PS : All images credit and content copyright : MBN
Woo Hyun
masuk ke restoran, Tuan Yoon kaget melihatnya. Yoo Joon melihat Woo Hyun yang
datang kaget karena Tuan Yoon dipanggil ayah. Woo Hyun pun bertanya kenapa Yoo
Jung ada direstoran.
“Yoo Jung
adalah putriku.”akui Tuan Yoon, Woo Hyun kaget mendengarnya.
“Pada
hari ibumu meninggal di waktu yang sama, dalam kebakaran, anak yang ayah
selamatkan adalah Woo Hyun.” Cerita Tuan Yoon. Yoo Jung pun kaget mendengarnya.
Yoo Jung
berada dalam mobil teringat kembali dengan cerita Woo Hyun sebelumnya.
Flash Back
Yoo Jun
bertanya apakah Woo Hyun barusaja bicara di telepon dengan ayahnya. Woo Hyun
menceritakan kalau pria yang dianggap ayah itu adalah petugas damkar yang
menyelamatkannya dari kebakaran.
Flash Back
Yoo Jung
bertanya apakah Woo Hyun juga baru tahu sekarang dan sama sekali tak tahu. Woo
Hyun mengaku Tak pernah menduganya. Yoo Jung kesal pada ayahnya yang tak
mengatakan apapun pada dirinya bahkan Woo Hyun.
“Berulang
kali ayah mencoba memberi tahu kalian, tapi karena kalian sangat terluka oleh
kejadian hari itu, jadi ayah berhati-hati.” Akui Tuan Yoon merasa bersalah.
“Tapi
kami tetap harus tahu yang perlu diketahui.” Ucap Yoo Jung
“Hal itu
paling menyakitkan untuk kalian. Ayah takut faktanya kalian terhubung oleh luka
yang sama akan menjadi alasan kalian berdua berpisah.” Jelas Tuan Yoon.
Yoo Jung
terlihat sangat frustasi berada dalam mobil, akhirnya memilih untuk pergi
mengemudikan mobilnya.
“Walau
Yoo Jung tahu bukan kau yang salah, tapi dia mungkin akan sulit melihatmu karena
merasa bersalah pada ibunya.” Jelas Tuan Yoon mengantar Woo Hyun keluar dari
restoran.
“Aku
paham perasaannya.” Ucap Woo Hyun terlihat tenang.
“Luka
hati putriku, kini kau bantu untuk menyembuhkannya. Dan Kau juga harus berhenti
merasakan sakit itu.” Pesan Tuan Yoon. Woo Hyun menganguk mengerti dan akan
pamit pergi.
“Kau
Pergi hibur dia. Mungkin dia sangat terkejut.” Kata Tuan Yoon. Woo Hyun meminta
Tuan Yoon agar Jangan terlalu khawatir.
Woo Hyun
mengejar Yoo Jung yang berjalan sendirian mengajak untuk bicara sebentar dengan mengaku kalau dirinya
juga sangat kaget dan tak percaya. Yoo Jung tetap saja berjalan, Woo Hyun
pikir Seolah mereak sudah ditakdirkan
untuk bertemu, bagaimanapun caranya.
“Rumah
kecil di perbukitan di gang sempit yang tak bisa dimasuki mobil damkar. Api terus berkobar-kobar. Ibuku pingsan saat
berusaha menyelamatkanku dan Yoo Joon.” cerita Yoo Jung
“Entah
bagaimana kami berhasil sampai ke rumah sakit, tapi yang bisa dilakukan anak
usia delapan tahun hanya menyaksikan ibuku pergi meninggalkanku. Waktu itu aku
berharap ayahku akan segera datang.” Ungkap Yoo Jung sangat marah pada ayahnya.
“Tapi
karena dia menyelamatkanku...” kata Woo Hyun merasa bersalah.
“Tidak.
Ini bukan salah siapa-siapa... Hanya saja, bila teringat ibuku, aku merasa
sangat bersalah dan tak dapat memaafkan diriku.” Ungkap Yoo Jung. Akhirnya Woo
Hyun menenangkan Yoo Jung dengan memegang erat tanganya.
Yoo Jung
dan Woo Hyun memegang kalung yang sama, Woo Hyun mengaku lihat kalung yang sama
waktu di pantai dan berpikir kalau ayah Yoo Jung juga memilikiknya karena
ayahnya petugas damkar. Yoo Jung
menceritakan ibunya menggantung cincin kawinnya di kalung itu dan selalu
membawanya.
“Sebelum
pergi, ibuku meletakkannya di tanganku dan minta maaf harus pergi dan tak bisa
menemaniku di momen-momen penting pada saat aku menjadi dewasa, seorang wanita
dan seorang ibu..” Cerita Yoo Jung
“Waktu
itu ibuku sebaya denganku sekarang Aku masih ke sana kemari dan belum bisa
mengurus hidupku sendiri. Tapi ibuku, dia seorang ibu dan seorang istri. Hidup
ibuku sangat berat.” Cerita Yoo Jung
“Kini kau
harus bahagia, untuk ibumu juga. Anggap aku sebagai seseorang yang dikirim
ibumu kepadamu.” Ucap Woo Hyun
Yoo Jung
sampai dirumah, menatap foto ibunya lalu bertanya “Apa ibu yang mengirim Woo
Hyeon padaku?” teringat kembali saat Woo Hyun menyelamatkan dirinya sebelum di
tusuk oleh pelaku kejahatan. Woo Hyun juga yang menyelamatkan dari kebakaran.
“Apa Agar
dapat menggantikan ibu menyayangi dan melindungiku? Apa Itu sebabnya ibu
mengirim dia?” tanya Yoo Jung pada ibunya. Saat itu CEO Han masuk kamar.
“Yoo
Jeong, kau kenapa? Apa ada masalah?” tanya CEO Han panik
“Eonni, Pada
hari ibu meninggal, ayah berangkat ke kebakaran lain. Benar, kan?” ucap Yoo
Jung. CEO Han membenarkan.
“Makanya
kau tak bisa menghubunginya dan kemudian dia langsung ke rumah duka. Kenapa
mendadak mengungkit itu?” tanya CEO Han masih panik.
“Hari ini
aku menemui ayah. Kau berharap aku bisa berbaikan dengan ayahku.” Cerita Yoo
Jung. CEO Han kaget dan akhirnya memuji kalau itu sikap yang bagus.
“Lalu..
Apa Sudah kau selesaikan perasaanmu pada ayahmu waktu itu? Apa Kalian
berbaikan?” ucap CEO Han penasaran. Yoo Jung mengaku tidak.
“Kenapa?
Kau pergi untuk berbaikan dengannya.” Kata CEO Han heran. Yoo Jung tahu kalau
memang pergi.
“Aku ke
sana, tapi di sana aku bertemu Woo Hyeon, dan mendengar hal yang mengejutkan lalu
aku pulang.” Cerita Yoo Jung. CEO Han binggung
Hal yang mengejutkan apa.
“Ayah bilang
pada hari ibu meninggal, orang yang diselamatkannya dari kebakaran adalah Woo
Hyeon.” Cerita Yoo Jung. CEO Han kaget mendengarnya.
“Mana
mungkin hal seperti itu...” ucap CEO Han tak percaya, Yoo Jung juga merasa
seperti itu.
“Pokoknya,
perbuatanmu bagus. Terima kasih sudah membuka hatimu untuk mengabulkan
permintaanku. Ayahmu menyelamatkan pria yang ditakdirkan untukmu Dan ibumu
mengirim pria yang ditakdirkan untukmu ke sisimu. Sepertinya kalian harus
menikah.” Ucap CEO Han menyakinkan.
“Tapi
eonni, tiap kali melihat Woo Hyeon, rasanya seperti mengorbankan ibuku demi kebahagiaanku.
Kenapa perasaanku begitu?” akui Yoo Jung
“Kenapa
berpikir begitu? Perasaanmu pada Woo Hyeon sangat kuat sehingga pikiran seperti
itu akan lenyap.” Kata CEO Han menyakinkan. Yoo Jung pun mencoba menyakininya.
[Sup Ikan
Pollack Young Hee]
Woo Hyun
datang ke restoran melihat Tuan Yoon yang minum sendiri, merasa tahu kalau ayahnya
akan seperti ini. Tuan Yoo pikir kalau Yoo Jeong sangat membenciknya. Woo Hyun
mengaku tidak bahkan sangat mengkhawatirkan ayah.
“Kau
sendiri? Apapun yang terjadi kau bisa melindungi Yoo Jeong, kan? Penyesalan
terdalamku, tak bisa melindungi orang yang kucintai dan dia harus pergi sebelum
aku sempat mengucapkan selamat tinggal.” Ungkap Tuan Yoon sedih. Woo Hyun sedih
mendengarnya.
“Banyak
rekan kerjaku yang meninggalkan dunia ini akibat kebakaran. Jadi tiap tiga
bulan kutulis ulang surat wasiatku.”cerita Tuan Yoon. Woo Hyun kaget Tuan Yoon
sudah menulis surat wasiat
“Kubuat
lebih awal, kalau saja terjadi sesuatu padaku. Pada hari itu, surat wasiat yang
baru kuberikan pada ibu Yoo Jeong sebelum aku berangkat bekerja. Tapi yang
justru pergi tanpa sempat meninggalkan pesan adalah ibu Yoo Jung, Waktu itu aku sebaya denganmu.” Cerita Tuan
Yoon.
“Aku hanyut
dalam kesedihan sehingga tak bisa merawat anak-anakku dengan baik.” Kata Tuan
Yoon Sedih
“Ini
Masih belum terlambat. Kini curahkan semua cinta yang dulu tak bisa ayah
berikan pada mereka.”kata Woo Hyun menenangkan Tuan Yoon.
Yoo Jung
gelisah tak bisa tidur akhirnya kembali duduk mengingat kembali yang dikatakan
Woo Hyun “Seolah kita sudah ditakdirkan untuk bertemu, bagaimanapun caranya.”
Lalu
perkataan CEO Han “Ayahmu menyelamatkan pria yang ditakdirkan untukmu. Dan
ibumu mengirim pria yang ditakdirkan untukmu ke sisimu Sepertinya kalian harus
menikah.”
“Tak ada
pilihan selain bertemu dengannya. Pria yang ditakdirkan untukku.” Ucap Yoo Jung
[Klinik Dermatologi VIP]
Istri
dokter Ahn duduk di sofa membahas kalau
setelah mendengarnya menurutnya sulit dipercaya dan Hubungan ketiganya
sangat luar biasa. Ia Seperti tak percaya kalau Kejadian seperti itu di hari
yang sama, di waktu yang sama juga dan itu sangat luar biasa. Dokter Ahn
menjerit kesakitan karena merasa Panas
“Makanya.
Woo Hyun bilang masalah dokumen klinik akan segera terselesaikan.” Ucap dokter
Ahn.
“Apa ini
Sungguh? Jadi kita tak perlu khawatir akan tutup?”ucap Istri Dokter Ahn memastikan.
“Yoo Jung
kehilangan ibunya karena kecelakaan pada hari itu. Perasaan Woo Hyun pasti
berubah setelah tahu hubungan mereka.” Cerita Dokter Ahn.
“Semoga
Woo Hyun dapat menghapus luka hatinya akibat kecelakaan itu dan merasakan damai
karena hal itu.” Kata Istri Dokter Ahn. Dokter Ahn pikir kalau Woo Hyun sudah
melakukan.
“Direktur,
ada pasien menunggu.” Panggil perawat. Istri Dokter Ahn tak percaya kalauBahkan
ada pasien mencari suaminya.
“Dasar
kau, Mungkin banyak pasien yang tak tahu aku, tapi tak ada pasien yang hanya
menemuiku sekali. Kau tak tahu? Kau Benar-benar meremehkanku.” Kata Dokter Ahn
marah lalu pergi menemui pasien.
“Kalau
perasaan Woo Hyeon mulai lebih baik, dia akan jadi bagian dari Choego Group?
Dia takkan pura-pura tak kenal kami, kan?” ucap Istri Dokter Ahn penuh
semangat.
Nyonya
Ahn menyapa pelanggan yang baru datang, ternyata Nyonya Goo yang datang. Nyonya Ahn pun bertanya apakah Nyonya Goo
ingin minum. Nyonya Goo menyindir kalau tak mungkin datang untuk minum dan
menyuruhnya duduk.
“Aku
ingin katakan kalau ketua dan Woo Hyeon sudah menyelesaikan masalah mereka.”
Ucap Nyonya Goo
“Sejak
kapan kau memberitahuku hal seperti ini?” balas Nyonya Ahn sinis
“Saudara
ketua juga berusaha merebut posisi Se Hyeon sebagai pemimpin grup, tapi
sepertinya dia akan dipenjara akibat serangan Kang Hye Joo.” cerita Nyonya Goo
“Apa
Ketua Cha akan membiarkan anak sulungnya seperti itu?” komentar Nyonya Ahn.
“Ada
hal-hal yang di luar jangkauan kekuasaan Ketua Cha. Kalau Woo Hyeon bergabung
dengan perusahaan dan bekerja bersama Se Hyeon, Se Hyeon dapat menjadi ketua
dengan aman.” Cerita Nyonya Goo
“Apa
Maksudnya kau akan mengakui dan menerima Woo Hyeon?” tanya Nyonya Ahn tak
percaya
“Saat ini
aku lebih putus asa daripada ketua. Dia berjanji takkan memaksa Woo Hyeon menikah
dengan Kang Hye Joo. Dia akan memberinya yayasan medis dan kesejahteraan.”
Jelas Nyonya Goo
“Apa Kau
kurang sehat, kepala direktur? Pada saat seseorang tiba-tiba berubah, maka...”
pikir Nyonya Ahn malah khawatir.
“Aku tak ada
niat lain. Aku hanya berusaha melindungi anakku.” Jelas Nyonya Goo
“Tapi Woo
Hyeon tak mau terlibat. Dia tak mau jadi anak ketua atau menerima asetnya.”
Ucap Nyonya Ahn.
“Aku
takkan memperlakukanmu dan Woo Hyeon dengan buruk lagi. Aku memang keterlaluan.”
Akui Nyonya Goo.
Nyonya
Ahn berjanji akan berusaha membujuk Woo
Hyun. Nyonya Goo pikir Kalau tempat ini cocok untuk bisnis maka akan membeli
dan melepaskan semua sakit hati yang dirasakanya selama ini. Nyonya Ahn menolak
karena tak pernah menerima apapun dari ketua.
“Dan banyak
yang harus kuberikan padamu, yang hampir suaminya direbut.” Ejek Nyonya Ahn.
“Saat ini
anakmu juga kurebut darimu. Dasar Bodoh.” Balas Nyonya Goo sambil bertawa.
Keduanya seperti sudah mulai berdamai.
Nyonya
Goo berbicara dengan pegawainya bertanya
apakah tahu Aktris Yoon Yoo Jung. Pegawainya mengaku tahu, Nyonya Goo meminta
agar pegawainya menghubungi dan minta menemuinya. Pegawainya menganguk
mengerti.
“Lalu apa
Kang Hye Joo dipindah ke cabang luar negeri?” tanya Nyonya Goo.
“Ya, tapi
dia masih bekerja di kantor utama di Seoul.” Jawab Pegawainya. Nyonya Goo
mengerti dan meminta pegawainya pergi.
Saat itu
Hye Joo datang menemui Tuan Cha dengan nada kesal kalau berusaha mengalahkannya jadi meminta tolong
agar pada ayahnya untuk membatalkan pemindahan ke luar negeri. Tuan Cha yang
sedang main golf berpikir tak mungkin bisa mencampuri masalah personel Kanghan
Group.
“Aku tahu
kau yang mendorong ayahku melakukannya.” Ucap Hye Joo
“Aku tak
tertarik dengan urusan rumah tangga orang Dan tak ada alasannya bagiku.” Kata
Tuan Cha
“Kau
putuskan untuk membuangku.” Kata Hye Joo kesal
“Lalu Aku
harus bagaimana, selain melepaskanmu pada saat Woo Hyeon tak melihat nilaimu?”
komentar Tuan Cha
“Ketua.
Aku mirip dengan ayahku. Setelah memulai sesuatu, maka aku takkan berhenti
sampai akhir.” Tegas Hye Joo
“Ya. Dan
setelah aku memutuskan, aku tak pernah berkompromi. Dan kau bisa berhenti.”
Balas Tuan Cha
“Jangan
menghalangiku. Kalau tidak, maka kau dan anak-anakmu akan hancur.” Ucap Hye Joo
mengancam
“Benarkah?
Kalau begitu aku tinggal menghancurkan Kanghan Group. Hye Joo, menghindari
perang yang tak bisa dimenangkan juga strategi yang bagus. Aku ada janji, jadi sebaiknya
kau pergi.” Ucap Tuan Cha sopan. Hye Joo keluar ruangan terlihat marah. Tuan
Cha tiba-tiba merasakan kepalanya sakit.
“Kita
harus perang untuk mengetahui siapa yang menang. Apa Kau kira aku akan
menghindar?” ucap Hye Joo marah, saat itu Jae Min datang menemui Hye Joo.
“Apa sudah
kau putuskan?” tanya Hye Joo, Jae Min pikir Hye Joo harus memberitahukanya harga untuk melawan
nuraninya agar tak merasa terlalu bersalah.
“Akan
kuputuskan setelah tahu pengakuanmu sebenarnya.” Ucap Hye Joo
“Tapi ada
sesuatu yang tak kupahami, walau dipikir bagaimanapun. Kenapa orang yang ingin
bersama Cha Woo Hyeon berbuat hal-hal yang akan menyakitinya?” ucap Jae Min
heran.
“Aku ingin
membuatnya sangat hancur dan hanya aku yang dapat menyelamatkannya.” Kata Hye
Joo. Jae Min berkomentar Hye Joo adalah orang yang menakutkan.
“Kalau
kau akan beberkan informasinya di sosial media dan wawancara dengan media, maka
akan kuambil alih perusahaan yang memutus kontrakmu dan kuberikan padamu.” Ucap
Hye Joo memberikan penawaran. Jae Min bisa tersenyum.
“Mobil
Yoon Yoo Jeong akan tiba satu jam lagi. Temui dia setelah sekian lama dan
saling sapa.” Perintah Hye Joo lalu memberikan uang dalam amplop.
Yoo Jung
baru saja selesai berkerja, So Ra akan mengambilkan makanan jadi Yoo Jung bisa
menunggunya. Saat itu Jae Min bisa masuk
ruan make Up berkata dengan nada mengejek Kalau Yoo Jung yang Memulai hubungan
palsu untuk menutupi kalau sudan menipunya.
“Lalu
kalian pacaran lagi, meski belum lama mengumumkan putus.” Ucap Jae Min
menyindir. Yoo Jung akan pergi tapi Jae Min menahanya.
“Hanya
lima menit dan Kau tak perlu bilang apapun.” Ucap Jae Min. Yoo Jung mengaku tak
ingin melihat Jae Min walau sedetik pun
jadi memintanya agar keluar sekarang juga.
“Maka
jangan lihat aku dan Kau dengarkan saja. Kau gunakan dia untuk menggantikanku,
tapi kemudian kau tahu dia konglomerat dan pria yang baik. Apa Kau berpikir
harus mempertahankannya?” sindir Jae Min.
“Berkat
aku, kau menemukan pria baik Dan pekerjaanmu sebagai aktris berjalan baik. Aku
sangat iri. Tapi Hidupku berantakan karena pertunanganku batal. Aku semakin
merasa tak adil karena hanya aku yang terpuruk.” Ucap Jae Min
"Saya
memang berpacaran dengan Yoon Yoo Jung.. Yoon Yoo Jung dan Cha Woo Hyun bersandiwara.
Hubungan mereka palsu." Aku berpikir untuk membersihkan nuraniku seperti
itu.” Ungkap Jae Min memberitahu rencana liciknya.
“Lakukan
sesukamu. Karena hubunganku dan Woo Hyun tak palsu.” Tegas Yoo Jung
“Walau
sekarang tidak, tapi pada waktu memulainya seperti itu. Apa Sebaiknya kubersihkan nuraniku Atau
tidak? Aku akan menghubungimu setelah kuputuskan.” Ucap Jae Min keluar ruangan.
Yoo Jung hanya bisa diam saja lalu mengeluarkan ponselnya.
Reporter Joo
sedang mengambil gambar lalu menerima telp dari Yoo Jung, Yoo Jung mengaku
kalau ingin minta bantuannya. Reporter Joo menyuruh agar mengatakan saja. Yoo
Jung memberitahu kalau Hwang Jae Min
menemuinya.
“Kenapa
mendadak dia menemuimu? Apa??? Membersihkan nuraninya? Kedengarannya seperti
meminta uang padamu. Suruh dia lakukan sesukanya, dan jangan jawab teleponnya.
Aku akan menyelidikinya. “ pesan Reporter Joo
“Kenapa
mengakui hati nurani jadi menghasilkan uang?” tanya Reporter Nam binggung
“Hwang
Jae Min mengancam Yoon Yoo Jeong.” Kata Reporter Joo, Reporter Joo kaget karena
Tiba-tiba.
“Cari
kelemahannya agar dia tak bisa bicara omong kosong. Sesuatu yang kuat. Aku akan
segera bekerja di Yoojeong Entertainment. Aku harus melindungi pemegang saham
perusahaan.” Ucap Reporter Joo.
“Jangan-jangan...
Kau tak pergi sendiri, kan? Minta CEO Han menyediakan tempat untukku juga, Sunbae”
ucap Reporter Nam. Reporter Joo menolak menyuruh agar melakukanya sendiri.
“Aku
sudah bosan selalu bersamamu. Kau ingin Bersama lagi? Ahh.. Aku Malas” keluh
Reporter Joo
“Kau cuma
asal bicara, Padahal tak bisa bekerja tanpaku.” Kata Reporter Nam kesal
“Kalau ingin
ke Yoojeong Entertainment, maka kau harus bisa menginjak ekor Hwang Jae Min
sendirian.” Ucap Reporter Joo, Reporter Nam mengerti.
Yoo Jung
sudah mulai make up dan melakukan pemotretan untuk suasananya Natal, jadi harus
terang dan terasa hangat. Sung Hoon meminta So Ra agar membantu membawakan baju
selanjutnya. Suasana terasa canggung saat Sung Hoon dan Yoo Jung ada diruangan.
“Kau
sangat sibuk karena drama akhir pekan dan film, kan?” ucap Yoo Jung
“Sudah
beberapa hari kita tak bertemu, pasti aku sangat sibuk. Jae Kyeong Noona
bagaimana?” tanya Sung Hoon
“Kau tahu
kegigihannya. Dia sembuh secepat cahaya.” Cerita Yoo Jung
“Aku
sudah dengar soal Cha Woo Hyeon dan ayahmu.” Kata Sung Hoon. Yoo Jung tak
percaya kalau mereka bisa terhubung seperti itu karena masih tak terasa nyata
baginya.
“Sebenarnya
hatiku terasa lebih ringan setelah mendengarnya. Aku berpikir "Jadi aku
tak boleh mengganggu mereka." Kata Sung Hoon sedih
“Kau
bilang Menganggu? Berapa kali kukatakan kalau sahabat dan cinta itu berbeda?”
keluh Yoo Jung
“Orang
yang ditakdirkan bertemu, akhirnya akan bertemu.” Komentar Sung Hoon.
“Kata-katamu
sama seperti Woo Hyun.” Kata Yoo Jung. Sung Hoon seperti tak percaya
mendengarnya.
“Pokoknya,
gunakan kesempatan ini untuk membuka hatimu dan berbaikan dengan ayahmu.” Kata
Sung Hoon.
“Walau
kau tak bilang begitu, aku sudah mencobanya. Tapi Sung Hoon, aku... Ah.... Tak
apa.” Kata Yoo Jung gugup.
Sung Hoon
ingin tahu Yoo Jung mengatakan apa. Yoo Jung menceritakan kalau bertemu Hwang
Jae Min di salon dan Jae Min yang akan beberkan hubungankan dengan Cha Woo
Hyeon palsu yang artinya itu mengancamnya. Sung Hoo mengumpat marah
mendengarnya.
“Saat ini
Jae Kyeong Noona tak boleh mengalami kejutan. Aku akan membereskannya.” Ucap
Sung Hoon terlihat kesal dengan Jae Min...
Reporter
Joo berada dalam mobil mengintai Jae Min karena Biasanya d hanya diam di dalam
rumah, tapi mendadak sering pergi keluar dan
tiap kali, tujuannya selalu Hotel Kanghan lalu menduga kalau berhubungan
dengan Kang Hye Joo lagi.
“Reporter
Nam. Reporter Nam!” teriak Reporter Joo, Reporter Nam bangun memanggil Nona.
“Nona
siapa maksudmu? Apa Kau bisa sadar tidak?” keluh Reporter Joo kesal. Reporter
Nam mengeluh agar membiarkan tidur dulu kalau akan bekerja.
“Mulai
hari ini, kita mengintai di dekat apartemen Hwang Jae Min. “ ucap Reporter Joo
“Apa Kau
bersumpah akan selalu mengintai?” keluh Reporter Nam. Reporter Joo mengingatkan
kalau Reporter Joo yang ingin ke Yoojeong Entertainment
“Hwang
Jae Min tinggal di apartemen mana? Kita harus pergi. Kita tak bisa terus-terusan
mengintai!” ucap Reporter Nam penuh semangat.
“Yoon Yoo
Jeong sedang dalam kesulitan, bagaimana ini? Ayo Nyalakan mesin, kita
berangkat!” kata Reporter Joo
Yoo Jung
dan Sung Hoon melakukan pemotretan dengan tema natal, keduanya seperti sangat
serasi. Setelah itu keduanya masuk ke ruang make up, Sung Hoon mengaku Selama
pemotretan terus memikirkannya dan meminta agar Yoo Jung tak perlu khawatir.
“Hubunganmu
dengan Cha Woo Hyeon dimulai 20 tahun lalu, waktu masih 8 dan 10 tahun. Kalau kita
rilis beritanya, kurasa bisa menghentikan Hwang Jae Min. Tapi Biar dia
beberkan... Dasar berengsek.” Ucap Sung Hoon kesal
“Dia
berengsek, kan? Aku hampir mati karena kupendam sendiri. Teman memang yang
terbaik.” Ucap Yoo Jung
“Apa Cha
Woo Hyeon juga tahu kalau Hwang Jae Min mengancammu?” tanya Sung Hoon.
“Membicarakan
soal Hwang Jae Min pada Woo Hyun rasanya salah.” Ucap Yoo Jung memikirkan cara
keluarnya.
Woo Hyun
datang menemui ibunya di cafe, Nyonya Ahn memberitahu kalau Nyonya Goo tadi
datang ke cafenya. Woo Hyun ingin tahu ada urusan apa dengan wajah tegang. Nyonya Ahn memberitahu kalau Nyonya Goo bicara
soal Se Hyeon dan Woo Hyun.
“Aku tak
tahu yang dirasakannya, tapi dia minta maaf. Sepertinya tulus.” Cerita Nyonya
Goo. Woo Hyun kaget kalau Nyonya Goo minta maaf Pada ibunya.
“Padamu
juga... Setelah itu, dia bilang akan memberikan yayasan kesejahteraan dan medis
padamu. Dia ingin kau bergabung dengan perusahaan dan mendukung Se Hyun.” Ucap
Nyonya Ahn.
“Apa dia
bilang CEO Cha Se Hyeon akan masuk penjara?” tanya Woo Hyun. Nyonya Ahn pikir sepertinya itu.
“Oh
Yah... Kau pacaran dengan Yoo Jeong lagi. Ibu sudah baca artikelnya... Wah...
Bagus sekali.”ucap Nyonya Ahn penuh semangat.
“Ibu,
Apa ingat petugas damkar yang
menyelamatkanku?” tanya Woo Hyun. Nyonya Ahn pikir pasti tahu.
“Kau
mengikutinya dan memanggilnya ayah.” Ucap Nyonya Ahn. Woo Hyun memberitahu
kalau itu adalah ayah Yoo Jung. Nyonya Ahn melonggo mendengarnya.
“Benarkah?
Itu sebabnya kau sangat tergila-gila dengan Yoo Jeong.” Kata Nyonya Ahn.
“Tidak.
Kami pacaran sebelum aku mengetahuinya.” Akui Woo Hyun. Nyonya Ahn pikir Tuhan
mengirim Yoo Jeong untuk anaknya.
“Tapi Woo
Hyeon, yayasan kesejahteraan dan yayasan medis dapat membantu mewujudkan tujuanmu
sekaligus berbuat baik. Bisakah kau pertimbangkan? Dan ibu harap kau mau
menghentikan perang hukum melawan ketua.” Pinta Nyonya Ahn. Woo Hyun menganguk
mengerti.
Woo Hyun
duduk di mobil saat itu seseorang menelp lalu mengaku akan mepikirkan lagi dan menghubunginya.
Ia teringat yang dikatakan Seong Hoo di kantornya “Kebakaran waktu itu...
perbuatan Cha Se Hyeon.”
Flash Back
Woo Hyun
bertemu dengan Se Hyun di sebuah parkiran. Se Hyun pikir Woo Hyun salah paham
padanya kalau memang menyebabkan kebakaran, tapi bukan disengaja. Ia mengaku
Apapun yang diperbuat orangtuanya tapi tetap menyukai Woo Hyun.
“Tapi aku
tak bisa mencarimu karena aku merasa bersalah.” Ungkap Se Hyun.
“Aku tak
tertarik menjadi pimpinan grup.” Ucap Woo Hyun
“Apa kau
bisa menerima posisi itu dan memaafkanku? Tolong terima aku sebagai kakakmu.”
Pinta Se Hyun dengan nada tulus.
“Ini
Sudah terlambat. Selama dua puluh tahun aku hidup dalam kebencian dan mimpi
buruk.” Kata Woo Hyun ingin mengembalikan surat gedung.
“Bagaimanapun
juga, aku tetap ingin meminta maaf jadi Terimalah ini. Dengan begitu, aku
merasa seolah aku bisa lari dari mimpi buruk yang berkepanjangan ini. “ ucap Se
Hyun.
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar