PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 09 November 2016

Sinopsis The Man Living In Our House Episode 6 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Na Ri terdiam sendirian dan mengingat kembali kata-kata Duk Bong Katakanlah seseorang melakukan sesuatu yang begitu mengejutkan... sampai tidak ada seorang pun di dunia ini bisa mengerti.  Menurutmu apa alasannya?lalu bisa menebak apa yang dikatakan Nan Gil Dia benar-benar tidak ingat apapun.”  Akhirnya ia pun berlari pulang dari Supermarket Seulgi

Anak Tuan Bae menyebutkan “Sang legenda Ko Nan Gil” yang ingin diketahui Na Ri. Lalu menyuruhnya agar menanyakan sendiri pada Nan Gil karena berjanji untuk tidak mengatakan apapun tapi yang ia yakin bahwa Nan Gil adalah orang miskin.
Bagaimana kau bisa menggunakan dia sebagai ayah tirimu... hanya karena ibumu membantunya saat dia masih kecil? Hidupnya bisa berakhir karena ini dan Sebenarnya, hidupnya akan berakhir.” Ucap Anak Tuan Bae 

Na Ri berlari dan memanggil Nan Gil yang akan kembal ke restoran, Nan Gil binggung melihat Na Ri dengan pipinya yang memerah dan nafas terengah-engah. Na Ri bergumam meminta maaf karena tidak ingat apapun lalu berjinjit dan memeluk Nan Gil. Nan Gil  binggung kenapa Na Ri tiba-tiba memeluknya. Na Ri terus memeluk Nan Gil tak mau melepaskanya.
Duk Shim keluar dari restoran shock melihat Na Ri dan Nan Gil berpelukan, mandu yang ada ditanganya langsung jatuh. Yoon Kyu juga melihat binggung Nan Ri dan Nan Gil berpelukan di depan restoran. Na Ri terus meminta maaf, Nan Gil binggung kenapa Na Ri tiba-tiba meminta maaf padanya.
Maaf aku tidak ingat apapun... Aku minta maaf dan bersyukur.” Ucap NaRi

Baiklah. Aku mengerti. Ayo kita masuk ke dalam untuk bicara.” Kata Nan Gil melepaskan pelukan Na Ri
Apa yang kau tahu? Apa kau tahu bagaimana perasaanku? Aku merasa tidak enak dan takut.” Kata Na Ri, Nan Gil merasa Na Ri itu minum lagi.
Lupakan. Hentikan saja semuanya.” Ucap Na Ri, Nan Gil tak mengerti dan meminta agar Na Ri mengatakan sesuatu yang masuk akal.
Kau tidak akan bisa menang melawan Da Da Finance. Jadi Menyerah saja. Ibu juga akan mengerti.” Kata Na Ri, Nan Gil mengajak Na Ri untuk bicara di dalam saja.
Na Ri menolak ingin bicara diluar saja. Nan Gil menarik Na Ri untuk masuk tapi Na Ri berjongkok menahanya. Duk Shim dan Yoon Kyu melihat dari depan restoran.
Jangan kembali lagi ke sana dan Pergi saja dari sini. Jangan pergi ke rumahku lagi Kau akan melakukannya dengan baik di restoran lain dengan keahlianmu Jadi Lebih baik Pergi saja ketika aku masih membiarkanmu.” Kata Na Ri. Nan Gil akhirnya melepaskan tanganya membiarkan Na Ri  jatuh,  dan  langsung memanggulnya masuk ke dalam rumah. Na Ri berteriak kalau ia tak mabuk sambil memukul Nan Gil. 

Nan Gil menyalakan air dalam keran, menyuruh Na Ri meCuci wajahnya dan sadar. Na Ri mematikan keran menyuruh Nan Gil yang harusnya sadar dan ia akan mengurus surat-suratnya jadi lebih baik Nan Gil bergemas lalu pergi. Nan Gil merasa Na Ri menganggap semua ini sebagai lelucon untuknya.
Apa kau tahu bagaimana kerasnya aku bekerja untuk menyelamatkan restoran ini? Apa para pekerjaku terlihat seperti lelucon bagimu?  Sudah aku katakan untuk tidak bicara seperti itu lagi. Ini rumahku!” teriak Nan Gil
Ini bukan lelucon dan Ini rumahku. Apapun yang terjadi pada keluargaku, maka itu tanggung jawabku.” Balas Na Ri
Yang kau lakukan hanya minum. Bagaimana kau bisa bertanggung jawab?” ejek Nan Gil
Nama panggilanku adalah super Hong. Aku akan memecahkan masalah dimanapun dan kapanpun. Jadi aku akan mengurus bisnis keluarga kami. Aku pikir cukup dengan Super Hong itu.” kata Na Ri yakin

Nan Gil kembali menyalahkan air dalam keran menyuruh Na Ri segera mencuci muka dan sadar, Na Ri kembali menutupnya  dan mengatakan kalau teringat dirinya yang selalu merasa seperti seseorang mengejarnya dan itu pasti Nan Gil.
Lapangan sekolah pada hari hujan saat sekolah menengah. Benar kan?” ucap Na Ri
Sementara Nan Gil mengingat saat itu turun hujan melihat Na Ri yang berdiri didepan sekolah, lalu ia memberikan payung dengan alasan ibunya yang menitipnya tapi akhirnya ia pulang dengan hujan-hujanan.
Kau memercikkan air padaku dan berlari.” Ucap Na Ri yakin, Nan Gil menyangkalnya karena itu tidak mungkin tapi Na Ri merasa yakin.
Anak laki-laki seusia itu mengganggu anak perempuan yang mereka sukai. Jangan katakan kalau kau mempertaruhkan segalanya untukku.” Ucap Na Ri

Aku tidak pernah bersikap kekanak-kanakan, jadi tidak pernah mengganggu siapa pun. Dan Juga, ini tidak berbahaya. Ini adalah hal yang benar.” Tegas Nan Gil
Hidupmu bisa berakhir.” Teriak Na Ri, Nan Gil bertanya siapa yang mengatakan itu. Na Ri mengaku semua orang yang mengatakanya. Nan Gil mencengkram lengan Na Ri meminta agar menatap matanya dan mendengarnya.
Orang lain berbohong, jadi jangan dengarkan mereka. Kau Hanya dengarkan apa yang aku katakan dan hanya percaya kepadaku.” Tegas Nan Gil lalu melepaskan cengkramanya lalu pergi. 

Nan Gil kembali ke meja kerjanya seperti menahan rasa amarah di dalam dada. Sementara Na Ri melihat foto-fotonya saat masih sekolah daras merasa harus mengingat sesuatu.
Ibu.... Aku khawatir tentang dia. Apa yang harus aku lakukan?” ucap Na Ri binggung

Malam hari
Terdengar seseorang yang mengetuk pintu pagar rumah Na Ri, Nan Gil pun keluar membukanya, terlihat Yeo Joo masuk langsung mengatakan kalau semua benar-benar kacau. Nan Gil binggung karena tak mengenalnya, Yeo Joo yang mambuk berpikir didepannya itu Na Ri dan langsung memeluk erat pinggangnya.
Nan Gil berusaha melepaskan merasa Yeo Joo sudah gila, Yeo Joo terus saja memeluk erat merasa itu Na Ri yang dipeluknya. Nan Gil berteriak kaalu ia bukan Na Ri dan berusaha untuk melepaskan tanganya, keduanya pun berputar-putar ditaman. Na Ri keluar rumah karena melihat ada kegaduhan lalu berteriak memanggil juniornya. 

Na Ri menuruni tangga dan siap untuk memberikan pelajaran, tapi saa itu juga Nan Gil berhasil melepaskan Yeo Joo dari pelukanya. Na Ri yang sudah siap melompat pada Yeo Joo akhirnya malah jatuh diatas pelukan Nan Gil dan keduanya pun jatuh ditanah bersama-sama dengan posisi Na Ri yang ada diatas.
Keduanya saling menatap Yeo Joo mendekati keduanya lalu menanyakan keadaan Na Ri lebih dulu, lalu seperti baru sadar kalau tadi  yang dipeluknya itu adik Na Ri. Na Ri buru-buru bangun sebelum rasa canggung kembali datang. Yeo Joo pun membantu Nan Gil yang terjatuh, berpikir kalau adiknya Na Ri pasti mabuk. Na Ri berteriak memanggil Juniornya.
Aku mabuk lagi hari ini. Apa kau ingin melakukan satu putaran lagi?” ucap Yeo Joo mengajak Nan Gil pergi. Na Ri langsung memukul kepala Yeo Joo agar sadar. Yeo Joo tiba-tiba langsung jatuh ke pelukan Na Ri.

“Sunbae....  Ini berat sekali untuk aku tanggung dan ini semua lebih buruk dari saat aku dikucilkan di sekolah. Ini sangat kekanak-kanakan! Jadwal penerbanganku ada di seluruh tempat. Aku bahkan tidak bisa beristirahat di bunker. Semua orang berbisik... di belakangku.” Ucap Yeo Joo menangis, Na Ri memberikan kode agar Nan Gil segera pergi. Nan Gil akan pergi tapi Yeo Joo seperti menyadari lalu memanggilnya.
Adik Na Ri... Bisakah kau mengambilkan aku segelas air? Sebenarnya, kita semua harus pergi... untuk minum lagi.” Kata Yeo Joo mengoda, Na Ri menyuruh Nan Gil segera masuk. Nan Gil pun menuruti perintah Na Ri. Melihat Nan Gil yang sudah pergi Yeo Joo langsung menjatuhkan dirinya ke rumput.
Kenapa dunia begitu kejam? Kenapa kau tidak beri saja aku air? Dunia ini begitu kejam hanya kepadaku. Sebenarnya Kesalahan apa yang sudah aku lakukan?” teriak Yeo Joo berteriak histeris
Hong Na Ri.... Apa yang kau lakukan disini? Semua orang menyalahkanku dan berbicara di belakangku. Jadi Kembalilah.” Rengek Yeo Joo, Saat itu Nan Gil datang membawakan segelas air dan langsung pergi. Na Ri memberikannya dan Yeo Joo langsung menghabiskanya. 


Akhirnya Yeo Joo pun tertidur pulas di kamar, Nan Gil baru keluar dari kamar mandi melihat Na Ri sudah menungunya. Na Ri memperingatkan Nan Gil agar Berhenti menjadi gampangan seperti itu. Nan Gil binggung kenapa Na Ri mengataka itu. Na Ri tah habis pikir kalau Nan Gi itu bisa memeluk orang asing dan memberinya air minum.
Apa kau bahagia karena dia baik kepadamu?” ucap Na Ri marah
Aku tidak bermaksud seperti itu, tapi orang-orang terus jatuh dalam pelukanku” kata Nan Gil
Jangan membawa aku ke tingkatannya dan Menjauhlah dari dia.” Tegas N Ri, Nan Gil menanyakan alasanya.

Yang dia lakukan adalah mencuri barang-barang orang lain.” Ucap Na Ri
Nan Gil pikir yang Na Ri maksud dirinya itu seperti barang, dengan sinis menyurug agar Pergi dan bekerjalah. Na Ri seperti menyesal sendiri malah mengatakan hal seperti itu pada Nan Gil. Nan Gil kembali datang menyuruh Na Ri pergi
Aku tidak bisa pergi karena kau selalu menggeledah kamarku.” Ucap Nan Gil, Na Ri pikir Nan Gil itu sedang meragukanya.
“Yah... memang benar...  Aku menganggap kau 120 persen mencurigakan, jadi keluarlah.” Ucap Nan Gil, Na Ri pun terlihat kesal meninggalkan restoran.


Menu sup sapi membuat semua terlihat bosan, Nan Gil pun hanya bisa diam dengan wajah cemberut. Na Ri membaca pesan yang dikirimkan Shi Eun padanya. “Tebak apa yang dikirimkan penyihir itu pagi ini. Kalau itu benar, aku akan sepenuhnya menghormatimu.
Yeo Joo memberikan foto Na Ri dengan bertuliskan Aku ada di kota asal Na Ri. Udaranya sangat bagus.” Na Ri mengumpat marah dengan tingkah Yeo Joo,  Tiga orang karyawan terliha ketakutan dan langsung memakan sup walaupun terasa bosan. Na Ri benar-benar kesal dengan Yeo Joo karena membuatnya menyumpah di pagi hari.

Yeo Joo sibuk mengambil foto Na Ri dengan ponselnya, Na Ri datang bertanya apa yang sedan direncakan sekarang. Yeo Joo bersikap manis dengan merangkul Na Ri mengajak berfoto bersama.
Kenapa kau hidup seperti itu? Pergi sekarang” ucap Na Ri dengan mengcengkram baju Yeo Joo.
Semua anak buah dan Nan Gil baru selesai makan, Yeo Joo yang akan ditarik keluar langsung berbinar-binar ketika melihat para pria tampan. Lalu melihat Nan Gil dengan memanggilnya adik meminta untuk dibantu. Yeo Joo menyuruh semuanya pergi.
Yeo Joo merengek meminta tolong pada Nan Gil, Nan Gil langsung menyuruh para pegawai untuk pergi. Yoon Kyu merasa kalau kakinya tak bisa digerakan dan terus terdiam. Nan Gil terus mendorong semuanya karena Na Ri menyuruh agar mereka tak mendekat. 

Keduanya akhirnya duduk di meja makan, Na Ri mengangkat segelas air putih dengan mengatakan ketika Sementara beristirahat di ruah ibunya merasa baik seperti air jernih ini jad berpikir karena ini banyak orang-orang yang pergi  ke pinggiran kota.
Bagaimanapun, berkat kau, aku merasa seperti sekarang ini.”ucap Na Ri memperlihatkan minuman berubah jadi warna hitam pekat.
Aku menunjukkannya kepadamu karena sepertinya kau sedang bosan. Berhenti membuat hidupku menjadi berantakan dan minum ini.” kata Na Ri, Yeo Joo bersikap manja memikirkan untuk meminumnya.
Kalau itu bisa membuatmu merasa lebih baik, aku akan meminumnya.” Kata Yeo Joo, Na Ri memperingatakn Yeo Joo agar  Berhenti bertingkah karena itu adalah jus garut.
Aku merasa kasihan kepada jus itu kalau dibandingkan dengan hidupku dan Sepertinya, itu baik untuk mabuk lalu Pergi setelah kau meminumnya.” Kata Na Ri ketus, Yeo Joo kembali sinis dengan menaruh minuman diatas meja.
Dong Jin akan dipindah ke kantor pusat Hong Kong. Saat aku pergi bersamanya setelah menikah, maka  aku tidak akan mengganggumu. Kita tidak akan pernah bertemu satu sama lain.” Kata Yeo Joo
Kalau begitu sebaiknya kau pindah ke Hong Kong dengan tenang.” Ucap Na Ri tak peduli
Aku tidak masalah dengan itu, tapi Dong Jin takut terlihat sebagai orang jahat. Kau pasti sudah tahu itu.” kata YeoJoo
Na Ri merasa  tidak tahu apa-apa tentang dia. Yeo Joo mengaku tidak ingin kehilangan Dong Jin jadi meminta agar Berpura-pura saja mereka sedang menjalani hubungan yang baik. Ia menceritakan sekarang tidak punya teman, dan penyendiri di tempat kerja dan berpikir nanti tidak ada yang dating ke pernikahannya.
Aku menghormati keberanianmu. Apa kau melakukan ini karena pernikahanmu?” kata Na Ri
Itu adalah kejadian sekali dalam seumur hidup.” Ucap Yeo Joo
Apa kau tahu seperti apa bunga terung? Bunga sekecil ujung jari akan tumbuh menjadi sebesar kepalan tangan Bukankah sudah waktunya kau juga tumbuh?” kata Na Ri, Yeo Joo ketakutan melihat kepalan tangan Na Ri.
Na Ri, kau tahu apa kekuatanku? Aku tidak punya harga diri jadir akan menunggumu di luar.” Tegas Yeo Joo, Na Ri memukul meja karena Yeo Joo berani melakukan itu padanya. 

Duk Bong mengentuk kaca jendela di depan Nan Gil mengeluh karena tak keluar juga karena Pertemuan ini melibatkannya juga. Nan Gil hanya melirik sinis. Duk Bong akhirnya berbicara dari depan pintu memberitahu kalau Nan Gil menandatanganinya, maka pembangunannya akan segera dimulai.
“Pemilik Supermarket Seulgi tidak ada di sini.” ucap Nan Gil
Dia berkata akan menandatanganinya kalau kau melakukannya. Lagipula restoran ini juga akan dilelang. Aku tidak ingin membelinya dari Da Da dengan harga tinggi. Kenapa kita tidak saling membantu?” kata Duk Bong
Baiklah, tapi dengan satu syarat, Kau harus Biarkan danau dan hutannya. Lalu aku setuju.” Ucap Nan Gil . Duk Bong terdiam, Nan Gil melihat Duk Bong itu memang  bukan pembohong yang baik.
Hei, Nan Gil, orang yang merasakan cinta dan rasa suka pertamanya. Kenapa kau begitu terobsesi dengan danau dan hutan?” ejek Duk Bong 

Nan Gil melirik melihat Na Ri yang datang ke restoran seperti mendengar ucapan Duk Bong. Duk Bong dengan santai menyapa Na Ri  bertanya Apa akan tinggal di tempat ini untuk selamanya, Na Ri mengaku tidak lalu terlihat kebingungan kenapa ia datang ke restoran dan memilih pergi,
Apa kau pikir dia mendengarnya? Bahkan kalau dia mendengarnya,aka dia tidak akan tahu apapun. Nona Kwon akan menyerahkan kontraknya kepadam dan Ini adalah bisnis. Coba kau Lihatlah wajah mereka yang penuh dengan harapan.” Kata Duk Bong memperlihatkan beberapa orang yang sudah siap menjual tanah mereka. Soon Rye pun siap memberikan surat kontrak.
Na Ri duduk diayunan mengipas wajahnya seperti ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya, teringat kembali kata-kata Duk Bong “Hei, Nan Gil, orang yang merasakan cinta dan rasa suka pertamanya.” Lalu bertanya-tanya apakah cinta pertamanya yang hancur. 

Duk Bong keluar dari restoran sibuk dengan ponselnya, Yeo Joo yang sedang menunggu diluar merasa mereka pernah bertemu. Duk Bong melirik merasa seperti itu. Yeo Joo dengan sikap manjanya bertanya apakah Duk Bong tinggal di desa ini. Duk Bong membenarkan.
Parfum ini bagus hanya untuk musim panas.” Ucap Yeo Joo mencium bau parfum yang digunakan oleh Duk Bong
Aku ingat sekarang, Kau adalah pria yang bersama Na Ri di bandara.” Kata Yeo Joo, Duk Bong seperti tak peduli malah melihat ke arah Soon Rye yang keluar dengan Nan Gil masih memegang amplop coklat.

Duk Bong dengan nada marah bertanya kenapa Soon Rye  masih memiliki kontrak itu, dengan nada sinis kalau membuktikan kalau Soon Rye itu tidak kompeten. Soon Rye terlihat marah dan langsung pergi dengan memberikan surat kontrak pada Duk Bong. Duk Bong pergi ke depan rumah Na Ri sambil menelp meminta Na Ri keluar karena ia sudah ada didepan rumahnya.

“Hei...  Adik.... Apa kau tahu bagaimana dia dan Na Ri bisa mengenal satu sama lain?” ucap Yeo Joo mendekati Nan Gil, Nan Gil mengelengkan kepala.
Pernah satu kali... dia dan Na Ri bersama-sama di bandara. Mereka kelihatan sangat dekat saat itu. Aku rasa dia merahasiakannya darimu.” Kata Yeo Joo seperti sengaja menghasut,
Saat Na Ri keluar Nan Gil langsung menjauh dari Yeo Joo. Na Ri sudah menatap sinis lalu berjalan mendekati Duk Bong bertanya ada apa. Nan Gil menyuruh agar mengadakan rapat keluarga dengan kontrak ini karena ayah tirinya tidak akan pernah dengan menunjuk ke arah Nan Gil, Yeo Joo melonggo. Na Ri langsung menganguk mengerti dengan mengambil berkas

Jangan bawa itu. Kembalikan kepadanya.” Teriak Nan Gil marah
Kau bisa melihatnya, kan? Ayah tirimu bahkan tidak membaca kontraknya.” Ucap Duk Bong kesal, Yeo Joo menatap Nan Gil tak percaya kalau itu ayah tiri Na Ri
Na Ri buru-buru menutup mulut Duk Bong lalu memanggil Nan Gil dengan pangilan adik agar segera masuk dan mengurus restoran, Nan Gil pun masuk ke dalam restoran dengan wajah cemberut. Setelah itu Na Ri memarahi Yeo Joo yang masih ada didepan rumahnya. Yeo Joo mengingatkan kalau akan di luar untuk menunggu.

Dia pria yang ada di bandara, kan? Aku akan memberitahu semua orang bahwa kalian kencan.” Ucap Yeo Joo mendekati keduanya dengan nada mengancam.  Na Ri hanya bisa menghela nafas
Kau bahkan tidak menjawabku. Apa Kau mengakui bahwa kalian berkencan. Bukankah begitu?” kata Yeo Joo menyindir, Na Ri akhirnya pasrah bertanya apa yang ingin dilakukan Yeo Joo sekarang.
Yeo Joo mengajaka Na Ri untuk selfie bersama dengan memperlihatkan kalau mereka itu sangat dekat, Lalu Yeo Joo mengatakan akan meng-upload ini ke obrolan grup. Na Ri tak peduli menyuruh lakukan apa yang dinginkanya lalu pergi. Yeo Joo pun berharap keduanya bisa berhasil dalam menjalin hubungan.

Aku pikir kau bukan jenis orang yang bermurah hati.” Sindir Duk Bong, Yeo Joo melirih sinis. Na Ri lupa tidak memperkenalkan Duk Bong
Ini adalah Kwon Duk Bong. Dia adalah presiden dari sebuah museum robot di Seulgi-ri, salah satu anggota keluarga dari Greenland.” Ucap Na Ri sengaja membuat Yeo Joo iri, Yeo Joo melihat kaget mendengarnya.
Duk Bong, kenapa kita tidak masuk ke dalam?” ajak Na Ri masuk ke dalam, Yeo Joo makin kesal karena Na Ri sudah memanggil "Kita"

Keduanya masuk ke dalam rumah, Duk Bong mengingat Na Ri yang mengetahui tentang latar belakangnya merasa sengaja mencarinya, Na Ri hanya diam. Duk Buk mengaku kalau ia memang  salah satu anggota keluarga dari Greenland dan tidak tahu ternyata kalau Na Ri itu memang bisa menyombongkan diri.
Aku tidak perlu mencarinya, Semua orang di kota tahu. Maafkan aku. Aku pikir akan merasa lebih baik, tapi ternyata tidak.” Kata Na Ri
Kerja bagus. Kau harus bersikap lebih buruk saat berurusan dengan orang sombong.” Puji Duk Bong, Na Ri hanya menatap Duk Bong
Kau mengatakan sesuatu saat di restoran.”ucap Na Ri tapi akhirnya memilih tak membahasnya dengan mengalihkan kalaua Duk Bong cukup baik dalam mengamati wanita, karena Yeo Joo itu memang sombong.
Sepertinya kau ingin mengatakan sesuatu.” Pikir Duk Bong, Na Ri mengaku kalau itu  bukan sesuatu yang pentin

Saat itu Nan Gil datang ingin mencuci panci bekas kukusan, dengan sengaja membantingnya. Duk Bong menarik Nan Gil merasa Karena mereka semua berkumpul bersama-sama,menurutnya lebih baik mereka membicarakan hal ini seperti orang dewasa. Nan Gil pun berdiri ditengah-tengah. Duk Bong bertanya apakah Na Ri takut pada ayah tirinya,Na Ri mengelengkan kepala 
Kalau tidak, kenapa kau bahkan tidak membaca kontraknya? Apa kau tahu bahwa kau bisa mengklaim ini adalah rumahmu?” ucap Duk Bong, Na Ri mengetahuinya.
Dan kau, Nan Gil... Memang benar bahwa rumah ini ada di bawah namamu. Tapi kau tidak bisa menjualnya begitu saja. Karena Na Ri bisa menghentikanmu dari melakukannya lalu Apa kau tidak nyaman bersama dengan putrimu? Apa kau melakukan tugasmu sebagai ayah tirinya?” ucap Duk Bong

Na Ri dan Nan Gil saling mengalihkan pandangan, Duk Bong merasa keadaan ini sangat  menyebalkan, lalu memberikan surat kontrak pada Na Ri karena merasa mereka  berdua harus membicarakannya dengan serius sebagai sebuah keluarga dan mengingatkan kalau mereka berdua itu adalah keluarga.
Keluarga tidak bersikap keras satu sama lain.” Ucap Duk Bong sengaja mendekatkan keduanya. Setelah Duk Bong pergi, Nan Gil memilih untuk mencuci panci dan Na Ri masuk ke dalam rumah dengan tatapan sinis keduanya. 


Yoon Kyu dkk seperti sudah tak nafsu makan dengan melihat sup sapi lagi, Na Ri melihat Nan Gil yang tak datang untuk sarapan lalu bertanya  Kenapa Nan Gil tidak mau makan. Yoon Kyu mengaku kalau Nan Gil mengatakan  muak dengan supnya. Dua pekerja menyangkal kalau Nan Gil tak mengataka itu. Yoon Kyu mengeluh pada temanya itu yang  Pengkhianat.

Saat Na Ri datang ke restoran, Nan Gil memilih untuk menghindarinya. Esok harinya, Na Ri membuat sup touge, Ketiga pekerja terlihat bersemangat makan dengan menu yang berbeda tapi Nan Gil tetap tak datang juga untuk sarapan. Nan Gil sibuk membuat kulit dumpling.
Kenapa kau menghindarinya?” tanya Yoon Kyu merasa kasihan, Nan Gil menyuruh anak buahnya agar mengunakan seragam dengan benar saja.
Tebakan pertamaku adalah bahwa kau tidak nyaman berada di dekatnya. Tebakan kedua, kau masih memiliki perasaan kepadanya. Tebakan ketiga, kau ingin dia merindukanmu. Jadi Yang mana? Aku pikir Na Ri merindukanmu.” Ucap Yoo Kyu, Nan Gil yang kesal memilih keluar dari restoran. Yoon Kyu heran Nan Gil itu yang selalu marah padanya. 

Duk Shim bersembunyi di balik mobil dan melihat Na Ri yang datang dan masuk ke perkebunan lebih dulu. Lalu tak lama Nan Gil pun datang, wajah Duk Shim langsung dibuat cemberut melihat keduanya ada didalam pekebunan.
Coba kita lihat apa kau juga bisa menghindariku di sini.” ucap Na Ri yang sengaja bertemu dengan Nan Gil, Nan Gil seperti tak peduli dengan memeriksa suhu ruangan untuk tanamanya.
Duk Bong datang ke bandara untuk berbicara tentang tanah.” Jelas Na Ri, Nan Gil menyindir untuk apa Na Ri mengatakan itu padanya.
Kau telah menghindari aku sejak saat itu. Aku tidak dekat dengannya dan tidak memihak kepadanya. Aku tidak peduli apa kau menjual tanahnya atau tidak.” Kata Na Ri, Nan Gil pikir Na Ri akan segera pergi.

Apa kau tahu bagaimana perasaanku?” ucap Na Ri terlihat sedih, Nan Gil mengetahuinya karena Na Ri sudah minum setiap sore jadi menyuruhnya untuk segera pergi saja.
Aku minum dengan orang-orang tua karena aku merindukan Ibu. Lalu kenapa? Aku menyesalinya seperti orang gila. Aku merencanakan pernikahan bodoh itu selama bertahun-tahun, tapi aku tidak pernah bepergian bersamanya. Aku seorang pramugari, jadi biaya penerbangan juga murah. Aku pasti seorang putri yang mengerikan. Ternyata aku memang serangga dan kuku babi.” Ucap Na Ri lalu berjongkok sambil menangis.

Nan Gil hanya menatapnya, lalu mendekatinya mengambil sekantung benih dan bertanya apakah Na Ri yang membelinya. Na Ri membenarkan karena ingin membuat tanaman itu menjadi tanahnya, lalu berdiri karena masih baru jadi ingin memulai dengan menanam selada dan paprika. Nan Gil tersenyum mendengarnya.
Na Ri mengambil benihnya langsung menyebar ditanah yang kosong, Nan Gil berteriak bukan seperti itu cara menaburnya. Na Ri bertanya caranya yang benar.

Na Ri dan Nan Gil akhirnya duduk bersama depan tanah kosong dan Nan Gil mencontohkan cara menanam yang benar yaitu Sedikit demi sedikit Dan lembut, lalu menceritakan Ibu Na Ri itu  pergi melakukan perjalanan bukan karena keinginannya tapi menurutnya semua yang ada didesa ini adalah seluruh dunianya. Na Ri merasa kalau dirinya itu tetap serangga.
Putri pemilik Supermarket Seulgi pergi... dengan semua uangnya dan bahkan tidak pernah menelepon. Bagaimana Ibumu bisa membual tentangmu kepadanya?” kata Nan Gil
“Lalu Bagaimana dengan kuku babi?” ucap Na Ri, Nan Gil mengaku itu karena dirinya, Na Ri binggung.
Aku benci, iri dan cemburu kepada putrinya, yaitu Na Ri, jadi ibumu pura-pura mengutukmu untuk membuatku merasa lebih baik.” Cerita Nan Gil
Aku akan bertanya lagi karena kau berkata membenciku. Orang yang memercikkan air kepadaku...” ucap Na Ri langsung disangah oleh Nan Gil kalau bukan ia yang melakukanya.
Katakanlah itu bukan kau. Aku sering dilempari kerikil saat masih kecil. Seseorang juga menmpelkan permen karet di sepatuku. Apa itu kau?” ucap Na Ri merasa Nan Gil waktu kecil sangat jahil.
Nan Gil menegaskan kalau tidak pernah melakukan sesuatu yang kekanak-kanakan dalam hidupnya, menurutnya Mereka melakukannya karena Na Ri itu anak nakal. Na Ri berteriak marah, Nan Gil memperingatkan Na Ri  tidak perlu begitu kasar kepadanya.
Apa kau akan membiarkan aku memiliki tanah ini?” ucap Na Ri
Apa dengan begitu kau akan pergi ke Seoul?” balas Nan Gil, Na Ri setuju akan pergi ke Seoul dan tidak akan pernah kembali. Nan Gil terlihat bingung apakah maskdunya ke desa ini lagi.
Kau mengatakan itu sepanjang waktu, tapi kau sering datang ke sini.”ejek Nan Gil, Saat itu juga Duk Shim melihat dari kejauhan dengan wajah geram. 

[1 tahun yang lalu]
Duk Shim terlihat melampisakan semua amarahnya dengan merusak semua tanaman padi,setelah  selasai dan akan pergi terdengar suara Nan Gil yang memanggilnya. Duk Shim kaget ada orang yang melihatnya. Nan Gil bertanya apakah Duk Shim sudah selesai.
Tiba-tiba terdengar teriakan Suara  petani melihat Duk Shim si anak nakal yang merusak tanamanya. Duk Shim terlihat ketakutan dan Nan Gil pun menariknya dan mengajak pergi. 

Didepan perkebunan, Nan Gil berjongkok membersihkan sepatu Duk Shim yang terkena lumpur. Duk Shim seperti mulai terpana dengan kebaikan Nan Gil yang mau membersihkan sepatunya. Nan Gil lalu menyuruh Duk Shim mencuci tanganya.
Kenapa kau melakukannya?” tanya Nan Gil. Duk Shim hanya diam saja.
Kau menuntut hakmu untuk tetap diam. Apa itu tindakan yang benar? Kalau begitu aku akan mengatakan kalau aku sudah menangkap penjahat yang sudah... merusak orangan-orangan sawah dan merusak lahan pertanian?” kata Nan Gil mengancam
Mereka menjengkelkan.” Ucap Duk Shim, Nan Gil bertanya siapa yang dimaksud.
Anak-anak pemilik pertanian.” Akui Duk Shim, Nan Gil tahu Duk Shim dipindah sekolah dan  mereka mengganggunya, tapi menurutnya apakah Duk Shim  akan merusak semua lahan pertanian di sini
Mereka juga memiliki anjing dan sapi. Apa kau juga bisa membunuh semuanya?” kata Nan Gil, Duk Shim pikir itu tindakan yang gila.
Nan Gil mengatakan kalau Padi adalah mahluk hidup dan apakah Duk Shim tak melihat mereka itu tumbuh dan berkembang, Duk Shim hanya diam. Nan Gil menasehati ada orang bodoh yang senang mengganggu orang lain dan Mereka tidak tahu kehidupan mereka akan menjadi sampah.
Jangan membuang-buang emosi dan waktumu untuk orang-orang menyebalkan itu.” jelas Nan Gil, Duk Shim mengerti. Nan Gil pun mengatakan akan terus memperhatikanya. Duk Shim tersenyum mendengarnya.
Duk Shim melihat Na Ri bersama dengan Nan Gil merasa ruang pribadinya sudah dimasuki orang lain. 
bersambung ke part 2 


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar