PS : All images credit and content copyright : TVN
Jin Hyuk
berjalan tersenyum sendiri di luar hotel, mengingat yang dikatakan Soo Hyun
kalau dalam tahap pendekatan. Wajah Jin Hyuk tak bisa menahan rasa bahagia
karena Soo Hyun mengatakan "Kami dalam tahap pendekatan."
“Hei....
Jin Hyuk, mari berberes” teriak Tuan Park. Jin Hyuk menganguk mengeti lalu
berlari menghampiri seniornya.
Nyonya
Jin bertemu dengan anaknya mengeluh anaknya pasti sudah gila. Soo Hyun
pikir Jika seperti itulah yang terlihat maka menurutnya biarkan saja. Nyonya
Jin mengerti dan membiarkan anaknya yang sempat menjadi gila.
“Telepon
Ketua Kim sekarang... Tidak. Kau dan ibu harus
ke rumahnya sekarang juga. Mari ke sana dan meminta maaf. Katakan
padanya kau kehilangan akal sehat.” Ucap Nyonya Jin panik
“Aku
memang harus hilang akal sehat untuk melakukannya. Orang normal tidak akan bisa
menjalani hidup tidak manusiawi itu.” Tegas Soo Hyun yang ingin dikekang oleh
Nyonya Kim lagi.
“Ibu
sudah memperingatkanmu untuk menjadi anak yang berguna bagiku” ucap Nyonya Jin
marah
“Persis
seperti itulah cara hidupku hingga kini. Mulai kini, aku akan menjalani hidupku
sendiri.” Ucap Soo Hyun lalu melangkah pergi. Nyonya Jin hanya bisa menghela
nafas.
Sun Joo
melihat Tuan Nam menunggu di parkiran. Tuan Nam melihat Sun Joo yang masih ada
di hotel. Sun Joo mengaku baru saja selesai dan akan pulang lalu mengeluh kalau
Semua membuat keributan besar. Tuan Nam pikir kalau CEO Cha sungguh bisa
bersikap tegas dan mengaku sangat suka
itu.
“Bagaimana
bisa kau tersenyum saat ini? Aku sudah sakit kepala memikirkan apa yang akan
terjadi.” Keluh Sun Joo merasa akan ada masalah yang terjadi.
“Kenapa
kau sakit kepala? Apa salahnya menyukai seseorang?” ucap Tuan Nam santai.
“Astaga,
pikiranmu begitu sederhana. Bagaimana bisa kau begitu positif?” keluh Sun Joo
“Lalu
kenapa? Apa Kau tidak suka? Ini Rasanya menyenangkan.” Ungkap Tuan Nam terus
tersenyum.
Sek Jang
datang dengan wajah tak karuan, Tuan Nam ingin tahu keberadan Soo Hyun. Sek
Jang memberitahu kalau akan datang karena sedang berbincang dengan ibunya. Ia
pun mengeluh kalau Hal seperti inilah yang membuatnya sakit kepala.
“Ibunya
sudah menjalani hidup yang membuat sakit kepala. Bagaimana ini? Aku tidak tahu
cara menangani hal ini.” Keluh Sek Jang
“Aku akan
pergi sekarang. Semoga berhasil, Sekretaris Jang.” Kata Sun Joo tak mau
memikirkanya. Sek Jang pun melambaikan tangan.
“Bagaimana
ini?” tanya Sek Jang panik. Tuan Nam menyuruh Sek Jang untuk Pulanglah saja dan
tidur yang cukup.
“Bagaimana
bisa aku tidur?” keluh Sek Jang, Tuan Nam mengerti karena Sek Jang pasti akan
sulit untuk tidur.
“Ini
sungguh mendebarkan.” Ungkap Tuan Nam. Sek Jang mengeluh kalau Sek Jang tak
bisa diharapkan sambil menyanyi kalau orang yang pernah jatuh cinta akan tahu
rasanya.
Sun Joo
dan tim masuk ke dalam ruangan, Sun Joo tahu kalau mereka lelah, tapi tetap
meminta agar membereskan semuanya sebelum pulang karena Akan lebih melelahkan
jika melakukan nanti. Semua mengangguk mengerti. Hye In diam-diam terus menatap
Jin Hyuk, sementara Jin Hyuk terlihat santai membereskan semua barang-barang
yang dibawa dari hotel.
Soo Hyun
dalam ruangan mengingat kembali saat mengatakan “Kami dalam tahap pendekatan.”
Lalu melihat ke arah wajah Jin Hyuk seperti tak percaya dan tersenyum bahagia.
Ia duduk di sofa menatap nama "Jin Hyuk" di ponselnya dan terlihat
ragu, tapi akhirnya memberanikan diri untuk menelp bawahanya. Wajah Jin Hyuk
tersenyum bahagia melihat Soo Hyun yang menelpnya.
“Kau di
mana?”tanya Soo Hyun. Jin Hyuk berbisik memberitahu ada di kantor sekarang dan harus membereskan
beberapa hal.
“Apa Kau
ingin bertemu? Aku akan turun.” Ucap Soo Hyun. Jin Hyuk panik memberitahu kalau
Seluruh Tim Humas ada di ruangan.
“Mereka
bekerja keras, jadi, aku ingin berterima kasih pada semua. Aku akan turun.”
Kata Soo Hyun.
Tuan Park
melonggo melihat Soo Hyun ada didepanya, mereka semua tak percaya melihat Soo
Hyun yang datang. Soo Hyun memuji mereka bekerja keras hingga begitu larut dan
mengucapkan terimakasih karena Seremoni pembukaannya berjalan lancar lebih dari
harapan.
“Kenapa kau
datang kemari? Kau pasti lelah.” Tanya Sun Joo.
“Ada hal
yang harus kuurus.” Kata Jin Hyuk. Tuan Park mengaku mereka juga sedang
membereskan barang-barang.
“Jangan
repot untuk membereskanya. Sekarang sudah terlalu larut. Semuanya, mari pulang
saja. Kita bisa bereskan nanti saja.” Ucap Sun Joo
“Tapi
tadi Ibu bilang bereskan...” ucap Eun Ji, Tuan Park menyela kalau Sun Joo tak
mengatakan hal itu dan mengajak semua pulang. Mereka pun akhirnya meninggalkan
Jin Hyuk dan Soo Hyun berdua.
Jin Hyuk
dan Soo Hyun akhirnya berdiri berhadapan. Soo Hyun pikir Pasti menyenangkan
bekerja dengan banyak orang karena Ruangannya sangat sunyi. Jin Hyuk mengakku
tidak tahu harus berkata apa. Soo Hyun pikir Jin Hyuk Jangan terlalu banyak
berpikir.
“Kau bisa
saja berkata, "Kamu tadi sangat mengesankan." Kata Soo Hyun seperti
ingin menerima pujiany.
“Tadi ada
banyak sekali reporter. Mulai sekarang...” ucap Jin Hyuk yang langsung disela
oleh Soo Hyun.
“Jin
Hyuk... Kenapa kau hanya mengkhawatirkanku?” kata Soo Hyun
“Aku
terbiasa mendapat banyak perhatian, tapi kau tidak. Rasanya aku sudah membuat
segalanya tidak nyaman bagimu dan hal itu sedikit menggangguku.” Ungkap Jin
hyuk
“Kita
berdua sibuk saling mengkhawatirkan.” Kata Soo Hyun
“Aku
khawatir akan fakta Ibu nanti lebih sering kesulitan.” Akui Jin Hyuk
“Dengar, aku
sudah menjalani hidupku dengan identitas yang samar. Putri dari Cha Jong Hyun. Mantan
menantu keluarga Grup Taegyeong. Presdir Hotel Donghwa. Tapi ini hari
pertamaku. Aku bukan lagi Cha Soo Hyun yang dijual untuk Taegyeong.” Kata Soo
Hyun
“Aku
bukan lagi Cha Soo Hyun yang gila akan hotel ini. Dan aku bukan lagi Cha Soo
Hyun yang membiarkan orang yang dia sukai dikritik tanpa alasan. Untuk kali
pertama dalam hidupku, aku merasa tidak terbebani. Rasanya aku sudah
melayangkan tinju. Jadi, jangan khawatir.” Ungkap Soo Hyun seperti rasa beban
dihatinya bisa hilang.
“Aku
lapar. Seharian ini aku tidak makan. Apa Kau sudah makan?” tanya Soo Hyun. Jin
Hyuk merogoh kantong jasnya.
“Apakah
cumi kering lagi?” ucap Soo Hyun. Jin Hyuk mengeluarkan sebuah coklat dan
memberitahu kalau itu dari Tuan Park lagi.
“Tuan Park
jugalah yang memberikan cumi-cuminya saat itu.” Kata Jin Hyun. Soo Hyun pun
mengaku sangat berterima kasih.
“Jika
begini, aku merasa Pak Park adalah penggemar Ibu, bukan aku.” Keluh Jin Hyuk
sedih, Soo Hyun langsung memakan habis coklatnya.
“Kupikir
Ibu mau berbagi, karena Aku juga lapar.” Keluh Jin Hyuk. Soo Hyun panik
berpikir akan mengeluarkan dari mulutnya. Jin Hyuk tertawa karena yang
dikatakan itu hanya bergurau. Keduanya tertawa bahagia seperti tak peduli
dengan pikiran orang lagi.
Woo Suk
mengingat kembali saat melihat Soo Hyun yang memasangkan dasi untuk Jin Hyuk,
lalu dengan berani Soo Hyun mengaku pada wartawan “Kami dalam tahap pendekatan.”
Wajah Woo Suk terlihat sangat gelisah
karena tak menyangka Soo Hyun sudah pindah ke lain hati.
Nyonya
Kim bertemu dengan Tuan Choi membahas semua lebih sunyi dari dugaannya, dan memuji kalau Tuan Cho yang bekerja dengan
baik memblokir semua artikelnya. Tuan Choi mengaku lega mendengarnya karena tadinya
sangat khawatir.
“Soal
reporter yang memberikan pertanyaan bodoh itu...” ucap Nyonya Kim, Tuan Choi
terlihat kaget.
“Ya,
reporter itu...” kata Tuan Choi seperti ingin berkata jujur tapi dipotong oleh
Nyonya Kim.
“Satu
malam saja cukup bagiku mencari tahu, siapa yang ada di baliknya.” Kata Nyonya
Kim. Tuan Choi mengaku tak mengerti yang dikatakan Nyonya Kim, tapi melihat
tatapan atasanya mengaku sudah bisa mengerti.
“Mari
anggap bukan kamu orang di baliknya. Kau tetap harus memperbaikinya. Tangani
Kim Jin Hyuk. Kirim dia ke cabang lokal, lalu biarkan dia di sana sebentar
sebelum mengusirnya.” Perintah Nyonya Kim
“Jika
kita tiba-tiba melakukan itu, Bu Cha tidak akan diam saja.” Kata Tuan Choi
“Kau belum
membuat rencana mendetail sebelum memikirkan semua ini? Apa kau menusukku dari
belakang tanpa sebuah rencana?” sindir Nyonya Kim
“Ketua
Kim, aku tidak akan berani melakukan itu.” Ucap Tuan Choi.
“Tepat
sekali. Tidak mungkin kau berani. Pastikanlah untuk menanganinya tanpa ada
masalah.” Tegas Nyonya Kim.
Jin Hyuk
sibuk dengan pekerjanya, sementara semua rekan kerjanya menatapnya. Jin Hyuk
tersadar lalu akhirnya akan pergi dari bangkunya, Tuan Park bertanya mau pergi
kemana dan akan membantunya. Jin Hyuk menolak karena hanya akan mengambil air.
“Aku
ikut, Aku juga haus... Pak Park, duduklah.” Ucap Eun Ji lalu mengoda Jin Hyuk
kalau tidak perlu berterima kasih.
“Anggap
saja ini sebagai persahabatan.” Kata Eun Ji lalu mengaku sangat sedih. Jin Hyuk
terlihat binggung.
“Jangan
terlalu serius jika kau berterima kasih.” Goda Eun Ji pada Jin Hyuk, Tuan Park
melihat sikap Eun Ji merasa wanita itu sangat menyebalkan.
“Aku
senior yang paling bisa kau andalkan di Tim Humas. Akulah orangnya, Koo Eun
Jin. Jangan lupa.” Kata Eun Ji seperti mencari perhatian pada Jin Hyuk
“Jin
Hyuk... Ini bukan bekerja. Kau diteror oleh mereka berdua. Materi promosi untuk
acara di Sokcho ada di ruang rapat. Bisakah kau buat daftar tamu VIP yang tidak
bisa datang? Kita harus kirimkan langsung hadiah promosi pada mereka besok.”
Perintah Sun Joo melihat Jin Hyuk yang didekati Tuan Park dan Eun Ji.
Jin Hyuk
menganguk mengerti, Tuan Park akan pergi membantu, tapi Eun Jin ikut berdiri
mengaku ia sangat cepat jika menyangkut tugas seperti ini. Sun Joo tiba-tiba
memanggi Eun Ji untuk duduk dan menyuruh Hye In untuk membantu Jin Hyuk. Hye In
pun tak bisa menolak. Tuan Park mengejek
Eun Ji yang sudah bermain licik. Eun Jin membalas Tuan Park yang bisa seseorang
berubah drastis.
Jin Hyuk
menaruh pita diatas kotak hadiah lalu bertanya pada Hye In apakah mereka harus
datang langsung mengantar semua ini. Hye In membenarkan dan Mungkin tampak
tidak banyak, tapi seperti inilah tamu VIP diperlakukan.
“Dengan
melakukan ini, Memberi tahu mereka bahwa kita peduli pada mereka. Ada banyak
hal yang harus dikerjakan Tim Humas.” Ucap Hye In
“Apa Hanya
ini daftar kita?” tanya Jin Hyuk, Hye In membenarkan.
“Ibu Cha
sangat keren.” Komentar Hye In, Jin Hyuk juga mengaku kalau sangat terkejut.
“Pasti
jantungmu berdebar. Tapi Aku sedikit mengkhawatirkan sesuatu.” Akui Hye In. Jin
Hyuk terlihat binggung.
“Aku bertemu
orang aneh belakangan ini. Entah bagaimana pria itu dapat nomorku, tapi dia
menelepon dan bertanya apakah bisa bertemu denganku. Dia bilang ada kaitannya
denganmu.” Cerita Hye In. Jin Hyuk binggung karena berhubungan denganya.
“Apakah
kau ingat ada unggahan yang memfitnah CEO Cha di papan buletin? Mereka
memintaku menuliskannya dan berjanji akan memberiku promosi sebagai gantinya.
Tapi Aku tidak menuliskannya. Itu aneh, bukan? Pria itu sudah tahu bahwa orang
dalam artikel Bu Cha itu adalah kau.” Kata Hye In
“Lalu Siapa
dia sebenarnya?” ucap Jin Hyuk polos. Hye In yakin kalau mereka dari Taegyeong.
“Karena
itulah aku khawatir. Aku tidak mau kau terluka. Kau harus berhati-hati. Mereka
menakutkan.” Jelas Hye In.
Jin Hyuk
pun ingin tahu pendapat Hye In alasan mereka meminta untuk menuliskannya. Hye
In pikir karena Jin Hyuk adalah temanya dan Mungkin terlihat tidak puas dengan
perusahaan ini. Jin Hyuk terdiam seperti memikirkan sesuatu.
Soo Hyun
duduk diam dalam ruangan, Sek Jang memberitahu kalau Jadwal makan malamnya dibatalkan dan Direktur
mungkin dijadwalkan untuk pertemuan orkestra. Soo Hyun meminta tolong agar jadwalkan
waktu lain. Sek Jang menganguk mengerti.
Soo Hyun
membuka ponselnya lalu mengetik sesuatu "Mau makan malam" Jin Hyuk
membaca pesannya seperti tak percaya kalau Soo Hyun akan makan malam bersama,
Saat itu Tuan Park dari jauh bisa melihat kalau Jin Hyuk baru menerima pesan dari
Soo Hyun. Jin Hyuk pun berpura-pura tak terjadi apapun.
Jin Hyuk
berdiri di halte, saat itu seorang pria turun dari mobil memastikan kalau Kim
Jin Hyuk. Jin Hyuk ingin tahu siapa pria itu.
Sek Kim mengaku sebagai sekretaris Presdir Jung Woo Suk dan meminta agar
bisa bertemu sebentar.
“Tolong
jadwalkan di hari lain. Aku sudah buat perjanjian.” Kata Jin Hyuk
“Ini
tidak akan lama. Bukan berarti kita berkencan. Ada sesuatu yang ingin kucari
tahu.” Ucap Woo Suk akhirnya turun dari mobil. Jin Hyuk mempersilahkan Woo Suk
agar mengatakanya.
“Mengenai
perkataan Soo Hyun di Sokcho... Apakah itu benar?” tanya Woo Suk
“Butuh
banyak hal bagi seseorang untuk mengungkapkan perasaan. Itu tidak terjadi
begitu saja.” Ucap Jin Hyuk.
“Maksudmu,
hal itu benar.” Kata Woo Suk. Jin Hyuk tak ingin berlama-lama bertanya Apakah
sudah memeriksa apa yang dibutuhkan. Woo Suk pikir sepertinya sudah.
“Ada juga
satu hal yang ingin kucari tahu darimu. Kenapa menanyakannya padaku?” ucap Jin
Hyuk memberanikan diri.
“Kenapa?
Itu Kecemasan seorang kakak.” Ucap Woo Suk lalu melangkah pergi
Di dalam
mobil
Woo Suk
memastikan pada Sek Kim kalau Kakak yang memperhatikan adik perempuannya sama
seperti perasaan cinta. Sek Kim pikir sepertinya begitu. Woo Suk seperti sangat
binggung dengan keadaanya.
Di rumah
Sek Jan
sedang mengunakan alat kecantikan sambil mengeluh seperti tak ada gunanya
merawat diri karena Tidak ada yang menyukainya, Sementara itu, seseorang sedang
berkencan. Saat itu pesan masuk ke dalam ponselnya.
“Bagaimana kalau kita bertemu?” Wajah Sek Jang menjerit tak percaya kalau membacanya, wajahnya
terlihat sangat bahagia.
“Kalau
dia menolak, aku akan hapus akunku.” Kata Dae Chan panik menatap ponselnya. Jin
Myung menyuruh Dae Chan agar memberikan waktu.
Saat itu
pesan masuk “Aku sibuk, tapi aku akan meluangkan waktu.” Wajah Dae Chan
berteriak bahagia karena wanita itu menjawab. Jin Myung pun senang karena
seperti yang dikatakan kalau akan berhasil.
“Ini
bukan masalah besar, tapi membuat jantungku berdebar. Apa aku perlu
berolahraga?” kata Dae Chan. Jin Myung pikir Dae Chan bercukur saja dahulu dan
berikan minuman gratis.
Soo Hyun
dan Jin Hyuk akhirnya makan malam bersama di sebuah prviate restoran. Soo Hyun
yakin Rekan-rekan Jin Hyuk pasti terus menatapnya dengan tatapan iri. Jin Hyuk
mengaku temannya terlalu sering menatapnya tapi Tidak seheboh yang dikira.
“Kupikir
artikel itu akan membuat kegemparan, tapi sepertinya ada yang terganggu dan
mencegah semua artikel keluar. Padahal mungkin saja judul artikel itu keren.
"CEO Cha dalam masa pendekatan". Kata Jin Hyuk berharap banyak.
“Aku
bukan artis, tapi menyebabkan kegemparan.” Komentar Soo Hyun
“Karena
itulah ada yang ingin kutanya, CEO Cha. Sekarang aku mau mengakhiri masa
pendekatan ini.” Ucap Jin Hyuk.
“Apa Kau
mau berhenti sekarang?” tanya Soo Hyun, Jin Hyuk membenarkan. Soo Hyun heran
dengan sikap Soo Hyun yang berani.
“Aku
sudah sangat yakin. Saat keraguanku mulai memudar dan yakin bahwa aku
menyukaimu, sudah saatnya untuk melangkah maju.” Tegas Jin Hyuk
“Kau
boleh melangkah maju, tapi aku tetap di tahap ini.” Komentar Soo Hyun.
“Itu
tidak seru. Kita harus mulai bersama.” Keluh Jin Hyuk. Soo Hyun mengeluh Jin
Hyuk yang mulai bercanda.
“Baik,
aku akan berhenti bercanda... Kalau begitu, mari kita bicara serius, soal
langkah kita selanjutnya. Apa yang kau inginkan? Apa Ada yang kau pikirkan?”
tanya Jin Hyuk
“Mengunjungi
semua restoran terkenal di Mangwon-dong. Sekretaris Jang selalu membanggakan soal
itu, tapi tidak mengajakku.” Kata Soo Hyun
“Baik.
Lain kali kita pergi bersama. Apa Ibu bisa bermain seluncur es? Sekarang musim
dingin, bagaimana jika kita ke area seluncur?” saran Jin Hyuk.
“Aku
tidak mahir berolahraga. Aku bukan olahragawan yang baik.” Akui So Hyuk
“Ibu bisa
belajar. Ada taman hiburan di sampingnya. Apa kau Mau ke sana?” tanya Jin Hyuk.
Soo Hyun mengaku takut naik wahana apa pun.
“Kalau
begitu, kita lewatkan semua aktivitas ekstrem. Ada yang benar-benar ingin
kulakukan. Aku ingin ke toko buku dan membaca buku seharian. Kita bisa saling membelikan
buku dan bertukar Seperti teman baik.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun mengerti.
“Tidak masalah jika Ibu tidak mau.” Ucap Jin
Hyuk melihat sikap Soo Hyun seperti menolaknya.
“Tidak,
bisa kita lakukan semua itu. Kita mungkin tidak bisa lakukan semuanya.” Kata
Soo Hyuk. Jin Hyuk ingin tahu alasanya.
“Area
berseluncur, taman hiburan. Itu semua...” kata Soo Hyun dan langsung disela
oleh Jin Hyuk kalau sudah mengerti.
“Ibu Cha,
bagaimana menurutmu soal perasaan menjadi seorang kakak?” tanya Jin Hyuk. Soo Hyun
mengaku tak tahu.
“Apa
mungkin mau melindungi seseorang? Kenapa?” kata Soo Hyun. Jin Hyuk kesal Soo
Hyun yang berpikir seperti itu
“Seorang
kakak pasti selalu mendukung adiknya.” Tegas Jin Hyuk. Soo Hyun heran Jin Hyuk
yang malah marah padanya.
Jin Hyuk
mengaku bukan seperti itu, Soo Hyun terlihat cemberut, Jin Hyuk pikir Soo Hyun
kesal. Soo Hyun mengelak terus memotong steaknya. Jin Hyuk meminta agar
memberikan piringnya karena akan memotongkan dagingnya. Soo Hyun menolak karena
bisa memotongnya sendiri.
“Kalau
begitu, buka mulutmu.” Ucap Jin Hyuk memberikan potongan dagingnya. Soo Hyun
pun tak menolak membuka mulutnya.
“Suapi
aku juga.” Pinta Jin Hyuk, Soo Hyun mengodanya dengan menjauhkan dagingnya. Jin
Hyuk mengeluh melihatnya. Soo Hyun mengoda Jin Hyuk yang tertipu lalu
benar-benar menyuapinya. Jin Hyuk terlihat bahagia.
Saat itu
pesan masuk dari "Sekretaris Jang - Rapat mendesak dewan direksi diadakan
besok. Ibu juga harus datang.” Wajah Soo Hyun terlihat sedikit gugup.
Nyonya
Kim bertemu dengan Tuan Jung kalau sengaja mengundangnya untuk mengatasi
semuanya dan memercayainya. Tuan Jung mengaku sudah memeriksa dokumen
perceraian sebelum datang dan ingin tahu
Apa yang sebenarnya yang ingin diurus.
“Lebih
baik jika semuanya jelas. Soal pasal ketiga dan Bu Cha dari Hotel Donghwa. Hal
tidak terduga terjadi, jadi, saatnya mengambil semuanya.” Ucap Nyonya Kim
“Kata
"kejadian tidak terduga" adalah istilah subjektif, dan mungkin akan
ada persengketaan panjang.” Jelas Tuan Jung
“Aku
sudah siap untuk pertarungan panjang. Tapi Pertarungan yang harus kita
menangkan.” Tegas Nyonya Kim. Tuan Jung menganguk mengerti.
“Hal ini
mungkin juga memengaruhi Anggota Kongres Cha. Apa Kau punya rencana?Pemilihan
akan diadakan dalam beberapa bulan.” Ucap Tuan Jung
“ Anggota
Kongres Cha juga tidak seperti dahulu, dan itu menggangguku. Kuda pacu yang
tidak mau mendengar perintah pemiliknya itu berbahaya. Kata Nyonya Kim
“Haruskah
aku juga membuat rencana untuknya?” saran Tuan Jung, Nyonya Kim menolak
menurutnya untuk sementara biarkan saja dan akan coba menarik kekangnya lebih
keras.
Tuan Park
dan Hye In sibuk membuat kopi untuk tim mereka karena menurutnya rapat kali ini
pasti lama, Hye In juga tak tahu karena Sun Joo yang tidak bisa diprediksi. Sun
Joo melihat berkas mengaku sepertinya ingin mengubahnya. Eun Ji mengeluh kalau Kerja
lembur lagi.
“Soal
acara akhir tahun. Bukannya hadiah lukisan dan kuartet gesek sedikit basi?”
kata Sun Joo.
“Hotel
lain pun begitu. Waktu kita tidak banyak lagi. Apa Ibu mau mengulang dari awal?”
kata Tuan Park
“Luar
biasa, kamu bisa membaca pikiranku. Tapi tetap saja, penampilan carol pansori
yang kamu inginkan tampaknya agak... Apa Semuanya sependapat?” kata Sun Joo
“Pak Park,
aroma kopinya enak sekali, kan?” kata Hye In mencoba untuk tak mengubrisnya.
Tuan Park mengaku kalau sangat enak.
“Maksudku,
bagaimana kalau kita membuat proposal baru?” kata Sun Joo. Tuan Park melihat
Jin Hyuk hanya diam saja meminta agar fokus.
“Kau bisa
saja terus kerja lembur saat tahun baru.” Ucap Tuan park melihat Jin Hyuk ingin
memberikan saranya.
“Bagaimana
kalau pesta topeng?” kata Jin Hyuk, Sun
Joo terlihat binggung dan semuanya terlihat tak suka.
“Sering
dilakukan saat Halloween, Pasti hebat jika dijadikan acara akhir tahun. Pelanggan
muda yang tidak tertarik pada acara hotel mungkin juga akan tertarik.” Kata Jin
Hyuk.
“Pesta
topeng? Bisa kau siapkan proposal mendetailnya?” kata Sun Joo, Jin Hyuk pun
dengan penuh semangat akan mengerjakanya. Hye In berbisik kalau Jin Hyuk membuatnya
makin rumit.
Soo Hyun
duduk dalam ruang rapat seperti sedang disidang, beberapa petinggi mengeluh
dengan Sikap yang Soo Hyun perlihatkan di Hotel Donghwa Sokcho bukan sikap yang
pantas sebagai presdir hotel. So Hyun pertama kali meminta maaf.
“Aku
meminta maaf, karena mengungkap kehidupan pribadiku di acara resmi seperti itu dan
membuat kalian cemas. Mohon terima permintaan maaf tulusku.” Ucap Soo Hyun
“Ada
banyak pegawai dan artis di acara itu. Rumor akan cepat beredar dan kita perlu
tindak pencegahan.” Kata Petinggi lain.
“Aku
setuju. Aku yakin kita memerlukan rencana mendasar demi menghentikan munculnya
masalah kontroversial seperti ini. Sudah hampir waktunya memperpanjang kontrak
CEO Cha sebagai presdir dan aku yakin sudah saatnya bertindak.” Kata Tuan Choi
“Terima
kasih atas kecemasanmu. Mulai sekarang, aku tidak akan mempengaruhi perusahaan dengan
kehidupan pribadiku atau semacamnya. Aku juga berharap mulai sekarang kalian
mengadakan rapat mendesak untuk hal-hal yang benar-benar penting..” Ucap Soo
Hyun lalu berjalan keluar ruangan.
Jin Hyuk
sedang ada di pantry, Tuan Lee masuk mengambil air minum membahas kalau Hari
ini rapat dewan direksi mendesak diadakan dan yaki kkalau Masalah yang dibahas mungkin pernyataan calon
kekasih CEO Cha, dengan nada menyindir. Jin Hyuk hanya bisa diam.
“Ya,
bukan berarti kau melakukan kesalahan. CEO Cha hanya gegabah dan menggali kubur
sendiri. Dewan direksi sekarang merasa sangat terganggu. Aku penasaran
bagaimana hasilnya.” Ucap Tuan Lee lalu keluar dari ruangan. Jin Hyuk hanya
tetap diam.
Soo Hyun
ada diruangan mengingat kembali yang dikatakan Tuan Choi “ Aku yakin kita
memerlukan rencana mendasar demi menghentikan munculnya masalah kontroversial
seperti ini. Sudah hampir waktunya memperpanjang kontrakmu sebagai presdir dan
aku yakin sudah waktunya untuk bertindak.”
Sementara
Jin Hyuk dengan sangat serius membuat proposal "Konsep Acara Pesta Topeng,
Gambar Konsep Topeng" Saat itu Tuan Choi tiba-tiba datang melihat Jin Hyuk
yang kerja lembur. Jin Hyuk pun langsung
berdrii menyapa Tuan Choi memberitahu kalau sedang membuat proposal untuk acara
akhir tahun.
“Acara
akhir tahun? Apa Kau yakin masih di sini saat akhir tahun? Tidak lama lagi kau
akan dipindahkan Kau akan dimutasi ke Hotel Donghwa Sokcho.” Ucap Tuan Choi
“Kenapa
tiba-tiba aku dipindahkan?” tanya Jin Hyuk kaget.
“Kau dan
Bu Cha yang menyebabkan masalah ini, kenapa tanya alasannya?” ucap Tuan Choi
“Itu
tidak ada hubungannya dengan perusahaan.” Tegas Jin Hyk
“Kau
pikir alasannya masalah yang berbeda. Kenapa kalian berhubungan? Skandal saat
ini tidak baik bagi citra Presdir Cha. Posisinya sebagai presdir terancam.
Karena kau, posisi Cha Soo Hyun sebagai presdir sekarang dipertaruhkan.” Tegas
Tuan Choi
“Menurutmu
siapa yang memutuskan pemindahanmu? Apa Aku? Apa Kau pikir aku punya kuasa
melakukannya? Menurutmu berapa persen sahan yang Bu Cha miliki? Dia bisa
kehilangan semuamya jika Taegyeong begerak.” Tegas Tuan Choi memperingati.
“Kami
memindahkanmu ke Sokcho untuk meredam masalah ini, sebaiknya jaga sikapmu.
Jangan mengeluhkan ini tidak adil pada Bu Cha. Kau hanya akan mempersulit
keadaannya. Apa Kau masuk ke sini dengan bantuan koneksi?” ucap Tuan Choi. Jin
Hyuk mengaku tidak.
“Tapi
begitulah yang dikatakan para pegawai. Jadi Kau harus membuktikan kalau mereka
salah. Bu Cha tidak lama lagi akan pergi ke Shanghai. Setelah itu proses
pemindahanmu dimulai. Kau bisa mematuhi, menolak, atau mengundurkan diri dari
sini. Keputusan di tanganmu.” Ucap Tuan Choi memperingati lalu mengejek Jin
Hyuk yang masih ingin membuat Acara akhir tahun.
Jin Hyuk
duduk lemas dimeja kerjanya, saat akan pulang wajahnya terlihat sedih dan
berubah saat pintu lift terbuka melihat Soo Hyun. Keduanya berada dalam lift
dengan senyuman bahagia, Tuan Nam menunggu di parkiran kaget melihat keduanya
pulang bersama.
“Astaga.
Perutku tiba-tiba sakit... CEO Cha, boleh aku permisi?” ucap Tuan Nam bergegas
masuk kembali ke gedung. Soo Hyun panik takut terjadi sesuatu pada Tuan Nam.
Jin Hyuk pun hanya bisa melonggo binggung ditinggalkan berdua saja di pakiran.
“Jin Hyuk,
aku tidak bisa mengemudi, bisa kau menggantikanku? Astaga, perutku sakit. Aku
akan segera kembali. Maaf, tolong antar pulang Bu Cha dan hubungi aku nanti. Aku
akan beli obat dan menunggumu di dekat sana. Terima kasih.” Ucap Tuan Nam
berpura-pura sakit perut menelp Jin Hyuk dan memuji kalau Aktingny hebat juga.
Akhirnya
Jin Hyuk mengemudikan mobil, Soo Hyun bertanya apakah Jin Hyuk tadi lembur. Jin
Hyuk memberitahu kalau tadi mengurus acara akhir tahun. Soo Hyun pikir Satu
tahun sungguh tidak terasa dan memuji kalau pegawai rekrutan terbaru Tim Humas sangat sibuk.
“Tapi aku
bersenang-senang. Ini menyenangkan.” Ungkap Jin Hyuk bahagia lalu teringat yang
dikatakan Tuan Choi
“Menurutmu, berapa persentase saham
Bu Cha? Dia bisa kehilangan semuanya jika Taegyeong bertindak. Kita meredakan
situasi saat ini dengan memindahkanmu ke Sokcho, jadi, sebaiknya jaga sikapmu.”
“CEO
Cha.... Aku pikir orang menjalani hidup mereka dengan mengingat yang baik
daripada yang buruk. Sepertinya ini terjadi tiba-tiba.” Ucap Jin Hyuk memulai
bicara.
“Ibuku
sakit beberapa waktu lalu dan dirawat di rumah sakit selama beberapa bulan. Itu
sangat sulit bagi keluarga kami, tapi jika dipikir kembali, tidak ada yang
menunjukkan tanda-tanda kelelahan, bahkan ibuku yang sakit. Kenangan indah yang
kami alami bersama memberi kami kekuatan untuk terus maju. Apa itu juga mungkin
bagi kita?” kata Jin Hyuk sedih
“Aku
yakin situasi di kantor pasti sulit bagimu.” Ucap Soo Hyun
“Tidak.
Ibu tahu bagaimana Tim Humas. Semuanya baik-baik saja.” Kata Jin Hyuk
“Lalu
kenapa kau tiba-tiba mengatakan ini?” tanya Soo Hyun heran.
“Ketika
saatnya tiba bagi kita untuk menahan rasa sakit, aku ingin kita mengingat kenangan
indah kita dan menemukan kekuatan dari situ.” Kata Jin Hyuk
“Tingkahmu
hari ini aneh.” Komentar Soo Hyun, Jin Hyuk seperti mencoba mengelak.
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar