PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 29 November 2016

Sinopsis The Man Living In Our House Episode 11 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Yoon Kyu dan Duk Shim sedang melayani pelanggan yang ingin membawa pulang dumpling, saat itu terlihat Na Ri datang dengan mengunakan taksi. Yoon Kyu kaget dan langsung berlari ke arah Na Ri yang akan masuk ke dalam rumah. Na Ri bertanya keadaaan Nan Gil dan Yoon Kyu mengatakan kalau Nan Gil maih terbaring di tempat tidur.
“Apakah ia benar-benar terserang flu?” tanya Na Ri
“Apa kau Ingat kalau ada badai beberapa hari yang lalu?” ucap Yoon Kyu, Na Ri pikir ada radiasi yang keluar kalau rumah kacanya rusak
“Dia mengorbankan tubuhnya untuk melindungi rumah kaca. Bos benar-benar basah. Saat kami membuka restoran, bahkan dia merangkak kembali ke rumah. “ cerita Yoon Kyu
“Ini adalah pelecehan. Menyakiti diri sendiri.” Kata Na Ri ingin masuk rumah.
Yoon Kyu bertanya apakah Na Ri tak akan datang menemuinya,  Na Ri pikir Nan Gil itu masih muda dan sudah dewasa jadi  tidak akan mati hanya karena flu. Yoon Kyu melonggo binggung menurutnya keadaan seperti ada yang salah. 

Na Ri membuatkan teh sambil meminumnya menyakinkan diri “Kau bisa melakukannya, Hong Na Ri. Dia masih tetap ayah tirimu.” Nan Gil masih terbaring lalu terbangun dengan membuka sedikit matanya, Na Ri berada didepanya dan berjalan mendekat. Nan Gil merasa kalau itu hanya mimpi dan kembali tertidur.
Esok paginya, Nan Gil terbangun lebih dulu dan betapa kagetnya melihat Na Ri berbarig disampingnya. Na Ri pun terbangun lalu menyuruh Nan Gil  berbaring saja dan menaruh termometer di mulutnya,melihat  kalau Demam sudah turun, tapi Nan Gil masih harus pergi ke dokter. Nan Gil merasa kalau sudah merasa baik-baik saja.
“Aku tidak butuh dokter. Sekarang  Aku lapar. Itu berarti aku baik-baik saja.” Ucap Nan Gil
“Apapun yang kau inginkan, terserah. Tapi Kau kelihatan mengerikan, ayah tiri. Aku tidak perlu berdebat dengan orang sakit, tapi bukankah kau mengatakan kalau kau terlalu sehat... sampai kau tidak ingat kapan terkhir kali kau terkena flu?” sindir Na Ri, Nan Gil menyuruh Na Ri keluar saja karena bisa tertular.

“Aku akan memberi udara pada ruanganku, dengan Bersihkan, dan keluarlah.” Kata Nan Gil ingin kembali tertidur
“Aku akan pergi setelah... melihatmu menghabiskan bubur dan meminum obatmu.” Tegas Na Ri
Nan Gil terdiam seperti merasa Na Ri memberikan perhatian, Na Ri merasa Nan Gil tak perlu tersentuh karena  Duk Shim membawa bubur dari rumahnya dan obat-obatan itu dari apotek, sementara yang dilakukan hanya menaruh di meja untuk menganturnya. Nan Gil pun mencoba maan dengan Na Ri yang terus menatapnya.
“Kalau kau berencana untuk menatapku seperti itu, silakan pergi. Aku tidak bisa makan.” kata Nan Gil
“Lalu? Apa kau melindungi rumah kaca kita dari angin dan hujan?” tanya Na Ri
“Tidak. Tempat itu runtuh dan Tidak bisa diapa-apakan lagi sampai musim semi.” Ucap Nan Gil
“Kau bahkan tidak bisa melindunginya, tapi kau sakit di tempat tidur selama tiga hari. Aku pikir kau bisa melindungi apapun. Aku sangat kecewa.” Ungkap Na Ri ketus
“Sangat bodoh untuk melawan alam.” Ucap Nan Gil membela diri
“Dalam film, semuanya berhasil... kalau karakter utama yang melakukannya. Kenyataan memang kejam.” Balas Na Ri
“ Bahkan di film, berakhir dengan mereka ketakutan terhadap alam.” Ucap Nan Gil
Na Ri merasa Nan Gil  pasti sudah sehat, dengan melihat bagaimana berdebat dengannya. Nan Gil merasa tak berdebat, lalu mnyindir nada bicara Na Ri yang ketus. Na Ri meminta maaf karena sudah bersikap kasar dan meminta agar Nan Gil menghabiskan buburnya   minum obatmu, dan cepat sehat.

“Terima kasih. Aku tidak tahu siapa yang menelepon, tetapi kau tidak perlu datang karena flu.” Ucap Nan Gil sebelum Na Ri pergi.
“Aku akan mengurusnya, ayah tiri.” Kata Na Ri dingin
“Dan jangan mematikan ponselmu saat kau sendirian. Semua orang khawatir.” Ucap Nan Gil
“Semua orang khawatir, tapi kau sendiri tidak merasa perlu untuk menelepon. Kau justru meminta Duk Bong melakukannya. Aku akan segera kembali, ayah tiri.” Kata Na Ri lalu keluar dari ruangan. Nan Gil terdiam melihat sikap Na Ri. Sementara Na Ri merasa kalau ia sudah melakukan yang terbaik dengan bersikap sinis pada Na Ri. 
Na Ri datang dengan mobil truk membawa semua barang dan meminta agar dibawakan ke lantai dua. Yoon Kyu sedang ada didepan kaget melihat Na Ri membawa semua barang-barangnya,
“Apa putrinya pindah ke sini? Apa sekarang aku juga harus melayani putri bos?” ucap Yoon Kyu bingung, Duk Shim yang melihatnya terlihat makin kesal karena Na Ri kembali tinggal didekat Nan Gil.
Sementara Duk Bong sedang melihat sebuah kumpulan artikel koran yang berjudul  (Kebakaran Panti Asuhan Saemaeum) lalu yang lainya adalah  (Ledakan Fasilitas Pembakaran Limbah Kimia) akhirnya ia pun mengambil ponselnya. 

Tuan Kwon terlihat sedang bermain golf, Sekertarisnya datang memberikan ponselnya. Duk Bong mengajak ayahnya agar mereka ikuti cetak biru yang dimilikinya. Tuan Kwon menegaskan kalau ia bukan  badan amal karena mereka tidak akan membuat taman kalau bisa menjadi bangunan.
“Apa kau tahu yang Kakek lakukan pada tanah itu?” ucap Duk Bong
“"Orang mati tidak berbicara. Apa kau tidak tahu pepatah terkenal itu?” balas Tuan Kwon
“Dia membangun sebuah panti asuhan di atas bahan peledak. Itu pembunuhan! Aku tidak akan menyentuh tanah itu. Lupakan saja kalau itu yang ingin kau lakukan.” Tegas Duk Bong dengan nada tinggi
Tuan Kwon mengingatkan kalau  Keluarga harus saling melindungi. Saat itu Duk Shim datang ke ruangan kakaknya membawa sesuatu. Duk Bong mengaku sangat  sangat muak dengan ayah dan keluarga mereka. Duk Shim terdiam mendengarnya. Duk Bong menutup telp dan sadar adiknya ada diruanganya. Duk Shim buru-buru menyembunyikan barang dibalik badanya.

Duk Bong bertanya apa yang dibawanya, Duk Shim mengelengkan kepala ketakutan. Duk Bong tahu adiknya itu pasti ingin mengatakan sesuatu. Duk Shim memberikan sebuket bunga dengan memberitahu kalau Na Ri datang dengan membawa barang-barangnya. Duk Bong binggung dengan buket bunganya, Duk Shim menyuruh kakaknya agar memberikan bunga itu pad Na Ri. Nan Gil mengomel kalau sudah menyuruh adiknya agar belajar tapi malah menyuruhnya melakukan ini. Duk Shim memilih untuk mmberikan buket bunga ditangan kakaknya dan pergi. 


Nan Gil terlihat sudah lebih sehat datang ke dapur melihat Joon dan Ha Ni sedang membuat kulit dumpling. Yoon Yu datang menyapa Nan Gil lalu merasa kalau baru menyadari bahwa kali ini atasnya itu tidak diperlukan karena mereka melakukan semua ini sendiri. Nan Gil terlihat tak peduli.
“Dan Juga, putrimu baru saja pindah ke sini.” ucap Yoon Kyu, Nan Gil melotot kaget Yoo Kyu binggung apakah Nan Gil tak mengetahuinya. Nan Gil langsung bergegas pergi ke rumah sebelah. 

Na Ri melihat Nan Gil yang sudah mengikutinya memastikan kalau keadaanya baik-baik saja, Nan Gil mendengar kalau Na Ri akan pindah ke ruamh ibunya. Na Ri pikir ini rumah mereka dan memiliki kamar selain itu juga sekarang ia adalah seorang  pengangguran jadi Tidak ada alasan baginya untuk membayar sewa di Seoul. Nan Gil menghela nafas
“Jangan mendesah, atau kau akan memiliki sesuatu untuk disesali.” Ucap Na Ri
“Berapa lama kau berencana untuk tinggal?” tanya Nan Gil, Na Ri pikir itu satu tahun.
“Dan Temui aku setelah bekerja. Kau harus menandatangani perjanjian.” Ucap Na Ri, Nan Gil binggung perjanjian apa maksdunya.
“Setelah persidangan itu, aku menyukai hukum. Aku tidak ingin kau ada di sekitarku, jadi kita harus menyepakati ruangan yang akan digunakan oleh masing-masing. Tambahkan apa pun yang kau ingin mau di atas kertas.” Kata Na Ri 

Nan Gil berjalan pergi, terdengar bunyi suara bel dan Nan Gil membuka pintu ternyata Duk Bong yang datang dengan membawa sebuket bunga. Nan Gil pun menyuruh masuk karena akan kembali berkerja seolah tak peduli,  Duk Bong mengaku kalau hanya mampir dalam perjalanan ke Seoul.
“Kau boleh mampir lebih sering.” Ucap Nan Gil lalu memberitahu Na Ri kalau Duk Bong yang datang. 

Duk Bong mendekati Na Ri, sementara Na Ri melihat kearah Nan Gil yang pergi meninggalkan rumah lalu bertanya apda Duk Bong yang dikatakan ayah tirinya itu.  Duk Bong mengeluh padahal mereka sudah cukup lama tak bertemu bahkan memberikan sebuket bunga.
“Kenapa kau bisa menyambutku seperti itu?” keluh Duk Bong lalu menyuruh Na Ri mengambil bunga yang ada ditanganya. Na Ri pun mengambil buket bunganya.
“Bagus. Apa Kau sudah lebih baik?” tanya Duk Bong, Na Ri mengaku  hanya setengah hati terlihat benar-benar penasaran apa yang dikatakan Nan Gil.
“Ayah tirimu memintaku untuk lebih sering berkunjung. Aku akan ke Seoul dan akan meneleponmu dalam perjalanan kembali.” Ucap Duk Bong, Na Ri binggung.
“Ayah tirimu mengatakan kepadaku untuk mampir lebih sering.” Kata Duk Bong, Na Ri tak percaya Nan Gil rela kalau Duk Bong sering datang ke rumah. 

Tuan Bae berbicara dengan Wan Shik, bertanya Seberapa jauh akan berjuang untknya. Wan Shik mengatakan kalau  bisa melakukan apa pun yang diminta kepadanya. Tuan Bae mengatakan kalau Ada sesuatu yang ingin Wan Shik lakukan untuknya. Saat itu Nan Gil datang menemui mantan ayah tirunya.
“Kau pasti sudah gila dengan datang ke sini. Aku berada di bawah penyelidikan karena kau dan dipanggil oleh jaksa.”kata Tuan Bae sinis
“Ini supaya kau merasa tidak nyaman.” Ucap Nan Gil. Tuan Bae pikir nama Nan Gil sudah tercemar bahkan bisa berbohong sekarang
“Apa kau sudah gila setelah mengkonfirmasi... kematian Hong Sung Kyu?” ucap Wan Shik sinis
“Kalau kau mencoba untuk menjebakku atas pembunuhan, aku akan memperingatkanmu dan akan memberitahu polisi semuanya..” Tegas Nan Gil memberikan ancaman.
Tuan Bae pikir seorang ayah tak ada alasan harus menjebaknya, menurutnya Nan Gil  lebih takut Na Ri yang tahu daripada polisi. Na Ri berdiri dari tempat duduknya, memberitahu Tuan Bae kalau ingin diperlukan seperti seorang ayah maka jangan datang mengancam dengan dokumen palsu.


Nan Gil masuk mobil memberitahu harus membuat berhenti satu tempat lagi, ketiganya sampai di tempat “Reparasi Hyun” tapi terlihat terkunci dan tanpa orang.  Joon bertanya kenapa mereka datang ke tempat itu, Nan Gil ingat kalau bertanya kepada bibi itu tentang seorang pria yang meninggal lima tahun yang lalu.
“Kenapa tidak dia penasaran siapa kita?” kata Nan Gil saat akan pergi si bibi baru datang dan akan masuk karena udara mulai terasa dingin. Nan Gil langsung mendekatinya
“Ada apa? Kenapa kau kembali?” ucap si bibi ketus
“Apa kau memberitahu siapa pun bahwa aku datang ke sini?” tanya Nan Gil
“Tidak. Aku tidak mengatakan apapun. Aku tinggal di sini karena tidak ingin pindah. Pria yang meninggal lima tahun yang lalu membuat kekacauan di mana-mana. Begitu banyak orang aneh muncul di depanku.” Ucap Si bibi mengaku sebagai istri ayah Na Ri
“Maaf, tapi apa kau sudah memeriksanya sendiri?” tanya Nan Gil masih tak yakin
“Aku membayar dengan uangku sendiri untuk pemakamannya. Jadi Berhenti menggangguku, dan pergilah.” Ucap si Bibi, Nan Gil pun tak bisa berkata apa-apa lagi. 

Tuan Bae binggung bertanya-tanya  Bagaimana Nan Gil bisa tahu tentang klub itu dan tahu kalau Nan Gil tidak bertemu orang lain jadi Siapa yang membantunya. Wan Shik hanya diam saja. Tuan Bae pun memerintahkan agar menangkap orang-orang yang ada  di restoran Hong lalu mereka bisa melihat apa yang akan didapatkanya.
“Kalau dia terus melakukannya, maka orang-orang disekitarnya akan terluka.” Ucap Tuan Bae, Wan Shik mengerti.
“Dia pasti tahu kalau sikapnya membahayakan Na Ri.” Ucap Tuan Bae
“Dia akan cepat berlari kepada kita kalau anak buahnya ditangkap. Lalu Aku akan pergi ke restoran pangsit. Aku yakin kita akan menemukan sesuatu.” Kata Wan Shik percaya diri.
“Belakangan ini, sepertinya kau sangat ingin mendapatkan Nan Gil Biasanya kau sangat.. takut kepadanya.” Komentara Tuan Bae, Wan Shik hanya diam saja. 

Disebuah club
Yeo Joo sedang bersama dengan seorang pria, menyapa semua teman dari pria tersebut. Si pria mengaku hanya sebagai teman pasanganya saja bukan teman kencan. Saat itu Duk Bong datang melihat dari kejauhan Yeo Joo yang sedang bersama dengan temanya, lalu menyapa temannya mengambil minuman dan pergi bergabung dengan Yeo Joo dkk.
“Duk Bong memperkenalkan dia kepada semua orang.”bisik salah satu teman perempuan, teman lainya melihat Yeo Joo itu mirip seperti seseorang. Si pria bertanya siapa yang dimaksud.
“Mantan tunangan Duk Bong.” Ucap Si wanita, Duk Bong berbisik pada Yeo Joo untuk mengajak keluar sebentar lalu berjalan pergi. Yeo Joo pun pamit pergi dengan mengikuti Duk Bong keluar dari club. 

Duk Bong melihat Yeo Joo yang keluar lalu dengan nada tinggi menyuruh membawa mantelnya. Yeo Joo pikir datang dengan pasanganya, jadi kenapa harus ikut dengan Duk Bong. Duk Bong merasa Yeo Joo tak melihat banyak orang membicarakanya. Yeo Joo tahu kalau Acukup tanggap dengan hal-hal semacam itu dan dirinya tidak merasa seperti itu.
“Aku sedang berbicara tentang aku, bukan kau. Aku sedang dibodohi!” teriak Duk Bong marah, Yeo Joo heran kenapa Duk Bong jadi marah-marah padanya.
“Aku datang ke sini dengan pasanganku dan tidak tahu kau akan datang.” Kata Yeo Joo, Duk Bong tak percaya kalau Yeo Joo tak mengetahuinya.
“Yah, aku tahu. Tapi itu bukan masalah untukku.” Ucap Yeo Joo
“Aku benci saat orang lain berbicara tentangku.” Ungkap Duk Bong
Yeo Joo bertanya apakah Duk Bong sedang  berbicara tentang mantan tunangannya, menurutnya kalau Duk Bong bertunangan lalu batal,  lebih baik anggap saja sebagai gosip untuk teman-temannya setelah itu abaikan saja karena yang dilihat kalau semua teman Duk Bong pasti  menyenangkan melihat Duk Bong marah.
“Kalau wanita itu terlihat seperti aku dan aku ada di club ini bersamamu seperti ini, mereka akan berbicara lebih banyak.” Ucap Yeo Joo
“Siapa yang mengatakan kau terlihat seperti dia?” teriak Duk Bong
“Kau merasa kesal hanya dengan berbicara tentang dia. Kurasa kau belum merelakannya.” Sindir Yeo Joo
“Yeo Joo.... ternyata Kau dan Na Ri sama sekali berbeda.” Ucap Duk Bong dengan mata melotot marah
“Bagaimana kami bisa berbeda? Apa yang kau lihat ke dalam diri Na Ri adalah segalanya.” kata Yeo Joo dengan mata berkaca-kaca
“Dia tidak pernah menyembunyikan apa pun. Tapi, sebenarnya ia dalam keadaan sulit. Di samping itu, Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan. Tapi, kau mudah ditebak.” Ucap Duk Bong
“Kalau kau akan berbicara omong kosong, jangan merusak hariku dan pergilah.” Tegas Yeo Joo dengan air mata yang hampir tumpah lalu kembali masuk ke dalam club. 


Tiga perkerja terlihat bahagia karena sudah saatnya meraka bisa pulang, Nan Gil pun sempat mengantar di depan dapur lalu melihat ponselnya pesan dari Na Ri “Datanglah untuk memeriksa perjanjiannya.”
Yoon Kyu memeluk dua temanya mengajak mereka agar pergi keluar untuk makam malam bersama,  Joon dan Ha Ni mengaku tidak bisa minum. Yoon Kyu merayu kalau mereka tidak perlu minum dan  mengajak segera masuk mobil karena sangat dingin. Joon pun tak bisa menolaknya, saat mereka meninggalkan restoran Hong. Dua mobil sedang mengikuti dari belakang. 

Nan Gil dan Na Ri duduk berhadapan dimeja makan, dengan suasana dingin. Nan Gil bertanya apaka Na Ri sudah makan. Na Ri mengangguk, karena Ada cukup makanan di lemari es. Nan Gil melihat Na Ri terlihat makin kurus dan Pastikan untuk makan dengan baik. Na Ri pikir bisa mengurus dirinya sendiri lalu memberikan selembar kertas agar Nan Gil bisa membacanya.
[Persetujuan – Pintu samping harus dikunci. Privasi harus dijamin. Menginformasikan satu sama lain ketika sakit. Jangan bicara tentang Ibu.]
“Aku tidak bisa mengunci pintu samping karena harus menggunakan kerannya. Staf kita juga harus menggunakan pintu itu.  Aku harus mengatur halaman dan gudang.” Kata Nan Gil
“Kau bisa Gunakan pintu depan.. Ini adalah propertiku. Aku yang akan mengatur halaman dan gudang.” Kata Na Ri, Nan Gil tak percaya Na Ri yang akan mengaturnya.
“Kau seperti kucing yang hanya membuat masalah. Aku tidak akan membiarkan hal itu.” ejek  Nan Gil
“Aku belum pernah mendengar ada yang menyebutku kucing..” Ucap Na Ri, Nan Gil berjanji akan  selalu tepat waktu untuk sarapan, jadi jangan khawatir lalu bertanya tentang privasi.
“Aku mungkin tidur di siang hari dan bangun di malam hari. Aku mungkin berkencan dengan pria yang kau dorong kepadaku.” Kata Na Ri memalingkan wajahnya.
“Kau boleh pergi berkencan, tapi kau tidak bisa menukar siang dan malam. Kau harus makan sarapan bersamaku. Itu keluarga.” Tegas Nan Gil
Na Ri merasa Nan Gil itu berpikir yang mustahil dengan mengeluh  tidak bisa bekerja sama, Nan Gil merasa Na Ri  Jangan terlalu kekanak-kanakan dan bertanya kenapa Na Ri datang kalau merasa  tidak nyaman dan juga kenapa kalau menyebut ini rumah mereka tapi membuat kesepakatan seperti ini.
“Apa kau tidak tahu kenapa? Menurutmu kenapa kau aku membuatnya?” ucap Na Ri marah 

Saat itu Yoon Kyu dkk sudah datang dijejeran restoran lalu bertanya hari ini mereka akan makan apa, apakah Ceker ayam atau Ayam goreng, daging panggang atau mungkin makan ikan mentah. Dibelakang terlihat seorang pria melihat ketiga seperti ingin mengikutinya.
Yoon Kyu akan masuk restoran daging tapi saat itu terdengar beberapa pria memanggil naman ketiganya. Joon langsung melindungi dua anak buahnya, Yoon Kyu binggung siapa yang datang. Joon langsung menyuruh mereka berdua pergi. Yoon Kyu pun pergi ketakutan dan Joon berusha melawan tapi yang ada terkena pukulan. Ha Ni tak tega mencoba melawan dan Yoon Kyu memilih untuk kabur karena ketakutan.
Na Ri mengaku datang ke rumah ibunya untuk dirinya sendiri, serta akan bersikap egois. Sementara ia mencoba untuk bersikap seperti tidak ada yang terjadi, tapi tenaganya terkuras sampai bahkan tidak bisa bergerak Karena itulah memutuskan untuk menghadapinya saja.
“Kalau aku melakukan itu, maka aku akan bisa menerima hubungan kita.” Ucap Na Ri, Nan Gil setuju mereka akan melakukan itu.
“Aku tahu kau selalu bijaksana.” Kata Nan Gil, Na Ri merasa dirinya  jauh dari bijaksana.
“Kau harus beristirahat untuk hari ini, karena baru saja pindah dan pasti lelah. Aku harus menguleni adonan.” Ucap Nan Gil akan pergi.
“Kau membutuhkan sebuah frase yang lebih baik.” Ejek Na Ri lalu mengantar Nan Gil sampai ke depan pintul
“Aku ingat tentang ayahku. Kurasa kami pergi dengan pesawat untuk mengunjungi rumah nenekku. Lalu  Bagaimana syutingnya? Apa kau berbicara tentang menemukan ayahku?” ucap Na Ri, Nan Gil mengangguk.  Na Ri pun tak banyak berkata-kata mengucapkan selamat malam.
“Semoga beruntung dengan adonannya.” Ucap Na Ri lalu dengan dingin masuk ke dalam kamarnya. 


Yoon Kyu berusaha untuk kabur dari kejaran anak buah Tuan Bae, dengan nafas terengah-engah mencoba untuk mengintip memastikan tak dikejar lagi, setelah itu berpikir harus menelepon Bos. Nan Gil sedang menguleni adonan di dapur.
“Bos, Joon dan Hani dibawa pergi. Aku pikir itu orang-orang yang sebelumnya.” Ucap Yoon Kyu dengan nafas terengah-engah. Nan Gil pun langsung melepaskan bajunya dan pergi berlari dari rumah. 

Saat itu Joon dan Ha Ni sudah dibawa oleh mobil, Nan Gil berusaha menalp tapi seperti keduanya tak bisa mengangkatnya. Wan Shik sudah ada di depan restoran lalua masuk ke dalam kamar ingin mencari tahu apa sebenarnya yang disembunyikan Nan Gil.
Nan Gil berusaha terus mencari sampai akhirnya bertemu dengan Yoon Kyu yang menunggunya. Nan Gil bertanya keberadaan Dua anak buahnya,  Yoon Kyu  mengajak agar pergi bersamanya. 
Na Ri sedang membuatkan teh, Duk Bong menelp mengaku senang akhirnya Na Ri pindah ke desa jadi bisa menghubunginya pada jam ini seperti ini, dan bisa mampir setelah kembali dari Seoul jadi  bisa bertemu di depan pintu. Na Ri merasa sudah larut. Duk Bong meminta agar Na Ri bisa keluar saja.
“Aku mengalami hari yang buruk. Bukan sebagai seorang pria dan seorang wanita tapi sebagai teman. Kau bisa membantu menghiburku.” Ucap Duk Bong, Na Ri pun setuju. 
Na Ri keluar dari rumah melirik ke pintu samping, awalnya tak ingin masuk tapi akhirnya memilih masuk dan tak melihat Nan Gil di dapur, merasa sudah tahu kalau Nan Gil  tidak menguleni adonan. Ia berteriak ke arah kamar memberitahu akan keluar sebentar. Wan Shik yang didalam kamar sempat kaget. Na Ri bertanya-tanya apakah ia  harus melaporkan bahkan hal-hal seperti ini dan ingin mengetuh pintu tapi memilih untuk pergi.
Yoon Kyu sampai di tempat kejadian tapi ternyata Dua temanya sudah pergi dan yaki kalau Orang-orang itu pasti sudah menculik mereka berdua. Ia sudah tahu pasti hari seperti ini akan datang  jadi tidak menelepon polisi karena sepertinya Nan Gil menghindari mereka. Nan Gil mencoba untuk menelp.

Na Ri yang akan keluar mendengar bunyi suara ponsel dari kamar Nan Gil dan itu bukan bunyi ponselnya.Nan Gil berusaha terus menelp Wan Shi, Yoon Kyu mengikutinya dengan bertanya mau kemana mereka sekarang. Wan Shik akhirnya mengangkat telp dan keluar dari kamar Nan Gil. Na Ri kaget melihat Wan Shik yang keluar.
“Apa yang sudah kau lakukan kepada pegawaiku?” ucap Nan Gil marah
“Na Ri ada di depanku sekarang.” Ucap Wan Shik dengan nada ancaman lalu menutup ponselnya. Na Ri berjalan mundur ketika Wan Shik melangkah mendekatinya.
Nan Gil langsung berlari sekuat tenaga dan saat menunggu taksi, Joon menelpnya. Sopir taksi bertanya kemana akan mengantarnya. Na Ri terlihat terdesak dengan Wan Shik yang terus berjalan mendekatinya.
bersambung ke episode 12

 FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar:

  1. gereget bgt liatnya😉😉 apalagi nan gil dan nari sma2 gengsi tingkat aku😊
    ditunggu next eps.nya😁
    fighting😉

    BalasHapus