PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 25 November 2016

Sinopsis Weightlifting Fairy Kim Bok Joo Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright :MBC

Jae Yi sudah siapa memeriksa pasien selanjutnya, den memanggil nama Kim Bok Joo. Bok Joo pun masuk ke dalam ruang pemeriksaan. Jae Yi kaget mengingat Bok Joo adalah wanita yang ditolong saat mengangkat meja rias. Bok Joo membenarkan kalau mereka bertemu beberapa hari lalu. Jae Yi seperti tak percaya.
Apa kau kesini untuk konsultasi?” tanya Jae Yi lalu menyuruhnya duduk, Bok Joo pun duduk didepan Jae Yi seperti masih canggung.
Sepertinya kita punya ikatan spesial.” Ungkap Jae Yi merasa pertemuan mereka tak terduga.
Dokter.... Apa kau suka Messi?” tanya Bok Joo dengan wajah serius.Jae Yi binggung karena tiba-tiba Bok Joo menanyakan hal itu. 

Flash Back
Nan Hee memberitahu kalau yang dilakukan adalah tips yang paling bagus, yaitu Pria tertarik pada wanita yang menyukai hal yang sama dengan mereka dan Pria menyukai olahraga, apalagi sepak bola. Maka Jika seorang wanita menyukai Messi, pria pasti ingin minum bersamanya.
Apa kau... menyukai Messi?” tanya Bok Joo kembai karena ingin tahu ketertarikannya.
Messi, maksudmu.... pemain sepak bola?” ucap Jae Yi terlihat masih bingung. Bok Joo membenarkan,
“Aku suka pemain sepak bola. Diantara semuanya, aku adalah fans berat Messi.” Ungkap Bok Joo, Jae Yi pun mengaku kalau ia juga penyuka Messi.
Dia adalah pemain sepak bola yang hebat. Badannya tidak terlalu besar tapi dia sangat gigih.” Ungkap Jae Yi
Bok Joo mengaku kalau Messi memang sangat gigih jadi itu yang disukainya. Jae Yi hanya mengangguk dengan tatapan binggung, Bok Joo melihat Messi juga tampan dan juga terlihat jantan. Jae Yi membenarkan dan mengajak agar membicarakan tentang sepak bola nanti dan lakukan pemeriksaan,

Bok Joo keluar dari klinik dengan senyuman malu-malunya, teringat kembali dengan perkataan Jae Yi setelah melakukan pemeriksaan. Ia melihat Jae Yi seperti seorang malaikat yang berbicara padanya.
Nona Kim Bok Joo... Kau tidak membutuhkan pengobatan khusus. Aku menyarankan diet dan terapi kebiasaan. Jangan menginginkan turun berat badan secara instan. Lebih penting untuk menurunkan berat badan secara sehat. Pikirkanlah lagi. Jika kau benar-benar menginginkannya, datang dan mendaftarlah untuk sesi ini.” ucap Jae Yi
Bok Joo masih tersenyum-senyum sendiri setelah menuruni tangga melihat brosur yang dibawanya,  (KENAPA TINGKAT KEBERHASILAN UNTUK MENURUNKAN BERAT BADAN HANYA 17 PERSEN? -BIAYA AWAL 590 RIBU WON) Ia langsung menjerit kaget melihat harganya, seperti tak mungkin bisa membayarnya.
Saat itu gambar Jae Yi seperti bergerak dimatanya dan berbicara untuk merayunya “Datang dan mendaftar.” Ia pun hanya bisa menatap sedih seperti ingin sekali mengikuti agar bisa sering bertemu. 

[EPISODE 3, LET IT GO]

Bok Joo pergi ke ATM dengan memilih transaksi cel saldo tabungan,  wajahnya langsung kaget melihat tulisan (SISA SALDO 390 RIBU WON) lalu bertanya-tanya kenapa uang yang dimilikinya hanya sedikit.  Ia pun teringat membelikan hadiah  ulang tahun untuk pamannya bulan lalu.
Kenapa aku membelikannya jaket bukannya sepasang kaus kaki?” keluh Bok Joo menghitung pengeluaran membeli hadiah paman dan akhirnya mengambil seluruh uang di tabunganya.
Apa yang harus kulakukan? Aku butuh 200 ribu won lagi untuk mendaftar. Haruskah aku meminta Ayah membayarku untuk kerja part-time yang kulakukan? Haruskah aku berbohong tentang  membeli sepatu untuk angkat besi?” ucap Bok Joo merasa ide yang terakhir adalah yang paling bagus lalu keluar dari ATM dengan berlari 

Joon Hyung yang sedang mengendarai sepeda sempat melihat Bok Joo dan memanggilnya, tapi Bok Joo yang serius ingin mendapatkan uang tak melihatnya hanya terus berlari. Joon Hyung melihat  bertanya-tanya kenapa Bok Joo sangat terburu-buru, lalu berkomentar cara berlarinya kalau memang mirip Bok Joo yang dikenalnya, sama sekali tidak berubah.
Tuan Kim menempelkan beberapa plester di bagian depan motor, Bok Joo datang melihat dari kejauhan mendengar suara pamanya yang sedang mengeluh. Dae Ho melihat banyak Tempelan dimana-mana menurutnya Skuter akan jadi berwarna hijau sebentar lagi.
Lebih baik kita beli saja yang baru. Kita sudah menggunakannya selama 18 tahun. Itu sudah cukup.” Ucap Dae Ho tak tahan melihatnya.
Kenapa kita harus membeli yang baru kalau ini masih bisa digunakan? Ini masih bagus untuk dipakai 10 tahun lagi.” Kata Tuan Kim melihat motornya masih bagus
Aku belum pernah mengatakan ini sebelumnya, tapi sangat memalukan mengantar makanan menggunakan sampah ini. Ini sama dengan mengendarai... seekor keledai tua.” Ucap Dae Ho
Bok Joo yang mendengarnya seperti tak tega melihat ayahnya, lalu datang mendekatinya. Tuan Kim melihat anaknya datang bertanya kenapa datang disaat jam yang tak biasa. Bok Joo balik bertanya apakah skuternya rusak. Tuan Kim mengaku  hanya jatuh dan sedikit rusak.
“Hei... Bok Joo, bilang pada ayahmu untuk membeli yang baru. Coba kau Lihat sampah itu,  Pengiriman adalah hal yang penting  untuk restoran ayam.” Keluh Dae Ho
Astaga, diamlah! Jika kau punya rasa prihatin, maka kau bisa mengatakan  itu lagi setelah mendapat uang lebih banyak. Kau bekerja sebagai pemeran pembantu bahkan tidak dibayar. Jangan mengatakan apa yang harus kulakukan!” ucap Tuan Kim mengomel.
Bossnya sangat jahat, jadi aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku tidak punya kekuatan untuk komplain.” Kata Dae Ho membela diri
Itulah kenapa kau harusnya focus saja menjalankan bisnis ini.” balas Tuan Kim,Bok Joo pun tak bisa berkata-kata lagi hanya menatap sedih karena tak mungkin meminta uang pada ayahnya. 


Joon Hyung mulai latihan renang dengan semua atlet, pelatihnya pun memuji karena melihat JoonHyung tidak ada tekanan dan melakukan hal yang bagus. Joon Hyung yang bersebelahan dengan Tae Kwon bisa tersenyum mendengar komentar pelatih.
Sementara Shi Ho juga ikut berlatih dengan semua pesenam lainya, tapi beberapa kali melakuan kesalahan dan mengulanginya. Soo Bin atlet lainya terlihat melakukan dengan cara yang baik memainkan pitanya. Pelatih memuji Soo Bin fleksibel, jadi hanya membutuhkan  ketepatan, serta menjaga kakinya ketika menendang.
Shi Ho sempat melirik sinis medenga pujian untuk Soo Bin, Pelatih memanggil semua untuk berkumpul karena latihan mereka sudah selesai,  lalu bertanya Siapa yang berat badannya melebihi standar. Empat atlet mengangkat tangan. Pelatih menyuruh mereka melakukan lompat tali sebelum pulang dan tak boleh pulang kalau  berat badannya tidak turun hari ini. Lalu memanggil Shi Ho untuk bicara. 

Keduanya duduk dibangku penonton, Pelatih melihat Shi Ho  tidak sebaik yang dipikirkan lalu bertanya apa masalahnya. Shi Ho mengaku  kehilangan keseimbangan saat melakukan putaran, tapi menurutnya jika melatih otot kakinya maka.... Pelatih menyela kalau masalahnya tidak sesederhana itu.
Apa kau sudah lihat... seberapa berkembangnya Soo Bin? Dia sangat berkembang. Jadi kenapa kau tidak mendapatkan latihan di Russia selama liburan?” saran pelatihnya, Shi Ho kaget mendengar negara Russia.
“Yah... Russia.. Mungkin akan sedikit mahal, tapi bagaimana kau menghabiskan musim dinginmu itu sangat penting. Diskusikanlah dengan ibumu mengerti?” ucap Pelatihnya, Shi Ho hanya terdiam. 

Sun Ok memeluk Nan Hee bertanya keberadaan Bok Joo karena  tidak bisa menghubunginya. Nan Hee pikir temanya itu  sedang mengantar pesanan menurutnya Ayam Bok membuatnya bekerja terlalu keras akhir-akhir ini. Saat itu di lorong samping dua atlet senam ingin pergi ke ruangan TV dan berharap tak ada orang disana.
Dua kubu yang saling bertolak belakang, menatap bersaman. Mereka seperti tahu sama-sama ingin menonton TV dan langsung berlari siapa yang lebih dulu sampai di ruangan TV. Nan Hee sempat kehilangan kesempatan sampai akhirnya melempar sandalnya dan Sun Ok dengan sigap mengambil remote TV sebelum jatuh. Si atlet senam pun berhasil mengambil sandal yang ada  diatas meja karena lebih dulu sampai di ruangan TV.
Aku datang ke tempat ini lebih dulu,  jadi Ini milik siapapun yang datang lebih dulu.” Ucap Si atlet senam tak terima
Apa kau akan menonton acara makanan lagi? Apa untungnya menonton itu? Kau harus memperhatikan berat badanmu.” Ejek Nan Hee
Lalu kenapa kau membaca majalah fashion? Lagipula kau tidak bisa memakai baju-baju itu.”balas si atlet senam tak mau kalah.
Kami tidak membaca majalah fashion.” Balas Nan Hee, saat itu Bok Joo datang dengan wajah sedih dan lelah.
Nan Hee bertanya kemana saja Bok Joo seharian, Dua atlet melihat Bok Joo memilih untuk pergi saja ke tempat sauna dengan wajah ketakutan. Bok Joo bertanya pada dua temanya apakah punya uang. Sun Ok melihat kantung jaketnya ada sekitar 20 ribu won. Nan Hee mengelurkan uang 11 ribu won berpikir Bok Joo ingin memesan pizza.
Bok Joo menghela nafas karena yang dibutuhkan 200 ribu won dan memilih pergi karena ingin istirahat. Nan Hee memanggilnya karena mereka pasti bisa  mendapatkan cukup pizza dengan mengunakan kupon. Bok Joo memilih untuk masuk kamar dan terlihat sedih tak bisa memiliki uang yang cukup. 


Shi Ho pulang ke rumah, belum sempat masuk terdengar teriakan ayahnya dari dalam rumah. Tuan Song berteriak marah menurutnya Shi Ho harusnya berhenti dari dunia senam sejak dulu karena mereka bahkan menjual rumah untuknya.
Jika kita menginvestasikan lebih banyak uang untuknya, kita harus pindah ke tempat yang lebih murah, oke?” teriak Tuan Song
Apa yang bisa kita lakukan sekarang? Kita sudah menjual rumah kita dan sudah sejauh ini, jadi Kita tidak bisa menyerah sekarang. Dia sudah dekat menuju keberhasilannya.” Kata ibu Shi Ho
Siapa yang ingin dia berhasil? Itu hanya Kau dan Ini bukan keinginan Shi Ho.” Teriak Tuan Song
Ini semua untuknya. Berat badannya terlalu rendah, dia kekurangan  gizi, dan dia belum mendapatkan menstruasinya. Aku juga tidak ingin menekan putriku sekeras ini.” kata Ibu Shi Ho
Shi Ho mendengar pertengkaran ibu dan ayahnya didepan rumah dengan tatapan sedih dan memilih untuk pergi meninggalkan rumahnya. 

Jae Yi dan Ah Young makan direstoran bersama, Ah Young heran melihat temanya itu karena terus melamun dan berpikir baru saja  melihat hantu atau semacamnya. Jae Yi menceritakan karna mengingat pertanyaan yang ditanyakan seseorang padanya kemarin. Ah Young menanyakan pertanyaan seperti apa.
Salah satu pasienku bertanya padaku... apakah aku suka Messi.” Cerita Jae Yi,
Bukankah dia pemain sepak bola dari Argentina?” kata Ah Young binggung.
Kalau dipikir-pikir, selama ini aku selalu bertanya pada pasienku. Sudah lama aku tidak pernah ditanyai sebuah pertanyaan. Terlebih tentang hal yang aku suka.” Kata Jae Yi dengan senyumanya.
Kau pasti cukup terkejut, karena Kau biasanya tidak membicarakan tentang pasienmu. Apa dia cantik?” ucap Ah Young, Jae Yi tak tahu tapi menurutnya pasiennya itu cantik. 

Saat itu Bok Joo sedang latihan dengan semua atlet angkat besi dan matanya melihat Jae Yi yang sedang mengangkat barbel didepanya dengan senyuman mengoda, lalu melihatnya lagi didepan pintu sedang memegang payung seperti menunggunya. Bok Joo merasa dirinya sudah gila dengan melampiaskan dorong yang keras.
“Hei... Apa yang kupikirkan? Tidak ada obat untuk penyakit cinta. Sadarlah.” Jerit Bok Joo dalam hati, saat itu terlihat Nan Hee yang sedang melatih membungkukan badanya menjerit kesakitan.
Kau bisa mematahkan tulang belakangnya.... Hentikan.” Teriak Sun Ok menarik tangan Bok Joo, Nan Hee pun memegang pungungnya dan Bok Joo seperti tersadar melihat kalau sedang membantu temanya, Sun Ok pun menanyakan keadaan Sun Ok.
Tidak apa-apa, Aku merasa seperti badanku bengkok setengahnya.” Kata Nan Hee memegang bagian belakangnya.

Kau bertingkah aneh sejak kemarin. Apa ada yang mengganggumu?” tanya Sun Ok heran
Tidak, aku hanya merasa tidak enak badan.” Ungkap Bok Joo berbohong
Apa kau berpura-pura supaya kau bisa melewatkan acara mendaki gunung? Sesuatu terasa mencurigakan.” Kata Nan Hee curiga
Bok Joo teringat dengan  acara lomba mendaki gunungnya besok, Suk Ok pikir akan pergi kesana kemari sekarang jika tidak harus mengkhawatirkan itu sambil mengeluh kampus mereka  selalu menjadwalkan acara seperti ini di hari Sabtu. Bok Joo tak banyak komentar memilih untuk pergi saja karena ingin mencuci wajahnya. 


Bok Joo keluar dari ruangan atlet angkat besi dan sempat berpapasan dengan Ye Bin. Saat itu didepan sudah ada Jae Yi yang mendekatinya dengan membawakan payung. Bok Joo kaget  merasa dirinya pasti benar-benar sudah gila.
Kenapa kau belum mendaftar?” ucap Jae Yi, Bok Joo benar-benar tak percaya melihat Jae Yi bisa bicara sekarang.
Aku tidak punya uang, dan a harus pergi latihan. Tolong jangan lakukan ini padaku.” Kata Bok Joo ketakutan
Kenapa kau belum datang untuk mendaftar?” tanya Jae Yi seperti ingin merayu Bok Joo.
Kenapa juga kau melakukan ini padaku? Kumohon hentikan.” Kata Bok Joo merasa dirinya memang sudah gila.

Jae Yi memberikan senyumanya, Bok Joo meminta agar Jae Yi tak tersenyum padanya dan mencoba menghindarinya. Jae Yi mengikutinya menyarakan Bok Joo agar Berhenti ragu-ragu dan Percaya saja padanya dengan menerima sarannya. Bok Joo merasa dirinya sudah gila bisa mendenagr suara Jae Yi.
Dan juga, sinar UV bisa sangat berbahaya bagi wanita. Kau harus melindungi dirimu sendiri. Bawalah payung...” ucap Jae Yi terus mengikutinya.
“Ahh.... Beginilah kenapa orang-orang jadi gila.” Kata Bok Joo berlari ketakutan menutup kupingnya tak ingin mendengarnya.
Dimata Bok Joo, Jae Yi terus-terus mengikutinya kemana ia pergi, tapi di lihat oleh mahasiswa lainya, Bok Joo berlari-lari sendirian seperti orang gila yang menghindari sesuatu. 


Joon Hyung sedang melatih otot-ototnya pada ruangan fitness, lalu ponselnya berbunyi dan melihat pesanya dengan wajah serius. Shi Ho sedang duduk sendirian dengan meminum bir dalam kemasan, Joon Hyung datang mengambil bir dari tanganya menyuruh Berhenti minum karen melihat sudah meminum semuanya.
Kau memang yang terbaik. Kau benar-benar datang kesini untuk mantan kekasihmu yang buruk.” Ucap Shi Ho bisa tersenyum melihatnya.
Kau mengancamku dengan mengatakan kalau kau akan menungguku disini sepanjang malam.” Kata Joon Hyung, Shi Ho hanya tersenyum.

Keduanya berdiri di pinggir sungai, Joon Hyung bertanya apakah sesuatu terjadi pada Shi Ho. Shi Ho bertanya apakah Joon Hyung. terlahir dengan sendok emas Atau apakah  terlahir dengan sendok perak di mulutnya. Joon Hyung mengatakan dirinya bukan dari keduanya.
Sepertinya kau bisa mengatakan kalau aku terlahir dengan sendok tembaga.” Komentar Joon Hyung merasa bukan anak orang kaya.
Jika aku bisa terlahir kembali, maka aku ingin terlahir dari keluarga kaya. Aku ingin memiliki orang tua yang bisa sepenuhnya mendukungku, dan tidak ingin memiliki kekhawatiran. Meskipun aku tidak bekerja keras dan bermalas-malasan setiap saat, orang tuaku akan menikahkanku dengan  seseorang yang berasal dari keluarga baik-baik. Kau tahu Pyeongchang-dong, kan? Aku akan sangat suka tunggal di rumah yang mewah. Rumah dengan taman yang indah.” Ungkap Shi Ho merasa mengeluh dengan nasibnya.
Jangan mengatakan hal seperti itu pada siapapun.  Itu membuatmu terdengar bodoh.” Kata Joon Hyung

Shi Ho merasa Joon Hyung melihatnya seperti orang yang menyedihkan, lalu mengaku sekarang sedang putus asa. Joon Hyung bertanya kenapa Shi Ho bisa merasa tidak bahagia, yaitu karena jarak antara apa yang di inginkan dan realita yang sebenarnya berbeda, jadi menyarankan agar mencoba  untuk lebih tidak serakah.
“Ayo pulang...  Kita tidak boleh terlambat untuk pengabsenan.” Kata Joon Hyung, saat itu seperti Shi Ho sempat oleng dan akan jatuh, Joon Hyung memegang tanganya dan terasa suasana canggung,dengan keduanya saling menatap. Joon Hyung melepaskan tanganya tapi Shi Ho ingin tetap memegangnya.
Tanganmu masih terasa hangat.” Kata Shi Ho seperti berusaha untuk bisa kembali
Kita harus tidur cukup untuk kegiatan yang sibuk nantinya. Ayo pergi” kata Joon Hyung melepaskan tanganya dan pergi. Shi Ho sedih hanya diabaikan begitu saja. 


Bok Joo dkk berjalan bersama, Nan Hee mengaku  hanya dengan memikirkan tentang mendaki gunung. membuatnya merasa sangat kesal. Sun Ok melihat besok hari sabtu  bahkan tidak bisa tidur di dalam menurutanya lebih baik latihan dan ditambah lagi Para wanita dari bagian senam tidak ikut. Nan Hee tak percaya mendengarnya.
Astaga. Kalau aku tahu itu, aku akan... masuk ke bagian senam.” Kata Nan Hee dengan gaya mengoda seperti pesenam
“Aishh...  Itu bahkan tidak lucu. Bisakah kau sedikit menggunakan hati nuranimu?” ejek Sun Ok
Bagaimana dengan aku berbohong dan mengatakan kalau aku... melukai urat lututku?” ucap Nan Hee.
Itu tidak akan berhasil. Hyung Chul pernah mencoba taktik yang sama, tapi itu tidak berhasil. Dia bilang terkena ambeien.” Cerita Sun Ok
Nan Hee pikir penyakit  Ambeien bukan masalah karena Banyak orang dari jurusan mereka yang memilikinya, bahkan Bok Joo juga harus masuk rumah sakit karena masalah itu tahun lalu. Bok Joo kesal karena temanya malah tiba-tiba membahas dirinya, seperti penyakit itu memalukan.  Nan Hee pikir Tidak perlu malu karena penyakit itu  seperti sebuah medali untuk yang berada di cabang olahraga berat.
Pokoknya, kita tidak bisa melewatkannya kecuali kita memiliki cedera yang serius. Banyak orang yang mencoba melarikan diri dari acara ini. Itulah kenapa rektor akan memberikan hadiah uang untuk pemenangnya.” Kata Sun Ok, Bok Joo langsung melotot mendengar hadiah uang dan bertanya berapa hadiahnya. 


Bok  Joo masuk kamar dan duduk di meja belajarnya, mengingat ucapan Sun Ok sebelumnya “ Kalau tidak salah 300 ribu won? Aku dengar itu uang rektornya sendiri, Ini akan jadi sebuah event kecil.
300 ribu won lebih dari cukup untuk mendaftar program itu. Ini adalah kesempatan bagiku. Ini adalah kesempatan emas. Kalau begitu... haruskah aku mendaki gunung sialan itu secepat yang aku bisa?”gumam Bok Joo penuh semangat membayangkanya. 

Para tim angkat besi pun menaiki bus untuk menuju gunung, saat itu suara terlihat tak bersemangat. Ye Bin duduk dibagian belakang mengajak semua agar nyanyikan yel-yel mereka. Bok Joo dkk pun ikut bernyanyi dengan meneriakan “Tim Angkat Besi Haneol, Kumpulkan kekuatan dan angkat. Rebut, tahan dan lemparkan. Kami yang terkuat
Lalu Ye Bin berpura-pura menerima telp dari seseorang, mereka kembali menyanyi seperti mengikuti gaya sebuah ikalan. Pelatih Yoon akhirnya membangunkan Pelatih Choi yang tertidur dipundaknya, terlihat mereka semua sangat bersemangat untuk mendaki gunung kalau akan menenang dibanding tim pesenam yang tak ikut. 

Pelatih Yoon mulai mengajak semua berkumpul dengan memberikan pidatonya lebih dulu sebelum menaiki gunung. Semua pun berjejer dengan berbaring rapih.  Ia mengaku senang karena mereka semua sudah sepenuhnya sembuh dari keracunan makanan.
Hari ini adalah hari yang menyenangkan. Aku tahu kalau kalian bukanlah orang yang senang mendaki gunung, tapi perlombaan ini adalah acara yang penting. Kalian tahu, kan?” ucap pelatih, Bok Joo seperti tak mendengarnya dengan menatap kearah gunung.
Puncaknya berada di ketinggian 338,2 m. Ya. Aku yakin akan menang... dan membuat uang 300 ribu dolar  itu jadi milikku. Lalu...” gumam Bok Joo dan kembali melihat bayangan Jae Yi diatas gunung dengan berkata “Lalu datanglah padaku, Bok Joo.” Membuka lebar tanganya.

Bok Joo mensugesti dirinya agar bisa kuat dan pasti bisa melakukannya.  Pelatih Yoon memberitahu kalau yang harus mereka lakukan adlah  melakukan yang terbaik. Saat itu beberapa atlet sudah mulai menaiki gunung, Bok Joo melihat dari kejauhan seperti tak sabar tapi pelatih Yoon terus mengoceh.
Dengar. Tidak peduli setinggi apapun gunungnya, itu tidak akan sebesar mimpi-mimpi kalian. Kalian mengerti maksudku ‘kan? Maksudku adalah tidak ada yang sulit. Apa kekuatan terbesar kita? Itu adalah menginjak-nginjak.... Tunggu” ucap Pelatih Yoon seperti salah ucapan, Woon Bi mengatakan “Kemampuan untuk menghadapi rintangan.
Ya, menghadapi rintangan. Kita akan kembali bangkit tidak peduli sekeras apa kita diinjak-injak. Anak-anak, aku bahkan tidak mengharapkan salah satu dati kalian menang hari ini. Aku hanya ingin kalian semua  menyelesaikan perlombaannya... tanpa menyerah. Itu adalah tujuanku dan juga tantangan yang harus kita hadapi hari ini.” kata pelatih Yoon
Bok Joo sudah benar-benar tak sabar, beberapa atlet menahan tawa karena tim angkan besi belum juga mulai menaiki gunung. Pelatih Yoon mengaku membenci ketika orang-orang memanggil mereka gemuk dan dan berasumsi kalau mereka tidak akan mampu mendaki gunung dengan alasan itu. Pelatih Choi kembali memotong berteriak apakah mereka sudah siap, semua berteriak siap. 


Bok Joo langsung berlari dengan cepat melewati semua atlet yang lebih dulu menaiki gunung, Sun Ok dan Nan Hee berteriak meminta agar temanya bisa menunggu. Bok Joo terlihat sangat bersemangat menaiki gunung demi mendapatkan hadiah 300ribu won.
Di bagian atas, Joon Hyung dan Tae Kwon merasa benar-benar lelah. Lalu mereka melihat Ki Suk datang dan Tae Kwon buru-buru memapah Joon Hyung mengatakan kalau  kakinya terkilir ketika turun dari bis tadi jadiSepertinya tidak bisa mendaki lagi.
Benarkah? Apa sakit? Biar aku lihat.” Ucap Ki Suk terlihat perhatian dan langsung memberikan tendangan pada tulang kering, Joon Hyung terlihat benar-benar kesakitan dengan memegang kakinya.
Berhenti berpura-pura dan Jung Joon Hyung... Kau lebih baik tidak berada di belakangku saat mendaki sampai ke puncaknya. Sekalinya kau melihat belakang kepalaku, maka kau dan semua teman-temanmu akan dihukum. Mengerti?”ancam Ki Suk, Joon Hyung mengangguk mengerti dan buru-buru pergi kembali menaiki gunung. 

Bok Joo masih terus mendaki sampai ke puncak, Nan Hee memanggilnya meminta agar menunggu, sampai akhirnya dengan Sun Ok merasa tidak bisa mendaki lagi.Dengan nafas terengah-engah Sun Ok bertanya-tanya ada apa dengan Bok Joo berpikir sebelum mendaki  makan sesuatu yang aneh. Nan Hee juga tak tahu dan merasa  tidak bisa melakukan ini lagi.
Joon Hyung dan Tae Kwon menaiki tebing dan mereka pun sempat ingin istirahat, tapi melihat “Si pria gila Ki Suk datang. Joon Hyung buru-buru meninggalkan temanya tak ingin membuat kesalahan lagi. Tae Kwon hanya bisa meminta agar temanya tak meninggalkan begitu saja. 

Saat itu Joon Hyung melihat Bok Joo yang berjalan melewati pepohonan, lalu berteriak memanggilnya “Gendut” Bok Joo terus berjalan tanpa menghiraukanya. Joon Hyung merasa sangat terkejut dengan mengejek Dilihat dari ukurant tubuhya, Bok Joo akan menyerah.
Aku tidak yakin apakah kau memiliki keinginan kuat... atau kekuatan fisikmu.” Ucap Joon Hyung, Bok Joo tetap tak mengubrisnya.
Hei.... Apa aku hantu? Bicara padaku.” Kata Joon Hyung, Bok Joo merasa tidak punya tenaga untuk bicara jadi menyuruhnya pergi saja
Ah. kau sangat bertekad rupanya. Apa kau akan memenangkan juara satu? Semangat, Bok Joo! Aku akan memberikan energiku untukmu!” teriak Joon Hyung memberikan semangat dengan senyumanya. 

Sementara Shi Ho dan atlet senam lainya berlatih seperti biasa, tatapan Shi Ho sinis melihat Soo Bin seperti mengambil perhatian tapi terlihat semua yang dilakuanya agar menahan semua perasaan sedihnya.
Joon Hyung sudah sampai di atas lebih dulu, melihat Bok Joo berusaha mendaki, lalu berteriak menanyakan keadaan dengan mengejek tidak mau menggendong kalau-kalau pingsan nanti dan tidak akan merawatnya meskipun melukai punggungnya, lalu merasa harus memanggil tim kesehatan sekarang. Bok Joo menyuruh Joon Hyung pergi menjauh darinya.

Tapi Joon Hyung mendorong Bok Joo agar bisa menaiki gunung, Bok Joo meminta Joon Hyung menghentikannya sampai akhirnya ia pun jatuh tersandung. Joon Hyung langsung panik takut kalau Bok Joo sampai terluka, meminta maaf karena tak sengaja. Bok Joo yang sangat kesal, tak ingin disentuh oleh Joon Hyung.
Kau terlihat lelah, jadi aku hanya ingin membantumu.” Kata Joon Hyung, Bok Joo seperti menahan rasa sakitnya. 
Di bagian atas gunung, Ah Young melihat  seseorang akan segera datang karena mereka menawarkan hadiah membuat para atlet jadi  berkompetisi dengan keras dan mereka pun akan bersiap-siap menerimanya. Bok Joo dan Joon Hyung akhirnya mendaki bersama, kaki Bok Joo terlihat pincang karena sebelumnya terjatuh.
Hei. Maafkan aku.... Kau terlihat lelah, jadi aku mencoba membantumu.” Ucap Joon Hyung, Bok Joo membalikan dan dengan tatapan sini, Joon Hyung ketakutan menutupi wajahnya.
Apa Kau akan memukulku dengan kepalaku lagi?” kata Joon Hyung, Bok Joo memilih untuk pergi. Joon Hyung meminta agar Bok Joo berpegangan padanya karena pasti akan lebih mudah. Tapi Bok Joo menolaknya dengan menarik tanganya.
Hei. kalau begitu Naiklah ke punggungku,. Karena Aku membuatmu jatuh, jadi aku akan menggendongmu dan paling tidak nanti  punggungku akan sakit saja” kata Joon Hyung sudah siap dengan mengendongnya, Bok Joo dengan kesal memilih untuk mendorongnya.
Bok Joo! Aku terluka.... Lututku terluka.” Teriak Joon Hyung kesakitan, tapi Bok Joo bahkan tak melihat ke belakang sama sekali.


Keduanya kembali terus mendaki gunung dan akan sampai ke puncak, betapa kagetnya melihat sudah banyak orang yang duduk untuk menghilangkan rasa lelahnya. Joon Hyung tak percaya ternyata  Sudah banyak yang datang. Bok Joo benar-benar sedih melihatnya karena gagal mendapatkan uang.
Ya, mereka semua atlet....Sepertinya mereka sangat kompetitif, karena Mereka ditawari hadiah jadi Ini masalah.” Kata Joon Hyung
“Bok Joo.. Ayo kita obati pergelangan kakimu. Kau harus mengompresnya dengan anes...” ucap Joon Hyung dan langsung disela oleh Bok Joo.
Enyahlah.” Kata Bok Joo kesal, Joon Hyung binggung. Bok Joo menyuruh Joon Hyung untuk pergi dari hadapanya
Kita bukan teman dan hanya satu SD. Kenapa kau terus menggangguku? Urusi saja urusanmu. Kau mengacaukan segalanya.” Kata Bok Joo kesal dan berjalan pergi, Joon Hyung binggung karena Bok Joo tak perlu sekejam itu padanya. 

Tiga atlet angkat besi pun kembali pulang, Nan Hee dengan penuh semangat bertanya apa yang akan mereka makan, Jokbal, Bossam, atau  makan bir dengan ayam, sosis, dan kentang goreng. Sun Ok pikir menu terakhir kedengarannya bagus.
Ayo kita makan sampai kita tidak kuat lagi. Bok Joo. Yang mana yang kau inginkan?” ucap Nan Hee penuh semangat.
Apa? Aku tidak punya selera makan.” kata Bok Joo yang sedari tadi sedih tak bisa mendapatkan uang.
Astaga. Sun Ok.  Apa aku salah dengar? Apa dia bilang tidak punya selera makan?” kata Nan Hee heran
Ada apa denganmu? Kau bilang  pergelangan kakimu baik-baik saja. Kau berhasil sampai atas. Itu bagus.” Ucap Sun Ok, Bok Joo seperti masih tetap tak bergairah.
Ini pertama kalinya kita jalan-jalan malam hari setelah sekian lama. Jangan seperti ini. Ayo ikut sekarang. Aku sangat lapar sampai-sampai perutku jadi datar begini.” Kata Nan Hee merayunya.
Sun Ok menyuruh Bok Joo ikut saja karena Nan Hee itu pasti  tidak akan berhenti. Bok Joo mengajak mereka untuk makan yang disebutakan tadi da meminta agar tetap diam, Sun Ok mengeluh mereka yang harus melakukan hal seperti ini. 


Mereka pun makan dengan tiga kali berganti minum dan menghabiskan beberapa gelas bir. Bok Joo mengaku tidak butuh apapun lagi tapi hanya ingin memiliki temanya. Nan Hee setuju karena Bok Joo sekarang terdengar seperti dirinya sendiri.
Bok Joo sudah selesai meminum birnya. Keren.” Komentar Sun Ok melihat Bok Joo sudah menghabiskan minumanya.  
Tiba-tiba Bok Joo melihat gambar diatas meja, wajah Jae Yi yang mengajak bersulang untuk diet sehatnya. Saat itu matanya melotot dan bisa tersadar. Sun Ok melihat Nan Hee minum meminta agar pelahan karena bisa mabuk dan sudah gelas ketiga. Bok Joo menyuruh Nan Hee agar Pelan-pelan.

Tidak apa-apa. Sudah lama kita tidak begini. Aku... Tidak akan bisa minum lagi.” Kata Nan Hee dengan mengibaskan rambut kuncir duanya, pria dibelakang mengeluh kesakitan karena mengenai punggungnya. Bok Joo meminta maaf dan menyuruh Nan Hee agar pindah. Tapi Nan Hee yang mabuk sengaja mengibaskan rambutnya.
Apa yang harus kita lakukan? Dia melakukannya lagi.” Kata Sun Ok, Bok Jo mengajak mereka agar segera menghabiskan makanan. Nan Hee ingin foto selfie dan kembali mengibarskan rambutnya, Bok Joo langsung menariknya agar Nan Hee tak membuat masalah. 
bersambung ke part 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar: