Jin Hyuk
mencuci foto sendiri ada foto sebuah gedung perpustakaan. Ia berjalan pergi ke
gedung perpustakaan, dengan senyuman bahagia. Ia mencari buku didalam rak lalu
membacanya dan duduk di meja terlihat menara Namsan di jendela, dan melanjutkan
baca dalam bus.
“Apa ada
alasan khusus kenapa suka Perpustakaan Namsan?”
“Aku suka
tanjakan yang mengarahkanku kesana. Suasananya berbeda di setiap musimnya.”
Jawab Jin Hyuk
“Teknologi
VR sudah sangat berkembang, bermain game bisa lebih menyenangkan. Tapi tertulis,
kau lebih suka membaca puisi dan novel dan kau merasa berterimakasih terhadap
buku. Bisakah kau beri alasannya?”
“Ketika
bermain game, kita harus selalu bergerak. Tetapi buku memungkinkan kita sambil
beristirahat melakukannya. Itu sebabnya aku merasa berterimakasih terhadap
buku.” Jawab Jin Hyuk
Jin Hyuk
mengantar barang dengan motor walaupun hujan turun dengan deras, bekerja
sebagai tukang bangunan, penjaga minimarket, bahkan malam hari bekerja di
restoran daging sapi panggang.
“Di sini
tertulis, kau sudah melakoni banyak pekerjaan paruh waktu. Jenis pekerjaan
paruh waktu macam apa itu?”
“Aku
bekerja di jasa pengiriman, pelayan, dan pekerja konstruksi.” Jawab Jin Hyuk
“Bukankah
melelahkan bekerja sebagai guru privat?”
“Ayahku
bilang kepadaku bahwa uang yang diperoleh melalui kerja selalu ada untuk jangka
waktu yang lama. Dan aku ingin tahu apa yang dimaksud dengan itu.” Jelas Jin
Hyuk
Jin Hyuk
akhirnya lulus kuliah foto bersama dengan ayah dan ibunya, lalu berada dalam
sebuah toko buku. Lalu dan terlihat ia sedang duduk di dalam ruangan sedang
menjawab semua wawancara di Dongha Hotel.
“Kau mengambil
jurusan Hotel Management. Tapi sepertinya kau lebih tertarik dalam humaniora.”
“Kupikir
manajemen bisnis dan ekonomi bisa lebih sejahtera jika didasarkan pada
humaniora. Karena itu mempelajari tentang manusia.” jawab Jin Hyuk
“Kenapa
kau ingin bekerja di Donghwa Hotel?”
“Kata
"Hotel" membuat jantungku berdebar. Dan jika aku mendapatkan
kesempatan untuk bekerja di Donghwa Hotel, itu semacam suatu kegembiraan
bagiku.” Jawab Jin Hyuk dengan wajah bahagia.
Jin Hyuk
terlihat masih shock mengetahui Soo Hyun adalah CEO dari Donghwa Hotel dan ia
baru mengetahui diterima kerja dalam hotel.
[Toko Buah Jangsoo]
Ayah Jin
Hyuk sedang melayani bibi yang ingin membeli buah, tapi si bibi mengeluh karena
harganya lebih mahal dibanding toko lainya. Saat itu Jin Hyuk datang
menjelaskan Buah mereka itu lebih bagus daripada toko lain Bahkan daging
sapipun kualitasnya tak sama. Ayah Jin Hyuk senang anaknya datang.
“Menurutmu,
kenapa daging sapi Korea harganya berbeda? Itu karena kualitas dan jenisnya
berbeda. Dalam arti, apel ini mirip dengan daging sapi Korea premium.” Ucap Jin
Hyuk dengan senyuman bahagia.
“Aku
lebih terkesan olehmu, Beri satu keranjang.” Kata si Bibi mendengar penjelasan
Jin Hyuk.
“Apel ini
sangat lezat... Jika tidak, silahkan balikin lagi. Dan. ini bonus apel karena
sudah terkesan olehku.” Kata Jin Hyuk memberikan bonus. Si bibi makin senang
mendengarnya, memuji Jin Hyuk begitu baik dalam berjualan.
Jin Hyuk
pun dengan bangga kalau dirinya lebih baik dari pada ayahnya. Ayah Jin Hyuk
bertanya apakah anaknya datang langsung dari bandara?. Saat itu Ibu Jin Hyuk
datang menyapa anaknya, Jin Hyuk senang ibunya membawa makanan karen merasa kelaparan.
“Hei, Apa
kau lebih senang melihat makanan daripada ibumu sendiri?” keluh Ibu Jin Hyuk.
Jin Hyuk mengaku bukan seperti itu.
“Dia baru
pulang dari luar negeri, wajar merindukan masakan rumahan.” Kata Ayah Jin Hyuk
“Benar.
Aku datang langsung ke toko karena aku rindu ibu..” akui Jin Hyuk
“Aigoo,
lihat berapa banyak berat badanmu yang hilang. Kau sudah kehilangan banyak
berat badan.” Ungkap Ibu Jin Hyuk dan mengajak mereka ke dalam toko.
Jin Hyuk
mengaku tak sabar, karena sudah begitu lama tidak mencicipi makanannya. Ibu Jin
Hyuk yakin Jin Hyuk pasti sudah kelaparan
jadi mereka harus bergegas makan. Jin Hyuk mengaku punya kabar baik. Ayah Jin Hyuk berpikir
kalau anaknya merayu wanita Kuba.
“Itu
lebih baik dari kabar ini. Namun sayangnya, tak ada cerita wanita.... Aku
mendapat kerjaan.” Kata Jin Hyuk. Kedua orangnya terlihat bahagia mendengarnya.
“Dimana?
Perusahaan mana?” tanya Ibu Jin Hyuk. Jin Hyuk menjawab Hotel Donghwa.
“Kau
khawatir akan gagal karena tingkat persaingan yang tinggi. Itu luar biasa.”
Ungkap Ibu Jin Hyuk bangga.
“Kalian akan
kuajak jalan-jalan ke kuba dengan uang yang kuperoleh nanti. Kuba benar-benar
menakjubkan.” Kata Jin Hyuk
“Baik,
tentu. Jika bukan kuba pun tak apa. Aku akan pergi ke mana pun terserahmu.”
Ungkap Ibu Jin Hyuk dan mengajak mulai makan.
“Astaga,
kau bekerja sangat keras. Aku sangat bangga padamu.” Kata Ayah Jin Hyuk.
Ibunya
pikir kalau Kotak makan siang tidaklah cukup dan mengajak untuk bakar daging
panggang hari ini. Suaminya pun setuju, ketiganya terlihat seperti keluarga
bahagia. Tiba-tiba Ibu Jin Hyuk keluar dari toko dan berteriak bangga “Jin Hyuk
punya pekerjaan! Akan aku traktir kue beras nanti.”
[Siput Chan Moon]
Jin Hyuk
bertemu dengan dua temanya, Jo Hye Jin dan Lee Dae Chan. Ketiganya minum bersama,
Dae Chan memberikan selamat dan meminta Jin Hyuk agar mentraktirnya. Jin Hyuk
mentraktirnya kalau sudah gajian dan meminta Hye In akan membayar hari ini.
“Hadiahku.”
Ucap Hye In menyodorkan tanganya, Dae Chan pun meminta juga hadiahnya dari Kuba
“Tidak
ada. Maafkan aku.” Kata Jin Hyuk, keduanya kesal karena tak memiliki apa-apa untuk mereka.
“Aku
menggunakan uang hadiahnya untuk yang lain.” Akui Jin Hyuk
“Kau menghabiskan
dengan wanita, kan?” kata Dae Chan. Hye Jin kaget memastikan Jin Hyuk punya wanita
sekarang
“Apa
maksudmu? Tak seperti itu. Bagaimanapun, aku tak lagi menganggur, Hyung harus
berhenti meneleponku.” Ucap Jin Hyuk. Dae Chan mengerti.
“Karena
kini kau dapat pekerjaan, mari rencanakan pernikahan kita.” Kata Hye Jin
“Dia
mulai lagi. Untuk apa aku menikahi temanku?” keluh Jin Hyuk
“Ya.
Seharusnya kau menikah dengan yang lebih tua.” Ucap Dae Chan.
“Ada apa
dengan kalian? Apa kalian ingin aku mati sebagai perawan tua?” keluh Hye Jin.
Jin Hyuk menyuruh temanya ikut kencan buta.
“Aku
masih sangat menarik sekarang. Aku sangat populer di kantor.” Tegas Hye Jin
“Jin Hyuk,
kalau sudah mulai bekerja, kau harus mencari tahu dia sungguh populer atau
tidak.” Kata Dae Chan mengejek.
“Untuk
apa? Sudah jelas dia berbohong.” Ucap Jin Hyuk makin mengejek, Hye Jin
menegaskan kalau Jin Hyuk itu juniornya.
“Bersikap
baiklah padaku. Aku Sunbae yang menakutkan.” Tegas Hye Jin. Jin Hyuk pun
meminta maaf dengan sedikit tersenyum mengejek. Ketiganya tertawa dan minum
kembali.
Hye Jin
dan Jin Hyuk duduk diayunan bersama. Jin Hyuk bertanya Apakah mulai dapat
pelatihan pekan depan. Jin Hyuk membenarkan dan mengaku sangat gugup. Hye Jin
pikir tak ada masalah karena Jin Hyuk akan bekerja dengan baik.
“Apa Kau
sudah tahu departemenmu?” tanya Hye Jin
“Aku tak
keberatan selama tak masuk Tim Humas. Aku tahu kau akan menyiksaku.” Kata Jin
Hyuk
“Aku akan
sangat menyiksamu. Aku akan berdoa malam ini agar kau masuk tim kami.” Ucap Hye
Jin
“Hei,
soal CEO Hotel Donghwa...” kata Jin Hyuk, Hye Jin pikir itu CEO Cha Soo Hyun
“Apa dia
tipe orang yang suka penasaran?” tanya Jin Hyuk, Hye Jin pikir itu pertanyaan
yang terlalu luas.
“Kalau
begitu, apa dia berkeliaran sendirian tanpa sekretarisnya?” tanya Jin Hyuk. Hye
Jin pikir tak mungkin bisa tahu. Jin Hyuk pikir benar juga.
“Namun,
aku tak melihatnya melakukan itu.” Kaya Hye Jin. Jin Hyuk ingin tahu alasannya.
“Putri Es
itu tak akan pergi ke mana pun hanya karena ingin tahu. Aku tak melihat hal itu
terjadi.” Cerita Hye Jin. Jin Hyuk binggung menganggap Putri Es
“Dia tak
pernah tersenyum. Aku paham alasannya. Dia tak punya kehidupan pribadi.” Ungkap
Hye Jin. Jin Hyuk heran kenapa seperti itu.
“Kau tak
pernah tertarik akan hidup orang lain, jadi, kurasa sangat mungkin kau tak tahu
tentang dirinya. Apa kau tahu ayahnya adalah Cha Jong Hyun?” ucap Hye Jin
“Cha Jong
Hyun? Apa maksudnya Mantan wali kota Seoul itu?” kata Hye Jin. Jin Hyuk
membenarkan.
“Dia
terus ikut bersama ayahnya saat ada acara politik. Lalu, dia menjadi menantu
keluarga Taegyeong. Saat suaminya berselingkuh darinya, maka dia mendapatkan
Hotel Donghwasebagai tunjangan perceraiannya.” Cerita Hye Jin.
“Artikel
lain mengenai dirinya baru dirilis beberapa hari lalu. Dia menghadiri acara
keluarga di rumah mantan mertuanya. Jika melihat hal tersebut, aku yakin hidupnya
sangat malang. Itu memalukan, kan?” jelas Hye Jin.
Jin Hyuk
bertanya-tanya Sebenarnya Hye Jin itu sudah bercerai atau belum. Hye Jin pikir
kalau orang kaya sangat aneh dan Jin Hyk tak akan pernah menyukai wanita
seperti Soo Hyun dan mengajak untuk membicarakan tentang dirinya saja.
“Kau?
Membicarakanmu? Hye In, kapan kau akan jadi cantik?” ejek Jin Hyuk. Hye Jin
marah berpikir kalau ingin dipukul dan langsung mereka kejar-kejaran.
“Aroma
utama kita adalah aroma mawar lembut. Entah apa ini akan cocok dengan aroma
mawar itu.” Ucap Soo Hyun
“Kurasa
keduanya tak akan cocok. Kami akan mengubahnya.” Kata pegawai. Setelah itu
melihat kualitas handuk.
“Bisa
kita buat handuk tangannya lebih tipis? Ini tak jauh berbeda dengan handuk
mandi.” Ucap Soo Hyun
“Itu
benar, tapi kita butuh handuk yang menyerap dengan baik. Jika lebih tipis, akan
lebih seperti saputangan. Tak akan mudah menyerap air di tangan orang-orang.”
Jelas pegawai.
“Tak
masalah jika menyerap sebanyak ini, kan?” ucap Soo Hyun mencontoh cairan di
meja dan menyerap dengan baik.
“Ini
handuk tangan dari hotel yang baru dapat penghargaan. Aku menginginkannya, jadi
aku bawa satu. Bordirannya bukan hanya tampak cantik, tapi juga terlihat bagus.
Kurasa kita juga bisa membuat hal yang mirip di Korea.” Jelas Soo Hyun. Pegawai
pun akan pelajari.
“Mereka
baru saja mengirim draf pertama kata sambutan CEO untuk para karyawan baru. Apa
kau mau melihatnya?”ucap Sek Jang
“Jika itu
kata sambutan dari CEO, maka aku yang harus menuliskannya.” Kata Soo Hyuk
berjalan ke sisi restoran.
“CEO selalu
menulis sendiri, jadi kubilang CEO sudah menyiapkannya, tapi mereka tetap
mengirimkan drafnya.” Keluh Sek Jang.
Soo Hyun
pergi menemui manager restoran, bertanya Bagaimana pesta ulang tahun ibunya
yang ke-80, Manager mengucapkan Terima kasih banyak sudah bertanya dan
menceritakan ibunya melihat bunga dan hadiah yang CEO kirimkan membuatnya merasa sangat senang.
“Mengirim
hadiah adalah cara termudah untuk memberi selamat. Jika dia senang, aku sangat berterima kasih.”
Ungkap Soo Hyun
“Mengenai
area di sini... Sepertinya ada lebih banyak meja daripada biasanya.”kata Soo
Hyun yang jeli
“Kami
menambah satu meja lagi.” Ucap Manager. Soo Hyun tahu kalau manager berusaha
mencari lebih banyak pelanggan. Manager membenarkan.
“Kalau
begitu, apa kau menurunkan harga untuk prasmanannya?” tanya Soo Hyun. Manager
binggung.
“Harga
yang kita punya sekarang dibuat agar semua orang bisa menikmati makanan dalam
ruangan yang besar dan nyaman. Kita menambah satu meja lagi dan membuat
tempatnya makin sempit. Itu artinya harganya juga harus berubah.” Jelas Soo
Hyun
“Aku akan
keluarkan lagi mejanya.” Ucap Manager terlihat malu.
“Jangan
pikirkan bisnisnya, pikirkan nilai mereknya, Manager” jelas Soo Hyun. Manager
menganguk mengerti.
Kim Suh
Joo menyapa Soo Hyun berkomentar kalau Raut wajahnya menunjukkan CEO
mempersulitnya. Soo Hyun mengaku tak seperti itu karena tenang dan bersahabat
saat mengungkapkan pendapatnya. Suh Jo mengaku Soo Hyun lebih profesional
dibandingkan para ahli kaena mereka sampai berkeringat dingin.
“Panduan
untuk Hari Teman VIP sudah dirilis.” Kaa Suh Joo memberikan Draf Brosur Undangan VIP Hotel Donghwa
Soo Hyun
duduk didalam ruangannya, melihat denah hotelnya dan jam yang berjejer setiap
negara mulai dari Seoul, Tokyo, Havana dsb. Ia melihat jam Havana seperti
terlihat memiliki kenangan manis dengan Jin Hyuk.
[Satu
bulan kemudian]
Jin Hyuk
tersenyum bahagia dengan stelan jasnya berjalan masuk dengan pegawai lainya,
rambutnya sudah dipotong. Saat itu Ia melihat sebuah mobil berhenti didepan
lobby, Soo Hyun turun dari mobil. Jin Hyuk panik langsung membalikan badan
ketakutan.
“Kim Jin
Hyuk, kenapa kau... Kau menyelamatkan nyawanya, kenapa sekarang menghindarinya?”
ucap Jin Hyuk menyakinkan diri untuk berani.
Sek Jang
memastikan pada manager dengan Kata sambutannya setelah video berakhir. Manager
mengaku sudah mempersiapkanya, Jin Hyuk
baru saja berjalan melewati Sek Jang lalu memberikan senyuman, Sek Jang kaget
melihat ternyata Jin Hyuk datang ke hotel dan sebelumnya pernah bertemu di
Kuba.
Di
Ballroom
MC
Meminta agar mereka mendengarkan pemberian salam dari CEO Cha Soo Hyun. Jin Hyuk dkk memberikan
tepuk tangan meriah dan juga Sek Jang melihat Soo Hyun naik keatas podium. Soo Hyun dengan ramah mengucapkan ingin
berterima kasih karena sudah mau bergabung dengan Hotel Donghwa.
“Kami,
Donghwa Hotel, menghargai kualitas kalian semua. Kalian telah menjadi anggota
keluarga Hotel Donghwa. Semoga kita juga bisa meningkatkan kualitas Hotel
Donghwa. Atas nama...” ucap Soo Hyun lalu terdiam melihat Jin Hyuk duduk di
depanya.
Jin Hyuk
sedang tertunduk tak sadar tatapan Soo Hyun mengarah padanya. Sek Jang pun
kebingungan karena Soo Hyun berhenti bicara dan terus menatap Jin Hyuk.
Akhirnya Jin Hyuk hanya bisa memberikan senyuman.
“Atas
nama Hotel Donghwa, kami dengan tulus... Dengan tulus, menyambut kalian semua.”
Kata Soo Hyun gugup.
Semua
pegawai baru bergerombol mengikuti Manager yang akan mengantar mereka kebagian
masing-masing. Saat itu Soo Hyun dan petinggi lainya lewat, semua membungkuk
memberikan hormat. Jin Hyuk sempat kaget dan akhirnya ikut membungkuk.
Di dalam
ruangan, Soo Hyun gelisah karena bertemu dengan Jin Hyuk lalu meminta Sek Jang
masuk ke ruangan. Sek Jang datang, Soo Hyun meminta agar dibawakan semua resume
dan surat lamaran pegawai baru mereka. Sek Jang bertanya apakah Soo Hyun mau
memeriksanya. Soo Hyun membenarkan, Sek
Jang binggung Kenapa. Soo Hyun hanya bisa menatap dingin.
“Maaf,
aku hanya penasaran, apa kau melihat pegawai baru yang kulihat tadi.” Ucap Sek
Jang. Soo Hyun tak banyak bicara meminta agar membawakan saja.
Sun Joo
masuk ruangan, ada Hye Jin yang sudah duduk di meja tersenyum melihat Jin Hyuk
karena mereka akan satu tim. Sun Joo memperkenalkan Jin Hyuk sebagai anggot tim
baru mengaku kalau Jin Hyuk yang paling tampan di antara semua pegawai baru mereka.
“Hye In,
katanya dia temanmu.”ucap Sun Joo. Hye In membenarkan.
“Halo,
aku Kim Jin Hyuk. Aku akan menjaga ketampanan yang kalian puji dan bekerja
keras. Mohon kerja samanya.” Ucap Jin Hyuk mengoda.
“Ini Lee
Jin Ho “ ucap Sun Ho. Jin Hyuk pun memberikan hormat.
“Bekerjalah
dengan baik... Tak perlu menjilatku.” Ucap Jin Ho sinis. Jin Hyuk mengerti akan
berusaha keras.
“Park Han
Gil akan membantumu.”kata Sun Ho, Jin Hyuk mulai menyapanya.
“Halo.
Kau terlalu tampan.” Balas Han Gil. Sun Ho pun menunjuk tempat duduk Jin Hyuk
saat itu disampingnya ada Eun Jin wanita yang terlihat suka mengoda.
Jin Hyuk
tersenyum bahagia melihat ada kartu ucapan [Kami dengan tulus menyambutmu
sebagai keluarga Donghwa!]
Soo Hyun
melihat resume Jin Hyuk tak percaya kalau umurnya masih 29 tahun dan menurutnya
itu masih muda. Ia membaca cerita Jin Hyuk dan bisa membayangkan.
“Aku anak
seorang pemilik toko buah. Ayahku menjual buah sejak aku lahir.”
Kelurga
Jin Hyuk berada di depan toko buah menikmati minuman bersama,
“Orang
pikir aku pasti memakan banyak buah saat tumbuh besar, tapi putra pemilik toko
buah sering kali tak makan buah bagus. Aku beruntung bisa mencicipi buah yang
rusak atau sedikit busuk dan tak bisa dijual.”
Soo Hyun
teringat saat Jin Hyuk menceritakan sedang menjual buah. Lalu ia berkomentar
Jin Hyuk itu penjual buah. Dan Jin Hyuk takmenyangkanya. Soo Hyun pun bisa
menyimpulkan Jin Hyuk benar-benar penjual buah.
Han Gil
memperlihatkan bagan organisasi tim mereka pada Jin Hyuk. Eun Jin tiba-tiba
mendekat mengakubelum memperkenalkan diri dan memberitahu namanya Koo Eun Jin. Jin
Hyuk menyapa dengan ramah. Han Gi
memperigatkna agar berhati-hati karena Sun Joo sengaja tak memperkenalkan dia.
Eun Jin
menatap sinis, begitu juga Han Gil. Jin Hyuk kebingungan berada ditengah-tengah
yang sedang bersitegang dengan tatapan.
“Orang-orang tua di Hongjae-dong sudah
seperti kakek nenekku sendiri. Mereka mengetahui segala hal tentangku. Aku memikirkan
apa rahasia kesehatan dan ingatan mereka yang kuat. Kurasa mereka mendapat
energi dari pegunungan karena selalu bertelanjang kaki saat naik gunung.”
Soo Hyun
seperti tak percaya dengan yang dikatakan Jin Hyuk dan mengingat saat di Kuba.
Jin Hyuk mengatakan orang di lingkungannya naik gunung tanpa alas kaki dan itu
memang sudah dibuktikan.
“Ada
taman bermain tua di lingkungan tinggalku. Setiap kali orang tuaku memarahiku
saat aku kecil, Aku selalu bersembunyi di sana dan menunggu hingga ibuku
mencariku. Tiap kali aku banyak pikiran atau merasa senang, Aku duduk di
ayunannya dan menghabiskan waktu di sana.”
Jin Hyuk
duduk di taman saat dewasa dengan mengambil foto anak-anak yang sedang ada
disana.
Jin Hyuk
sedang diajarkan cara mengunakan mesin fotokopi,
“Aku
menghabiskan sebagian besar hidupku di taman bermain itu karena tempat itu
menenangkanku, mengajariku untuk tenang, dan menghilangkan kepedihanku. Aku
yakin aspek inilah yang akan menghasilkan efek sinergi luar biasa bersama Hotel
Donghwa.”
“Taman
bermain di Hongjae-dong.” Ucap Soo Hyun mengingat-ingat tentang resumi Jin Hyuk.
Soo Hyun
melihat kearah jendela, terlihat Jin Hyuk sedang berbicara dengan seseorang
dengan senyuman bahagia. Sek Jang masuk ruangan, Soo Hyun ingin tahu menurut
Sek Jang siapa yang membuat Jin Hyuk tersenyum seceria itu. Sek Jang melihat
keluar jendela.
“Kalau menurut
firasatku, mungkin kekasihnya.” Ucap Sek Jang. Soo Hyun pikir Firasat Sek Jang
selalu salah.
“Tapi aku
selalu yakin kalau urusan kencan...Pasti kekasihnya. Dari ekspresinya, kurasa
baru 35 hari mereka berpacaran.” Kata Sek Jang
“Sek Jang
.. Kalau kutanyai dia siapa yang bicara dengannya itu, Apa itu menyedihkan?”
kata Soo Hyun
“Boleh
kujawab sebagai teman?” ucap Sek Jang. Soo Hyun pikir tak perlu menjawabnya
lalu bergegas pergi.
Sun Joo
mengajak anggota timnya pulang. Han Gil pikir Karena ada anggota bar untuk minum
dahulu. Sun Joo mengaku sudah punya rencana lain jadi lain kali saja.
Jin Hyuk
melihat film negatif dengan lensanya agar bisa melihat hasil fotonya, senyuman
terlihat karena melihat gambar Soo Hyun yang diambil candid. Jin Hyuk pun
pulang dengan bus membawa fotonya, senyuman tak pernah hilang.
Di dalam
mobil
Soo Hyun
bertanya pada sopir Nam apakah sudah pernah ke Hongjae-dong. Sopir Nam mengaku
sudah pernah karena Temannya sudah 10
tahun tinggal di sana dan Soo Hyun mendenagr ada taman bermain yang sudah
berusia 30 tahun di sana.
“Bukankah
lingkungan itu tak berkembang?” kata Soo Hyun. Sopir Nam pikir kalau Kedengarannya
lingkungan itu berkelas.
“Ada satu
taman luar biasa di Kuba. Istri pemilik taman itu sangat menyayanginya dan aku
bisa merasakan sejarah nyata taman itu. Aku hanya penasaran apa ada taman
bermain tua seperti itu di Korea.” Cerita Soo Hyun
“Apa
membacanya di artikel?” tanya Sopir Nam. Soo Hyun mengaku bukan.
“Ada yang
menceritakannya kepadaku.” Kata Soo Hyun. Sopir Nam pikir kalau Soo Hyun mau
mampir ke sana. Soo Hyun menolak.
Tapi
akhirnya Soo Hyun pergi ke taman bermain naik ke ayunan tempat Jin Hyuk biasa
bermain. Saat itu Jin Hyuk baru pulang melihat sosok Soo Hyun walupun hanya
bagian punggung. Soo Hyun panik karena ketahuan datang ke tempat Jin Hyuk.
“Kupikir
hanya seseorang yang mirip CEO, tapi
ternyata benar itu kau” ucap Jin Hyuk mendekat dan terlihat senang.
“Di
antara surat lamaran semua pegawai baru, Aku membaca namamu di surat lamaranmu.
Aku menyukai caramu menggambarkan taman bermain ini. Aku terus memikirkannya...
Aku tak akan bisa tidur kalau penasaran akan sesuatu.” Akui Soo Hyun
“Apa Taman
bermain ini? Aku menuliskannya karena ini tempat favoritku.” Kata Jin Hyuk.
Tiba-tiba suasana menjadi canggung dan tak ada yang berani bicara.
“Aku
sangat cemas. Aku terkejut saat tahu teman yang kukenal di negara lain ternyata
seorang presdir di tempat kerjaku yang baru.” Ungkap Jin Hyuk
“Aku juga
terkejut.” Akui Soo Hyun. Jin Hyuk mengaku tak mau Soo Hyun berpikir membantu Soo
Hyun karena tahu siapa Soo Hyun atau kalau
kenangan indah itu ternyata sudah direncanakan.
“Aku
cemas akan meragukan niatku.” Jelas Jin Hyuk. Soo Hyun pikir Jin Hyuk tak perlu
cemas lagi.
“Aku
sudah tahu kau bukan orang yang seperti itu.” Kata Soo Hyun, keduanya lalu
sama-sama tersenyum.
“Kau
pasti dalam perjalanan pulang. Kalau begitu, aku undur diri.” Ucap Soo Hyun.
Jin Hyuk tiba-tiba memanggilnya.
“Aku
sudah mencuci klise yang kuambil di Kuba. Ada foto CEO juga. Asal tahu saja,
aku tak sengaja mengambilnya. Apa Mau melihatnya? Selagi di sini” Kata Jin
Hyuk. Soo Hyun seperti kaget karena Jin Hyuk mengajaknya sekarang.
“Ahh..
Benar... Tapi Tak ada meja lampu... Emm.. Ada satu di jalan sana... Ayo ke
sana...” kata Jin Hyuk menarik tangan Soo Hyun lalu tersadar kalau didepanya
adalah bos diperusahaanya.
“Maaf... Aku
teringat kenangan di Kuba dan membuatku lupa... Aku minta maaf. “ kata Jin Hyuk
tertunduk. Soo Hyun hanya tersenyum bertanya haus berjalan Ke arah mana.
Jin Hyuk dan
Soo Hyun pergi meninggalkan taman bermain. Sopir Nam melihat bosnya pergi
bertanya-tanya “Apa itu pria yang menceritakan tempat ini kepadanya? Siapa dia?”
Akhirnya Jin Hyuk sampai di mesi boneka dan memberikan “loupe.”
“Seperti
ini caranya. Kau Letakkan loupe ini di atas klise, Dengan satu mata, kau lihat
ke lensanya. Coba Lihat, ini luar biasa.”
Kata Jin Hyuk. Soo Hyun menatapnya seperti dianggap tak mengerti cara
mengunakanya. So Hyun pun mulai melihat
“Bukankah
aku lebih cantik saat dilihat langsung?” goda Soo Hyun
“Akan kuperlihatkan
lagi begitu kucetak. Seharusnya tak tampak lebih cantik jika dilihat langsung.”
Balas Jin Hyuk
“Jika
benar, berarti fotoku jelek.” Ucap Soo Hyun lalu tiba-tiba bertanya apakah
punya uang.
Jin Hyuk
mengaku punya, Soo Hyun pikir Tak bisa pakai kartu untuk mesin bonek dibawanya.
Jin Hyuk kaget Soo Hyun ingin boneka. Soo Hyun mengaku belum pernah
memainkannya. Jin Hyuk menegaskan kalau Permainan ini membuat ketagihan.
“Biar
kuperlihatkan caranya dahulu, Kau Perhatikan baik-baik. Aku pandai
memainkannya... Kita harus mengarahkan tepat ke pusat gravitasi boneka yang
kita inginkan. Boneka Yang berkepala besar akan terlepas kalau kita capit
badannya.” Jelas Jin Hyun mencontohkan
Soo Hyun
terus melihatnya, tapi Jin Hyuk yang percaya diri malah gagal lalu berdalih
kalau Ini baru percobaan jadi akan mencobanya lagi. Soo Hyun meminta agar bisa
mencobanya. Jin Hyuk pun mempersilahkan. Soo Hyun mulai memainkan dan berhasil
mengambil satu boneka.
“Aku
menemukan bakat lainku.” Ucap Soo Hyun bangga dan Jin Hyuk hanya bisa melonggo.
“Padahal
aku yang palinghebat memainkannya, tapi sepertinya aku gugup berada di dekat kau.
“ ungkap Jin Hyuk dengan wajah serius.
“Jadi, Apa
kau gugup karena aku bosmu?” tanya So Hyun
“Tidak,
karena kau cantik... Ah,maksudku. Karena aku adalah bosku.” Ucap Jin Hyuk gugup
sambil menundukan kepala.
“Boneka
yang didapatkan wanita cantik ini. adalah hadiah untukmu.sekarang Aku harus
pergi.” Kata Soo Hyun mengoda.
“Terima
kasih untuk hadiah ini.”kata Jin Hyuk lalu menganta Soo Hyun sampai ke depan
mobil.
“Aku
ingin tanya, Dengan siapa kau berbicara sekitar pukul 12.42 tadi siang?” tanya
Soo Hyun tak ingin mati penasaran. Jin Hyuk terlihat binggung dan mencoba
mengingat-ingat
“Apa Tadi
siang? Itu dengan Wanita yang kusukai.” Kata Jin Hyuk dengan senyuman bahagia.
“Ahh...
Begitu rupanya. Aku penasaran karena kau tampak senang.” Ungkap Soo Hyun
terlihat kecewa lalu masuk ke dalam mobil.
“Dia
bilang Sekitar pukul 12.42? Wah... Luar biasa... Tapi Ini aneh. Setiap kali
bersama dia, aku merasa aneh.” Ungkap Jin Hyuk melihat mobil Soo Hyun sudah
pergi.
Soo Hyun
berada di dalam mobil, Supir Nam bertanya Siapa teman itu? Soo Hyun menjawab
kalau Jin Hyuk adalah Pegawai baru di hotel mereka, Supir Nam menganguk
mengerti.
Sun Joo
bertemu dengan supir Nam di depan minimarket menceritakan makin banyak pegawai
tampan yang bergabung di hotel menurutnya Luar biasa. Supir Nam bertanya apakah
Sun Joo membeli dispenser air baru? Sun Joo kesal karena Supir Nam berpikir Ia
sedang membahas kualitas air yang lebih baik.
“Saat kau
mencemari kolam renang, pegawai baru telah memurnikannya dengan wajah mereka yang
lebih cantik dan lebih tampan. Itulah maksudku. Ada satu pegawai baru di timku dan
dia membuat situasi di kantor menjadi ceria.” Ungkap Sun Joo bahagia.
“Semua
orang sama saja.” Komentar Supir Nan, Sun Joo menyuruh Supir Nam datang ke
ruanganya.
“Kau bisa
berdiri di sampingnya sementara aku membandingkan kalian.” Ejek Sun Joo yang
sangat bahagia memiliki Jin Hyuk
“Dahulu
aku juga bersinar cerah di masa kejayaanku.” Balas Supir Nam,
“Aku ada
di sana sejak hari pertama. Jangan berbohong. Aku lihat betapa banyak hancurnya
dirimu sepanjang hidupmu. Sejak kau berusia 20-an sampai sekarang. Bagaimana
kau bisa begitu konsisten?” ejek Sun Joo
“Itulah
kehidupan seorang reporter. Kami begadang semalaman meliput berita dan menulis
artikel.” Ucap Sopir Nam
“Kau berhenti
menjadi reporter lebih dari 30 tahun yang lalu, jadi, kenapa kau masih seperti
ini?” kata Sun Joo
Sopir Nam
pikir Lebih baik tidur daripada mendengarkan ini. Sun Joo pikir belum
menghabiskan birnya. Sopir Nam tak peduli menyuruh menghabiskan sendiri saja.
Sun Joo meminta supir Nam duduk karena tak ingin terlihat seperti wanita galau.
Soo Hyun
pulang ke rumah melihat dress merah teringat dengan kenangan saat bertemu
dengan Jin Hyuk di Kuba, lalu mengeluarkan sandal yang diberikan Jin Hyuk
menatapnya.
“Aku
penasaran di mana sepatuku.” Ucap Soo Hyun penasaran.
Di atas
buffet, Jin Hyuk menarik sepatu Soo Hyun dan cameranya, wajahnya tersenyum
menganti kamera dengan boneka. Wajahnya seperti sangat bahagia menatap benda
kenangan dengan Soo Hyun.
**
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar