Ibu Geum
kebingungan karena disuruh pergi kesana kemari lalu pergi ke arah lain, tapi
kejadian itu terulang. Ia pun merasa haus,
sambil mengeluh karean tidak perlu melakukan ini kalau Yi Hyun yang
berulang tahun itu memakan sup rumput laut tadi pagi.
“Aku
sangat haus.” Ucap Ibu Geum pergi ke mesin minuman dan memilih minuman tapi tak
keluar.
Saat itu
Prof Park datang mengambil minum dari mesin, Ibu Geum yang melihatnya langsung
memberitahu kalau minuman itu miliknya. Prof Park binggung berpikir kalau itu
hanya Tipuan dimainkan wanita tua yang didepanya. Ibu Geum menegaskan kalau
minuman itu miliknya.
“Aku
sudah membayarnya, tapi minumannya baru saja keluar... Bukankah itu minuman teh
hijau?” ucap Ibu Geum
“Aku
membayar minuman ini untuk diriku sendiri. Kenapa kau bersikeras minuman ini
milikmu?” tegas Tuan Park
“Tadi aku
memasukkan uang ke dalam mesin ini. Karena aku dari Provinsi Chunghceong,mesin
ini menyesuaikan layanannya dan mengeluarkan minuman beberapa menit kemudian.
Kau datang, lalu mengambilnya. Ini tetap milikku.” Jelas Ibu Geum.
“Tadi aku
memasukkan uang ke dalam mesin ini. Karena aku dari Provinsi Gyeongsang, mesin
ini langsung mengeluarkan minuman karena tahu aku memilihnya. Minuman ini
milikku.” Jelas Prof Park
“Benarkah?
Keputusan yang cukup bijaksana. Apa kau hakim?” keluh Ibu Geum. Prof Park
mengaku kalau dirinya adalah profesor di kampus.
Ibu Geum
akhirnya meminum air minum sambil mengejek kalau rasanya enak lalu pamit pergi.
Prof Park memanggilnya, Ibu Geum mengeluh dengan memanggilnya seperti karena
itu panggilan Orang yang memanggil seperti sudah wafat.
“Apa kau
hidup lagi? Apa kau hantu?” ejek Ibu Geum. Prof Park marah karena tidak akan
membiarkan ini.
“Benarkah?
Kalau begitu, jangan beranjak... Aku akan mengamatimu tahun depan. Kuharap kau
tetap di sini dan belum meninggalkan dunia ini.” Ejek Ibu Geum. Prof Park
berteriak marah
Di luar
hujan sangat deras, Ok Nam berada dalam kedai kopi lalu matanya seperti
menunggu berharap melihat Yi Hyun tapi
ternyata yang lewat bukan orang yang ditunggunya. Akhirnya Ok Nam berlari
mengambil papan karena semuanya basah dan Seharusnya memasukkannya lebih awal.
“Apa Kau
tidak punya payung? Hujannya cukup deras.” Ucap Yi Hyun datang membawa payung.
“Sebagai
peri, aku tidak apa-apa.” Ucap Ok Nam, Yi Hyun langsung meminta maaf soal
kesalahpahaman kemarin. Ok Nam pikir tak masalah dan meminta Yi Hyun menunggu.
“Jaket
macan.” Gumam Yi Hyun kaget melihat jaket yang dipakai Ok Nam
“Kau
meninggalkan ini tempo hari.” Kata Ok Nam memberikan kotak hadiahnya. Yi Hyun
mengucapkan terima kasih dan akan pergi.
“Dahulu
aku punya suami. Tapi, dia wafat tanpa bisa menjalani hidupnya sepenuhnya. Sejak
saat itu, selama ratusan tahun, aku menunggu reinkarnasinya.” Cerita Ok Nam
Flash Back
Ok Nam
berdoa dibawa bulan perunah memohon pada
Penguasa Bintang Utara, agar mengirimkan suaminya kepadanya lagi. Ia pun
meminta Saat waktunya tiba agar bisa mengenali
dia.
“Setelah
banyak bulan purnama berlalu, aku akhirnya bertemu lagi dengan suamiku. Itulah
sebabnya aku kemari. Apa kau suamiku? Orang yang selama ini kunantikan.
Benarkah kau orangnya?” ucap Ok Nam
Yi Hyun
tak banyak bicara hanya melihatnya, saat itu Geum melihat keduanya lalu
mendekati Ok Nam memberikan pengisi daya ponselnya lalu pamit. Oh Nam tiba-tiba
medekatinya meminta agar menunggu sebentar karena akan membuat kopi hangat
untuk dibawa.
“Tidak
perlu...Kau Jangan sampai kehujanan. Pakailah payung ini.” Ucap Geum lalu pamit
pergi. Ok Nam dan Yi Hyun hanya bisa menatap binggung kepergian Geum.
Dokter
Lee baru masuk ke kampus, dua mahasiswa
mengeluh karena Hujan turun lagi dan
Seharusnya tadi membeli kopi Karena
Profesor Jung membuatny canggung jadi tidak bisa membelinya. Temanya bertanya
Ada apa dengannya.
“Aku
pergi ke truk kopi dan Prof Jung sedang bicara serius dengan barista tua itu.”
Cerita si wanita. Temanya binggung tak mengerti maksudnya. “Bahunya kehujanan,
tapi dia memayungi wanita itu. Lalu dia menerima hadiah yang berhias pita.”
Cerita si wanita. Diam-diam Dokter Lee mendengarnya.
“Wahh... Luar
biasa. Apa Rupanya dia menyukai wanita yang lebih tua?” komentar temanya.
“Di antara
semua wanita, kenapa harus dia? Maksudku, kenapa bukan aku? Kenapa dia
tidak... Tubuhku tinggi dan ramping. Aku
pintar, kulitku mulus, dadaku besar, tubuhku proporsional, dan aku seksi. Dasar
Bodoh.” Teriak Dokter Lee marah masuk ke dalam toilet.
“Permisi...
Ada orang di sini.” Ucap Ibu Geum tapi Dokter Lee tetap berteriak marah karena
Jika Ok Nam peri maka ia adalah wanita besi.
“Wajahmu
secantik peri, tapi kenapa ucapanmu kejam?” komentar Ibu Geum melihat Dokter
Lee keluar dari toilet.
“Apa Anda
mengenalku?.” Ejek Dokter Lee. Ibu Geum mengaku sama sekali tidak mengenalnya.
“Aku
belum pernah bertemu dengan wanita yang mulutnya sekotor ini selain nenek gila
di Gangnam.” Ejek Ibu Geum.
Dokter
Lee mengeluh kesal lalu tak sengaja menyenggol makanan yang dibawa Ibu Geum.
Ibu Geum panik melihat makanan yang jatuh padaha Sup rumput laut untuk profesornya Geum lalu
mengumpat Wanita kejam itu menumpahkan semuanya.
“Kau
sengaja melakukannya, kan? Aku tahu betapa kejamnya kau dengan melihat mata
runcingmu.”ucap Ibu Geum marah. Dokter Lee melongo binggung.
“Sejak
awal Anda menaruhnya di tepi. Anda yang bersalah.” Kata Dokter Lee
“Aku
menaruhnya di tengah. Omong kosong apa yang kau maksud? Sup ini untuk
profesornya Geum. Berikan ganti rugi.” Teriak Ibu Geum. Dokter Lee kaget yang
dimaksud Kim Geum
“Bagaimana
wanita bermulut kotor itu mengenal putraku?”ucap Ibu Geum marah. Dokter Lee tak
percaya kalau yang didepanya itu ibunya Kim Geum. Ibu Geum pun menegaskan kalau
memang ia adalah ibunya Geum. Dokter Lee pun menyapanya. Ibu Geum binggung
karena Dokter Leemendadak bersikap malu-malu.
Yi Hyun
pulang ke rumah terlihat kebingungan lalu melihat ponselnya mati dan
menchargernya lalu melihat ada "Pesan baru" Dokter Lee mengirim pesan
terlihat marah.
“Hei,
kenapa kau tidak menjawab ponselmu? Kudengar kau berulang tahun. Ibunya Geum
datang ke kampus membawa sup rumput laut. Aku meneleponmu berkali-kali untuk
mentraktirmu hidangan ulang tahun. Di mana kau? Telepon aku saat mendengar
ini.”
Yi Hyun
berbaring mengingat ucapan Ok Nam “Apa kau suamiku?” akhirnya Yi Hyun tertidur
pulas. Tiga orang hantu seperti datang menemui Yi Hyun, mereka ingin tahu
apakah Yi Hyun sudah tertidur dan ingin tahu Hari ini Yi Hyun akan memimpikan
apa.
“Dia
sangat rumit. Dia terlalu lama menyimpan dendam emosional. Aku tidak suka orang
seperti ini, tapi suka wajah tampannya.” Komentar si Hantu.
“Dasar Berandal....
“ umpat si wanita, tapi wanita lain berpikir tidak banyak bicara.
Saat itu
banyak burung gagak berkumpul didepan sebuah pintu, dalam sebuah ruangan
terlihat anak kecil yang kurung dengan badan diikat.
“Aku
tidak akan memaafkan orang yang meninggalkanku. Aku membenci mereka. Sekalipun
mati di sini dan bereinkarnasi, aku tidak akan memaafkan mereka.” Gumam si anak
melihat secercah cahaya.
Di kampus
Semua
mahasiswa menyapa Yi Hyun yang masuk kelas, Yi Hyun menyapa semua anak
muridnya. Semua mahasiswa melonggo melihat dasi di pakai oleh Yi Hyun. Akhirnya
Yi Hyun mencoba untuk tenang lalu meminta muridnya membuka halaman 140 tapi
yang dibawa adalah kotak cornflakes. Semua mahasiswa tak bisa menahan tawanya.
Geum
bersin-bersin di dalam lab, Kyung Sik kaget melihat Geum yang terserang flu
menyuruh agar minum teh hangat. Geum pun meminta maaf seperti berpikir Young
Sik akan membuatkanya, tapi Young Sik malah menyuruh untuk membuatnya sendiri.
Saat itu
Yi Hyun masuk ruangan, Dokter Lee berteriak marah karena Yi Hyun yang meninggalkannya.
Geum kaget melihat Yi Hyun melihat dasi dengan corak yang sama dipakai oleh
seniornya.
“Aku tidak
akan menemuimu lagi jika kau diam lebih dari lima jam.” Ucap Dokter Lee lalu
bersikap baik melihat ada mahasiswa yang lainya. Young Sik menyapa Dokter Lee
dengan sopan.
“Dasi itu
pemberian Bu Peri, kan?” ucap Geum. Yi
Hyun membenarkan dan bertanya apakah dasi yang dipakai Geum juga.
“Apa Dia
memberi kalian dasi? Motifnya sangat norak. Aku tidak tahan melihatnya.”
Komentar Dokter Lee kesal
“Dasiku
lebih spesial. Ada sulaman tangan gambar bunga di belakangnya.” Kata Yi Hyun
bangga
“Dasiku
diberi sulaman kupu-kupu dengan pola yang lebih sulit.” Balas Geum tak mau
kalah
“Berhentilah
bertengkar karena dasi yang sangat norak itu. Tapi Apa ibumu cerita dia bertemu
denganku?” ucap Dokter Lee pada Geum.
“Ya, dia
bilang tidak sengaja bertemu denganmu di toilet.” Ucap Guem. Dokter Lee ingin
tahu apakah ibunyamengatakan hal lain
“Dia
menanyaiku soal tempat kerjamu.” Kata Geum. Dokter Lee binggung kenapa
menanyakan hal itu. Geum mengangkat bahu karena tak tahu.
“Mari
membahasnya nanti. Tapi Boleh minta tanda tanganmu di sini? Maaf aku tidak mengenalimu,
Jeom Soon si Macan. Maaf aku menganggapmu hanya sebagai asisten pengajar.” Ucap
Dokter Lee menyodorkan kertas.
Geum
binggung tiba-tiba dokter Lee yan meminta Tanda tangan sambil bergumam kalau tidak
tahu tanda tangan Jeom Soon akhirnya hanya menuliskan "Jeom Soon si
Macan" Yi Hyun menghela nafas sambil mengejek.
“Wahh...
Tanda tanganmu tampak keren...Ini.. Bagus sekali.” puji Dokter Lee. Saat itu
Geum kembali bersin.
“Jika kau
sakit, pulang dan beristirahatlah.” Teriak Yi Hyun. Geum mengaku baik-baik
saja.
“Aku
tidak terserang flu. Ini hanya bersin.” Ucap Geum. Yi Hyun mengejek Geum yang menangis melalui lubang hidungya.
Geum pikir inibukan urusannya.
“Aku
cemas kamu akan menulari orang lain. Coba Lihatlah dirimu.”keluh Yi Hyun lalu
memberikan payung. Geum menolak.
“Di luar
hujan. Jangan bersikap keras kepala.” Kata Yi Hyun. Geum tetap menolaknya.
“Dasar Berandal.
Aku akan mengantarmu.” Ucap Yi Hyun memitin kepala Geum lalu menarik keluar
lab. Geum mengeluh kalau tak perlu, sementara Dokter Lee melihatnya mengeluh Yi
Hyun yang pergi tidak berpamitan sambil mengumpat. Young Sik mendengarnya tak
percaya ucapan Dokter Lee.
Yi Hyun
mengantar Geum dengan payung yang sama. Geum pikir hanya kehujanan sedikit jadi Bukan masalah
besar. Yi Hyun mengerti tapi melihat
Geum yang terus-menerus bersin jadi cemas kalau Geum akan menumpahkan bahan
kimia saat bersin.
“Melihat
betapa kikuknya kau, kujamin itu akan terjadi.” Ucap Yi Hyu beralasan.
“Apa Kau
mengasihani aku?” tanya Geum, Yi Hyun pikir untuk apa mengasihaninya.
“Atas
kejadian kemarin... Kemarin Bu Peri mengatakan sesuatu kepadamu.” Ucap Geum
“Apa Maksudmu
soal suaminya yang bereinkarnasi? Semua orang tahu itu omong kosong. Apa Kau
mempercayainya?” ucap Yi Hyun
“Kurasa
itu bukan omong kosong.” Komentar Geum. Yi Hyun tak percaya mendengarnya.
“Apa Kau
percaya ceritanya? Soal peri, makhluk abadi, dan inkarnasi?”ucap Yi Hyun
mengejek. Geum juga tak tahu tapi merasa kalau itu memang seperti itu dan
mengaku pasti mempercayainya.
“Dalam
perspektif apa pun, itu fenomena psikopatologis. Sama seperti Sindrom Ripley.”
ucap Yi Hyun mengejek
“Bagaimana
kau bisa begitu yakin?Aku percaya. Selain yang kita lihat dan dengar, selain
hal yang dengan sombongnya kita merasa mengetahuinya, ada hal yang tidak bisa
kita dengar dan lihat.” Ucap Geum
“Meski
mempercayai apa yang kita amati dan yang telah terbukti, kita tetap melakukan
kesalahan. Kau seorang ilmuwan. Aku tidak menyangka kau akan berpikir begitu.”
Komentar Yi Hyun
“Terkadang
yang kita lihat bukanlah yang sebenarnya.” Ucap Geum
Saat itu
Ok Nam mengatakan pada Geum dan Yi Hyun “Kau hanya memedulikan yang bisa kau
lihat. Itu sangat disayangkan.” Yi Hyun mengingatnya terlihat kesal kalau
sindrom pahlawan Geum yang kambuh menurutnya Terikat secara emosional pada hal
menyedihkan.
“Apakah
itu alasanmu memercayai omong kosong semacam itu dan mengintai peri itu?” ucap
Yi Hyun
“Bagaimana
denganmu? Kau bilang ada masalah dengan patologi otaknya dan semua yang dia
katakan adalah omong kosong tanpa bukti. Bukankah itu hanya omong kosong?Apa Kau
tidak memercayai ucapannya?” kata Geum. Yi Hyun tak bisa berkata-kata.
“Kau
Ambil payung ini... Dua pria dewasa berbagi payung tidaklah masuk akal. Tempatnya
tidak cukup dan Terlalu sempit.” Kata Yi Hyun lalu menutupi kepalanya dengan
kotak cornflake. s
“Hei..
Kau mau pergi ke mana? Kau bisa terserang flu.” Kata Geum mengejarnya.
“Aku akan
mengambil payungku sendiri.Jadi Kau bisa memakainya.” Ucap Yi Hyun. Geum
meminta Yi Hyun berhenti sambil mengejarnya.
Keduanya
akhirnya berlari masuk ke rumah, Yi Hyun ingat Ibu Geum bilang akan menginap di rumah temannya malam
ini dan ingin tahu apaah masih punya wiski. Geum mengangguk
Diatas
kapal, Tuan Goo dkk terlihat sangat lelah sampai berbaring diatas kapal dengan
panas terik. Pegawai vietnam memanggil mengajak makan, Tuan Goo bertanya dengan
kapten. Si pegawai memberitahu kapten kapal yang makan sendirian.
“Kami ada
di sini karena salahmu. Berani sekali makan ikan? Jika punya hati nurani, kau
tidak akan makan sama sekali!” kata Tuan Park marah melihat mantan suami Nyonya
Goo. Si pria seolah tak peduli.
“Aish... Kami
kemari karena kamu mencuri uang kami! Pencuri macam apa yang menjadi mandor
kapal?” teriak Tuan Goo marah mendorong si pria.
“Apa
maksudmu? Siapa yang mencuri uang?” tanya si pegawai binggung. Tuan Park
memberitahu kalau mandor-nya itu pencuri.
“Kami
tidur di luar Stasiun Mokpo bersama merpati...” cerita Tuan Park dan Nyonya Goo
langsung memasukan rumput laut agar tak banyak bicara.
Saat itu
juga Nyonya Goo memberikan irisan ikan untuk suaminya dimasa lalu. Tuan Goo dan
Tuan Park hanya bisa melonggo, Nyonya Goo kembali memberikan irisan ikan saat
lauk dimangkuk suaminya kosong. Saat itu kapten berteriak selesai makan mereka
harus berkerja lagi.
Tuan Goo
mengeluh karena belum selesai makan. Akhirnya mereka mencoba menjemur udang
kecil. Tuan Goo memberitahu Tuan Park kalau tidak bisa meluruskan punggungny
lagi, sementara Tuan Park berpikir kalau pungungnya sudah tidak berfungsi
selamanya
“Tidak
bisa begini. Ayo pergi dari sini.” Ucap Tuan Goo. Tuan Park bingung cara mereka
bisa kabur di tengah-tengah laut.
“Malam
ini. Hanya itu kesempatan kita.” Kata Tuan Goo, Kapten berteriak agar mereka
menarik jaring. Tuan Park mengeluh kalau mereka tak akan bisa kabur. Tuan Goo
meminta agar Tuan Park agar melihat arus air karena Hanya itu jalan keluar mereka.
Yi Hyun
melakukan push up dan hanya mampu sampai 32. Geum berteriak bahagia karena
menang. Yi Hyun mengajak agar mereka bersaing dengan sains seperti para ilmuwa
dengan nyebutkan organisme yang muncul dalam "Origin of Species"
berurutan.
“Inilah
alasan mahasiswa menyebutmu cabul.” Keluh Geum. Lalu Yi Hyun merasa Push up
membuatnya ingin muntah.
“Aku akan
mengambilkan kantong plastik... Tapi Muntahlah di luar. Jangan, muntahlah di
lantai bawah... Kau Jangan muntah di pot bunga.” Jerit Geum panik.
“Aku
tidak akan muntah.” Akui Yi Hyun akhirnya bisa menahannya dan berbaring di
lantai bersama,
“Aku
bertumbuh di panti asuhan katedral.” Cerita Yi Hyun, Geum mengaku sudah tahu.
Flash Back
“Suster
Yesan, Suster Bowon... Kedua biarawati itu mengasuh sekitar 20 anak. Tapi ada
yang janggal. Kami semua yatim piatu, tapi aku berbeda. Suatu hari, aku mendengar
mereka sedang berbincang. Aku adalah putra Suster Bowon.”
Yi Hyun
mendengar ucapan kedua suster itu kaget dan akhirnya Suster Bowon berpikir Yi
Hyun ingin pergi dan mati padahal sudah melarang keluar dengan berteriak kalau
Seharusnya Yi Hyun tidak pernah
dilahirkan lalu mengunci disebuah ruangan.
“Tahun
itu di hari ulang tahunku, Suster Bowon memberitahuku bahwa seharusnya aku
tidak dilahirkan. Jadi, aku membenci ulang tahunku.” Cerita Yi Hyun sedih lalu
tiba-tiba langsung bangun dan pamit pergi.
“Apa kau Mau
pergi ke lantai bawah?” tanya Geum. Yi Hyun berjanji akan membelikan wiski lagi.
“Ssambab
belum berbunga.”ucap Yi Hyun melihat tanaman, Geum mengeluh agar Yi Hyun Jangan
meremehkannya seperti itu.
“Dia akan
segera berbunga. Selain itu, namanya bukan Ssambab.” Ucap Geum bangga. Yi Hyun
ingin siapa namnya. Geum mengaku ada Nama lain.
“Astaga.
Aku sama sekali tidak penasaran... Nama Ssambab tidak masalah. Tidurlah yang
nyenyak.” Ucap Yi Hyun lalu beranjak pergi.
Yi Hyun
berusaha agar tidur lalu teringat kembali ucapan Ok Nam “Apa kau suamiku? Orang
yang selama ini kunantikan. Benarkah ini kau?” Yi Hyun kembali membuka matanya.
Sementara Geum juga tak bisa tidur lalu berbicara dengan tananmanya.
“Tidurlah
yang nyenyak, Ok Nam.” Ucap Geum lalu tersipu malu dan mencoba untuk tidur.
Geum
duduk di awan dengan wajah bahagia, saat itu Ok Nam datang menyapa. Geum kaget
melihat Ok Nam lalu mengaku tidak
memakan awannya. Ok Nam mengaku Tidak masalah dan menyuruh untuk makan
sepuasnya.
“Tempat
ini tampak hangat dan manis.”ucap Ok Nam, Geum memberikan awan agar Ok nama
bisa mencicipinya.
“Di mana
kita?” tanya Ok Nam binggung. Geum memberitahu kalau mereak naik perahu bebek.
“Saat
masih kecil, aku senang naik ini bersama ibuku. Sepertinya itulah yang
membuatku bermimpi menaikinya bersama Anda. Karena ibuku selalu sibuk, itu
liburan pertama kami bersama. Aku sungguh bersenang-senang.” Ucap Geum bahagia.
“Apa Aku
harus menginjak ini? Wah.... Kita terbang.” Kata Ok Nam senang.
“Bu Peri,
jangan menginjaknya terlalu kuat.” Ucap Geum. Ok Nam tak tahu karena menginjaknya
terlalu kuat.
“Aku
tidak menyangka akan memimpikan hal ini.” Kata Geum senang, Ok Nam tak percaya
kalau imajinasi Geum memang indah.
“Tapi aku
tidak begitu. Hidupku berubah sejak bertemu dengan Anda. Bangun di pagi hari,
tidur saat malam, berjalan, dan makan. Bahkan hal sepele menjadi kebahagiaan
dalam hidupku. Anda membuat jantungku berbebar. Menemui Anda setiap hari untuk
membeli kopi mengisi sepanjang hariku dengan kebahagiaan.” Ucap Geum bahagia.
Flash Back
Ok Nam
menyapa Geum yang datang ke kedai. Geum mengaku datang untuk membeli kopi.
Setiap hari Geum datang menemui Ok Nam dengan wajah bahagia.
Ok Nam
mengingat semua sikap Geum wajahnya bersemu merah dan terlihat berbunga. Geum terlihat binggun melihat ada bunya yang
mekar.
Ok Nam
terbangun tak percaya kalau tadi hanya mimpi, saat itu terdengar bunyi ketukan
pintu. Ia bertanya-tanya siapa yang datang pagi-pagi, ternyata lalu kaget Saat itu di rumah Geum tersenyum bahagia karena bunganya mekar
Ternyata Yi Hyun yang datang dan ingin tahu alasannya datang ke rumahnya.
“Kau
bertanya apakah aku suamimu... Apakah sudah pasti aku suamimu? Aku tidak tahu
apa pun soal reinkarnasi, tapi ada satu hal yang kuketahui. Aku mulai
menyukaimu.” Akui Yi Hyun. Ok Nam kaget mendengarnya.
“Epilog”
[Cinta
sepihak Ham Suk, Saat dia menjadi lelakinya]
Dokter
Lee dan Yi Hyun bertabrakan masuk
"Laboratorium Onkovirus" Dokter Lee memberitahu kalau Departemennya
memakai ruang budaya ini. Yi Hyun tak mau kalah kalau sudah memesannya untuk
pukul 14.00 dan sekarang sudah lewat 5 menit.
“Kami
juga memesannya untuk pukul 14.00. Apa Kau menyuruhku pergi?” ucap Dokter Lee.
Yi Hyun membenarkan. Dokter Lee langsung
mengumpat marah. Yi Hyun tak bisa terima
begitu saja.
“Sedang
apa kalian di sini? Apa Kalian bersaudara? Bertengkarlah di rumah, bukan di
kampus.” Ucap petugas yang ada di lab
“Kami
tidak bersaudara.” Ucap Kedua. Petugas melihat Mata mereka lebar dan runcing.
“Mataku
memang lebar dan runcing, tapi matanya tidak begitu. Itu sebabnya kami bukan
saudara.” Ucap Yi Hyun. Dokter Lee hanya bisa menatapnya.
“Kau
angkatan berapa?” tanya petugas. Yi Hyun bertanya apakah ucapannya ada yang
salah. Si petugas mengaku ada dan dirinya adalah asisten pengajar.
“Menilai
orang berdasarkan penampilannya itu salah.” Ucap Yi Hyun. Dokter Lee terlihat
malu-malu kucing
“Kalian
seperti saudara yang bermata mirip kucing.” Kata Ass pengajar. Yi Hyun
menegaskan Matanya tidak runcing
“Matamu
runcing. Bercerminlah.” Ucap Ass pengajar. Saat itu seperti Dokter Lee mulai
menyukai Yi Hyun.
Bersambung
ke episode 8
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar