“Gil O
Sol , kau orang yang sangat kubutuhkan. Oleh karena itu, jangan ke mana-mana.
Tetap bersamaku... Disisiku.” Ucap Sun Kyeol
Oh Sol
berbaring dikamarnya tersenyum memikirkan yang dikatakan Sun Kyeol kalau
meminta untuk ada disisinya. Wajahnya tersenyum bahagia.
[Episode 9: Berkata “Aku menyukaimu” tak
selalu diperlukan]
Tuan Gil
dikamarnya tak bisa tidur teringat kembali yang dikatakan Sun Kyeol “Pembersihan tak hanya menghilangkan debu dan
sampah. Aku yakin itu bisa memberi secercah harapan untuk kehidupan seseorang.”
Ditanganya
memegang kartu nama Sun Kyeol dan terlihat gelisah melihat nama perusahan
[Cheongso Yojeong] akhirnya Ia keluar dari kamar pergi ke dapur dan bingung
karena mendengar suara berisik berpikir kalau ada tikus.
Tapi
ternyata Oh Sol diam-diam meminum herbal perberian dari Sun Kyeol di samping
kulkas. Tuan Gil terlonjak kaget, Oh Sol heran ayahnya yang belum tidur. Tuan Gil memeng dadanya yang
kaget bertanya sedang apa gelap-gelap didapur.
“Minuman
Ini? Aku akan mengembalikan ini besok. Tapi Kudengar ini bagus buat tubuh, jadi
aku ingin mencicipinya. Dan sangat sia-sia kalau tak diminum. Apa ayah Mau?”
ucap Oh Sol meminum jus herbal.
“Apa kau Mau
minum soju?” kata sang Ayah. Oh Sol kaget mendengarnya.
Keduanya
sudah duduk direstoran, Oh Sol terlihat gugup duduk didepan ayahnya. Tuan Gil
mulai bicara kalau berharap anaknya akan melakukan sesuatu yang lain sebagai
gantinya. Oh Sol hanya terdiam, Tuan Gil memperlihatkan tangannya.
“Aku
bergulat dengan sampah sepanjang hari dan menghirup debu. Aku sudah hidup
seperti itu selama sekitar 25 tahun, noda gelap di bawah kukuku tak hilang.
Lalu Kau tahu apa yang orang katakan jika aku pergi ke restoran dengan tangan
ini?” cerita Tuan Gil. Oh Sol terlihat sedih
“Mereka
menyuruh mencuci tangan kotor ini. Meskipun Ayah menggosoknya dengan sikat gigi
bahkan sampai berdarah sebelumnya. Tapi Mereka tak mau duduk dengan Ayah karena
kotor.” Ucap Tuan Gil. Oh Sol makin sedih mendengarnya.
“Haruskah
kau melakukannya? Tak bisakah kau melakukan sesuatu selain pembersihan?” kata
Tuan Gil memohon.
“Tidak...
Aku tak peduli pekerjaan apa yang kupunya. Aku sudah merencanakan untuk bekerja
di mana saja jika mereka punya tempat untukku. Niatku bekerja di sin untuk
sebentar hanya sementara. Aku tahu betapa kau membencinya. Jadi Aku tak
berencana untuk lama. Tapi itu menyenangkan... Aku menyukainya...” akui Oh Sol
“Ketika
aku bersiap untuk mencari pekerjaan, aku selalu berada di perpustakaan atau di
kelas. Aku merasa seperti terjebak sendirian dalam sebuah kotak kecil yang
pengap. Tapi di tempat kerja, ada orang-orang baik dan aku bisa tertawa, dan
bersenang-senang sambil bekerja. Aku suka itu.” Cerita Oh Sol
“Melelahkan
dan membuat badanku sakit Adalah hal yang wajar. Itu tak bisa dihindari. Sesudah
berhenti dari berolahraga, Aku... merasa seperti... tak cocok, di mana pun
berada. Ini Sudah sangat lama, akhirnya aku menemukan tempat yang cocok.”
Cerita Oh Sol
Oh Sol
juga tak tahu kalau tempatnya bekerja sangat membutuhkannya tapi kalau Ayah
meminta untuk berhenti, maka akan melakukannya karena sang Ayah tak pernah
pernah menentang keputusannya jadi akan
nurut pada Ayah kali ini.
“Maaf
sudah membuat Ayah kesal. Tapi Kenapa Ayah terus minum sendirian? Ayah kan
kesini denganku. Seharusnya Ayah minum denganku.” Keluh Oh Sol mulai minum.
“Aku
penasaran ke mana kalian pergi tanpa aku.” Keluh Oh Dol datang lalu memesan
satu udon lagi untuknya.
“Beri aku
kesempatan juga. Umurku 18 sekarang. Aku sudah cukup umur untuk minum.” Kata Oh
Dol ingin minum juga.
“Apa? Umur
18? Berani-beraninya seorang anak berusia 18 tahun mencoba minum?” kata Tuan
Gil memarahin anaknya.
“Apa? Kau
bilang aku harus belajar minum dengan seseorang yang lebih tua.” Tegas Oh Dol
lalu mengeluh pada kakaknya yang hanya menatap karena tak punya hak untuk
berbicara.
“Apa? Kau
bilang Tidak berhak? Beraninya kau..” ucap Oh Sol mulai memukul adiknya.
“Jangan
pukul, kulaporkan ke polisi !! Kalian berdua selalu memukul, mencubit, dan
mengucilkan aku. Akan kulaporkan karena penganiayaan anak!” kata Oh Dol
mengancam. Oh Sol makin mengejak kalau adiknya memanga masih anak-anak
“Aku tak
akan berguna jika aku bukan atlet.” Kata Oh Dol. Oh Sol pikir adiknya itu sudah
sadar
“Jangan bilang
siapa-siapa kau kakakku. Dan Jangan bilang siapa-siapa kalau aku adalah adikku.
Ini Memalukan.” Ucap Oh Dol lalu menarik udon milik kakaknya agar bisa berbagi.
Ketiganya seperti keluarga bahagia.
Young
Sik dan Jae Min makan roti seperti orang
yang kepalaran dan baju pengemis. Saat itu sutradara berteriak “Cut” meminta
agar mereka Jangan hanya makan dan berakting terlihat lebih terkejut ketika
seseorang marah. Keduanya pun makan seperti orang kelaparan untuk kesekian
kalinya.
“Ada apa
dengan Si Sutradara ?” keluh Young Sik lalu memberikan obat pencernaan untuk Jae
Min yang muntah karena terlalu kenyang.
“Ini
drama, bukan film. Apa Kau baik-baik saja?” ucap Young Sik, Jae Min pun
mengajak untuk segera pergi.
Saat itu
orang-orang berseru melihat aktor Lee Seong Chan dan berkomentar kalau jauh
lebih tampan dilihat langsung. Jae Min tak peduli, tapi saat itu Seong Chan
memanggilnya terlihat senang karena bertemu dengan Jae Min. Jae Min membalasnya
kalau Sudah lama tak bertemu.
“Apa Kau
di sini juga?” ucap Seong Chan. Young Sik melihat keduanya saling kenal lalu mengeluh pada Jae Min
karena tak memberitahunya seperti sangat bangga.
“Apa Kau
masih bekerja paruh waktu dan Kau tak berhenti ber-akting?” tanya Seong Chan
dengan nada merendah.
“Tidak,
aku tidak. Aku terus melakukannya.” Kata Jae Min yakin. Seong Chan mengaku
senang melihat Jae Min seperti ini.
Sutradara
memanggil kalau Seong Chan harus bersiap-siap untuk adegan 30. Seong Chan pun
pamit pergi dan berharap bisa saling berkomunikasi lalu mengejek Jae Min agar
mengusap hidungnya. Jae Min menutupi hidungnya yang gambar agar terlihat
seperti pengemis. Young Sik melihat
sikap Seong Chan mengumpat artis yang sombong.
Tuan Gil
berteriak memanggil anaknya agar bangun karena sudah terlambat. Oh Sol masih
tertidur pulas dikamarnya, Tuan Gil akhirnya masuk kamar lalu menjerit karena
bau kamar anak perempuannya seperti kandang binatang.
“Apa Kau
sedang semacam memfermentasikan keju? Hei, bangun. Bangun sekarang! Kau
terlambat! Apa kau tak akan bekerja?” jerit Tuan Gil
“Lima
menit lagi... Biarkan aku tidur lima menit lagi... Kumohon.” Kata Oh Sol masih
terus tidur.
“Ya
sudah... Kau sana tidur sampai menginjak usia 60.” Keluh Tuan Gil. Oh Sol
tiba-tiba tersadar dengan ucapan ayahnya.
“Apa
katamu barusan "Kerja"?” ucap Oh Sol. Tuan Gil pikir anaknya tak
melihat jam berapa sekarang.
“Aku tak
tahu kenapa perusahaan itu membutuhkanmu. Astaga, sangat menyebalkan.” Ucap
Tuan Gil marah
“Apa
Bener aku boleh pergi kerja?” kata Oh Sol memastikan. Tuah Gil membenarkan.
“Kau
bilang ingin bekerja di sana bahkan jika ada kotoran di kukumu. Aigoo, kau akan
merasakan nanti kalau sudah menderita.
Ayo Cepat. Mandi dan makan sarapan. Aku membuat telur kukus, favoritmu.” Ucap
Tuan Gil
“Ini
terasa seperti mimpi. Mimpikah ini?” kata Oh Sol memastikan dengan membuka mata
dan yakin kalau ini bukan mimpi.
Di ruang
dress room, Sun Kyeol berbicara di telp kalau
Adapun keputusan, maka akan mengurusnya. ketika mulai bekerja. Sek Kwon
memberitahu kalau Ada satu hal lagi yang
perlu dilaporkan kalau Gil O Sol akan kembali ke shift normalnya mulai hari
ini.
“Maaf? Apa
Gil O Sol kembali bekerja?” ucap Sun Kyeol menjerit kaget dan bahagia.
“Apa kau Sebahagia
itu?” ejek Sek Kwon. Sun Kyeol mengaku Tak
sebahagia itu.
“Hanya
saja... kita sedang dalam situasi membutuhkan pekerja tambahan. Baiklah. Sampai
jumpa di perusahaan.” Kata Sun Kyeol mencoba untuk menenangkan diri.
Sun Kyeol
bahagia karena tahu Oh Sol kembali bekerja, lalu melempar bajunya karena tak
punya waktu dan mencoba pakaian mana yang cocok untuk bertemu dengan Oh Sol.
Sementara Oh Sol gugup menunggu ayahnya sebelum pergi.
“Aku tahu
kau bekerja sebagai pembersih, tapi kau seharusnya tak terlihat berantakan. Selalu
pastikan kau mengenakan pakaian yang baru dicuci Dan jangan merepotkan siapa
pun.” Pesan Tuan Gil memberikan seragam anaknya. Oh Sol menganguk mengerti.
“Ayah, aku
benar-benar baik-baik saja.” Kata Oh Sol
“Ayah tak
pernah bilang kau tidak baik-baik saja. Setiap orang harus bertanggung jawab.
Karena kau memutuskan untuk melakukannya, lakukan yang terbaik.” Ucap Tuan Gil.
Oh Sol mengucapkan Terimakasih pada ayahnya.
“Terimakasih,
tak perlu... Emm.. tentang Itu... Orang itu... Dia orang yang baik.” Ucap Tuan
Gil. Oh Sol binggung apa maksud ayahnya.
“Ya kau
tahu lah. Orang itu... CEO mu... Dia muda, tapi dia sangat bijaksana. Selain
itu Dia juga sangat bertanggung jawab. Aku cukup menyukainya.” Ucap Tuan Gil
“Benar...
Dia cukup bijaksana dan bertanggung jawab walau masih muda, kan? Kau bahkan
bukan penilai karakter yang baik.” Ejek Oh Sol. Tuan Gil tak ingin membahasnya
menyuruh anaknya pergi saja dan Jangan terlambat.
“Aku akan
bekerja dengan baik dan bersenang-senang. Sampai jumpa!” ucap Oh Sol bergegas
pergi.
Oh Sol
duduk dengan Choi Gun lebih dulu di atap rumah, memberitahu kalau Ayahnya
memberi izin untuk bekerja jadi akan kembali bekerja mulai hari ini. Choi Gun
pun terlihat senang dan mengucap syukur karena
Mulai sekarang kau perlu lagi menyembunyikan seragammu dari ayahnya. Oh
Sol terlihat kebingungan akan mengatakan sesuatu.
“Tentang
apa ini? Kenapa kau terus berbelit-belit? Mungkinkah, ini tentang kenaikan
sewa? Bukan sesuatu seperti itu, kan?” ucap Choi Gun mengoda.
“Tidak,
bukan itu. Kupikir aku harus memberimu jawaban untuk pengakuanmu.” Kata Oh Sol
“Kubilang,
kau tak perlu memberiku jawaban.” Ucap Choi Gun. Oh Sol pikir mereka saling
bertemu setiap hari.
“Aku tak
berpikir itu benar untuk pura-pura seolah tak ada yang terjadi. Sejujurnya, aku
sangat tersanjung ketika kau mengungkapkan perasaanmu. Si Atap... Maksudku,
Belum pernah pria hebat seperti Dokter menyatakan kesukaannya padaku.” Ungkap
Oh Sol
“Dalam Pikirku,
aku hanya ditakdirkan untuk mencintai. Kenyataan ada seseorang yang bisa cinta
padaku. sangat membuatku tersanjung Dan aku bersyukur. Itu membuatku bahagia, setidaknya
untuk sementara waktu.” Jelas Oh Sol
“Lalu, bisakah
berlanjut seperti ini saja? Sehingga kau bisa tetap tersanjung, terpesona, dan
bahagia untuk waktu yang lama?” kata Choi Gun berharap
“Sejujurnya,
ada seseorang yang kusuka. Meskipun mungkin akan menjadi cinta sebelah tangan.”
Cerita Oh Sol dengan senyuman bahagia.
“Bisakah
aku bertanya siapa itu?” tanya Choi Gun. Oh Sol mengaku kalau itu adalah CEO
Perusahaanya.
“Suatu
hari, kau bilang padaku bahwa ketika kita menyukai seseorang, kita selalu ingin
berada di dekat orang itu. Aku penasaran kenapa aku bersedia menjalani semua
ini untuk pekerjaan ini. Aku merenungkannya dan menyadari bahwa aku mungkin
menyukainya. Karena aku menyukainya, maka aku ingin tetap didekatnya.” Akui Oh
Sol dengan senyuman bahagia.
Ia lalu
tersadar kalau Seharusnya tak mengatakan ini pada Choi Gun dan meminta
maaf. Choi Gun mengaku sangat cemburu
sekarang. Oh Sol merasa sangat menyesal
dan mengaku tak bermaksud membuat Choi Gun merasa seperti itu.
“Meski
begitu, kau akan terus merawat kaktus, kan? Kau tak perlu sering menyiraminya.
Tapi Cukup siram ketika kau mengingatnya.” Ucap Choi Gun. Oh Sol berjanji akan
melakukannya.
“Maka
semuanya baik-baik saja... Mulai hari ini, kita akan menjadi adik-kakak saja...
Aku Dokter-Oppamu. Tidakkah kau pikir aku keren?” kata Choi Gun bangga
“Aku tak
ingin jadi Dokter-Oppamu... Tapi Aku lebih suka Si Atap.” Kata Oh Sol tersenyum
bahagia.
Oh Sol
masuk ke kantor dengan wajah bahagia dan siap menyapa semua orang yang ada diruang tunggu, tapi
ternyata ruangan kosong dengan wajah binggung bertanya-tanya kemana teman satu
timnya. Tiba-tiba dari belakang kursi terdengar teriak
“Selamat
datang kembali! Senang bertemu denganmu lagi, O Sol.” Teriak Jae Min dkk.
Oh Sol
bahagia melihat semua temanya memberikan kejutan bahkan memberikan kalung
bunga.
“Selamat
datang kembali, Nun-nim.” Ucap Young Sik, Jae Min dan Dong Hyun pun senang
melihat Oh Sol kembali berkerja.
Saat itu
Sun Kyeol melihat dari kejauhan dengan wajah tersenyum,Jae Min melihat Sun Kyel
langsung menyapanya dan berjanji akan membersihkan semua ruangan yang
berantakan. Sun Kyeol mendekati Oh Sol
dengan wajah serius.
“Gil O
Sol-ssi.... Selamat datang kembali.” ucap Sun Kyeol dengan senyuman. Semua pun
ikut bahagia karena sangat merindukan. Oh Sol pun tak bisa menahan senyumanya.
Semua
duduk di restoran mulai bersulang, Jae Min bahagia karena Soju cocok dengan perut babi lalu meminta
sebotol soju lagi. Young Sik pikir Oh
Sol itu benar-benar menghidupkan suasana karena Suasana suram tanpamu. Dong Hyun
pun senang ayah Oh Sol menyetujui jadi
Sekarang tak perlu khawatir.
Sementara
Sun Kyeol sedang berbicara dengan Oh Sol kalau harus pulang dan mengajak pergi
bersama agar lebih hemat. Ternyata Sun Kyeol sedang berlatih agar bicara lebih
natural pada Oh Sol lalu menyakinkan diri kalau bisa melakukan ini.
Sun Kyeol
pun akan pergi menemui Oh Sol di ruang tunggu, tapi ruangan sudah kosong. Sek
Kwon melihat dari lorong memangil Sun Kyeol karena berpikir sudah pergi. Sun
Kyeol dengan wajah gugup mengaku akan berangkat sekarang.
“Ngomong-ngomong
sepertinya semua karyawan pulang.” Ucap Sun Kyeol
“Mereka merayakan
atas kembalinya O Sol. Mereka pergi ke restoran barbekyu di sekitar sini untuk
minum. Mereka memiliki kerja tim yang luar biasa bagus. Aku akan pergi
sekarang.” Kata Sek Kwon bangga
“Baiklah.
Terimakasih atas kerja keras hari ini.” Kata Sun Kyeol lalu memikirkan tentang Restoran
barbekyu.
Sun Kyeol
dengan kacamata hitam melihat Restoran barbekyu didepanya, Oh Sol dkk sedang menikmati daging babi
sambil bercengkrama, Sun Kyeol melihat
dari luar dengan wajah penuh ketakutan.
“Tempat
ini dipenuhi debu halus dan kasinogen. Asap dari lemak babi ada di mana saja. Apa
dia menyeka sisa makanan atau mengambilnya? Wahh... Tanganya Bergerak aneh
seperti itu!” ucap Sun Kyeol jijik melihat bibi yang membersihkan meja.
“Wah...
Ini tak benar.... Ini gila... Kenapa dia menyentuh O Sol? Akan kuberi kau
pelajaran.” Ucap Sun Kyeol marah melihat tangan Jae Min menyentuh kepala Oh
Sol.
Di dalam
restoran, Jae Min sedang mengoda Oh Sol yang sudah sudah keramas karena shampo beraroma wangi
lalu mengejek kaalu sudah mengunakan
cuka kayu. Oh Sol mengeluh dengan sikap Jae Min, Sementara Young Sik menyuruh
Oh Sol melihat video yang ada di ponselnya.
“Jae Min
jadi selebriti di Internet sekarang.” Kata Young Sik mengejek. Jae Min meminta
agar Jangan tunjukkan padanya. Tapi Oh Sol sudah lebih dulu mengambil ponsel
Young Sik dan langsung tertawa terbahak-bahak. Jae Min meminta agar jangan
tertawa.
“Kau
bilang orang-orang menelepon untuk meng-castingmu setelah menonton ini. Apa ini
Sungguh?” ejek Oh Sol
“Kau makan
perut babi denganku hari ini, dan suatu hari kau akan melihat ke belakang dan
menghargai hari ini. Maksudku, cepat minta tanda tanganku selagi bisa.” Goda
Jae Min bangga.
“Bibi,
kita pesan bola nasi lagi. Ada seseorang yang menyukainya di sini.” Ejek Young
Sik
“Hei...
Kalian semua di sini... Aku tak tahu kalian akan berada di sini.” Ucap
seseorang. Semua melonggo melihat Sun Kyeol datang dengan jas hujan, sarung
tangan dan masker, semua pengunjung pun melihatnya.
“Wah..
Kebetulan sekali... Ini aku, CEO..” kata Sun Kyeol yang membawa kursi sendiri
langsung mengeser Jae Min agar bisa duduk disamping Oh Sol.
“CEO.. kau
tak suka tempat seperti ini.” Ucap Jae Min, Sun Kyeol mengelak.
“Siapa
bilang aku tak suka tempat seperti ini? Aku sedang melakukan riset pasar.jadi
Aku perlu tahu bagaimana kita bisa membersihkan noda minyak dan sistem
ventilasi. Aku ingin tahu cara mengurusnya. Apa Kalian tak tahu itu?” jelas Sun
Kyeol lalu menyuruh mereka kembali makan
“Hari
ini, aku yang traktir. Jadi Nikmati makanannya.” Ucap CEO. Jae Min memberitahu
kalau mereka pesan iga sapi kering dan
tenderloin sapi juga. Sun Kyeol pun mempersilahkan mereka makan.
“Sepertinya
tak ada anggur merah di sini.” Komentar Sun Kyeol yang terbiasa makan makanan
mewah.
Jae Min
sibuk memanggang daging, Oh Sol hanya bisa melonggo sementara Sun Kyeol
terbatuk-batuk karena asap. Saat itu Dong Hyuk menerima telp terlihat kaget dan
berkatak kalau akan ke sana segera. Sun Kyeol mencoba tetap tenang menyuruh
mereka makan karena sudah kenyang.
“CEO,
mohon maaf... Aku harus pergi sekarang.” Ucap Dong Hyuk akan pergi. Semua
binggung kemana Dong Hyun akan pergi
“Kau tak
boleh meninggalkan kami dalam suasana ini. Tunggu sebentar dan ayo kita pergi
bersama.” Ucap Jae Min menahan.
“Maaf.
Ini darurat.” Kata Dong Hyun. Jae Min pikir Dong Hyun bisa pergi nanti. Dong
Hyun dengan nada penuh amarah menyuruh Jae Min melepaskan tanganya lalu
bergegas pergi.
“Kenapa...Kenapa
kau berteriak? Hei.. Dong Hyun!” teriak Jae Min kesal
Jae Min
keluar dari restoran mengeluh sikap Dong Hyun karena bukan hanya dia bukan
satu-satunya yang sibuk. Young Sik pikir kalau Dong Hyun itu punya alasan. Oh
Sol dkk pun membungkuk mengucapkan terima kasih untuk makanannya. Sun Kyeol pun
membuka jas hujan, sarun tangan serta masker lalu membuangnya.
“Bagaimana
kalian pulang?” tanya Sun Kyeol. Young Sik memberitahu kalau bersama Jae Min akan
naik kereta bawah tanah.
“Aku akan
naik bus.” Kata Oh Sol. Young Sik dan Jae Min pun akan pergi dulu karena tak ingin dengan
suasana canggung.
“Kupikir
aku harus pergi sekarang. Aku mungkin ketinggalan bus.” Kata Oh Sol akan
bergegas pergi.
“Gil O
Sol, kau bisa ikut denganku... Jalan kita searah, biar lebih hemat. Ayo pergi.”
Ucap Sun Kyeol
“Aku bisa
naik bus.” Kata Oh Sol tapi Sun Kyeol tak peduli mengajak untuk pergi
bersamanya.
Saat akan
pergi menuju mobil, Sun Kyeol panik melihat mobilnya ditarik karena parkir
sembarangnya. Oh Sol pun melihatnya
karena itu mobil Sun Kyeol dan panik apa yang harus dilakukan. Sun Kyeol pun
tak tak kalah panik karena rencananya gagal.
“Lalu aku
akan naik bus...Maukah kau ikut... denganku? Tak apa, kan?” ucap Oh Sol gugup
Sun Kyeol
pikir akan naik bus, saat itu sebuah bus lewat ada banyak orang didalamnya,
wajahnya pun panik. Ia berpikir kalau mereka bisa naik taksi dan akan
menghentikan taksi, tapi saat itu seorang pria mabuk baru turun dari
mobil. Sun Kyeol pun tak bisa naik
taksi.
“Sekarang,
mau bagaimana... Kita tak bisa pulang jalan kaki.” Ucap Oh Sol
“Kita
bisa pulang... Aku kekenyangan dan ingin jalan-jalan dulu... Wah.. Itu ide yang
bagus... Ayo pergi” ucap Sun Kyeol. Oh Sol binggung akhirnya mengikuti CEO-nya.
Mereka
berjalan ditaman yang terihat gemerlap dengan lampu, Oh Sol meminta Sun Kyeol agar cepat jalannya.
Sun Kyeol dengan wajah lelah pun mengikutinya. Oh Sol melihat tulisan [Apa
kau memimpikan cinta?] lalu menatapnya
"Apa
kau memimpikan cinta?" Itu tertulis di sini.” Ucap Oh Sol lalu berjalan ke
sisi jembatan.
“Ini
Bagus... Ketika aku ditengah pekerjaan, aku
terbiasa menyangkal ini sepanjang waktu. "Aku tak boleh minum kopi. Aku
tak punya waktu untuk berjalan-jalan." Namun, hari ini, aku menemukan
diriku seperti itu. Suasana.. sangat bagus.. Angin terasa sangat sejuk.” Ucap
Oh Sol
“ Aku
mencintaimu... Sampai kapanpun, aku mencintaimu.” Kata Sun Kyeol. Oh Sol kaget
mendengarnya.
Sun Kyeol
menunjuk ke arah papan diatas kalau tertulis [Sampai kapanpun, aku
mencintaimu.] Oh Sol hanya tersenyum lalu mengeluarkan sesuatu dar bajunya,
kalau tadinya ingin diberikan waktu di perusahaan. Sun Kyeol melihat sebuah
kotak ditangan Oh Sol.
“Ini
cokelat... Aku mencoba membuatnya sendiri.... Ah.. kau mungkin tak makan
makanan seperti cokelat. Benar, kan? Maka aku hanya akan...” ucap Oh Sol
“Tidak...
aku suka coklat... Aku menyukai coklat.” Kata Sun Kyeol mengambil kotak coklat.
Oh Sol tersenyum mengaku sangat lega.
“Di dalam
kotak, ada sesuatu yang benar-benar luar biasa. Sesuatu yang sangat kuhargai.
Kau bisa Nanti saja melihatnya... Terima kasih banyak sudah membantuku kembali
bekerja, CEO..” ucap Oh Sol
“Ah..
Tidak. Aku berterima kasih padamu karena kembali bekerja. Maksudku, Gil O Sol,
kau wanita berbakat yang layak untuk perusahaan kami.” Kata Sun Kyeol
Oh Sol
mengingat semua kenangan manis lalu menuliskan dalam diarnya [Berkata
"Aku menyukaimu" tak selalu diperlukan] Sementara Sun Kyeol membuka
kotak coklat Oh Sol dan membaca sebuah kartu [Tempat ke-5]
“Katanya
sesuatu yang paling berharga baginya. Tapi Apaan ini...” keluh Sun Kyeol.
Saat akan
makan coklat, wajah Sun Kyeol seperti tak
bisa melakukan bahkan menyentuhnya sudah jijik. Akhirnya Ia memberanikan
diri mengambil coklat dari Oh Sol dan memakanya, wajahnya bahagia karena
ternyata rasanya enak.
Nyonya
Cha melihat anaknya yang memakai jas pemberiannya lalu memuji kalau sangat
tampan. Ia lalu melihat sebuah kotak diatas meja dan itu Cokelat, terlihat
bingung anaknya yang tak pernah menyukai cokelat karena akan merusak gigi dan
membuat tangannya kotor.
“Apa aku
bilang itu? Yah, kurasa seleraku berubah.” Ucap Sun Kyeol dengan senyuman.
Ibunya seperti tak peduli terus memuji anaknya yang terlihat kece.
“Ini
sesuatu yang berharga bagiku.” Akui Sun Kyeol tak bisa rasa menutup bahagianya.
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. Masih kurang 818 lagi. ^_^
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar