PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 26 November 2016

Sinopsis Weightlifting Fairy Kim Bok Joo Episode 4 Part 1

PS : All images credit and content copyright :MBC

Klinik Dokter Jung
Dua pegawai menatap heran Bok Joo yang ada didepanya, Bok Joo dengan sangat teliti menghitung lembaran uang ditanganya, dengan alasan Uang baru biasanya saling menempel, ketika ingin diserahkan ia ingin kembali menghitung dengan benar.  Setelah memang benar jumlahnya 590ribu won, pegawai langsung menerimanya tanpa mau menghitung lagi karena sudah dihitung berkali-kali oleh Bok Joo.
Aku menerima 590 ribu won. Pembayaran Anda sudah selesai. Silahkan berganti baju sebelum treatment-nya. Anda akan melihat sebuah jubah di dalam loker yang ada di ruang ganti sebelah sana.” Ucap si pegawai, Bok Joo binggung apa maksudnya jubah.

[EPISODE 4, KEHIDUPAN GANDANYA]

Jae Yi melihat data yang di lihat pada monitor, berkomentar Bok Joo itu  jauh lebih sehat dari yang dipikirkan. Bok Joo terlihat malu-malu membenarkannya, berpikir kalau ia makan dengan baik. Jae Yi merasa bukan maksudnya berkata seperti itu.
Beberapa orang kelebihan berat badan dengan  cara yang tidak sehat dan memiliki banyak lemak. Dan beberapa yang lainnya kelebihan berat badan dengan  cara yang sehat dan memiliki otot. Kau yang kedua.” Jelas Jae Yi, Bok Joo bertanya apakah hal itu memang baik.
Tentu saja. Kami menggunakan indeks massa tubuh untuk membandingkan jumlah...otot dan lemak. Coba kau Lihat ini. Hasilmu adalah 24. Ini masih dalam batas normal. Banyak orang berpikir kalau  mereka gendut setelah melihat orang yang kurus dan grup idol wanita. Sebagai seorang dokter di klinik berat badan, aku merasa buruk.” Kata Jae Yi, Bok Joo mengangguk setuju.
Aku melihat grup idol di TV sebelumnya. Mereka hanya makan sepotong ubi manis dan telur rebus untuk makanan mereka. Bahkan Seekor burung akan makan lebih banyak dari mereka. Aku memiliki teman, namanya Jung Nan Hee. Dia bilang menurunkan berat  badannya hanya dengan makan ubi manis, lalu dia melahap sekotak ubi manis dalam sehari.” Cerita Bok Joo
Jae Yi memberitahu cara diet ekstrim seperti itu memiliki kemungkinan kegagalan yang tinggi. Seperti yang dikatakan sebelumnya, sangat penting untuk menurunkan berat badan dengan perlahan dan dengan cara yang sehat. Jadi meminta Bok Joo agar Jangan terlalu terobsesi dengan berat badannya. Bok Joo mengangguk menggerti.
Aku tidak mau kehilangan banyak berat badan hanya dalam semalam. Aku sebenarnya... selama ini hidup baik-baik saja dengan tubuh ini.” ucap Bok Joo lalu terdiam karena tak ingin niatnya ketahuan.
Menurutku bagus untuk menurunkan  berat badan dengan cara yang sehat... seperti yang kau katakan.” Kata Bok Joo meralat pernyataanya, Jae Yi pun tersenyum akan menunggu menu diet sehatnya dengan mengulurkan tanganya. Bok Joo melihat telapak tangan yang tak mulus, akhirnya ia hanya menepuk cepat tangan Jae Yi saja tanpa mengenggamnya.
Sekarang, haruskah kita... pindah ke tempat tidur?” kata Jae Yi, Bok Joo kaget mendengar Jae Yi mengajaknya untuk pindah ke tempat tidur. Jae Yi menjelaskan ini  untuk pengobatannya jadi meminta agar bisa berbaring. Bok Joo terlihat malu karena berpikiran yang aneh. 


Bok Joo sudah berbaring dan Jae Yi memberitahu akan memakaikan beberapa krim dan meminta maaf dengan membuka sedikit bagian perutnya. Bok Joo terlihat malu, tapi Jae Yi menyakinkan untuk mulai pengobatannya. Bok Joo pun membiarkan Jae Yi mengunakan alat pada perutnya.
Jae Yi memberitahu kalau rasanya agak sedikit dingin, Bok Joo yang berbaring seperti menahan rasa sakitnya dan tak ingin menjerit didepan Jae Yi. Tapi Jae Yi tersenyum melihat tingkah Bok Joo yang menahannya. 

Bok Joo selesai melakukan perawatan, Pegawai memberika sebuah kartu agar meminta menuliskan semua hal yang dimakan, termasuk makanan ringan, karena itu bisa membantu mereka untuk menyediakan konseling yang tepat dan juga langkah instruksi untuk peregangan yang bisa dilakukan sesering mungkin. Bok Joo menganguk mengerti.
Sampai jumpa, Bok Joo. Hari ini adalah hari pertamamu, jadi jangan mengganti dietmu terlalu banyak. Dan sepertinya akan hujan malam ini. Jangan lupa untuk membawa payung.”ucap Jae Yi seperti mengantar pasien kesayanganya. Bok Joo teringat dengan payung yang di pinjamnya.
Aku pasti akan mengembalikannya padamu dalam pertemuan yang selanjutnya.” Kata Bok Joo
Aku tidak meminta payungku. Apa  kalimat ku terdengar seperti itu?” goda Jae Yi, Bok Joo mengelengkan kepala  tapi menurutnya memang harus mengembalikannya padanya dan pamit pergi. Jae Yi berpesan agar Bok Joo hati-hati di jalan. 

Bok Joo berjalan pulang dengan wajah tersenyum, melihat tempat meja penjual aksesoris dan mencoba salah satunya, tapi seperti tak mengerti dengan jepit rambut dibagian belakang dan juga disamping rambutnya, lalu bertanya pada bibi penjual Bagaimana menggunakan ini.
Si bibi memberikan sebuah jepitan rambut warna merah karena menurutnya cocok dengan wajah Bok Joo. Bok Joo pun mencoba jepitan rambutnya, melihat di cermin berpikir kalau wajahnya terlihat buruk. Si bibi menyakinkan Bok Joo kalau terlihat lebih cantik dan lebih feminin. Akhirnya Bok Joo memutuskan untuk  membelinya.
Apa kau membuat itu sendiri?” tanya Bok Joo melihat manik-manik yang akan dibuat akesoris
Aku biasanya menjualnya atau memberikannya sebagai hadiah.” Jelas Si bibi
Menurutku tidak sopan hanya  mengembalikan payungnya begitu saja.” Gumam Bok Joo 

Shi Ho menemui pelatihnya saat sedang latihan. Pelatihnya bertanya apakah Shi Ho sedang berkencan dengan seseorang. Shi Ho kaget dan mengatakan tidak sedang berkencan. Pelatihnya ingin tahu alasan Shi Ho yang tidak bisa menjaga berat badannya.
Kau tidak akan pergi kencan, kan? ” ucap pelatihnya menyakinkan.
Aku tidak tahu harus melakukan apa padamu. Kau tidak akan pergi ke Rusia dan tidak bisa menjaga berat badanmu. Bagaimana kau bisa bergabung dengan tim nasional? Kau harus memiliki lebih banyak dorongan.” Jelas Pelatihnya sinis, Shi Ho mengerti dan berjanji  akan menjaga dirinya lebih baik.

Di dalam toilet
Soo Bin dan dua juniornya mencoba untuk memakan sedikit coklat demi menjaga berat badanya, mereka ingin menyeembunyikan coklat dan makan lagi nanti. Soo Bin setuju karena mereka  akan memakannya dan tidak boleh membuangnya sedikitpun.
Ngomong-ngomong, ada apa dengan Si Ho? Dia jadi lambat. Bahkan Kemarin, dia masuk ke asrama pria dan menangis di depan mantan kekasihnya.” cerita Soo Bin heran, dua juniornya kaget.
Apa dia masih terkejut karena tidak berhasil masuk tim nasional? Aku tidak pernah melihat Pelatih memarahinya. Si Ho selalu jadi favorit pelatih kita.” Cerita si junior terdengar iri.
“Tapi Aku merasa kasihan pada Si Ho. Dia tidak selincah dulu karena usianya dan tidak sebagus sebelumnya. Dia juga tidak memiliki dukungan finansial dari orangtuanya.” Cerita Soo Bin terdengar licik

Dua juniornya binggung karena yang didengarnya kalau keluarga Shi Ho itu kaya, Soo Bin merasa keduanya belum tahu dan tak akan percaya apa yang terjadi hari ini. Keduanya langsung penasaran apa sebenarnya yang terjadi.
Aku pergi untuk menemui pelatih kita tadi. Lalu aku lihat Shi Ho... berjalan ke arah kami seperti sedang kesal, jadi...” cerita Soo Bin langsung terdiam karena kaget melihat Shi Ho keluar dari toilet mencuci tanganya.
Itu benar kalau aku masuk ke asrama pria, tapi aku tidak menangis. Orang-orang membuatnya terlalu dramatis.” Komentar Shi Ho santai.
Soo Bin... Terima kasih karena mencoba mengerti aku. Tapi, jangan khawatirkan tentang urusan keluargaku. Kau tidak perlu mengkhawatirkan itu.” tegas Shi Ho dingin, Soo Bin mengangguk mengerti. Setelah Shi Ho keluar Soo Bin terlihat langsun jatuh lemas karena tak terkena amukan seniornya. 


Shi Ho pergi ke mesin minuman, demi menjaga tubuhnya memilih untuk meminum jus dan dengan cepat langsung meminumnya, tapi membuat dirinya ingin mual dan ingin muntah. Ia langsung berlari keluar asrama untuk memuntahkan minumanya.
Ah Young sedang lewat panik melihat salah satu mahasiswanya sedang muntah dan menghampiri dengan nepuk dadanya, smabil bertanya apakah perutnya terasa sakit. Shi Ho masih terus membungkuk. Ah Young pun memberikan sapu tanganya.
Hei, bukankah kau Shi Ho?” ucap Ah Young melihat wajah yang dikenalinya, Shi Ho pun memberikan salam pada dokter dikampusnya.
Aku sudah lama belum melihatmu. Kapan kau kembali dari Taereung?” tanya Ah Young, Shi Ho menjawab Sudah beberapa hari belakangan ini.
Apakah tidak sopan menyambutmu kembali? Kau tak perlu khaawatir karena pasti bisa kembali lagi. Banyak atlet yang belum bisa sampai masuk ke Taereung.” Jelas Ah Young menyakinkan.
Shi Ho menganguk mengerti, Ah Young menanyakan keadaan Shi Ho sekarang berpikir kalau harus  mengambilkan obat. Shi Ho pikir tak perlu karena sudah merasa baik-baik saja dan mengembalikan sapu tangan lalu ingin pamit pergi
Mampirlah ke ruang kesehatan sesekali. Aku akan memijat pergelangan kakimu. Aku tahu kau memiliki lemah di pergelangan kaki.” Kata Ah Young, Shi Ho mengerti dan pamit karena  harus kembali latihan.
Bagaimana dia bisa sakit perut? Dia bahkan tidak makan banyak.” Kata Ah Young sedih melihat para atlet senam yang sangat ketat menjaga berat badan tubuhnya. 


Bok Joo pulang dengan membawa bungkusan, terlihat ragu dengan bertanya-tanya apakah ini tak masalah. Tapi ia pikir mungkin tak masalah karena bukan hadiah yang mahal. Lalu ia melewati kolam dan melempar koin sambil berdoa. Tiba-tiba dari belakang bahunya ditepuk, Bok Joo sangat kaget dan hampir memukul orang yang dibelakangannya.
Kebanyakan wanita melonjak ketika kaget, tapi kau sudah siap untuk memukul orang.” Ejek Joon Hyung yang sengaja mengagetkanya.
Hei, apa kau mau merasakan tinjuku di wajahmu?” balas Bok Joo menantang,
“Hei... Apa Kau tidak tahu caranya menanggapi lelucon?” kata Joon Hyung menurunkan kepalan tangan Bok Joo lalu ingin melihat apa yang dibawanya.
Ini bukan urusanmu.” Ucap Bok Joo menjauhkannya, Joon Hyung pikir itu pasti makanan lagi.
Bok Joo mengatakan kalau itu bukan makanan, Joon Hyung penasaran dan ingin merampasnya. Bok Joo berteriak marah karena Joon Hyung berani melakukan ini padanya. Joon Hyung meminta maaf, karena terus saja lupa kalau Bok Joo seorang wanita. Bok Joo tak memperdulikanya dan memilih pergi. Joon Hyung terus meminta maaf dengan perasaan yang tulus.

Keduanya berjalan masuk ke kampus, Bok Joo tiba-tiba berhenti dan membalikan badan menatap teman Sdnya, Joon Hyung pun bertanya ada apa. Bok Joo hanya menatapnya lalu kembali berjalan, tiba-tiba ia kembali berbalik, Joon Hyung berteriak kesal karena Bok Joo membuatnya jadi seperti dalam film horror yang menakutkan.
Ini bukan tentangku, tapi Ini tentang temanku.” Ucap Bok Joo
Diantara dua temanmu, yang mana?” kata Joon Hyung, Bok Joo menegaskan kalau tidak sedang membicarakan mereka.
Pokoknya, temanku... sedang menyukai seseorang. Dia meminjam sesuatu dari orang tersebut dan harus mengembalikannya. Dia ingin memberikan sebuah hadiah sebagai rasa terima kasihnya. Apa tidak masalah?” ucap Bok Joo, Joon Hyun pikir tak mungkin ada orang yang tidak suka hadiah. Bok Joo tersenyum karena membuatnya jadi tak ragu.

Selama dia tidak membuatnya sendiri.” Kata Joon Hyung, Bok Joo melotot kaget mendengarnya.
Apa salahnya dengan hadiah buatan tangan?” tanya Bok Joo heran.
“Coba kau Pikirkan lagi. Jika dia membuat hadiah itu,  itu berarti dia memikirkannya selama membuat hadiahnya. Pria itu akan merasa tidak nyaman. Kau bilang mereka belum terlalu dekat.” Jelas Joon Hyung
Apa dia akan merasa tidak nyaman?” tanya Bok Joo, Joon Hyung menyakinkan pasti pria itu merasa tak nyaman.
Jika perasaan wanita itu  untuk pria itu terlalu jelas, maka pria itu pasti akan mundur. Berikan pesan sederhana saja untuk berterima kasih padanya...” ucap Joon Hyung yang sebelumnya berpikir denga memejamkan matanya, tapi ternyata Bok Joo sudah pergi jauh darinya. 


Bok Joo kembali  ke kamarnya merasa  hampir saja berbuat kesalahan, menurutnya bagaimana kalau sebelumnya tak bertemu Joon Hyung mungkin akan fatal. Ia mengeluarkan sebuah kartu dan memikirkan apa yang akan dituliskanya, dan berpikir kalau harus dibuat sesederhana mungkin. Ia mulai menulis dan melihat  tidak suka tulisan tangan, merasa harus banyak latihan menulis.
Saat itu Ia membuka payung didalam kamar dengan senyuman bahagia karena mengingatkan pada Jae Yi. Shi Ho masuk kamar, Bok Joo meminta maaf dan menutup payungnya kembali. Shi Ho melihat payung yang cantik dan bertanya apakah membelinya. Bok Joo mengaku kalau meminjamnya dari seseorang.

Pesan masuk ke dalam Ponselnya  [Nona Kim Bok Joo, anda memiliki janji pertemuan besok, jam 2 siang -Klinik Berat Badan J] Bok Joo tersenyum bahagia membacanya seperti sebuah pertemuan kencan. Shi Ho melihatnya menduga kalau Bok Joo pasti sedang berkencan dengan seseorang dan membuatnya iri. Bok Joo menyangkalnya dengan senyumanya.
Kau buruk dalam hal menebak sesuatu. Bagaimana aku bisa berkencan dengan seseorang?” kata Bok Joo tetap menyangkalnya.
Kau sangat buruk dalam hal berbohong.” Ejek Shi Ho, Bok Joo menyakinkan kalau tak berbohong. Shi Ho memilih untuk percaya saja kalau Bok Joo tidak berbohong, tapi bisa tahu kalau Bok Joo sedang jatuh cinta lalu pamit untuk tidur lebih dulu. 


Bok Joo yang sedang latihan dibuat kaget oleh dua temanya yang membawa berita baru. Nan Hee memberitahu Gosipnya sudah menyebar kemana-mana dan Orang-orang menyebutnya, "Si Ho Menyerang Asrama Pria." Erta bisa menjamin kalau ini masuk  dalam tiga berita besar.
Dia lebih berani dari yang aku pikir. Itu keren.” Komentar Sun Ok, Bok Joo seperti masih tak percaya.
“ternyata Pesenam bisa seberani itu. Mereka bahkan memuntahkan ayam setelah mencicipinya.” Ucap Nan Hee
Aku tidak terlalu terkejut dengan serangannya. Fakta kalau dia pernah berkencan dengan Joon Hyung lebih mengejutkan. Kenapa harus dia? Dia terlalu bagus untuk Joon Hyung.” Kata Bok Joo merasa tak tertarik dengan Joon Hyung.
Joon Hyung adalah salah satu  siswa terkenal di sekolah kita.” Ucap Nan Hee penuh semangat.
Sun Ok membenarkan dan tak setuju dengan Bok Joo, karena Joon Hyung memang benar-benar imut sebagai seorang pria.  Bok Joo menegaskan Penampilan bukanlah satu-satunya yang penting dan tidak boleh menilai sesuatu dari luarnya menurutnya pria itu harus lebih dewasa, dan itu sangat jauh dari Joon Hyung. 

Tiba-tiba Sang Chul dan beberapa senior lainya memanggil Bok Joo dkk,  dengan memarahinya karena mereka datang hanya untuk mengobrol dan terlalu bersantai. Bok Joo dkk hanya bisa tertunduk diam. Sang Chul menegaskan bukan karena mereka sudah dua tahun ada di kampus menjadiakan senior adalah teman mereka.
“Apa Kalian pikir disini taman bermain?” ucap Sang Chul dengan gaya seniornya, Bok Joo dkk meminta maaf dengan wajah tertunduk.
Mereka teralu bersantai-santai. Mereka bahkan tidak membereskan peralatan setelah selesai latihan. Coba kau Lihat bubuk kapurnya dan bagaimana tempat ini jadi seperti kandang babi!” teriak Sang Chul marah 

Woon Gi datang bertanya apa yang terjadi, Sang Chul memberitahu kalau para junior mereka itu  terlalu bersantai dan bahkan tidak membereskan peralatannya, serta hanya mengobrol ketika seharusnya latihan. Woon Gi pikir tak perlu keras pada junior mereka.
Ngomong-ngomong, ini juga salah kita karena kita tidak bisa mengatur mereka.” Kata Woon Gi lalu menyuruh ketiganya agar menyiapkan semua untuk latihan. Ketiganya mengerti dan pergi ke tempa alat latihan lainya.
Hei, Woon Gi. Kenapa kau membiarkan mereka begitu saja? Kau membuat kita terlihat bodoh.” Ucap Sang Chul tak terima
Latihannya akan segera dimulai. Kalau mau memarahi mereka, nanti saja.” Kata Woon Gi. Bok Joo dkk melihat adu mulut dua seniornya.
Siapa kau berani memutuskan  dan menyuruh hal seperti itu? Apa kau sedang pamer karena kau ketua tim? Aku juga senior. Aku mengerti karena kau pernah memenangkan beberapa medali, tapi kau tidak bisa merendahkan kami...” ucap Sang Chul marah
Woon Gi melihat ponselnya berdering dengan meminta maaf dan bergegas pergi keluar dari ruangan latihan,  Sang Chul merasa sudah tidak bisa berkata-kata dengan tingkah Woon Gi, Teman yang lainya pun merasa kalau Woon Gi membuatnya terlihat bodoh

Bok Joo melihat waktunya untuk pergi ke pertemuan di klinik, dan ingin cepat menghabiskan makananya. Nan Hee duduk didepanya mengeluh kalau para senior itu sangat menyebalkan, merasa merkea dianggap maninan dan selalu marah., bahkan sudah mengepel terlalu keras sampai tanganya bergetar bahkan tak bisa memegang sumpit dengan benar sekarang.
Itu terjadi setiap tahun, kau sudah tahu itu.  Bahkan tahun lalu, mereka yang berada di tahun senior selalu seperti itu.” ucap Sun Ok sambil sibuk makan, Bok Joo tak berkomentar karena ingin cepat menyelesaikan makananya.
Benar. Mereka akan segera lulus, dan hanya ada beberapa  turnamen lagi yang tersisa. Mereka harus mendapatkan tawaran dari tim semi-profesional, tapi mereka belum mendengar apapun. Itu pasti membuatmu terbebani.” Kata Nan Hee
Sebentar lagi, itu akan jadi masalah kita. Kita juga sebentar lagi akan masuk tahun senior.” Ucap Sun Ok
Tapi tetap saja, mereka seharusnya tidak melampiaskannya pada kita.” Kata Nan Hee
Bok Joo tetap makan dengan menepuk dadanya agar tak tersedak, Sun Ok pikir mereka nanti tak boleh seperti senior itu, karena mereka itu terlalu hebat dalam melakukan sesuatu. Bok Joo menyelesaikan makananya minta tolong membawakan piring bekas makanya dan langsung pamit pergi.  nan Hee bertanya apakah Bok Joo akan mengantar pesanan. Bok Joo membenarkan dan buru-buru pamit pergi. 

Bok Joo pergi ke kamarnya membuka lemarinya, lalu mengeluh semua pakaianya itu semuanya berwarna hitam  atau kalau tidak abu-abu seperti di peruntukkan untuk acara pemakaman dan menurutnya pakainya sekaranga adalah yang terbaik. Sebelum masuk klinik, Bok Joo tak lupa memakai jepitan rambutnya agar bisa terlihat feminin.
Jae Yi melihat Bok Joo yang datang langsung menyambutnya, Bok Joo mengembalikan payung dengan mengucapkan terimakasih atas bantuanya. Jae Yi pikir bisa menyimpan payungnya dan itu juga milik adiknya. Bok Joo pikir harus mengembalikannya padanya dan sudah tidak merasa memiliki hutang lagi pada siapapun.
Kau bisa bilang kalau aku adalah seorang perfeksionis.” Kata Bok Joo dengan senyumanya.
Hiasan rambut itu lucu. Kau terlihat bagus memakainya.” Puji Jae Yi, Bok Joo tersipu malu mendengarnya.
Aku melihat ini tergeletak di lantai kamarku... dan aku pikir bisa memakainya.” Ucap Bok Joo berbohong, Jae Yi pun mengajak mereka untuk  memeriksa indeks massa tubuhnya. 

Jae Yi melihat hasil tesnya,  Bok Joo merasa  tidak percaya kalau tidak turun sama sekali, bahkan 100 gram pun dan merasa tak nyaman. Jae Yi pikir itu karena Bok Joo  baru memulai programnya da sudah bisa mengetahui akan memakan waktu yang cukup  lama karena memiliki massa otot yang tinggi.
“Selain itu juga, kita sudah berjanji, yaitu Diet yang sehat.” Ucap Jae Yi, Bok Joo setuju "Sehat" adalah kuncinya.
Kau kelebihan berat badan pada bagian tengahmu, jadi mari kita lebih fokus pada area itu. Program ini harus dibarengi dengan olahraga untuk mencapai target dalam suatu area, tapi mahasiswa mungkin tidak memiliki waktu untuk itu zaman sekarang.” Kata Jae Yi, Bok Joo mengaku kalau memang sedikit sulit.
Bolehkah aku bertanya kau jurusan apa?” tanya Jae Yi, Bok Joo kaget dan binggung lalu melirik ke arah sampingnya ada patung dengan membawa alat musik dan mengaku kalau jurusan “cello”

“Kau bilang Cello? Jadi  Kau seorang murid jurusan musik.” Ucap Jae Yi tak percaya dengan mengambil salah satu patung kesukaanya
Sejujurnya, aku sedikit terkejut ketika aku pertama kali bertemu denganmu. Tidak mudah bagi seorang wanita untuk membawa meja yang sangat berat, kecuali dia memiliki tangan yang kuat. Kau mungkin bisa melakukannya  karena kau sudah biasa membawa cello.” Komentar Jae Yi yang pertama kali bertemu melihat Bok Joo membawa meja sendirian.
Bok Joo pikir Jae Yi  bisa menganggapnya begitu. Jae Yi merasa  ingin dengar Bok Joo bermain cello suatu hari nanti  dan mungkin Bok Joo sudah mengetahui kalau ia adalah penggemar musik klasik serta sering menonton resital. Tapi ia pikir dirinya itu amatiran dibandingkan dengan Jae Yi yang ada dijurusan musik.
Ngomong-ngomong, apa semua pemain cello...” ucap Jae Yi dan  terputus karena ponsel Bok Joo berdering lalu menyuruh agar menjawabnya saja.

Tuan Kim menelp menanyakan keberadaan anaknya sekarang, Bok Joo malah balik bertanya kenapa ayahnya menanyakan hal itu. Tuan Kim pikir anaknya sudah bisa menebak, kalau akan pergi ke sekolahnya sekarang dan ingin membawakan beberapa ayam lalu bertanya apakah sedang tak ada di asrama. Bok Joo mengaku sedang diluar.
Kalau begitu aku akan meninggalkannya di kamarmu. Berbagilah dengan teman-temanmu.” Ucap Tuan Kim, Bok Joo menolaknya tapi sang ayah sudah menutup telpnya.
Bok Joo panik akhirnya meminta maaf pada Jae Yi kalau sesuatu yang mendesak terjadi lalu berjanji akan pastikan untuk mengikuti dietnya. Setelah keluar kembali membuka pintu mengucapkan terimakasih. Jae Yi tersenyum melihat tingkah Bok Joo yang mengemaskan. 

Bok Joo berlari kembali ke asrama karena  kalau Ayah akan tahu semuanya kalau bertemu dengan temanya. Saat akan masuk, Joon Hyung melihat Bok Joo berteriak memanggilnya, Bok Joo langsung menghentikan sepeda Joon Hyung yang akan keluar. Joon Hyung mengumpat Bok Joo sudah gila.
Maafkan aku, tapi bisakah kau  mengantarku ke asrama? Kumohon. Cepat.” Kata Bok Joo
“Hei... Ahjumma, ini bukan taksi. Coba kau Lihat itu. Apa yang ada di rambutmu? Itu capung atau apa?” ejek Joon Hyung, Bok Joo langsung melepaskanya.
Bok Joo memohonya untuk bisa mengantarnya, Joon Hyung hanya bisa mengeluh Bok Joo memang menganggunya, Bok Joo pun memutar sepeda agar masuk kembali ke kampus. Joon Hyung terlihat kesusahaan mengayuh sepeda karena badan Bok Joo yang berat. Bok Joo yang panik memukul punggung Joon Hyung agar cepat mengayuh sepedanya.
Joon Hyung berteriak kesal karena Bok Joo malah memukul punggungnya, Bok Joo meminta Joon Hyung lebih cepat. Joon Hyung berteriak kesal kalau Bok Joo itu sangat berat sambil mengeluh membuat hidupnya jadi  sulit. Shi Ho baru keluar melihat Joon Hyung dan Bok Joo yang lewat dengan berboncengan sepeda.
Bok Joo sampai depan asrama langsung berlari masuk, Joon Hyung berteriak kesal karena Bok Joo bahkan tidak berterima kasih padanya. Shi Ho melihat ternyata teman satu kamarnya dekat dengan Joon Hyung tak seperti yang diduganya. Joon Hyung masih terlihat kesal berpikir dirinya dianggap supir oleh Bok Joo dan melihat bagian belakangnya jadi rusak karena Bok Joo. 

Bok Joo berlari masuk dalam asrama dan bisa menemukan ayahnya sebelum menaiki tangga, Tuan Kim pikir anaknya tidak perlu lari-lari karena bisa menitipkannya pada seseorang di atas. Bok Joo beralasan kalau  Ini asrama wanita dan Pria tidak boleh datang.
Apa aku termasuk pria? Aku sering datang kesini mengantar pesanan, bahkan penjaga asramanya juga sudah mengenalku. Tidak ada seorangpun yang menyuruhku berhenti.” Ucap Tuan Kim,
Baiklah. Berikan saja padaku dan pergi.” kata Bok Joo tak ingin banyak bicara lagi, Tuan Kim pikir memang harus pergi karena  ia juga orang sibuk.
Aku tidak akan tetap disini bahkan jika kau yang memintaku.” Ejek Tuan Kim, Bok Joo pun mendorong ayahnya untuk cepat pergi
Hei, sepertinya semua latihan kerasmu ada hasilnya. Tanganmu jadi lebih kuat, Kau mungkin bisa mengangkatku.” Goda ayahnya merasakan dorongan pada tangan ayahnya.
Kenapa Ayah sangat cerewet hari ini? Pergilah dan cari uang, yang Ayah sukai.” Kata Bok Joo kesal
“Kau bilang Uang? Ya, kau benar. Aku harus mencari uang. Nikmati ayamnya.” Ucap Tuan Kim pergi, Bok Joo bisa bernafas lega karena tak sampai bertemu dengan temanya. 


Joon Hyung kembali bertemu dengan Psikiater, Dokter memberitahua  Secara keseluruhan, hasil dari tesnya menunjukkan kalau tingkat stress Joon Hyung itu cukup tinggi. Ia melihat Joon Hyung sebagai  seorang atlet, jadi berada dalam lingkungan yang kompetitif seperti itu pasti membuatnya sangat stress.
Ngomong-ngomong, apakah ada gejala spesifik... yang kau alami saat hari pertandinganmu?” tanya Dokter
Jantungku berdetak sangat cepat sampai rasanya akan meledak, dan semua suara di sekitarku jadi bercampur. Dan lalu, aku tidak bisa dengar apapun. Rasanya seperti semuanya mendadak bisu.” Cerita Joon Hyung yang mengingat saat ada di final tak bisa mendengar apapun dan akhirnya masuk kolam lebih dulu.

“Apa Kau tidak bisa dengar apapun? Apa kau mengalami itu hanya saat pertandingan?” tanya Dokter,
Biasanya seperti itu . Tapi kadang itu juga terjadi  dalam beberapa sesi latihan akhir-akhir ini. Aku mendatangi dokter THT dan mereka bilang telingaku baik-baik saja.” Jelas Joon Hyung
Itu pasti baik-baik saja, karena Ini sesuatu yang lebih ke arah psikologi. Gejala seperti itu biasanya  terjadi setelah  guncangan berat atau pengalaman traumatik. Itu bisa jadi sejenis gangguan kepanikan atau bisa jadi gangguan konversi. Dan Itulah yang kupikirkan.” Jelas Dokter
Kalau begitu... cobalah ingat kapan kau pertama kali mengalami gejala seperti itu.” kata Dokter
Joon Hyung balik bertanya apakah  semua yang terjadi waktu itu bisa memicu gejala yang dialaminya sekarang.  Dokter juga tidak yakin, karena tidak ada sesuatu yang spesifik yang bisa dipikirkan tapi menurutnya dari yang dilihatnya Joon Hyung  adalah orang yang sangat menutup diri.

Kau tidak suka mengekspos sisi lemahmu, dan menekan semuanya. Kau mungkin tidak ingin melihat apa yang ada di dalam dirimu.” Komentar Dokter bisa melihat dari gerakan tubuh Joon Hyung
Tidak, aku benar-benar bukan orang yang serumit itu.” ucap Joon Hyung meyangkalnya.
“Coba Lihat? Kau sedang menyangkalnya... Wah.. Aku dalam masalah. Pasien sepertimu adalah pasien yang paling sulit untuk ditangani. Walaupun begitu, kau harus mengeluarkannya sendiri. Hanya dengan begitu, aku mungkin akan bisa menolongmu. Dengan kata lain, Sepertinya kita harus lebih  mengenal satu sama lain. Bagaimana dengan kopi?” kata Dokter pergi ke dapur untuk membuat kopi, Joon Hyung terlihat gelisah karena seperti dokter bisa merasaka yang dirasakanya. 

Joon Hyung keluar dari rumah dokter dan dudk dibawah tangga, lalu mengingat kembali dengan permintaan Dokter Coba ingat-ingat kapan kau pertama kali mengalami gejala seperti itu. Apa sesuatu terjadi saat itu yang  bisa memancing gejalanya?
Flash Back
Joon Hyung kecil menangis saat harus berpisah dengan ibunya dan memeluk erat dengan memegan sapu tangan milik ibunya. Lalu membaca kartu post yang dituliskan oleh ibunya selama ini   (Aku merindukanmu, Joon Hyung. Selamat Natal! Salam cinta, Ibu.)
Setelah itu melihat dalam laci dibagian obat melihat kartu pos yang sama dan terlihat tanpa tulisan, jadi selama ini yang menuliskan surat bukan dari ibunya tapi seolah-olah dituliskan oleh ibunya.  Mata Joon Hyung berkaca-kaca mengingat kenyataan yang terjadi. 

Jae Yi tiba-tiba datang menyentil telinga adiknya, Joon Hyung kaget melihat kakaknya yang datang berpikir sengaja datang karena dirinya. Jae Yi membenarkan,  karena sengaja datang datang untuk memastikan kalau adiknya melakukan konseling dengan serius. Joon Hyung tahu kakaknya pasti  berbohong.
Aku ada seminar di dekat sini jadi sengaja datang untuk menjemputmu.” Ucap Jae Yi  
Kau datang untuk mengawasiku. benar, kan?” kata Joon Hyung, Jae Yi hanya tersenyum lalu sama-sama menaiki tangga dan menanyakan konselingnya. Joon Hyung melihat Dokternya itu baik karena bisa melihat jauh ke dalam dirinya.
Aku kan sudah bilang kalau dia dokter terkenal. Aku tahu. Dia dokter yang hebat.” Kata Jae Yi
“Kau... Jangan khawatir. Aku tidak akan mempermalukanmu.” Ucap Joon Hyung lalu menanyakan keberadaan mobilnya. 

Keduanya pun naik mobil bersama, Joon Hyung melihat kebelakang dan bertanya apa yang ada dibelakang. Jae Yi memberitahu itu payung yang dipinjamkan sebelumnya. Joon Hyung heran melihat kakaknya yang menaruhnya di tas dengan motif bunga-bunya dan merasa tidak perlu melakukannya.
Orang yang aku pinjamkan menaruhnya disana.” Ucap Jae Yi
Siapa? Apa Wanita?” tanya Joon Hyung penasaran, Jae Yi mengaku kalau ia seorang wanita
“Tapi dia hanyalah pasienku. Dia seorang pemain cello.” Ucap Jae Yi tersenyum bahagia. Joon Hyung tak percaya kalau wanita itu sekolah di sekolah musik
Tentu saja. Pria memiliki.. fantasi pada seorang gadis yang  belajar musik, kan?” kata Joon Hyung bangga
Jangan mengada-ada. Aku tidak jatuh cinta pada pasienku sendiri.” Ucap Jae Yi menyangkal
Joon Hyung ingin Jae Yi menceritakan tentang wanita itu, apakah ia cantik. Jae Yi mengaku kalau ia lumayan cantik. Joon Hyung makin bersemangat merasa  harus datang melihatnya nanti dan meminta agar memberitahu kapan kakanya akan bertemu dengan wanita itu. 

Tae Kwon sedang main games dikamarnya lalu melihat Joon Hyung yang pulang membawa bungkusan, berpikir kalau itu makanan. Joon Hyung mengaku bukan. Tae Kwon pikir pasti Joon Hyung mendapat hadiah dari wanita. Joon Hyung memberitahu  baru meminjamkan payung pada kakaknya dan mengembalikannya.
Oho, tasnya bermotif bunga. Kakakmu memiliki selera yang aneh.” Ejek Tae Kwon lalu melihat sebuah kartu dalam tasnya.
Apa ini? Kau ketahuan. Kakakmu tidak akan mungkin menulisnya. Dasar Pembohong.” Keluh Tae Kwon
Itu bukan milikku.” Kata Joon Hyung lalu melihat isi dari kartu tersebut “ Terima kasih, Dokter Jung. Apa yang kau berikan padaku bukan sebuah payung, melainkan kebaikan hatimu.
Astaga. Jung Jae Yi menggoda seorang mahasiswi naif lagi. Ternyata Dia benar-benar menyukainya, pemain cello ini.” komentar Joon Hyung, Tae Kwon penasaran siapa pemain cello itu. Joon Hyung mengatakan kalau orang yang sama, yaitu si Nona Motif Bunga dengan menunjuk ke tas untuk menaruh payungnya
bersambung ke part 2 
FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar