Sek Jang
turun dari taksi menyapa seorang penduduk lokal memastikan kalau tempat itu
bernama Pantai Malecon. Pria itu membenarkan kalau sepanjang jalan semuanya
Pantai Malecon. Sek Jang mengucapkan terimakasih dengan tergesa-gesa mencoba
mencari Soo Hyun.
Jin Hyuk
akhirnya membawakan sepatu Soo Hyun bahkan memasangkanya. Soo Hyun pikir akan
membalasnya. Jin Hyuk dengan rendah hati merasa
tak melakukan sesuatu yang berharga. Soo Hyun merasa tetap berhutang padanya.
“Tak usah
repot-repot. Pundakku juga beruntung.Aku akan mengingatnya sebagai peristiwa
menggetarkan hati yang terjadi pada malam terakhirku di Kuba. “ kata Jin Hyuk
dan ingin segera pamit pergi.
“Permisi...
Apa Kau punya uang?” tanya Soo Hyun. Jin Hyuk tersenyum bertanya Berapa banyak
yang dibutuhkan.
“Cukup
untuk sebotol bir.” Kata Soo Hyun melihat sekeliling mereka meminum bir. Jin
Hyuk langsung tertawa mendengarnya.
“Kenapa
tertawa? Aku dengan serius mengatakannya.” Kata Soo Hyun kesal. Jin Hyuk
sedikit gugup menjelaskanya.
“Bir pada
moment seperti ini tampaknya... Menggemaskan.” Ungkap Jin Hyuk lalu meminta
agar So Hyun menunggu karena akan segera kembali.
“Dia
bilang Menggemaskan? Kedengarannya bagus tapi...” komentar Soo Hyun melihat Jin
Hyuk pergi.
Jin Hyuk
melihat isi dompetnya, masih ada beberapa lembar uang sambil mengucap syukur
karena tak menghabiskan semuanya. Saat berada dibawah Jin Hyuk kembali
memperlihatkan senyuman manisnya, Soo Hyun yang menatapnya seperti membuat hati
bergetar.
“Aku
penasaran berapa umurnya.... Dia tampak seperti anggur hijau.” Komentar Soo
Hyun.
Soo Hyun
akhirnya minum bir dengan cepat, Jin Hyuk melihat kalau cara minumnya seperti
itu maka akan mabuk. Soo Hyun mengaku kalau lebih pandai minum daripada diri
Jin Hyuk yang terlihat masih muda. Jin Hyuk pun berkomentar dengan Soo Hyun
yang bisa tertidur tanpa uang sepeserpun karena Itu bisa jadi bencana.
“Aku di
sini untuk urusan bisnis. Lalu Aku minum pil tidur untuk tidur lebih awal, tapi
aku melihat foto tempat ini... Hari ini pasti hari yang aneh. Pencopet mencuri
semua uangku.” Cerita Soo Hyun
“Hari ini
sangat berat bagimu. Kau ingat tempat tinggalmu, kan? Kau bisa naik taksi di pintu masuk Morro Cabana. Aku
akan mengantarmu kesana. Kau mungkin tak tahu ke mana harus pergi.” Kata Jin
Hyun lalu mengajak untuk turun.
Soo Hyun
pun setuju, Jin Hyun turun lebih dulu dari dinding lalu memberikan lenganya
agar Soo Hyun bisa pegangan padanya, Soo Hyun terlihat ragu. Tapi Jin Hyun
dengan tatapan memastikan kalau Soo Hyun bisa memegang tanganya agar tak
terjatuh.
Akhirnya
Soo Hyun memegang lengan Jin Hyun untuk turun dari dinding, tapi saat berjalan
kakinya terasa sakit dan tersadar kalau ada lecet karena sepatunya. Jin Hyuk
menyarankan Soo Hyun untuk berjalan
tanpa alas kaki. Soo Hyun terlihat binggung karena harus berjalan tanpa sepatu.
“Sangat
jauh bagiku untuk mengendongmu” ucap Jin Hyuk. Soo Hyun mengeluh kalau tak
pernah meminta itu.
“Kakimu
tampaknya dalam kondisi buruk. Ada banyak turis yang berjalan dengan kaki
telanjang.” Kata Jin Hyuk.
“Tapi Aku
tak melihatnya.” Ucap Soo Hyun melihat sekeliling.
“Pria dan
wanita tua di lingkunganku pergi mendaki tanpa alas kaki.” Kata Jin Hyuk
menyakinkan. Soo Hyun mengaku kala tak bisa melakukannya.
“Melakukannya
bersama akan memberimu keberanian dan Juga, mengurangi rasa sepi.” Ucap Jin
Hyuk akhirnya melepaskan sepatunya. Soo Hyun seperti tak percaya.
“Apa ini
benar, kalau Orang-orang di lingkunganmu mendaki dengan kaki telanjang?” kata
Soo Hyun. Jin Hyuk menyakinkan kalau 100 persen benar.
“Katakanlah
aku sudah disihir... Tersihir.”ungkap Soo Hyu melihat pantai yang sudah mulai
gelap.
Keduanya
berjalan tanpa alas kaki, banyak orang yang melihat dan menahan tawa. Jin Hyuk
pun juga mencoba menahan malu. Soo Hyun yang melihat tingkah Jin Hyuk nya hanya
bisa tersenyum, lalu bertanya apakah Jin Hyuk mahasiswa Atau apa sudah punya
pekerjaan. Jin Hyuk mengaku sebagai menjual buah.
“Jadi kau
penjual buah.” Ucap Soo Hyun. Tapi Jin Hyuk terlihat bingung tapi membenarkan
saja sebagai penjual buah.
“Kameranya
terlihat kuno.” Ucap Soo Hyun, Jin Hyuk mengaku kalau Usianya sudah 28 tahun.
“Apa
masih berfungsi?” tanya Soo Hyun, Jin Hyuk membenarkan.
“Meskipun
aku sudah memperbaikinya beberapa kali. Ini Masih bisa memotret sesuatu yang
luar biasa, tapi hari ini dia terluka.”cerita Jin Hyuk. Soo Hyun seperti merasa
bersalah mendengarnya.
“Kau
pasti menyukai model itu. Apa mereka tak membuatnya lagi?” atanya Soo Hyun
“Mereka
membuatnya... Bukan aku yang sebenarnya yang punya barang berharga ini. Tapi Teman
ayahku mengelola studio fotografi, dan dia memberikan ini kepada ayahku ketika
dia menutup toko. Dan Itu mungkin pada waktu aku lahir.” Cerita Jin Hyuk
“Lalu Dia
ingin ayahku mengambil banyak fotoku dan Sebenarnya ini kamera kesayangan
ayahku. Meskipun, dia tak mengambil banyak fotoku. Dia bilang, dia terlalu
sibuk mencari nafkah untuk kita. Akhirnya Begitu aku mulai sekolah dasar, aku
mengambil foto orang tuaku sebagai gantinya.” Cerita Jin Hyuk lalu berhenti
disebuah stand jualan.
Soo Hyun
bingung karena Jin Hyuk yang tiba-tiba berhenti, Jin Hyun pikir mereka hampir sampai ke jalan
utama dan itu jalan yang cukup kasar dan kotor untuk berjalan tanpa alas kaki,
jadi menyarankan Soo Hyun mengunakan sandal yang dijual distand untuk sampai ke
hotel.
“Maafkan
aku, bersifat tidak sopan... Kakimu sepertinya... maksudku.. Tidak, bukan begitu.
Jadi Berapa ukuran sepatumu? Apa Sekitar 230mm? Atau Silahkan pilih, aku yang
bayar... Mana yang paling kau suka?” kata Jin Hyuk gugup. Soo Hyun menolaknya.
“Tapi Aku
akan membayarmu kembali untuk semuanya termasuk bir dan sepatu.” Kata Soo Hyun
“Maka aku
akan mencatat semuanya supaya kau bisa membayarku kembali.”balas Jin Hyun dan
bertanya mana sandal mana yang disukainya.
“Aku akan
memakainya sampai hotel saja, jadi terserah pilih yang mana saja” kata So Hyun.
Jin Hyuk
hanya tersenyum mendengarnya, karena
menurutnya kata "Terserah" adalah hal tersulit yang harus dilakukan
lalu memilih salah satu sandal yang menurutnya lucu. Soo Hyun sudah memilih terserah
jadi menyetujui saja. Jin Hyuk melihat sandal di kaki Soo Hyun memuji kalau kelihatannya
cukup cocok.
Sek Jang
terus mencari Soo Hyun dengan wajah panik karena tak menemukanya, Soo Hyun dan
Jin Hyuk seperti baru saja akan keluar dari ferry. Keduanya kembali berjalan, Soo Hyun memegang
perutnya yang lapar dan bertanya apakah Jin Hyuk punya uang lebih. Jin Hyuk
menagku punya cukup uang. Soo Hyuk ingin tahu cukup untuk apa.
“Cukup
membelikan makanan ringan untuk mengisi perut kosongmu.”goda Jin Hyuk yang
melihat Soo Hyun memegang perutnya yang lapar.
Akhirnya
mereka masuk ke dalam sebuah restoran, Soo Hyun mulai makan cemilan danberkomentar
kalau Makanan di cafe lebih baik daripada hotel. Jin Hyuk berkomentar kalau Soo
Hyun pasti sangat lapar jadi karen mengungkapkan
rasanya enak.
“Seleraku
terhadap makanan tak sesederhana ini.” Keluh Soo Hyun dan melihat ada sebuah
poster didepannya.
“Apa Kau
punya uang lebih? Apa Cukup untuk membeli dua tiket ke pertunjukan salsa?”
tanya Soo Hyun.
Jin Hyuk
terdiam lalu membuka tasnya dan mencari suatu lalu membuka uang simpan dalam
tempat rool film. Soo Hyun tertawa
melihatnya. Jin Hyuk seperti kesal dan langsung memasukan kembali. Soo Hyun
bingung kenapa Jin Hyuk malah memasukkannya lagi
“Kau
tertawa padahal bukan hal lucu, itu membuatku kesal.” Ucap Jin Hyuk seperti
merasa di ejek
“Kau juga
tertawa sebelumnya... Sebelumnya Kau tertawa, lalu bilang menggemaskan, dan aku
tertawa karena alasan yang sama. Apa itu yang disebut uang saku?” kata Soo Hyun
“Ini uang
saku anak laki-laki.” Jelas Jin Hyuk. Soo Hyun pun ingin tahu cara agar bisa
memakainya.
“Apa yang
kukatakan lebih lucu dari apa yang kau katakan. Kau tak perlu memasang wajah
polos.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun mengaku “tak berpikir itu lucu.
“Apa Kau
tak ingin menonton pertunjukan salsa?” tanya Jin Hyuk mengoda.
“Kau
harus menerima tanda terimakasihku nanti.” tegas Soo Hyun
“Tentu
saja. Kau harus membayarku kembali.” ucap Jin Hyuk. Soo hyun pun menyarankan
mereka untuk minum satu cangkir kopi lagi. Jin Hyuk setuju dan langsung pergi
ke meja kasir.
Keduanya
pun berjalan bersama, Soo Hyun berpikir kalau mereka tersesat mungkin salah membawanya
ke tempat pertunjukan salsa. Jin Hyuk menganguk kalau menyakinkan yang jalan yang
dipilihnya benar. Mereka pun masuk ke sebuah tempat dibalik tirai terlihat
seperti bar yang antik.
Di atas
panggung banyak penyanyi dan pemain band memainkan musik dan sepasang penari
menarikan salsa dengan licah. Soo Hyun terpesona karena tempatnya terlihat
bagus. Jin Hyuk pun sudah memilih sebuah meja dan memesan minuman.
Keduanya duduk
sambil menikmati minuman dan menonton tarian salsa. Tiba-tiba semua pengunjung
berdiri dan maju ke arah depan, mereka mulai menari mengikuti irama musik. Jin
Hyuk mengajak Soo Hyun untuk mengikutinya, walaupun Soo Hyun menolaknya tapi
akhirnya menuruti ajakan Jin Hyuk.
Jin Hyuk
seperti sudah biasa mendengar irama musik cuba, menari dengan sangat lincah
seperti warga lokal. Sementara Soo Hyun terlihat masih canggung, Jin Hyuk
mengulurkan tanganya, Soo Hyun ragu dan akhirnya mereka bergandengan tangan
lalu menarik mengikuti irama musik.
Sepatu
Soo Hyun digantung didepan tas Jin Hyuk, Sambil berjalan Soo Hyun Terima kasih
untuk hari ini, Jin Hyuk pikir merasa
bersenang-senang berkat Soo Hyun. Soo Hyun meminta agar Jin Hyuk memberikan
nomor telpnya karena akan memberimu kompensasi begitu pulang ke Korea.
“Tak
apa-apa... Anggap saja sebagai sikap murah hati yang diberikan oleh teman Korea
di negara asing.” Ucap Jin Hyuk
“Kau
terdengar seperti orang tua. Istilah semacam itu digunakan oleh ayahku.” Komentar
Soo Hyun. Jin Hyuk seperti tak menyadarinya.
“Sikapku
seperti orang tua, itulah yang dikatakan orang-orang.”akui Jin Hyuk
“Berhenti
membuatku memohon, berikan saja nomormu.” Kata Soo Hyun, Jin Hyuk pikir tak
perlu.
“Aku melakukannya
dengan maksud baik, tapi jika aku memberimu nomorku, seperti punya motif
tersembunyi.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun bingung kenapa maksudnya Motif
tersembunyi
“Kau
mungkin berpikir itu bertujuan untuk mendapatkan nomor wanita cantik.” goda Jin
Hyuk. Soo Hyun hanya bisa tersenyum.
Keduanya
sudah berada didepan taksi, terlihat keduanya gugup. Akhirnya Jin berani bicara
bertanya Berapa lama tinggal di Cuba karena Jika senggang esok pagi, maka bisa membelikannya
sarapan di kafe itu. Ia berpikir jika Soo Hyun membelikan sarapan akan menebus
segalanya.
“Aku juga
punya sesuatu untuk ditanyakan kepadamu.” Kata Jin Hyuk
“Kenapa
kau tak bertanya padaku sekarang?” pikir Soo Hyun.
“Aku ingin
bertanya kepadamu esok hari. Jadi Aku ingin menyempurnakan pertanyaanku
terlebih dahulu. Bagaimana jika jam 9 pagi?” kata Jin Hyuk
“Aku
mungkin tak bisa menepatinya. Karena Aku belum tahu jadwalku untuk besok.” Ucap
Soo Hyun
“Aku
hanya akan menunggu 30 menit lalu pergi jika kau tak datang. Jadi Jangan merasa
terlalu tertekan.” Ucap Jin Hyuk. Soo Hyun setuju.
Akhirnya
Soo Hyun naik ke dalam taksi, Jin Hyuk memberikan uang meminta sopir agar
mengantarkan ke Havana Hotel. Soo Hyun pun menaiki taksi dengan senyuman
bahagia, Jin Hyuk akan berjalan pulang teringat dengan sepatu Soo Hyun, tapi
teringat besok akan bertemu jadi bisa mengembalikanya.
Soo Hyun
akhirnya sampai ke hotel. Sek Jang menunggu di lobby berteriak marah dengan Soo
Hyun karena melakukan ini padanya dan ingin melihatku mati dalam kekhawatiran.
Soo Hyun binggung karena Sek Jang yang mencarinya.
“Kenapa
kau tak menjawab teleponmu?” tanya Sek Jang. Soo Hyun menjawab kalau kehilangan
tas dan ponselnya.
“Aku
merasa menyesal lalu kembali untuk bermain denganmu, lalu menemukan wadah pil
tidur yang terbuka, tapi orangnya tak ada.”cerita Sek Jang.
“Aku bisa
bersenang-senang sendiri, Sek Jang” ungkap Soo Hyun degan senyuman bahagia.
“Tak
pernah terbayangkan olehku sampai harus mencari ke setiap sudut Havana. Lalu Apa
yang salah dengan sepatumu?” kata Sek Jang.
Soo Hyun
teringat dengan sepatunya yang ada pada Jin Hyuk lalu hanya bisa tersenyum. Sek
Jang heran melihat Soo Hyun malah tersenyum sekarang. Soo Hyun mengaku kalau sepertinya
baru saja menjadi Cinderella. Sek Jang menyuruh Soo Hyun agar sadar.
Soo Hyun
dan Jin Hyuk masuk ke kamar masing-masing, tapi senyuman mereka terlihat sama
karena menikmati waktu yang bahagia.
Esok pagi
Soo Hyun
dengan wajah panik menemui Sek Jang bertanya apa ada masalah. Sek Jang
mengatakan Mereka menginginkan penandatanganan kontrak ulang, karena klausanya
ada yang kurang. Soo Hyun ingin tahu
Klausa yang mana. Sek Jang mengatakan kalau ini Tentang kebun.
“Ini
tentang mempertahankan ruangnya harus tampak persis.” Ucap Sek Jang
“Bukankah
kita memberitahu mereka, kita melestarikan taman itu?” kata Soo Hyun
“Ya. Kita
membuat perjanjian lisan, Tapi saya rasa mereka tiba-tiba ingin memasukkannya
ke dalam kontrak. Pemilik tanah hotel ini mengajukan keluhan.” Jelas Sek Yang
“Apa Itu
akan makan waktu berapa lama?” tanya Soo Hyun. Sek Yang tak berpikir itu akan
lama.
“Karyawan
mereka sedang dalam perjalanan sekarang. Kita masih punya banyak waktu CEO “
kata Sek Jang. Soo Hyun gugup meminta agar memeriksa keberadanya sekarang
melihat jam tanganya.
Jin Hyuk
sudah bergegas membawa tasnya, lalu melihat cafenya belum buka lalu berpikir
datang terlalu awal. Soo Hyun makin gugup melihat jam tanganya bertanya Berapa
lama lagi harus menunggu. Sek Jang pikir bilang sedang dalam perjalanan dan
akan menelpnya.
Akhirnya
pintu dibuka restoran, Jin Hyuk pun masuk ke dalam cafe tapi Soo Hyun belum
datang dengan wajah panik karena Ada
jadwal kereta yang harus dikejar. Akhirnya pegawai hotel datang meminta maaf
karena terlambat.
Soo Hyun
akhirnya mencoba membaca perlahan, Jin Hyuk tak bisa menunggu lagi karena harus
pergi sekarang lalu melihat ada note di papan restoran seperti meninggalkan
pesan untuk Soo Hyun. Saat keluar Jin Hyuk seperti berharap Soo Hyun datang
tapi tak melihat apapun.
“Aku
harus pergi sekarang, Tuan Puteriku dari "Roman Holiday".” Tulis Jin
Hyuk.
Jin Hyuk
menaiki kereta, pergi ke counter keberangkatan memberikan paspor dan juga
tiketnya. Saat sedang menunggu, Ia melihat sosok Soo Hyun berbaris dikelas
bisnis dan di depannya adalah Sek Jang. Ia mengingat kalau wanita itu yang
ingin menganti rugi kameranya.
Soo Hyun
melihat Jin Hyuk, keduanya akhirnya tersenyum dan memberikan anggukan sebagai
sapaan, tapi keduanya seperti sama-sama ingin saling menutupi kalau berkenalan.
Akhirnya
Jin Hyuk menunggu sebelum naik ke pesawat sambil mendengarkan musik. Soo Hyun
menemuinya, Jin Hyuk langsung tersenyum melihatnya. Soo Hyuk meminta maaf
karena tak menepati janjinya. Jin Hyuk pikir beruntungnya masih bisa bertemu
dibandara.
“Beberapa
masalah mendesak tiba-tiba muncul.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk pikir tak masalah.
“Aku juga
tahu kami-lah yang merusak kameramu dalam kecelakaan itu, maafkan aku karena
tak memberitahumu.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk seperti baru tahu kalau Soo Hyun
ada saat kejadian.
“Itu tak
rusak parah. Jangan khawatir.” Kata Jin Hyuk
“Sekretarisku
akan memesan tiket pesawat untukmu. Anggap saja sebagai kompensasiku, dan
naiklah di kelas bisnis.” Saran Soo Hyun
“Tidak, aku
hanya akan duduk di kursiku.” Ucap Jin Hyuk menolaknya.
“Aku bahkan
tak membelikanmu sarapan. Jadi Beri aku kesempatan untuk menebusnya.”kata Soo
Hyun Jin Hyuk tetap menolaknya karena
merasa baik-baik saja dan tak melakukan banyak hal sampai harus menerima
kompensasi seperti itu.
“Terima
kasih atas kemurahan hatimu tadi malam ketika aku benar-benar tersesat, sampai aku
bisa pulang dengan selamat. Aku penasaran apa kau dapat menerima kemurahan
hatiku sebagai balasan kali ini.” Kata Soo Hyun.
“Aku
bekerja paruh waktu untuk menyiapkan perjalanan ini. Aku menabung uang selama
satu tahun penuh. Jadi Aku ingin melihat berapa banyak yang dapat kulakukan
dengan uangku. Lalu Aku merencanakan perjalananku selama lebih dari sebulan.” Cerita
Jin Hyuk
“Berkat
itu, aku mengakhiri usia 20-an dengan perjalanan yang hanya membawa kenangan
indah. Harus terbang selama 17 jam di tempat duduk kelas ekonomi itu mungkin
tersiksa, tapi pengalaman itu adalah bagian dari perjalananku juga. Perjalananku
belum berakhir, aku hanya ingin mengakhirinya seperti yang direncanakan. Apa
itu jawaban yang cukup bagus?”jelas Jin Hyuk. Soo Hyun bisa mengerti,
“Aku akan
mempertimbangkan membalas budimu nanti pada saatnya... Aku pamit.” Kata Soo Hyun
Flash Back
[2 jam lalu]
Soo Hyun berlari
ke cafe tempat Jin Hyuk menunggu, tapi Jin Hyuk sudah tak ada dan waktunya
sudah lebih 15 menit dari setengah sembilan. Akhirnya ia pun keluar dengan
wajah sedih.
Sesampai
di korea, Soo Hyun dan Sek Jang turun dengan nyaman. Jin Hyuk sedang menunggu
bagasinya tak bisa menyapa Soo Hyun lalu teringat sesuatu lalu membuka tasnya.
Ia melihat kartu nama [Kepala Sekretaris
Jang Mi Jin] lalu kaget kalau bekerja di Donghwa Hotel.
Ia lalu
mencari keyword “Donghwa Hotel” dan
menemukan berita ["Donghwa Hotel
Mulai Ekspansi ke Kuba - Cha Soo Hyun Daepyo Menuju ke Kuba Secara
Pribadi"] Wajah Jin Hyuk melonggo tak percaya kalau Soo Hyun adalah CEO.
Soo Hyun
berjalan keluar bandara memebritahu Kamera itu yang mereka rusak kemarin adalah model 28 tahun lalu, tapi masih di
produksi jadi meminta agar mempersiapkan satu untuknya.
“Dan Juga,
kenangan 28 tahun akan sangat penting baginya, jadi pastikan jangan bersikap
kasar padanya.” Pesan Soo Hyun
“Bagaimana
kau tahu usia modelnya?” tanya Sek Jang. Soo Hyun hanya menjawabItu hanya
firasat dengan senyuman lebar.
Jin Hyuk
terlihat masih shock kalau Soo Hyun adalah CEO Hotel Donghwa, lalu menerima telp memastikan berbicara dengan
Kim Jin Hyuk. Jin Hyuk membenarkan, pegawai wanita mengaku dari Hotel Donghwa.
“Aku
menelepon untuk memberitahumu bahwa kau lulus wawancara akhir.” Kata Si wanita.
Jin Hyuk melonggo melihat Soo Hyun berjalan didepanya, sementara Soo Hyun tak
sadar kalau Jin Hyuk menatapnya.
[Epilog]
Jin Hyuk
duduk ditempat duduk di pinggir jalan, seorang pelaya memberitahu kalau ada
yang selalu duduk disana jadi meminta agar pindah duduk di tempat lain. Jin
Hyuk akhirnya pindah tempat duduk memesan sebuah minuman sebelum kejadian
tabrakan terjadi, seperti sudah ditakdirkan.
Bersambung
ke episode 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Baru episode 1 aja udah keyeeen abiis, gmn lanjutannya ya.. makiin penasarn semangat ya min...
BalasHapusMin.. episode 2 nya cptin dounk..
BalasHapussemangatttttt chingu.....
BalasHapus