PS : All images credit and content copyright : TVN
Jin Hyuk
sedang membaca buku "Strategi Pemasaran Hotel" dalam kamar lalu
mendengar telpnya berbunyi. Tuan Nam menelp, Jin Hyuk terkejut dan langsung
duduk dengan sikap sopan. Tuan Nam sambil mengemudikan mobil memberitahu kalau akan melakukan perjalanan
bisnis.
Jin Hyuk
sudah ada di depan rumah, Tuan Nam menyapa Jin Hyuk saat turun mobil karena tak
menyangkaada di rumah pada akhir pekan. Jin Hyuk bertanya Kenapa tiba-tiba ada
perjalanan bisnis. Tuan Nam meminta maaf bertanya apakah Jin Hyuk bisa
mengemudi.
“Sebenarnya,
ayo kita bicara di jalan, CEO pasti akan bosan.” Kata Tuan Nam. Jin Hyuk pun
menurut masuk ke dalam rumah.
Jin Myung
menemui Dae Chan di kedai siputnya, seperti merengek sesuatu. Tapi Dae Chan
mengeluh karena adik Jin Hyun itu baru saja keluar dari militer. Jin Myung
berjanji akan melayani Dae Chan sebagai mentornya mulai sekarang.
“Aku akan
membuka toko kedua dari Siput Bulan Chan.” Ucap Jin Myung Dae Chan menegaskan tak punya niat untuk
menyetujuinya.
“Hyung,
seorang pengusaha harus bermimpi besar... Kau bisa menjadi pemilik toko
kedua...Aku akan menjadi manajer saja.” Rengek Jin Myung. Dae Chan tetap
menolak.
“Kita
akan bicara lagi nanti.. Pertama, beri tahu aku resep rahasiamu itu.” Kata Jin
Myung terus berusaha
“Aku
lebih suka kau lari ke rumahmu sekarang.” Kata Dae Chan. Jin Myung mengambil
sapu dari tangan Jin Myung untuk membantu.
“Wah, kau
menyebalkan dan Kau membuatku gila. Apa Kau akan terus menggangguku?” keluh Dae
Chan.
“Tolong
ajari aku resepnya. Aku butuh pekerjaan sekarang.” Rengek Jin Myung. Dae Chan
tak peduli memilih masuk rumahnya. Jin Myung pun berusaha membuka pintu agar
Dae Chan bisa mengajari resep masakanya.
Tuan Nam
dan Jin Hyuk akhirnya sampai dihotel memberitahu kalau K dari kantor Seoul dan punya
sesuatu untuk CEO Cha. Pegawai memberitahu CEO Chatak ada di hotel dan melihat
sedang pergi jalan-jalan.
“Bisakah
kau menunggunya di sini? Aku harus menjalankan tugas untuk temanku. Aku tak
akan lama pergi.” Ucap Tuan Nam. Jin Hyuk pun setuju akan menunggu di sekitar
hotel.
Jin Hyuk
mengambil foto dengan kameranya, di tepi pantai mulai dari mercusuar. Saat itu
Soo Hyun berjalan menuruni tangga melihat sosok dari belakang yang dikenalnya
lalu memanggil Jin Hyuk untuk memastikanya. Jin Hyuk menengok dan memberikan
senyuman. Keduanya pun duduk dibangku taman.
“Aku di
sini dalam perjalanan bisnis dengan Tuan Nam” ucap Jin Hyuk. Soo Hyun yakin
artikel itu mengejutkan Jin Hyuk.
“Aku
terkejut dengan komentar jahat tentangmu.” Ungkap Jin Hyuk khawatir. Soo Hyun
pikir itu Sudah terbiasa untuknya.
“Maaf
karena tak mengatakan apa-apa. Aku bahkan tak bisa menelepon karena kau akan terganggu jika sampai bocor.”
Kata Soo Hyun
“Aku
takkan terganggu oleh itu, jangan khawatir.” Ucap Jin Hyuk lalu memberikan
sebuah buku. Soo Hyun binggung apa itu.
Jin Hyuk
memberikan buku berjudul "Aku Melihatmu Saat Aku Memandang Bunga" dan
ada foto Soo Hyun yang terselip didalamnya.
Ia mengaku sangat gugup karena Soo Hyun terlihat lebih cantik secara
langsung. Soo Hyun memuji hasil foto Jin Hyun yang bagus.
“Silahkan
baca jika ada waktu... Ini adalah buku puisi yang kusuka. Dan Yang itu
favoritku.” Kata Jin Hyuk menunjuk puisi berjudul "Kerinduan"
“Tampaknya
kau pecinta sastra, Kim Jin Hyuk.. Kau suka novel, suka puisi juga.” Komenta
Soo Hyun
“Aku
menghabiskan banyak waktu sendirian waktu masih kecil. Teman-temanku pulang
untuk makan malam, tapi orang tuaku sibuk di toko. Bermain gim arcade juga
membosankan. Jadi aku pergi ke perpustakaan untuk menghabiskan waktu. Begitulah
...” cerita Jin Hyuk
Soo Hyun
menerima telp dari Tuan Nam berbicara kalau tak ada yang bisa dilakukan jadi
menyuruh santai saja dan Tak perlu tergesa-gesa. Jin Hyuk bertanya apakah Tuan
Nam akan datang terlambat. Soo Hyun membenarkan.
“Ya, dia
punya beberapa hal untuk diselesaikan dengan temannya.” Kata Soo Hyun
“Kalau
begitu, kenapa kita tak pergi berkendara? Akan pengap berdiam diri di hotel, apalagi
sekarang sedang di Sokcho.” Ucap Jin Hyuk
“Aku di
sini untuk urusan bisnis.” Tegas Soo Hyun. Jin Hyuk tahu dari Tuan Nam
“Yang
bisa kau lakukan hanyalah menunggu Pelukis Jang, jadi lebih cari saja udara
segar mumpung disini... Aku ingin naik mobil mewah itu lagi.” Ucap Jin Hyuk
mengoda.
Jin Hyuk
mengemudikan mobil bosnya, Soo Hyun terlihat gugup lalu meminta izin untuk
membuka jendala mobil. Jin Hyuk pikir ini mobil Soo Hyun jadi Terserah mau
melakukan apa, lalu membuka jendela mobil.
Ia memperingatkan kalau akan membiarkannya terbuka hanya satu menit.
“Di luar
cuaca sangat dingin, Jika masuk angin,
obatpun tak akan cukup.” Ucap Jin Hyuk
“Kau tampaknya
punya cara tersendiri untuk mengatakan sesuatu. Mungkin karena kau banyak
membaca.”komentar Soo Hyun
“Anggap
saja aku sangat sensitif. Aku penasaran apa ada tempat di Sokcho Yang menjual
roti dan kopi yang lezat. Haruskah kita mencari di web? Kita masih punya waktu.”
Kata Jin Hyuk
“Sepertinya
enak karena kita berada di Kuba.” Ucap Soo Hyun . Jin Hyuk pikir Itu tak masuk
akal.
Jin Hyuk
membaca kopi dan makanan ke dalam mobil, karena Soo Hyun menunggu. Ia
memberitahu kalau saat ada di Provinsi Gangwon, harus minum kopi dengan kue beras kentang. Soo Hyun tersenyum
karena ayahnya suka kue beras kentang.
“Sungguh?
Ayahku juga suka itu. Sepertinya kita banyak kesamaan dalam banyak hal.” Ucap
Jin Hyuk penuh semangat.
“Bukankah
agak jauh untuk bilang kita banyak kesamaan
hanya karena kue beras?”komenta Soo Hyun
“Maka aku
tarik kembali perkataanku.” Kata Jin Hyuk lalu melihat wajah Soo Hyun mulai
makan kue dengan wajah sedih berpikir tak suka.
“Terakhir
kali aku makan itu waktu masih di SD. Aku mengerti kenapa ayahku sangat suka
ini. Aku tak tahu ini saat masih remaja, tapi rasanya cukup enak.” Ucap Soo
Hyun memulainya.
“Rasanya..
Aku tak tahu..” komentar Jin Hyuk saat mulai makan. Soo Hyun pikir ini kali pertama Jin Hyuk mencicipinya.
Jin Hyuk membenarkan.
“Tapi kau
membuatnya terdengar seperti kau sudah terbiasa memakannya.” Komentar Soo Hyun
“Aku? Yang
kukatakan, Provinsi Gangwon terkenal dengan ini.”kata Jin Hyuk. Soo Hyun ingat
kalau Jin Hyuk yang mengatakan kalau ayahnya menyukai kue beras.
“Hari ini
adalah hari pertama kita.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun ingin tahu Harinya dengan
siapa dengan wajah gugup.
“Hari
pertamaku ... dengan kue beras kentang ini.” Kata Jin Hyuk lalu kembali makan
kue beras. Soo Hyun pun memikirkan Tuan Nam yang akan telat datang.
“Sepertinya
kau punya hubungan yang sangat nyaman dengan Tuan Nam” ucap Jin Hyuk
“Tuan Nam,
dulu bekerja sebagai reporter dengan ayahku di stasiun penyiaran. Dia orang yang
paling bisa dipercaya ayahku.Dan bagiku, dia seperti teman.” Cerita Soo Hyun.
Saat itu
di sebuah restoran, seorang bibi menyuruh suaminya agar membangukan Tuan Nam
untuk cepat pulang padahal sedang tak mambuk tapi tidur nyenyak. Si pria
terlihat gugup membangunkan Tuan Nam yang tertidur lelap setelah makan.
“Dimana
aku?” ucap Tuan Nam panik saat bangun. Si pria memberitahu kalau berada di
restoran sashimi.
“Astaga,
aku tak boleh ketiduran... Jam berapa sekarang? Wah, aku terlambat.” Kata Tuan
Nam lalu bergegas membayar makananya. Si pria memberitahu kalau ada kembalian.
Tuan Nam menyuruh mengambilnya. Si pria seperti bahagia karena banyak kembalian
yang di dapatkanya.
Tuan Nam
menelp CEO Cha ingin tahu keberadaanya dan mengaku baru selesai mengurus
urusannya dan ingin tahu apakah menikmati... lalu mengubah kalimatnya kalau pasti
sudah menunggu begitu lama, seperti Tuan Nam sengaja membiarkan Soo Hyun dan
Jin Hyuk berduaan.
“Apa kau
di hotel sekarang?” tanya Tuan Nam. Soo Hyun mengaku berada di restoran sashimi
tepi laut mengaku bisa melihatnya. Tuan Nam binggung dan melihat Soo Hyun sudah
berjalan dibelakangnya bersama Jin Hyuk.
“Apa kau
sudah selesai mengurus apa yang temanmu minta?” tanya Soo Hyun. Tuan Nam terlihat
gugup menjelaskanya. Soo Hyun kesal dan Jin Hyuk hanya bisa terdiam.
“Aku sudah
memberitahumu berkali-kali, aku jauh lebih sensitif daripada yang terlihat.” Akui
Tuan Nam. Jin Hyuk bertanya apakah Tuan Nam
sudah makan.
“Perutku
akan meledak ... maksudku.. Aku tak berselera makan.” Akui Tuan Nam
“Pasti
sudah makan banyak, melihat kau tak berselera.” Ejek Soo Hyun. Tuan Nam pikir
karena ada di laut jadi dibolehkan untuk makan makanan yang enak.
“Aku
lapar, Ahjussi” ungkap Soo Hyun. Tuan Nam memberitahu kalau Restoran itu membuat sup ikan pedas terbaik. Ketiganya
akhirnya tertawa.
Woo Suk
melihat dress bunga-bunga yang digantung, pegawai bertanya apakah Woo Suk
melihatnya. Woo Suk pikir dress itu bagus jadi akan membelinya. Pegawai meminta
maaf tak bisa karena orang lain sudah memesan gaun itu.
Tiba-tiba
Woo Suk memilih semua dress yang ada disekelilingnya, lalu bertanya apa ukuran yang dipakai pegawai
itu. Si pegawai pikir wanita itu badanya sama ukuran denganya.
“Aku
ingin semua yang kupilih sesuai ukuranmu, dan kau bisa mengambilnya. Lalu untuk
gaun ini kau bisa berikan untukku. Katakan saja pada orang yang pesan, ada orang
gila yang mencurinya, Bahkan Kau dapat
memakai namaku jika mau.” Ucap Woo Suk memberikan kartu kreditnya.
“Ini
permintaan yang sulit.. Tapi Aku akan menyiapkannya.” Kata si pegawai akhirnya
menerima kartu Woo Suk.
Akhirnya
Woo Suk membawa gaun yang diinginkanya dan menaruh didalam mobil, lalu ingin
menelp Soo Hyun tapi terlihat ragu. Akhirnya Ia menelp Sek Jung yang sedang ada
di tempat penyewaan komik. Sek Jung dengan wajah malas memberitahu kalau Soo
Hyun tak ada di Seoul sekarang.
“Apa dia Sedang
dalam perjalanan bisnis?” tanya Woo Hyun
“Aku tak
yakin kalau itu kata yang tepat untuk menggambarkannya. Lukisan yang seharusnya
kami terima untuk hotel di Sokcho
tiba-tiba dibatalkan. Jadi dia melanjutkan pengintaian ke studio Pelukis Jang”
ucap Sek Jwang sinis
“Seperti
ada sesuatu memberitahuku, ibumu ada hubungannya dengan ini. Tapi Jika tidak,
aku minta maaf.” Ucap Sek Jung sinis. Woo Suk kaget ingin tahu keberadaan Soo
Hyun.
“Berkat
ibumu, dia mungkin bingung menunggu di
hotel yang belum dibuka.” Kata Sek Jung
Ketika
berjalan di tepi pantai, Tuan Nam mengajak Soo Hyun untu bermain pasir karena
mereka sering memainkannya ketika Soo Hyun kecil lalu berpikir pasti khawatir orang-orang mungkin mengenalinya.
“Tidak
masalah... Tidak ada yang tertarik pada kita.”ucap Soo Hyun. Tuan Nam terlihat
kaget.
“Jadi kalian
saja yang harus bermain, karena Lututku sakit hari ini.” Ucap Tuan Nam. Soo
Hyun langsung mengajak untuk kembali ke hotel saja.
“Aku akan
main dengan CEO, Aku dikenal sebagai Si Penggali dari Hongjae-dong.” Kata Jin
Hyuk penuh semangat
Akhirnya
mereka bermain pasir dengan menancapkan tusuk sate dibagian tengah dan siap
yang menjatuhkan akan kalah. Tuan Nam melihat dari kejauhan, seperti Jin Hyuk
bisa meleburkan suasana dengan Soo Hyun yang agak sedikit dingin.
“Hei,
bagaimana kabar Soo Hyun?” tanya Tuan Cha di telp. Tuan Nam melihat Soo Hyun baik-baik
saja.
“Kau
harus menghiburnya. Dia lebih membutuhkanmu daripada aku setiap kali dia menangis.” Kata Tuan Cha.
Tuan Nam sudah tahu.
Jin Hyuk
dan Soo Hyun terlihat seperti pasangan yang berusaha untuk saling mengalahkan. Wajah
Soo Hyun terlihat sangat bahagia dan bisa tertawa.
“Sepertinya,
sekarang aku tak harus lagi menjadi orang yang menghiburnya setiap kali dia menangis.. Aku merasa sangat
lega.” Ungkap Tuan Nam melihat Soo Hyun bisa tertawa dengan Jin Hyuk.
Jin Hyuk
bisa memenangkan games pertama karena Soo Hyun menjatuhkan tusuk sate. Soo Hyun
memohon agar bisa mengulangi sekali lagi, karena tak mau kalah. Jin Hyuk
awalnya menolak tapi akhirnya mengalah untuk bermain lagi.
Soo Hyun
mencoba untuk menang, tapi tetap saja tusuk sate jatuh saat sedang mengambil
tanah dengan tanganya. Jin Hyuk pun menang untuk kedua kalinya. Keduanya
tertawa bersama.
Di dalam
kedai siput
Dae Chan
sibuk membawakan pesanan pada pelanggan cafenya, Semenatra Jin Myung sibuk
mencatat sesuatu di depan meja kasir. Dae Cha mengeluh kalau Jin Myung itu bemalas-malasan
bukan belajar. Jin Myung mengaku sdang mencari tahu arus di cafe Dae Chan.
“Kau membutuhkan
menu sampingan. Menu Siput bulan tak cukup.” Komentar Jin Myung. Dae Chan tak
peduli menyuruh Jin Myung cuci piring saja.
“Aku
selalu melayani tentara di dapur.” Keluh Jin Myung, Dae Chan menegaskan kalau
saat itu semua orang memulainya.
“Kita
harus melanggar kebiasaan seperti itu.” Ucap Jin Myung. Dae Chan menyuruh Jin
Myung keluar saja. Akhirnya Jin Myung menurut akan mencuci piring.
Hye In
datang menyapa Jin Myung, Wajah Jin Myung terlihat bahagia memanggil Hye In
sebagi Dewinya. Hye In senang melihat Jin Myung Sudah keluar dari wamil. Jin
Myung menganguk dan membahas Hye In yang bekerja dengan kakaknya.
“Apa Dia
tak memberitahumu informasi penting ini?” ucap Jin Myung kesal. Lalu Hye In bertanya
dimana kakaknya
“Dia sedang
dalam perjalanan bisnis. Apa kau yakin kalian berdua bekerja di perusahaan yang
sama?” kata Jin Myung
“Ini
akhir pekan. Perjalanan bisnis apa?” tanya Hye In. Jin Myung merasa kalau Baunya
amis berpikir kakaknya punya pacar
“Jin Hyuk
berkencan dengan buku di perpustakaan.” Kata Dae Chan yakin. Hye In ingin tahu
apakah Dae Chan tak tahu kemana Jin Hyuk pergi
“Tidak.
Dia sudah dewasa. Siapa yang peduli kemana dia pergi?” kata Dae Chan dan
mengoda Hye In dengan menawarkan bir.
Hye In
langsung menolakn dan mengajak Jin Myung minum lain kali. Jin Myung heran
melihat Hye In langsung pergi begitu saja. Hye In mengaku hanya lewat lalu pamit pergi. Jin Myung pun
melambaikan tangan.
“Apa ini?
Dia harus meningkatkan penjualanku jika dia datang jauh-jauh ke sini.” Kata Dae
Chan
“Maka dari
itu, dia harus mentraktirku... Ngomong-ngomong, dia makin cantik.” Bisik Jin
Myung. Dae Chan marah menyuruh Jin Myung keluar saja. Jin Myun bergegas mencuci
piring.
Tuan Nam
mengantar koper Soo Hyun sampai ke kamar meminta agar ikut saja ke Seoul
dengannya. Soo Hyun pikir Pelukis Jang sedang tidak dalam perjalanan bisnis
tapi ia yang sedang dihindari jadi akan pergi besok dan pada hari Senin juga.
“Aku akan
tetap bersamamu.”kata Tuan Nam. Soo Hyun tahu kalau besok
ulang tahun kematian ayah Tuan Nam .
“Aku
yakin kau belum menyiapkan apapun. Aku sudah memesan makanan untuk upacara
pemakaman. Dan Ini akan dikirimkan ke rumahmu Kata Soo Hyun. Tuan Nam tak
percaya kalau Soo Hyun sudah melakukanya.
“Kalau begitu,
haruskah aku tinggal ... Ah...kurasa tak boleh begitu.” Ucap Jin Hyuk melihat
tatapan Tuan Nam seperti melarangnya.
“Aku
baik-baik saja. Bahkan Aku bersenang-senang sepanjang hari ini.” Ucap Soo Hyun
menyakinkan. Tuan Nam mengambil obat tidur daritangan Soo Hyun
“Kau
harus meninggalkan itu bersamaku.” Kata Soo Hyun memohon. Tuan Nam yakin Soo
Hyun akan tidur nyenyak malam ini karena mereka tadi bermain dengannya.
“Kau
harus berhenti minum pil tidur.” Kata Tuan Nam. Soo Hyun mengaku sangat membutuhkan itu.
Apa tak ada radio di sini? CEO.. Kau harus
mencoba mengunduh aplikasi radio. Mereka akan memainkan banyak musik yang
bagus.” Saran Jin Hyuk yang terlihat khawatir.
“Aku
punya satu miliar hal yang harus dilakukan. Dan Aku menunda pekerjaan hari ini.
Jadi Kalian harus segera pergi.” Ucap Soo Hyun. Tuan Nam akhirnya hanya menaruh
satu pil diatas meja lalu bergegas pergi.
Jin Hyuk
didalam mobil terlihat gelisah, Tuan Nam menyuruh Jin Hyuk agar mengmbil penutup
mata karena Perjalanan mereka masih panjang. Jin Hyuk pikir kalau ia saja yang
menyetir dan mereka bisa berhenti di rest area.
“Kau
menyetir dalam perjalanan kesini, jadi Kau harus pulang dengan nyaman.”kata
Tuan Nam. Jin Hyuk pun terdiam dengan wajah gelisah.
“Dia akan
baik-baik saja... Dia terbiasa menghabiskan waktu sendirian sejak remaja.” Cerita
Tuan Nam mengetahui Jin Hyuk mengkhawatirkan Soo Hyun.
“Apa dia
menghabiskan waktu atau dia hanya melewatinya?” kata Jin Hyuk khawatir. Tuan
Nam tak bisa berkata-kata. Jin Hyuk lalu melihat kalau Di luar sangat gelap.
Woo Suk akhirnya kembali kerumah membaringkan tubuhnya di sofa sambil mengingat yang
dikatakan Sek Jung.
“Kau tak
akan ke hotel Sokcho, kan? Mungkin kelewatan, tapi biarkan aku mengatakan ini. Jika
kau tak bisa melindunginya, tolong jangan
tanya bagaimana keadaannya.”
Jin Hyuk
sudah masuk kamar, Jin Myung masuk
mengajak kaaknya makan ramyeon bersama. Jin Hyuk tak percaya kalau adiknya akan
makan jam 3 pagi. Jin Myung memberitahu kalau melayani restoran siput bulan
sampai jam 2 pagi.
“Itu lebih
tangguh daripada di tentara. Jadi Ayo makan ramyeon.” Ajak Ji Myung. Jin Hyuk sangat
lelah menyuruh adiknya untuk tidur saja.
Jin Hyuk
akhirnya menyalakan radio sebagai pengantar tidurnya, suara penyiar terdengar
lembut.
“Ini
cerita yang dikirim oleh 3927... Ya Benar. Semakin kesepian saat kau
sendirian sesudah bermain dengan
teman-teman. Pendengar 3927 mengatakan, ini adalah pertama kalinya dia
mengirimkan sebuah cerita. Inilah lagu yang di minta... Cobalah membujuk kesendirianmu
dengan kerinduan. Ini adalah "Si Llego a Besarte" milik Omara
Portuondo.”
Jin Hyuk
terbangun dan tahu kalau itu adalah Soo
Hyun karena lagu itu yang diputar saat melihat matahari terbenam di Cuba.
Soo Hyun
belum tidur melihat foto dirinya dan buku yang diberikan oleh Jin Hyuk berjudul
"Aku Melihatmu Saat Aku Memandang Bunga" lalu membaca puisi yang
berjudul "Kerinduan"
"Ada
jalan yang ingin kuambi, Ketika aku diberitahu untuk tidak, Ada orang yang ingin
kutemui, Ketika kita sepakat untuk tidak, Banyak hal yang ingin kulakukan, Ketika
aku diberitahu untuk tidak, Itu adalah hidup dan kerinduan, Itu dirimu..."
Ponselnya terlihat mendengarkan radio.
Jin Hyuk
sudah mengunakan jaketnya mengedor pintu rumah Dae Chan berteriak meminta agar
bangun. Dae Chan seperti dalam mimpi bangun langsung menyapa pelangganya. Jin
Hyuk terus mengedor pintu meminta Dae Chan agar bangun
“Hyung....
Pinjami aku mobil.” Ucap Jin Hyuk. Dae Chan bingung apakah selarut ini dan
berpikir kalau mobil ayah Jin Hyuk rusak.
“Tidak,
aku harus pergi ke suatu tempat.” Kata Jin Hyuk bergegas masuk rumah mengambil
kunci mobil.
“Kau Mau
kemana? Dasar gila... Hei! Bawa kembali besok pagi. Aku harus beli bahan
makanan” teriak Dae Chan.
Jin Hyuk
yang belum tidur mengemudikan mobil bak terbuka milik Dae Chan.
Soo Hyun
tertidur pulas disofa. Jin Hyuk akhirnya sampai di depan pintu kamar hotel dan
terlihat gugup, lalu akhirnya menekan bel kamar. Soo Hyun terbangun, Jin Hyun
seperti tak enak hati kalau membangunkan Soo Hyun. Soo Hyun melihat dari depan
pintu kaget melihat Jin Hyun datang.
“Kim Jin
Hyuk... kenapa kau datang kembali?” tanya Soo Hyun kaget.
“Aku tahu
restoran haejangguk yang enak di dekat sini, tapi aku tak bisa pergi kemarin. “ucap
Jin Hyun dengan cepat.
“Tapi kau
pasti lelah. Apa kau datang jauh-jauh ke sini
hanya untuk memakan itu?” kata Soo Hyun heran
“Kau akan
mengerti begitu sudah mencicipinya Ini Lezatnya luar biasa.” Ucap Jin Hyuk
menyakinkan, keduanya tiba-tiba terlihat canggung.
“Aku akan
mencicipinya. Untuk melihat apa aku bisa mengerti atau tidak.” Ucap Soo Hyun
“Enaknya
bukan main. Kau mungkin ingin dua mangkuk begitu mencicipinya.” Ucap Jin Hyuk
dengan senyuman lebar.
Jin Hyuk
mengunci pintu mobil baknya lalu mengajak Soo Hyun untuk naik mobilnya. Soo
Hyun mengajak naik mobil truk saja, Jin Hyuk pikir Truk ini tak nyaman dan tak akan menjadi perjalanan
yang menyenangkan. Soo Hyun mengaku ingin mencoba menaikinya.
“Baikah...
Lakukan saja apa yang kau inginkan.”kata Jin Hyuk lalu membuka pintu untuk Soo
Hyun
Soo Hyun
mencoba untuk naik, Jin Hyuk memberikan tanganya agar Soo Hyun bisa berpegangan
padanya. Soo Hyun pun memegang lengan Jin Hyun untuk naik ke dalam truk. Saat
truk keluar dari hotel, Mobil Woo Suk masuk dalam hotel.
Woo Suk
pergi ke bagian receptionis yang mencoba menelp kamarnya, tapi tak ada yang
mengangkat. Pegawai itu pikir kalau CEO Han sedang kelaur. Woo Suk terlihat
kecewa.
Keduanya
makan di restoran, Soo Hyun mengaku Tidak cukup baik untuk mengerti apa yang dimaksud
ucapan Jin Hyuk kalau rasanya enak. Jin Hyuk pikir ini pertama kalau Soo Hyun
makan itu had seharusnya lebih baru daripada ramyeon.
“Aku
sudah mencobanya dengan Sek Jang dengan
soju. Kupikir tempat di Euljiro sedikit lebih enak.” Komentar Soo Hyu n
“Itu
menyakiti harga diriku ketika ada restoran yang lebih baik daripada yang
kupikirkan. Apa Mereka benar-benar membuat irisan daging babi seperti tempat
ini?” kata Jin Hyuk.
“Ya. Bahkan
lebih berair dan kenyal”komentar Soo Hyun. Jin Hyuk terihat kecewa.
“Kim Jin Hyuk...
Aku menghargai ini, tapi kenapa kau datang lagi kesini?” tanya Soo Hyun.
“Aku
mendengar musik yang indah dan itu membangunkanku dalam tidur. Musik yang kita
dengarkan bersama diputar di radio.” Ungkap Jin Hyuk. Soo Hyun mencoba
mengalihkan pembicaran dengan berkomentar Kaldunya terasa lebih enak di tempat
ini.
“CEO ...
Kita, ... hubungan seperti apa yang kita miliki?” tanya Jin Hyuk memberanikan
diri.
“Kita...Kau
dan aku sebatas bos dan karyawan.” Ucap Soo Hyun. Jin Hyuk mengau juga
memikirkannya dalam perjalanan ke sini.
“Kenapa
aku datang jauh-jauh ke sini untuk berjumpa dengan CEO perusahaanku? Aku
dibesarkan sebagai putra yang bertanggung jawab
dan aku menjadi dewasa sesudah wamil. Tapi kenapa aku bergegas
menemuimu? Hubungan kita tampak sedikit tak jelas.” Kata Jin Hyuk,
“Kim Jin
Hyuk... Kata-katamu ...” kata Soo Hyun gugup.
“Aku
datang karena rindu... Aku ingin melihatmu.” Akui Jin Hyuk.Soo Hyun terdiam
mendengarnya.
"Ada jalan yang ingin kuambil ketika
aku diberitahu untuk tidak, Itulah hidup .dan kerinduan Itulah dirimu"
“Itulah
sebabnya aku datang.” Ucap Jin Hyuk, Soo Hyun menatap Jin Hyuk dengan mata
berkaca-kaca.
Bersambung
ke episode 4
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar