PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 02 November 2016

Sinopsis The Man Living In Our House Episode 4 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Na Ri baru saja check in sebagai pramugari saat membalikan badan ternyata Duk Bong sudah ada dibelakangnya dan bertanya apaka suda membawa stempelnya, Na Ri mengaku tidak tahu Duk Bong ingin bertemu dibandara dan itu membuatnya klienya binggung.
Ini adalah semua dokumennya, jadi Baca semuanya terlebih dahulu Dan aku tidak bisa menemukan ada yang mencurigakan tentang kecelakaan ibumu.” Kata Duk Bong memberikan berkasnya.
Aku harus memikirkannya lagi untuk mengajukan keluhan.” Ucap Na Ri
Kalau begitu tandatangani saja surat kuasa pengacara...” kata Duk Bong, Na Ri sengaja mengalikanya dengan menyapa tim pramugari lainya yang baru datang.
Yeon Mi melihat Na Ri yang datang awal. Mata Yeo Joo langsung melihat ke arah Duk Bong yang terlihat tampan dan bisa menjadi mangsanya, Na Ri melihat tatapan temanya langsung menyuruh mereka masuk duluan saja dan menarik Duk Bong untuk pergi menjauh.
Salah satu pramugari melihat baju yang dipakain Duk Bong itu baju terbaru edisi terbatas, dan Sepatunya bahkan lebih terbatas lagi menurutany. Kekayaannya mengalir. Yeon Mi melihat dua juniornya itu  sangat memperhatikan penampilan.
Kenapa dia tidak akan memperkenalkannya kepada kita?” kata Yeon Mi heran
Aku kira mereka tidak cukup dekat untuk melakukannya.”ucap Yeo Joo sinis, melihat keduanya berjalan pergi. 
Na Ri berjalan lebih dulu, Duk Bong yang percaya diri merasa kalau teman-teman Na Ri melihatnya sebagai pria keren dan ingin menyapanya, tapi mala mengabaikan itu. Na Ri bertanya  Duk Bong ingin diperkenala sebagai siapa dengan wajah kesal karena tidak ingin menunjukan aib keluarganya. Duk Bong mengaku sebagai Seorang teman dari rumahnya.

Kita sepakat untuk berteman… Tapi kau tahu...” ucap Duk Bong melirik ke arah teman Na Ri
“Kenapa? Si Bibir merah? Apa kau menyukainya?” ucap Na Ri sinis melihat semua temanya menatap Duk Bong.
Tidak... Semua orang menatap secara terang-terangan Apa aku orang pertama yang dating dan mengunjungimu? Apa itu karena aku? Apa aku berdiri terlalu menarik perhatian?” ucap Duk Bong terlalu percaya diri.
Dibelakang dua teman Na Ri berpikir karena Duk Bong maka Na Ri itu putus dengan tunanganya,  teman lainya mengatakan kalau Banyak pasangan yang putus setelah bertunangan dan menurutnya Ini bukan masalah besar . Yeo Joo dengan sinis memilih untuk pamit pergi karena tak ingin membicarakan tentang Na Ri.
“Ya... Kau kelihatan hebat... Pergilah sebelum mereka menatap lagi.” Ucap Na Ri, Duk Bong pun ingin Na Ri memasukan berkasnya itu maka ia akan segera pergi. 


Na Ri melihat ponselnya berdering dan ternyata dari Nan Gil dengan tertulis nama “Si brengsek yang tinggal di rumahku” sebelumnya menyuruh Duk Bong pergi saja dan membahasnya nanti, lalu mengangkat telp Nan Gil bertanya ada apa. Nan Gil terlihat gugup saat mulai berbicara.
Yah, aku bertanya-tanya kalau ada sesuatu yang terjadi.” Ucap Nan Gil, Na Ri binggung seperti apa maksudnya.
Seperti kau menerima dokumen yang aneh... atau seseorang datang untuk menemuimu.” Kata Nan Gil
Tidak ada yang seperti itu, sekarang Aku ada sebuah penerbangan.” Kata Na Ri, Nan Gil sedikit lega karena tidak ada yang terjadi.
Aku tahu kenapa kau menelepon. Apa kau ada di gudang?” ucap Na Ri bisa menembak, Nan Gil tak bisa menutupinya karena terbatuk-batuk. Na Ri bisa tahu kalau Nan Gil ada di gudang karena Cukup berdebu dan Mungkin ada tikus juga.
Tidak ada tikus, karena Aku selalu membersihkannya.” Ucap Nan Gil yakin

Na Ri pikir Nan Gil  pasti tahu apa yang hilang. Nan Gil mengaku tidak tahu apa yang dikatakan Na Ri sekarang. Na Ri mengaku biasa berbicara dengan ibunya sebelum penerbanganku karena Suara ibunya itu terbiasanya menangkal kecelakaan. Nan Gil dengan canggung mengatakan “Semoga beruntung dalam penerbangan.” Karena belum pernah melakukan penerbangan jadi  tidak tahu rasanya jadi berharap Na Ri tetap semangat.
Na Ri tersenyum mendengarnya, saat menutup telp tiba-tiba Duk Bong sudah ada dibelakangnya sambil mengejek kalau Budaya minum Korea menakjubkan karena Na Ri berubah dari lawan menjadi keluarga yang penuh kasih, maka Akan jadi lebih cepat bagiku untuk bisa membeli tanah dari Nan Gil. Na Ri menegaskan Nan Gil  tidak akan menjualnya.

Dia pasti akan menjualnya. Kenapa? Karena penipu tahu kapan harus menjual. Aku, Kwon Duk Bong, menyatakan bahwa aku melakukan yang terbaik untuk klienku, Hong Na Ri.” Ucap Nan Gil, Na Ri tak peduli dan buru-buru pergi.
Saat itu Duk Bong ingin pergi, Yeo Joo tiba-tiba sengaja melewatinya seperti ingin mulai mengodanya. Duk Bong terlihat binggung seperti tak merasa tergoda dengan kecantikan yang dimiliki oleh Yeo Joo. 


Paman Shim sedang minum soju lalu bertanya keadaan Na Ri, Nan Gil menegaskan akan mengurusnya, jadi jangan mengajukan pertanyaan. dan jangan mencoba untuk mengetahui apapun. Paman Shim mengumpat Na Ri, anak nakal, lalu memastikan kalu tidak membatalkan pernikahan... karena uang 30.000 dolar itu.
Kau bukan tipe orang yang benar-benar khawatir tentang orang lain. Apa kau perlu sesuatu untuk digosipkan?” sindir Nan Gil sangat mengetahui sifat paman Shim.
Dia keponakanku! Apa kau anggap aku seperti itu?” kata paman Shim kesal, Nan Gil memberikan uang dalam amplopm menyuruh paman makan lalu pergi.
Na Ri... tidak ingat sama sekali, kan?” kata Paman Shim, Nan Gil memilih untuk pergi meninggalknya. Paman Shim terlihat bahagia melihat uang yang diberikan oleh Nan Gil. 

Nan Gil pergi ke gudang, teringat kembali ucapan Na Ri sebelum terbang “Suara ibuku biasanya menangkal kecelakaan.” Lalu ia menelp Tuan Bae, seorang pria duduk diruangan Dana Financial seperti seorang direktur menerima telp dari Nan Gi.
Ini tanahku, jadi tidak ada gunanya melibatkan Na Ri ke dalam ini.” kata Nan Gil
Kau tidak mau datang dan menemuiku kecuali aku melibatkannya karena dia adalah kelemahanmu. Dan Juga, jangan panggil aku "tuan Bae." Aku pernah menjadi ayahmu pada satu titik.” Tegas Tuan Baek
Nan Gil menutup telpnya, saat itu Tuan Bae melihat foto-foto yang berjejer dan melihat salah satunya seperti foto Nan Gil didepan  Panti Asuhan Hope

Na Ri dan Yeo Joo sedang berada dibagian belakang pesawat menyiapkan minuman< Yeo Joo mencoba bersikap baik kalau tidak akan mengatakan apapun pada Dong Jin bahwa  Na Ri dating di bandara bersama pria lain menurutnya Na Ri tidak perlu untuk berpura-pura seperti itu.
Aku kira kau tidak tahu, kalau Dong Jin dan Duk Bong sudah bertemu. Mereka bertemu di depan rumahku. Duk Bong melihat Dong Jin menempel kepadaku, jadi mereka tidak saling menyukai. Jangan katakan kepadanya.Tidak ada gunanya seperti itu.” balas Na Ri
Kurasa kau bertemu banyak orang di depan rumahmu. Itu sebabnya adikmu sangat marah. Sia-sia sekali karena dia membusuk di pedesaan.” Ucap Yeo Joo melihat Nan Gil sebagai adik Na Ri
“Kau bilang Adik laki-laki? Bahkan jangan berpikir tentang hal itu.” tegas Na Ri buru-buru pergi, Yeo Joo tersenyum merasa kalau adiknya itu jadi kelemahan Na Ri. 

Duk Shim duduk sendirian didekat halte, Nan Gil lewat dengan sepedanya lalu mengaja untuk pergi mengambil sepeda dengan menunjuk ke toko di pinggir jalan. Duk Shim pun hanya bisa menatapnya. Nan Gil mengeluarkan sepeda mini memastikan kalau memang itu milik Duk Shim
“Dia tidak mengatakan apapun. Kenapa kau menlibatkan dirimu? Yang aku lakukan hanya membelinya dari seseorang.” Ucap si pemilik terlihat kesal
Apa sepeda seperti ini umum di lingkungan ini? Dia seorang siswa SMA, tapi dia berjalan karena kehilangan sepedanya. Dia terlalu lelah untuk belajar. Jika kami melaporkan hal ini dan memanggil polisi,maka mereka mungkin akan memeriksa semua yang kau miliki di sana.” Kata Nan Gil, si pemilik terlihat ketakutan, Duk Shim yang mendengar Nan Gil tersenyum bahagia karena merasa kalau memiliki orang yang membela dirinya. 

Keduanya pun naik sepeda bersama melewati taman, Nan Gil berhenti didepan restoranya dan Duk Shim melihat kakaknya langsung pergi begitu saja. Nan Gil memberitahu agar selalu mengunci sepedanya agar tak hilang dan melambaikan tangannya.
Apa kau juga membantu anak-anak nakal?” sindir Duk Bong
Kenapa dia bisa terlihat sebagai anak nakal bagimu? Padala Kau terlihat seperti orang dewasa yang nakal.” Balas Nan Gil
Jual tanah itu kepadaku dengan setengah harga yang aku sebutkan. Mari kita tandatangani kontrak hari ini.” ucap Duk Bong memberikan sebua berkas ditanganya. 

Nan Gil melihat foto dirinya yang berada dari sebuah panti asuhan, Duk Bong mengaku menggunakan agen mahal dan mendapatkan foto itu, menurutnya itu sepadan dengan harga yang dibayarnya. Menurutnya Nan Gil seharusnya mengambil uangnya dan lari, karena Itu adalah keputusan yang bijaksana.
Apa Na Ri tahu?” tanya Nan Gil, Duk Bong mengatakan tidak karena  Rahasianya akan kehilangan nilainya.
Aku tidak akan mengatakan apapun sebelum kita menandatangani kontrak.” Kata Duk Bong
Tidak. Bukan itu maksudku, Apa dia tahu kau mencoba untuk membuatku menjualnya?” tanya Nan Gil
Dalam posisinya, dia akan kehilangan miliknya dalam semalam. Jadi Tentu saja, aku akan memberitahu dia karena Aku tidak sekejam itu.” jelas Duk Bong, Nan Gil ingin tahu apa yang dikatakan Na Ri.
Apa kau benar-benar ingin tahu? "Dia tidak akan menjualnya." Itu yang dia katakan.” Ucap Duk Bong, Nan Gil hanya terdiam
Ayahku sudah membuat seluruh keluarga kami menemui seorang Psikolog, Keluargaku begitu kacau karena itu dia ingin membuktikan.. kami lemah secara mental saat terjadi sesuatu.” ucpKau pasti tidak tahu tentang keluarga karena kau dari panti asuhan, tapi Nan Gil, keluarga juga kejam dan sama sekali tidak indah. Kau seorang penipu. Jangan berpura-pura khawatir tentang keluarga. Ambil saja uangnya dan lari... sebelum masa lalumu terbongkar.” Ucap Duk Bong dengan gaya sombongnya
Nan Gil menegaskan  tidak akan menjualnya. Karena tidak boleh mengecewakan putrinya dan Itulah keluarga. Menurutnya Keluarga bukan tentang hubungan tapi Keluarga tetap sebuah keluarga. Duk Bong mengejek melihat seperti benar-benar hubungan ayah dan anak yang indah.

Yah, aku harus membeli tanah ini, entah bagaimana caranya, jadi kami bertiga bisa memikirkan sesuatu.” Tegas Dong Buk
Ada slogan baru yang aku gunakan, “Aku harus menguleni adonan. Dan "Ayahku khawatir... Tentang keadaan psikologis keluarga." Seperti itulah seharusnya caramu melihatnya.” Kata Nan Gil berdiri dari tempat duduknya.

Nan Gil melihat berkas yang diterima oleh Dong Buk dengan keterangan dari panti asuhan (Ditinggalkan segera setelah lahir, Sangat dijaga) wajahanya terlihat sedih.  Lalu pesan masuk ke dalam ponselnya, Na Ri mengirimkan gambar-gambar awan dari jendela pesawat.
Aku tidak tahu kau belum pernah naik pesawat sebelumnya. Ini ada beberapa foto. Aku juga selalu mengirim pesan teks kepada ibuku saat mendarat. Nan Gil membaca pesan Na Ri bisa tersenyum.
Aku harus mengaduk adonan.” Tulis Nan Gil seperti biasanya. 

Duk Bong datang ke kamar adiknya yang sedang sibuk bermain games lalu bertanya apakah pernah mengikuti Nan Gil, karena menurutnya aneh kalau memang Duk Shim meminta sepeda. Duk Bong balik bertanya apakah kakaknya mengetahui sesuatu. Duk Bong binggung.
Apa kau tahu sesuatu...tentang sepeda apa yang aku beli atau jika aku kehilangan itu?” ucap Duk Shim sinis, Duk Bong melihat adiknya  juga emosional.
Seberapa dekat kita sampai aku harus tahu hal-hal seperti itu?!!Apa kau akan pergi terapi atau tidak?” kata Duk Bong berusaha bicara.
Sudah aku katakan untuk keluar! Jangan masuk ke kamarku!” teriak Duk Shim kesal, Duk Bong merasa adiknya  benar-benar membutuhkan terapi.

Seluruh pramugari pun saling berpisah, Na Ri dan Yeo Joo terlihat saling menatap sinis. Yeon Mi yang melihatnya merasa Na Ri yang paling kejam pada Yeo Joo akhir-akhir ini, karena Saat mereka mengganggunya, maka Na Ri  mengatakan untuk berhenti menjadi dewasa, dan bahwa menjadi muda dan cantik itu bukan kejahatan.
Kau bersikap seakan-akan adil. Apa yang merasukimu? Pasti Ada sesuatu yang terjadi, kan?” ucap Yeon Mi yakin
Lagipula menjadi muda dan cantik adalah kejahatan.” Ucap Na Ri kesal
Sesuatu dari pengadilan dikirimkan ke kantormu.” Kata Yeon Mi, Na Ri kaget mendengarnya dan langsung pamit pergi. 

Duk Bong duduk diruangan, mengetahui Soon Rye itu sudah tinggal di tempat itu untuk sementara waktu, jadi pasti pernah mendengar tentang Panti Asuhan Hope. Soon Rye mengaku tak begitu yakin hanya  ingat secara samar-samar. Duk Bong meminta Soon Rye menatapnya lalu merasa sekertarisnya itu pasti mengetahuinya dan mengatakan kalau Nan Gil berasal dari Panti Asuhan Hope. Soon Rye hanya bisa terdiam. 

Saat itu Na Ri menelp Duk Bong, buru-buru Soon Rye meninggalkan ruangan. Duk Bong megeluh kalau sudah berapa lama menunggu, Na Ri bertanya apaka Duk Bong mengirimkan keluhan. Duk Bong kaget Na Ri suda mengetahuinya.
Sesuatu datang untukku dari pengadilan.” Kata Na Ri panik
Mereka tidak secepat itu, Kau pasti sudah didenda karena sesuatu.” Ucap Duk Bong yakin, Na Ri pun langsung menutup telpnya. Duk Bong mengelu Na Ri selalu hanya mengatakan apa yang diinginkan dan akan  bicara pada Soon Rye tapi baru menyadari kalau seketarisnya itu suda pergi. 

Na Ri akan bergegas pergi tiba-tiba temanya Ran Sook datang ke bandara, Ran Sook mengaku sangat merindukanya, Na Ri berpikir kalau  seharusnya membelikanmu sesuatu danmerasa mulai tua jadi sangat  pelupa akhir-akhir ini. Ran Sook setuju kalau Dong Jin berkata kalau temanya sudah mulai tua.
“Hei... Tunjukan jalannya. Aku akan ke rumahmu dan akan membunuh penipu itu. Apa? Ayah tiri? Psiko itu...” ucap Ran Sook marah, Na Ri langsung membekap mulut temanya memberitahu kalau ia bandara dan  sedang bertugas.

Ayo kita pergi membunuh penipu itu. Kenapa dia berani menggunakan skema gigolo yang usang? Kenapa kau bisa tetap terbang disaat semua ini terjadi? Bagaimana kalau penipu itu menjual tanahnya dan kabur?” ucap Ran Sook kesal
Dia tidak seperti itu.” ucap Na Ri yakin
Jangan membuat kepala wanita yang kelelahan ini meledak. Aku menjual jiwaku kepada ibu mertuaku untuk menjaga anakku agar kita bisa menangkapnya.” Kata Ran Sook dan mengajak Na Ri segera pergi.
Dia bukan penipu... Aku rasa tahu siapa dia.” Ungkap Na Ri, Ran Sok tak peduli menyuruh Na Ri segera masuk saja dan pergi. Na Ri pun menurut. Diam-diam seseorang mengikuti Na Ri dan Ran Sook.  


Na Ri diantar Ran Sook sampai ke kantornya, dibelakang sebuah mobil ikut mengikuti kemana Na Ri pergi. Sementara dilantai atas, seorang receptionist dengan wajah sinis memberikan beberapa amplop memberitahu kalau Semua ini datang sejak tiga hari lalu. Na Ri binggung melihat banyak surat dari pengadilan yang diterimanya.
Apa kau meminjam uang...” bisik Receptionistnya curiga, Na Ri mengatakan itu tak mungkin lalu membuka amplop pertama ada sebuah kartu nama   (Da Da Finance, pengacara perusahaan, Kim Do Suk)

Nan Gil menerima telp dari temanyanya, dengan menyampaikan pesan dari Tuan Bae untuk memberitahunya kalau Hong Na Ri datang dan Nan Gil panik berusaha menelp Na Ri tapi ponselnya sibuk, tapi akhirnya langsung melepaskan baju chefnya dan berlari keluar dari restoran. Saat di dalam taksi juga tak bisa menelp Na Ri, sementara Na Ri sedang ada didalam mobil bersalam dengan Ran Sook
Kenapa aku begitu gugup? Kau mendapat pemberitahuan dari bank. Ini sudah berakhir. Penipu itu pasti terlibat dan sekarang Aku sangat gugup.” Ungkap Ran Sook, Na Ri menawarkan obat penenang karena masih memiliki satu saja.

Kenapa kau membawa itu? Yah.. Tentu, aku bisa mengerti kenapa. Kau sudah mengalami banyak hal dalam waktu satu tahun terakhir. “ ucap Ran Sook mengerti. Na Ri binggung apa yang harus mereka lakukan sekarang.
Apa pun itu, aku pikir kau sedang ditipu.” Kata Ran Sook yakin lalu memukul mulutnya sendiri karena tak ingin dari perkataanya membuatnya jadi benar-benar sial.
Ini pasti ada hubungannya dengan penipu itu. Segera hubungi dia. Telepon si brengsek itu!” kata Ran Sook. 
Saat itu juga Nan Gil menelp Na Ri, dengan wajah panik bertanya keberadaanya. Na Ri mengatakan ada Di dalam mobil temannya. Nan Gil tahu Na Ri itu tidak memiliki teman, Na Ri menegaskan kalau punya teman. Ran Sook yang kesal berkomentar kesal Na Ri malah berbicara di telp. Nan Gil pun bertanya siapa yang ada bersama Na Ri, Na Ri mengaku kalau itu adalah temanya.


Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Nan Gil
Jangan mengalihkan pembicaraan. Kau menelepon karena kau tahu sesuatu, kan? Mereka mengatakan akan menempatkan hak gadai atas gajiku!” kata Na Ri, Ran Sook yang mendengarnya terlihat makin kesal
Mereka tidak bisa melakukan itu. Ini adalah ancaman kosong.” Ucap Nan Gil.
Na Ri tak percaya kalau itu Ancaman kosong, lalu bertanya Bagaimana kau bisa tahu hal itu dengan baik dan merasa yakin kalau itu adalah orang-orang dari rumah Paman dan ternyata sekarang kalau mereka itu  berteman. Ran Sook mendengar pembicaraan bisa menebak kalau itu sipenipu, lalu berteriak agar menyuruh Nan Gil untuk pergi.
“Kau bisa Lihat? Aku akan pergi, jadi jangan repot-repot. Temanmu berkata aku harus pergi.” ucap Nan Gil
Kalau begitu aku akan menemuimu di sana.” Ucap Na Ri lalu menutup ponselnya.

Hei. Kenapa kau begitu sopan kepada si penipu itu?” kata Ran Sook kesal, Na Ri meminta agar Ran Sook memingirkan mobilnya.
Ran Sook binggung, Na Ri pikir tidak bisa pergi dengan memakai seragam karena akan merusak citra perusaaan lalu melihat ke dalam kopernya hanya memiliki baju musim panas. Ran Sook ingin meminjamkan bajunya dan menciumnya sendiri kalau baunya seperti muntah bayinya.
Akhirnya Na Ri sudah berganti pakaian dengan Ran Sook, sementara Ran Sook memegang dadanya yang terasa kedingingan, keduanya melihat tulisan besar (Da Da Finance) Lalu Na Ri menelp memberitahu kalau suda ada diluar dan menutup telpnya, Ran Sook bertanya apa yang mereka katakan, Na Ri memberitahu kalau orang dari Da Da Finance akan keluar
Ada kantor polisi dan rumah sakit terdekat. Bangunan ini ada di lokasi yang baik.” Ucap Ran Sook melihatnya. Saat itu Nan Gil menelp tapi Na Ri tak mengangkatnya karena orang dari Da Da Finance datang akan mengantar Na Ri masuk ke dalam gedung. 
Na Ri melihat ponselnya karena Nan Gil terus menelp akhirnya memilih untuk mengetarkan ponselnya. Na Ri pun duduk disebuah ruangan, terlihat dari ruangan CCTV, Na Ri yang duduk duduk sendirian.
Tuan Bae sengaja melihat dari monitor, dan Anak buahnya memberitahu kalau Nan Gil sedang dalam perjalanan. Nan Gil terlihat panik mengirimkan pesan pada Na Ri Aku sedang dalam perjalanan, jadi jangan mengatakan apapun. Jangan membaca apa pun yang mereka berikan kepadamu. Jangan menandatangani apa pun. Tunggu sebentar lagi. Berhitung kalau kau merasa takut.” 


Anak buah Tuan Bae dan juga seorang pengacara masuk ruangan, Pengacara Kim memperkenalkan dirinya, Na Ri membaca pesan dri Nan Gil Jangan menunjukkan minat. Jangan melakukan kontak mata. Alihkan pandangan. Mata Na Ri langsung mengalihkan ke arah lain tak ingin menatap keduanya.
Kau pasti memiliki banyak pertanyaan. Silakan bertanya.” Ucap Pengacara Kim,  Na Ri kembali membaca pesan Nan Gil “Aku sedang dalam perjalanan, jadi jangan mengatakan apapun. Jangan membaca apa pun yang mereka berikan kepadamu. Jangan menandatangani apa pun.
Pengacara Kim memberikan sebuah berkas  (Dokumen atas Sejarah Transaksi) dan meminta membacanya, Na Ri tetap memalingkan wajahnya. Anak buah Tuan Bae pikir  akan terlalu sulit untuk dipahami lalu memberitahu kalau masalah sederhana kalau ayah Na Ri  mengadakan transaksi dengan merkea.
“Kau bilang Ayahku? Kalau begitu bicara dengan Nan Gil. Dia dalam perjalanan sekarang.” Ucap Na Ri
Tidak…Kami perlu bicara denganmu.” Tegas Si anak buah Tuan Bae

Kau mengatakan itu adalah waktu yang lama. Kapan dia meminjamnya?” tanya Na Ri
Seperti yang kau lihat dalam dokumen, yang pertama adalah pada tahun 2001. Itu 15 tahun yang lalu.” Kata Pengacara Kim
Na Ri tak percaya karena kalau 15 tahun yang lalu, lalu memikirkan panggilanya itu Mahasiswa atau anak-anak, menurutnya ayahnya itu Anak di bawah, jadi Bagaimana dia bisa melakukan transaksi dan bertanya apaka memiliki bukti. Pengacara Kim mengaku tak mengerti yang dikatakan Na Ri dan menyebut nama Hong Sung Kyu. Na Ri kaget ternyata yang dimaksud adalah ayah kandungnya.
Bukankah Hong Sung Kyu ayahmu? Tuan Hong Sung Kyu... adalah klien kami selama bertahun-tahun, menggunakan lahan ibumu sebagai jaminan. Lalu dia menghilang, jadi ibumu harus bertanggung jawab, tapi kami baru tahu bahwa dia meninggal. Putrinya harus bertanggung jawab. Kalau kau memberi kami tanah atas nama ibumu, maka semuanya akan selesai.” Tegas Pengacara Kim 


Nan Gil akhirnya sampai di kantor ayahnya, langsung berlari masuk. Anak buah Tuan Bae mengejar dan mencoba menghalanginy, karena Tuan Bae mengatakan untuk membawa Nan Gil menemuinya. Nan Gil mengeluarkan sebuah USB agar diberikan padanya, menyampaikan pesan kalau untuk tidak berpikir berbicara kepadanya lalu sengaja memperlihatkan pada CCTV, Tuan Bae pun melihatnya dari layar. Di dalam ruangan Na Ri sudah membaca (Dokumen atas Sejarah Transaksi)

Sudah aku katakan untuk tidak membaca apa pun yang mereka berikan kepadamu. Kenapa kau tidak mendengarkan? Kenapa kau mengabaikan ayahmu?” teriak Nan Gil marah, teman mendengar Nan Gil mengaku ayah merasa seperti lelucon, Hanya dengan tatapan membuat si anak buah terdiam.
Dokumen-dokumen ini palsu.” Ucap Nan Gil lalu melemparnya, Pengacara Kim merasa kalau itu hanya pendapat Nan Gil. Tatapan Nan Gil kembali terlihat membuat si pengacara tertunduk.
Na Ri menatap Nan Gil dengan wajah binggung, Nan Gil menyuruh Na Ri segera bangun, Na Ri berusaha bangun dan kakinya seperti terasa lemas. Nan Gil kembali melirik sinis, Si anak buah mengaku benar-benar baru saja berbicara dengannya. Na Ri akhirnya keluar ruangan lebih dulu. 


Nan Gil pun mengikuti Na Ri keluar meminta agar menunggu sebentar, Na Ri memegang lengan Nan Gil seperti takut ditinggal sendirian. Nan Gil meminta agar Na Ri mulai menghitun kalau memang ketakutan. Na Ri pun memberikan Nan Gil pergi. Nan Gil kembali menemui anak buah Tuan Bae di dalam ruangan.
Kau tahu aku tidak meminta bantuan, kan? Saat aku meminta bantuan, itu pasti serius. Jadi aku mohon bantu aku.... Jangan menyentuh Na Ri.” Kata Nan Gil.
“Dan Juga, ini adalah ancaman dan Gunakan kepalamu. Kalau kau macam-macam denganku, maka Yang terjadi hari itu akan terulang.” Ucap Nan Gil sengaja mendekati wajahnya pada anak buah tuan Baek, terlihat Tuan Baek yang sangat ketakutan. 

Nan Gil kembali dengan mengandeng tangan Na Ri mengajak agar segera pergi dari tempat itu, Na Ri tak percaya hanya bisa menatapnya. Nan Gil  bertanya apakah Na Ri  itu memang tidak takut atau bodoh dan Bagaimana bisa datang ke tempat seperti ini.
Aku tidak pernah disebut bodoh, dan mudah ketakutan,Jadi jelaskan semuanya kepadaku.” ucap Na Ri menyangkalnya, Nan Gil bisa merasakan tangan Na Ri yang masih gemetar saat di pegang olehnya.
Apa yang kau pakai? Dan baunya itu sangat tak enak” ungkap Nan Gil heran
Jangan mengalihkan pembicaraan.” Balas Na Ri, Nan Gil melihat Na Ri bicara dengan bahasa santai, Na Ri mengaku kalau itu cara  berbicara dengan ayahnya. 

Keduanya sudah keluar dari gedung, Nan Gil seperti merasakan fobianya melihat gedung tingi dan merasa seperti berputar-putar. Dengan berusaha terlihat tenang memperingatkan agar Na Ri tak boleh datang ke tempat itu lagi dan meminta agar mengambaikan saja dan buru-buru pergi.
Tolong jelaskan... apa yang sedang terjadi.” Kata Na  Ri, Nan Gil merasa  Tidak ada yang perlu dijelaskan.
Hutangnya lebih dari satu juta dolar. Mereka mengatakan itu menjadi tanggunganku sekarang.” Ucap Na Ri
Kenapa menjadi tanggunganmu?” kata Nan Gil, Na Ri mengetahui kalau itu hutang ayahnya.
Aku ayahmu! Aku... adalah Ayah Hong Na Ri sekarang, jadi mereka tidak bisa melakukan apapun.” tegas Nan Gil dengan nafas terengah-engah lalu akan berjalan dan pandangan seperti bergoyang-goyang.
Apa karena hutang itu... kau menjadi ayahku? Apa kau tahu segalanya? Apa ibuku juga tahu? Katakan kepadaku, Nan Gil.” Kata Na Ri mengejar Nan Gil yang berjalan beberapa langkah darinya.

Nan Gil menatap Na Ri seperti mulai merasakan lemah, Na Ri khawatir melihat Nan Gil yang mengeluarkan banyak keringatan. Nan Gil terus merasakan kepalanya seperti terasa berputar-putar, Ran Sook keluar dari mobil berteriak Nan Gil itu Penipu dan meminta agar tetap diam dan jangan bergerak.
Na Ri menghalangi takut Ran Sook melakukan sesuatu, Ran Sook akan mendekat saat itu Nan Gil langsung jatuh tak sadarkan diri. Na Ri makin panik memintanya agar sadar, Nan Gil terlihat benar-benar tak bisa melawan rasa sakitnya, Ran Sook pun yang melihatnya binggung karnea belum memberikan pukulan tapi Nan Gil sudah terjatuh lebih dulu. 
bersambung ke episode 5 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar