PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Oh Sol
tak bisa tidur lalu membuka kembali sebuah kotak dan melihat medali ditanganya.
Flash Back
Saat
Kompetisi Atletik SMP, Oh Sol masuk kamar ganti menyapa teman-temanya lalu
membuka loker melihat ada 3 Panggilan Tidak Terjawab, setelah itu menelpnya dan
kaget mengetahui tentang ibunya.
Oh Sol
memakai jaket berteriak memanggil Ibu, Di tempat reruntuhan sudah banyak para
demo yang dibawa pergi dengan ambulance. Seperti korban mulai berjatuhan, Oh
Sol melihat ibunya sudah dibawa tandu dengan alat bantu oksigen, wajahnya panik
dengan ayah ada disampingnya, lalu medali yang dipegang ibunya terjadi.
Oh Sol
mengingat semua kenangan ibunya sebelum meninggal, lalu membuka kembali album
foto saat dirinya masih kecil dan pernah menjadi seorang atlet.
Oh Sol
keluar rumah pagi hari kaget melihat sosok pria dengan dandan jas didepan rumah
lalu bertanya Siapa orang itu apakah itu orang yang dikenal. Choi Gun sudah
memakain setelah jas mengejek kalau Oh Sol mungkin mengenalnya.
“Wah,
Daebak... Apa hari ini hari istimewa? Apa kau mau pergi ke suatu tempat?”ucap
Oh Sol penuh semangat.
“Ada
sesuatu yang harus diurus.” Kata Choi Gun, Oh Sol ingin tahu Dalam rangka apa, Sampai berdandan rapi.
“Kau mau
mengakui persaaan pada cinta pertamamu.” ucap Oh Sol dengan wajah penuh
semangat. Choi Gun mengaku bukan seperti itu.
“Ayolah,
jangan berbohong... Kenapa kau tak berdandan seperti ini sebelumnya? Kau harus
berani dan mengungkapkan perasaanmu, mengerti? Kau pria yang baik, jangan
khawatirkan apapun... Hwaiting!” kata Oh Sol lalu pamit pergi lebih dulu
karena sudah terlambat.
Oh Sol
berjalan menaiki tangga gedung berpikir kalau Pakaian membuat pria tampak
berbeda lalu tak sengaja bertemu dengan Sun Kyeol. Suasana kembali canggung, Oh
Sol pun menyuruh Sun Kyeol jalan lebih dulu, tapi Sun Kyel pikir Oh Sol saja
yang duluan. Oh Sol akan pergi tapi Sun Kyeol menahanya.
“Kenapa? Apa
Ada sesuatu yang ingin dikatakan?” ucap Oh Sol dengan nada tinggi. Sun Kyeol
terlihat gugup untuk bicara.
“Jika yang
kukatakan waktu itu menyakiti perasaanmu, maafkan aku.” Akui Sun Kyeol
“Yang
mana? ApaTentang kau tak tertarik berkencan? Kupikir kita sudah menyelesaikan
semuanya Dan aku bilang kepadamu kita sudah impas. Aku tak ingin berkencan, terutama
seseorang sepertimu.” Tegas Oh Sol
“Ya,
benar... Kau bilang itu, tapi... Gi O Sol.. Apa kau benar-benar berpikir... aku
itu menjengkelkan?” kata Sun Kyeol memastikan.
“Ya, kau
menjengkelkan. Orang yang bermain dengan perasaan orang lain sangat
menjengkelkan menurutku. Jika tak ada lagi yang harus kau katakan, aku bisa
pergi duluan, kan?” ucap Oh Sol lalu melangkah pergi. Sun Kyeol hanya bisa
menghela nafas.
Sek Kwon
melihat Sun Kyeol memberitahu kalau Air shower sudah diperbaiki dan akan berada
di ruanganya jadi bisa menghubungi jika butuh sesuatu. Sun Kyeol memanggil Sek
Kwon lalu keduanya duduk di dalam ruangan dan terlihat sangat serius.
“Ini...ini
bukan tentangku. Ini kisah temanku.”akui Sun Kyeol. Sek Kwon seperti tak
percaya kalau itu Temannya.
“Ya, dia
tinggal di Amerika. SeK Kwon mungkin tak
kenal, Dia tinggal di Minnesota. Aku mengenalnya tahun lalu.” Cerita Sun Kyeol
menyakinkan. Sek Kwon mengerti.
“Pokoknya,
teman aku itu hampir tak punya pengalaman berkencan. Kau sudah menikah, dan
juga seorang wanita. Kupikir kau akan tahu lebih banyak tentang bagaimana
perasaan wanita.” Ucap Sun Kyeol
“Aku
mengerti maksudmu, lanjutkan ceritanya.” Kata Sek Kwon.
“Lalu suatu
hari, temanku menyadari ada wanita yang tak bisa lepas dari pikirannya.” Akui Sun
Kyeol mengingat kenangan dengan Oh Sol.
Flash Back
Sun Kyeol
pertama kali bertemu dengan Oh Sol ketika menjadi petugas sampah dengan kepala
kuda dan menyadari kalau dibalik topeng adalah wanita. Sun Kyeol pun pernah
melihat Oh Sol bertemu dengan Do Jin sebagai model home shopping.
“Ayo
jujur. Ini lebih baik daripada pekerjaan pembersihan.” Ucap Do Jin merendahkan.
Sun Kyeol melihat Oh Sol yang patah hati padahal sangat menyukai Do Jin.
Oh Sol
yang mabuk melihat Sun Kyeol yang terluka dan yakin Pasti sakit. Setelah itu
mereka bertemu karena Oh Sol menjadi karyawanya, dan Oh Sol yang berlari
menemui Sun Kyeol akan menumpang di mobil.
“Dia merasa hidup di dunia yang
sangat berbeda dari dirinya.” Ucap Sun
Kyeol
Oh Sol
yang mabuk mengajak Sun Kyeol untuk minum ronde kedua, Sun Kyeol pun panik melihat
Oh Sol yang ingin muntah dimobilnya. Oh Sol pun berani mencium Sun Kyeol untuk
menyakinkan Do Jin kalau mereka pacaran.
“Dia tak paham, dan dia pun tak
ingin memahaminya.”
Oh Sol
yang bermain air, dan Sun Kyeol tersenyu melihatnya. Sun Kyeol tanpa mengunakan
sarung tangan menyelamatkan Oh Sol yang akan terjatuh. Ia pun tahu kalau Oh Sol
yang mengaku menyukai Sun Kyeol
“Pertemuan
pertama kami bukanlah yang menyenangkan, tapi sejak itu, Aku selalu berpikir,
dia adalah orang yang baik.”akui Oh Sol, Sun Kyeol mendengar pengakuan Oh Sol
seperti tak percaya.
Sun Kyeol
dengan wajah panik menyelamatkan Oh Sol yang berkerja di rumah pelaku kriminal.
Ia pun memastikan dengan dengan menyentuh tangan Oh Sol serta menciumnya untuk
memastikan sesuatu.
“Tapi pada titik tertentu, dia
mulai punya perasaan padanya.”
“Dia
bertekad untuk mengkonfirmasi perasaannya padanya dan bahkan menciumnya, tapi
dia tak punya keberanian untuk membawa dia ke langkah berikutnya. Dia tak tahu
apa yang harus dilakukan karena ini pertama kalinya baginya.” Cerita Sun Kyeol
“Itu
mungkin karena dia belum pernah berkencan dengan siapa pun sebelumnya. Kemudian,
dia meminta maaf padanya, tapi perasaan wanita itu sudah terluka. Dan sekarang,
dia bahkan tak tahu harus berbuat apa.” Akui Sun Kyeol
Sek Kwon
hanya menatapnya, Sun Kyeol heran hanya menatapnya seperti itu. Sek Kwon sudah
tahu kalau itu tentang Sun Kyeol sendiri lalu berkomentar kalau Teman Sun Kyeol
itu sepertinya tak mudah dimengerti. Sun Kyeol terlihat binggung.
“Maksudku,
apa dia tak menonton drama TV? Oh, kukira dia tak bisa menonton karena tinggal
di Amerika... Bagaimanapun, apa yang dia lakukan itu buruk. Kenapa meminta maaf
sesudah berciuman?” keluh Sek Kwon
“Tidak,
permintaan maaf itu bukan tentang ciuman itu sendiri. Situasi keseluruhan
adalah...” kata Sun Kyeol membela diri
“Itu Sama
saja.” Tegas Sek Kwon. Sun Kyeol pun ingin tahu apa yang harus dilakukan
temanya itu.
“Dia
harus mengungkapkan perasaannya padanya.” Ucap Sek Kwon. Sun Kyel binggung
harus mengungkapkan perasaannya.
Joo Yeon
pergi ke ballroom kampus, membagikan minuman pada peserta yang akan masuk
ruangan. Ia sudah mendengar dosen hari ini adalah seseorang yang sangat terkenal,
bahkan muda dan tampan, lalu bertanya Apa dia punya pacar dan berpikir masih
lajang karena sibuk belajar
“Siapa
kau?” ucap si wanita yang bingung tiba-tiba melihat Joo Yeon berdiri
disampingnya.
“Aku? Aku
sukarelawan.” Akui Joo Yeon lalu sibuk merias wajahnya. Salah satu mahasiswa
berteriak Daniel yang sudah datang dan langsung mengerubunginya.
“Aku
belum memberi kuliah seumur hidupku... Aku gugup..”ucap Choi Gun. Joo Yeon
melihat Daniel adalah tetangga Oh Sol hanya bisa melonggo.
Dong Hyun
menyuruh Young Sik, untuk mengisi ember dengan air. Oh Sol pikir akan
melakukannya lalu berjalan sendirian,
Saat berjalan teringat kembali yang dikatakan Sun Kyeol padanya.
“Maaf,
tapi aku tak tertarik untuk berkencan. Saat ini, aku tak ingin berkencan dengan
siapa pun.” Ucap Sun Kyeol
“Aku juga
tak tertarik untuk berkencan. Terutama dengan pria seperti CEO” tegas Oh Sol
“Gi O Sol.
Apa kau benar-benar berpikir aku itu menjengkelkan?” tanya Sun Kyeol
“Ya,
menjengkelkan. Orang yang bermain dengan perasaan orang lain sangat
menjengkelkan menurutku.”kata Oh Sol
Sementara
disisi rumah sakit, Pasien Choi Gun bergaya seperti dokter menyapa Pasien,
bahkan menyarakan harus berolahraga secara teratur. Setelah itu beberapa petuga
masuk dengan wajah pank agar menemukan pasien yang baru kabur. Oh Sol melihat Pria
yang pernah bertemu dirumahnya mengaku kalau sudah merawat Si Choi secara
pribadi selama bertahun-tahun.
“Apa Kau
mengunjungi seorang pasien di rumah? Dokter.. Kau spesialis bidang apa?” tanya
Oh Sol.
“Aku...seorang
neuropsikiatrist, Baek Bagsa.” Kata si pria.
Oh Sol melihat
Tuan Baek yang bersembunyi dan beberapa pria berlari dilorong untuk menangkap
seseorang. Setelah para pria pergi, Oh
Sol melihat Tuan Baek keluar dari ruangan lalu menyapanya karena pernah bertemu
sebelumnya. Tuan Baek seperti lupa.
“Yah...Kau
pernah mengunjungi pasienmu yang tinggal di atap rumahku. Jadi apa kau bekerja
di sini?” ucap Oh Sol
“Maafkan
aku... Aku sedikit terburu-buru.” Kata Tuan Baek ingin segera pergi.
“Aku
minta maaf berkata begini, tapi aku punya banyak pikiran belakangan ini.
Bisakah aku berbicara denganmu? Bisakah kau menganalisaku?” kata Oh Sol. Tuan
Baek melihat banyak pria mengejarnya meminta maaf dan akan bertemu lain waktu.
Oh Sol
binggung, Tuan Baek mencoba kabur tapi malah kena kepung da memperingatkan agar
menjauh drinya. Seorang dokter dengan nafas terengah-engah bersyukur akhirnya
menemukannya dan memperingatkan jika mencuri
pakaiannya dan berpura-pura menjadi dokter lagi lalu akan melaporkan ke polisi.
“Ini
milikku! Aku dokter, dan kau pasien... Aku dokter, dan kalian semua pasien!”
teriak Tuan Baek. Dokter mengeluh dengan sikap Tuan Baek lalu menyuruh untuk
menangkapnya saja.
Tuan Baek
akhirnya digotong untuk kembali ke bangsal. Oh Sol melonggo binggung karena
ternyata Tuan Baek itu adalah pasien. Jae Min, Young Sik dan Dong Hyun baru
datang di lorong hanya bisa melonggo melihat Tuan Baek digotong pergi.
“Apa Dia
seorang pasien, bukan dokter? Lalu bagaimana dengan Si Atap?” ucap Oh Sol
terlihat Shock
Choi Gun
sebagai Daniel memberikan presentasi diatas panggung, Joo Yeon melihat dari
bangku terlihat sangat shock, pria yang dianggap pengangguran ternyata seorang
dosen dan juga dokter. Choi Gun bertanya
Apa hal yang paling penting bagi anak muda akhir-akhir ini. Mahasiswa menjawab “Mendapatkan
pekerjaan! Dapat nilai bagus! Pekerjaan!”
“Semua
jawaban kalian benar... Nilai memang penting. Tapi jika kita meletakkannya dengan
cara yang berbeda, hal yang paling penting bagi kita adalah peluang. Peluang
untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.” Ucap Choi Gun
“Seseorang
mendefinisikan peluang seperti ini. "Tunggu waktu atau kesempatan yang tepat
untuk melakukan sesuatu." Sederhananya, peluang adalah momen yang kita
tunggu-tunggu. Tapi ketika momen itu akhirnya datang, kenapa kita sering ragu?”
ucap Choi Gun. Joo Yeon tak bisa menahan perasaan memilih keluar dari ruangan.
Joo Yeon
menelp Oh Sol meminta agar datang ke sekolahnya sekarang karena Sesuatu yang
tak bisa dipercaya terjadi di sini. Oh Sol binggung sementara Choi Gun masih
memberikan presentasi didatas panggung.
“Itu
karena kita takut gagal. "Bagaimana jika aku ditolak?" "Bagaimana
kalau aku memperburuk keadaan?" Lebih baik Menyerah, kita berkata pada
diri kita sendiri, "Kesempatan yang lebih baik akan datang." Tapi
peluang yang hilang akan tetap ada dalam ingatan kita dan menghantui kita.” Ucap
Choi Gun.
Sementara
Sun Kyeol berjalan di kantor mengingat yang dikatakan Sek Kwon kalau meminta
agar membuat sebuah pengakuan.
Flash Back
“Sesudah
ciuman, wanita itu pasti sudah menduga sebuah pengakuan yang tulus.” Ucap Sek
Kwon
“Tapi
bagaimana kalau ditolak? Maksudku... Apa yang akan terjadi sesudah pengakuan? Tak
ada jaminan keduanya dapat tetap bersama. Jika dia menceritakan perasaannya, bukankah
itu membuatnya tak bertanggung jawab?” ucap Sun Kyeol ragu
“Tentu
saja, tak ada jaminan. Hati orang tak selalu dapat diprediksi.” Jelas Sek Kwon.
Sun Kyeol pikir kenapa harus melakukanya.
“Tapi
bukankah yang paling penting bagaimana perasaannya saat ini? Selama perasaannya
benar pada saat ini, aku tak berpikir dia harus khawatir tentang apa yang akan
terjadi di masa depan.” Kata Sek Kwon.
Sun Kyeol
akhirnya pergi ke ruangan tak sengaja bertemu dengan Dong Hyun karena tak
melihat Oh Sol. Dong Hyun bertanya apakah Dong Hyuk tak pulang. Su Kyeol
terlihat binggung malah balik bertanya apakah Dong Hyuk akan pulang dan apakah
Yang lain sudah pergi.
“Ya.
Kenapa? Apa Kau mencari seseorang?” tanya Dong Hyun. Sun Kyeol mengaku tak ada.
“Apa Gil
O Sol sdudah pergi juga?” tanya Sun
Kyeol tak bisa menahanya rasa penasaran.
“Ya. Dia
pergi sesudah berbicara dengan temannya di telepon.” Kata Dong Hyun. Sun Kyeol mengerti
bersikap seolah tak peduli dan berjalan pergi.
“Temannya
di Universitas Myungwon. O Sol bilang dia akan menemuinya di sana... Mungkin
kau ingin tahu.” Ucap Dong Hyun lalu pamit pergi. Sun Kyeol hanya diam saja
lalu bergegas pergi Universitas Myungwon.
Joo Yeon
menunggu Oh Sol yang belum datang juga,
O Sol akhirnya datang bertanya apa yang terjadi. Joo Yeon mengeluh Oh Sol
yang lama sekali karena akan sangat terkejut melihat siapa yang ada di sana. Oh
Sol binggung saat dimasuk ke sebuah ballroom.
“Dalam
mitologi Yunani, Caerus, putra Zeus, adalah personifikasi peluang, Rambut tebal
di bagian depan kepalanya membuatnya lebih mudah bagi orang yang menemukan dia
untuk menangkapnya. Tapi bagian belakang kepalanya yang botak, membuatnya
mustahil untuk menangkapnya begitu dia lewat.” Ucap Choi Gun.
Oh Sol
mengeluh karena Joo Yeon yang terus menariknya dan kaget melihat Choi Gun tetanganya
yang diatap memberikan presentasi sebagai seoran dosen. Joo Yeon pun juga tak
percaya kalau sipria atap ternyata seorang dokter.
“Juga,
sayap di tubuhnya membantunya menghilang dari pandangan dengan cepat. Sesuatu
yang tak bisa diraih sesudah lewat. Orang-orang Yunani menyebut ini sebagai
"peluang". Dan Juga, istilah lain untuk peluang adalah
"waktu".” Ucap Choi Gun.
“Seorang
teman yang kukenal berkata padaku. "Waktu adalah Sesuatu yang akan sulit
untuk dikendalikan. Jadi jangan terlalu memikirkannya dan bertindak ketika kau
pikir itu waktu yang tepat." Mungkin kesempatan itu sangat sulit kita raih
atau sebenarnya mungkin tepat di depan kita saat ini.” Kata Choi Gun menatap Oh
Sol yang berdiri di depanya.
Sun Kyeol
mencoba menelp Oh Sol dan berharap agar bisa mengangkatnya sambil mengemudikan
mobilnya dengan wajah gugup. Oh Sol seperti masih shock diluar gedung, Joo Yeon
juga merasa Tak bisa dipercaya tapi itu memang sudah menjadi dugaanya.
“Dia
terlalu tampan untuk seorang pecundang. Tapi Apa dia seorang dokter? Di atas
itu, dia dari Rochester Clinic.” Ucap Joo Yeon tak bisa percaya.
Oh Sol
melihat CEO Cha menelp tapi dibiarkan saja. Joo Yeon pikir daripada tak melakukan apa-apa, lebih baik
menyapa Choi Gun karena ingin berbicara
dengannya karena menurutnya sangat beruntung. Oh Sol tetap diam melihat
ponselnya. Joo Yeon heran Oh Sol yang tak mengangkatnya.
“Gi O Sol,
dimana kau sekarang?” tanya Sun Kyeol. Oh Sol balik bertanya apakah ada yang
bisa dibantu.
“Tidak,
bukan itu... Aku hanya ingin mengatakan sesuatu. Apa yang ingin kau katakan
kali ini?” kata Sun Kyeol penuh semangat lalu melihat Oh Sol berdiri didepan
gedung.
“Gi O Sol
, tetap di sana. Jangan kemana-mana.” Ucap Sun Kyeol. Oh Sol menutup telpnya binggung
dengan sikap Sun Kyeol karena berpikir bahkan tak tahu keberadaannya.
Choi Gun
akhirnya keluar melihta Oh Sol dan menghampirinya, Joo Yeon senang melihat Choi
Gun Orang rumah atap sudah keluar padahal mengaku akan masuk ke dalam untuk
menyapa. Choi Gun mengaku khawatir kalau sudah pergi. Sun Kyeol turun dari
mobil melihat Oh Sol bicara dengan seorang pria.
“Si
Atap... Maksudku... Dokter.. “ ucap Oh Sol binggung. Choi Gun yakin Oh Sol pasti
Terkejut
“Tapi...aku
juga tak berharap melihatmu di sini.” Kata Choi Gun. Oh Sol mengaku Sedikit...
“Ahh..
Tidak, sangat terkejut... Apa ini yang kau maksud rencanamu tadi? Bukannya
mengungkapkan perasaan?” ucap Oh Sol. Choi Gun membenarkan.
“Tapi aku
berpikir untuk mengakui cintaku juga. Jika aku melewatkan kesempatan ini, mungkin
akan menyesalinya lagi. Itu kau, Oh Sol. Orang... yang ingin kulindungi.” Akui Choi
Gun. Oh Sol binggung dan Sun Kyeol hanya menatap keduanya terlihat tak percaya.
[Epilog]
Saat
masih SD, Sun Kyeol yang pingsan diberi nafas buatan oleh Oh Sol bahkan
memberikan CPR. Sun Kyeol akhirnya berhasil membuka mata dengan wajah binggung,
Oh Sol melihat Sun Kyeol bangun berteriak gembira dan akhirnya melompat-lompat
bahagia.
“Kau
kembali hidup... Aku menyelamatkanmu. Aku menyelamatkan hidupmu!” jerit Oh Sol.
Sun Kyeol hanya bisa melonggo binggung.
Bersambung
ke episode 8
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar