PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 26 Februari 2017

Sinopsis Tomorrow With You.Episode 7 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Ma Rin seolah tak peduli memilih untuk pergi menemui pasangan kakek dan nenek untuk memberikan kue beras. So Joon pun mengikutinya merasa yakin kalau Ma Rin pasin tersentuh dengan kedatangan, Ma Rin mengelak seperti masih dongkol. So Joon meminta agar Ma Rin memikirkanya. Ma Rin bergegas memberikan kue beras pada nenek dan kakek. So Joon pun dengan bangga memperkenalkan Ma Rin sebagai istrinya.
Se Young membahas mengetahui dari Manager Chang kalau  So Joon datang.  Manager Chang membenarkan dan menyadari kalau mereka kenal dengan So Joon.  Se Young heran kenapa So Joon datang, Manager Chang pikir karena keduanya adalah pengantin baru  Meskipun tinggal bersama,  pasti tidak ingin terpisah sedetikpun.

So Joon dan Ma Rin datang bersamaan, So Joon seperti ingin memperlihatkan kemesraanya dengan memeluk Ma Rin.  Ki Doong pikir So Joon harusnya bilang kalau ingin datang. So Joon mengaku hanya  Kebetulan saja. Manager Chang pikir itu pasti karena merindukan isterinya, So Joon membenarkan dengan bersikap mesra pada Ma Rin.
“Kami sudah selesai dengan acaranya dan Ma Rin, pekerjaanmu juga sudah selesai, Sebaiknya kau pulang. Dia kemari menjemputmu.” Ucap Se Young sinis. So Joon pikir  datang tepat waktu.
“Aku belum selesai dan Kau bilang mau membantu jadi bantulah turunkan barangnya.” Ucap Ma Rin melihat truk barang datang, Manager Chang pun senang karena mereka  punya tenaga tambahan dan So Joon kelihatan punya tenaga besar.

So Joon menarik Ma Rin sedikit menjauh, mengaku kalau  tidak suka pekerjaan fisik dan Tidak cocok dengan karakternya. Ma Rin pun menyuruh So Joon pergi ke warnet atau pergi menjelajah waktu lalu bergegas pergi. So Joon pun mau tak mau mengikuti Ma Rin.

“Dia dikontrol oleh isterinya.” Komentar Se Young sini
“Kau kelihatan terlalu jelas sekarang.”balas Ki Doong, Se Young tak mengerti maksudnya
“Itu Jelas sekali kalau kau cemburu, Sekarang Ma Rin ada di sini dan Cobalah untuk tidak menampakkannya.” Pesan Ki Doong
So Joon membawa barang-barang nenek ke dalam rumah, Ma Rin menambahkan kotak lain dan senyuman lebar bisa membuat suaminya berkerja. So Joon pun terlihat kelelahan membawa semua barang.  Semua barang besar, secara bergotong royong dibawa masuk.


So Joon terlihat kelelahan, Se Young ingin memberikan minuman, Ki Doong yang melihatnya menarik temanya agar tak memberikan perhatian pada temanya yang sudah menikah. So Joon akhirnya mendekati Ma Rin ingin membantu istrinya, Ma Rin sedang menyiapkan kopi untuk orang-orang yang membantu. Tapi saat itu So Joon di panggil oleh pegawai lainya untuk membantu mengangkat lemari. Ma Rin pun tersenyum melihat suaminya yang mau membantu. 

Sek Hwang datang menemuia atasanya, Yong Jin pikir Sek Hwang itu memliki dataKota Jangho. Sek Hwang mengangguk dan menyayangkan kalau  proyek itu dibatalkan. Yong Jin terlihat marah karean tak ada yang dibatalkan, lalu meminta agar membawa data itu padanya.
“Siapkan pendaftaran lahan dan informasi lengkapnya.” Perintah Yong Jin
“ Tapi Presdir berkeras membatalkan proyek itu.” Ucap Sek Hwang
“Siapa yang berhak memutuskan proyek itu dibatalkan? Aku yang berhak! Cepat Bawa kemari !” ucap Yong Jin dengan nada tinggi. Sek Hwang pun tak bisa membantah. 

Doo Sik melihat sketsa atas rencana Yong Jin dan mengaku hanya dengar Jangho bisa menghasilkan banyak uang. Yong Jin memberitahu bahwa Perusahaan induk Grup LE dibangun di Jangho, hal itu tentu menimbulkan asumsi menguntungkan tapi So Joon  bersikukuh menolaknya dan tidak tahu alasannya.
“Kalau tidak berinvestasi, jelas kebodohan. Jadi, Presdir...” ucap Yong Jin disela oleh Doo Sik. Doo Sik pikir dirinya bukan presdir jadi lebih baik memanggilnya “Guru” saja.
“Baiklah, Guru... Jika kau ingin menghasilkan banyak uang, aku bahkan bersedia mempertaruhan nama mendiang ibuku atas proyek ini.” Ucap Yong Jin yang bersedia mempertaruhkan lehernya juga.

“Kenapa mempertaruhkan lehermu segala? Kau lebih baik santai saja” komentar Doo Sik. Yong Jin menawarkan Doo Sik minum.
“Saat ini diumumkan, maka aku jamin bisa menghasilkan keuntungan dua kali lipat. Jelas aku tahu kemampuan Presdir Yoo dalam bidang ini. Namun, kali ini Yoo So Joon 100% salah” kata Yong Jin
“Yoo So Joon sudah kehilangan kemampuan.Dia tidak mau berinvestasi di Jangho.Itu aneh sekali.” Ungkap Doo Sik, Yong Jin pun mengumpat So Joon memang bodoh.
“Baiklah, kalau begitu bagaimana kita mulai? Jika aku berinvestasi maka kau harus meninggalkan Myreits. Apa Kau siap memulai bisnismu sendiri?” tanya Doo Sik

“Tidak, aku berencana tetap di sana.” Ucap Yong Jin
“Jadi, apa kau berencana melakukan ini di belakangnya? Kalau uang yang jadi masalah, aku bisa mencukupinya” kata Doo Sik
“Bukan itu, tapi Ada beberapa hal yang membuatku harus tetap di perusahaan” jelas Yong Jin
Doo Sik pikir lebih berbahaya melakukannya diam-diam. Yong Jin pikir Tidak bahaya, karena ingin membuat semua investor mengucurkan dana ke Kota Jangho Setelah itu baru akan mulai membangun perusahaannya sendiri, ketika sudah mendapatkan kontrak tanahnya. Doo Sik pikir Yong Jin ingin mengambil alih semua klien Meyrits.  Yong Jin meminta agar DO Sik bisa mempercayai dan mempertimbankanya. Doo Sik mengaku akan memikirkanya.

So Joon dkk makan daging panggang bersama. So Joon yang terlalu lelah merasa sampai tidak bisa memakai sumpit. Ma Rin terlihat khawatir bertanya apakah So Joon merasa sakit. So Joon hanya berkata kalau semua Berkat seseorang. Ki Dong mengatakan akan menyetir dengan So Joon jadi keduanya bisa minum sepuasnya.
“Tidak boleh..” kata So Joon, Ma Rin dan Se Young berbarengan bertanya kenapa tidak boleh
“Apa Kalian tidak ingat kekacauan setelah kalian minum anggur waktu itu?” ucap So Joon
“Apa So Joon cukup baik untukmu? Dia sangat kekanakan, Pasti berat hidup bersama dia.” Ucap Ki Doong, Ma Rin tak ingin membahasnya memilih untuk mengambil air minum saja. 

Ma Rin mengambil air mengambilkan sebotol air lalu bertanya pada bibi apakah menjual plester pereda nyeri otot. Si Bibi pikir masih memiliki bekas dipakai oleh suaminya.
Sementara di meja, Se Young membahas kalau Ma Rin tidak tahu apa pun soal kau dan Happiness yang ia dengar dari ayahnya. So Joon mengatakan kalau Ma Rin sudah mengetahui itu dari ayah Se Young jadi tak perlu merasa khawatir.
“Tapi, Ma Rin mengira hanya dia dan ayahku yang tahu soal itu.. Dia tidak tahu kalau Ki Doong dan aku juga tahu, jadi kita harus hati-hati bicara” kata Se Young, So Joon seperti baru mengetahuinya.
“Astaga, kenapa wanita rumit sekali? Kenapa begitu penting siapa yang tahu apa atau tidak? Apa mereka baru puas kalau sudah tahu segalanya satu sama lain?” keluh So Joon kesal, Saat itu Ma Rin baru datang mendengar pembicaraan ketiganya.

“Hei, kalian itu sudah menikah!” tegas Ki Doong mengingatkan temanya.
“Aku bukannya memihak Ma Rin. Tapi aku juga benci kalau kalian berdua mulai berbisik-bisik. Seolah menyimpan rahasia sepertiku. Dan bagaimana bisa kami lebih tahu soal kau daripada isterimu?” ucap Se Young
“Bukankahitu wajar? Aku juga belum terlalu lama mengenal dia.” Kata So Joon
“Lalu bagaimana bisa kalian memutuskan menikah? Apa kau mencintai dia?”kata Se Young mengujinya. So Joon terlihat tak ingin membahasnya. 

Ma Rin datang langsung berkomentar kaalu Kelihatannya mereka sedang membicarakannya. So Joon menyangkalnya,  Ma Ri menaruh botol air lalu memberikan plester pereda nyeri agar di gunakan pada bahu So Joo dan pamit pergi.
“Bagaimana kau akan ke Seoul sendirian? Ayo kita pergi bersama.” Ucap So Joon menahan Ma Rin pergi
“Aku akan pergi sendirian.” Kata Ma Rin lalu bergegas pergi, So Joon hanya diam. Ki Doong langsung menyuruh So Joon agar mengejarnya. So Joon pun meminta maaf pada dua temanya lalu mengejar Ma Rin. 
So Joon mengejar Ma Rin ke depan parkiran, dengan menahan tanganya. Ma Ri meminta So Joon melepaskan tanganya karena hanya ingin pulang. So Joon binggung meminta Ma Rin mengatakan alasan karena bersikap terlihat sangat marah.
“Seperti yang Se Young katakan, Apakah kecewa karena teman-temanku lebih tahu banyak tentangku? Sudah kujelaskan semua, kau tahu segalanya.” Ucap Se Joon .
“Aku sendiri tidak tahu mengapa aku begitu marah dan terlukaAku hanya ingin pulang ke rumah,  jadi biarkan aku sendirian.”ungkap Ma Rin
“Sejujurnya, apa kau sungguh merasa terluka? Berapa lama kita saling mengenal? Bukankah memang perlu waktu untuk saling tahu lebih jauh? Harus seberapa keras aku mencoba untuk menyeimbangimu? Aku sudah jauh-jauh kemari untuk membuatmu merasa lebih baik.” Kata So Joon akhirnya ikut marah.

“Terima kasih sudah mencoba dan Kau tidak perlu memaksakan diri.” Kata Ma Rin sinis, So Joon menahan Ma Rin agar bisa mendengarkan ucapan sampai selesai.
“Aku bahkan tidak pernah terlibat langsung dalam Happiness,  Apa Tahu seberapa sulit buatku datang kemari?” kata So Joon, Ma Rin pikir karena So Joon tak mengatakan jadi mengetahuinya.
“Aku sangat penasaran, tapi kau tidak ingin membicarakannya.” Kata Ma Rin kesal. So Joon heran dengan yang dilakukan selain marah-marah
“Kau bahkan tidak menghargai upayaku dan  hanya mencoba mengubahku seperti yang kau inginkan. Apa Kau tidak melihat sisi baik dariku? Katakan, memang pernikahan ini membuatmu merasa rugi?” kata So Joon

“Aku tidak pernah menghitung untung rugi.” Ucap Ma Rin tak percaya So Joon mengatakan hal itu.
So Joon melihat tatapan Ma Rin meminta agar Jangan salah paham. Ma Rin merasa kalau So Joon beranggapan dirinya merasa untung dan suaminya itu dirugikan, terlihat binggung.
“Aku hanya ingin menjadi orang terdekat buatmu. Aku tidak menginginkan hal lain dan Hanya kau. Kalau itu saja terlalu serakah,  lalu cinta itu artinya apa?” kata Ma Rin, So Joon menahan Ma Rin agar tak pergi. Tapi Ma Rin tetap ingin pergi sendiri. 
Ma Rin naik bus sendirian mengingat kembali ucapan So Joon saat bertemu dengan Doo Sik “Kau bilang, takdirku akan berubah setelah menikah dan masa depanku akan berubah, tapi Aku rasa, hidupku jadi lebih tidak terduga dan rumit dibanding sebelumnya.” So Joon pun mengendari mobilnya terlihat benar-benar kebingungan dengan keadaanya sekarang malah semakin rumit. 


Se Young duduk bersama Ki Doong berkomentar  So Joon benar-benar aneh. Ki Doong mengeluh Se Young yang ikut sedih dengan melihat sekeliling mereka itu suasananya terlihat indah dan juga seger.
“Tapi, dia jauh-jauh datang, Itu pasti karena dia sangat menyukai Ma Rin. Saat aku menyinggung soal donasinya, dia tidak acuh dan berkata 'ya' saja. Dia bahkan tidak mendengar kata 'H' dari 'Happiness'.. Dia pasti begitu menyukai Ma Rin.” Ungkap Se Young, Ki Doong hanya diam saja. 

Ma Rin tertidur saat bus sudah sampai halte, sampai dibangunkan oleh sopir bus. Ketika akan berjalan keluar, tubuhnya langsung jatuh tak sadarkan diri.  So Joon kembali ke rumah melihat masih gelap, lalu melihat ke kamar Ma Rin yang belum sampai, wajahnya pun mulai khawatir.
So Ri datang dengan wajah panik ke rumah sakit mengingat pesan Ma Rin agar jangan memberitahu So Joon dan datang saja. Perawat memberitahu Ma rin terkena infeksi limpa, Ma Rin terlihat tertidur pulas.
“Kebanyakan pasien boleh pulang setelah 2-3 hari. Sebelumnya, suhu badannya sampai 40 derajat dan Bisa tinggi lagi saat dia tidur.  Jadi Tolong awasi dia.” Pesan Perawat, So Rin mengangguk mengerti.
“Jangan menelepon dia, So Joon, maupun ibuku.” Ucap Ma Rin saat perawat pergi.

So Rin pun melihat temanya yang tak tidur lalu ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya. Ma Rin hanya meminta maaf, So Ri binggung kenapa dirinya tidak boleh menelepon So Joon dan akan meneleponnya sekarang. Ma Rin hanya meminta agar jangan menelp suaminya lalu menarik selimutnya untu tidur dengan perasaan sedih. 
So Joon terlihat gelisah menunggu didepan rumah, lalu akhirnya masuk dengan mengingat perkataan Doo Sik “Segala sesuatu tidak berjalan baiksejak kalian menikah. Maaf karena mengatakan ini padamu. Kau harus kembali sekarang dan berpisah dengan Ma Rin. Ini demi kebaikanmu maupun Ma Rin Hanya ini yang bisa kukatakan padamu.”


Nyonya Cha sedang disalon melihat seorang anak kecil dengan tatapan sinis, menyuruhnya agar mengatakan "Beri aku nasi." Seolah-olah akan kabur dari rumah kalau tidak diberi nasi. Si anak pun mengikuti kata Nyonya Cha “Beri aku nasi.” Dengan wajah ketus.
“Dia cukup potensial.” Komentar Nyonya Cha. Si ibu terlihat tak percaya mendengarnya.
“Ada dua tipe anak. Pertama, yang melakukan karena disuruh. Kedua, atas keinginan sendiri. Dan Dia bukan keduanya. Aku belum pernah lihat seorang anak yang  menunjukkannya dengan jelas kalau tidak ingin melakukannya.” Ucap Nyonya Cha yang merasa melihat bakat Bap Soon dari kecil.
Soo Jon berada di kantor menelp Ibu mertuanya, Nyonya Cha merasa tersentuh karena Soo Joon itu pasti sibuk sebagai Presdir, tapi masih meneleponnya, dengan percaya diri kalau merindukan ibu mertuanya.
“Ahh... Iya. Tidak ada sesuatu yang terjadi, kan?” kata So Joon berusaha bersikap ramah, Nyonya Cha mengaku kalau baik-baik saja.
“Ibu sedang apa sekarang?  Apakah Sendirian?” tanya So Joon seperti igin mengetahui keberadan Ma Rin, Nyonya Cha mengatakan  sedang di salon dengan teman-temannya. So Joon pun mengakhiri telp dengan ibunya.
So Joon binggung karena Ma Rin tidak ke rumah ibunya, lalu berpikir kalau ia juga tidak ingin mencarinya dan memperbolehkan Ma Rin  pergi sesuka hatinya serta tidak akan mencemaskan, Ki Doong datang memberitahu kalau harus menghadiri rapat. 


Direktur Wang memberikan presentasi  membangun perumahan di di Annam-dong dan Bansan-dong karena sudah resmi dijadikan distrik khusus. Sementara So Joon sibuk dengan melacak lokasi dengan ponselnya.Yong Jin yang mendengar presentasi Direktur Wang langsung protes.
“Direktur Wang, kau coba memprediksikan masa depan di Annam-dong dan Bansan-dong. Pertaruhannya sudah sangat besar.  Kenapa berusaha menyeret kami ke dalamnya?” keluh Yong Jin
So Joon seperti tak peduli mencari Keyword istri yang kabur, pesan dari So Ri masuk “Ini teman Ma Rin, Oh So Ri. Ma Rin di rumah sakit sekarang.” Saat itu juga So Joon langsung berlari keluar dari ruangan, semua binggung melihat So Joon pergi dari rapat. 

So Joon pergi ke ruangan rawat melihat Ma Rin sudah mengunakan infusnya, So Ri melihat So Joon yang sudah datang meninggalkan keduanya. So Joon tak percaya melihat Ma Rin yang ada dirumah sakit dan bertanya apa sebenarnya yang terjadi dan seberapa parah kondisinya.,
“Mereka bilang aku boleh pulang setelah 2-3 hari dan Tidak terlalu parah rupanya.” Kata Ma Rin
“Kenapa kau membuatku sangat khawatir? Kau mestinya menelepon kalau sakit.” Ucap So Joon
“Kau juga biasa menginap di luar. Kenapa kau boleh sedangkan aku tidak boleh melakukanya?” kata Ma Rin sinis, So Joon menegaskan kalau ini berbeda.

“Aku...tidak merasa kau keluargaku. Aku merasa seolah harus menyembunyikan hal berat darimu, Karena kau pun seperti itu. Setiap waktu, kau terlihat seperti orang yang berbeda. Kupikir aku tahu segalanya tentangmu. Rupanya, tidak sama sekali. Rasanya, kau bukan milikku.” Ungkap Ma Rin
“Jadi, kau...tidak merasa dapat mengandalkan aku.Itu maksudmu.” Kata So Joon yang terlihat ikut menangis.
“Aku tidak tahu kesalahan apa yang sudah kulakukan Mungkin kita terlalu buru-buru menikah.Aku mempercayakan seluruh hidupku padaku. Apakah itu sebuah kesalahan? Aku selalu ketakutan dan cemas.” Ungkap Ma Rin
“Mungkin bukan kau yang salah. Aku yang bersikap tidak wajar. Aku yang salah.” Kata So Joon
“ Maafkan aku. Hari ini, aku ingin sendirian jadi Pergilah.” Kata Ma Rin,  So Joon pun memilih untuk keluar dari ruangan. 


Ki Doong menerima telp dai So Joon mengeluh yang dilakuan temanya tadi meninggalkan rapat seperti itu. So Joon mengatakan di Stasiun Namyeong sekarang. Ki Doong berpikir kalau So Joon akan pergi ke dunia lain.
So Joon mengatakan harus mencari tahu sesuatu. Ki Doong bertanya apa itu. So Joon juga tidak tahu dan Entah kapan bisa menyelesaikan masalah dengan Ma Rin, lalu merasa kalau pasti Ki Doong melihatnya sangat menyedihkan. Ki Doong pikir So Joon juga tahu jawabannya.

So Ri menceritakan So Joon seperti kehilangan semangat hidup karena sebelum pergi mengatakan "Aku penyebab Ma Rin stres" dan membuatnya merasa sangat sedih. Ma Rin yang sedang makan berpikir kalau So Joon itu hanya mencoba menjadi korban.  So Ri heran dengan temanya yang keras kepala.
“Kau harus katakan sebabnya padaku, agar aku bisa memberi solusi.” Ucap So Rin
“Tidak perlu. Aku hanya mau makan dan mengumpulkan energi. Aku tidak ingin jadi lemah dan depresi.” Ungkap Ma Rin
Saat itu So Joon masuk dikejutkan dengan Ma Rin sedang makandengan lahap, Ma Rin langsung terbatuk-batuk. So Joon pikir akan akan menunggu di luar. So Ri yang ikut kaget memberikan minum untuk teman yang tersedak. Ma Rin heran dengan So Joon yang datang disaat sedang makan dengan lahap. 

Ma Rin akhirnya keluar dari kamarnya, mengaku kalau tadi  adalah makanan pertamanya dan mengeluh So Joon yang  masuk tepat saat seperti itu. SO Joon berkomentar Wajah Ma Rin  kelihatan sangat kurus. Ma Rin mengaku kalau makan agar tetap hidup dan sebelumnya merasa sekarat.
“Jangan datang kemari lagi.” Ucap Ma Rin ketus.
“Apa Ada yang ingin kau makan lagi?” tanya So Joon seperti ingin mengajak berdamai
“Aku tidak berselera.” Kata Ma Rin, So Joon pikir pasti ada sesuatu yang ingin di makan dan akan membelikanya.
“Bawakan buah beri gunung.” Kata Ma Rin, So Joon akan pergi, Ma Rin merasa So Joon tidak tahu apa-apa soal tanaman karenan tak akan mendapatkan di musim gugur.
“Situasi ini tidak bisa membaik hanya dengan makanan. Jangan coba menyelesaikan dengan makanan. Lebih baik pulang saja” kata Ma Rin ketus.
“Aku bisa membelikannya untukmu dan Akan kubelikan.” Tegas So Joon menatap Ma Rin penuh keyakinan. 

So Joon datang dengan sekeranjang buah beri, Ma Rin melonggo So Joon bisa mendapatkanya. So Joon mengaku baru pergi dari tempat yang sangat jauh lalu bertanya apa lagi yang ingin dimakan.
“Sup mugwort... Dengan ikan segar, baru ditangkap.” Kata Ma Rin, So Joon akan segera keluar.
“Kau tidak akan bisa mendapatkannya, itu Hanya ada di musim semi. Ikan segar yang baru ditangkap.” Kata Ma Rin. So Joon meminta Ma Rin menunggu saja.

Ma Rin melonggo melihat So Joon membawa semangkuk Sup mugwort, So Joon memberitahu kalau Ikannya benar-benar baru ditangkap. Sebuket bunga ada di depan jendela, Ma Rin melihat itu bunga Freesia yaitu bunga musim semi, So Joon tahu itu bunga kesukaan Ma Rin.  Ma Rin menaruh dalam vas  bunga tulip, So Joon menegaskan kalau Tidak ada yang tak bisa didapatkan untuk Ma Rin. 


So Joon berdiri didepan monumen kecelakaan kereta, menelp Ma Ri kalau sup yang diminta berlebihan. Ma Rin juga tak tahu karena hanya mendapatkannya di dunia maya. So Joon mengodanya kalau Ma Rin meminta saja untuk diambilkan bintang padanya. Ma Rin mengaku sempat memikirkan hal iytu.
“Apa Kau ingat di subway saat kita pertama kali bertemu? Insiden Stasiun Namyeong.” Ucap Soo Joon, Ma Rin mengatakan mengetahuinya.
“Aku sedang ikut orang tuaku saat itu. Mereka memaksaku ikut ke suatu tempat, yaitu Amal makanan.” Cerita So Joon
“Kudengar, mereka mengelola Happiness saat masih hidup.” Kata Ma Rin, So Joon pikir bukan mengelola karena anggotanya hanya segelintir orang.
“Bagaimanapun, aku dipaksa ikut sekali-dua kali sebulan. Hari itu, Ayahku memintaku membantu bersih-bersih setelah acara. Lalu, secara tidak sengaja bertemu denganmu. Aku mengikutimu karena tidak ingin membantu.” Cerita So Joon 

Flash Back
Ma Rin yang ingin memastikan fotonya tak diambil mengajak keluar dari kereta. So Joon pun dengan senyuman setuju untuk keluar dari kereta untuk membuktinya. Kedua orang tua So Joon yang melihat anaknya keluar memanggilnya.
“Mereka memanggilku, tapi aku tidak peduli.” Cerita So Joon mengingat saat itulah terjadi kecelakaan yang menewaskan orang tuanya.
“Itu bukan kesalahanmu.” Ucap Ma Rin terlihat shock mendengarnya.
“Tentu saja, tapi dari sudut pandang orang tuaku...” ucap So Joon sambil menangis, Ma Rin ikut sedih meminta agar So Joon, jangan teruskan.
“Dari sudut pandang orang tuaku, saat terakhir mereka melihatku. Aku melarikan diri seperti anak kecil. Mereka meninggal dengan rasa kecewa terhadapku. Aku masih tidak suka harus memikirkan tentang hari itu dan tidak suka membicarakannya. Setelah hari itu... banyak hal terjadi padaku.” Cerita So Joon
Ma Rin ikut menangis mengetahui dibalik cerita itu, So Joon lalu bertanya apakah mereka bisa bertemu sekarang dan meminta izin untuk menemuinya. Ma Rin pun meminta agar So Joon segera datang.  So Joon mengaku mungkin tidak bisa mengucapkannya langsung di depan Ma Rin jadi akan mengatakan di telp saja.
“Saat itu... ketika kau mengatakan bahwa kau bahagia selamat bersamaku. Kau berterima kasih padaku karena selamat bersamamu. Aku bersyukur mendengarnya.” Ucap So Joon. Keduanya sama-sama menangis mengetahui kisah yang orang tua So Joon.


Ma Rin mencuci wajahnya setelah menangis, terlihat matanya yang sedikit bengkak. Lalu keluar dari ruangan seperti menungggu So Joon datang. So Joon tiba-tiba memanggil Ma Rin saat akan naik lift. Keduanya saling menatap dengan mata berkaca-kaca. So Joon memeluk Ma Rin dengan erat seperti bahagia bisa membagi cerita yang selama ini disimpannya sendiri.
Bersambung ke episode 8

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar