PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 01 November 2016

Sinopsis Scarlet Heart Ryeo Episode 19 Part 1

PS : All images credit and content copyright : SBS

Hae Soo duduk diam di istana Damiwon, Wang So datang mengetahui Hae Soo sedang sakit jadi kenapa ada diluar istana lalu mengajaknya agar kembali ke kamarnya. Hae Soo hanya menatapnya. Wang So mengulurkan tanganya mengatakan kalau suda menunggu untuk bicara dengan Hae Soo hari ini.
Aku takkan... kembali ke kamar itu.” tegas Hae Soo
Janganlah seperti ini karena Chae Ryung. Dia sudah mengkhianatimu dan tidak pernah jujur padamu, tidak sekalipun.” Kata Wang So menyakini.

Hae Soo teringat saat berdoa, Chae Ryung memegang tanganya sambil berkata “Aku baik-baik saja.” Ia seperti masih merasakan tangan Chae Ryung yang memegangnya dan sangat yakin mantan pelayannya itu memiliki hati yang tulus padanya.
Tak ada satu pun kata-katamu yang bisa mengubah hal itu.... Dia tulus” kata Hae Soo yakin
Jadi, Apa Kau akan percaya padanya dan bukan kepadaku?” ucap Wang So
Aku ingin pergi dari Istana.... Aku ingin pergi dari tempat ini. Aku tidak bisa.....menanggung semua ini lagi.” Kata Hae Soo merasa muak dengan semua kematian yang ada diistana.
Wang So pun bertanya nasib dirinya, dan menurutnya tak mungkin akan membiarkan Hae Soo pergi begitu saja, Karena Hae Soo takkan pernah bisa meninggalkannya lalu berjalan pergi. Hae Soo hanya bisa diam saja. 


Wang So pergi ke kamar Hae Soo yang kosong dengan wajah sedih, sementara Yeon Hwa sedang mandi air bunga yang biasa dilakukan ole Ratu Yoo. Lalu teringat kembali kata-kata Wang Soo Bisakah kau mengkhianati kakak dan keluargamu? Jika kau ingin menjadi ratuku satu-satunya maka aku akan menjadikan anak kita Putra Mahkota.
Goryeo ini akan menjadi milik putraku suatu hari nanti.” Tegas Yeon Hwa yakin dengan mata melotot 

Hae Soo memberikan sebuah bingkisan dan meminta Ji Mong memberikan pada Keluarga Chae Ryung,  karena hanya itu yang dimilikinya sekarang dan apabila mereka membutukan yang lainya makan akan mengusahakan untuk mengambulkanya.
Kau tidak perlu melakukan hal ini. Aku takut kau akan membuat Raja marah.” Kata Ji Mong
“Chae Ryung mengkhawatirkan keluarganya bahkan di saat hari kematiannya. Jadi Dia meminta bantuanku. Raja tidak akan keberatan.” Ucap Hae Soo yakin

Saat itu Wang Won masuk ke dalam ruangan mengajak semua temanya untuk masuk, saat itu Hae Soo menatap sinis pada Wang Won  memberitahu Chae Ryung telah meninggal. Wang Won seperti tak peduli dan berpura-pura baru mengetahuinya.
Kau seharusnya tak setenang itu. Ini semua salahmu.” Ucap Hae Soo marah, Wang Won menyangkalnya sambil menuduh Hae Soo sudah gila.
Kau akan menyesalinya, dengan memperlakukan Chae Ryung seperti itu. Lihat saja suatu hari nanti kau akan menyesalinya.” Tegas Hae Soo
Sejak kau menjadi simpanan Raja... maka kau semakin berbuat sesukamu. Benarkan?” ejek Wang Won, Ji Mong yang mendengar terlihat kaget begitu juga Hae Soo 


Hae Soo menemui Wang So yang memintanya untuk datang.  Wang So mengatakan sudah dengar dari Ji Mong dan akan menjadikanm Hae Soo sebagai selir kerajaan. Hae Soo menolak, Wang So pikir itu  lebih baik daripada jadi simpanan dan tidak suka dengar kata itu.
Kau akan diperlakukan sebagai istri kedua oleh Ratu saja. Setelah kau punya anak, barulah kau akan menjadi ratu kedua.” Jelas Wang So
Alasanku ingin pergi dari tempat ini bukan karena gelar itu.” tegas Hae Soo
Diskusikanlah dengan Ji Mong dan pilih saja gelar yang kau mau.” Balas Wang So, Hae Soo seperti tetap  tak mengingkannya.
Berhentilah keras kepala. Kita jangan saling berdebat lagi. Apa kau lupa sudah berapa lama kita harus saling terpisah? Janganlah menyia-nyiakan hubungan kita hanya karena argumen sepele.” Ucap Wang Soo memegang tangan Hae Soo, sementara Hae Soo hanya bisa terdiam. 

Wang Woo mengetahui Wang So yang  akan membaca "Pokok Pemerintahan dalam Kepemimpinan Zhenguan Zhenyao?" jadi tidak tahu apa yang di rencanakan lalu meminta Wang Won untuk mencarikan burung elang  yang pandai berburu dan sangat lincah.
Aku tidak tahu apa yang direncanakan Raja. Dia sepertinya memang ingin berburu. Maka aku harus ikuti cara mainnya.” Kata Wang Wook

Hyungnim, kau tahu sendiri saudara ke-4 kita. Kau tidak pernah bisa percaya padanya atau berhenti waspada terhadapnya. Maka Kau harus memotong anggota tubuhnya.” Ucap Wang Won
Apa maksudmu Baek Ah?” tanya Wang Wook binggung
Dia berhubungan dengan Gisaeng dari Gyobang. Pasti lebih mudah menyingkirkan dia dari Raja.” Jelas Wang Won seperti ingin menghasut kakaknya, Wang Wook pun terdiam. 


Baek Ah dan Woo Hee sedang berjalan bersama, terliat Baek Ah yang heran pada Woo Hee karena kembali merasa ragu, padahal mereka sudah membuat Woo ee diadopsi secara sah dan ibunya suda tak sabar ingin berjumpa dengan calon mantunya.
Apa ini karena hal yang kemarin-kemarin itu, 'kan? Aku sudah menyarankan pada Raja untuk membebaskan semua budak dari Hubaekje. Hal itu tidak akan pernah terjadi lagi.” Ucap Baek Ah menyakinkan.
Woo Hee tiba-tiba dikagetkan dengan semua orang-orang yang teringat dan mati dengan bersimba darah, di dada mereka tertulis [Budak pelarian]  Beberapa orang bertanya-tanya “Kenapa rakyat Hubaekje tidak membayar pajak? Kenapa mereka berusaha kabur?” Baek Ah mengajaknya pergi tapi Woo Hee seperti sangat marah. 

Ji Mong memberitahu  Budak-budak Baekje sudah membakar 10 rumah para petinggi, serta Ada banyak anggota keluarga penguasa yang telah meninggal jadi merkea tidak bisa diam saja. Wang Wook mengatakan kalau dari keluarganya ingin Raja  mengutus prajurit.
Jika kita mengutus prajurit, pasti nanti ada pertumpahan darah Dan hal itu akan terus terjadi. Kalau ada rakyat jelata ikut bergabung dengan mereka, maka bangsa ini akan berada dalam kekacauan.” Tegas Wang So
Kau harus melindungi keluarga-keluarga penguasa itu terlebih dahulu. Hidup mereka terancam, dan kau belum membantu mereka sama sekali. Mereka sekarang saja sudah mencari prajurit pribadi.” Jelas Wang Wook
Ya, Yang Mulia... Anda harus melindungi keluarga penguasa yang merupakan pondasi bangsa ini.” kata PM dari keluarga Wang Wook
Kalau begitu... para prajurit harus menggunakan tombak tanpa pisau dan pedang kayu. Aku masih baru jadi Raja dan ingin menghindari pertumpahan darah sebisaku.” Ungkap Wang So

Aku sarankan Pangeran ke-13 Baek Ah yang memimpin prajurit tersebut.” Saran Wang Wook seperti sengaja.
Pangeran Baek Ah tak tahu apa-apa tentang militer atau pertempuran. Kenapa dia harus memimpin prajurit?” kata Ji Mong kaget begitu juga Wang So.
Wang Wook mengatakan kalau  Ada rumor bahwa Raja tidak peduli dengan rakyat pribumi Goryeo tapi lebih peduli dengan rakyat Baekje dan rakyat Silla yang merupakan asal keluarga Baek Ah. Ditambah lagi Baek Ah telah membuat wanita Baekje diadopsi di keluarga rakyat Goryeo agar bisa menikahinya. Wang So mengatakan kalau sudah memberikan izin menikah dengannya.
Itu juga bisa berarti bahwa seseorang yang dekat denganmu sedang dimanipulasi oleh seseorang dari Baekje.” Kata Wang Wook, Wang So menegaskan kalau ini  Tak masuk akal.
Hal yang tak masuk akal bisa saja terjadi. Karena itulah orang menyebutnya rumor atau... omongan dari mulut ke mulut.”ucap Wang Wook, Saat itu Baek Ah masuk menemui raja. 


Wang So langsung tak menyetujuinya, karna selama ini Baek A hanya bisa memegang alat music, jadi mana mungkin bisa menggunakan pedang. Baek Ah menegaskan kalau  tidak suka Woo Hee jadi dicurigai karena  berasal dari Baekje, ditambah lagi dengan keadaan mereka membuat raja jadi mendapatkan kesulitan.
Alangkah baiknya kalau aku saja yang memimpin prajurit itu” kata Wang So
Supaya para keluarga penguasa ingin mundur dan  kelihatannya budak-budak itu telah meninggalkan area tersebut. Jika kau berpihak di antara keluarga penguasa atau budak maka situasi akan tambah parah.” Ucap Ji Mong
Aku tidak akan mati. Jika kita diam saja... maka kita akan dikendalikan oleh keluarga-keluarga itu dan takhtamu bisa terancam. Aku baik-baik saja.” Tegas Baek Ah menyakini. Wang So seperti masih ragu. 

Baek Ah membantu mengikat rambut Woo Hee dan memasangkan jepitan rambutnya, Woo Hee bertanya apakah Baek Ah  tidak akan menyesali keputusannya. Baek Ah mengaku hanya pura-pura kuat saja dan juga tidak tahu apa yang akan terjadi padanya nanti.
Kau akan punya seorang istri, jadi kau nanti harus kembali dari tugasmu dalam keadaan hidup. Aku tidak mau jadi janda.” Kata Woo Hee
Saat aku kembali nanti... maka kita langsung menikah saja. Kaulah pasangan abadiku.” Ucap Baek Ah mencium Woo Hee.
Tepat pada saat ini, kuharap aku tak berasal dari Baekje. Dengan segenap hatiku, aku akan menjadi pasanganmu. Gumam Woo Hee 

Beberapa budak terlihat siap untuk bertarung, dengan membawa senjata merke. Terlihat sebuah pengumuman yang tertempel untuk seluruh BaekJe.
Aku, Raja Goryeo, berjanji pada rakyat migran Baekje. Budak tidak akan diserang. Karena itu... Aku akan memastikan bahwa mereka diperlakukan secara adil. Semua orang yang dipaksa menjadi budak akan dibebaskan. Rakyat jelata yang dipaksa menjadi budak juga akan dibebaskan. Kebijakan ini akan diterapkan secara ketat. Budak yang ditahan akan dipulangkan ke tempat asal mereka.  Mereka akan dibebaskan dari pajak untuk sementara waktu. Kalian tak akan didiskriminasi berdasarkan tempat kelahiran kalian. Kalian boleh bekerja menjadi pejabat pemerintahan. Dan akan menjadi warga berkebangsaan Goryeo.
Wang So seperti sengaja membuat pengumuman agar tak terjadi pertumpahan darah. Tapi sala seorang budak merasa Sudah berkali-kali mendengar janji palsu itu dan tidak akan tertipu bahkan memperlakukan mereka seperti anjing dan babi jadi lebih baik melawanya. Semua pun segra menuju istana. 

Baek Ah sedang bersiap-siap lalu seorang prajurit memberikan pedang, tapi baru saja memegangnya membuat pedang itu terjatuh dari tanganya. Wang Jung datang dengan baju besinya. Baek Ah kaget melihat adiknya yang datang karena sedang mendapatkan hukuman untuk diasingkan dan mungkin kepalanya akan di penggal.
Beritahu saja pada Raja aku disini, karena Aku tidak takut.” Kata Wang Jung tak takut.
“Sudah kubilang, dia pasti akan menempatkanmu dalam posisi sulit. Dia seharusnya mengutusku saja.” Keluh Wang Jung membantu memasangkan baju besi.
Tolong jangan mati. Kau boleh kembali kesini dengan keadaan terluka. Tapi jangan mati. Aku tak sanggup melihat kematian lagi.” Pinta Wang Jung
Baek Ah bertanya apakah Wang Jung  sudah terima pemberian Hae Soo yang dikirim padanya. Wang Jung bertanya apakah maksudnya Aksesori rambut, Baek Ah menganguk. Wang Jung mengatakan sudah menerimanya tapi tak tahu apa artinya karena tidak ada suratnya. Baek Ah berkata kalau Hae Soo meminta agar menyampaikan pada Wang Jung langsung.

“Dia berkata "Aku menginginkannya."” Ucap Baek Ah
“Kau bilang "Aku menginginkannya"? Apa Hae Soo sungguh mengatakan hal itu?” kata Wang Jung tak percaya, Baek Ah membenarkan.
Hae Soo... sangat menginginkannya. Itulah pesannya. Aku tidak tahu apa yang dia inginkan.... Tapi bantulah dia. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku. Tapi kau harus tetap menjadi teman baik bagi Hae Soo dan juga Teman bagi Raja. Dia juga sedang kesusahan.” Kata Baek Ah
Apa kau sekarang harus mengkhawatirkan orang lain? Disini saja tidak ada orang yang ingin menyampaikan salam perpisahan padamu sebelum kau pergi.” tegas Wang Jung
Ia lalu bertanya keberadaan dayang dari Gyobang itu, Wang Jung suda menyuruh Woo Hee tak usah dating. Wang Jung berpesan pada kakaknya agar menjaga baik-baik diri nantinya lalu pamit pergi. 

Saat itu beberapa prajurit terlihat kebinggungn menatap kea arah langit-langit. Baek Ah melihat sebuah kain putih panjang pada dinding bertuliskan [Penyatuan Tiga Kerajaan - Goryeo, Baekje, dan Silla]  dan Woo Hee ada di menara paling atas. Beberapa orang dari Baekje masuk ingin mulai menyerang tapi dikagetkan oleh Woo Hee dan memohon agar turun karena tak boleh ada di atas sana.
Baek Ah sampai diatas ingin mendekati Woo Hee, tapi Woo Hee memperingatkan Baek Ah agar jangan berani melangkah. Baek Ah memoon agar Woo Hee tak lompat. Woo Hee dengan mata berkaca-kaca menyuruh Baek Ah membalikan badanya, Baek Ah pun menurutinya.
Jika kau menyaksikannya... maka kau takkan pernah melupakannya.” Ucap Woo Hee lalu menjatukan badanya dari atas dinding yang tinggi, Semua budak menjerit dan merasa bersalah dengan berlutut. Baek Ah menjerit tak bisa menyelamatkan Woo Hee yang sudah melompat.

Di dalam istana, Hae Soo terlihat kaget, begitu juga Raja So tak percaya akan ada kematian lagi. Baek Ah pun menangis dengan memeluk Woo He sudah tak bernyawa lagi.
Kukira aku bisa mengabaikan semuanya dan menjalani hidupku.  Aku mencoba menyangkal orang tuaku. Tapi aku tidak bisa mengabaikan kaumku yang memandangku sebagai seorang ibu. Kurasa aku tak bisa hidup seperti itu. Goryeo dan Baekje. Gyeon Hwon dan Taejo Wang Geon. Dosa-dosa mereka...  Aku akan menebus perbuatan mereka dengan nyawaku. Mungkin inilah alasanku dilahirkan. Aku... mencintaimu. Hanya kaulah... pasanganku satu-satunya.”  Gumam Woo Hee 


Baek Ah melihat semua lukisan yang dibuatnya saat Woo Hee berlatih tarikan pedang di hutan dan juga mengingat saat menusuknya di perayaan ulang tahun raja. Ia mengingat semua kenangan yang dilaluinya dengan Woo Hee.
Jangan menghancurkan dirimu sendiri hanya karena kau tidak ingin melupakannya.” Ucap Hae Soo datang menasehati Baek Ah yang terlihat sangat sedih.
Kenapa dia tidak memberitahuku? Pasti karena aku maka dia seperti itu. Kalau dipikir-pikir, aku ini terlalu serakah. Seorang warga dari kerajaan yang runtuh dan juga Seorang gisaeng, Seorang anak yatim. Aku tak peduli latar belakangnya yang menyakitkan. Aku bangga mencintainya.” Ucap Baek Ah
“Tapi Aku memang arogan. Aku tak memahami bagaimana perasaan Woo Hee sesungguhnya. Apa yang membuatnya sedih dan apa yang membuatnya terluka. Aku tak pernah bertanya "Kenapa kau hanya tersenyum sebentar saja?" Cintaku memang cinta yang dangkal.” Kata Baek Ah menyalahkan dirinya.
Hae Soo melihat kalau ini kesalahan  Woo Hee karena mereka sudah memberikan seluruh hati padanya Tapi pada akhirnya, setidaknya Woo Hee tidak egois. Baek Ah rasa memang Woo Hee itu memang salah, dengan waja penuh amarah berpikir Raja sudah tahu segalanya. Hae Soo hanya bisa terdiam.


Baek Ah menemui kakaknya, Wang So melihat adiknya itu  kelihatan kurus sekali dan akan mengutus Tabib Kerajaan saat bertugas nanti. Baek Ah membahas kalau Woo Hee memasang pengumuman itu dari raja maka mereka  sudah membuat kesepakatanya.
Aku juga tak menyangka kalau Woo Hee  memilih untuk mati. Dia bilang aku bisa menyelamatkanmu jika aku menulis pengumuman itu. Saat itulah aku tahu dia putri dari Hubaekje.” Jelas Wang So, Baek Ah terlihat menahan amarahnya.
Aku ingin menyelamatkanmu. Aku menulis pengumuman itu, karena aku putus asa. Aku tidak tahu kalau dia akan meninggal, tapi kalaupun aku sudah tahu maka aku akan tetap melakukannya Bagiku... kau lebih penting daripada dia..” Tegas Wang So
Baek Ah menahan rasa sedihnya mengetahui hal itu tapi  sulit untuknya menerima kenyataan seperti ini dan juga berat sekali berada di sisi Yang Mulia dan langsung berlutut memberikan hormat. Wang So panik meminta agar Baek Ah tak melakukan itu padanya lalu mengaku kalau dirinya yang salah. Tapi Baek Ah merasa dirinya yang salah dan meminta maaf karena  tidak cukup kuat melindungi Raja.
Semoga umurmu panjang dan sehat selalu..... Hyungnim.” Ucap Baek Ah lalu pergi, Wang So berteriak sedih memangil adik kesayangannya tapi Baek Ah memilih untuk pergi. 

Wang So datang ke kamarnya dan terlihat Yeon Hwa sudah menunggunya, lalu bertanya apakah sudah yakin dengan keputusanya. Yeon Hwa mengatakan dengan senyumanya kalau ia sudah yakin. 

Wang Wook datang dengan kasim membawa sesuatu ke dalam istana, karena mengetahui raja akan berburu jadi sudah mencarikan elang untuk Yang Mulia. Wang So mengaku kalau  Berburu elang adalah kesukaannya,
Wang Won berkomentar itu menunjukkan kasih sayang antar saudara.
Dari buku yang kubaca, kasih sayang dan persaudaraan adalah dasar bagi seorang pria. Wow! Inilah sebabnya persaudaraan itu lebih baik. Keharmonisan dalam keluarga artinya keharmonisan dalam negeri ini, 'kan?” ucap Wang Won lalu tertawa bersama, saat kain penutup sangkar burung terbuka, terlihat elang sudah mati.
Bukankah ini elang yang sudah mati?” ucap Wang So berdiri dengan tatapan marah, Wang Wook kaget burung yang dibawanya ternyata suda mati
“ Apa Seekor elang mati diberikan kepada raja? Itu artinya kutukan terhadap Anda, Yang Mulia! Kita tidak bisa membiarkan hal ini.” kata  PM sengaja menghasutnya.
Wang Wook panik karena tak ada yang membelanya bahkan Wang Won malah mengkhianatinya, lalu mengatakan semua ini kesalahpahaman dan pasti ada yang terjadi saat dibawa oleh.. Wang Won langsung memotong kalau kakaknya  sendiri yang membawa dan mengejek siapa lagi yang ingin disalahkan.
“Apa Kau mengutuk rajamu Atau, apa ini pengkhianatan?” ucap Wang So menyindirnya. PM merasa kalau semua pasti bener begitu juga yang lainya menyahut. Wang Wook langsung berlutut.
Yang Mulia, saya tak bersalah.... Saya dijebak, Yang Mulia.”kata Wang Wook yakin
Kalau ini pengkhianatan... maka kau akan dihukum mati.” Ucap Wang So seperti sengaja menakutinya, Wang Won yang melihatnya tersenyum licik bisa menjatuhkan Wang Wook. 


Ratu Hwang Bo datang terburu-buru ke kamar anaknya, Yeon Hwa terlihat dingin melihat ibunya yang datang. Ratu Hwang Bo memberitahu kalau Wan Wook dijebak dan bisa mati. Yeon Hwa pikir memang kakaknya itu  sudah melakukan kesalahan besar yang tak bisa ditolerir. Ratu Hwang Bo meminta agar Yeon Hwa  harus menyelamatkan kakaknya.
Aku tak mau.... Aku tidak bisa terlibat dalam politik "hanya" karena untuk menutupi kejahatan kakakku. Kejahatannya terlalu besar, Para tetua Hwangju sudah setuju padaku. Jadi Jangan terlalu berharap.” Kata Yeon Hwa dingin, Ratu Hwang Bo kaget mendengar ucapan anaknya
Apa kau tadi bilang "hanya" saat kita membicarakan nyawa kakakmu?” ucap Ratu Hwang Bo tak percaya
Aku ratu sekarang. Aku menghargai keluargaku Dan tidak ingin kehilangan dia. Tapi, ada hal yang lebih penting dari itu semua. Jadi Relakanlah aku, Ibu.” Kata Yeon Hwa lalu berjalan pergi, Ratu Hwang Bo menahan amarahnya seperti tak percaya Yeon Hwa yang jadi ratu tak bisa menolong keluarganya.
bersambung ke part 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar