PS : All images credit and content copyright : MBN
Yoo Joon
makan malam bersama dengan CEO Han, Sung Hoon, Yoo Jung mengaku bukan orang
yang istimewa. Tapi mengucapka terima kasih karne mereka yang sudah meluangkan waktu untuknya. Ia pikir
Hidangannya tak banyak jadi meminta agar mereka mulai makan.
“Dasar.
Aku terharu.” Komentar CEO Han mengejek. Sung Hoon tiba-tiba memberikan sesuatu
untuk Yoo Joon.
“Kalau
kau pulang di tengah masa belajar,maka ini kuambil lagi.” Kata Sung Hoon
mengajak.
“Tak lama
dia mungkin akan pulang menangis karena kesepian. Kenapa kau berikan padanya? Jangan
berikan.” Ejek CEO Han. Yoo Joon setuju dengan CEO Han.
“Setelah
kupikir-pikir, kurasa kau akan seperti itu, Ayo Kembalikan.” Kata Sung Hoon
setuju.
“Kenapa
kalian seperti ini? Kalian anggap apa pendirian seorang pria?” keluh Yoo Joon.
Ketiganya tertawa karena bisa mengoda maknae.
Saat itu
terdengar bunyi bel rumah, Yoo Joon bergegas membuka pintu. Yoo Jung dkk sedang mengejek Yoo Joon yang
hanya membeli makan kudapan. Tuan Yoon masuk ruanga dengan gugup, Ketiganya
kaget ternyata Yoo Joon membawa ayahnya datang.
“Yoo
Jung.. Kabarmu baik, kan?” ucap Tuan Yoon gugup. Yoo Jung tak menjawab hanya
diam saja. Akhirnya Sun Hoon menyapa ayah Yoo Jung.
“Kau
teman Yoo Jung, Sung Hoon, kan? Benar. Kau masih sama seperti waktu masih
pelajar. Aku datang ke sini karena anakku akan sekolah ke luar negeri. Jadi
sebagai ayah...” kata Tuan Yoon.
“Ini Sudah
benar... Benar sekali ayah datang.” Kata CEO Han lalu menyuruh Yoo Joon agar
duduk bersama dengan ayahnya.
“Pasti
repot untuk datang ke sini, kan? Terima kasih jauh-jauh sudah datang.” Kata CEO
Han ramah.
“Bukankah
kita sudah sepakat, seumur hidup tak saling menunjukkan wajah?” ucap Yoo Jung
sinis. CEO Han langsung memarahi Yoo Jung.
“Aku
sudah melihat wajah Yoo Joon, jadi aku pamit dulu.” Ucap Tuan Yoon akan
bergegas pergi. CEO Han meminta agar Tuan Yoon makan bersama. Sung Hoon pun akan mengantar pulang.
“Noona,
kau kenapa?! Aku yang mengundang ayah. Sebelum pergi, aku ingin makan bersama
keluarga. Kalau aku tak ada, bukankah ayah yang akan menjagamu?” ucap Yoo Joon
marah. Yoo Jung hanya diam saja.
Reporter
Nam melihat Reporter Jooo tak pernah minum alkohol tapi sekarang malah minum
banyak sekali dan ingin tahu ada masalah apa. Reporter Joo mengaku tak bisa
minum tapi memang tak boleh minum karena harus bersiaga agar dapat bekerja dan
menghasilkan lebih banyak berita.
“Kenapa
orang yang berpikiran begitu mendadak bersikap seperti ini?Ini Menakutkan.”
Ungkap Reporter Nam
“Aku
belum hidup terlalu lama, tapi selama ini bagaimana cara hidupku? Kalau kuingat
kembali, aku hanya ingat bekerja setengah mati memeriksa latar belakang orang.”
Ungkap Reporter Nam sedih
“Tunggu Sebentar.
Kau hidup hampir tiga puluh tahun. Apa Tapi tak ada satu pun kenangan indah?”
tanya Reporter Nam.
“Tak
ada... Kenanganku hanya yang diciptakan Yoon Yoo Joon untukku dua bulan
terakhir ini. Dari yang kuperhatikan selama ini, masa depan dan masa lalumu
agak suram.” Akui Reporter Joo
“Kehidupanmu
memang sangat keras.” Komentar Reporter Nam ikut sedih
“Benar. Menjalani
kehidupan seperti itu, menggali kehidupan asmara orang lain berpikir akan
mendapat bonus dari ketenaran mereka. Apa maknanya?” keluh Reporter Joo
“Kau
kenapa? Seolah sudah menjalani seluruh hidupmu.” Komentar Reporter Nam heran.
“Entahlah.
Mendadak aku malas melakukan apapun. Aku bahkan malas bernafas... Yoon Yoo Joon
akan sekolah ke luar negeri.” Kata Reporter Joo sedih
“Sudah kuduga
hal seperti ini... Kau bukan pegas,kalau ingin kau lontarkan, lontarkan
perasaanmu tanpa emosi.” Tegas Reporter Nam
“Reporter
Nam, jangan menambah penderitaanku. Saat ini rasa percaya diriku sudah jatuh
sampai ke dasar.” Komentar Reporter Joo
Reporter
Nam mengeluh temanya itu memilikir rasa percaya diri yang kecil. Menurutnya
walaupun tak pantas menyukai Yoon Yoo Joon. Reporte Nam terlihat marah dianggap
Tak pantas apanya. Reporter Nam pikir
Orang tak berhak menyukai orang lain.
“Kau
bahkan tak bisa melihat orang yang paling dekat denganmu.” Ucap Reporter Nam
seperti menyukai rekan kerjanya.
“Kalau
usiaku dua puluh tahun kurasa aku bisa melakukan apa saja. Tapi, serius...
Waktu sangat kejam.” Keluh Reporter Joo. Reporter Nam juga sama dan saling
minum tanpa peduli. Reporter Joo mengeluh karena hanya semakin tua.
Sung Hoon
berjalan sendirian terlihat sangat galau dengan keadaanya, karena pengakuan
hatinya malah hubungan dengan Yoo Jung tak seperti dulu. Sementara Yoo Jung dan
CEO Han memilih untuk minum bersama, lalu Yoo Jung membahas tentang keputusan
Yoo Joon patut dikagumi tapi juga merasa khawatir.
“Aku Tak
bisa menjadi ibu yang baik untuknya gara-gara masalahku sendiri. Aku merasa
bersalah.” Ungkap Yoo Jung
“Tak
perlu khawatirkan Yoo Joon. Dia sudah dewasa, bahkan mengundang ayahmu karena
mengkhawatirkanmu.” Komentar CEO Han
“Kenapa
dia melakukan hal yang tak diminta?” keluh Yoo Jung, CEO Han menatap serius Yoo
Jung.
“Bukankah
kini sudah saatnya kau maafkan ayahmu?” ucap CEO Han
“Hatiku
tak seperti itu, tapi waktu melihat wajah ayahku, aku selalu teringat ibuku
yang malang. Jadi aku sangat marah seperti dulu” akui Yoo Jung.
“Benar.
Itu hatimu. Tapi bagaimana kalau buka hatimu sedikit lagi? Aku mengantar ayahmu
pulang, dia sudah semakin tua.” Saran CEO Han. Yoo Jung mengaku akan mulai
mencobanya.
“Tak usah
terburu-buru. Lalu Apa Kau sudah akhiri hubunganmu dengan Cha Woo Hyun?” tanya
CEO Han.
“Aku
masih merasa kesulitan. Tapi Aku takkan memikirkan apapun.”akui Yoo Jung
“Ya,
karena pekerjaan sudah mulai masuk, maka kita bereskan dan selesaikan semuanya.”
Jelas CEO Han
“Setelah
Yoo Joon berangkat maka aku ingin mulai bekerja.” Kata Yoo Jung. CEO Han pun
setuju.
Reporter
Nam akhirnya mengendong Reporter Joo mengeluh semakin kurus temanya berpikir
ini karena kelaparan atau tak bisa makan.
Reporter Joo yang mabuk meminta agar temanya diam saja dan segera jalan.
Seong Ho
menelp Woo Hyun memberitahu sudan membuat jadi rumor maka akan tersebar di
internet. Woo Hyun mengerti, Seong Hoo
pikir Berita ekslusif sebesar ini, satu hari pasti sudah cukup tapi ada sesuatu
yang harus diberitahu Woo Hyun.
“Tapi,
Woo Hyun... Salah satu korban kebakaran bernama Seo Yeong Hee.” Ucap Seong Ho.
Woo Hyun mengerti.
“Putri
korban tersebut...Ahh... Sudahlah. Kita bicarakan nanti... Kau Beristirahatlah.”
Ucap Seong Ho merasa tak perlu memberitahu.
Saat itu
Woo Hyun baru pulang melihat sosok Yoo Jung di TV, seperti mengingatkan
kenangan masa lalunya.
Hye Joo
sedang ada di dalam pesawat sambil meminta segelas wine. Sek memberitahu kalau
Setibanya di Seoul, ada rapat dengan ketua. Tiba-tiba tak sengaja pramugari
menjatuhkan tetasan wine ke tangan Hye Joo, Hye Joo langsung marah.
Pramugari
lain mencoba mengambil tissue dan membantu membersihkan tangan Hye Joo. Hye Joo
yang angkuh makin marah dan menyuruh pergi.
Pramugari
terus meminta maaf dan saat itu Jung Suk melihat tingkah Hye Joo yang duduk di
kursi belakang.
Yoo Jung
sedang melamun dalam rumahnya, CEO Han masuk memberikan sebuah lembaran. Yoo
Jung bertanya apa ini, Yoo Jung mengaku
sebagai iklan untuk gaun Desainer Charman karena Tahun lalu Yoo Jung sebagai
modelnya dan ingin menggunakannya lagi.
“Ya. Aku
bersyukur...” ucap Yoo Jung seperti tak begitu semangat.
“Syutingnya
di tokonya dua minggu lagi.” Kata CEO Han. Yoo Jung kaget tahu kalau Dua minggu
“Tapi Baik,
aku akan bersiap.” Kata Yoo Jung lalu pamit untuk masuk ke dalam kamarnya.
Malam
hari, Yoo Jung masuk ke dalam kamar adiknya yang tertidur. Sambil menarik
selimut untuk Yoo Joon air matanya mengalir seperti tak ingin berpisah, setelah
itu keluar dari kamar.
Yoo Joon
terlihat tertidur membuka matanya, wajahnya juga terlihat gelisah dan berusaha
tidur menutup wajahnya dengan selimut.
Yoo Jung menangkan diri dengan pergi ke tempat bongsai ibunya dan juga
kursi dari Woo Hyun seperti hanya menjadi kenangan untuknya.
Woo Hyun
mengecek ponselnya, teringat yang dikatakan Seong Ho kalau Tak ada artikel yang
muncul. Ia yakin Sepertinya Choego Group lebih dulu mendapatkan mereka. Woo
Hyun ikut kebingungan.
Tuan Cha
memanggil Tuan Kang masuk ruangan dengan wajah penuh amarah. Tuan Kang masuk ruangan, Tuan Cha baru tahu
kalau Woo Hyun menyebar informasi di media. Tuan Kang memberitahu kalau Untuk saat ini tak ada yang menunjukkan
ketertarikan.
“Mereka
harus menghadapi Choego Group, jadi Takkan ada yang mau dengan mudah. Namun,
beberapa kecoak kecil bisa membuat air beriak. Jadi Harus kita cegah sejak
awal. Sekarang Hubungi Kepala Kim.” ucap Tuan Cha. Tuan Kang menganguk
mengerti.
“Kepala
Departemen Kang, Belakangan ini apa kau ada masalah? Kau tak seperti biasanya.
Kau seharusnya memeriksa hal seperti ini lebih dulu.” Komentar Tuan Cha dengan
nada marah. Tuan Kang hanya bisa meminta maaf.
Yoo Joon
sudah siap dengan koper keluar dari kamar. Yoo Jung seperti meminta agar Yoo
Joon tak pergi. Yoo Joon hanya bisa tersenyum, Yoo Jung kesal melihatnya
meminta agar berhati-hati dan menelpnya, sesampainya di sana.
“Noona,
kau juga hati-hati sampai tujuan.” Ucap Yoo Joon mengoda.
“Kau tak
tahu kapan aku akan mencarimu, jadi kau harus rajin. Mengerti?” kata Yoo Jung
sedikit memukul adiknya, tapi sadar kalau tak boleh melakukanya.
“Tapi,
noona. Apa Aku boleh membuat permintaan terakhir? Kau harus mengabulkannya. Kau
harus Temui ayah walau hanya sekali.” pinta Yoo Joon. Yoo Jung hanya diam saja.
“Hei... Kau
bisa ketinggalan pesawat... Ayo cepat pergi.”ajak CEO Han menarik Yoo Joon pergi.
Yoo Jung tetap diam saja.
Hye In
datang ke tempat Seong Ho dan merasa kalau sudah mengetahuinya. Seong Ho
mengaku sudah pasti tahu. Hye In mengaku Kanghan Group sudah lama tertarik
dengan Seong Ho jadi sengaja
memperhatikannya.
“Kau juga
harus memperhatikan dirimu sendiri.” Balas Seong Ho sinis.
“Kudengar
kau orang yang sangat tenang, Kim Seong Ho.” Komentar Hye In. Seong Ho mengaku
sedang berencana menghadapi seseorang dengan tenang.
“Kasus
penipuan keuangan H Electronic dulu, apa kau ingat?” ucap Hye In. Seong Ho
hanya bisa terdiam.
Woo Hyun
datang ke restoran Tuan Yoon terlihat bisa makan dengan lahap. Tuan Yoo pikir
kalau Woo Hyun Belakangan ini banyak mengalami kesulitan, Woo Hyun mengelak,
mengaku tak ada banyak masalah. Tuan Yoon ingin tahu Kapan harus bersaksi
untuknya.
“Seong Ho
akan menghubungiku soal itu.” Kata Woo Hyun. Tuan Yoon binggung siapa Seong Ho
tapi akhirnya menganguk mengerti.
“Apa Kau
sama sekali tak bertemu nona itu lagi?” tanya Tuan Yoon penasaran. Woo Hyun
menganguk.
“Apa Kalian
sudah benar-benar putus?” tanya Tuan Yoon, Woo Hyun ingin tahu pendapat Tuan
Yoon mengenai nona itu
“Aku,
kalau kau suka padanya maka aku suka padanya.” Ucap Tuan Yoon. Sementara Woo
Hyun tak tahu dengan perasaanya sekarang.
“Terlalu
banyak yang harus kuselesaikan lebih dulu.” Kata Woo Hyun merasa masalah tak
berhenti untuknya.
“Woo
Hyun... Kau harus bersama dengan seseorang yang selalu dapat kau lindungi dalam
kondisi apapun.” Kata Tuan Yoon.
Saat itu
Yoo Jung dengan gugup akan datang menemui ayahnya, tapi wajahnya kaget melihat
Woo Hyun ada di restoran ayahnya. Ia panik bertanya-tanya kenapa Woo Hyun ada
disana ayahnya.
“Apa
Mereka saling kenal? Aku tak mengerti.” Ucap Yoo Jung pulang kerumah dengan
wajah kebingungan.
Akhirnya Ia
menelp adiknya karena penasaran, ingin tau apakah selamat sampai di sana. Yoo
Jung mengaku baik-baik saja dan mengeluh karena
mengkhawatirkannya padahal kakaknya itu yang lebih baik mengkhawatirkan
dirinya.
“Jangan
khawatir. Aku akan kerja keras dan segera pulang.” Ucap Yoo Joon. Yoo Jung
berpesan agar ayahnya Jangan telat makan dan makan teratur dan mengancam kalau
kurus nanti saat bertemu.
“Noona,
berdamailah dengan ayah dan hidup saling bergantung. Maka hatiku akan merasa
lebih tenang.” Rengek Yoo Joon.
“Yoo
Joon, apa kau pernah membicarakan atau memperkenalkan Woo Hyun pada ayah?”
tanya Yoo Jung penasaran.
“Ayah
takut padamu, mana mungkin kulakukan?< Kau selalu marah tiap kali ayah
disebut, jadi...” ucap Yoo Joon, Yoo Jung bisa mengerti dengan wakah kesal
“Kau mulai
mengomel... Lupakan saja. Kenapa kau mengomel? Aku harus membongkar barangku.” Keluh
Yoo Joon. Akhirnya Yoo Jung menyudahi telp adiknya.
CEO Han
masuk rumah mengeluh karena Yoo Jung tak
menjawab teleponnya bertanya apakah tadi pergi.
Yoo Jung mengaku pergi mencari udara segar. CEO Han meminta agar memBeri
tahu kalau akan pergi jadi Jangan membuat mengkhawatirkannya. Yoo Jung
mengerti.
“Eonni.
Apa kau pernah menceritakan ayah pada Woo Hyun?” tanya Yoo Jung. CEO Han
mengaku tidak dan ingin tahu alasan bertanya.
“Karena
tadi Yoo Joon telepon dan terus membicarakan ayah dan Woo Hyun” kata Yoo Jung
beralasan.
“Bukankah
Cha Woo Hyun kini tak ada hubungannya denganmu? Dan kenapa Yoo Joon
mengatakannya?” ucap CEO Han curiga.
“Yoo Joon
sangat menyukai dan mengagumi Woo Hyun.” Ucap Yoo Jung. CEO Han yakin pasti itu
alasannya.
“Apa Kau
ke sini karena aku tak menjawab teleponmu?” tanya Yoo Jung. CEO Han
membenarkan.
“Maaf. Lain
kali kujawab... Eonni, hari ini aku sangat lelah. Boleh aku masuk beristirahat?”
ucap Yoo Jung, CEO Han pun membiarkan masuk.
“Dia tak
mungkin masih bertemu dengan Cha Woo Hyun, kan?” pikir CEO Han.
Yoo Jung
duduk di kamarnya memikirkan tentang ayah dan juga Woo Hyun. Ia berpikir kalau
Woo Hyun kenal ayah atau ayahnya yang kenal dengan Woo Hyun menurutnya tak
masuk akal.
“Ayah...
Ini Benar-benar membingungkan.” Ucap Yoo Jung kebingungan.
Woo Hyun
duduk diam diruanganya, teringat kembali dengan ucapan Tuan Yoon “Kau harus
bersama dengan seseorang yang selalu dapat kau lindungi, dalam kondisi apapun.”
Sebelum pergi Yoo Joon menelpnya dengan nada serius.
“Hyung,
aku Yoo Joon.. Aku akan sekolah ke luar negeri. Sementara noona akan sendirian.
Dia sangat merindukanmu. Apa kau bisa membantuku menjaganya? Aku mohon padamu,
Hyung.” Kata Yoo Joon.
Yoo Jung
sudah siap dengan make up dan juga rambutnya, tapi wajahnya terlihat gelisah.
Pegawai akan membawakan gaun yang akan dipakainya. Woo Hyun menelp Joo Won ingin
tahu Yoon Yoo Jung di mana dan akhirnya mengemudikan mobilnya.
Yoo Jung
sudah mengunakan gaunya, So Ra memuji Yoo Jung cantik dan berkomentar kalau hanya tinggal menikah
sungguhan. Joo Won memperingati Yoo Ra kalau akan tak bicara seperti itu. So Ra
dan lainya memuji saja tanpa banyak komentar lain kalau seperti dewi.
Hye Joo
memakain gaun pengantin dan bertanya pada sekertarisnya, Sek mengaku kalau cocok sekali untuknya.
Pegawai pun memuji kalau sangat cocok untuk pengantin wanita. Hye Joo meminta
agar menonjolkan garis punggungnya sedikit lagi.
“Baik.
Kalau begitu kami harus menyesuaikannya lagi.” Ucap pegawai. Hye Joo meminta agar segera melakukanya
dengan nada sinis.
“Kalau
begitu kita pindah ke ruang selanjutnya.” Kata pegawai. Hye Joo mengerti.
Saat
dilorong, Hye Joo dan Yoo Jung tak sengaja bertemu. Yoo Jung berusaha
mengabaikanya tapi Hye Joo malah menahan tanganya, ingin tahu pendapat tentang
penampilannya karena Woo Hyun memilihkanya. Yoo Jung kaget dan sempat tak
peduli.
“Apa Woo
Hyun tak memberitahumu? Kukira dia sudah memberitahumu. Aku mengatakan yang tak
semestinya kukatakan. Apa Perlu kukatakan padamu?” ucap Hye Joo sengaja ingin
membuat Yoo Jung marah
“Tidak.
Aku akan dengar langsung dari Woo Hyun.” Kata Yoo Jung menahan tangis dan
melangkah pergi.
“Aku
belum selesai bicara!” ucap Hye Joo marah, Yoo Jung meminta agar melepaskan
tanganya.
“Kang Hye
Joo! Lepaskan aku!” ucap Yoo Jung marah, Hye Joo langsung mendorongnya dan akhirnya
Yoo Jung terbentur di dinding.
So Ra dan
Joo Won panik melihat Hye Joo, saat itu
Woo Hyun datang melihat keduanya. Yoo Jung kaget berpikir kalau Woo Hyun datang
untuk menemani Hye Joo yang sedang melakukan fitting baju pengantin.
Bersambung ke episode 12
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar