganku, akhirnya membuatmu pandai bicara.” Ucap Yong Sik bangga.
“Kau lihat, kau hanya perlu tetap di jalur yang benar. Ibumu luar biasa dan kau sangat baik. Kau juga pegawai negeri. Ada kehidupan luar biasa menantimu, jadi, kau harus dengarkan ibumu dan nikmati hidupmu.”ucap Dong Baek.
Yong Sik hanya terdiam dan terlihat kecewa akhirnya langsung makan mie dengan cepat tanpa mengupas lagi. Dong Baek pun hanya bisa diam saja. 




Yok Sik akhirnya mencuci piring dengan wajah kecewa, Dong Baek datang membawakan piring kotor sambil menatapnya. Yong Sik membahas . Lobster itu jelaskan semua  dan Harga ramyun hanya 3.500 won, tapi Dong Baek malah masukkan banyak lobster. Dong Baek malah membahas Yong Sik yang berpura-pura kuat.
“Aku hanya ingin menyingkirkannya. Coba Lihat semua lobster ini. Ini memberi tahu perasaan kita. Sekalipun kau pindah ke Pulau Mara, kukunjungi kau tiap hari untuk babi tumis. Jadi, berhentilah bicara omong kosong.” Tegas Yong Sik
“Kau yang harus berhenti pura-pura kuat.” Siapa tahu? Dongbaek lain mungkin pindah kemari.” Komentar Dong Baek.
“Astaga... Sekalipun Lim Soo-jung pindah kemari dan membuka kedai pangsit, aku takkan jatuh hati.” Tegas Yong Sik.
“Jadi, kau penggemar Lim Soo-jung. Kau suka dia seperti pangsit.” Ejek Dong Baek
“Tidak, aku lebih suka kau.. Aku tergila-gila padamu” ucap Yong Sik. Dong Baek seperti cemburu menyuruh Yong Sik agar Kupas lobster itu untuk Lim Soo-jung saja. 


Jong Ryul menunggu didepan bar melihat Dong Baek akhirnya datang, Dong Baek membaca kardus dengan wajah sinis melihat ayah Pil Goo. Jong Ryul mengeluh Dong Baek  harus jelas menunjukkan kalau muak dan lelah dengannya.
“Apa lagi? Kenapa kau kemari?” tanya Dong Baek. Jong Ryul mengaku ingin memberikan Abalone.
“Jika tidak, aku takkan kemari.” Jelas Jong Ryul. Dong Baek akhirnya membawa ke dalam bar mengeluh Jong Ryul ribut ingin memberinya.
“Apa Kau buka sekarang?” tanya Jong Ryul panik melihat Dong Baek pergi masuk ke dalam dapur.
“Ya, akan kutaruh di kulkas.” Kata Dong Baek. Jong Ryul pikir sdudah dikemas dengan pendingin styrofoam jadi yakin berfungsi baik.
Dong Baek membuka kotak dan mengangkat dibawah abalone lalu melihat ada uang dalam amplop yang disembunyikan. Jong Ryul merasa tak enak hati memberitahu kalau itu mahal, jadi, jangan dijual dan makan saja lalu bergegass pamit pergi. 

“Abalone itu sangat mahal.” Komentar Dong Baek keluar dari dapur. Jong Ryul membernarkan kalau itu dari Pulau Wan.
“Benar, abalone terkenal dari Pulau Wan... Harganya 30 juta won.” Sindir Dong Baek.
“Apa Kau tak bisa mengambilnya saja? Pikirkan dari sudut pandangku. Sekalipun hidup anakmu luar biasa, kau tetap khawatir. Membuatku gila melihat hidupnya malang.Apa Harga dirimu penting hingga ayahnya tak berarti? Tak bisakah kau menerimanya saja?” Kata Jong Ryul
“Aku akan menerimanya.” Ucap Dong Baek. Jong Ryul kaget mendengarnya.
“Aku mencuci, berbenah, dan memberimu makan saat tinggal denganmu. Jika aku dibayar melakukannya, aku mungkin bisa menerima uang ini, 'kan?” kata Dong Bae. Jong Ryul makin tak percaya mendengarnya.
“Benar, kau kaya, dan rumahmu di Seoul sangat besar. Kurasa ini sama saja dengan pernikahan. Dan biaya membesarkan anak sekitar beberapa ratus juta won, tapi...” ucap Dong Baek tiba-tiba menangis
“Hei... Kenapa kau menangis?” kata Jong Ryul bingung. Dong Baek mengeluh kalau ini sangat memalukan
“Ingin kutampar wajahmu dengan amplop penuh uang seperti dalam drama.” Ungkap Dong Baek.
“Kau punya anak, Jadi Berhenti bicara soal menampar.” Kata Jong Ryul
 Aku ingin pura-pura kuat dan berkata tak butuh ini. Namun... ibu tak bisa punya harga diri. Aku harus membesarkan anakku.” Ungadp Dong Baek terus menangis.
“ Hei, berhenti menangis. Kau tak tahu lagu Candy itu? Lirik lagu “Aku tak peduli kesepian atau kesedihan” kata Jong Ryul
“Si berengsek itu. Apa Menurutmu Candy tidak absurd? Kenapa dia tak menangis jika dia kesepian dan sedih? Dia pasti psikopat.” Keluh Dong Baek. 


Didepan bar, Hyang Mi sibuk mematikan rokok. Yong Sik datang dengan wajah bahagia membawakan buket bunga. Hyang Mi menyindir  Apa setiap hari ulang tahunnya, karena Yong Sik yang selalu bawakan bunga. Yong Sik mengeluh mendengarnya.
“Aku bisa membawakannya bunga setiap saat... Tidak perlu hari bermakna.” Kata  Yong Sik dengan wajah bahagia.
“Waktunya tidak pas membawa bunga ke dalam.” Ucap Hyang Mi. Yong Sik bingung apa maksudnya
“Kau harus biarkan mereka bicara. Dia akan mendapatkan yang pantas dan menyelesaikan urusan.” Kata Hyang Mi
"Mereka?" kata Dong Baek lalu melihat mobil Jong Ryul jadi artinya Dong Baek dengan ayah Pil Goo dan terlihat sinis. 

Dong Baek akhirnya memutuskan akan kembali uangnya nantik Sekalipun harian atau triwulan, maka akan kembalikan dengan bunga. Jong Ryul mengeluh  dengan sikap Dong Baek yang keras kepala lalu bergumam  “Aku terpaksa bercerai lebih awa dan kini, aku harus mengungkapkan perasaanku.”
“Tinggalkan nomor rekeningmu sebelum pergi.” kata Dong Baek akan pergi.
“Kenapa kau membuatku ingin berhenti dari segalanya?” ucap Jong Ryul sambil bergumam “Hidupku terus mengalir spontan.”
“Jika kutinggalkan semua, bisbol, iklan TV, gelarku, dan semuanya, lalu...” kata Jong Ryul yang langsung disela oleh Dong Baek.
“Jangan. Aku takkan menerimamu.” Tegas Dong Baek. Jong Ryul memohon agar menerimanya kembali dengan menahan tangan Dong Baek.
“Aku Mohon terima aku.” Kata Jong Ryul. Dong Baek terdiam melihat Jong Ryul memegang tanganya.
Tiba-tiba Yong Sik masuk melihat tangan Dong Baek dipegang oleh Jong Ryul. Dong Baek terlihat bingung dengan posisinya.
Bersambung ke episode 18


Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar