PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 29 November 2016

Sinopsis The Man Living In Our House Episode 11 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS

Na Ri dan Nan Gil sampai kembali ke Seoul, keduanya menunggu di halte. Nan Gil bertanya Apa ingin dirinya mengirimkan foto yang sebelum diambilnya. Na Ri binggung kapan Nan Gil mengambilnya dan apakah itu saat ia tak melihatnya. Nan Gil mengodanya kalau mengambil gambar pemandangan seperti Laut yang tenang, ombak, matahari terbenam. Na Ri menyuruh Nan Gil agar mengirimnya saja dengan nada dingin.
“Mereka mengatakan satu hari bisa sama dengan seumur hidup. Itulah makna hari kemarin bagiku. Terima kasih.” Ucap Nan Gil
“Kau pasti merasa lega, berpikir semua sudah selesai Karena kau berterima kasih kepadaku, maka Aku merasa seperti seorang anak yang membawa orang tuanya berlibur. Kalau begitu... apa kau bisa menukar hidupmu hingga sekarang dengan hari kemarin?” kata Na Ri


“Tidak mungkin. Sulit belajar cara mengaduk adonan dan membuat pangsit.” Tegas Nan Gil lalu Na Ri melihat busnya sudah datang dan akan naik ke dalam bus,
“Aku tidak akan mengatakan apapun agar tidak merusak perjalanan”kata Nan Gil
“ Aku tahu dari bagaimana kau terlihat tertekan dari waktu ke waktu” ucap Na Ri
Nan Gil merasa akan berbohong mulai sekarang jadi itu sebabnya Na Ri tidak bisa bersamanya dan hanya akan fokus untuk melindungi tanah milik Na Ri. Na Ri tersenyum pada Nan Gilkaren akan menemuinya saat di pengadilan. Bus pun datang, Nan Gil masuk ke dalam bus Na Ri tak ingin menatapnya seperti berusaha menahan air matanya. Nan Gil tak mendekat memilih untuk tetap naik bus. 

Wang Shik memberitahu Paman Shin bahwa Setelah sidang besok selesai akan bebas. Paman Shin terlihat bisa sedikit tersenyum. Pengacara Kim menjelakan kala hanya Paman Shin dan  Hong Na Ri yang bisa mengajukan pembatalan pernikahan.
“Itu sebabnya kami harus menjaga agar kau tetap di sini. Jangan terlalu marah. Keponakanmu hanya perlu bersaksi.” Ucap Pengacara Kim. Paman Shin mengangguk mengerti dengan senyuman
“Sepertinya kau berada dalam suasana hati yang baik karena kami bersikap baik.” Komentar Tuan Bae melihat Paman Shin. 

[Pengadilan]
Duk Bong melambaikan tanganya saat melihat Na Ri datang ke arahnya, lalu menanyakan keadaannya. Na Ri mengaku merasa baik-baik saja. Duk Bong merasa  Nan Gil sepertinya percaya Na Ri akan memihak kepadanya dan perjalanan perpisahan itu ada artinya.
“Tidak... Aku setuju untuk bersaksi untuk pamanku. Dia bukan ayah tiriku lagi.” Kata Na Ri yakin
“Izinkan aku bertanya sebagai sorang teman. Kapan kau mulai menyukai Nan Gil? Seorang Teman menanyakan hal-hal ini sepanjang waktu.” Kata Duk Bong, Na Ri tak menjawab mengajak mereka segera masuk saja.

“Pikirkan tentang perasaanmu kepada Nan Gil, Apa kau bingung karena kekosongan akibat kehilangan ibumu? Kalau kau bahkan tidak tahu kapan perasaan itu dimulai, biarkan saja. Tolong bersaksi untuk dirimu sendiri, dan bukan untuk pamanmu.” Kata Duk Bong
“Aku juga ingin tahu kapan perasaan itu dimulai. Dia datang ke dalam hatiku dalam satu hari dan terus berkembang. Apa kau tidak mengerti bagaimana rasanya itu?” ucap Na Ri, Duk Bong terdiam mendengarnya. Na Ri pun masuk lebih dulu ke dalam pengadilan. 


Ruang Sidang
“Yang Mulia, pernikahan Shin Jung Im dan Ko Nan Gil tidak memiliki cukup persetujuan bersama dari pihak-pihak  yang diperlukan pada bagian Perdata 815, dan dengan demikian, pernikahan mereka batal.” Ucap Pengacara Kim duduk disamping Paman Shin untuk memberikan tuntuanya.
“Ini adalah surat nikah yang Ko Nan Gil dan Shin Jung Im isi bersama dengan persetujuan bersama. Ini gagal untuk memenuhi syarat pembatalan.” Kata Duk Bong memberikan pembelaan dengan bukti ditanganya.
“Yang Mulia, adik dari Shin Jung Im, Shin Jung Nam, mengambil foto itu. Kami ingin memanggilnya untuk bersaksi.” Kata Pengacara Kim, Nan Gil menatap sinis pada Paman Na Ri yang menututnya.

“Kenapa kau mengklaim pernikahan itu batal?” tanya pengacara Kim pada Paman Shin yang sudah duduk dibangku saksi.
“Aku dan kakakku ditipu. Saat itu, kami tidak tahu Nan Gil bekerja untuk pemberi pinjaman. Dia menunjukkan kepada kami sebuah dokumen palsu dan mengatakan tanah kami ditahan sebagai jaminan. Dia mengatakan kalau mereka harus menikah untuk melindunginya. Itu sebabnya adikku menikah. Dia tertipu.” Ucap Paman Shin, Nan Gil melirik sinis 
Duk Bong langsung mengajukan keberatan, karena Shin Jung Im mengenal Ko Nan Gil selama bertahun-tahun dan tahu apa pekerjaan yang dilakukan. Nan Gil melirik pada Wan Shin yang ada diruang sidang juga. Pengacara Kim akan memanggil Kim Wan Shik, yang bekerja di lembaga tempat Ko Nan Gil bekerja, untuk bersaksi.
“Yang Mulia, dia tidak terkait dengan kasus ini.” Kata Duk Bong, Hakim menolak keberatan yang diajukan Duk Bong. 
“Apa hubunganmu dengan Ko Nan Gil?” tanya pengacara Kim, Wan Shik dan Nan Gil saling menatap.
“Kami pernah seperti saudara dan bekerja bersama-sama.” Ucap Wan Shik
“Kau bekerja bersama-sama untuk rentenir, benarkan? Orang macam apa Ko Nan Gil?” tanya Pengacara Kim
“Dia disebut "Ko Nan Gil yang legendaris". Semua orang di industri takut kepadanya. Dia jahat. Dia mengumpulkan 10 kali jumlah hutang tanpa mengedipkan mata. Dia menggunakan kekerasan, menyusun kontrak yang tidak adil, dan memaksa mereka untuk menandatanganinya. Dia membual tentang fakta bahwa dia adalah seorang mantan narapidana.” Ucap Wan Shik membongkar semua tentang Nan Gil
Na Ri terdiam mendengarnya, Nan Gil melirik pada Na Ri seperti tahu kalau ini pasti akan terjadi. Na Ri teringat kemarin malam, Nan Gil memberitahu kalau Na Ri akan mendengar segala sesuatu tentang dirinya di persidangan. Na Ri pikir lebih baik tak perlu pergi saja.

Nan Gil menyuruh Na Ri agar datang saja dan dengarkan semuanya. Sebelumnya Nan Gil mnegaku kalau ia adalah penyakitnya dengan mangku “Itu terjadi karena masa laluku yang gelap, basah, dan bau.” Na Ri berkaca-kaca menahan rasa gundah di hatinya. 
Duk Bong mengajukan keberatan karena  Saksi membuat pernyataan tidak berdasar tentang kliennya  yang tidak relevan dengan kasus ini. Ia membela kalau  Ko Nan Gil masuk penjara untuk bertanggung jawab atas kebangkrutan perusahaannya sebagai orang yang memimpin.
“Hal ini terkait dengan kekerasan. Dia melakukan sumpah palsu.” Ucap Duk Bong
“Yang Mulia, aku akan mengirimkan catatan polisi dari penyelidikan Ko Nan Gil karena mengancam Shin Jung Nam.” Kata Pengacara Kim, Duk Bong mengajukan keberatan karena Nan Gil dianggap tidak bersalah.
“Yang Mulia, korban terbesar dari pernikahan palsu ini ada di sini hari ini. Aku ingin memanggil Hong Na Ri, putri dari Shin Jung Im, untuk bersaksi.” Kata Pengacara Kim. Na Ri pun maju dan duduk dikursi saksi. 

Yeo Joo menunggu seseorang didepan sekolah, Duk Shim terlihat baru pulang sekolah. Yeo Joo ingin memanggilnya tapi seniornya lebih dulu menariknya untuk ikut bersama. Yeo Joo geram melihat tingkah anak-anak yang bertindak seperti preman.
Duk Shim dibawa kebelakang sekolah dengan diminta agar memberikan kameranya.  Seniornya mengatakan kalau Infinite akan mengadakan konser jadi hanya ingin mengambil beberapa foto setelah itu akan mengembalikannya. Yeo Joo datang memanggil Duk Shim, lalu tiba-tiba mendekat dengan memegang dua tanganya seperti memohon
“Adikku mengatakan dia menyesal. Kami tidak tahu pengacara keluargamu akan menjadi begitu sulit. Adikku yang salah karena melecehkanmu dan mengambil barang-barangmu, tapi kalau kau melakukan tuntutan seperti itu, apa yang akan terjadi dengan masa depan adikku yang malang?” kata Yeo Joo dengan akting sedih
Semua senior yang mendengarnya memilih untuk kabur karena takut di tuntut. Duk Shim binggung dengan yang dilakukan Yeo Joo padanya, Yeo Joo mengaku sedang berpura-pura  memiliki adik seperti mereka. Duk Shim tak peduli memilih untuk meninggalkanya, Yeo Joo berteriak kalau  menelepon untuk menanyakan sesuatu dan Kenapa tidak mengangkatnya. 

Ruang Sidang
Pengacara Kim bertanya pada Na Ri, Apa ibunya pernah bercerita tentang Ko Nan Gil. Na Ri menjawab tidak. Pengacara Kim bertanya apakah ibunya  pernah memberitahu  bahwa menikah dan mengalihkan kepemilikan tanah dan restorannya, Na Ri menjawab tidak
“Apa kau pernah mendengar tentang hutang ayahmu?” tanya pengacara Kim, Na Ri menjawab tidak
“Menurutmu... apakah pernikahan ini tidak sah?” tanya pengacara Kim,Na Ri menjawab tidak yang artinya itu sah.
Paman Shin dan Pengacara Kim kaget mendengarnya, begitu juga Nan Gil. Pengacara Kim langsung melotot dengan nada menahan amarah kalau Na Ri sudah gila melakukan itu padanya,karena sebelumny setuju untuk mengatakan apa yang mereka inginkan. Hakim langsung memanggil Pengacara Kim seperti mendesak saksi.
“Apa kau pikir pamanmu akan aman?” ucap Pengacara Kim mengancam

“Apa yang sedang kau lakukan? Ini adalah persidangan. Kalau kau tidak memiliki pertanyaan lebih lanjut, maka penasihat terdakwa, silakan mengajukan pertanyaan.” Kata hakim menyuurh Duk Bong bertanya.
“Apa hubunganmu dengan Ko Nan Gil?” tanya Duk Bong, Na Ri menjawab kalau Nan Gil adalah ayah tirinya.
Na Ri memberikan senyuman dengan mata berkaca-kaca. Nan Gil menatap tak percaya karena Na Ri akhirnya membelanya untuk melindungin tanahnya. Na Ri teringat pertama kali dengan Nan Gil di tempat ibunya, dengan berteriak ada ular untuk menjahilinya. Lalu Nan Gil juga mengendong masuk ke dalam rumah sakit karena matanya sempat tak bisa melihat akibat stress.
Nan Gil juga yang menemeninya mengadakan upacara ulang tahun untuk ibunya, mereka pergi ke rumah kaca dengan Nan Gil yang mengodanya karena Na Ri sempat tersiram pupuk kandang. Nan Gil menyatakan perasaannya dengan mencium di depan rumah. Sebelumnya Nan Gil juga mengaku tentang Na Ri saat berjalan-jalan di pantai.

“Bagiku, aku punya banyak kata-katayang berarti "Hong Na Ri".” Ucap Nan Gil. Na Ri meminta agar Nan Gil memberitahunya
“Hong Na Ri - Berpura-pura tidak terasa sakit setelah terkena ketapel. Hong Na Ri - Membaca sambil berjalan.Hong Na Ri - Mengejar bel penjual tahu.Hong Na Ri - Meniup dandelion. Hong Na Ri - Menari dengan kupu-kupu.”  Ucap Nan Gil mengingat semua tentang Na Ri 
Na Ri memberitahu Hakim saat ibunya sedang berjuang,  Nan Gil ada di sisinya. Setelah kehilangan ibunya, Nan Gil tetap ada disisinya.  Ia mengaku Nan Gil sebagai satu-satunya keluarganya. Setelah itu memberikan senyuman dengan menahan air matanya.
“Kau melakukannya dengan baik, Na Ri.” Gumam Nan Gil karena Na Ri melakukan sesuai yang dinginkan walaupun harus merasa berat. 

Yeo Joo menarik Duk Shim untuk bicara, Duk Shim kesal bertanya apa lagi yang diingikan Yeo Joo.  Yeo Joo merasa sudah mengatakan seblumnya kalau perlu menanyakan sesuatu dan meminta agar Duk Shim menceritakan  tentang seorang wanita yang menikam Duk Bong dari belakang.
“Apa Kau datang ke sini hanya untuk menanyakan itu? Kau pasti tidak memiliki pekerjaan lain.” Ejek Duk Shim
“Apa aku terlihat seperti tidak ada hubungannya? Hidupku sudah sangat sibuk. Jadi aku ini mirip siapa ?” tanya Yeo Joo benar-benar penasaran, Duk Shim mengeluh Yeo Joo itu begitu menjengkelkan.
“Kau mirip dengan cinta pertama Duk Bong.” Kata Duk Shim, Yeo Joo sempat kaget lalu tersenyum sendiri dengan wajah percaya dirinya, karena saat pertama kali bertemu Duk Bong menatap dalam padanya, seperti langsung jatuh cinta padanya.
“Apa aku sangat mirip seperti dia?” ucap Yeo Joo genit.

“Mereka berkencan untuk waktu yang sangat lama, tapi keluarga mereka bertengkar dan Duk Bong yang malang ditusuk dari belakang.” Cerita Duk Shim, Yeo Joo binggung maksud dari Sebuah pertengkaran keluarga
“Setelah itu, dia berhenti melakukan praktek hukum dan bersembunyi di sini.” Jelas Duk Shim
Yeo Joo melihat ada sesuatu yang aneh karena Duk Shim itu   berbicara tentang Duk Bong seperti orang asing. Duk Bong tak ingin membahasnya dengan mengaku kalau itu adalah “stylenya”. Ia pun menyuruh Yeo Joo agar bermimpi saja, karena Duk Bong pasti menganggap wajah Yeo Joo sangat menjengkelkan Dan kakaknya itu menyukai Na Ri lalu pergi meninggalkanya.
“Kau tidak tahu kekuatan cinta pertama. Apa aku harus menaikan rambutku mulai sekarang?” kata Yeo Joo percaya diri 


Ruangan sidang
Hakim kembali masuk ke ruangan dan semua orang diminta agar berdiri,  Hakim duduk di kursinya mengatakan akan membuat putusan. Nan Gil dan Paman Shin terlihat tegang.
“Sulit untuk menyimpulkan bahwa Shin Jung Imdan Ko Nan Gil mendaftarkan pernikahan mereka tanpa persetujuan bersama. Dengan demikian, permintaan Shin Jung Nam ditolak.” Kata Hakim dan memukul palunya.
Nan Gil bisa tersenyum sementara Paman Shin terlihat sedih karena gagal. Wan Shik dan yang melihat jalannya sidang langsung keluar ruangan. Nan Gil mencari-cari Na Ri karena tak ada diruangan, Duk Bong melihatnya memberitahu kalau Na Ri pergi sebelum penyampaian putusan dan sudah menunggu di luar. Nan Gil menatap Duk Bong
“Apa kau tidak akan berterima kasih kepadaku?” sindir Duk Bong, Nan Gil hanya diam. Duk Bong pikir dirinya yang berterima kasih pada Nan Gil dengan hal ini lalu keluar ruang sidang. Nan Gil hanya diam saja. 

Wan Shik melapor pada Tuan Bae kalau mereka kalah dan meminta maaf,, Tuan Bae memerintahkan agar membawa Paman Shin ke tempat mereka dengan memastikan Hong Na Ri melihat saat melakukannya. Beberapa saat kemudian, Na Ri mengejar pamanya yang dibawa oleh dua pengawal Tuan Bae untuk masuk ke dalam mobil.
“Lepaskan dia.. Kau yang mengancam dan menyandera. Jadi Biarkan pamanku pergi.” Ucap Na Ri menantang, Wan Shik menyuruh dua pengawal melepaskanya.
“Kau boleh Pergi Keponakanmu mengatakan bahwa kami Mengancammu dan menjadikanmu sandera.”kata Wan Shik, Paman Shin langsung masuk ke dalam mobil tanpa bicara apapun. Na Ri melonggo kaget melihatnya.
“Apa kau melihat itu? Dia pergi secara sukarela.” Ucap Wan Shik, Na Ri memilih untuk pergi tanpa banyak berkata-kata. 

Na Ri dan Nan Gil bertemu di depan pengadilan, Nan Gil mengucapkan terimakasih karena sudah membelanya. Na Ri merasa tak perlu karena  melakukan itu hanya untuk melindungi tanahnya. Nan Gil berkomentar Na Ri itu ternyata  cukup bijaksana.
“Dan itu tanahku, jadi aku akan membuat keputusan. Aku tidak bisa meninggalkan paman seperti itu.” Kata Na Ri, Nan Gil mengatakan akan mengurus masalah pamanya. Keduanya saling menatap lalu mobil Duk Bong datang. 
“Kami telah secara hukum mengkonfirmasi hubungan kita.  Jadi berHati-hatilah” kata Na Ri lalu masuk mobil Duk Bong dan pergi.

Nan Gil terdiam menatap kepergian Na Ri karena tak mungkin bisa kembali seperti dulu dengan status sebagai ayah tirinya. Ia teringat dengan perkataan Na Ri selama perjalan satu hari mereka.
“Aku ingin kita menjadi pasangan biasa yang berkencan, saling mencintai, dan berencana untuk menikah. Perjalanan ini adalah awalnya.”  Nan Gil terdiam hanya bisa menatap sedih. 


Duk Bong melihat berita lama (Kebakaran Panti Asuhan Saemaeum) Soon Rye duduk didepanya. Duk Bong menyimpulkan Pada tahun terjadinya kebakaran di panti asuhan, kakeknya memberi tanah kepada Shin Jung Eum yang berusia 15 tahun.
“Apa yang akan diketahui seorang anak berusia 15 tahun tahu? Itu adalah orang tuanya. Apakah benar  yang aku yakin adalah...bahwa ada sesuatu di balik tanah itu, Keluarga Na Ri, dan aku. Tapi Na Ri dan aku tidak tahu tentang tanah itu. Itu berarti dua keluarga menyembunyikan sesuatu. Apa kau pikir aku harus memberitahu Na Ri?” ucap Duk Bong, Soon Rye hanya diam. Duk Bong meminta agar Soon Rye mengatakan sesuatu.
“Katakanlah aku sudah menyelesaikan bagianku dengan ini.” Kata Soon Rye lalu pergi begitu saja. Duk Bong seperti sudah bisa melihat tingkah Soon Rye yang menyembunyikan sesuatu darinya. 

Nan Gil dengan penuh semangat memberitahu anak buahnya kalau mereka  akan semakin sibuk setelah pertunjukan itu tayang diTV jadi akan mempertimbangkan semuanya dan melipatgandakan kapasitas. Yoon Kyu terlihat penuh semangat, lalu bertanya tentang gaji mereka. Nan Gil hanya menyapu wajahnya lalu masuk ke dapur begitu juga dengan dua yang lainya.
“Dia menjadi semakin energik... Pria yang ambisius itu.” Komentar Yoon Kyu 

Yeo Joo menelp Duk Bong bertanya  Apa berbicara dengan Na Ri baru-baru ini dengan nada khawatir mengatakan kalau ponsel Na Ri  tidak aktif,  dan semua orang khawatir. Duk Bong seperti tak peduli dengan perkataan Yeo Joo dengan menjauhkan sedikit ponselnya.
“Semua orang khawatir. Dia juga tidak datang ke pesta perpisahannya padahal Na Ri bukan tipe yang mengingkari janji.” Ucap Yeo Joo, Duk Bong langsung terlihat serius mendengarnya.
“Apa kau tahu alamat rumahnya?” tanya Duk Bong, Yeo Joo pikir haruskan ia mencarinya. Duk Bong langsung menutup telpnya.
“Aku harus bicara dengan dia secara pribadi.” Keluh Yeo Joo kesal karena Duk Bong melakukan itu padanya. 

Duk Shim masih berkerja di restoran Hong, lalu terlihat sinis saat melihat kakaknya yang datang. Duk Bong tak memperdulikanya dengan langsung pergi ke dapur menemui Nan Gil yang sedang menguleni adonan.  Ia bertanya apakah Nan Gil sudah bicara dengan Na Ri, Nan Gil mengatakan belum.
“Kudengar ponselnya tidak aktif dan Tidak ada yang bisa menghubunginya. Dia berhenti dari pekerjaannya,sekarang sendirian. Seseorang harus memeriksa untuk melihat apa dia masih hidup atau tidak. Apa kau tahu alamatnya di Seoul?” ucap Duk Bong, Nan Gil kaget mendengarnya.
“Aku tidak tahu alamatnya, tapi...” kata Nan Gil lalu meminta agar Duk Bong menunggu dan berlari masuk ke dalam kamarnya. 

Nan Gil mengambil ponsel yang sedang di charger, lalu mencari sesuatu dalam ponselnya dan teringat perkataan Na Ri saat ada di pengadilan. “  Kita telah secara hukum mengkonfirmasi hubungan kita, jadi berHati-hatilah” Nan Gil seperti tak ingin mengubah pemahaman hubungan dengan Na Ri lalu keluar ruangan.
Ia memberitahu ada Duk Bong nama-nama yang ada diponselnya nama[Kim Sung Kyu, Nan Young Yi, Ran Sook] kalau memiliki nomor telp teman Na Ri jadi Duk Bong bisa menghubungi dan menanyakan. 

Na Ri sedang ada di dalam rumahnya dengan barang-barang yang sebagai dimasukan ke dalam kardus, lalu melihat tertawa bahagia melihat laptopnya, ternyata ia melihat video anak anjing yang membuatnya bahagia. Dengan bertanya “Apa kau merindukan ibumu?” Tapi sesekali menyeka air matanya, karena tak bisa menahan rasa sedihnya.
Ia pun pergi mengambil mangkuk adonan, tiba-tiba terdengar teriakan suara Ran Sook memangilnya dengan mengendor pintu dan meminta supaya membuka pintu. Na Ri tersenyum mendengar suara temanya yang datang.  Ran Sook masuk ke rumah bertanya Apa yang sedang terjadi dan kenapa ponselnya tidak aktif. Na Ri tersenyum melihat temanya.
“Aku mendengar kau membatalkan semua rencanamu.”kata Ran Sook, Na Ri binggung bagaimana temanya bisa mengetahuinya.
“Duk Bong meneleponku.” Kata Ran Sook, Na Ri makin heran bagaimana Duk Bong bisa mendapatkan ponsel temanya, Ran Sook pikir juga tak tahu

“Dia menelepon dan meminta alamatmu, jadi aku katakan kalau akan datang sendiri. Menurutku Akan jadi bencana kalau dia datang. Kau kelihatan mengerikan.” Kata Ran Sook melihat wajah temanya yang lusuh.
Ia heran dengan rumah Na Ri yang berantakan, Na Ri memilih untuk memeluk temanya, karena merasa sangat senang Ran Sook datang. Ran Sook mendorong Na Ri agar menjauh karena tubuhnya berdebu bahkan baunya itu sangat tercium. Na Ri tak percaya temanya akan datang karena tahu pasti sibuk dengan bayinya.
“Aku belum pernah melihatmu seperti ini sebelumnya. Kita pasti sudah saling kenal terlalu lama. Apa yang sudah kau lakukan dengan ponselmu? Apa kau ingin sendirian untuk menjadi seorang pertapa yang kesepian?” ucap Ran Sook, Na Ri berusaha menahan air matanya, Ran Sook panik melihat temanya yang menangis lalu memeluknya. 


Nan Gil gelisah dalam restoran, saat ponsel berdering langsung mengangkatnya. Duk Bong memberitahu kalau  sudah berbicara dengan Na Ri dan terdengar  keadaanya terdengar baik-baik saja Atau mungkin berpura-pura. Nan Gil tak banyak komentar mengucapakan terimakasih karena sudah memberitahunya. 
Na Ri mengemudiakan mobil temanya, Ran Sook bertanya apakah Na Ri tidak merasa lebih baik, keluar dari rumah, Na Ri pikir tak terlalu merasa seperti itu. Ran Sook memberitahu Duk Bong menelepon setiap hari untuk bertanya tentang Na Ri. 
“Kenapa kau tidak menemuinya?” ucap Ran Sook, Na Ri mengalihkan kalau ia lebih baik mengemudi.
“Apa ini karena si anak pangsit brengsek itu?” ejek Ran Sook

“Jangan menyebut ayah tiriku brengsek.” Kata Na Ri membela, Ran Sook mengejak Na Ri yang menganggap sebagai ayah tiri.
Di layar besar terlihat berita [Badai awal musim dingin mendekat] dengan semua tersapu benda rusak karena tersapu badai angin hujan. Na Ri heran kenapa badai sampai datang padahal  hampir musim dingin karena mereka pasti tidak akan memiliki pelanggan di kafe malam ini.
“Apa mereka tidak ingin berada di sebuah kafe yang hangat kalau di luar dingin?” pikir Na Ri heran
“Saat hujan dan berangin,mereka berjalan cepat ke rumah mereka yang nyaman.” Kata Ran Sook
“Aku mengerti. Saat hujan dan berangin, mereka pulang ke rumah.” Kata Na Ri menatap lurus ke depan.


Nan Gil keluar rumah dengan hujan yang turun deras dan juga badai,  pergi ke rumah kaca dengan memperbaiki plastik yang tersapu oleh badai agar tak terlepas. Ia teringat ditempat itu memperlihatkan  bunga strawberry dan bunga labu pada Na Ri
“Bukankah ini semua lebih cantik dari mawar?” ucap Na Ri seperti tak tertarik dengan buah dan sayuran
“Bunga-bunga yang cantik dan kecil ini menjadi buah.” Jelas Nan Gil
Na Ri kaget terlihat marah karena Nan Gil yang mencabut begitu saja pada tanaman seladanya yang baru tumbuh. Nan Gil memberitahu kalau itu adalah gulma. Nan Gil terus berusaha untuk menyelamatkan rumah kaca dalam hujan badan agar tetap bisa bertahan. 

Duk Shim terlihat gugup didepan dapur, di dalam kamar terlihat Yoon Kyu dan Joon menemani Nan Gil yang terlihat pucat sedang berbaring.  Yoon Kyung menyuruh Nan Gil bangun karena harus ke dokter karena Sudah dua hari.
“Apa yang kau lakukan di sini? Siapa yang ada di restoran? Ini bukan cara untuk menjalankan bisnis.” Karena Nan Gil menyuruh mereka keluar.
“Kalau kau terus seperti ini, maka Aku akan menelepon putrimu.” Ancam Yoon Kyu mengambil ponsel Nan Gil
“Jangan berani-berani melakukan apapun.”ancam Nan Gil lalu mengambil ponselnya, Yoon Kyu pun tak bisa melawan.
Nan Gil meminta agar mengambil air, Joon mengambilkannya sambil memberitahua akan terkena maag kalau minum obat pada saat perut kosong. Nan Gil seperti tak peduli meminum obatnya lalu menyuruh mereka pergi berkerja dan kembali berbaring. 

Duk Shim menunggu langsung menanyakan keadaan Nan Gil pada keduanya yang baru keluar. Yoon Kyu pikir Nan Gil akan berada di tempat tidur selama setidaknya 10 hari. Ia merasa karena Nan Gil sudah minum obat jadi mereka bisa mencuri ponsel Nan Gil untuk mengambil ponselnya, Joon melirik ke arah  Duk Shim.
“Ahh.. Robot. Itu benar... Kakakmu pasti memiliki nomor ponselnya.” Kata Yoon Kyu bersemangat
“Apa kau memintaku untuk meneleponnya?” ucap Duk Shim kaget
“Kita harus menyelamatkan hidupnya.” Ucap Yoon Kyu
“Kita bukan dokter.” Kata Duk Shim ketus dan berjalan pergi. 

Duk Shim datang ke tempat kakaknya memberikan ponselnya untuk meminta ponsel Na Ri. Duk Bong menyindir apakah adiknya itu teman Na Ri.  Duk Shim memohon agar Duk Bong memberikan nomor telp Na Ri saja.  Duk Bong mengambil adiknya tapi malah melihat Daftar Riwayat panggilan. [Ibu, Ibu Kwon, Guru, Duk Bong)
“Kau menulis nama Duk Bong?” ucap Duk Bong , Duk Shim langsung mengambil ponselnya dengan kesal karena kakaknya malah melihat isi ponselnya.
“Bagaimana bisa kau tidak memiliki satu pun teman untuk diponsel? Lalu Kenapa kau ingin nomor Na Ri?” tanya Duk Bong
“Nan Gil sakit parah” ucap Duk Shim, Duk Bong seolah tak peduli.
“Mereka memintaku untuk mendapatkan nomor Na Ri.”kata Duk Shim lalu kesal sendiri karena para pegawai melakukan ini padanya dan meminta kakaknya agar segera memberikan ponselnya. 

Na Ri sedang melihat kembali baju seragam pramugari, lalu melihat nama Duk Bong yang menelpnya. Ia langsung mengangkat dengan senyuman sebagai “temanku” Duk Shim lalu berbicara ketus. Na Ri bingung kenapa Duk Shim mengunakan ponsel kakaknya.
“Di mana surat permintaan maafnya?” tanya Na Ri sengaja menyingungnya. Duk Shim mengatakan kalau itu tidak penting sekarang.
“Nan Gil sedang sakit. Dia sekarat... Ahh Tidak, maksudku.. dia mungkin sudah mati!” ucap Duk Shim lalu segera menutup telpnya. Na Ri terdiam mendengarnya.
Duk Shim langsung menangis setelah menutup telpnya, Duk Bong bingung melihatnya. Duk Shim pergi meninggalkan ruangan sambil menagis. Duk Bong heran melihat tingkah adiknya yang tak seperti biasanya. 
bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar