[Episode
7: Saat Kita Saling Bersentuhan]
Sun Kyeol
pulang ke rumah wajahnya terlihat kebingungan lalu seperti merasa menyesal
dengan ucapanya. Sementara Oh Sol duduk ditangga sambil minum bir mengingat
yang dikatakan Sun Kyeol mengumpat bosnya itu orang jahat.
“Dia
membuatku bingung... Dasar Bodoh... Kenapa aku ingin membuatnya terkesan? Aku
bahkan mengenakan sepatu hak.” Ucap Oh Sol kesal sendiri.
Saat itu
Choi Gun datang, berkomentar kalau melihat
tadi pagi, sudah tahu sepatu itu akan membuat kakinya terluka dengan
memberikan sesuatu. Oh Sol binggung apa yang yang dibeli. Choi Gun menyuruh agar mengmabilnya saja atau
akan menempelkanya. Akhirnya Oh Sol mengambil plester dan menempelkan sendiri.
“Sepatu
olahraga lebih cocok untukmu Daripada sepatu hak tinggi. Bagaimanapun, lebih
baik sekarang, kan?” ucap Choi Gun
“Sedikit.
Kupikir membantu, tapi aku tak yakin.” Kata Oh Sol
“Kenapa
minum sendirian? Apa terjadi sesuatu hari ini?” tanya Choi Gun
“Tidak,
tak ada yang terjadi. Aku hanya... Aku penasaran karena ingin tahu saja.
Bisakah pria memegang tangan wanita bahkan menciumnya meskipun wanita itu tak
dia suka? Katanya dia tak ingin berkencan. Dia membuatku bingung tanpa alasan.”
Ungkap Oh Sol
“Lagi
pula... Aku melakukan hal yang sama. Ciuman itu. Aku bahkan tak menyukainya
tapi aku melakukannya duluan. Apa ini benar-benar terjadi?” keluh Oh Sol heran
“Apa Kau
baru saja menjawab pertanyaanmu sendiri?” ejek Choi Gun. Oh Sol sadar kalau
sudah menjawab pertanyaannya sendiri.
“Bagaimana
kabarmu dengan cinta rahasiamu? Apa Sudah kau ungkapkan?” tanya Oh Sol
penasaran
“Seperti
yang kau katakan, waktu adalah hal yang rumit.” Komentar Choi Gun seperti tak
yakin.
“Apa
Sudah aku katakan bahwa aku mantan atlet di sekolah? Aku pemain hurdle. Kau
tahu hurdle, kan? Berlari dan melompati rintangan. Dalam hurdle, kecepatan dan
waktu adalah kuncinya. “ jelas Oh Sol
“Tapi
setiap kali kucoba untuk menemukan waktu yang sempurna, tak pernah benar-benar
berhasil. Saat mencoba menghitung langkahku, Aku tersandung dan jatuh. Seharusnya
kulompati saja ketika terasa benar, tanpa banyak berpikir.” Cerita Oh Sol
“Jadi,
maksud dari perkataanku, jangan mencoba menghitung dan menimbang sesuatu. Langsung
saja katakan padanya bagaimana perasaanmu. Ulur, tarik, membuatnya bingung, dan
akhirnya menyakiti orang itu. Itu sangat mengerikan.” Komentar Oh Sol. Choi Gun
hanya bisa diam saja.
Sun Kyeol
sibuk membersihkan Geum Ja dirumahya, setelah itu menyandarkan badanya di sofa
teringat kembali yang dikatakan pada Oh Sol.
“Apa yang
ingin kau dengar dariku? Kenapa? Apa Kau harap, aku memintamu menjadi pacarku? Maaf,
aku tak tertarik untuk berkencan. Saat ini, aku tak ingin berkencan dengan
siapa pun.” Ucap Sun Kyeol
Sun Kyeol
seperti merasa sangat menyesal dengan yang dikatakan pada Oh Sol karena tak
sesuai dengan hatinya.
Esok pagi
Sun Kyeol
menanyakan Jam berapa rapat berikutnya,
Sek Kwon menjawab kalau bisa pergi sesudah rapat ini. Tiba-tiba Sun Kyeol dan
Oh Sol berpapasan di lobby, suasana terasa canggung karena kejadian kemarin.
Sek Kwon pun menyapa Oh Sol yang Baru datang. Oh Sol pun menyapa selamat pagi. Sek Kwon melihat semua pegawai
akhirnya datang.
“Selamat
pagi, CEO” ucap Jae Min menyapa, Oh Sol sudah tak bisa dekat dengan Sun Kyeol
memilih untuk segera pamit pergi.
“O Sol,
kenapa kau pergi sendirian? Tunggu.” Ucap Jae Min, Oh Sol segera bergegas
pergi. Sek Kwon melihat tatapan Oh Sol dan Sun Kyeol yang gugup yakin kalau
terjadi sesuatu.
Sun Kyeol
sedang berjalan sendirian dan kaget tiba-tiba Oh Sol sudah ada didepanya. Ia
pun berusaha bersikap santai sebagai seorang CEO, Oh Sol mengaku cukup bingung
hari itu, jadi lupa memberitahu sesuatu. Sun Kyeol terlihat binggung.
“Aku
juga, tak tertarik berkencan saat ini. Terutama dengan pria seperti CEO” tegas
Oh Sol. Sun Kyeol melonggo.
“Ciuman
itu ayo anggap impas. Aku melakukannya sekali, Kau juga sekali. Kita berdua melakukannya, sudah,
kan?” ucap Oh Sol lalu melangkah pergi. Sun Kyeol hanya bisa menatap bingung.
Di ruang
rapat, Sun Kyeol duduk dengan tatapan kosong. Manager melakukan presentasi
tentang pesaing mereka, kalau jumlah pengguna aplikasi seluler perushaan sudah
meningkat secara substansial dengan Jumlah pengguna 6.000 pada tahun 2016, tapi
saat ini 10.000.
“Ini
sudah terus meningkat, sementara pesaing kita tidak dapat mempertahankan
pengguna aplikasinya.”
Saat itu
Sun Kyeol tiba-tiba dikagetkan dengan Oh Sol yang muncul dikaca, Oh Sol mencoba
memberikan ancaman pada Sun Kyeol seperti akan memukulnya. Sun Kyeol tak
mendengarkan apa yang dijelaskan oleh Sang manager.
“Beraninya
dia.... Hei!” teriak Sun Kyeol marah lalu binggung karena Oh Sol sudah tak ada
dibalik kaca. Semua pegawai melonggo bingung berpikir Sun Kyeol sedang
mengkhayal.
“Dia ada
di sana, memberiku...” kata Sun Kyeol marah, Sek Kwon menyadarkan Sun Kyeol
kalau ada di ruang rapat dan menjadi sorotan.
“Maaf.
Aku pasti salah lihat... Silakan lanjutkan.” Kata Sun Kyeol berusaha untuk
tenang dan kembali duduk.
Presentasi
di mulai, Saat itu Sun Kyeol pun melihat
Oh Sol yang berdiri tak jauh darinya kembali mengejeknya. Sun Kyeol menahan
amarah melihat Oh Sol.
Joo Yeon
memuji yang sudah dilakukan Oh Sol, karena tahu kalau Katanya, pria tampan
selalu memberi wanita waktu yang sulit jadi haru memberikan pelajaran kali ini.
Oh Sol pun senang dengan yang dilakukannya,
dengan mengumpat kalau Sun Kyeol itu Pria jahat yang menarik dan
membuatnya sangat bingung.
“Dia
menargetkan orang yang salah.” Ucap Oh Sol marah
“Hei,
tapi bagaimana jika hari itu adalah hari yang buruk baginya?” ucap Joo Yeon
“Dia
terlihat kesal. Dia tampak sedikit berbeda. Aku menyuruhnya keluar lewat
chating. Ya kau tahu lah. Mungkin saja ada sesuatu yang tak bisa dia katakan
karena kesal tentang hal lain. Dia mungkin menyesal sekarang.” Kata Oh Sol
“Apa
menurutmu begitu?” komentar Joo Yeon. Oh Sol kesal dengan ucapan temanya.
“Lalu
kenapa aku melakukan ini? Tidak mungkin aku tertarik pada pria seperti si CEO, Dia sangat tak pengertian. Dia hanya
mempedulikan egonya sendiri. Sekarang bersikap begini, lalu begitu. Si CEO itu
memang benar-benar brengsek.” Ucap Oh Sol mengebu-gebu tanpa sadar Sun Kyeol
dan Sek Kwon ada didepanya.
“Itu
terlalu buruk. Yang ada di pikiranmu aku brengsek.” Komentar Sun Kyeol
mendengarnya lalu melangkah pergi.
Oh Sol
masih melonggo kaget sampai Joo Yeon memanggilny dari seberang telp tak
disahuti. Joo Yeon pikir kalau Oh Sol menutup telepon lalu berbicara sendiri
dengan yakin Oh Sol yang sangat menyukainya.
“Ketika
dia jatuh cinta pada Do Jin selama tiga tahun, dia tak seperti ini. Tapi sekarang
dia berusaha keras. Dia Imut juga.” Komentar Joo Yeon lalu melihat spanduk "Rochester Clinic". Tak percaya
kalau ada "Psikiater termuda"
Sun Kyeol
terlihat marah masuk ke dalam ruangan karena dianggap brengsek sambil mencuci
tanganya. Ia pikir kalau yang dikatakan
Oh Sol itu Omong kosong karena
menurutnya cukup baik, kompeten, tinggi, stylis, bahkan penampilanya menarik.
“Apa aku
benar-benar tak menarik? Baik... Kuakui, aku bisa sedikit tak bisa diprediksi. Tapi
aku tak pernah bertindak...” ucap Sun Kyeol terus mengomel masuk ke dalam
ruanganya.
Saat itu
Sek Kwon binggung, lalu memberikan Sun Kyeol kalau alat disinfeksitanya tak
jalan. Sun Kyeol melihat ke bagian pintu kalau error jadi masuk ruangan tanpa
di bersihkan dulu.
Tuan Gil
mulai berbicara di telp yang akan mencuci mobil di Kompleks Dua jadi akan pergi
ke sana setelah mencuci mobil lainya.
Tiba-tiba dua pria datang dengan sinis bertanya apa yang dilakukannya.
Tuan Gil menutup telpnya lebih dulu sebagai Layanan Pembersih Mobil yang
Membawa Kebahagiaan.
“Seperti
yang kau lihat, aku sedang membersihkan mobil.” Ucap Tuan Gil
“Itu,
kalau itu aku juga lihat. Tapi ini daerah kita. Siapa yang mengizinkanmu datang
ke sini?” kata si pria yang terlihat seperti preman.
“Apa
maksudmu, "ini daerahmu"? Siapa pun bisa datang ke sini dan bekerja.
Juga, ketika aku bertanya, mereka bilang tak ada yang bekerja di daerah ini. Itu
sebabnya aku datang ke sini.” Kata Tuan Gil merasa tak ada yang salah
“Kami
mulai di sini hari ini.” Tegas Si pria. Tuan Gil mengerti tapi menurutnya
mereka mungkin tak bisa membersihkan semua mobil di sini sendirian juga.
“Sepertinya
kita berdua bisa bekerja di sini.” Ucap Tuan Gil
“Kau tak
dapat bekerja di sini. Ini wilayah kita sekarang... Kau sana pergi. Jangan
membuat keributan. Mengerti?” kata si pria yang langsung menendang ember dan
pergi.
Petugas
apartment mendekati Tuan Gil dan mengeluh karean Mereka masih melakukan itu.
Tuan Gil bertanya Apa mereka bekerja di sini. Petugas memberitahu Mereka muncul dan berkelahi setiap waktu
bahkan mencuri klien dari pembersih lain.
“Tapi
klien mulai mengeluh segera sesudah itu. Aku tak tahan mereka. Tapi kau Tak
perlu khawatir... Sejak kau datang ke sini, banyak orang yang memintaku untuk
memperkenalkannya kepadamu. Mereka pikir kau bekerja sangat cepat dan teliti.”
Ucap Petugas.
“Kurasa
itu benar... Tanganku... sebuah permata.” Kata Tuan Gil bangga lalu mulai
membersihkan mobil kembali.
Oh Dol
bertemu dengan Young Sik hanya diam saja padahal sudah meminta tambahan hati dan paru-paru. Young
Sik mengaku Hati dan paru-parunya sakit sekarang jadi Itu sebabnya tak bisa
makan ini. Oh Dol menyuruh Young Sik agar makan odeng saja.
“Kue ikan
semuanya membengkak sama seperti hatiku sesudah menangis terlalu lama... Sangat
menyedihkan. Wortel... Apa Kau lihat wortel yang mencuat keluar? Itu
mengingatkanku pada hatiku yang berdarah.” Ucap Young Sik masih sedih
“Ada apa
denganmu? Apa cinta itu masalah besar?” keluh Oh Dol
“Jangan
katakan itu... Ini mungkin bukan masalah besar bagimu, tapi bagiku, itu adalah
mimpi terakhirku. Sesudah aku berhenti berolahraga, yang bisa kulakukan adalah
mengikuti Eun Hee. Sekarang aku tak bisa melakukan olahraga maupun memikirkan
Eun Hee lagi.” Cerita Young Sik sedih. Oh Dol seperti serba salah.
“Maaf...Aku
di sini untuk merayakan, tapi malah merengek.” Ucap Young Sik. Oh Dol Tidak
masalah karena ia yang salah.
“Jika kau
tak terluka dan berhenti, maka kau akan menjadi yang terbaik di perguruan
tinggi sekarang.” Ucap Oh Dol sedih
“Ngomong-ngomong,
kau masukke Universitas Hanguk? Selamat... O Sol pasti sangat bahagia.”kata
Young Sik bahagai.
“Aku
belum memberitahu keluargaku... Aku membiarkanmu tahu sebelum orang lain.” Akui
Oh Dol. Young Sik senang mendengarnya.
“O Sol
akan sangat bersemangat. Haruskah aku memberitahunya nanti? Kabar baik harus
dibagi lebih awal.” Ucap Young Sik penuh semangat.
“Kenapa
Hyung-nim harus memberitahunya? Apa Kau tahu di mana dia bekerja?” kata Oh Dol
“Tentu
saja. Dia bersih-bersih tadi. Kabar baik harus dibagikan.”Kata Young Sik
mengeluarkan ponselnya. Oh Dol melongo mendengarnya.
“Tunggu
sebentar... Aku membuat kesalahan.” Ucap Young Sik tak sadar membongkar rahasia
Oh Sol
Oh Sol
sedang membersihkan ruangan mengingat yang dikatakan Sun Kyeol “Ini terlalu
buruk... Yang ada di pikiranmu aku brengsek.” Lalu mengoceh sendiri dengan
sikap Sun Kyeol dan mengeluh karena harus ada di sana tepat pada saat itu.
“Ahh...
Tidak... Kenapa? Memang benar yang dikatakan...
Jadi Tak usah dipikirkan... Aku seharusnya tak memikirkannya lagi... Berhenti
memikirkannya...” ucap Oh Sol menyakinkan.
Tiba-tiba
Oh Dol datang menyapa kakaknya, Oh Sol melonggo melihat adiknya. Kyung Sik
ketakutan bersembunyi di balik badan Oh Sol.
Oh Dol masih terus melonggo melihatnya, Kyung Sik akhirnya langsung
berlutu memohon maaf dan pasrah kalau akan dibunuh.
Oh Dol
menarik kakaknya keluar gedung, Oh Sol meminta agar melepaskanya tapi Oh Dol
terus menariknya. Akhirnya Oh Sol berteriak marah menarik tanganya. Oh Dol
marah karena kakaknya yang membual tentang pekerjaan barunya yaitu membersihkan
gedung kantor.
“Kau
salah paham. Aku biasanya tak membersihkan gedung perkantoran. Hanya
kadang-kadang.” Akui Oh Sol
“Inikah
yang kau inginkan dari berhenti bermain Hurdle? Katamu akan melakukan yang terbaik
untuk mencari pekerjaan. Lihat apa ini?” ucap Oh Dol marah. Oh Sol pikir tak
ada yang salah.
“Apa Ayah
tahu? Apa dia tahu apa yang kau lakukan?” kata Oh Dol. Oh Sol panik kalau
adiknya sudah memberitahu Ayah
“Apa aku
gila? Tidak ada yang perlu dibanggakan dengan pekerjaan ini” ucap Oh Dol dengan
nada marah.
“Hei, O
Dol. Kenapa kau berkata begitu? Apa salahnya bersih-bersih?” ucap Oh Sol
membela diri
“Apa
maksudmu? Coba Lihat saja dirimu di cermin. Wanita-wanita lain yang seumuran
denganmu mengenakan rok dan sepatu hak tinggi dan bekerja di gedung-gedung
tinggi. Apa yang Nuna lakukan di sini? Siapa yang merancang seragam itu? Warnanya
terlalu mencolok.” Ucap Oh Dol. Oh Sol hanya bisa diam karena memang
sekelilingnya wanita mengunakan pakaian kantor
tapi ia mengunakan seragam bersih-bersih.
Tuan Cha
kaget mendengar tentang Sun Kyeol, Sek Kwon memberitahu kalau Sun Kyeol banyak
berubah sehingga sering terkejut. Tuan Cha memastikan kalau Dokter itu bernama
Daniel dan pikir Sepertinya Daniel banyak membantu.
“Menurutku,
dia lebih terpengaruh oleh karyawan bernama Gil O Sol.”ucap Sek Kwon. Tuan Cha
memastikan namanya yang disebuh Sek Kwon.
“Namanya
Gil O Sol. Dia salah satu karyawan baru.Sejak dia bergabung dengan perusahaan,
CEO sudah berubah. Bahkan Sangat banyak berubah.” Cerita Sek Kwon. Tuan Cha
memikirkan nama Gil O Sol.
Di sebuah
restoran, Oh Dol dan Oh Sol hanya diam saja. Young Sik duduk di tengah memulai
dengan memuji tempat makan yang luar biasa karena Dagingnya sangat enak. Oh Sol
menyuruh mereka makan karena Sudah mulai gosong. Young Sik pikir akan
memagangnya, Oh Sol menolak menyuruh makan saja. Oh Dol tetap diam seperti
masih marah.
“Ini
Hanya sebentar... Sebagai pekerjaan paruh waktu.” Ucap Oh Sol menyakinkan.
“Sebentar
itu sampai kapan?” tanya Oh Dol. Oh Sol menjawab Sampai bisa menabung uang untuk mencari
pekerjaan.
“Itu bahkan
bukan jumlah yang besar. Tanya saja ayah untuk uang. Kenapa kau menderita
seperti ini? Keluarga kita tak miskin banget. Kenapa kau begitu menyedihkan?” ucap
Oh Dol kesal
“Hei, kau
terlalu kasar... Kau tak tahu dengan baik. Gaji di perusahaan kami besar,
asuransi, dan ini adalah perusahaan hebat yang dapat kami tangani untuk seluruh
hidup kami.” Ucap Young Sik membela diri
“Ayah
saja yang harus menjadi satu-satunya
orang yang bersih-bersih untuk mencari nafkah. Kau tak harus melakukan hal yang
sama.” Kata Oh Dol marah
“Ayah
dipecat dari pekerjaan. Aku tak ingin mengkhawatirkanmu karena kau sibuk dengan
olahragamu. Ayah kehilangan pekerjaannya. Aku mencoba mencari pekerjaan di
sana-sini, tapi gagal.” Cerita Oh Sol. Oh Dol kaget dan hanya bisa diam.
“Tak banyak
orang yang melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Daripada tempat bekerja, cara
kerja-lah lebih penting. Setidaknya itulah yang kurasakan Dan aku sangat
bahagia sekarang. Aku melakukan pekerjaan ini karena sangat suka. Kau juga
tahu. Aku hanya melakukan hal-hal yang menyenangkan.” Akui Oh Sol
“Pembohong.
Lalu kenapa kau menyerah menjadi seorang atlet?” tanya Oh Dol. Oh Sol mengaku Karena
bosan.
“Aku tak
melakukan hal-hal membosankan. Itu Sudah kuberitahu juga. Ngomong-ngomong,
siapa bilang aku menyerah? Aku tak pernah menyerah. Aku hanya memilih jalan
yang berbeda. Ini adalah jalan yang kupilih, kau tak perlu khawatir. Fokus saja
pada latihanmu. Mengerti?” tegas Oh Sol lalu menyuruh untuk makan saja. Oh Dol
seperti sudah mulai mereda dan Young Sik berusaha untuk tak memihak.
Oh Dol
dan Oh Sol masuk ke dalam rumah bersama. Oh Sol memperingatkan Oh Dol agar Jangan
bilang pada Ayah bahwa sudah tahu tentang dirinya. Oh Dol hanya diam saja. Oh
Sol pun menyapa ayahnya dengan senyuman.
“Halo,
putriku sudah pulang. Bagaimana hari kalian? Kenapa kalian berdua pulang
bersama?” ucap Tuan Gil melihat keduanya.
“Universitas
sudah mengkonfirmasi merekrut O Dol, jadi aku mentraktirnya makan daging untuk
memberi selamat kepadanya.”akui Oh Sol
“Benarkah?
Itu sangat bagus untuk didengar. Universitas mana? Universitas Hanguk? Apa Kau
berhasil masuk ke Universitas Hanguk?” kata Tuan Gil penuh semangat. Oh Dol
membenarkan.
“Dia benar-benar
ingin pergi ke sana. Luar bisa, kan?” kata Oh Sol bangga. Tuan Gil juga merasa
bangga pada putranya.
“Aku
sangat bangga padamu, putraku. Kau melakukan
pekerjaan yang hebat. Bukankah aku sudah memberitahumu? Aku tahu kau akan berhasil!
Kita seharusnya tak hanya berdiri di sini. Kita harus mengadakan pesta. O Sol,
ajak Choi. Ayo kita adakan pesta.” Kata Tuan Gil melihat isi kulkas.
“Pesta
apaan... Aku lelah, ingin istirahat...” ucap Oh Dol tak bisa menahan rasa kesal
lalu masuk kamar. Oh Sol pun tak bisa berkata-kata.
Choi Gun
berbicara di telp kalau Sun Kyeol yang bahkan tak tahu air shower dimatikan dan
ingin bertanya apa yang membuatnya mengalami kepanikan seperti itu. Sun Kyeol
menceritakan Ada wanita yang menganggapnya bodoh...
“Apa Orang
yang kau katakan itu satu-satunya orang yang bisa menyentuhmu?” ucap Choi Gun.
Sun Kyeol membenarkan.
“Karena
dia, Aku tak bisa memikirkan hal lain.” Akui Sun Kyeol
“Kurasa
orang itu pasti sangat spesial untukmu. Mungkinkah, kau suka orang itu? Apa kau
Mampu melindunginya?” tanya Choi Gun. Sun Kyeol mengaku tak tahu.
“Aku
belum memikirkannya secara mendalam. Tapi kenapa kau menanyakan ini padaku? Apa
ini juga bagian dari terapiku?” kata Sun Kyeol curiga.
“Tidak...
Aku penasaran. Aku ingin tahu orang macam apa kau sebagai sesama pria, bukan
sebagai pasien. Sesudah menerima persetujuanmu, Aku memperoleh catatan medis
dari rumah sakit di AS.” Jelas Choi Gun
“Sepertinya
mysophobiamu berasal dari keluargamu. Aku harus melihat lebih jauh ke dalamnya,
tapi... Aku percaya kita akan punya banyak hal untuk dibicarakan.” Kata Choi
Gun lalu menutup telpnya.
“Apa Rasa
sukaku cukup untuk melindunginya?” ucap Sun Kyeol bingung. Sementara Choi Gun
sedang melihat berita [6 Tahun Sejak
Peristiwa Tragis Jungang-dong]
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar