PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 25 Desember 2018

Sinopsis Clean With Passion For Now Episode 9 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC
“Gil O Sol , kau orang yang sangat kubutuhkan. Oleh karena itu, jangan ke mana-mana. Tetap bersamaku... Disisiku.” Ucap Sun Kyeol
Oh Sol berbaring dikamarnya tersenyum memikirkan yang dikatakan Sun Kyeol kalau meminta untuk ada disisinya. Wajahnya tersenyum bahagia. 

 [Episode 9: Berkata “Aku menyukaimu” tak selalu diperlukan]
Tuan Gil dikamarnya tak bisa tidur teringat kembali yang dikatakan Sun Kyeol  “Pembersihan tak hanya menghilangkan debu dan sampah. Aku yakin itu bisa memberi secercah harapan untuk kehidupan seseorang.”
Ditanganya memegang kartu nama Sun Kyeol dan terlihat gelisah melihat nama perusahan [Cheongso Yojeong] akhirnya Ia keluar dari kamar pergi ke dapur dan bingung karena mendengar suara berisik berpikir kalau ada tikus.

Tapi ternyata Oh Sol diam-diam meminum herbal perberian dari Sun Kyeol di samping kulkas. Tuan Gil terlonjak kaget, Oh Sol heran ayahnya yang  belum tidur. Tuan Gil memeng dadanya yang kaget bertanya sedang apa gelap-gelap didapur.
“Minuman Ini? Aku akan mengembalikan ini besok. Tapi Kudengar ini bagus buat tubuh, jadi aku ingin mencicipinya. Dan sangat sia-sia kalau tak diminum. Apa ayah Mau?” ucap Oh Sol meminum jus herbal.
“Apa kau Mau minum soju?” kata sang Ayah. Oh Sol kaget mendengarnya. 


Keduanya sudah duduk direstoran, Oh Sol terlihat gugup duduk didepan ayahnya. Tuan Gil mulai bicara kalau berharap anaknya akan melakukan sesuatu yang lain sebagai gantinya. Oh Sol hanya terdiam, Tuan Gil memperlihatkan tangannya.
“Aku bergulat dengan sampah sepanjang hari dan menghirup debu. Aku sudah hidup seperti itu selama sekitar 25 tahun, noda gelap di bawah kukuku tak hilang. Lalu Kau tahu apa yang orang katakan jika aku pergi ke restoran dengan tangan ini?” cerita Tuan Gil. Oh Sol terlihat sedih
“Mereka menyuruh mencuci tangan kotor ini. Meskipun Ayah menggosoknya dengan sikat gigi bahkan sampai berdarah sebelumnya. Tapi Mereka tak mau duduk dengan Ayah karena kotor.” Ucap Tuan Gil. Oh Sol makin sedih mendengarnya.
“Haruskah kau melakukannya? Tak bisakah kau melakukan sesuatu selain pembersihan?” kata Tuan Gil memohon.
“Tidak... Aku tak peduli pekerjaan apa yang kupunya. Aku sudah merencanakan untuk bekerja di mana saja jika mereka punya tempat untukku. Niatku bekerja di sin untuk sebentar hanya sementara. Aku tahu betapa kau membencinya. Jadi Aku tak berencana untuk lama. Tapi itu menyenangkan... Aku menyukainya...” akui Oh Sol
“Ketika aku bersiap untuk mencari pekerjaan, aku selalu berada di perpustakaan atau di kelas. Aku merasa seperti terjebak sendirian dalam sebuah kotak kecil yang pengap. Tapi di tempat kerja, ada orang-orang baik dan aku bisa tertawa, dan bersenang-senang sambil bekerja. Aku suka itu.” Cerita Oh Sol
“Melelahkan dan membuat badanku sakit Adalah hal yang wajar. Itu tak bisa dihindari. Sesudah berhenti dari berolahraga, Aku... merasa seperti... tak cocok, di mana pun berada. Ini Sudah sangat lama, akhirnya aku menemukan tempat yang cocok.” Cerita Oh Sol
Oh Sol juga tak tahu kalau tempatnya bekerja sangat membutuhkannya tapi kalau Ayah meminta untuk berhenti, maka akan melakukannya karena sang Ayah tak pernah pernah menentang keputusannya jadi  akan nurut pada Ayah kali ini.




“Maaf sudah membuat Ayah kesal. Tapi Kenapa Ayah terus minum sendirian? Ayah kan kesini denganku. Seharusnya Ayah minum denganku.” Keluh Oh Sol mulai minum.
“Aku penasaran ke mana kalian pergi tanpa aku.” Keluh Oh Dol datang lalu memesan satu udon lagi untuknya.
“Beri aku kesempatan juga. Umurku 18 sekarang. Aku sudah cukup umur untuk minum.” Kata Oh Dol ingin minum juga.
“Apa? Umur 18? Berani-beraninya seorang anak berusia 18 tahun mencoba minum?” kata Tuan Gil memarahin anaknya.
“Apa? Kau bilang aku harus belajar minum dengan seseorang yang lebih tua.” Tegas Oh Dol lalu mengeluh pada kakaknya yang hanya menatap karena tak punya hak untuk berbicara.
“Apa? Kau bilang Tidak berhak? Beraninya kau..” ucap Oh Sol mulai memukul adiknya.
“Jangan pukul, kulaporkan ke polisi !! Kalian berdua selalu memukul, mencubit, dan mengucilkan aku. Akan kulaporkan karena penganiayaan anak!” kata Oh Dol mengancam. Oh Sol makin mengejak kalau adiknya memanga masih anak-anak
“Aku tak akan berguna jika aku bukan atlet.” Kata Oh Dol. Oh Sol pikir adiknya itu sudah sadar
“Jangan bilang siapa-siapa kau kakakku. Dan Jangan bilang siapa-siapa kalau aku adalah adikku. Ini Memalukan.” Ucap Oh Dol lalu menarik udon milik kakaknya agar bisa berbagi. Ketiganya seperti keluarga bahagia. 



Young Sik  dan Jae Min makan roti seperti orang yang kepalaran dan baju pengemis. Saat itu sutradara berteriak “Cut” meminta agar mereka Jangan hanya makan dan berakting terlihat lebih terkejut ketika seseorang marah. Keduanya pun makan seperti orang kelaparan untuk kesekian kalinya.
“Ada apa dengan Si Sutradara ?” keluh Young Sik lalu memberikan obat pencernaan untuk Jae Min yang muntah karena terlalu kenyang.
“Ini drama, bukan film. Apa Kau baik-baik saja?” ucap Young Sik, Jae Min pun mengajak untuk segera pergi.
Saat itu orang-orang berseru melihat aktor Lee Seong Chan dan berkomentar kalau jauh lebih tampan dilihat langsung. Jae Min tak peduli, tapi saat itu Seong Chan memanggilnya terlihat senang karena bertemu dengan Jae Min. Jae Min membalasnya kalau Sudah lama tak bertemu.
“Apa Kau di sini juga?” ucap Seong Chan. Young Sik melihat keduanya  saling kenal lalu mengeluh pada Jae Min karena tak memberitahunya seperti sangat bangga.
“Apa Kau masih bekerja paruh waktu dan Kau tak berhenti ber-akting?” tanya Seong Chan dengan nada merendah.
“Tidak, aku tidak. Aku terus melakukannya.” Kata Jae Min yakin. Seong Chan mengaku senang melihat Jae Min  seperti ini.
Sutradara memanggil kalau Seong Chan harus bersiap-siap untuk adegan 30. Seong Chan pun pamit pergi dan berharap bisa saling berkomunikasi lalu mengejek Jae Min agar mengusap hidungnya. Jae Min menutupi hidungnya yang gambar agar terlihat seperti pengemis.  Young Sik melihat sikap Seong Chan mengumpat artis yang sombong.


Tuan Gil berteriak memanggil anaknya agar bangun karena sudah terlambat. Oh Sol masih tertidur pulas dikamarnya, Tuan Gil akhirnya masuk kamar lalu menjerit karena bau kamar anak perempuannya seperti kandang binatang.
“Apa Kau sedang semacam memfermentasikan keju? Hei, bangun. Bangun sekarang! Kau terlambat! Apa kau tak akan bekerja?” jerit Tuan Gil
“Lima menit lagi... Biarkan aku tidur lima menit lagi... Kumohon.” Kata Oh Sol masih terus tidur.
“Ya sudah... Kau sana tidur sampai menginjak usia 60.” Keluh Tuan Gil. Oh Sol tiba-tiba tersadar dengan ucapan ayahnya.
“Apa katamu barusan "Kerja"?” ucap Oh Sol. Tuan Gil pikir anaknya tak melihat jam berapa sekarang.
“Aku tak tahu kenapa perusahaan itu membutuhkanmu. Astaga, sangat menyebalkan.” Ucap Tuan Gil marah
“Apa Bener aku boleh pergi kerja?” kata Oh Sol memastikan. Tuah Gil membenarkan.
“Kau bilang ingin bekerja di sana bahkan jika ada kotoran di kukumu. Aigoo, kau akan merasakan   nanti kalau sudah menderita. Ayo Cepat. Mandi dan makan sarapan. Aku membuat telur kukus, favoritmu.” Ucap Tuan Gil
“Ini terasa seperti mimpi. Mimpikah ini?” kata Oh Sol memastikan dengan membuka mata dan yakin kalau ini bukan mimpi.


Di ruang dress room, Sun Kyeol berbicara di telp kalau  Adapun keputusan, maka akan mengurusnya. ketika mulai bekerja. Sek Kwon memberitahu kalau  Ada satu hal lagi yang perlu dilaporkan kalau Gil O Sol akan kembali ke shift normalnya mulai hari ini.
“Maaf? Apa Gil O Sol kembali bekerja?” ucap Sun Kyeol menjerit kaget dan bahagia.
“Apa kau Sebahagia itu?” ejek Sek Kwon. Sun Kyeol mengaku  Tak sebahagia itu.
“Hanya saja... kita sedang dalam situasi membutuhkan pekerja tambahan. Baiklah. Sampai jumpa di perusahaan.” Kata Sun Kyeol mencoba untuk menenangkan diri. 

Sun Kyeol bahagia karena tahu Oh Sol kembali bekerja, lalu melempar bajunya karena tak punya waktu dan mencoba pakaian mana yang cocok untuk bertemu dengan Oh Sol. Sementara Oh Sol gugup menunggu ayahnya sebelum pergi.
“Aku tahu kau bekerja sebagai pembersih, tapi kau seharusnya tak terlihat berantakan. Selalu pastikan kau mengenakan pakaian yang baru dicuci Dan jangan merepotkan siapa pun.” Pesan Tuan Gil memberikan seragam anaknya. Oh Sol menganguk mengerti.
“Ayah, aku benar-benar baik-baik saja.” Kata Oh Sol
“Ayah tak pernah bilang kau tidak baik-baik saja. Setiap orang harus bertanggung jawab. Karena kau memutuskan untuk melakukannya, lakukan yang terbaik.” Ucap Tuan Gil. Oh Sol mengucapkan Terimakasih pada ayahnya.
“Terimakasih, tak perlu... Emm.. tentang Itu... Orang itu... Dia orang yang baik.” Ucap Tuan Gil. Oh Sol binggung apa maksud ayahnya.
“Ya kau tahu lah. Orang itu... CEO mu... Dia muda, tapi dia sangat bijaksana. Selain itu Dia juga sangat bertanggung jawab. Aku cukup menyukainya.” Ucap Tuan Gil
“Benar... Dia cukup bijaksana dan bertanggung jawab walau masih muda, kan? Kau bahkan bukan penilai karakter yang baik.” Ejek Oh Sol. Tuan Gil tak ingin membahasnya menyuruh anaknya pergi saja dan Jangan terlambat.
“Aku akan bekerja dengan baik dan bersenang-senang. Sampai jumpa!” ucap Oh Sol bergegas pergi. 


Oh Sol duduk dengan Choi Gun lebih dulu di atap rumah, memberitahu kalau Ayahnya memberi izin untuk bekerja jadi akan kembali bekerja mulai hari ini. Choi Gun pun terlihat senang dan mengucap syukur karena  Mulai sekarang kau perlu lagi menyembunyikan seragammu dari ayahnya. Oh Sol terlihat kebingungan akan mengatakan sesuatu.
“Tentang apa ini? Kenapa kau terus berbelit-belit? Mungkinkah, ini tentang kenaikan sewa? Bukan sesuatu seperti itu, kan?” ucap Choi Gun mengoda.
“Tidak, bukan itu. Kupikir aku harus memberimu jawaban untuk pengakuanmu.” Kata Oh Sol
“Kubilang, kau tak perlu memberiku jawaban.” Ucap Choi Gun. Oh Sol pikir mereka saling bertemu setiap hari.
“Aku tak berpikir itu benar untuk pura-pura seolah tak ada yang terjadi. Sejujurnya, aku sangat tersanjung ketika kau mengungkapkan perasaanmu. Si Atap... Maksudku, Belum pernah pria hebat seperti Dokter menyatakan kesukaannya padaku.” Ungkap Oh Sol
“Dalam Pikirku, aku hanya ditakdirkan untuk mencintai. Kenyataan ada seseorang yang bisa cinta padaku. sangat membuatku tersanjung Dan aku bersyukur. Itu membuatku bahagia, setidaknya untuk sementara waktu.” Jelas Oh Sol
“Lalu, bisakah berlanjut seperti ini saja? Sehingga kau bisa tetap tersanjung, terpesona, dan bahagia untuk waktu yang lama?” kata Choi Gun berharap
“Sejujurnya, ada seseorang yang kusuka. Meskipun mungkin akan menjadi cinta sebelah tangan.” Cerita Oh Sol dengan senyuman bahagia.
“Bisakah aku bertanya siapa itu?” tanya Choi Gun. Oh Sol mengaku kalau itu adalah CEO Perusahaanya.
“Suatu hari, kau bilang padaku bahwa ketika kita menyukai seseorang, kita selalu ingin berada di dekat orang itu. Aku penasaran kenapa aku bersedia menjalani semua ini untuk pekerjaan ini. Aku merenungkannya dan menyadari bahwa aku mungkin menyukainya. Karena aku menyukainya, maka aku ingin tetap didekatnya.” Akui Oh Sol dengan senyuman bahagia.
Ia lalu tersadar kalau Seharusnya tak mengatakan ini pada Choi Gun dan meminta maaf.  Choi Gun mengaku sangat cemburu sekarang. Oh Sol merasa  sangat menyesal dan mengaku tak bermaksud membuat Choi Gun merasa seperti itu.
“Meski begitu, kau akan terus merawat kaktus, kan? Kau tak perlu sering menyiraminya. Tapi Cukup siram ketika kau mengingatnya.” Ucap Choi Gun. Oh Sol berjanji akan melakukannya.
“Maka semuanya baik-baik saja... Mulai hari ini, kita akan menjadi adik-kakak saja... Aku Dokter-Oppamu. Tidakkah kau pikir aku keren?” kata Choi Gun bangga
“Aku tak ingin jadi Dokter-Oppamu... Tapi Aku lebih suka Si Atap.” Kata Oh Sol tersenyum bahagia. 




Oh Sol masuk ke kantor dengan wajah bahagia dan siap menyapa  semua orang yang ada diruang tunggu, tapi ternyata ruangan kosong dengan wajah binggung bertanya-tanya kemana teman satu timnya. Tiba-tiba dari belakang kursi terdengar teriak
“Selamat datang kembali! Senang bertemu denganmu lagi, O Sol.” Teriak Jae Min dkk.
Oh Sol bahagia melihat semua temanya memberikan kejutan bahkan memberikan kalung bunga.
“Selamat datang kembali, Nun-nim.” Ucap Young Sik, Jae Min dan Dong Hyun pun senang melihat Oh Sol kembali berkerja.
Saat itu Sun Kyeol melihat dari kejauhan dengan wajah tersenyum,Jae Min melihat Sun Kyel langsung menyapanya dan berjanji akan membersihkan semua ruangan yang berantakan.  Sun Kyeol mendekati Oh Sol dengan wajah serius.
“Gil O Sol-ssi.... Selamat datang kembali.” ucap Sun Kyeol dengan senyuman. Semua pun ikut bahagia karena sangat merindukan. Oh Sol pun tak bisa menahan senyumanya. 


Semua duduk di restoran mulai bersulang, Jae Min bahagia karena  Soju cocok dengan perut babi lalu meminta sebotol soju lagi.  Young Sik pikir Oh Sol itu benar-benar menghidupkan suasana karena Suasana suram tanpamu. Dong Hyun pun senang ayah Oh Sol  menyetujui jadi Sekarang tak perlu khawatir.

Sementara Sun Kyeol sedang berbicara dengan Oh Sol kalau harus pulang dan mengajak pergi bersama agar lebih hemat. Ternyata Sun Kyeol sedang berlatih agar bicara lebih natural pada Oh Sol lalu menyakinkan diri kalau  bisa melakukan ini.
Sun Kyeol pun akan pergi menemui Oh Sol di ruang tunggu, tapi ruangan sudah kosong. Sek Kwon melihat dari lorong memangil Sun Kyeol karena berpikir sudah pergi. Sun Kyeol dengan wajah gugup mengaku akan berangkat sekarang.
“Ngomong-ngomong sepertinya semua karyawan pulang.” Ucap Sun Kyeol
“Mereka merayakan atas kembalinya O Sol. Mereka pergi ke restoran barbekyu di sekitar sini untuk minum. Mereka memiliki kerja tim yang luar biasa bagus. Aku akan pergi sekarang.” Kata Sek Kwon bangga
“Baiklah. Terimakasih atas kerja keras hari ini.” Kata Sun Kyeol lalu memikirkan tentang Restoran barbekyu.

Sun Kyeol dengan kacamata hitam melihat Restoran barbekyu didepanya,  Oh Sol dkk sedang menikmati daging babi sambil bercengkrama,  Sun Kyeol melihat dari luar dengan wajah penuh ketakutan.
“Tempat ini dipenuhi debu halus dan kasinogen. Asap dari lemak babi ada di mana saja. Apa dia menyeka sisa makanan atau mengambilnya? Wahh... Tanganya Bergerak aneh seperti itu!” ucap Sun Kyeol jijik melihat bibi yang membersihkan meja.
“Wah... Ini tak benar.... Ini gila... Kenapa dia menyentuh O Sol? Akan kuberi kau pelajaran.” Ucap Sun Kyeol marah melihat tangan Jae Min menyentuh kepala Oh Sol. 

Di dalam restoran, Jae Min sedang mengoda Oh Sol yang sudah  sudah keramas karena shampo beraroma wangi lalu mengejek kaalu sudah  mengunakan cuka kayu. Oh Sol mengeluh dengan sikap Jae Min, Sementara Young Sik menyuruh Oh Sol melihat video yang ada di ponselnya.
“Jae Min jadi selebriti di Internet sekarang.” Kata Young Sik mengejek. Jae Min meminta agar Jangan tunjukkan padanya. Tapi Oh Sol sudah lebih dulu mengambil ponsel Young Sik dan langsung tertawa terbahak-bahak. Jae Min meminta agar jangan tertawa.
“Kau bilang orang-orang menelepon untuk meng-castingmu setelah menonton ini. Apa ini Sungguh?” ejek Oh Sol
“Kau makan perut babi denganku hari ini, dan suatu hari kau akan melihat ke belakang dan menghargai hari ini. Maksudku, cepat minta tanda tanganku selagi bisa.” Goda Jae Min bangga.
“Bibi, kita pesan bola nasi lagi. Ada seseorang yang menyukainya di sini.” Ejek Young Sik 

“Hei... Kalian semua di sini... Aku tak tahu kalian akan berada di sini.” Ucap seseorang. Semua melonggo melihat Sun Kyeol datang dengan jas hujan, sarung tangan dan masker, semua pengunjung pun melihatnya.
“Wah.. Kebetulan sekali... Ini aku, CEO..” kata Sun Kyeol yang membawa kursi sendiri langsung mengeser Jae Min agar bisa duduk disamping Oh Sol.
“CEO.. kau tak suka tempat seperti ini.” Ucap Jae Min, Sun Kyeol mengelak.
“Siapa bilang aku tak suka tempat seperti ini? Aku sedang melakukan riset pasar.jadi Aku perlu tahu bagaimana kita bisa membersihkan noda minyak dan sistem ventilasi. Aku ingin tahu cara mengurusnya. Apa Kalian tak tahu itu?” jelas Sun Kyeol lalu menyuruh mereka kembali makan
“Hari ini, aku yang traktir. Jadi Nikmati makanannya.” Ucap CEO. Jae Min memberitahu kalau mereka  pesan iga sapi kering dan tenderloin sapi juga. Sun Kyeol pun mempersilahkan mereka makan.
“Sepertinya tak ada anggur merah di sini.” Komentar Sun Kyeol yang terbiasa makan makanan mewah. 

Jae Min sibuk memanggang daging, Oh Sol hanya bisa melonggo sementara Sun Kyeol terbatuk-batuk karena asap. Saat itu Dong Hyuk menerima telp terlihat kaget dan berkatak kalau akan ke sana segera. Sun Kyeol mencoba tetap tenang menyuruh mereka makan karena sudah kenyang.
“CEO, mohon maaf... Aku harus pergi sekarang.” Ucap Dong Hyuk akan pergi. Semua binggung kemana Dong Hyun akan pergi
“Kau tak boleh meninggalkan kami dalam suasana ini. Tunggu sebentar dan ayo kita pergi bersama.” Ucap Jae Min menahan.
“Maaf. Ini darurat.” Kata Dong Hyun. Jae Min pikir Dong Hyun bisa pergi nanti. Dong Hyun dengan nada penuh amarah menyuruh Jae Min melepaskan tanganya lalu bergegas pergi.
“Kenapa...Kenapa kau berteriak? Hei.. Dong Hyun!” teriak Jae Min kesal 

Jae Min keluar dari restoran mengeluh sikap Dong Hyun karena bukan hanya dia bukan satu-satunya yang sibuk. Young Sik pikir kalau Dong Hyun itu punya alasan. Oh Sol dkk pun membungkuk mengucapkan terima kasih untuk makanannya. Sun Kyeol pun membuka jas hujan, sarun tangan serta masker lalu membuangnya.
“Bagaimana kalian pulang?” tanya Sun Kyeol. Young Sik memberitahu kalau bersama Jae Min akan naik kereta bawah tanah.
“Aku akan naik bus.” Kata Oh Sol. Young Sik dan Jae Min pun  akan pergi dulu karena tak ingin dengan suasana canggung.
“Kupikir aku harus pergi sekarang. Aku mungkin ketinggalan bus.” Kata Oh Sol akan bergegas pergi.
“Gil O Sol, kau bisa ikut denganku... Jalan kita searah, biar lebih hemat. Ayo pergi.” Ucap Sun Kyeol
“Aku bisa naik bus.” Kata Oh Sol tapi Sun Kyeol tak peduli mengajak untuk pergi bersamanya. 
Saat akan pergi menuju mobil, Sun Kyeol panik melihat mobilnya ditarik karena parkir sembarangnya.  Oh Sol pun melihatnya karena itu mobil Sun Kyeol dan panik apa yang harus dilakukan. Sun Kyeol pun tak tak kalah panik karena rencananya gagal.
“Lalu aku akan naik bus...Maukah kau ikut... denganku? Tak apa, kan?” ucap Oh Sol gugup
Sun Kyeol pikir akan naik bus, saat itu sebuah bus lewat ada banyak orang didalamnya, wajahnya pun panik. Ia berpikir kalau mereka bisa naik taksi dan akan menghentikan taksi, tapi saat itu seorang pria mabuk baru turun dari mobil.  Sun Kyeol pun tak bisa naik taksi.
“Sekarang, mau bagaimana... Kita tak bisa pulang jalan kaki.” Ucap Oh Sol
“Kita bisa pulang... Aku kekenyangan dan ingin jalan-jalan dulu... Wah.. Itu ide yang bagus... Ayo pergi” ucap Sun Kyeol. Oh Sol binggung akhirnya mengikuti CEO-nya. 


Mereka berjalan ditaman yang terihat gemerlap dengan lampu,  Oh Sol meminta Sun Kyeol agar cepat jalannya. Sun Kyeol dengan wajah lelah pun mengikutinya. Oh Sol melihat tulisan   [Apa kau memimpikan cinta?] lalu menatapnya
"Apa kau memimpikan cinta?" Itu tertulis di sini.” Ucap Oh Sol lalu berjalan ke sisi jembatan.
“Ini Bagus...  Ketika aku ditengah pekerjaan, aku terbiasa menyangkal ini sepanjang waktu. "Aku tak boleh minum kopi. Aku tak punya waktu untuk berjalan-jalan." Namun, hari ini, aku menemukan diriku seperti itu. Suasana.. sangat bagus.. Angin terasa sangat sejuk.” Ucap Oh Sol
“ Aku mencintaimu... Sampai kapanpun, aku mencintaimu.” Kata Sun Kyeol. Oh Sol kaget mendengarnya.
Sun Kyeol menunjuk ke arah papan diatas kalau tertulis [Sampai kapanpun, aku mencintaimu.] Oh Sol hanya tersenyum lalu mengeluarkan sesuatu dar bajunya, kalau tadinya ingin diberikan waktu di perusahaan. Sun Kyeol melihat sebuah kotak ditangan Oh Sol.
“Ini cokelat... Aku mencoba membuatnya sendiri.... Ah.. kau mungkin tak makan makanan seperti cokelat. Benar, kan? Maka aku hanya akan...” ucap Oh Sol
“Tidak... aku suka coklat... Aku menyukai coklat.” Kata Sun Kyeol mengambil kotak coklat. Oh Sol tersenyum mengaku sangat lega.
“Di dalam kotak, ada sesuatu yang benar-benar luar biasa. Sesuatu yang sangat kuhargai. Kau bisa Nanti saja melihatnya... Terima kasih banyak sudah membantuku kembali bekerja, CEO..” ucap Oh Sol
“Ah.. Tidak. Aku berterima kasih padamu karena kembali bekerja. Maksudku, Gil O Sol, kau wanita berbakat yang layak untuk perusahaan kami.” Kata Sun Kyeol 




Oh Sol mengingat semua kenangan manis lalu menuliskan dalam diarnya   [Berkata "Aku menyukaimu" tak selalu diperlukan] Sementara Sun Kyeol membuka kotak coklat Oh Sol dan membaca sebuah kartu [Tempat ke-5]
“Katanya sesuatu yang paling berharga baginya. Tapi Apaan ini...” keluh Sun Kyeol.
Saat akan makan coklat, wajah Sun Kyeol seperti tak  bisa melakukan bahkan menyentuhnya sudah jijik. Akhirnya Ia memberanikan diri mengambil coklat dari Oh Sol dan memakanya, wajahnya bahagia karena ternyata rasanya enak. 

Nyonya Cha melihat anaknya yang memakai jas pemberiannya lalu memuji kalau sangat tampan. Ia lalu melihat sebuah kotak diatas meja dan itu Cokelat, terlihat bingung anaknya yang tak pernah menyukai cokelat karena akan merusak gigi dan membuat tangannya kotor.
“Apa aku bilang itu? Yah, kurasa seleraku berubah.” Ucap Sun Kyeol dengan senyuman. Ibunya seperti tak peduli terus memuji anaknya yang terlihat kece.
“Ini sesuatu yang berharga bagiku.” Akui Sun Kyeol tak bisa rasa menutup bahagianya.
 Bersambung ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. Masih kurang 818 lagi. ^_^  
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar