Soo Hyun
duduk diam seperti mengingat sesuatu, wajahnya seperti menyimpan sebuah
kegelisahan.
Flash Back
Nyonya
Kim mengaku berharap wanita yang Woo Suk kencani akan berperilaku baik seperti
Soo Hyun lalu memastikan kembali apakah
takkan berubah pikiran. Soo Hyun mengakuk tak akan berubah.
“Pernikahanmu
sangat meriah, dan sekarang kau bercerai. Tapi yang kau inginkan sebagai
tunjangan hanyalah hotel yang akan bangkrut. Aku Senang mendengarnya, tapi
mukamu tebal juga. Terdengar seperti kau akan memutuskan semua ikatan dengan
kami.” Komentar Nyonya Kim sinis.
“Tertulis
dalam kontrak, aku harus menghadiri setiap acara keluarga yang kau minta. Jadi
pernyataan semacam itu tak akan berguna.Itu kesalahpahaman.” Ucap Soo Hyun
“Maka aku
bersyukur. Kuyakin, kau benar-benar membaca kontraknya. Apa Ada pertanyaan?”
tanya Nyonya Kim
“Aku
ingin tahu apa yang dimaksud dengan "kejadian yang tidak
menguntungkan" dinyatakan dalam Pasal 3, Ayat 4.” Ucap Soo Hyun
“Sesuai
dengan yang tertulis. Itu berarti kau harus menjaga martabat mu bahkan sesudah
perceraian dan kau tak boleh melakukan
apa pun yang bisa membahayakan reputasi keluarga kami. Apa Sudah mengerti?”
kata Nyonya Kim. Soo Hyun langsung memberikan tanda tanganya.
Soo Hyun
melihat Nyonya Kim datang ke kantornya. Nyonya Kim pikir kalau Jangan
repot-repot menyapanya karena sudah
Jelas suasana hatinya tak baik. Sek Jang pikir akan membuatkan teh
kesukaannya. Nyonya Kim meminta Air dingin saja karena terbakar karena memendam
kemarahan.
“Pasal 3,
Ayat 4. Bagian yang kau periksa berulang
kali.” Ucap Nyonya Kim
“Apa
Maksudmu bagian kejadian yang tak menguntungkan?” tanya Soo Hyun
“Ya, hal yang
tak menguntungkan terjadi. Ini Benar-benar tak masuk akal... Dulu kau anggota
keluarga kami. Beraninya kau terlibat dalam skandal dengan pria muda seperti itu? Aku mencoba yang
terbaik untuk memperbaikinya, tapi tak mudah. Kau mengerti apa yang sudah kau
lakukan?” kata Nyonya Kim sinis
“Ini
bukan kejadian yang tak menguntungkan. Aku hanya makan dengan seseorang yang
pernah menolongku.” Kata Soo Hyun. Nyonya Kim memperlihatkan [Resume, Donghwa
Hotel] dan juga foto Jin Hyuk.
“Aku tak
pernah melakukan sesuatu yang memalukan.” Tegas Soo Hyun
“Fakta
bahwa Cha Soo Hyun, menantu Taegyeong, terlibat dalam skandal seperti itu sudah
menjadi sesuatu yang memalukan.” Kata Nyonya Kim
“Aku
bukan lagi anggota keluarga Taegyeong.” Tegas Soo Hyun
“Tak ada
alasan seperti ini. Aku penasaran, kenapa kau bersikap begitu tak dewasa, Tapi
sepertinya karena kau salah memahami, kau pikir Bercerai? Jangan keliru itu
akan memisahkan keluarga kita.” Tegas Nyonya Kim
“Aku
yakin kau lebih tahu daripada diriku jalan apa yang ayahmu tempuh sampai
menjadi seperti sekarang. Kau akan tetap menjadi anggota Taegyeong bahkan
sesudah kau mati. Sesudah kau menginjakkan kaki di keluarga kami, kau selamanya
akan menjadi anggota keluarga kami. Ingat itu. Jadi Jangan bertingkah.” Ungkap
Nyonya Kim
“Apa Kau
mempekerjakan dia karena penampilannya?” sindir Nyonya Kim. Soo Hyun pikir
Perkataan Nyonya Kim melewati batas.
“Aku membiarkanmu
memiliki perusahaan sehingga kau bisa menjaga martabatmu. Ayo kita akhiri di
sini. Kalau tidak, itu akan lebih buruk dan Pecat dia.” Perintah Nyonya Kim.
Soo Hyun tak percaya mendengarnya
“Dalam "Pasal
3, Ayat 4. Jika ada sesuatu yang tak menguntungkan terjadi," Cha Soo Hyun akan
kehilangan segala haknya." Pikirkan baik-baik, yang termasuk dalam hak-hak
itu.” Tegas Nyonya Kim lalu keluar dari ruangan. Sek Jang mendengar dari depan
pintu.
Jin Hyuk
bertemu dengan Hye In di taman bermain, Jin Hyuk bertanya kenapa memanggilnya
keluar. Hye In tahu kalau itu Jin Hyuk yaitu orang yang ada di foto dengan Soo
Hyun. Jin Hyuk memuji kalau Hye In sangat pintar. Hye In tahu kalau Jin Hyuk sering
memakai pakaian itu.
“Aku
benar-benar penasaran... Hubungan macam apa yang kau miliki dengan CEO Cha?”
ucap Hye In
“Di kuba,
aku kebetulan bertemu dengannya.” Cerita Jin Hyuk. Hye In tak percaya kalau
bertemu dengan Soo Hyun di sana.
“Aku
membantunya sedikit. Seseorang mencuri semua barangnya, dia tak punya uang. Dan
Juga, aku tak tahu akan bekerja di Hotel Donghwa saat itu... Hanya Itu saja.”
Cerita Jin Hyuk jujur.
“Tapi aku
masih belum mengerti... Itu tak menjelaskan kenapa kalian akhirnya makan
ramyeon bersama di Rest-Area.” Ungkap Hye In
“Ceritanya
panjang untuk dijelaskan. Semua hal terjadi begitu saja. Apa yang kau baca di
artikel berita semuanya salah.” Tegas Jin Hyuk
“Lalu
kenapa terlihat sangat khawatir?” tanya Hye In melihat wajah temanya.
“Karena
khawatir.” Akui Jin yuk. Hye In bertanya Siapa yang dikhawatirkan apakah
Dirinya sendiri.
“Tidak,
CEO Cha... Aku ingin tahu apa dia baik-baik saja.” Kata Jin Hyuk.
“Hei, dia
sudah hidup di bawah sorotan sepanjang hidupnya, maka dia akan baik-baik saja.
Jadi Khawatirkan saja dirimu. Kaulah yang akan tertekan jika orang tahu itu dirimu.”
Tegas Hye In
“Kau
benar-benar yang terbaik, temanku.”puji Jin Hyuk.
Soo Hyun
hanya duduk diam terlihat tak bisa tidur, sementara Nyonya Jin berada di mobil
terlihat gugup karena Soo Hyun yang
menghindar sesudah membuat banyak masalah.
Nyonya
Kim melihat artikel di laptopnya, lalu menelp seseorang mengucapkan Terima
kasih atas artikelnya dan mengaku merasa beruntung meninggalkan tulisan itu
kepada reporter sungguhan karena Ternyata lebih menarik dari yang direncanakan
“Terima
kasih kepadamu, aku bisa mengerjakan pekerjaan rumahku dengan baik. Kami akan
terus membeli ruang iklan di koranmu... Tidak apa. Kita hanya saling
membantu... Ayo kita bicara lain kali.” Ucap Nyonya kim yang licik
Seorang
pria menemui Nyonya Kim di ruanganya. Nyonya Kim ingin tahu Bagaimana kondisi
Hotel Donghwa. Si pria mengaku kalau Soo Hyun tak membuat pernyataan dan Staf
menganggap itu gosip Ia pikir CEO Cha sudah memperlakukan stafnya dengan baik dan
berteman dengan pegawainya jadi itu tak
menyebabkan gangguan apa pun.
“Dia juga
memenangkan tawaran untuk membangun cabang di Kuba. Posisi CEO Cha tak akan
goyah hanya karena artikel. Apa Menurut
Anda, dia akan mudah menyerah pada posisinya?” kata Tuan Choi
“Aku
harus menyiapkan satu per satu untuk membuatnya menyerah. Dia wanita yang
pintar, aku tahu dia tak akan bertindak keras kepala. Sudah waktunya dia
beristirahat. Dia harus tinggal di rumah dan membantu mendukung Woo Suk.”
Ungkap Nyonya Kim
“Terlalu
buru Buruk baginya bekerja di luar terlalu lama... Jadi Tak akan lama, Tuan
Choi... Aku yakin kau cocok Untuk
mengurus Hotel Donghwa.”kata Nyonya Kim duduk di depan meja kerjanya.
“Saya
sangat tersanjung.” Kata Tuan Choi seperti menjadi mata-mata di hotel Soo Hyun.
Jin Hyuk
melihat artikel berita "Cha Soo Hyun Berkencan di Rest-Area" lalu
komentar dari netizen [Dia cantik dan
kaya, mudah baginya untuk berkencan dengan pria yang lebih muda.] lalu mengeluh
kalau mereka itu sangat kasar.
Akhirnya Jin
Hyuk melihat foto yang diambil saat di Cuba, wajah Soo Hyun seperti terlihat
seperti orang biasa. Seperti memikirkan
tentang Soo Hyun. Sementara Soo Hyun hanya duduk diam dalam ruangan padahal
sudah tengah malah tapi tak bisa tidur.
Soo Hyun
sudah di ruanganya, terdengar keribuatan di depan ruangnya. Nyonya Jin, Ibunya
tahu tahu Soo Hyun ada didalam walaupun Sek Jang mengaku kalau Soo Hyun tak ada
diruanganya. Sek Jang mengeluh Nyonya
Jin yang tak boleh masuk begitu saja. Tapi Nyonya Jin tetap menerobos masuk.
“Apa Kau
pikir mengabaikan telepon dan mengunci pintumu akan membantu? Menutup mata tak
membuatnya hilang. .” Ucap Nyonya Jin sinis.
“Berpura-pura
saja seperti tak ada yang terjadi. Ada apa datang kesini?” tanya Soo Hyun
seperti terpaksa melayani ibunya.
“Terlalu
besar bagiku untuk berpura-pura seperti tak ada yang terjadi.” Komentar Nyonya
Jin
“Aku
mulai lelah, di potret sembarangan terus menerus. Dia hanya kenalan.” Tegas Soo
Hyun
“Aku
sudah mengurus semuanya” kata Nyonya Jin yakin
Flash Back
Nyonya
Kim memastika kalau akan baik-baik saja, Nyonya Jin yakin Soo Hyun tak berhak
mengatakan baik-baik saja atau tidak karena anaknya yang yang membuat kekacauan
ini jadi Soo Hyun harus bersyukur, karena Nyonya Jin yang membantunya
membersihkan.
“Lalu aku
akan mengubah pria yang bernama Kim Jin Hyuk . menjadi penguntit.” Ucap Nyonya
Jin
Soo Hyun
mendengarnya mengangap Ibunya itu monster karena tahu Jin Hyuk itu baik dan
tulus tapi mau mengubahnya menjadi penguntit. Nyonya Jin tak terima dianggap
monster karena menurutnya anaknya lah yang monster.
“Jika kau
menjalankan bisnis dengan tenang, maka ibu mertuamu akan meminangmu sebagai
menantu lagi. Kenapa kau membuat kekacauan ini?” ucap Nyonya Jin
“Meminang
lagi siapa? Ibu, kenapa kau ...” keluh Soo Hyun tak bisa menahan amarah.
“Kumohon,
ayo kita hidup dalam damai. Kenapa kau melakukan in ketika kita berbicara tentang
kalian berdua kembali bersama?” kata Nyonya Jin. Soo Hyun bertanya Siapa yang
akan kembali bersama
“Aku
sudah berbicara dengan ibu mertuamu, temui suamimu dan minta maaf padanya. Tidak
peduli betapa baiknya dia. Dia pasti sangat terhina. Kau mendengarku, kan?”
ucap Nyonya Jin lalu pamit pergi.
“Cukup..
Hanya sekali saja... Aku dimanfaatkan olehmu... Aku takkan melakukannya lagi.”tegas
Soo Hyun
“Apa Kau
tak memikirkan ayahmu? Dia harus mengakhiri karirnya sebagai delegasi partai.
Apa Kau tak mengasihani dia? Mimpinya adalah menuju ke Blue House.” Kata Nyonya
Jin
“Tidak,
itu impianmu.. Blue House adalah tempat
yang tidak bisa kau masuki hanya karena menginginkanya. Lepaskan saja.” Tegas Soo Hyun
“Aku akan
membantunya masuk, jadi berhentilah membuat masalah dan persiapkan dirimu untuk kembali bersama dengan suamimu. Dia tak
bisa menuju Blue House tanpa Taegyeong.” Balas Nyonya Kim. Soo Hyun hanya bisa menghela nafas.
Jin Hyuk
berjalan ke kantor dengan penuh semangat, Tuan Park menelp. Jin Hyuk
mengaku sudah di depan kantor dan
melihat pengeditan jadi Akan langsung memkabari jika sudah masuk ke ruangan.
“Kantor
CEO Cha ada di lantai 11.” Ucap Jin Hyuk menatap ke gedung kantornya lalu mulai
menghitung dan terlihat jendela yang terbuka,wajahnya langsung tersenyum
bahagia.
“CEO... tolong
jangan baca komentar itu... CEO Cha, hwaiting!” ungkap Jin Hyuk memberikan
semangat dari jauh.
Woo Suk
sudah ada didalam bar meminum anggur, Soo Hyun datang menemui mantan suaminya.
Woo Suk akan menuangkan wine. Soo Hyun menolak karena harus menyetir. Woo Suk
bertanya kemana Supir Nam, Soo Hyun memberitahu Supir Nam pulang larut
kemarin-kemarin. Woo Suk mengerti Soo Hyun yang tak boleh minum.
“Kenapa
kau ingin menjumpaiku?” tanya Soo Hyun sinis. Woo Suk pikir Ini menarik.
“Kau lebih
populer daripada selebritas. Namamu muncul di mesin pencarian selama dua hari.”
Komentar Woo Suk
“Terima
kasih... Pertama-tama, ini tentang ibumu. Dia mencoba memecat karyawan baru
yang bekerja keras untuk masuk ke perusahaan. Padahal Dia tak melakukan
kesalahan apa pun. Di atas itu, dia akan membuatnya terdengar seperti
penguntitku. Jadi Tolong hentikan dia.” Tegas Soo Hyun.
“Kau pasti
takut... Sudah lama tak melihatmu dengan wajah seperti ini. Lalu apa yang
kedua?” tanya Woo Suk
“Kenapa
kau tak menikah?” kata Soo Hyun. Woo Suk tertawa kalau pertanyaan Itu terdengar
serampangan.
“Aku
menyingkir dari jalanmu karena kau berkata tak dapat putus dengannya dan kau
akan menikah. Kenapa masih sendirian?” ucap Soo Hyun
“Apa itu
mengganggumu kalau aku masih sendirian?” goda Woo Suk, Soo Hyun mengaku tidak
“Aku tak
peduli jika kau sendirian ataupun berkencan. Jangan biarkan aku mendengar kita
akan kembali bersama.” Tegas Soo Hyun. Woo Su melihat Soo Hyun terlihat sangat marah
kali ini.
“Jangan
bicara seperti kau tahu segalanya tentang diriku. Seberapa banyak yang kau
ketahui?” ucap Soo Hyun marah
“Entah.
Aku tak pernah tahu betapa eksentriknya kau. Bahkan Tak pernah terlintas dalam
pikiranku, kau akan berkencan di Rest-Area.” Ejek Woo Suk. Soo Hyun meminta
agar Woo Suk memPerhatikan kata-katanya dengan baik.
“Aku akan
melakukan yang terbaik dengan permintaan pertama. Orang itu tak melakukan kesalahan
apa pun. Dia bekerja keras untuk pekerjaan itu. Tapi aku punya syarat. Tidak
ada apa-apa di antara kalian berdua, kan?” kata Woo Suk. Soo Hyun hanya diam
“Untuk
permintaan kedua, aku tak akan mengatakan apapun.” Ucap Woo Suk. Soo Hyun pikir
itu hidup Woo Suk.
“Soo
Hyun.. Apakah kau dan aku pernah
menjalani sesuatu yang dapat kita sebut "hidup kita"?”ucap Woo Suk
yang merasa hidupnya juga diatur.
“Jika dia
menyebut kita kembali bersama, katakan yang sebenarnya. Itu tak masuk akal sama
sekali. Aku akan mempercayaimu.” Kata Soo Hyun lalu keluar dari bar.
“Kapan
aku menjadi pria yang masuk akal bagimu? Jika aku memberitahu perasaanku
sebenarnya, itu akan menjadi lebih sulit untukmu.” Ungkap Woo Suk lalu meminum
winenya.
Supir Nam
sedang memasak ramyun cup, Sun Joo berkomentar Jika Tuan Nam terus makan
seperti itu pada usia sekarang maka akan mati lebih awal. Tuan Nam mengaku
kalau ramyun hanya camilan. Sun Joo ingin tahu apa yang terjadi dengan Soo
Hyun. Tuan Nam mengaku tak tahu.
“Tuan Cha
pasti sangat khawatir juga.” Kata Tuan Nam, Sun Joo pikir Tuan Cha jahat juga.
“Dia
memanfaatkan putrinya karena alasan politik.”keluh Sun Joo, Tuan Nam meminta
agar tak memanggilnya seperti itu.
“Terserah...
Aku lebih suka dulu, sebelum dia menjadi anggota kongres. Ketika kau dan
kakakku sama-sama reporter, begitu juga Tuan Cha . Saat itu, kalian bertiga
seperti Avengers.” Komentar Sun Joo. Tuan Nam seperti tak peduli memilih makan
ramyun.
“Apa Kau
masih menginginkan ramyeon sesudah skandal cinta ramyeon gila ini?” keluh Sun
Joo
“Aku
penasaran, seberapa enaknya sampai-sampai ini membuat mereka pergi kesana.
Kenapa? Lalu Kenapa kau mendesah begitu dalam?” tanya Tuan Nam
“Aku
melakukan sesuatu yang gila... Aku menyewa detektif swasta.” Akui Sun Joo. Tuan
Nam ingin tahu Untuk apa melakukan itu?
“Ini
tentang Ayahnya anak-anakku. Sepertinya dia punya wanita lagi.” Kata Sun Joo.
Tuan Nam pikir itu Omong kosong .
“Putrimu
di SMP sekarang.” Ucap Tuan Nam. Sun Joo mengeluh kalau dalam pikir Tuan Nam
hanya orang tua yang tak punya anak yang bisa selingkuh menurutnya Tuan Nam tak
akan mengerti.
Tuan Nam
memastikan apakah Sun Joo yakin dengan hal itu. Sun Joo mengaku tidak makanya
sengaja menyewa detektif swasta. Tuan Nam ingin tahu Kapan hasilnya keluar. Sun
Joo mengaku tak tahu karena suaminya harus
melakukan sesuatu agar tertangkap. Tuan Nam mengumpat kesal.
“Ramyeonmu
semakin dingin.” Kata Sun Joo, Tuan Nam mengaku
kehilangan nafsu makan.
“Kenapa
kau marah atas urusan orang lain?” keluh Sun Joo, Tuan Nam pikir mereka berdua
bukan orang lain!
Soo Hyun
akan masuk rumah sudah banyak wartawan yang menunggu di pintu masuk dan
mengambil gambar saat ada didalam mobil. Saat ada dirumah, terlihat masih
banyak wartawan yang mengambil gambar dari jendela,ia pun menutup tirai agar
tak terlihat.
Setelah
mandi, Soo Hyun meminum obat tidurnya agar bisa terlelap. Esok paginya, Ibu Jin
Hyuk memasak sup lezat untuk sarapan. Jin Hyuk tersenyum bahagia karena ibunya
memasak sup daging sapi. Tuan Kim pikir anaknya tak boleh melewatkan sarapan
karena pekerjaan.
“Wow, sup
daging sapi. Apa Kau membuat sup daging sapi karena aku, Ibu?” ucap Kim Jin
Myung masuk rumah dengan memakain pakaian tentara.
“Apa yang
kau lakukan di sini?” tanya Tuan Kim binggung, istri dan anaknya pun melonggo
melihat Jin Myung datang.
“Wahh...
Aku tak percaya kalian... Apa Kalian bahkan tak tahu wajib militer putra kalian
selesai?” keluh Jin Myung. Jin Hyuk pikir Hari ini. Jin Myung mengaku sudah Kemarin.
“Kenapa
kau pulang sekarang?” tanya Jin Hyuk, Jin Myung mengaku minum tadi malam dengan teman tentaranya dan meminta dibawakan
sup juga.
“Kau
bertindak seolah baru saja kembali dari supermarket.” Komentar Ibu Jin Hyuk
terlihat masih kaget.
“Aku tak
ingin Ibu bersemangat dan mengadakan pesta. Tapi ini agak terlalu tenang.”
Ungkap Jin Myung
“Astaga,
apa yang harus kulakukan? Tidak ada sup yang tersisa. Kau seharusnya
memberitahuku kalau kau sudah keluar.” Ucap Ibu Jin Hyuk merasa bersalah.
“Kau
membuat kue beras untuk Jin Hyuk, tapi Apa tak ada sup untukku?” keluh Jin
Myung
“Tidak
ada nasi juga.”akui Ibu Jin Hyuk. Tuan Kim hanya bisa menghela nafas. Jin Myung
pikir kalau ramyun pasti ada.
“Apa kau
mendapatkan pekerjaan? Saudaramu sudah diterima di perusahaan terkenal.” Kata Tuan
Kim bangga
“Aku
bangga padamu. Berikan aku uang.” Ucap Jin Myung menyodorkan tanganya. Jin Hyuk
mengaku tak punya.
“Tapi kau
mendapat pekerjaan yang bagus.” Keluh Jin Myung. Jin Hyuk mengaku belum
menerima gajinya. Tuan Kim menyuruh Jin Myung berhenti merengek meminta uang.
“Cepat
makan ramyeonmu... Kau harus pergi bekerja.” Kata Tuan Kim. Jin Myung
memberitahu kalau upah per jam sudah naik
“Aku
bekerja secara gratis.”ejek Jin Hyuk. Jin Myung mengaku akan menjadi sangat baik pada anak keduanya.
“Berjanjilah
padaku, kau akan punya anak kedua sepertimu. Saudaramu tak pernah mengalami
kecelakaan, tapi kau membuat aku datang ke sekolah hampir setiap hari. Apa Kau
sudah dewasa sekarang?” komentar Ibu Jin Hyuk
“Ibu, aku
tak mengalami kecelakaan... Itu karena putramu pria yang budiman... Kebaikan...
Aku punya pertanyaan, Bu. Di mana ramyeonku?”kata Jin Myung. Ibu Jin Hyuk
mengaku tak punya ramyeon.
Jin Myung
kesal karena tak ada ramyeon di rumah. Ibu Jin Hyuk pun mengeluh kalau anaknya sebaiknya beri tahu sebelumnya kalau akan keluar sekarang. Jin Myung kesal
kalau ibunya pasti ingin pergi ke wamil dua kali. Jin Hyuk akhirnya memberikan
supnya dan ibunya pun berbagi nasi untuk anaknya. Mereka seperti keluarga
sederhana yang bahagia.
Sek Jang
memberitahu Lukisan Pelukis Jang yang dijadwalkan tiba di Sokcho. Soo Hyun tahu
kalau Dijadwalkan besok. Sek Jang memberitahu kalau menerima panggilan bahwa
lukisan tak dapat dikirim. Soo Hyun bertanya apakah Sudah menghubungi Pelukis
Jang.
“Aku
terus menelepon, tapi telepon dimatikan. Kita sudah memesan tur seni untuk
hotel di Seoul, Cheongju, Busan, dan Sokcho. Haruskah aku membatalkan tur di
Sokcho? Ini terbuka dalam dua minggu.” Kata Sek Jang khawatir
“Tidak.
Kita harus membawa lukisan Jang Hwaga bagaimanapun caranya. Kita sudah mengerjakan
ini selama dua tahun.” Kata Soo Hyun
“Aku tak
berpikir kita bisa memilikinya. Aku
sudah bisa merasakan bahwa Ketua Kim ada di belakangnya. Kenapa dia terus
menghalangi menantunya yang sudah bercerai? Kupikir dia membalasmu untuk
artikel itu.” Keluh Sek Jang
“Ini
bukan pertama kalinya. Sepertinya aku harus mengunjungi studio Pelukis Jang di
Sokcho. Aku tak bisa melakukan ini di telepon.” Ucap Soo Hyun
“Aku akan
memberi tahu Tuan Nam untuk menyiapkan mobil.” Kata Sek Jang. Soo Hyun
mengaku akan mengemudi kesana sendiri.
“Aku
punya banyak pikiran, dan akan lebih baik bagiku untuk mengemudi.” Ucap Soo
Hyun
Soo Hyun
dan Sek Jang keluar dari gedung, saat itu Jin Hyuk dan Hye In sedang berada di
lobby dan saling menyapa dengan membungkuk, Soo Hyun pun memberikan senyuman.
Jin Hyuk terus menatap Soo Hyun seperti sangat khawatir.
“Pikirkan
dirimu sendiri” sindir Hye In lalu
berjalan pergi. Tuan Park yang ada di belakanganya seperti sangat bangga
melihat CEO Cha.
“Dia tak
tampak terguncang sama sekali.” komentar Tuan Park lalu mengajak Jin Hyuk untuk
segera pergi saja.
Jin Hyuk
sedang berbicara dengan seniornya untuk membuat tiga salinan berkas, Saat itu
Tuan Nam masuk ruangan menyapa Jin Hyuk
merasa kalau sudah mengenalnya. Jin Hyuk mengaku kenal kalau pernah melihatnnya mengendarai mobil CEO Cha.
“Semua
orang memanggilku Tuan Nam” kata Tuan Nam, Jin Hyuk pun memutuskan kalau akan
mulai memanggil itu juga.
“Apa Kau
sudah makan siang?” tanya Tuan Nam, Jin Hyuk tersenyum.
Jin Hyuk
makan dengan lahap, Tuan Nam melihat Jin Hyuk yan makan dengan lahap berpikir
kalau Lauk pauknya cukup banyak. Jin Hyuk pikir
Harganya bahkan lebih murah padahal Semua restoran di dekat sini mahal jadi
selalu menggunakan kantin perusahaan.
“Kafetaria
juga membuat makanan enak. CEO Cha sangat ketat tentang makanan yang dimakan
karyawannya. Dia wanita yang mengesankan.” Ucap Tuan Nam mengajak makan lebih
banyak lagi.
Soo Hyun
menemui pelukis di studionya, Ass-nya memberitahu kalau gurunya itu sedang
bepergian dan tiba-tiba sering bepergian seperti ini. Soo Hyun ingin tahu kapan
pelukis Jang kembali. Ass Pelukis Jang mengaku tak tahu tapi sepertinya akhir
pekan ini.
Soo Hyun
menelp Sek Jang kalau mendengar Pelukis Jang sedang bepergian, tapi menurutnya itu
tak benar jadi memutuskan harus tinggal
sedikit lebih lama, karena tak berpikir pelukis Jang akan datang pada akhir
pekan.
“Pokoknya,
aku akan terus mampir ke studionya.” Kata Soo Hyun
“Apa Kau
akan menghabiskan akhir pekan tanpa koper?” ucap Sek Jung khawatir
“Tak
masalah... Aku akan berbelanja untuk keperluan di sini... Jangan khawatir. Ini
sangat dekat dengan laut... Aku bisa beristirahat juga. Kau bisa menelp hotel
di Sokcho dan pesan kamar untukku.” Kata Soo Hyun. Sek Jung seperti sangat
khawatir
Nyonya
Kim melihat anaknya yang datang menemuinya, pasti punya sesuatu untuk
dikatakan. Woo Suk seperti gugup bertanya apakah sudah bertemu Soo Hyun. Nyonya
Kim mengaku sudah bertemu. Woo Suk pikir ibunya Kenapa tak membiarkan ini
“Aku
pikir ini Lucu sekali melihat Soo Hyun bertindak agak gila.” Kata Nyonya Kim. Woo
Suk pikir itu bukan gila tapi murahan.
“Betapa
bodohnya dia. Kupikir dia mengerti aku, tapi dia pergi berbicara denganmu.” Ucap
Nyonya Kim
“Tentang
rekrutan baru itu. Kenapa kau tak membiarkannya saja? Ini Bisa berisik karena
dia baru mulai bekerja dan sangat Kelewatan membuatnya terlihat seperti
penguntit.” Kata Woo Suk
“Dia
bukan siapa-siapa, yang tak terlihat seperti debu. Aku tak mempedulikannya. Soo
Hyun selalu bertingkah arogan, kuharap ini membuatnya menjadi sadar diri.” Tegas
Nyonya Kim
“Ibu, kau
cukup sibuk... Kenapa membuang-buang tenagamu untuk ini?” keluh Woo Suk
“Bukankah
sudah jelas? Aku ingin kalian berdua kembali bersama.” Tegas Nyonya Kim
Woo Suk
mengeluh dengan sikap ibunya, Nyonya Kim memberitahu kalau sudah bicara dengan ibu Soo Hyun jadi mereka
bisa melakukan persiapan. Woo Suk menegaskan
tak akan melakukannya. Nyonya Km mengaku sudah tahu alasan anaknya masih
lajang.
“Kau
sedang menunggu Soo Hyun. Kenapa kau melonggarkan cengkeramanmu pada benda itu?”
sindir Nyonya Kim.
“Dia
bukan benda.” Tegas Woo Suk membela. Nyonya Kim ingin tahu apakah Soo Hyun
mengatakan tak akan kembali bersama anaknya.
“Apa gunanya
memaksanya kembali ke sini? Kita tak seharusnya memaksanya.” Keluh Woo Suk
“Aku tak
bisa memaksanya merajuk sepanjang waktu. Kita akan membuatnya kembali atas kemauannya
sendiri. “ tegas Nyonya Kim. Woo Suk tak bisa berkata-kata
“Apa dia
Pikir, dia berkuasa sekarang karena hotelnya sukses. Kita akan membuktikan
bahwa dia salah dan menjadikannya sebagai istri yang penurut. Begitu hotelnya
hilang, dia akan sadar dan merangkak kembali padamu.” Ucap Nyonya Kim dingin.
“Donghwa
Hotel ...Abaikan itu.” Pinta Woo Suk Nyonya Kim pikir kalau Woo Suk seperti menyuruhnya
meninggalkan Soo Hyun.
“Aku
harap kita tak perlu berdebat tentang ini.”kata Woo Suk lalu pamit pergi.
Soo Hyun
pergi Hote Donghwa, pegawainya pikir terlalu sepi karena hotel belum buka
memastikan kalau Soo Hyun baik-baik saja dan hanya ada dua karyawan di hotel
dan akan panggil orang lain yang dapat dihubungi juga.
“Tidak,
aku lebih suka tenang. Jadi Siapkan saja ruangannya untukku.” Ucap Soo Hyun
lalu masuk ke dalam ruangan.
Soo Hyun
masuk ruangan eksekutif, menyalakan TV ada acara bincang-bincang yang
membahasgosip terbesar adalah CEO Cha Berkencan dan menjadi bahan pembicaraan
kota ini di banyak situs online.
“Ini
Menarik perhatian sama luar biasanya dengan selebriti papan atas. Dia sudah
hidup dalam sorotan sepanjang hidupnya. Bahkan sesudah bercerai, banyak yang
masih tertarik padanya. Cha Soo Hyun adalah kebanggaan negara ... Karena korum
tak dipenuhi, musyawarah tak bisa dimulai. Dia meminta maaf kepada publik
bilang dia malu.”
Soo Hyun
memilih untuk mematikan TV dan menelp ayahnya. Tuan Cha yang ada dirumah
mengaku ingin menelpon juga, tapi tak bisa
karena tak tahu keadaannya. Soo
Hyun meminta maaf. Tuan Cha pikir kenapa harus meminta maaf.
“Akulah
yang mendorongmu menjadi sorotan, akulah yang harus meminta maaf.” Ucap Tuan
Cha
“Partai
ayah akan memperdebatkan ini. Bagaimana ini?”kata Soo Hyun. Tuan Cha pikir tak
akan seperti itu.
“Kau tak
perlu mengkhawatirkan itu... Jangan lupa makan.” Pesan Tuan Cha.
Sek Jung
datang menemui Tuan Nam yang sudah menunggunya. Tuan Nam bertanya apa yang dibawanya.
Sek Jun meminta maaf karena harus pergi sendiri tapi ibunya harus menemui
dokternya hari ini. Tuan Nam pikir bisa sendiri dan tak perlu khawatir.
“Apa Hanya
ini?” tanya Tuan Nam melihat koper yang dibawa Sek Jung.
“Katanya,
dia akan membeli keperluannya disana, tapi kita berdua tahu dia tak akan
melakukannya. Artikel berita juga tak membantu.” Kata Sek Jung
“Aku akan
mengurus ini, kau fokus untuk membantu ibumu hari ini.” Ucap Tuan Nam
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar