PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 01 Desember 2018

Sinopsis Encounter Episode 2 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN


Jin Hyuk dengan ramah memberikan kopi untuk Sun Joo lalu duduk dikursinya. Eun Ji melihat dari pantry seperti sangat terkesima dengan Jin Hyuk yang sangat tampan lalu memastikan pada Hye In yang ada di pantry juga.
“Aku sudah mengenalnya sejak lama.” Kata  Hye In. Eun Jin bertanya Sejak kapan mereka berteman.
“Sejak kami masih SMP. Kami tinggal di lingkungan yang sama.” Cerita Hye In
“Tapi apa sudah tidak lagi?” tanya Eun Jin. Eun In mengaku sudah pindah.
“Dengan penampilan itu, dia boleh sedikit kasar. Tapi sepertinya dia juga memiliki kepribadian yang sangat baik. Benar, kan?”kata Eun Jin
“Aku belum pernah melihat dia bertengkar dengan siapa pun. Tapi dia bisa sedikit keras kepala. Dia mengejar apa pun yang menarik minatnya.” Kata Hye Jin

“Berarti aku akan menjadi umpan.” Ucap Eun Ji yakin, Hye Jin kaget mendengarnya. 
Soo Hyun sudah ada di dalam mobil, Supir Nam ingin tahu Kenapa harus pergi ke rumah di Banpo. Soo Hyun menjawab Ibuny tiba-tiba meminta untuk datang. Sopir Nam pikir Ibu Soo Hyun pasti sangat merindukannya.
“Pasti sudah lama sejak kali terakhir kau bertemu dengannya karena begitu sibuk dengan hotel di Kuba. Kudengar ayahmu akan ada di rumah hari ini. Jadi, habiskanlah waktu berkualitas dengan keluargamu.” Ucap Supir Nam
“Ahjussi.... Sejak kapan keluarga kami pernah punya waktu luang?” komentar Soo Hyun. Sopir Nam hanya bisa tersenyum mendengarnya. 

Tuan Cha menemui anaknya bertanya apakah pergi ke Kuba. Soo Hyun membenarkan karena harus menghadiri sebuah acara. Tuan Cha pikir Soo Hyun pasti lebih sibuk karena pembukaan hotel di Sokcho jadi meminta agar tetap sehat. Soo Hyun menganguk mengerti.
“Aku makan dan beristirahat dengan baik. Jangan khawatir.” Kata Soo Hyun
“Dia hanya mendapat bisnis hotel dari perceraian ini. Seberapa sibuknya dia?” sindir Jin Min Ok, Ibu dari Soo Hyun.
“Astaga, apa kau benar-benar harus mengatakan itu?” keluh Tuan Cha. Soo Hyun memilih untuk pamit pergi saja.
“Apa terjadi sesuatu di pesta ulang tahun Ketua?” tanya Nyonya Jin. Soo Hyun menjawab tidak
“Cobalah mengingatnya. Apa kau yakin tak ada yang terjadi?” kata Nyonya Jin. Soo Hyun yakin tak ada.
“Lalu kenapa dia ingin menemuiku lagi?” kata Nyonya Jin lalu mengeluh kalau ini sungguh mengesalkan.
“Siapa?” tanya Soo Hyun. Nyonya Jin menjawab ibu mertuanya. Soo Hyun menegaskan kalauia sudah lama bercerai.
“Bisakah Ibu berhenti memanggil dia ibu mertuaku?” keluh Soo Hyun. Nyonya Jin tak peduli.
“Woo Suk meninggalkanmu seolah dia akan segera menikah lagi. Tapi aku masih belum mendengar berita apa pun.” Ucap Nyonya Jin sinis.
“Dia bukan menantu kalian lagi.” Tegas Soo Hyun
“Aku tak berhati dingin sepertimu. Jadi Aku masih memiliki rasa sayang untuknya.” Kata Nyonya Jin
Soo Hyun memilih untuk pamit pergi saja, Tuan Cha meminta anaknya agar berkendaralah dengan aman. Nyonya Jin tetap ingin memastikan kalau  Soo Hyun yakin tak melakukan apa pun yang menyinggung perasaannya. Soo Hyun tak bisa mnah amarahnya lagi.
“Ibu.. Apa Pernahkah aku melakukan sesuatu yang menyinggung perasaan seseorang? Sejak Ayah terjun di dunia politik, aku bahkan tak bisa menguap. Tapi begitu aku menikah dengan keluarga itu, Aku bahkan harus berhati-hati bahkan untuk suara nafasku.” Ucap Soo Hyun mengeluarkan semua amarahnya.
“Bahkan sekarang, aku masih... Maafkan aku, Ayah...  Aku tak mengkritik Ayah karena menjadi seorang politikus.” Ucap Soo Hyun tersadar takut menyindir ayahnya.
“Baik, kau sebaiknya beristirahat.” Kata Tuan Cha membiarkan anaknya pergi.
“Pria seperti apa yang akan menyukai wanita dingin seperti dia? Aku tak menyalahkan Woo Suk karena meninggalkanmu.” Ucap Nyonya Jin marah
“Apa kau akan terus mempersoalkan ini?”keluh Tuan Cha pada suaminya.


[Grup Taegyeong]
Jung Woo Seok sedang ada di ruangan melihat ibunya masuk, berpikir kalau Seharusnya menelepon pasti akan datang. Nyonya Kim mengaku  datang bukan untuk urusan bisnis. Woo Seok bertanya  Apa ada masalah.  Nyonya Kim bertanya Apa anaknya tak akan menikah lagi.
“Aku sedang berpacaran. Aku perlahan mulai mengenal dia...” kata Woo Seok yang langsung disela oleh ibunya.
“Apa namanya Soo Ah? Kau tak bisa menikahi dia, Keluarganya tak cukup baik untukmu.” Kata Nyonya Kim langsung melarang
“Aku akan perlahan...”kata Woo Seok berusaha menyakinkan tapi Nyonya Kim kembali menyela.
“Daripada dia, kau akan jauh lebih baik dengan Soo Hyun, putri seorang calon presiden.” Ucap Nyonya Kim. Woo Seok mengeluh mendengarnya.
“Aku ada janji penting... Mari kita bicarakan ini lagi nanti.” ucap Nyonya Kim lalu bergegas pergi. 


Nyonya Jin dan Nyonya Kim bertemu di restoran dengan suasana canggung. Nyonya Kim mengaku ingin membahas sesuatu dengannya. Nyonya Jin mempersilahkan.  Nyonya Kim mengatakan Ini tentang anak-anak mereka. Yaitu ingin membahas kemungkinan agar mereka bisa rujuk.
“Aku juga berbicara tentang Woo Suk dengan Soo Hyun. Aku pikir kita berdua memikirkan hal yang sama.” Ungkap Nyonya Jin terlihat bahagia. 

Soo Hyun menyuruh Supir Nam agar Pulanglah lebih awal karena punya banyak pekerjaan. Supir Nam pikir tak masalah dan Soo Hyun  Tak perlu tergesa. Soo Hyun pikir kalau Supir Nam menungu maka  itu akan membuatnya cemas.
“Berarti aku akan pulang dan minum bir. Jadi Aku akan meninggalkan mobil di sini.” Kata supir Nam. Soo Hyun tersenyum lalu turun dari mobil. 

Tim Sun Joo sedang melakukan acara penyambutan Jin Hyuk menjadi  pegawai baru. Mereka mulai bersulang, Jin Hyuk berjanji akan terus berusaha semampunya. Eun Jin mengambil gelas Jin Hyuk mengaku  jarang membuat bomb shot.
“Tapi aku akan membuatnya hari ini untuk menyambutmu.” Kata Eun Ji
“Dia bahkan tak pernah membuat itu untuk Manager,  tapi dia membuatnya untuk pegawai baru. Aku sama sekali tak mengerti perilaku seperti ini, Manager” adu Tuan Park pada Sun Joo.
“Bercerminlah. Maka kau akan mengerti.” Ejek Eun Jin, Tuan Park pikir Eun Ji tak berhak mengatakan itu kepadaku.
“Ini dibuat dengan sempurna.” Kat Eun Jin bangga memperlihatkan gelasnya.
“Jin Hyuk tak kuat minum alkohol.” Ucap Hye In. Jin Hyuk tak ingin menolak menerima gelas dari seniornya.
“Dia menghabiskannya. Wahh... Lihatlah kontur wajahnya... Sangat sempurna.”kata Eun Jin terkesima melihat Jin Hyuk minum sampai habis.
“Berikan itu kepadaku. Jin Hyuk, kau harus coba minuman buatan pria. Ini rasio untuk pria.” Kata Tuan Park menuangkan banyak soju dibanding bir.
“Asisten Manager Park menyayangi bawahannya... Berikan gelasmu. Aku akan membuatkan untukmu yang sama persis.” Kata Sun Joo. Tuan Park binggung. Eun Joo menyuruh agar Tuan Park memberikan gelasnya,
“Tapi Jin Hyuk adalah bintang dari acara hari ini. Jadi, kurasa...” kata Tuan Park
“Kepala Tim, kau memang generasi baru.” Puji Eun Joo, Tuan Park mengeluh karena tak akan bisa pulang jika memberikan terlalu banyak.
“Berilah contoh yang baik.” Kata Sun Joo, Jin Hyuk seperti tak enak hati tapi Tuan Park bisa menghabiskan dengan cepat minumanya.
Sementara Eun Jin yang baik hati hanya memberikan sedikit Soju di gelas, Tuan Park akan mengambil makanan untuk menghilangkan rasa pahitnya. Mereka tiba-tiba mengajak untuk minum bersama kembali, Tuan Park tak bisa makan akhirnya kembali minum.
“Jangan minum terlalu banyak.” Pesan Hye In. Jin Hyuk meminta temanya Jangan khawatir dan kembali minum. 
Jin Hyuk sudah mulai mabuk memberikan minuman pereda mabuk dari tasnya dan berikan pada semua anggota tim.  Tuan Park pikir kalau Tas Jin Hyuk pasti penuh dengan minuman yang tak ada habisnya. Eun Jin bertanya  Kapan Jin Hyuk membeli ini.
“Kau sangat tampan.” Goda Eun Jin. Jin Hyuk mengucapkan  Terima kasih dan yakin pasti merasa segar besok setelah Eun Jin meminum botolnya.
“Ass. Manager Park.. bangun. Kau harus minum ini.”kata Jin Hyuk menyuruh seniornya yang sudah mabuk untuk tetap sadar.
Akhirnya Jin Hyuk mencoba agar menyuapi Tuan Park agar tak terlalu mual besok. Semua mengeluh melihatnya, Tuan Lee menyuruh agar harus mengambil foto dan mempermalukannya besok. Jin Hyuk kembali menyuapi Tuan Park.
“Baiklah, semuanya. Bisakah kita pulang sekarang?” ucap Sun Joo,  Tuan Park mengajak untuk yang ketiga kalinya. Jin Hyuk pun membantu Tuan Park agar bangun dan membantunya.
“Ini untukku... Makanlah ini di tempat tidurmu malam ini.”kata Tuan Park memberikan irisan cumi ke dalam baju Jin Hyuk. Jin Hyuk pun mengucapkan Terima kasih untuk camilan ini.



Soo Hyun masih sibuk berkerja, Sek Jang masuk ruangan bertanya apakah Soo Hyun belum mau pulang, karena Ini sudah larut. Soo Hyun pun setuju untuk pulang, supaya Sek Jang bisa pulang juga.
“Jadwalkan pertemuan dengan tim desain Kuba. Aku perlu membuat beberapa perubahan.” Ucap Soo Hyuk
“Baik, aku akan menelepon mereka.” Kata Sek Jang
**
Jin Hyuk dan Hye In menghentikan taksi agar para senior pulang, setelah semua pulang Hye In agar mengantar pulang. Jin Hyuk menolak karena tahu Rumahnya di arah yang berlawanan dan Hye In harus pulang.
“Tidak, kau terlalu mabuk. Aku akan pergi bersamamu.” Kata Hye In khawatir.
“Aku akan memperlakukanmu sebagai seniorku di kantor. Sunbaenim” kata Jin Hyuk.
“Aku akan pergi bersamamu.” Ucap Hye In. Jin Hyuk mengaku kalau akan baik-baik saja jadi Jangan mencemaskan lalu mendorongnya naik taksi. 


Jin Hyuk berjalan akan pergi ke halte bus, lalu menatap gedung di depanya dengan bangga kalau itu hotel tempatnya berkejar. Ia yang sedikit mabuk akhirnya bersadar di tiang bus, Soo Hyun mengemudikan mobilnya melihat Jin Hyuk bertanya-tanya Apa dia mabuk lalu tak memperdulikanya.
Tiba-tiba hujan turun, Jin Hyuk pun berlari mencari tempat berteduh. Saat itu Soo Hyun sudah memutar mobilnya lalu membunyikan klakson didepan halte.  Jin Hyuk melihat Soo Hyun langsung menghampiri jendela mobil.
“CEO... Kau pulang sampai larut malam. Kau memang layak menjadi presdir.” Ucap Jin Hyuk memuji Soo Hyun
“Kau tampaknya mabuk berat. Aku masih kesal kau menolak tiket kelas bisnis. Jadi Masuklah ke mobil sekarang.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk pun setuju dengan setengah mabuk. 

Jin Hyuk sudah duduk di mobil dengan rambut basah, Soo Hyun bertanya Apa itu acara tim. Jin Hyuk membenarkan dan mengaku sudah minum banyak dan rekan kerjanya yang sangat kuat minum. Ia lalu mengeluh karena dasinya yang tak lepas juga
“Apa kau memasang ritsleting di dasimu?” tanya Soo Hyun melihat cara Jin Hyuk melepaskanya.
“Ya. Mereka menjual ini... Aku tak tahu cara memakai dasi. Jadi Ini penyelamatku. Apa kau Ingin mencobanya? Ini sangat mudah. Kau hanya perlu menariknya ke atas dan ke bawah... Baguskan?” kata Jin Hyuk bangga
“Aku ingin menanyakan sesuatu... Apa hanya itu setelan yang kau punya?” Kita berpapasan setiap kali aku memakai setelan ini.” Ucap Soo Hyun
“Aku membeli setelan ini di penjahit teman ibuku. Aku mendapatkannya dengan penawaran beli satu gratis satu. Aku juga punya setelan abu-abu yang jauh lebih keren.” Cerita Jin Hyuk yang masih mabuk kalau punya Abu-abu dan biru tua.
“Tentu saja, kedua warna itu cocok untukku... Setelan jas sangatlah penting bagi pria... Bukankah begitu?” ucap Jin Hyuk masih mabuk. 


Jin Hyuk akhirnya terbangun melihat sudah sampai Taman bermain lalu mengucapkan terimakasih karena sampai rumah  dengan selamat berkat Soo Hyun. Soo Hyun pikir hanya membalas kebaikanmu di Kuba jadi tak perlu mempermasalahkanya.
“Syukurlah. CEO harus pulang dan hujannya reda. Tapi Kau mungkin mengantuk dalam perjalanan pulang.” Ucap Jin Hyuk mengambil sesuatu dari saku bajunya.
“Ini Kejutan! Kunyahlah ini sambil mengemudi... Ikan kering sangat pas saat kita merasa mengantuk. Cumi-cumi ini sangat sempurna untuk saat seperti ini dan rasanya sangat lezat. Aku simpan ini untuk sebelum tidur, tapi akan kuhadiahkan kepada CEO” kata Jin Hyuk ingin menyuapi Soo Hyun.
“Tidak, taruh saja di tanganku... Aku akan memakannya dalam perjalanan pulang. Jadi Taruh di tangaku saja” ucap Soo Hyun panik.
“Apa Karena kotor? Apa Karena tangan kotorku atau saku kotorku? Aku juga menyuwirnya dan ini menjadi lebih kotor.” Keluh Jin Hyuk
“Tidak. Aku hanya kurang suka cumi-cumi.” Akui Soo Hyun
“Aku melihat pertunjukan salsa di Kuba tiga kali, tapi aku menonton lagi karena kau bahkan aku hafal tariannya. Aku hampir menari... Aku memang menari.” Kata Jin Hyuk
“Berikan saja, Aku akan memakannya.” Ucap Soo Hyun menyodorkan tanganya.
“Jika menyentuh ini, tanganmu akan bau cumi-cumi. Buka mulut dan aku akan menyuapi.” Kata Jin Hyuk
Soo Hyun akhirnya terpaksa menerimanya, Jin Hyuk pun pamit pergi lalu tersadar kalau mobil Soo Hyun sangat bagus dan Perjalanannya sangat nyaman, lalu bertanya Berapa harganya, lalu berkomentar pasti sangat mahal. Soo Hyun tak banyak komentar dengan cumi dimulutnya.
“Oke... Saatnya pergi! Sampai jumpa.” Ucap Jin Hyuk turun dari mobil. Soo Hyun mengemudikan mobilnya hanya bisa tersenyum melihat tingkah anak buahnya.
Saat pulang ke rumah, Soo Hyun menarik jam tangan dalam laci lalu menatap sebuah jam seperti memiliki kenangan juga dengan Jin Hyuk saat di Kuba. 



Pagi hari
Ibu Jin Hyuk memanggil anaknya untuk sarapan. Tuan Kim menyuruh anaknya duduk karena pagi yang indah. Jin Hyuk dengan wajah terlihat sangat lelah. Tuan Kim bertanya apakah Jin Hyuk naik bus saat mabuk berat semalam.
“Tidak. Aku naik taksi.” Kata Jin Hyuk lalu teringat saat setuju naik ke mobil Soo Hyun bahkan memberikan cumi-cumi yang dibawanya. Ia pun panik bergegas pergi ke kamar mandi, Tuan Kim dan Ibu Jin Hyuk binggung melihat tingkah anaknya.
“Bagaimana jika ini hari terakhirku bekerja?” ucap Jin Hyuk panik menatap keluar jendela bus. 

Di ruangan
Tuan Park mengaku Sekarang tersiksa karena mabuk. Hye In memberikan minuman pereda mabuk untuk Jin Hyuk diatas meja,  Sun Joo mengeluh kalau Tuan Park beruntung karena Jin Hyuk menyuruh meminum minuman pereda mabuk semalam, kalau tidak maka tak akan bisa bangun.
“Apa Tak ingat?” ejek Sun Joo. Tuan Park mengaku terlalu banyak minum
“Jin Hyuk, Apa kau baik-baik saja?” tanya Tuan Park. Jin Hyuk hanya diam saja seperti melamun lalu tersadar dengan semua menatap binggung.
“Apa Kau mencemaskan sesuatu? Kau tak melakukan kesalahan semalam. Kenapa kau tampak sangat terintimidasi?” ucap Sun Joo
“Bukan apa-apa. Aku hanya merasa agak mual.” Akui Jin Hyuk
“Apa kau bisa menghadiri wawancara dengan CEO?” kata Sun Joo, Jin Hyuk kaget kalau akan Wawancara dengan CEO
“Bukankah Ass Manager Park memberi tahu kepadamu kemarin?” kata Sun Jae.
“CEO mewawancarai pegawai baru adalah tradisi perusahaan kita.” Bisik Eun Jin.
“Aku hendak memberi tahu dia selama babak ketiga acara minum, tapi Jin Hyuk menolak tawaranku.” Ucap Tuan Park dan mengeluh karena kepalanya sakit. Jin Hyuk makin panik
Eun Jin menerima telp,  lalu memberitahu Jin Hyuk kalau Ini gilirannya diwawancara. Jin Hyuk semakin gugup mengingat kejadian tadi malam. 


Jin Hyuk akhirnya datang ke ruangan CEO, Sek Jang memberitahu Soo Hyun kalau Kim Jin Hyuk datang. Soo Hyun pun menyuruh Jin Hyuk agar masuk.  Jin Hyuk gugup di ruangn Soo Hyun denga wajah tertunduk.
“Apa Kau sudah beradaptasi dengan pekerjaanmu?” tanya Soo Hyun, Jin Hyuk menganguk.
“Semua orang ramah kepadaku. Aku beradaptasi dengan cepat.” Jawab Jin Hyuk yang terus tertunduk.
“Apa Kau merasa tak nyaman berbicara denganku? Kau berbeda dengan kemarin.” Goda Soo Hyun
“CEO, mengenai kemarin aku sangat mabuk. Maafkan aku.” Ucap Jin Hyuk terus tertunduk.
“Kau tak melakukan kesalahan, sekarang Kau pasti pusing.” Kata Soo Hyuk.  Jin Hyuk mengaku baik-baik saja.
“Kau Cobalah ini. Ini bagus untuk pereda mabuk dan akan segera merasa lebih baik.” Ucap Soo Hyun. Jin Hyuk tetap menolak.
“Kau memberiku cumi-cumi tanpa tahu negara asalnya. Sekarang aku memberimu obat yang terbuat dari herba Korea untuk meredakan mabukmu. Kita menjadi teman baik.” Ucap Soo Hyun
“Kau bilang Teman? Mana mungkin aku berani berteman dengan CEO?” kata Jin Hyuk tahu diri.
“Apa perlu kubuka untukmu? Ini sangat efektif.” Kata Soo Hyun sedikit mengancam. Jin Hyuk menolak dan segera meminumnya sendiri.
“Ini pasti setelan abu-abu yang kau ceritakan. Kau cocok mengenakan apa pun, kan? Apa dasinya juga ada ritsletingnya?” goda Soo Hyun. Jin Hyuk membenarkan tak bisa mengelak lagi.
“Entah bagaimana aku harus meminta maaf.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun pikir tak perlu meminta maaf.
“Jika kau masih merasa tak nyaman, bantulah aku.” Kata Soo Hyun, Jin Hyuk pun setuju akan melakukannya.
“Makanlah ramyeon bersamaku. Aku sungguh ingin mencoba makan ramyeon di rest-area.” Akui Soo Hyun. Jin Hyuk binggung mendengarnya.
“Bagaimana dengan akhir pekan ini? "Berapa hargamu? Daebak." Apa Kau ingin mengendarai mobil yang luar biasa itu? Ini Perjalanannya sangat nyaman.”goda Soo Hyun, Jin Hyuk pun tak bisa membela diri karena malu. 



Hye In memberikan minum bertanya Bagaimana hasil wawancara Jin Hyuk, Apa bersikap seperti pengecut. Jin Hyuk mengaku tak tahu karena tak ingat. Hye In pikir Jin Hyuk selalu menjadi diri sendiri tapi berbeda sikapnya dengan sekarang.
“Bagaimana aku harus memperbaiki ini?” ucap Jin Hyuk binggung memikirkan nasibnya. 

Woo Seok dan Soo Ah makan direstoran dalam diam. Soo Ah membahas kalau ini hari jadi keempat sejak mereka bertemu. Woo Seok seperti tak menyadarinya, Soo Ah bertanya apakah ia harus terus melakukan ini. Woo Seok binggung apa maksudnya itu.
“Melakukan ini... Menjadi seperti ini...” ucap Soo Ah tertunduk. Woo Seik tak bisa berkata apapun. 

Jin Hyuk sudah bersiap-siap lalu bertanya-tanya Apa ini termasuk pekerjaan dan berpikir harus memakai setelan dan memilih pakaian di lemarinya. Akhirnya Ia memilih pakaian santai menunggu didepan rumah, Soo Hyun datang dengan mobilnya menyuruh Jin Hyuk untuk masuk.
“Dalam film, bukankah orang biasa mengunyah cumi-cumi dalam situasi seperti ini? Apa Kau tak membawa cumi-cumi di sakumu hari ini?” goda Soo Hyun.
“Sekalipun aku dipecat, maka aku akan mengatakan ini sebelum pergi. CEO memang menyimpan dendam.” Ucap Jin Hyuk kesal . Soo Hyun hanya bisa tertawa. 

Akhirnya mereka sampai di rest area, Jin Hyuk bertanya apakah mereka segera masuk. Soo Hyun mengatakan akan mentraktirnya karena Kartunya pasti berfungsi. Jin Hyuk pun setuju.

Soo Hyun menunggu di restoran dengan wajah panik, Jin Hyuk pun membawa mie pesan ke atas meja. Soo Hyun melihat kalau Kelihatannya enak dan akan mulai makan.  Jin Hyun melihat cara makan ramyun Soo Hyun.
“Apa Kau tahu cara makan mi? Kau Makan mi yang banyak, lalu seruput semuanya sekaligus. Coba Perhatikan.” Ucap Jin Hyuk akan mencontohkan.
“Apa Kau tak akan malu jika gagal seperti mesin penjepit itu?”ejek Soo Hyuk.
“Ini keahlianku.” Kata Jin Hyuk dengan bangga lalu mencontohkan cara makan mie.
Soo Hyun berkomentar kalau Itu sangat payah. Jin Hyuk kembali mencoba menyeruput ramyun dengan wajah bahagia.  Keduanya terlihat bahagia walaupun hanya makan ramyun. 

Keduanya akhirnya selesai, Jin Hyuk pikir akan menyetir dalam perjalanan pulang karena Soo Hyun akan lelah jika menyetir dua kali. Soo Hyun pikir tak masalah karena bisa melakukanya. Jin Hyum meminta agar ia saja yang menyetir karena tahu Soo Hyun harus memeriksa surel pekerjaannya. Soo Hyun pun memberikan kunci mobilnya.
“Kau bisa mengatur kaca spion dengan tombol ini. Bagaimana ketinggian kursinya?” kata Soo Hyun melihat seperti terlalu tinggu untuk tubuh Jin Hyuk.
“Tombol itu...” kata Soo Hyun menunjuk. Jin Hyuk kebingungan karena tak melihatnya.
“Kau bisa mengaturnya dengan ini.” Ucap Soo Hyun mendekati Jin Hyuk, wajah Jin Hyuk kebingungan karena tubuhnya sangat dekat dengan bosnya.  Soo Hyun akhirnya menyadarinya dan segera menjauh. 

Jin Hyuk berhasil menyetir sampai rumah, Soo Hyun mengaku merasa bersalah karena mengganggu hari liburnya. Jin Hyuk pikir  senang bisa menghirup udara segar jadi bisa memberitahu kalau Soo Hyun  ingin melakukan hal lain karena akan senang menemaninya.
“Kau pasti menganggapku aneh. Presdir sebuah perusahaan mengajakmu pergi makan ramyeon. Kau mungkin akan menyesal besok.” Ucap Soo Hyun.
“CEO .. aku memikirkan hal ini dalam perjalanan pulang. Aku ingin tahu bagaimana jika aku bekerja di tempat lain dan kita tak punya hubungan apa pun. Maka sama seperti di Kuba, aku pasti bisa membuatmu tertawa tanpa memikirkan hal lain.” Akui Jin Hyuk
“Kau pasti terganggu karena aku bosmu.” Kata Soo Hyun, Jin Hyuk pikir  Soo Hyun pasti merasa canggung karena ia sebagai pegawainya.
“Tidak juga... Aku sama sekali tak terganggu.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk tiba-tiba menuliskan sesuatu ditanganya lalu meminjam ponsel Soo Hyun dan mengembalikanya.
“Ini nomorku.. CEO tak akan merasa nyaman jika aku mengetahui nomormu, Tapi nomorku tak berharga. Jangan memberikannya kepada para penipu di telepon.” Goda Jin Hyuk sengaja mengambil gambar tangan yang dituliskan nomor telpnya.
“Aku yakin kekasihmu tak akan senang dengan ini.” Ejek Soo Hyun. Jin Hyuk binggung siapa kekasihnya.
“Aku tak berkencan dengan siapa pun.”akui Jin Hyuk, Soo Hyun mengingat yang dikatakan Jin Hyuk kalau sedang bicara dengan wanita yang disukainya.
“Ohh.... Aku bicara dengan ibuku.” Akui Jin Hyuk, Soo Hyun tak percaya kalau bicara dengan ibunya, dengan ekspresi wajah yang imut.
“Kau pasti anak kesayangan.” Ejek Soo Hyun.
“Dia menyuruhku segera pulang untuk makan daging sapi panggang. Daging sapi membuat jantungku berdebar.” Kata Jin Hyuk
“Rupanya jantungmu berdebar karena daging sapi.” Kata Soo Hyun tersenyum

Jin Hyuk tiba-tiba mengoda Soo Hyun kalau CEO-nya sangat menggemaskan lalu tersadar kalau ucapanya tak sopan lalu meminta maaf. Soo Hyun pikir Itu lebih baik daripada mendengar dirinya yang tampak tua dan akan pamit pulang sekarang. Jin Hyuk pun membiarkan Soo Hyun pindah tempat duduk.
Soo Hyun mengemudikan mobilnya melihat wajah Jin Hyuk dari kaca spion, Jin Hyuk menatap telapak tanganya ada nomor telp seperti berharap Soo Hyun akan menelpnya. Sementara Soo Hyun hanya bisa tersenyum dengan anggap Jin Hyuk Nomor yang tak berharga. 


Woo Suk terlihat gugup dalam ruanganya, lalu seperti memutuskan sesuatu. Sementara Soo Hyun sedang melakaukn rapat dengan pihak asing yang menurutanya mencapai kesepakatan untuk membangun hotel Kuba.  sangatlah mengesankan, karena Ada beberapa pesaing ketat, tapi Donghwa mencapai kesepakatan itu.
“Kupikir, itu karena aku dan Kuba sejalan. Kecintaan terhadap hal-hal kuno yang ada dalam hati kami sejak lama.” Ucap Soo Hyun lalu melihat Sek Jan menelpnya dan memilih untuk tak mengangkatnya. 
Tapi Sek Jang terus menelp akhirnya meminta maaf untuk mengangkat telp karena berpikir ini sesuatu hal yang mendesak.  Soo Hyun berbisik memberitahu kalau sedang rapat dan bertanya apakah ada sesuatu hal yang mendesak.
“Apa Kau sudah melihat tautan yang kukirim kepadamu?” tanya Sek Jang. Soo Hyun mengaku belum karena sedang rapat.
“Tolong dilihat segera... Aku akan meneleponmu lagi... Cepat, Soo Hyun.” Ucap Sek Jang. Soo Hyun melihatnya dan kaget.

Di Ruang PR
Tuan Park melihat Nama Presdir Cha ramai dibicarakan di internet lalu ingin tahu mengenai apa. Saat itu berita tertulis  [Cha Shoo Hyun Daepyo Berkencan di Rest-Area] semua tak percaya melihatnya, tapi terlihat kaget karena ada wajah Jin Hyuk.
Jin Hyuk pun binggung  dan melihat berita [Cha Shoo Hyun Daepyo Berkencan di Rest-Area] dengan wajahnya. Hye In terlihat kaget begitu juga Soo Hyun karena foto makan ramyun akhirnya tersebar.
Bersambung ke episode 3
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

2 komentar: