“Saya
akan menerimanya dengan gembira. Akan saya ingat cinta dan dukungan kalian
untukku. Saya akan berusaha keras untuk menunjukkan citra baik sebagai aktris. Saya
selalu berterima kasih dan mencintai kalian.” Ucap Woo Hyun membaca surat yang
dituliskan Yoo Jung
“Mungkin
terdengar seperti sambutan resmi tapi aku tulus.” Akui Yoo Jung malu.
“Aku
khawatir harus bagaimana kalau pernikahan mengurangi popularitasmu.” Komentar
Woo Hyun
“Penggemarku
tak seperti itu... Dan kutemukan seseorang yang akan bersamaku selamanya jadi
mereka harus mengakuinya.” Ucap Yoo Jung menyakinkan
“Melihat
artikelnya, rasanya benar-benar terjadi. Sekarang mulai terasa nyata. “ ungkap
Woo Hyun
“Waktu
membaca artikelnya, aku juga merasa gugup. Setiap Hari Natal, di pohon depan
rumah kami, kami akan memasang hiasan seperti ini. Mengeluh tangan kami kedinginan
dan meniupnya dan tertawa keras. Aku bahkan tak paham apa asyiknya. Ibu dan aku, kami berdua.” Ucap Yoo Jung lalu
mengajak bicara pohon ibunya, apakah masih mengingatnya.
“Aku tak
punya kenangan masa kecil seperti itu. Jadi hal seperti ini asing dan aneh
bagiku.” Akui Woo Hyun
“Tiap
hari kita ciptakan kenangan dalam kehidupan kita. Selama bersama ada masanya
merasa saling terganggu, tapi pasangan yang memiliki banyak kenangan bersama
akan mampu bertahan.” Ucap Yoo Jung
“Jadi
kekuatan kenangan melindungi cinta.” Kata Woo Hyun
“Pada saat
bertengkar dan saling benci, ingat kembali kenangan yang indah Dan renungkanlah
maka hati akan luluh.” Kata Yoo Jung seperti sudah sangat berpengalaman
“Sepertinya
aku dengar itu dari Jung Seok dan istrinya.”komentar Woo Hyun
“Tiap
pagi, aku akan bangun dan memikirkan kenangan yang akan kuciptakan hari ini.
Aku akan serius memikirkannya.” Ungkap Yoo Jung
“Pernikahan
kita agar kelak tak menyesal, Apa harus pelan-pelan saja setelah pekerjaanmu di
luar negeri?” pikir Woo Hyun
“Jangan!
Kata orang, jauh di mata maka jauh di hati. Cha Woo Hyeon adalah kekasih Yoon
Yoo Jeong. Aku ingin seluruh dunia tahu dan akan kupasang foto pernikahan kita
di semua tempat. Supaya aku bisa merasa tenang.” Tegas Yoo Jung. Woo Hyun pun
menyetujuinya.
“Pernikahan
kita. Apa Sebaiknya kita beri tahu ayah
juga?” kata Yoo Jung. Woo Hyun mengaku sudah melakukanya.
“Maksudku
bukan ayahku, tapi Ayahmu... Ketua Cha Tae Soo.”ucap Yoo Jung. Woo Hyun hanya
bisa terdiam.
[Rumah
Sakit Universitas Hankook]
Kepala RS
berkomentar kalau Keluarga Tuan Hca harus tahu sebelum Kondisinya semakin buruk.
Tuan Cha ingat kalau temanya bilang bisa
diobati. Kepala RS pikir Tuan Cha juga tahu kalau kalau peluangnya rendah
“Kalau
keluargaku tahu, rumornya akan menyebar luas ke seluruh grup.” Ucap Tuan Cha
khawatir.
“Walau
kau diobati, mulai saat ini akan berat dijalani sendirian.” Ucap kepala RS
“Akan
kujelaskan padanya.” Ucap Woo Hyun masuk ruangan, Kepala RS pun membiarkan
keduanya berbincang-bincang lalu keluar dari ruangan
“Waktu
aku ikut seminar di sini, aku melihatmu masuk ruang pemeriksaan. Jadi kau sudah
tahu kondisiku dan seburuk apa. Karena belum ada gejala,maka kau kelihatannya
sehat. Tapi kalau pengobatannya tak ditingkatkan, dan kondisimu bisa memburuk.”jelas
Woo Hyun
“Tapi
kalau kondisiku diketahui Choego Group akan tercabut dari akarnya.” Kata Tuan
Cha khawatir.
“Apa
perusahaan lebih penting dari situasi hidup dan mati? Kalau kau janji lebih
aktif menjalani pengobatan dan memberi tahu keluarga, maka aku akan bergabung dengan
Choego Group.” Ucap Woo Hyun memberikan penawaran. Tuan Cha tak percaya
mendengarnya.
“Apa Kau
janji?” tanya Woo Hyun memohon pada ayahnya.
Tuan Cha
bertemu dengan istrinya di atap gedung. Nyonya Goo senang karena Se Hyun sudah
pasti bebas dari tuduhan, Tuan Cha memberitahu kalau Woo Hyun turun tangan
mengamankan bukti Dan dari yang didengar Woo Hyun bahkan pergi untuk membujuk
mereka.
“Melihat
dari kejadian ini, alasanmu ingin menyandingkan Woo Hyeon di sisi Se Hyeon, aku
bisa memahaminya.” Kata Nyonya Goo
“Alasan
terbesar memanggil Woo Hyun, adalah untuk mendekatkan persaudaraan Se Hyun dan
Woo Hyun. Aku tak bisa membiarkan Woo Hyun sebagai orang asing. Di saat menyayangi dan menjaga Se Hyun, aku
menyisihkannya. Aku gagal menjadi ayah yang baik untuk Se Hyeon dan Woo Hyun. “ucap
Tuan Cha sedih
“Apa ada
masalah? Bicaramu seperti akan pergi jauh.” Kata Nyonya Goo
“Hidrosefalus...
tekanan normal dengan sekunder Alzheimer. Diagnosisnya sekitar enam bulan
lalu.” Ucap Tuan Cha
“Makanya Apa
kau mendesak agar Woo Hyun masuk? Lakukan apapun dan semua yang kita bisa. Woo
Hyn yang sangat kau harapkan akan datang Dan Se Hyun akhirnya mulai sadar.”
Kata Nyonya Goo terlihat shock
“Aku akan
bertahan selama aku bisa. Jangan khawatir.” Kata Tuan Cha menyakinkan.
“Jangan
hanya bertahan, tapi Kau harus mengalahkannya. Apa yang pernah kau lakukan
untuk Se Hyun dan Woo Hyun, dan aku? Mulai sekarang jadilah ayah dan suami yang
baik. Kau tak berhak sakit sampai melakukannya dengan baik.” Tegas Nyonya Goo
tak ingin kehilangan suaminya.
Nyonya
Goo berdiri sendirian di atap, teringat kembali yang dikatakan Woo Hyun.
“Alzheimer dengan peluang sembuh. Tapi
kondisi penyakit tak bisa diduga jadi keluarga harus membantu Dan selalu
waspada.”
Nyonya
Goo langsung duduk menangis mengetahui keadaan suaminya yang ditutupi.
Reporter
Joo dan Reporter Nam sudah menunggu didepan gedung, melihat Yoo Joon datang
dengan CEO Han dan Sung Hoon mereka langsung menyambutnya dan langsung mengambil
gambar. Yoo Jung melihat gedungnya tak percaya kalau didepanya kantor Yoo Jeong
Entertainment yang baru.
“Apa kau
Pertama kali melihatnya, Yoo Jeong?” ucap CEO Han bangga.
“Yoo Jeong,
saat melihat gedung ini, aku merasa sudah sukses besar.” Kata Sung Hoon.
“Aku
takkan merasa seperti ini kalau hanya milikku. Tapi karena milik kita, aku
merasa terharu dan hampir menangis.” Ucap Yoo Jung.
“Mei
depan, kita akan daftarkan perusahaan di pasar saham dan membuka cabang di luar
negeri.” Kata CEO Han penuh semangat.
“Aku akan
membantu manajemennya sebagai eksekutif.” Ucap Sung Hoon, Yoo Jung ingin tahu
akting Sung Hoon kedepanya.
“Apa kau
atau aku bisa hidup tanpa akting? Tentu saja akting adalah prioritas.” Ejek
Sung Hoon.
“Sung Hoon
punya bakat bekerja dan membuat orang merasa tenang. Aku hanya memberinya
pekerjaan untuk memanfaatkan bakatnya.” Ucap CEO Han bangga.
“Jadi Kapan
kita pindah?” tanya Yoo Jung tak sabar. CEO Han mengatakan Setelah pernikahan Yoo Jung maka segera mulai merelokasi.
“Maka aku
akan membantu interiornya sambil mempersiapkan pernikahanku.” Kata Yoo Jung
penuh semangat.
“Baik.
Ayo pergi melihat perabot dan perlengkapan makan bersama.” Ucap CEO Han penuh
semangat.
“Ini awal
yang baru untuk Yoo Jeong dan perusahaan juga.” Ucap Sung Hoon. Reporter Nam
mengajak foto untuk merayakan awal yang baru, Mereka pun foto bersama sambil
berteriak , "awal yang baru".
Yoo Jung
dan CEO Han pergi berbelanja milih barang-barang untuk ada di gedung baru
mereka. Yoo Jung terlihat senang melihat
piring dan gelas lalu memilih cangkir lima buah untuk para tamu, CEO Han
mengeluh mendengarnya menurutnya mereka butuh 10 buah.
“Ini
mangkuk untuk Ramen... Ayo.. Tiap warna satu.” Ucap Yoo Jung penuh semangat
memilih mangkuk. Mereka terlihat penuh semangat memilih semua prabotan di dalam
rumah.
“Wah...
Aku tak mau lagi melakukanya lagi, Pernikahanku sudah sederhana tapi sangat
melelahkan.” Keluh Yoo Jung
“Hiduplah
dengan baik agar cukup sekali seumur hidup.”komentar CEO Han. Yoo Jung pun
yakin kalau harus melakukanya.
“Apa Semua
persiapan sudah selesai?” tanya CEO Han. Yoo Jung mengaku baru mulai yang mendasar dan sederhana dan
Sisanya dikerjakan setahap demi setahap.
“Itu
semua sangat romantis dan menyenangkan. Terutama membayangkan aku akan hidup
bersama Woo Hyun, itu membuatku penasaran dan penuh antisipasi.” Ucap Yoo Jung
penuh semangat.
“Tapi Yoo
Jung... Ketua Cha Choego Group memberi
penawaran besar.” Kata CEO Han. Yoo Jung ingin tahu Penawaran apa
“Choego
Group ingin mengambil alih Yoo Jeong Entertainment. Dan dijadikan anak
perusahaan, dia tanya pendapat kita.” Jelas CEO Han.
“Menurutku
sebaiknya kita tolak.” Ucap Yoo Jung. CEO Han mengaku Pendapatnya juga sama.
“Kalau
kita terima penawarannya kondisi kita mungkin akan lebih baik. Tapi meski
banyak kekurangan, aku ingin kita ciptakan Yoo Jeong Entertainment kita
sendiri.” Ucap Yoo Jung
“Terima
kasih, Karena sependapat denganku.” Komentar CEO Han dengan senyuman.
“Eonni.
Kita bisa menghemat biaya pernikahan. Jadi uangnya...” kata Yoo Jung. CEO Han
pikir gunakan dengan baik. Yoo Jung senang lalu meminta agar memberikan
padanya. Joo Won yang mengemdikan mobil tersenyum bahagia.
Nyonya
Ahn terlihat shock mendengar keadaan suaminya. Nyonya Goo memberitahu kalau
Tuan Cha melawannya sendiri selama enam bulan dan Tak ada yang tahu bahkan ke
RS Hankook sendiri tanpa sekretarisnya. Nyonya Ahn mengerti Jadi itu yang
membuat Woo Hyun berubah pikiran.
“Kupikir
dia melakukannya demi Yoo Jeong. Tapi Woo Hyun sangat pengertian. Kau Katakan saja kalau ada yang bisa dibantu.”
Kata Nyonya Cha prihatin.
“Aku
harus membantu Se Hyun dan Woo Hyun di perusahaan untuk mengurangi beban ketua.
Kau bantu aku mengurus galeri seni.” Ucap Nyonya Goo
“Apa Itu
sebabnya kau memanggilku ke sini? Aku tak tahu banyak untuk membantu.” Kata
Nyonya Ahn.
“Datanglah
pagi hari dan belajar bekerja.” Kata Nyonya Goo. Nyonya Goo menganguk kalau
akan melakukan apa saja.
“Aku
jahat padamu dan kini aku minta bantuanmu saat membutuhkan. Maaf.” Kata Nyonya
Goo merasa bersalah.
“Yang
lalu, sudah berlalu.... Dan ini keluarga Woo Hyun dan Hanya itu yang jadi
fokusku.” Ucap Nyonya Ahn.
“Ya.
Berpikirlah seperti itu... Untung pernikahan Woo Hyeon dipercepat.” Kata Nyonya
Goo senang
“Woo Hyun
dan Yoo Jung punya takdir yang istimewa. Petugas damkar yang menyelamatkan Woo
Hyeon dari kebakaran adalah ayah Yoo Jeong. Selama ini Woo Hyeon memanggilnya
ayah, ayah tapi Tak tahu kalau dia adalah ayah Yoo Jeong.” Cerita Nyonya Ahn
Diam-diam
Se Hyun mendengar dari depan pintu sebelum masuk. Nyonya Goo tak percaya
mendengar cerita Nyonya Ahn.
Tuan Yoon
menyapa pelanggan yang baru datang melihat pelangan yang baru pertama kali datang lalu bertanya ingin
pesan apa. Tuan Cha pikir Sebaiknya memberi salam sebelum bersantap. Tuan Yoon
bingung ada apa dengan pelanganya.
“Aku
seharusnya datang lebih cepat. Aku terlambat... Aku ayah Woo Hyeon.” Ucap Tuan
Cha. Tuan Yoon melonggo kaget
“Ketua
Cha? Maaf aku tak tahu... Silakan duduk.” Kata Tuan Yoon menyapa dengan sopan.
“Aku
hanya melakukan yang seharusnya dan Woo Hyun yang tak lupa dan menjagaku. Kau
menggantikanku sebagai ayah pada saat aku tak bisa.” Ucap Tuan Cha
“Dia anak
yang baik dan berhati lembut.” Puji Tuan Yoon
Saat itu
Yoo Jung datang ke restoran, meminta makan. Tuan Yoon terlihat gugup tak bisa
memberitahu kalau Tuan Cha datang. Yoo Jung binggung ada apa dengan wajah
ayahnya dan kaget melihat ayah mertuanya yang datang lalu menyapa Tuan Cha
dengan sopan.
“Aku
datang menemui ayahmu tapi juga bisa bertemu denganmu. Waktunya sangat tepat.”
Kata Tuan Cha ramah
“Seharusnya
aku menemuimu untuk memberi salam.” Kata Yoo Jung
“Tidak...
Aku bukan ayah yang pantas menerima salam lebih dulu. Selamat atas
pernikahanmu.” Ucap Tuan Cha. Yoo Jung pun mengucapakan Terima kasih.
“Ketua,
kau akan datang juga, kan?” tanya Yoo Jung. Tuan Cha mengaku Woo Hyun belum
mengundangku.
“Kalau
Woo Hyeon setuju, maka aku akan datang.” Kata Tuan Cha. Yoo Jung pun menganguk
mengerti dengan wajah gugup.
“Aku Mohon
kehadirannya.” Ucap Yoo Jung. Tuan Cha pikir Mobilnya sudah menunggu di luar, berjanji akan datang lagi.
“Bagaimana
kalau makan dulu sebelum pergi?” kata Tuan Yoon, Tuan Cha menolak dan pamit
pergi.
“Kukira
dia dingin dan menakutkan.” Komentar Yoo Jung tegang, Tuan Yoon juga berpikiran
yang sama.
[Rapat
Eksekutif Choego Group]
Tuan Cha
masuk ruangan bersama dengan Nyonya Goo, Se Hyun dan juga Woo Hyun. Sek Kim
memberitahu Yayasan Medis Choego, dan
Yayasan Kesejahteraan Choego, untuk penunjukan kepala direktur baru maka mreka
mulai rapat eksekutif Choego Group.
“Semuanya
sudah tahu maka saya tak perlu
menjelaskan panjang lebar. Agenda hari ini adalah persetujuan atas penunjukan kandidat
baru Cha Woo Hyeon sebagai kepala direktur Yayasan Medis Choego dan Yayasan
Kesejahteraan Choego. Apa ada yang keberatan?” tanya Tuan Cha
“Tolong
jelaskan kebijakan manajemen dan visi Anda untuk kedepannya.” Tanya salah satu
pemegang saham
“Baik,
untuk kedepannya, saya akan lakukan yang terbaik, dalam manajemen saya Dan
untuk yayasan, sebanyak mungkin mengenai kesejahteraan karyawan. Dan pandangan
Anda mengenai kontribusi sosial. “ucap Woo Hyun dengan sangat yakin. Dokter Ahn
yang ikut duduk dalam ruangan terlihat bangga.
“Baik,
akan kami umumkan hasil konsesus terkait penunjukan Cha Woo Hyeon sebagai
kepala direktur.” Ucap Hasil pemungutan suara adalah... 10 dari 12 Personel
Manajemen Choego Group, mayoritas menyatakan setuju, maka dengan ini saya
umumkan Cha Woo Hyeon sebagai kepala direktur.” Kata Sek Kim.
“Mari kita
dengar dari kepala direktur yang baru, Cha Woo Hyeon.” Kata Sek Kim. Tuan Cha
pun mempersilahkan anaknya.
“Saya
akan melakukan yang terbaik. Mohon bantuan dan dukungannya.” Ucap Woo Hyun.
Dokter Ahn tak bisa menahan bahagia memberikan tepuk tangan, semua petinggi pun
ikut memberikan tepuk tangan.
Woo Hyun
sudah mendapatakan ruangan sendiri, salah satu pegawainya memberitahu laporan
evaluasi bisnis Yayasan Kesejahteraan tahun lalu. Dokter Ahn dengan penuh
semangat memberikan hasil evaluasi
Yayasan Medis lalu menyadarkan diri kalau harus jaga sikap.
“Untuk
farmasi, karena obat baru yang sedang dikembangkan sukses, harga saham melonjak
dan kondisinya sangat baik.... Pak.” Ucap Dokter Ahn berusaha sopan.
“Mulai
tahun depan, dua kali dalam sebulan,aku ingin dua yayasan berkolaborasi memberikan
pengobatan gratis bagi mereka yang tak memiliki asuransi kesehatan.” Ucap Woo
Hyun
“Bagaimana
cara menyaring dan menentukan penerimanya?”kata rekan kerjanya.
“Bagaimana
kalau kita minta pusat kesejahteraan masing-masing wilayah memasang sistem
tiket?” kata Wooo Hyun
“Aku bisa...
maksudku.. Aku akan melaksanakannya.” Ucap Dokter Ahn penuh semangat.
“Kalau
begitu, wakil direktur, tolong ditangani dengan baik.” Kata Woo Hyun. Dokter
Ahn menganguk mengerti dengan wajah penuh semangat memberitahu kalau jabatan
adalah Wakil direktur.
Woo Hyun
menerima pesan dari Yoo Jung “Woo Hyeon, apa kau sibuk?” lalu membalas
menanyakan keberadaan pacarnya sekarang apakah sibuk.
“Aku membantu
di restoran ayahku.” Tulis Yoo Jung
“Kau
ingat kita harus latihan di taman, kan?” balas Woo Hyun. Yoo Jung mengaku sudah
pasti ingat.
“Aku
kangen makanan buatan ayah.” Tulis Woo Hyun. Yoo Jung menawarkan untuk
mengantarkan pada Woo Hyun.
“Dan kini
mendadak aku juga rindu padamu. Aku akan ke sana sekarang.” Kata Woo Hyun
Woo Hyun
dan Yoo Jung akhirnya berada direstoran melayani pelanggan yang sangat penuh,
beberapa orang bahkan meminta foto dengan Yoo Jung. Tuan Yoon yang risih
meminta mereka pergi saja. Yoo Jung mengaku Besok tak ada pekerjaan jadi bisa
lebih lama. Woo Hyun pikir masih
senggang karena besok masuk kerja sore.
“Cepat
pergi. Jangan khawatir.” Ucap Tuan Yoon lalu memberikan uang pada anaknya.
“Ayah
tahu penghasilanmu lebih besar, tapi ini uang saku dari ayah. Jadi Beli makanan
yang enak...Kau Terima saja.” Kata Tuan Yoon memaksa.
“Sudah
lama aku tak mendapat uang saku dari ayah.” Ucap Yoo Jung bahagia. Tuan Yoon
menyuruh keduanya pergi saja dan mengucapkan Selamat berkencan.
Yoo Jung
menghitung barang-barang yang dibutuhkan kalau berkomentar kalau harganya mahal
sekali. Woo Hyun bertanya apakah ia tak perlu melamarnya karena Katanya wanita
hatinya sakit kalau pria tak melamar.
“Kalau
kau lakukan, aku pasti suka tapi tak ada waktu karena kau sibuk Dan kita sudah
punya banyak kencan istimewa.” Ucap Yoo Jung santai
“Jadi
Maksudnya kau minta dilamar atau tidak?” keluh Woo Hyun kesal
“Kalau
begitu, daripada lamaran, bagaimana kalau janji pernikahan? Tak ada pemimpin
prosesi dan hanya keluarga berkumpul. Jadi lebih baik kalau ada janji
pernikahan istimewa.” Ucap Yoo Jung. Woo Hyun bingung dengan janji pernikahan
“Bukan
yang biasa seperti, hingga maut memisahkan. Tapi Sesuatu seperti janji tulus
pada satu sama lain, setiap harinya. Sebagai contoh, tunggu sebentar.” Kata Yoo
Jung mencari contoh di internet.
Keduanya
duduk di restoran, Woo Hyun sudah siap menulis tapi menurtnya menulis janji
pernikahan lebih sulit dari pelajaran manajemen. Yoo Jung juga merasa kalau
sulit.
“Tapi
pikirkan baik-baik sebelum menulisnya karena harus menepatinya selamanya.” Ucap
Yoo Jung.
Woo Hyun
mengingat saat pertama kali bertemu dengan Yoo Jung yang dianggap sebagai
pencuri mobil lalu Yoo Jung menyakinkan dengan poster yang ada diminimarket
sebagia model dan juga artis.
“Walau
istriku yang agak ceroboh namun optimis dan berhati mulia melakukan kesalahan,
aku takkan marah atau menyalahkannya. Aku akan menjadi suami yang pengertian
dan selalu membantu.” Tulis Woo Hyun
“Untuk
suamiku yang tak memiliki kenangan bersama keluarga, akan kuhabiskan waktu
sebanyak mungkin bersamanya untuk menciptakan kenangan. Dan sesibuk apapun,
kami akan berlibur bersama sedikitnya sekali dalam sebulan.” Tulis Yoo Jung
mengingat kenangan dengan Yoo Jung.
Woo Hyun
mengingat saat Yoo Jung yang datang ke rumahnya saat mabuk bahkan muntah di
bajunya.
“Istriku
menyukai alkohol walaupun tak pandai minum. Walau dia pulang larut malam mabuk
berat, aku takkan mengubah sandi pintu luar. Aku akan merawatnya dan menidurkannya
dengan nyaman. Dan keesokan paginya aku akan membuatkan sup anti pengar” Tulis
Woo Hyun
Yoo Jung
menginta saat Woo Hyun marah karena membuat solusi tanpa bertanya dengan
mengirimkan sejumlah 15 miliar dengan mudahnya padahal itu bukan 1,5 juta.
“Apapun
itu, takkan kuputuskan sendiri. Akan kudiskusikan dengan suamiku. Dan aku pasti
takkan menanda-tangani jaminan atau kontrak apapun.” Tulis Yoo Jung
Keduanya
kembali menaiki mobil, Yoo Jung bertanya apakah Woo Hyun tak lelah berpikir
kalau Latihan bisa besok saja. Woo Hyun menagku tak tahu bagaimana jadwalnya
karena jadi harus hari ini. Yoo Jung tahu kalau ada pekerjaan di klinik dan di
perusahaan jadi pasti lelah.
“Kesehatan
ketua bermasalah.” Kata Woo Hyun, Yoo Jung kaget mendengarnya.
“Tak
heran. Dia tampak lemah dan menurutku aneh.” Kata Yoo Jung. Woo Hyun binggung
karena itu artinya bertemu ketua Cha.
“Dia
datang ke restoran ayahku. Katanya memberi salam pada ayahku.” Cerita Yoo Jung.
Woo Hyun tak percaya mendengarnya.
“ Aku tak
tahu dia di sana makanya aku tak siap memberi salam padanya. Aku tanya apa dia
akan hadir di pernikahan. Katanya kau belum mengundangnya, Ketua bilang begitu.
Bahwa dia ayah yang tak pantas. Aku merasa aneh. Kau akan mengundangnya ke
pernikahan, kan?” ucap Yoo Jung, Woo Hyun hanya bisa diam saja.
Sesampai
dipakiran, Woo Hyun pikir akan nyalakan
lampu dan memeriksa temperaturnya lalu meneleponnya jadi meminta Yoo Jung agar
menunggu dimobil saja. Yoo Jung pikir tak masalah. Woo Hyun tetap meminta Yoo
Jung untuk masuk setelah menelpnya. Yoo Jung merasa tak apa-apa.
“Apa
gara-gara aku menyebut ketua makanya jadi tak nyaman? Dia baik saja, kan?” ucap
Yoo Jung bingung akhirnya melihat foto-foto di ponselnya saja dan menghapus
beberapa foto.
Akhirnya
Yoo Jung gelisah karena Woo Hyun belum ada telepon akhirnya memilih untuk
membaca berita. Setelah lama menunggu, Yoo Jung tertidur pulas tapi Woo Hyun
belum menelpnya akhirnya memilih untuk masuk saja.
Dengan
senter Yoo Jung masuk taman sambil memanggil Woo Hyun tapi tak ada sahutan,
saat itu mulut Woo Hyun melonggo ternyata Woo Hyun mempersiapkan kejutan dengan
foto-foto kenangan mereka saat pertama kali bertemu melakukan kencan pura-pura
“Sampai
saat ini... Kenangan terindah dalam hidupku adalah saat bersamamu. Masa paling
bahagia dalam hidupku. Maukah kau mendampingiku?” ucap Woo Hyun melamarnya. Yoo
Jung berkaca-kaca mendengarnya, lalu mereka berpelukan.
Bersambung
ke episode 16
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar