PS : All images credit and content copyright : TVN
Ok Nam
memandang lain, saat itu suaminya datang ingin tahu kenapa ada diluar. Kim Geum dimasa lalu
ternyata menjadi suami Ok Nam, tiba-tiba memeluk istrinya dari belakang. Ok Nam
bertanya ada apa dengan suaminya itu.
“Aku
merasa kau akan meninggalkanku dan pergi jauh.” Ucap Kim Geum
Geum
melakukan hal yang sama di masa lalu memeluk Ok Nam dari belakang. Ok Nam
bingung bertanya ada apa dengan Geum yang memeluknya. Geum mengaku tak tahu karena hanya merasa Ok Nam akan meninggalkannya.
Saat itu si paman pemilik toko berteriak kalau punya stok dasi luar biasa.
“Apa yang
terjadi? Sekarang dia mirip wanita muda dan pasangan kekasih... Wah.. Aku
bahkan menjual legging kepada nenek-nenek di panti jompo... Ini tidak boleh
membuatku menyerah.” Ucap si paman binggung karena melihat Ok Nam yang terlihat
muda.
Geum
duduk ditaman dengan wajah gugup, meminta maaf karena membuatnya terkejut. Ok
Nam bertanya Apa terjadi sesuatu. Geum mengaku tak juga, tapi Entah kenapa
berpikir tadi Ok Nam akan pergi.
“Apa Kau
cemas aku akan pergi tanpa membayar bajunya?” ucap Ok Nam polos. Geum bingung
lalu mengaku bukan seperti itu.
“Lagi
pula, uangku cukup untuk membayarnya.” Kata Geum. Ok Nam mengejek kalau Sepertinya
tidak begitu.
“Aku
hendak membayar bajunya.” Kata Geum. Ok Nam mengejek kalau Geun yang mengikat
tali sepatu saat berada di kasir
“Kau
butuh waktu lama untuk melakukannya.” Ucap Ok Nam. Geum tak percaya
mendengarnya.
“Aku hanya
bercanda. Sulit kupercaya kau begitu serius.” Ejek Ok Nam, Geum tak percaya
mengeluh kalau Ok Nam itu menyebalkan.
Yi Hyun
mengeluh kepalanya pusing, dan berpikir Mungkin seharusnya membeli kopi dari
Nona Cho karena ingin minum kopi. Ia lalu melihat surat diatas meja dan "Lembaga
Penelitian Mikrobiologi" dan wajahnya tegang melihat surat dari "Katedral
Yesan"
Dengan
wajah penuh amarah membaca surat dari gereja
"Yi
Hyun, Selamat Ulang Tahun, dari Ibu" Yi Hyun terlihat kesal
mencoba untuk membaca bukunya tapi terlihat tak konsentrasi akhirnya melihat
jendela dan terlihat Ok Nam dan Geum sedang mengobrol.
Akhirnya
Yi Hyun pergi ke minimarket membeli wine ukuran besar, Kasir melihat Yi Hyun
menyapa karena berpikir akan pulang. Yi Hyun mengaku Kelas malam sudah cukup
sulit dan melihat mahasiswanya ternyata bekerja
paruh waktu juga.
“Aku
sudah terbiasa. Apa Anda akan mengadakan pesta? Anda bukan tipe orang yang
makan sosis atau minum wiski.” Komentar kasir.
Yi Hyun hanya tersenyum membeli minumanya.
Geum
sudah selesai bekerja lalu akan pergi. Kyung Sik bertanya apakah Geum akan
pergi. Geum mengaku Laporannya belum selesai, tapi lebih baik mengerjakannya di
rumah.
“Mungkin
rumah tidak terasa nyaman bagimu.” Ucap Kyung Sik. Geum ingin tahu kenapa
“Kau
bekerja di laboratorium ini seharian, tapi Profesor Jung ada di rumah.” Kata
Kyung Sik
“Ruangan
kami ada di lantai yang berbeda. Dia tidak pernah membuatku stres atau membahas
pekerjaan.” Ucap Geum dengan senyuman
“Apa kau
mengalami sesuatu? Akhir-akhir ini, kau tersenyum dengan aneh.Apa Kau
berpacaran?”ejek Kyung Sik
“Tersenyum
tidak selalu berarti berpacaran. Aku memang berwajah ramah.” Kata Geum
menyakinkan
“Aku juga
mencium kolonye. Aku merasakan feromon di sekujur tubuhmu.” Kata Kyung Sik
mengedus
“Dasar Berandal.
Apa Kau pikir aku serangga? Feromon apanya.” Keluh Geum tersenyum menghindar.
“Benarkah
kau mengencani seseorang? Kita harus melajang bersama.” Kata Kyung Sik. Geum
memilih untuk pamit pergi.
“Hei...
Kenapa kau tidak menjawab? Jangan berpacaran sendiri demi tim kita. Cepat jawab
aku... Itu tidak benar, kan?!!” teriak Kyung Sik. Geum memilih untuk pergi.
Jeom Soom
melihat Ibunya menyulam gambar bunga di dasi bermotif bunga. Ok Nam pikir
Karena kedua dasi ini mirip, jadi sengajak menambahkan sulaman untuk membedakan
menurutnya Makin banyak bunga maka makin bagus.
“Ibu,
dalam hal mode, lebih bagus jika bunganya makin sedikit.” Komentar Jeom Soon.
Ok Nam memberikan sebuah tas untuk anaknya agar bisa mencobanya.
“Jangan
bilang ini milikku.” Kata Jeom Soon mengeluh melihat baju motif bunga-bunga. Ok
Nam menyuruh agar memilih salah satu.
“Salah
satu? Lalu Baju siapa yang satunya ?” tanya Jeom Soon. Ok Nam mengaku Baju itu
untuk Nona Cho.
“Ibu malu
bertemu dengannya karena kau terus merusak bajunya.” Akui Ok Nam
“Tidak
masalah jika Ibu pergi sendiri saat membelikan dia baju, tapi ajaklah aku saat
membelikan baju untukku.” Saran Jeom Soon yang tak suka model yang dipilihkan
ibunya.
“Pak Geum
menemani ibu.” Akui Ok Nam. Jeom Soon kaget mendengarnya.
“Jangan
belanja dengannya kecuali kebutuhan sehari-hari. Selera mode yang buruk.” Keluh
Jeom Soon.
Ok Nam
pikir tak ada masalah karena Geum yang
baik dan membantu. Jeom Soon pikir Sepertinya sang ibu senang
berjalan-jalan dengan Geum hari ini. Ok Nam heran anaknya yang mengatakan hal
itu. Jeom Son pikir Suasana hati Ok Nam bagus
sepanjang hari ini. Ok Nam seperti tak percaya mendengarnya.
“Bermain
dengannya memang seru. Entah kenapa terasa seru, padahal dia sama sekali tidak
humoris.” Akui Ok Nam lalu mengingat yang dikatakan Jeom Soon.
“Entahlah...
Aku hanya merasa Anda akan meninggalkanku.” Ucap Geum dan tiba-tiba Ok Nam
seperti merasakan terbatuk-batuk.
Jeom Soon
pikir Tenggorokannya sakit dan akan mengambilkan air minum. Ok Nam
menolak, lalu meminta Jeom Soon memikirkan
motif bagus selain bunga dan Jeom Soon pikir ibunya memilih motif yang tidak
norak untuk Geum. Ok Nam tak peduli memilih tetap motif bunga.
Geum
melihat Yi Hyun baru pulang dan melihat kalau membeli minuman, bertanya Dalam
rangka apa membelinya. Yi Hyun bertanya apakah Geum ingin minum. Geum pun
dengan senang hati akan minum bersama kalau akan Pesta soju. Yi Hyun membelikan
wishki untuk ibu Geum.
“Baiklah.
Dia sedang tidur. Aku akan memberikannya besok.Apa Kau tahu? Hari ini aku pergi
belanja bersama Bu Peri. Dia memilih-milih baju dan itu sangat menyenangkan. Ternyata
seleranya sama dengan selera ibuku.” Ucap Geum dengan wajah bahagia.
“Apa itu
lucu? Bagiku itu tidak lucu.” Komentar Yi Hyun sinis.
“Dia
akhirnya membeli benda yang sangat menarik. Kau akan tahu saat bertemu
dengannya... Wah.. Sosis ini mengingatkanku akan dia. Ini kesukaan Jeom Soon...
Andai Bu Peri juga ada di sini.. Kita tidak bisa menghubunginya karena dia
tidak punya ponsel.” Ucap Geum
“Untuk
apa kau menelepon dia selarut ini?” keluh Yi Hyun
“Kau
tidak tahu betapa seru menghabiskan waktu bersamanya. Hari ini aku mempelajari
hal lain tentang dia. Saat fokus pada sesuatu, dia tampak sangat cantik. Dia
juga pandai menemukan arah. Aku sering tersesat di pasar besar, tapi dia mengingat
semuanya dengan cepat.” Cerita Geum bangga
“Saat dia
mencoba baju, aku menyadari kakinya jenjang. Apa karena dia peri? Kau tahu
bagaimana dia bicara dengan bahasa kuno, kan? Aku melihat dia bicara dengan
pemilik toko baju dan dia tampak menggemaskan.” Cerita Geum dengan wajah
bersemangat.
Yi Hyun
menatap Geum yang sedang makan sosis, lalu teringat mimpinya ketika Ok Nam
mengatakan “ Kita suami istri. Aku mencintaimu dalam waktu lama.” Lalu berkata
pada Geum agar berharap menjauhi wanita itu. Geum ingin tahu alasanya.
“Berpikirlah
secara rasional. Dia mengaku sebagai peri. Bukankah itu agak aneh? Itu
mencurigakan.” Ucap Yi Hyun menyakinkan
“Benarkah?
Tapi Bukankah orang biasanya menyebutnya khusus atau unik?” komentar Geum
“Apa Kau
menggurui aku?” keluh Yi Hyun. Geum mengaku tidak.
“Seharusnya
kau lebih bijaksana, bukannya mengkritikku. Kau tahu maksudku,kan?” ucap Yi
Hyun. Geum menegaskan akan mengurusnya sendiri.
“Dasar
Berandal. Kenapa kau mendadak bicara seperti orang dewasa?” komentar Yi Hyun
Flash Back
"Tiga tahun yang lalu"
Geum
membawa banyak buku dan tak sengaja bertabrakan dengan Yi Hyun. Yi Hyun
membantunya lalu melihat Geum yang meminjam buku dari perpustakaan. Geum
mengaku kalau hendak mengembalikannya lalu berpikir kalau Yi Hyun itu
mahasiswa.
“Kenapa
mereka masih menyimpan buku yang belum diperbarui?” ucap Yi Hyun melihat buku
ditanganya.
“Kenapa?
Aku senang membacanya” ucap Geum
“Penulis
buku ini orang pertama yang mengkritik saat seorang sarjana Universitas Ludger
mengklaim bahwa parasitologi harus dipelajari dalam perspektif ekologis. Buku
lama ini mendukung hipotesis konyol seperti teori parasitologi spontan.” Jelas
Yi Hyun
“ Kau
yang menempel catatan ini,kan? Apa Kau dari jurusan biologi? Aku membaca pembaruan
cermatmu tentang buku ini. Bagaimana jika nanti kau bergabung dengan
laboratorium kami? Aku sedang kuliah S2 tahun ini.” Ucap Geum penuh semangat.
Saat itu
dua mahasiswa menyapa Yi Hyun dengan panggilan “Profesor Jung” Geum kaget kalau
Yi Hyun yang dipikir mahasiswa ternyata seorang profesor. Dua mahasiswa
berkomentar tak percaya kalau Yi Hyun adalah prof ditunjuk tahun ini karena
sangat menggemaskan.
“Di mana
laboratoriumnya?” tanya Yi Hyun santai. Geum terlihat panik akhirnya menunjuk
letak lab.
Geum memanggang
cumi-cumi bertanya bagiaman cumi-cumi yang disukai Yi Hyun apakah Sedang atau
matang. Yi Hyun menjawab ingin dibuat setengah matang. Geum membawakan cumi
bakar, Yi Hyun merasa cumi itu selezat ssam daun
teratai. Geum tak mengerti maksudnya.
“Itu
sesuatu yang kau tidak tahu. Hal yang tidak bisa kau impikan.” Jika kupikir-pikir, kau bahkan tidak bisa
bermimpi. Aku juga bermimpi setiap hari.” Ucap
Yi Hyun yang terlihat sudah mulai mabuk.
“Apa Kau
menyombongkan mimpi burukmu?” ejek Geum. Yi Hyun mengelak.
“Wanita
cantik muncul di mimpiku akhir-akhir ini. Kau Jangan terkejut... Dia istriku.”
Kata Yi Hyun bangga.
“Bermimpi
cabul akan membuat tubuh kita menjadi lemah.” Ejek Geum.
“Dasar Berandal.
Jangan salah paham... Omong-omong, Geum. Apa Hari ini kau tidak menulis novel
erotis?” ucap Yi Hyun mengejek. Geum meminta Yi Hyun agar Jangan ikut campur.
“Cerita
ini "The Young Master's Secret Window" .... "Alang-alang
berdesir tertiup angin. Tuan Muda pergi ke suatu tempat sambil
terengah-engah" ucap Yi Hyun membaca cerita yang dianggap ditulis oleh
Geum.
Dalam
sebuah adegan, si pria kaya memanggil si pria miskin meminta berhenti, keduanya
saling menatap tanpa bicara, tapi hanya dari mata seperti keduanya sudah
berbicara.
“Penutup
kepala Tuan Muda basah karena keringat. Dia mengatur napasnya dan berdiri di
sana." Ucap Yi Hyun sengaja bicara dengan nyaring.
“Jangan
membacanya dengan lantang.” Jerit Geum kesal
“Haruskah
dia berkeringat?... Ah. Lupakan saja. Dalam genre ini, keringat adalah
keharusan.” Ucap Yi Hyun. Geum meminta agar
Jangan membacanya. Yi Hyun tetap ingin membacanya.
Adegan cerita
"Apa
Kau lupa bahwa kau budak keluargaku?" ucap Tuan Muda. Si pria mengaku
kalau sudah tahu.
“"Tuan
mengutusku untuk pergi. Apa yang bisa kulakukan?" kata si pria miskin.
“Apa ini arus
sungai? Aku terhanyut dalam kisah ini... Geum, novelmu sangat mencekam... Bacalah
sedikit lagi.” Ucap Yi Hyun mengejek
"Aku
akan menyesal seumur hidup karena tidak bisa mendampingi Anda. Aku merasa lebih
tersiksa karena terlahir sebagai rakyat jelata. Aku dari keluarga rendahan yang
tidak bisa mengagumi Anda. Aku akan menyesali ini seumur hidupku. Ini bahkan
lebih sulit daripada meraih bulan. Aku bahkan tidak berani menyentuh Anda. Maafkan
aku." Ucap Yi Hyun berperan sebagai pria miskin
“Aku
menangis... Ini Sangat menyedihkan. Apa novelmu membuat tubuhku hangat? Kenapa
aku berkeringat?” ejek Yi Hyun
“Apa Kau
kepanasan? Aku tidak merasa begitu.” Keluh Geum kesal
“Aku
bosan... Apa kau Mau mendinginkan tubuh?” kata Yi Hyun.
Geum
membalikan tubuhnya, mereka pergi ke taman bermain bersama lalu Geum berteriak
meminta tolong karena ingin muntah tapi tak bisa mengangkat tubuhnya. Yi Hyun
pun ingin membantu Geum untuk bangun tapi malah ingin muntah karena terlalu
mabuk.
“Bulan
purnama... Mari menemui Bu Peri.” Ucap Geum melihat dilangit.
“Menemui
dia selarut ini pasti tidak sopan.” Kata Yi Hyun. Geum seperti tak peduli.
“Aku
ingin memberikan ponselku kepadanya.”ucap Geum turun dari permainan.
“Apa kau
mau menemuinya? Sebaiknya kita pergi. Ayo!”ucap Yi Hyun penuh semangat.
Keduanya
sudah ada didepan rumah Ok Nam lalu mengetuk pintu, Jeom Soon membuka pintu.
Geum dan Yi Hyun menyapanya, Jeom Soon pun mengeong. Yi Hyun mengeluh karena
Jeom Soon memandang dengan tatapan remeh
“Sekarang
sudah larut, kan? Maaf, Jeom Soon.” Ucap Geum ramah. Saat itu Ok Nam datang menyapa keduanya.
“Kenapa
kalian kemari malam ini?” tanya Ok Nam, Geum melihat Ok Nam ternyata baru saja
dari luar.
“Karena
ada bulan purnama, aku berdoa kepada Penguasa Bintang Utara. Bertemu kalian di
malam seindah ini sangat menyenangkan.” Ucap Ok Nam
“Bu Peri,
aku kemari untuk memberikan ini kepadamu.” Kata Geum ingin memberikan
ponselnya. Yi Hyun melotot kaget karena ternyata Geum memang cumi-cumi.
“Ah....
Bukan.. tapi ponsel ini” ucap Geum memberikan ponselnya.
“Benda
yang sudah berhari-hari Jeom Soon minta.” Gumam Ok Nam melihat Jeom Soon
mendekatinya.
“ Terima
kasih, tapi aku tidak butuh benda seperti ini.” Kata Ok Nam
“Aku
membutuhkannya... Aku ingin menelepon Anda... Maaf mengganggu selarut ini... Semoga
tidur Anda nyenyak.” Kata Geum akan pergi menarik Yi Hyun pergi. Tapi Yi Hyun
tak ingin disentuh oleh Geum.
“Ini
belum begitu larut... Kalian Masuklah untuk minum kopi. Aku akan menyeduhkan
kopi yang akan membantu kalian tidur.”ucap Ok Nam ramah.
Yi Hyun
langsung masuk ke dalam rumah lalu heran melihat gambar stopkontak dan
bertuliskan “Mal-tae-tap” seperti tulisan jaman dulu lalu yakin kalau kamar
macan tempo hari. Ok Nam sibuk membuat kopi dengan cara tradisional.
Jeom Soon
tiba-tiba masuk ke dalam kotak sepatu, saat tiba-tiba angin berhembus dan
mematikan lilin dalam ruangan. Yi Hyun dan Geum sedang minum kopi terlihat
binggung.
“Saat
hanya ada sinar bulan purnama yang menyinari suatu ruangan, terkadang kebenaran
yang tersembunyi menjadi terlihat.” Gumam Yi Hyun lalu kaget melihat seorang
anak kecil dengan ekor macan
“Apa aku
mabuk?”gumam Yi Hyun binggung. Saat itu Geum melihat sosok Yi Hyun berubah
menjadi Peri Yiji.
“Apa
angin memadamkannya? Aku pasti punya korek api.” Ucap Ok Nam mencari korek.
Saat itu
Peri Yiji menyalakan kembali lilin disampingnya, Geum melonggo binggung karena
Yi Hyun yang berubah jadi wanita. Ok Nam kembali karena Lilinnya menyala lagi.
Yi Hyun pun juga binggung karena bisa menyalakannya dan berpikir kalau pasti
sedang mabuk.
“Ahh...
aku Hampir lupa. Syukurlah kau kemari... Aku membeli hadiah untukmu... Semoga
kau menyukainya.” Ucap Ok Nam pada Yi Hyun.
Yi Hyun
menerima hadiah mengingatkan surat dari "Katedral Yesan" dan seorang
wanita terlihat marah karena sudah melarang keluar Yi Hyun dan mengucapkan seharusnya
tidak pernah dilahirkan. Yi Hyun akhirnya dikurung dalam ruangan dan berteriak
mengedor pintu.
“Bagaimana
kau tahu ulang tahunku? Apa Kau mencari informasi soal aku? Aku tidak mau
menerima ini. Ulang tahunk bukanlah hal yang kurayakan.” Ucap Yi Hyun dan pamit
pergi. Ok Nam mengaku Bukan begitu.
“Cincin
giok... Apa Kau memakai ini untuk masuk ke dalam mimpiku? Kenapa kau mengganggu
mimpiku? Aku peringatkan. Jangan pernah masuk ke dalam mimpiku lagi. Rasanya
tidak menyenangkan.” Tegas Yi Hyun lalu berjalan pergi. Geum pun mengikutinya.
Geum
berlari bertanya Apa maksud semua itu, saat Yi Hyun membalikan badanya melihat
sosok Geum berubah menjadi peri dengan rambut panjang.
Flash Back
Beberapa
peri berteriak panik melihat Penguasa Bintang Utara, yaitu Fiji yang didorong
pergi oleh Ketua Peri lalu menyuruh mereka untuk menjauh. dan menegaskan kalau Makhluk
itu telah meninggalkan kayangan.
“Fiji,
Peri dari Mizar, kamu melanggar peraturan kayangan dan menentang perintah alam.
Kau diusir dari kayangan!” ucap Ketua peri.
“Bausae
dari Dubhe mengkhianati aku.” Kata Fiji marah melihat Bausae. Saat itu Bausae
hanya tersenyum bahagia dengan kipasnya.
Yi Hyun
binggung karena teringat seseorang saat melihat Geum dengan wajah lain. Geum
pikir kalau Yi Hyun sudah bersikap egois menurutnya Bahkan tidak berhak bersikap
kejam kepada orang lain karena ibu Peri tidak tahu ulang tahunnya
“Akhir-akhir
ini dia gajian dan ingin membelikanmu sesuatu, maka aku membantunya memilih
hadiah untukmu, Aku mendapat benda yang sama. Andai aku menjadi kau, aku akan
meminta maaf kepadanya besok.” Ucap Geum marah
Yi Hyun akan
mulai tidur, lalu teringat kembali yang dikatakan pada Ok Nam dengan nada
sinis. “Bagaimana
kau tahu ulang tahunku? Apa Kau memakai cincin Giok ini untuk masuk ke dalam
mimpiku? Jangan pernah lagi masuk ke dalam mimpiku. Rasanya tidak menyenangkan.”
“Apa
sikapku terlalu kejam?” ucap Yi Hyun merasa bersalah dan akhirnya tertidur tapi
teringat dengan ucapan Geum.
“Bukankah
kau bersikap egois? Bahkan kau pun tidak berhak bersikap kejam kepada orang
lain. Andai aku menjadi kau, aku akan meminta maaf kepadanya besok.” Ucap Geum
marah
“Akhir-akhir
ini dia mengguruiku. Minta maaf? Tidak. Kenapa harus minta maaf?” ucap Yi Hyun
enggan.
Di tengah
laut, terdengar teriakan “Saatnya bekerja” Tiga peri masih tertidur di dalam
perahu. Pegawai taiwan membangunkan tiga peri untuk segera keluar karena Kapten
sangat menakutkan saat marah. Akhirnya tiga peri keluar dan kaget melihat
mantan suami Nyonya Oh ditampar oleh kapten.
“Bergegaslah!
Bekerjalah dengan cepat.” Teriak Mantan istri Nyonya Oh. Mereka berempat pun
langsung bersama-sama menari jala yang ada di pingir kapal.
“Tolong
jadikan ini mimpi!” teriak Tuan Park marah. Semua masih terus menarik jala.
Ibu Geum
menyanyi didapur, lalu memanggil Geum untuk sarapan bersama Profesor Jung, tapi
tak melihat Yi Hyun dalam kamar berpikir kalau Hari ini berangkat kerja lebih
awal padahal harus makan sup rumput laut di hari ulang tahunnya.
“Geum... Ke
mana dia pergi?” ucap Ibu Geum binggung karena tak melihat anaknya dalam kamar.
Geum
sudah ada di lab mencoba memanggil Kyung Sik untuk meminjam ponselnya. Kyung
Sik mengeluh agar Jangan ganggunya karena hanya tidur selama delapan jam
semalam. Akhirnya Geum meminta maaf lalu mengambil ponsel Kyung Sik lalu
mencari namanya, tapi tak ada namanya ternyata namanya "Kim Kim"
“Halo, Bu
Peri... Aku Kim Geum.” Tulis Geum pada ponsel Young Sik. Ok Nam melihat ponsel Geum baru tahu kalau ada
yang muncul di layar.
“Maaf
soal gangguan tadi malam.” Tulis Geum. Ok Nam pikir Geum hatinya sangat lembut
dan tak tahu caranya membalasnya.
“Jeom
Soon, ibu ingin mengirim pesan balasan. Apa Kau tahu cara melakukannya?” ucap
Ok Nam
“Bukalah
menu pesan.” Kata Jeom Soon, Ok Nam menyentuh dengan asal. Jeom Soon kesal
karena untuk menu pesan. Ok Nam binggung karena Layar ponselnya gelap.
“Nyalakan
layarnya dahulu... Gerakkan jari Ibu atau aku akan melakukannya.”keluh Jeom
Soon kesal. Ok Nam mengerti meminta anaknya Tidak perlu membentak.
Saat itu
suara wanita terdengar “Hari ini aku
senang. Inilah yang kau minta.” Ok Nam panik karena Ada seseorang di perangkat
ini. Jeom Soon meminta ibunya agar tenang lalu bertanya siapa yang bicara.
Suara wanita terdengar “Aku Google Assistant-mu.”
“Astaga.
Apa terjadi sesuatu?” ucap keduanya panik
“Tenanglah
dan katakan apa yang kamu butuhkan.” Ucap si wanita. Lalu ponselnya mati
“Ponselnya
mati. Apa Ibu punya pengisi daya? Apa Ibu menerima pengisi daya dari Pak Kim?”
tanya Jeom Soon. Ok Nam mengaku tidak tahu cara kerjanya.
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar