PS : All images credit and content copyright : TVN
Keduanya
akhirnya sampai ke depan rumah Nyonya Lee. Soo Hyun mengeluarkan tas belanjanya
memberitahu Jin Hyuk kalau A membeli hadiah untuk ayah dan mendapatkan bonusnya, sambil mengoda
kalau mereka tidak punya dasi
beritsleting. Jin Hyuk tersenyum mendengarnya.
“Aku
tidak tahu kau suka warnanya atau tidak.” Kata Soo Hyun, Jin Hyuk mengucapkan
Terima kasih.
“Belum
pernah ada yang memberiku dasi.” Ungkap Jin Hyuk bahagia.
“Aku juga
belum pernah membelinya untuk siapa pun
kecuali ayahku.” Akui Soo Hyun. Keduanya seperti sangat bahagia.
Jin Hyuk
menatap dasi yang diberikan Soo Hyun dengan bahagia, lalu mencari keyword "Cara
mengikat dasi" . Setelah itu mempraktekannya di depan cermin, tapi selalu
salah dan terus berusaha memasang dasi sendiri.
Sementara
Tuan Nam menemani Sun Joo berkomentar Pasti ada masalah karena ingin makanan
pedas. Sun Joo menceritakan kalau Suaminya bilang dirinya terlihat hebat tiap kalimakan makanan pedas, Tuan Nam
berkomentar katanya sifat sejati akan
terlihat saat makan.
“Kurasa
temanku yang tua ini lebih baik daripada
suamiku.” Keluh Sun Joo. Tuan Nam membela diri kalau belum tua.
“Kau
tidak muda lagi.” Ejek Sun Joo, Tuan Nam pikir tidak ada masalah dengan
umurnya.
“Aku akan
bercerai.” Kata Sun Joo, Tuan Nam bertanya apakah Sun Joo menemukan sesuatu
“Aku
melihat fotonya” akui Sun Joo, Tuan Nam ingin memastikan kalau itu wanita
selingkuah bukan kenalan saja.
“Ini
Sudah cukup membuatku malu. Aku tidak tahu dia ternyata seperti itu.” Kata Sun
Joo
“Si bodoh
vulgar itu... Hei, kau berhenti makan. Perutmu akan sakit.” Keluh Tuan Nam
melihat Sun Joo makan dengan cepat.
“Tapi aku
baru mulai.” Keluh Sun Joo, Tuan Nam akhirnya menyuruh Sun Joo agar bangun.
“Di mana
dia? Tunjukkan jalannya.” Kata Tuan Nam kesal. Sun Joo panik karena Tuan Nam
akan menghajarnya.
“Jika
kakakmu ada di sini, dia pasti sudah membunuhnya.” Kata Tuan Nam
“Kakakku
terlalu lemah untuk membunuh orang. Dia akhirnya menderita dan mati sendirian.”
Keluh Sun Joo.
“Dia
tidak lemah. Dia pria yang bertekad kuat.
Akulah yang lemah. Apanya yang lemah dari pria yang memutuskan melawan dunia daripada hidup rendahan?” kata Tuan Nam
membela.
Sun Joo
mengeluh Tuan Nam yang serius sekali dan membuatnya memalukan. Tuan Nam meminta
Sun Joo Jangan pernah menganggap
kakaknya seperti itu, karena dia itu lebih baik daripada dirinya atau
Anggota Kongres Cha.
“Astaga,
hentikan. .. Perceraiankulah masalahnya.” Keluh Sun Joo
“Kalau
begitu berdiri, antar aku agar aku bisa
menghajarnya.” Ucap Tuan Nam
“Jangan
terlalu emosi, kau Membuatku merasa kalah saja.” Kata Sun Joo. Tuan Nam pikir
Sun Joo Tidak perlu marah juga.
“Lalu
bagaimana dengan anakmu?” tanya Tuan Nam, Sun Joo mengaku itu yang dikhawatirkan.
“Aku rasa
harus meyakinkannya.” Kata Sun Joo, Tuan Nam tak banyak berkata-kata memilih
untuk minum.
Di tempat
latihan golf, Tuan Choi melihat Woo Suk sedang berlatih memuji kalau pukulan
sudah bagus. Woo Suk pun menyapa Tuan Choi yan akhirnya datang. Tuan Choi pikir
harus lebih sering datang, tapi tidak
punya banyak waktu.
“Kau
pasti sibuk terutama dengan pembukaan hotel di Sokcho.” Kata Woo Suk
“Para
karyawan bekerja keras mengurusnya, tapi Tim Humas yang kena masalah. Selebritas
tidak menerima undangan karena Taegyeong. Kurasa semua orang memiliki pendiriannya masing-masing... Sayang sekali.”
ucap Tuan Choi. Woo Suk yang mendengarnya langsung mengerutkan dahi.
Di sebuah
lobby, Jin Hyuk diberikan minuman secangkir teh, lalu minumnya sambil menunggu
berjam-jam sampai akhirnya seorang wanita memberitahu Aktor mereka tidak bisa
datang karena harus rekaman. Jin Hyuk mengerti, dan meminta agar bisa menelpnya
kalau ada perubahan jadwal.
“Hari ini
akan kucoba lagi.” Ucap Jin Hyuk memberikan laporan. Sun Joo pikir tak akan
berhasil karena sudah jelas.
“Tapi aku
harus berusaha sampai akhir.” Kata Jin Hyuk yakin.
Saat itu
Woo Suk datang meminta izin agar menganggu sebentar, semua kaget langsung
membungkuk memberikan hormat, hanya Jin Hyuk yang terlihat santai. Sun Joo bertanya alasan Woo Suk datang ke
ruangan dan menawarkan secangkir teh.
“Tidak,
aku tidak boleh menyita waktu kalian
terlalu banyak. Kudengar timmu kesulitan
karena para selebritas. Ini Mungkin lancang, tapi kurasa mungkin aku bisa membantu. Jadi Bisa berikan
daftar undangannya? Aku tidak yakin bagaimana hasilnya, tapi kurasa masih bisa membantu.” Kata Woo
Suk yakin
“Tapi ini
tugas kami.” Kata Sun Joo, tiba-tiba Tuan Lee menyambar berkas dari tangan Jin
Hyuk dan memberikan pada Won Suk.
“Sebuah
kehormatan bagi kami bisa bertemu Bapak.”kata Jin Hyuk, Sun Joo terlihat marah.
“Syukurlah
aku kenal orang-orang ini, jadi akan ditangani hari ini.” Kata Woo Suk melihat
daftar nama lalu berjalan pergi setelah mengembalikan berkas pada Jin Hyuk.
Tuan Lee pun mengantar Woo Suk keluar ruangan.
Jin Hyuk
binggung melihat sikap semua seniornya ingin tahu siapa pria tadi. Eun Ji kaget
karena Jin Hyuk yang benar-benar tidak tahu dengan menyindir juniornya itu
menjalin hubungan khusus dengan CEO Cha.
Sun Joo yang mendengarnya langsung memperingatakn Eun Ji dengan ucapanya.
“Maksudku....
Hubungan mereka makan ramyeon bersama... Dia mantan suami CEO Cha.” Ucap Eun
Ji. Jin Hyuk kaget mendengarnya. Tuan Park terlihat Eun Ji yang bodoh.
“Semuanya
selesai begitu Presdir Jung menghubungi mereka. Sekeras apa pun usaha orang
kecil, tidak akan pernah cukup baik.”sindir Tuan Lee saat kembali masuk
ruangan. Jin Hyuk hanya diam saja.
“Tuan Lee
Jin Ho.. Aku tidak pernah menyuruhmu memberinya daftarnya.” Ucap Sun Joo marah
“Kita
tidak punya banyak waktu, jadi, kupikir
kita seharusnya...” kata Tuan Lee seperti berharap mendapatkan pujian.
“Jangan
pernah lakukan apa pun tanpa seizinku
lagi.” Tegas Sun Joo, Tuan Lee mengerti. Jin Hyuk hanya terdiam seperti sedikit
senang Sun Joo membelanya.
Tuan Cha
mencoba cardigan yang diberikan anaknya kalau itu cocok dengan badanya. Soo
Hyun pikir terlihat bagus karena Akhir-akhir dingin maka Ayahnya harus
berpakaian hangat. Tuan Cha pikir Soo Hyun tidak perlu repot begini.
“Aku
punya cukup waktu untuk bertemu Ayah.” Akui Soo Hyun. Tuan Cha ingin tahu
keadaan anaknya.
“Apa Ibu
sudah menceritakan semuanya?” tanya Soo Hyun.
Tuan Cha mengaku kalau istrinya hanya marah dan tidak ceritakan apa pun.
“Ayah
mendengar sedikit dari Pak Nam.”akui Tuan Cha. Soo Hyun bertanya apakah ayahnya
merasa cemas.
“Itu
sangat Jelas... Ayah khawatir karena ini masalah putriku. Apa Kau baik-baik saja?” kata Tuan Cha. Soo
Hyu mengaku baik-baik saja.
“Soo
Hyun... Jangan salah paham, tapi ini yang ayah pikirkan. Soal kejadian di lobi
kantormu dan semua artikel itu. Jika dia seseorang yang berharga bagimu, ayah
setuju kita harus bersabar. Tapi jika ini hanya kebetulan, maka kau hanya perlu
tahu ayah sedih melihatmu menjadi pusat
pergunjingan.” Ucap Tuan Cha dengan nada khawatir.
“Aku
sudah terbiasa menjadi pusat perhatian.” Kata Soo Hyun. Tuan Cha merasa kalau
semua itu salah dirinya yang terjun ke Politik. Soo Hyun mengaku bukan seperti
itu maksud ucapanya.
“Ayah
pasti pusing menentukan menggabungkan
partai atau tidak.” Kata Soo Hyun. Tuan Cha pikir istrinya memberitahu anaknya.
Soo Hyun
mengaku membaca beritanya. Tuan Cha tahu kalau
Sebentar lagi selesai dan Pembukaan hotel akhir pekan ini. Soo Hyun
ingin tahu apakah ayahnya bisa datang. Tuan Cha pikir Seorang politisi tidak
boleh pergi ke acara bahagia seperti itu
karena Hanya akan merusak suasana.jadi akan berkunjung jika waktu sudah luang. Soo Hyun tersenyum.
Jin Hyuk
dan Hye In duduk bersama, Jin Hyuk ingin tahu apa yang ingin dibicarakan Hye
In. Hye In ingin tahu perasaan Jin Hyuk saat bertemu Jung Woo Suk, Jin Hyuk
menahan tawa ingin tahu Apa yang sebenarnya ingin ditanyakan
“Ini
bukan lelucon, Jin Hyuk... Aku khawatir melihat
hanya kau yang tidak tahu.” Akui Hye In. Jin Hyuk bertanya tak tahu apa.
“Presdir
Jung Woo Suk dan ibunya, Ketua Kim. Kudengar mereka benar-benar menakutkan. Aku
terkejut setiap kali senior kita
membicarakan mereka.” Cerita Hye In
“Benarkah?
Apa hubungannya denganku?” tanya Jin Hyuk santai.
“Semuanya
berhubungan denganmu. Apa Kau tidak menyadari dia mengawasimu?” kata Hye In.
Jin Hyuk seperti tak menyadarinya.
“Hei. Aku
tidak ingin kau terlibat lagi dengan urusan
CEO Cha.” Tegas Hye In. Jin Hyuk tak percaya kalau Hye In mengkhawatirkannya
dengan nada mengoda. Hye In kesal Jin Hyuk yang masih bercanda dengan keadaan
seperti ini.
“Jangan
khawatir...Sekuat apa pun mereka, aku adalah aku.” Tegas Jin Hyuk yakin
“Apa Kau
pikir CEO Cha mendukungmu?” sindir Hye In. Jin Hyuk menegaskan kalau tidak suka
pertanyaan seperti itu.
“Meski
kau marah padaku, aku harus
mengatakannya. Aku tidak bisa melihatmu terluka. Jika terus membuat mereka
kesal, maka kau... Tidak, maksudku kau juga akan mempersulit hidup CEO Cha. Kabarnya mereka
mengincar hotel ini. Mereka akan merebutnya dari CEO Cha jika dia membangkang.
Memang dia masih bisa bersamamu dalam keadaan seperti itu?” jelas Hye In.
“Terima
kasih atas perhatianmu, Jadi Ayo masuk.”kata Jin Hyuk seperti tak ingin
membahasnya. Hye In pun terlihat kesal ditinggalkan begitu saja.
Soo Hyun
hanya bisa terdiam mengingat ucapan ayahnya “ Tapi jika ini hanya kebetulan,
kau hanya perlu tahu ayah sedih
melihatmu menjadi pusat pergunjingan.” Lalu kembai melihat tab dalam rumahnya.
Sementara
Jin Hyuk sibuk menuliskan note dalam berkas
"Periksa zona foto dan urutan" wajahnya terlihat sangat
serius. Ia tiba-tiba teringat dengan Woo Suk yang mengaku akan menangani hari
ini lalu perkataan Soo Hyun kalau Hotel diberikan padanya sebagai tunjangan, tapi
hotel itu adalah segalanya.
“Semua yang
kupelajari dari tur hotel, aku menggunakannya untuk hotelku sendiri.Aku
berterima kasih pada mereka yang
membantuku saat itu.” Ucap Soo Hyun
“Mereka
akan merebut hotel ini dari CEO Chajika dia membangkang.” Kata Hye In
memperingati.
Di
ruangan ballroom terlihat sangat sibuk membereskan meja dan juga bangku-bangku.
Hye In dan Eun Ji memastikan tempat untuk para tamu dan artis akan foto didepan
papan Grand Opening. Semua terlihat sangat sibuk, Hye In memastikan gunting
yang akan dipakai untuk mengunting pita sudah pas.
Tuan Cha
sedang duduk santai membaca koran, tiba-tiba Nyonya Jin merampas koran dari
tangan suaminya. Tuan Cha heran dengan sikap istrinya. Nyonya Cha menyuruh agar
bangun sekarang juga.
“Meski
kita berangkat sekarang, Ketua Kim akan tiba lebih dahulu. Sulit agar kita bisa
terlibat.” Kata Nyonya Jin. Tuan Cha memilih untuk kembali membaca koran.
“Kau
harus berdiri sebelum aku bertindak lebih buruk.” Ancam Nyonya Jin.
Akhirnya
acara dimulai, suasana terlihat meriah tamu-tamu datang dan mengambil foto di
depan Papan Grand Opening. Banyak artis juga yang datang, Nyonya Kim turun dari mobil bersama dengan
Woo Suk lalu menanyakan keberadan Soo Hyun.
“Sekarang
dia pasti sangat sibuk.” Kata Woo Suk. Nyonya Kim dengan sinis berkomentar Soo
Hyun tidak sopan.
Meja sudh
dituliskan berkaskan nama "Presdir Taegyeong, Jung Woo Suk, Ketua
Taegyeong, Kim Hwa Jin" Jin Hyuk pun memastikan. Tuan Nam menyapa Jin Hyuk
yang pasti sibuk. Jin Hyuk mengaku agak gugup karena ini acara besar pertamanya.
“Jangan
gugup. Bersenang-senang saja.” Saran Tuan Nam, Saat itu Sek Jang panik bertanya
apakah melihat Soo Hyun. Tuan Nam mengaku tak melihatnya.
“Di mana
dia? Upacara pemotongan pita segera
dimulai.” Ucap Soo Hyun panik. Tuan Nam pikir bantu mencarinya lalu keduanya
bergegas pergi.
“Jin Hyuk,
periksa ulang soal tur kamar... Aku tidak bisa pergi sekarang.” Kata Tuan Park
bergegas pergi. Jin Hyuk pun tak bisa menolaknya.
Soo Hyun
sedang berdiri menatap pemandangan indah dari jendela ruang rapat, seperti
sedang menenangkan diri. Saat keluar ruangan, Jin Hyuk tak sengaja melihat Soo
Hyun setelah mengecek bagian kamar. Soo Hyun pun senang melihat Jin Hyuk.
“Rupanya
CEO Cha di sini...Sekretaris Jang
mencarimu” kata Jin Hyuk
“Aku
sudah bicara dengannya... Terima kasih atas bantuanmu hari ini.” Kata Soo Hyun.
Jin Hyuk mengaku akan bekerja keras jadi meminta agar jangan cemas.
“Apa Kau
tidak suka dasinya? Apa Karena kubilang dasi itu gratis? Tapi Dasi itu tidak gratis.”akui
Soo Hyun melihat Jin Hyuk tak memakai dasi pemberianya.
“Masalahnya...
Dasinya ada di kantungku, tapi aku tidak
bisa memakainya. Selalu terlalu panjang atau terlalu pendek. Kurasa aku harus
lebih sering berlatih.” Kata Jin Hyuk
Soo Hyun
hanya tersenyum lalu menyuruh Jin Hyuk segera melepaskan dasinya, lalu mulai
memasangkan dasi di lehernya. Jin Hyuk terus tersenyum seperti merasakan
jantungnya berdebar kencang. Soo Hyun memperingatkan Jin Hyuk untuk berhenti
tersenyum.
“Aku
ingin berhenti, tapi tidak bisa.” Ungkap Jin Hyuk terus tersenyum bahagia. Soo
Hyun akhirnya selesai memakai dasi, saat itu Woo Suk melihat dari kejauhan.
Keduanya sama-sama tersenyum bahagia, Woo Suk pun memilih pergi dengan menahan
rasa cemburu.
Akhirnya
acara akan dimulai, dimulai untuk memotong pita. Soo Jung terlihat gugup
memastikan kalau Tur kamarnya sudah beres. Tuan Park menegaskan kalau Jin Hyuk
sedang menyiapkannya. MC memberitahu kalau
akan memulai upacara pemotongan pita untuk merayakan pembukaan Hotel Donghwa di Sokcho.
Semua
petinggi hotel sudah memegang pita dan juga gunting, selesai mengunting. Soo
Hyun bisa tersenyum, Woo Suk terus melirik pada mantan istrinya, Nyonya Kim pun
menatap sinis.
Setelah
itu tour kamar untuk para tamu, Tuan Park menjelaskan kalau selain kamar dengan pemandangan gunung merka bisa melihat
laut di setiap kamaryang merupakan kebanggaan hotel. Jin Hyuk pun sibuk
mengambil gambar di ruangan tamu.
“Kita
bertemu di Seoul, bukan?” sapa Won Suk. Jin Hyuk pun menyapa Won Suk dengan
sopan.
“Dasimu
unik, Klasik, tapi kasual. Aku menyukainya.” Komentar Won Suk.
“Ini
hadiah untukku dan Seleraku tidak sebagus ini.” Akui Jin Hyuk terdengar polos
“Selera
pemberi dasi itu sepertinya bagus.” Kata Woo Suk seperti tak bisa memungkiri
kalau masih menyukai Soo Hyun lalu berjalan pergi. Jin Hyuk pun hanya bisa diam
saja.
Tuan Cha
dan Nyonya Kim bertemu di sudut hotel lainya sambil minum teh. Nyonya Kim mengaku ingin membaca artikel
soal penggabungan partai bulan ini, Tuan
Cha pikir Jika artikel itu bukan soal penggabungan, maka bisa meminta mereka
segera merilisnya.
“Kita berdua
akan kesulitan jika kau tetap keras kepala.”
Ucap Nyonya Kim
“Perlukah
bersikap keras kepala tentang masalah
ini? Nilai partai-partai kita berbeda.” Tegas Tuan Cha.
“Kurasa
nilaimu sangat cocok dengan Taegyeong. Kita menempuh jalan yang sama dan itu sama dengan janji. Tapi kini kau
membahas nilai yang berbeda dan berusaha
beralih jalan. Lalu sekarang kami harus bagaimana? Taegyeong memiliki banyak
bukti yang berkaitan denganmu. Apa Kau
memenangi pemilihan dengan usahamu sendiri?” sindir Nyonya Kim. Tuan Cha hanya
bisa menghela nafas.
“Pikirkan
juga soal Soo Hyun. Apa Kau sudah mendengar gosip mengerikan itu? Rumor kejam
itu beredar karena dia ditinggal sendirian. Kau dan Soo Hyun sekarang harus
kembali ke tempat asal kalian.” Tegas Nyonya
Kim
“Terima
kasih telah menyebut nama putriku dengan baik, tapi sudah saatnya mengganti
sebutan kita. Soo Hyun sebagai presdir Hotel Donghwa dan kini berusaha keras menjalani kehidupannya sendiri.” Kata Tuan
Cha menyindir
“Aku
selalu menganggap Soo Hyun sebagai
keluargaku. Salahkah jika keluarga saling bersikap baik?” komentar Nyonya Kim
“Sudah
bertahun-tahun kita tidak lagi menjadi keluarga.” Kata Tuan Cha
“Kalian
akan segera kembali dan menyantap
sarapan bersama kami. Kalian akan kembali ke tempat yang seharusnya.” Ucap Nyonya
Kim yakin. Tuan Cha mengaku tak tahu lalu pamit pergi karena Hari ini datang
hanya untuk memberikan selamat pada CEO Cha. Nyonya Kim menahan amarah.
Jin Hyuk
sedang ada di luar ballroom, saat itu Nyonya Kim lewat melihat Jin Hyuk lalu
meminta agar Tuan Choi memberitahu kalau ingin berbicara dengan Jin Hyuk. Tuan
Choi akhirnya memanggil Jin Hyuk untuk mendekat. Jin Hyuk terlihat binggung. Hye
In melihat dari kejauhan dengan wajah gugup.
“Kau
lebih tampan saat dilihat langsung.” Komentar Nyonya Kim, Jin Hyuk masih tak
kenal dengan wanita yang ada didepanya.
“Perkenalkan
dirimu. Dia ketua Taegyong, perusahaan
induk Donghwa.” Kata Tuan Choi. Jin Hyuk membungkuk memberi hormat.
“Kau
masih muda. Apa Soo Hyun kesepian?”sindir Nyonya Kim. Jin Hyuk tak mengubrisnya
memilih pamit karena harus pergi menyiapkan acara.
“Berhenti...
Aku belum mengizinkanmu pergi... Apa Kau tidak mendapat pelatihan layak atau
berulah karena dilindungi CEO Cha?” sindir Nyonya Kim. Saat itu Soo Hyun
melihat dan ingin mendekat tapi Sek Jang menahannya.
“Kupikir aku
sudah mempelajari semuanya, tapi sepertinya aku melewatkan panduan memperlakukan tamu VIP. Maaf jika
Nyonya tersinggung.”kata Jin Hyuk. Soo Hyun terus menahan diri agar tak
mendekati Jin Hyuk.
“Jika kau
secerdik ini, pantas saja Soo Hyun
menyukaimu. Panduan memperlakukan tamu VIP mungkin ada di buku pelatihan
perusahaan. Di mana panduan yang mengajarimu
merayu wanita yang kesepian dan kaya?” sindir Nyonya Kim.
Soo Hyun
seperti ingin mendekat tapi Sek Jang mengajak agar segera pergi saja. Hye In
terus melhat dari kejauhan. Jin Hyuk berani menjawab kalau tidak butuh panduan seperti
itu lalu dengan sopan akan mengantar ke tempat duduknya.
“Tuan
Choi... Ada pepatah kuno soal anjing
yang sia-sia mengejar ayam. Apa Kau tahu nasib anjing seperti itu di zaman
sekarang?”ucap Nyonya Kim sambil menyindir. Tuan Choi mengaku tidak tahu.
“Anjing
yang bertindak tanpa menyadari posisinya
kehilangan semua miliknya dan akhirnya mati kelaparan.” Kata Nyonya Kim. Jin
Hyuk dengan mata berkaca-kaca mencoba menahan emosi
Woo Suk
kaget melihat ibunya bersama dengan Jin Hyuk lalu menghampirinya, memberitahu Ketua
Jeon mencari Ibunya. Nyonya Kim sengaja ingin membuat Jin Hyuk marah kalau anaknya
baru saja menghabiskan waktu bersama Soo Hyun.
“Apa Menantu
ibu sudah makan?” ucap Nyonya Kim berusaha menjadi ibu yang mertua yang baik.
“Kita
kembali lagi setelah menemui Ketua Jeon. Masih ada waktu sebelum acara dimulai.
Jadi Kuantar ke sana.” Kata Woo Suk akhirnya bisa mengajak ibunya pergi. Jin
Hyuk terus berusaha menahan amarah.
Jin Hyuk
menenangkan diri dengan keluar dari hotel, teringat kembali saat main pasir
bersama dengan Soo Hyun dan saat itu terlihat senyuman dari bibirnya. Setelah itu
Soo Hyun yang bercerita padanya.
“Saa Begitu
akrab, aku harus berpisah lagi, karena itu, di satu titik aku mulai berpikir
semua itu sia-sia.”
Jin Hyuk
yang memberikan bantuan saat kecelakan, lalu mereka mengemudi di sepanjang
pantai. Soo Hyun sempat marah tapi akhirnya ketahuan oleh Jin Hyuk sedang
menangis menatap lukisan dibawah jalan tol, padahal biasanya pandai menahan
diri,
“Artikel
itu pasti mengejutkanmu,tapi Hal itu wajar bagiku.” Akui Soo Hyun dan Jin Hyun
pun berani menyelamatkan SooHyun saat ada di lobby.
Hye In
datang memastikan Jin Hyuk baik-baik saja. Jin Hyuk bertanya mengenai apa. Hye In mengaku kalau sudah melihat semuanya
dan menawarkan Jin Hyun untuk duduk dan beristirahat karena akan membantu di
ruang perjamuan.
“Rupanya
seperti ini hidupnya. Aku belum pernah mendengar hal semacam itu, tapi sudah
berapa lama dia mendengar ucapan kejam dan menghadapi perilaku sekasar itu?”
ucap Jin Hyuk sedih memikirkan nasib Soo Hyun selama ini.
Soo Hyun
melakuan Press Con, Wartawan ingin tahu Bagian
mana yang paling ingin difokuskan, Soo Hyun menegaskan kalau menganggapnya proses pemulihan melalui alam.
“Saat
memikirkan daerah Sokcho, sontak terlintas kata "rehat" di benakku. Kuharap
para tamu yang menginap di hotel kami menikmati
masa rehat dan pemulihan seperti itu di
tengah alam.” Jawab Soo Hyun
“Kalian
juga berencana membangun hotel di Kuba. Kapan
pembangunannya akan selesai?” tanya wartawan
“Karena
desainnya sudah dipastikan, pengerjaannya akan segera dimulai. Kami berencana membuka
hotel itu akhir tahun depan, bersamaan
pesta akhir tahun kami.” Jawab Soo Hyun. MC Memberitahu kalau Soo Hyun akan menyampaikan
ucapan terima kasih.
“Terima
kasih sekali lagi pada para tamu yang
jauh-jauh datang untuk menyelamati acara ini.Semoga hari ini kalian
bersenang-senang. Terima kasih. Maka sekian...” kata Soo Hyun tersenyum melihat
Jin Hyuk ada dalam ruangan.
“Aku
ingin bertanya sekali lagi, CEO Cha.Belakangan ini ada artikel bahwa Ibu berkencan. Kami belum tahu siapa
pria itu atau apa itu hanya rumor.Dan
CEO belum mengumumkan posisi resmimu.” Ucap Wartawan. Tuan Choi tersenyum
mendengarnya.
“Hal
semacam itu tidak perlu dibahas hari
ini. Sekian.”kata Soo Hyun akan bergegas pergi.
“Rumornya
pria itu penguntit. Apa itu benar? Apa hubungan kalian?” kata Wartawan.
Soo Hyun
dan Jin Hyuk saling bertatapan dengan jarak yang Jauh Jin Hyuk mengingat saat
menanyakan hubungan mereka dan memilih untuk pergi seperti tak ingin mendengar
sesuatu yang mengecewakan.
“Kami
dalam tahap pendekatan.”akui Soo Hyun. Jin Hyuk kaget begitu juga semua tamu
karena Soo Hyun mengaku hubungan dengan Jin Hyuk.
Bersambung ke episode 7
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Mbak setiap hari apa update sinopsisnya biar bisa saya tunggu terus ini
BalasHapusLanjutin nulisnya semangat