PS : All images credit and content copyright : TVN
Jin Hyuk
dengan ramah memberikan kopi untuk Sun Joo lalu duduk dikursinya. Eun Ji
melihat dari pantry seperti sangat terkesima dengan Jin Hyuk yang sangat tampan
lalu memastikan pada Hye In yang ada di pantry juga.
“Aku
sudah mengenalnya sejak lama.” Kata Hye
In. Eun Jin bertanya Sejak kapan mereka berteman.
“Sejak
kami masih SMP. Kami tinggal di lingkungan yang sama.” Cerita Hye In
“Tapi apa
sudah tidak lagi?” tanya Eun Jin. Eun In mengaku sudah pindah.
“Dengan
penampilan itu, dia boleh sedikit kasar. Tapi sepertinya dia juga memiliki kepribadian
yang sangat baik. Benar, kan?”kata Eun Jin
“Aku
belum pernah melihat dia bertengkar dengan siapa pun. Tapi dia bisa sedikit
keras kepala. Dia mengejar apa pun yang menarik minatnya.” Kata Hye Jin
“Berarti
aku akan menjadi umpan.” Ucap Eun Ji yakin, Hye Jin kaget mendengarnya.
Soo Hyun
sudah ada di dalam mobil, Supir Nam ingin tahu Kenapa harus pergi ke rumah di
Banpo. Soo Hyun menjawab Ibuny tiba-tiba meminta untuk datang. Sopir Nam pikir
Ibu Soo Hyun pasti sangat merindukannya.
“Pasti
sudah lama sejak kali terakhir kau bertemu dengannya karena begitu sibuk dengan
hotel di Kuba. Kudengar ayahmu akan ada di rumah hari ini. Jadi, habiskanlah
waktu berkualitas dengan keluargamu.” Ucap Supir Nam
“Ahjussi....
Sejak kapan keluarga kami pernah punya waktu luang?” komentar Soo Hyun. Sopir
Nam hanya bisa tersenyum mendengarnya.
Tuan Cha
menemui anaknya bertanya apakah pergi ke Kuba. Soo Hyun membenarkan karena harus
menghadiri sebuah acara. Tuan Cha pikir Soo Hyun pasti lebih sibuk karena
pembukaan hotel di Sokcho jadi meminta agar tetap sehat. Soo Hyun menganguk
mengerti.
“Aku
makan dan beristirahat dengan baik. Jangan khawatir.” Kata Soo Hyun
“Dia
hanya mendapat bisnis hotel dari perceraian ini. Seberapa sibuknya dia?” sindir
Jin Min Ok, Ibu dari Soo Hyun.
“Astaga,
apa kau benar-benar harus mengatakan itu?” keluh Tuan Cha. Soo Hyun memilih
untuk pamit pergi saja.
“Apa
terjadi sesuatu di pesta ulang tahun Ketua?” tanya Nyonya Jin. Soo Hyun
menjawab tidak
“Cobalah
mengingatnya. Apa kau yakin tak ada yang terjadi?” kata Nyonya Jin. Soo Hyun
yakin tak ada.
“Lalu
kenapa dia ingin menemuiku lagi?” kata Nyonya Jin lalu mengeluh kalau ini sungguh
mengesalkan.
“Siapa?”
tanya Soo Hyun. Nyonya Jin menjawab ibu mertuanya. Soo Hyun menegaskan kalauia sudah
lama bercerai.
“Bisakah
Ibu berhenti memanggil dia ibu mertuaku?” keluh Soo Hyun. Nyonya Jin tak
peduli.
“Woo Suk
meninggalkanmu seolah dia akan segera menikah lagi. Tapi aku masih belum
mendengar berita apa pun.” Ucap Nyonya Jin sinis.
“Dia
bukan menantu kalian lagi.” Tegas Soo Hyun
“Aku tak
berhati dingin sepertimu. Jadi Aku masih memiliki rasa sayang untuknya.” Kata
Nyonya Jin
Soo Hyun
memilih untuk pamit pergi saja, Tuan Cha meminta anaknya agar berkendaralah dengan
aman. Nyonya Jin tetap ingin memastikan kalau
Soo Hyun yakin tak melakukan apa pun yang menyinggung perasaannya. Soo
Hyun tak bisa mnah amarahnya lagi.
“Ibu..
Apa Pernahkah aku melakukan sesuatu yang menyinggung perasaan seseorang? Sejak
Ayah terjun di dunia politik, aku bahkan tak bisa menguap. Tapi begitu aku
menikah dengan keluarga itu, Aku bahkan harus berhati-hati bahkan untuk suara
nafasku.” Ucap Soo Hyun mengeluarkan semua amarahnya.
“Bahkan sekarang,
aku masih... Maafkan aku, Ayah... Aku tak
mengkritik Ayah karena menjadi seorang politikus.” Ucap Soo Hyun tersadar takut
menyindir ayahnya.
“Baik,
kau sebaiknya beristirahat.” Kata Tuan Cha membiarkan anaknya pergi.
“Pria
seperti apa yang akan menyukai wanita dingin seperti dia? Aku tak menyalahkan
Woo Suk karena meninggalkanmu.” Ucap Nyonya Jin marah
“Apa kau
akan terus mempersoalkan ini?”keluh Tuan Cha pada suaminya.
[Grup
Taegyeong]
Jung Woo
Seok sedang ada di ruangan melihat ibunya masuk, berpikir kalau Seharusnya
menelepon pasti akan datang. Nyonya Kim mengaku
datang bukan untuk urusan bisnis. Woo Seok bertanya Apa ada masalah. Nyonya Kim bertanya Apa anaknya tak akan
menikah lagi.
“Aku
sedang berpacaran. Aku perlahan mulai mengenal dia...” kata Woo Seok yang
langsung disela oleh ibunya.
“Apa
namanya Soo Ah? Kau tak bisa menikahi dia, Keluarganya tak cukup baik untukmu.”
Kata Nyonya Kim langsung melarang
“Aku akan
perlahan...”kata Woo Seok berusaha menyakinkan tapi Nyonya Kim kembali menyela.
“Daripada
dia, kau akan jauh lebih baik dengan Soo Hyun, putri seorang calon presiden.”
Ucap Nyonya Kim. Woo Seok mengeluh mendengarnya.
“Aku ada
janji penting... Mari kita bicarakan ini lagi nanti.” ucap Nyonya Kim lalu
bergegas pergi.
Nyonya
Jin dan Nyonya Kim bertemu di restoran dengan suasana canggung. Nyonya Kim
mengaku ingin membahas sesuatu dengannya. Nyonya Jin mempersilahkan. Nyonya Kim mengatakan Ini tentang anak-anak
mereka. Yaitu ingin membahas kemungkinan agar mereka bisa rujuk.
“Aku juga
berbicara tentang Woo Suk dengan Soo Hyun. Aku pikir kita berdua memikirkan hal
yang sama.” Ungkap Nyonya Jin terlihat bahagia.
Soo Hyun
menyuruh Supir Nam agar Pulanglah lebih awal karena punya banyak pekerjaan.
Supir Nam pikir tak masalah dan Soo Hyun
Tak perlu tergesa. Soo Hyun pikir kalau Supir Nam menungu maka itu akan membuatnya cemas.
“Berarti
aku akan pulang dan minum bir. Jadi Aku akan meninggalkan mobil di sini.” Kata
supir Nam. Soo Hyun tersenyum lalu turun dari mobil.
Tim Sun
Joo sedang melakukan acara penyambutan Jin Hyuk menjadi pegawai baru. Mereka mulai bersulang, Jin
Hyuk berjanji akan terus berusaha semampunya. Eun Jin mengambil gelas Jin Hyuk
mengaku jarang membuat bomb shot.
“Tapi aku
akan membuatnya hari ini untuk menyambutmu.” Kata Eun Ji
“Dia
bahkan tak pernah membuat itu untuk Manager,
tapi dia membuatnya untuk pegawai baru. Aku sama sekali tak mengerti
perilaku seperti ini, Manager” adu Tuan Park pada Sun Joo.
“Bercerminlah.
Maka kau akan mengerti.” Ejek Eun Jin, Tuan Park pikir Eun Ji tak berhak
mengatakan itu kepadaku.
“Ini
dibuat dengan sempurna.” Kat Eun Jin bangga memperlihatkan gelasnya.
“Jin Hyuk
tak kuat minum alkohol.” Ucap Hye In. Jin Hyuk tak ingin menolak menerima gelas
dari seniornya.
“Dia
menghabiskannya. Wahh... Lihatlah kontur wajahnya... Sangat sempurna.”kata Eun
Jin terkesima melihat Jin Hyuk minum sampai habis.
“Berikan
itu kepadaku. Jin Hyuk, kau harus coba minuman buatan pria. Ini rasio untuk
pria.” Kata Tuan Park menuangkan banyak soju dibanding bir.
“Asisten Manager
Park menyayangi bawahannya... Berikan gelasmu. Aku akan membuatkan untukmu yang
sama persis.” Kata Sun Joo. Tuan Park binggung. Eun Joo menyuruh agar Tuan Park
memberikan gelasnya,
“Tapi Jin
Hyuk adalah bintang dari acara hari ini. Jadi, kurasa...” kata Tuan Park
“Kepala
Tim, kau memang generasi baru.” Puji Eun Joo, Tuan Park mengeluh karena tak akan
bisa pulang jika memberikan terlalu banyak.
“Berilah
contoh yang baik.” Kata Sun Joo, Jin Hyuk seperti tak enak hati tapi Tuan Park
bisa menghabiskan dengan cepat minumanya.
Sementara
Eun Jin yang baik hati hanya memberikan sedikit Soju di gelas, Tuan Park akan
mengambil makanan untuk menghilangkan rasa pahitnya. Mereka tiba-tiba mengajak
untuk minum bersama kembali, Tuan Park tak bisa makan akhirnya kembali minum.
“Jangan
minum terlalu banyak.” Pesan Hye In. Jin Hyuk meminta temanya Jangan khawatir
dan kembali minum.
Jin Hyuk
sudah mulai mabuk memberikan minuman pereda mabuk dari tasnya dan berikan pada
semua anggota tim. Tuan Park pikir kalau
Tas Jin Hyuk pasti penuh dengan minuman yang tak ada habisnya. Eun Jin
bertanya Kapan Jin Hyuk membeli ini.
“Kau
sangat tampan.” Goda Eun Jin. Jin Hyuk mengucapkan Terima kasih dan yakin pasti merasa segar besok
setelah Eun Jin meminum botolnya.
“Ass.
Manager Park.. bangun. Kau harus minum ini.”kata Jin Hyuk menyuruh seniornya
yang sudah mabuk untuk tetap sadar.
Akhirnya
Jin Hyuk mencoba agar menyuapi Tuan Park agar tak terlalu mual besok. Semua
mengeluh melihatnya, Tuan Lee menyuruh agar harus mengambil foto dan mempermalukannya
besok. Jin Hyuk kembali menyuapi Tuan Park.
“Baiklah,
semuanya. Bisakah kita pulang sekarang?” ucap Sun Joo, Tuan Park mengajak untuk yang ketiga kalinya.
Jin Hyuk pun membantu Tuan Park agar bangun dan membantunya.
“Ini
untukku... Makanlah ini di tempat tidurmu malam ini.”kata Tuan Park memberikan
irisan cumi ke dalam baju Jin Hyuk. Jin Hyuk pun mengucapkan Terima kasih untuk
camilan ini.
Soo Hyun
masih sibuk berkerja, Sek Jang masuk ruangan bertanya apakah Soo Hyun belum mau
pulang, karena Ini sudah larut. Soo Hyun pun setuju untuk pulang, supaya Sek
Jang bisa pulang juga.
“Jadwalkan
pertemuan dengan tim desain Kuba. Aku perlu membuat beberapa perubahan.” Ucap
Soo Hyuk
“Baik,
aku akan menelepon mereka.” Kata Sek Jang
**
Jin Hyuk
dan Hye In menghentikan taksi agar para senior pulang, setelah semua pulang Hye
In agar mengantar pulang. Jin Hyuk menolak karena tahu Rumahnya di arah yang
berlawanan dan Hye In harus pulang.
“Tidak,
kau terlalu mabuk. Aku akan pergi bersamamu.” Kata Hye In khawatir.
“Aku akan
memperlakukanmu sebagai seniorku di kantor. Sunbaenim” kata Jin Hyuk.
“Aku akan
pergi bersamamu.” Ucap Hye In. Jin Hyuk mengaku kalau akan baik-baik saja jadi Jangan
mencemaskan lalu mendorongnya naik taksi.
Jin Hyuk
berjalan akan pergi ke halte bus, lalu menatap gedung di depanya dengan bangga
kalau itu hotel tempatnya berkejar. Ia yang sedikit mabuk akhirnya bersadar di
tiang bus, Soo Hyun mengemudikan mobilnya melihat Jin Hyuk bertanya-tanya Apa
dia mabuk lalu tak memperdulikanya.
Tiba-tiba
hujan turun, Jin Hyuk pun berlari mencari tempat berteduh. Saat itu Soo Hyun
sudah memutar mobilnya lalu membunyikan klakson didepan halte. Jin Hyuk melihat Soo Hyun langsung
menghampiri jendela mobil.
“CEO...
Kau pulang sampai larut malam. Kau memang layak menjadi presdir.” Ucap Jin Hyuk
memuji Soo Hyun
“Kau
tampaknya mabuk berat. Aku masih kesal kau menolak tiket kelas bisnis. Jadi Masuklah
ke mobil sekarang.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk pun setuju dengan setengah mabuk.
Jin Hyuk
sudah duduk di mobil dengan rambut basah, Soo Hyun bertanya Apa itu acara tim.
Jin Hyuk membenarkan dan mengaku sudah minum banyak dan rekan kerjanya yang sangat
kuat minum. Ia lalu mengeluh karena dasinya yang tak lepas juga
“Apa kau
memasang ritsleting di dasimu?” tanya Soo Hyun melihat cara Jin Hyuk
melepaskanya.
“Ya.
Mereka menjual ini... Aku tak tahu cara memakai dasi. Jadi Ini penyelamatku.
Apa kau Ingin mencobanya? Ini sangat mudah. Kau hanya perlu menariknya ke atas
dan ke bawah... Baguskan?” kata Jin Hyuk bangga
“Aku
ingin menanyakan sesuatu... Apa hanya itu setelan yang kau punya?” Kita
berpapasan setiap kali aku memakai setelan ini.” Ucap Soo Hyun
“Aku
membeli setelan ini di penjahit teman ibuku. Aku mendapatkannya dengan penawaran
beli satu gratis satu. Aku juga punya setelan abu-abu yang jauh lebih keren.”
Cerita Jin Hyuk yang masih mabuk kalau punya Abu-abu dan biru tua.
“Tentu
saja, kedua warna itu cocok untukku... Setelan jas sangatlah penting bagi
pria... Bukankah begitu?” ucap Jin Hyuk masih mabuk.
Jin Hyuk
akhirnya terbangun melihat sudah sampai Taman bermain lalu mengucapkan
terimakasih karena sampai rumah dengan
selamat berkat Soo Hyun. Soo Hyun pikir hanya membalas kebaikanmu di Kuba jadi
tak perlu mempermasalahkanya.
“Syukurlah.
CEO harus pulang dan hujannya reda. Tapi Kau mungkin mengantuk dalam perjalanan
pulang.” Ucap Jin Hyuk mengambil sesuatu dari saku bajunya.
“Ini Kejutan!
Kunyahlah ini sambil mengemudi... Ikan kering sangat pas saat kita merasa
mengantuk. Cumi-cumi ini sangat sempurna untuk saat seperti ini dan rasanya
sangat lezat. Aku simpan ini untuk sebelum tidur, tapi akan kuhadiahkan kepada CEO”
kata Jin Hyuk ingin menyuapi Soo Hyun.
“Tidak,
taruh saja di tanganku... Aku akan memakannya dalam perjalanan pulang. Jadi Taruh
di tangaku saja” ucap Soo Hyun panik.
“Apa
Karena kotor? Apa Karena tangan kotorku atau saku kotorku? Aku juga menyuwirnya
dan ini menjadi lebih kotor.” Keluh Jin Hyuk
“Tidak. Aku
hanya kurang suka cumi-cumi.” Akui Soo Hyun
“Aku
melihat pertunjukan salsa di Kuba tiga kali, tapi aku menonton lagi karena kau
bahkan aku hafal tariannya. Aku hampir menari... Aku memang menari.” Kata Jin
Hyuk
“Berikan
saja, Aku akan memakannya.” Ucap Soo Hyun menyodorkan tanganya.
“Jika
menyentuh ini, tanganmu akan bau cumi-cumi. Buka mulut dan aku akan menyuapi.”
Kata Jin Hyuk
Soo Hyun
akhirnya terpaksa menerimanya, Jin Hyuk pun pamit pergi lalu tersadar kalau
mobil Soo Hyun sangat bagus dan Perjalanannya sangat nyaman, lalu bertanya
Berapa harganya, lalu berkomentar pasti sangat mahal. Soo Hyun tak banyak
komentar dengan cumi dimulutnya.
“Oke...
Saatnya pergi! Sampai jumpa.” Ucap Jin Hyuk turun dari mobil. Soo Hyun
mengemudikan mobilnya hanya bisa tersenyum melihat tingkah anak buahnya.
Saat
pulang ke rumah, Soo Hyun menarik jam tangan dalam laci lalu menatap sebuah jam
seperti memiliki kenangan juga dengan Jin Hyuk saat di Kuba.
Pagi hari
Ibu Jin
Hyuk memanggil anaknya untuk sarapan. Tuan Kim menyuruh anaknya duduk karena
pagi yang indah. Jin Hyuk dengan wajah terlihat sangat lelah. Tuan Kim bertanya
apakah Jin Hyuk naik bus saat mabuk berat semalam.
“Tidak.
Aku naik taksi.” Kata Jin Hyuk lalu teringat saat setuju naik ke mobil Soo Hyun
bahkan memberikan cumi-cumi yang dibawanya. Ia pun panik bergegas pergi ke kamar
mandi, Tuan Kim dan Ibu Jin Hyuk binggung melihat tingkah anaknya.
“Bagaimana
jika ini hari terakhirku bekerja?” ucap Jin Hyuk panik menatap keluar jendela
bus.
Di
ruangan
Tuan Park
mengaku Sekarang tersiksa karena mabuk. Hye In memberikan minuman pereda mabuk
untuk Jin Hyuk diatas meja, Sun Joo
mengeluh kalau Tuan Park beruntung karena Jin Hyuk menyuruh meminum minuman
pereda mabuk semalam, kalau tidak maka tak akan bisa bangun.
“Apa Tak
ingat?” ejek Sun Joo. Tuan Park mengaku terlalu banyak minum
“Jin
Hyuk, Apa kau baik-baik saja?” tanya Tuan Park. Jin Hyuk hanya diam saja
seperti melamun lalu tersadar dengan semua menatap binggung.
“Apa Kau
mencemaskan sesuatu? Kau tak melakukan kesalahan semalam. Kenapa kau tampak
sangat terintimidasi?” ucap Sun Joo
“Bukan
apa-apa. Aku hanya merasa agak mual.” Akui Jin Hyuk
“Apa kau
bisa menghadiri wawancara dengan CEO?” kata Sun Joo, Jin Hyuk kaget kalau akan Wawancara
dengan CEO
“Bukankah
Ass Manager Park memberi tahu kepadamu kemarin?” kata Sun Jae.
“CEO mewawancarai
pegawai baru adalah tradisi perusahaan kita.” Bisik Eun Jin.
“Aku
hendak memberi tahu dia selama babak ketiga acara minum, tapi Jin Hyuk menolak
tawaranku.” Ucap Tuan Park dan mengeluh karena kepalanya sakit. Jin Hyuk makin panik
Eun Jin
menerima telp, lalu memberitahu Jin Hyuk
kalau Ini gilirannya diwawancara. Jin Hyuk semakin gugup mengingat kejadian
tadi malam.
Jin Hyuk
akhirnya datang ke ruangan CEO, Sek Jang memberitahu Soo Hyun kalau Kim Jin
Hyuk datang. Soo Hyun pun menyuruh Jin Hyuk agar masuk. Jin Hyuk gugup di ruangn Soo Hyun denga wajah
tertunduk.
“Apa Kau
sudah beradaptasi dengan pekerjaanmu?” tanya Soo Hyun, Jin Hyuk menganguk.
“Semua
orang ramah kepadaku. Aku beradaptasi dengan cepat.” Jawab Jin Hyuk yang terus
tertunduk.
“Apa Kau
merasa tak nyaman berbicara denganku? Kau berbeda dengan kemarin.” Goda Soo
Hyun
“CEO,
mengenai kemarin aku sangat mabuk. Maafkan aku.” Ucap Jin Hyuk terus tertunduk.
“Kau tak
melakukan kesalahan, sekarang Kau pasti pusing.” Kata Soo Hyuk. Jin Hyuk mengaku baik-baik saja.
“Kau Cobalah
ini. Ini bagus untuk pereda mabuk dan akan segera merasa lebih baik.” Ucap Soo
Hyun. Jin Hyuk tetap menolak.
“Kau
memberiku cumi-cumi tanpa tahu negara asalnya. Sekarang aku memberimu obat yang
terbuat dari herba Korea untuk meredakan mabukmu. Kita menjadi teman baik.”
Ucap Soo Hyun
“Kau
bilang Teman? Mana mungkin aku berani berteman dengan CEO?” kata Jin Hyuk tahu
diri.
“Apa
perlu kubuka untukmu? Ini sangat efektif.” Kata Soo Hyun sedikit mengancam. Jin
Hyuk menolak dan segera meminumnya sendiri.
“Ini
pasti setelan abu-abu yang kau ceritakan. Kau cocok mengenakan apa pun, kan? Apa
dasinya juga ada ritsletingnya?” goda Soo Hyun. Jin Hyuk membenarkan tak bisa
mengelak lagi.
“Entah
bagaimana aku harus meminta maaf.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun pikir tak perlu
meminta maaf.
“Jika kau
masih merasa tak nyaman, bantulah aku.” Kata Soo Hyun, Jin Hyuk pun setuju akan
melakukannya.
“Makanlah
ramyeon bersamaku. Aku sungguh ingin mencoba makan ramyeon di rest-area.” Akui
Soo Hyun. Jin Hyuk binggung mendengarnya.
“Bagaimana
dengan akhir pekan ini? "Berapa hargamu? Daebak." Apa Kau ingin
mengendarai mobil yang luar biasa itu? Ini Perjalanannya sangat nyaman.”goda
Soo Hyun, Jin Hyuk pun tak bisa membela diri karena malu.
Hye In
memberikan minum bertanya Bagaimana hasil wawancara Jin Hyuk, Apa bersikap
seperti pengecut. Jin Hyuk mengaku tak tahu karena tak ingat. Hye In pikir Jin
Hyuk selalu menjadi diri sendiri tapi berbeda sikapnya dengan sekarang.
“Bagaimana
aku harus memperbaiki ini?” ucap Jin Hyuk binggung memikirkan nasibnya.
Woo Seok
dan Soo Ah makan direstoran dalam diam. Soo Ah membahas kalau ini hari jadi
keempat sejak mereka bertemu. Woo Seok seperti tak menyadarinya, Soo Ah
bertanya apakah ia harus terus melakukan ini. Woo Seok binggung apa maksudnya
itu.
“Melakukan
ini... Menjadi seperti ini...” ucap Soo Ah tertunduk. Woo Seik tak bisa berkata
apapun.
Jin Hyuk
sudah bersiap-siap lalu bertanya-tanya Apa ini termasuk pekerjaan dan berpikir
harus memakai setelan dan memilih pakaian di lemarinya. Akhirnya Ia memilih
pakaian santai menunggu didepan rumah, Soo Hyun datang dengan mobilnya menyuruh
Jin Hyuk untuk masuk.
“Dalam
film, bukankah orang biasa mengunyah cumi-cumi dalam situasi seperti ini? Apa
Kau tak membawa cumi-cumi di sakumu hari ini?” goda Soo Hyun.
“Sekalipun
aku dipecat, maka aku akan mengatakan ini sebelum pergi. CEO memang menyimpan
dendam.” Ucap Jin Hyuk kesal . Soo Hyun hanya bisa tertawa.
Akhirnya
mereka sampai di rest area, Jin Hyuk bertanya apakah mereka segera masuk. Soo
Hyun mengatakan akan mentraktirnya karena Kartunya pasti berfungsi. Jin Hyuk
pun setuju.
Soo Hyun
menunggu di restoran dengan wajah panik, Jin Hyuk pun membawa mie pesan ke atas
meja. Soo Hyun melihat kalau Kelihatannya enak dan akan mulai makan. Jin Hyun melihat cara makan ramyun Soo Hyun.
“Apa Kau
tahu cara makan mi? Kau Makan mi yang banyak, lalu seruput semuanya sekaligus. Coba
Perhatikan.” Ucap Jin Hyuk akan mencontohkan.
“Apa Kau
tak akan malu jika gagal seperti mesin penjepit itu?”ejek Soo Hyuk.
“Ini
keahlianku.” Kata Jin Hyuk dengan bangga lalu mencontohkan cara makan mie.
Soo Hyun
berkomentar kalau Itu sangat payah. Jin Hyuk kembali mencoba menyeruput ramyun
dengan wajah bahagia. Keduanya terlihat
bahagia walaupun hanya makan ramyun.
Keduanya
akhirnya selesai, Jin Hyuk pikir akan menyetir dalam perjalanan pulang karena
Soo Hyun akan lelah jika menyetir dua kali. Soo Hyun pikir tak masalah karena
bisa melakukanya. Jin Hyum meminta agar ia saja yang menyetir karena tahu Soo
Hyun harus memeriksa surel pekerjaannya. Soo Hyun pun memberikan kunci
mobilnya.
“Kau bisa
mengatur kaca spion dengan tombol ini. Bagaimana ketinggian kursinya?” kata Soo
Hyun melihat seperti terlalu tinggu untuk tubuh Jin Hyuk.
“Tombol
itu...” kata Soo Hyun menunjuk. Jin Hyuk kebingungan karena tak melihatnya.
“Kau bisa
mengaturnya dengan ini.” Ucap Soo Hyun mendekati Jin Hyuk, wajah Jin Hyuk
kebingungan karena tubuhnya sangat dekat dengan bosnya. Soo Hyun akhirnya menyadarinya dan segera
menjauh.
Jin Hyuk
berhasil menyetir sampai rumah, Soo Hyun mengaku merasa bersalah karena
mengganggu hari liburnya. Jin Hyuk pikir
senang bisa menghirup udara segar jadi bisa memberitahu kalau Soo
Hyun ingin melakukan hal lain karena
akan senang menemaninya.
“Kau
pasti menganggapku aneh. Presdir sebuah perusahaan mengajakmu pergi makan
ramyeon. Kau mungkin akan menyesal besok.” Ucap Soo Hyun.
“CEO .. aku
memikirkan hal ini dalam perjalanan pulang. Aku ingin tahu bagaimana jika aku
bekerja di tempat lain dan kita tak punya hubungan apa pun. Maka sama seperti
di Kuba, aku pasti bisa membuatmu tertawa tanpa memikirkan hal lain.” Akui Jin
Hyuk
“Kau pasti
terganggu karena aku bosmu.” Kata Soo Hyun, Jin Hyuk pikir Soo Hyun pasti merasa canggung karena ia
sebagai pegawainya.
“Tidak
juga... Aku sama sekali tak terganggu.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk tiba-tiba
menuliskan sesuatu ditanganya lalu meminjam ponsel Soo Hyun dan
mengembalikanya.
“Ini
nomorku.. CEO tak akan merasa nyaman jika aku mengetahui nomormu, Tapi nomorku
tak berharga. Jangan memberikannya kepada para penipu di telepon.” Goda Jin
Hyuk sengaja mengambil gambar tangan yang dituliskan nomor telpnya.
“Aku
yakin kekasihmu tak akan senang dengan ini.” Ejek Soo Hyun. Jin Hyuk binggung
siapa kekasihnya.
“Aku tak
berkencan dengan siapa pun.”akui Jin Hyuk, Soo Hyun mengingat yang dikatakan
Jin Hyuk kalau sedang bicara dengan wanita yang disukainya.
“Ohh.... Aku
bicara dengan ibuku.” Akui Jin Hyuk, Soo Hyun tak percaya kalau bicara dengan
ibunya, dengan ekspresi wajah yang imut.
“Kau
pasti anak kesayangan.” Ejek Soo Hyun.
“Dia
menyuruhku segera pulang untuk makan daging sapi panggang. Daging sapi membuat
jantungku berdebar.” Kata Jin Hyuk
“Rupanya
jantungmu berdebar karena daging sapi.” Kata Soo Hyun tersenyum
Jin Hyuk
tiba-tiba mengoda Soo Hyun kalau CEO-nya sangat menggemaskan lalu tersadar
kalau ucapanya tak sopan lalu meminta maaf. Soo Hyun pikir Itu lebih baik
daripada mendengar dirinya yang tampak tua dan akan pamit pulang sekarang. Jin
Hyuk pun membiarkan Soo Hyun pindah tempat duduk.
Soo Hyun
mengemudikan mobilnya melihat wajah Jin Hyuk dari kaca spion, Jin Hyuk menatap
telapak tanganya ada nomor telp seperti berharap Soo Hyun akan menelpnya. Sementara
Soo Hyun hanya bisa tersenyum dengan anggap Jin Hyuk Nomor yang tak berharga.
Woo Suk
terlihat gugup dalam ruanganya, lalu seperti memutuskan sesuatu. Sementara Soo
Hyun sedang melakaukn rapat dengan pihak asing yang menurutanya mencapai
kesepakatan untuk membangun hotel Kuba. sangatlah
mengesankan, karena Ada beberapa pesaing ketat, tapi Donghwa mencapai
kesepakatan itu.
“Kupikir,
itu karena aku dan Kuba sejalan. Kecintaan terhadap hal-hal kuno yang ada dalam
hati kami sejak lama.” Ucap Soo Hyun lalu melihat Sek Jan menelpnya dan memilih
untuk tak mengangkatnya.
Tapi Sek
Jang terus menelp akhirnya meminta maaf untuk mengangkat telp karena berpikir ini
sesuatu hal yang mendesak. Soo Hyun
berbisik memberitahu kalau sedang rapat dan bertanya apakah ada sesuatu hal
yang mendesak.
“Apa Kau
sudah melihat tautan yang kukirim kepadamu?” tanya Sek Jang. Soo Hyun mengaku
belum karena sedang rapat.
“Tolong
dilihat segera... Aku akan meneleponmu lagi... Cepat, Soo Hyun.” Ucap Sek Jang.
Soo Hyun melihatnya dan kaget.
Di Ruang
PR
Tuan Park
melihat Nama Presdir Cha ramai dibicarakan di internet lalu ingin tahu mengenai
apa. Saat itu berita tertulis [Cha Shoo
Hyun Daepyo Berkencan di Rest-Area] semua tak percaya melihatnya, tapi terlihat
kaget karena ada wajah Jin Hyuk.
Jin Hyuk
pun binggung dan melihat berita [Cha
Shoo Hyun Daepyo Berkencan di Rest-Area] dengan wajahnya. Hye In terlihat kaget
begitu juga Soo Hyun karena foto makan ramyun akhirnya tersebar.
Bersambung
ke episode 3
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Mantap Min,sinopsisnya👍👍
BalasHapusTengkiyu
BalasHapus