PS : All
images credit and content copyright :MBC
Penyidik
Jo ingin mengajukan pertanyaan setelah So Hee meninggal, tiba-tiba Hee Kyung
menghentikanya, karena Korban lain telah ditemukan lagi dan sedang menuju ke
Korea sekarang. Penyidik Oh kaget mengetahui kalau ada korban selamat lainya.
Hee Kyung
berbicara di telp ingin tahu Siapa
korban yang lain itu, tapi orang yang ditelpnya tak ingin memberitahu. Hee
Kyung kesal karena orang itu meremehkan mereka karena tidak memiliki otoritas. Penyidik Oh yang ada
di dalam mobil hanya diam saja, Bong Hee duduk disamping Hee Kyung memikirkan
siapa yang menjadi korban selamat berikutnya.
Hee Kyung
melihat ada beberapa orang sudah berjaga, dan ingin masuk. Pengawal melarangnya
karena tidak bisa membiarkan siapa
pun masuk hari ini. Penyidik Oh ingin
marah, tapi Hee Kyung menahanya, karena mereka tak dianggap lebih baik tunggu
saja apa yang terjadi nanti.
“Bong
Hee, apa kau berharap korban lainnya
yang selamat itu Seo Joon Oh?” kata Penyidik Oh melihat wajah Bong Hee terlihat
benar-benar berharap.
“Sepertinya
memang dia korban yang selamat. Disana
ada manajernya Seo Joon Oh.” Ucap Bong Hee melihat manager Joon Oh yang dulu
bersamanya sudah menunggu kedatangan didepan mobil.
Langkah
kaki keluar, Betapa terkejutnya Bong Hee ternyata yang keluar adalah Tae Ho
bukan Joon Oh. Tae Ho dengan mata dinginya berjalan, Hee Kyung melihat
kalau Korban yang selamat ternyata si
pembunuh,lalu sengaja menerobos masuk dari pengawal.
“Choi Tae
Ho.. Aku Ketua Jo Hee Kyung dari Komisi
Investigasi Khusus. Jadi Selama ini kau kemana saja? Waktu kemunculanmu sangat luar
biasa. Apa Kau tahu itu?” ucap Hee Kyung
dengan nada sinis, Tae Ho pura-pura tak mengerti.
“Untuk
mengucapkan selamat karena kau datang
hidup-hidup..., apa aku harus
memelukmu?” ucap Hee Kyung lalu memeluk Tae Ho yang terlihat masih gugup.
“Katanya
kau membunuh Yoon So Hee.” Bisik Hee Kyung dan berkata kalau mereka akan saling
bertemu. Tae Ho langsung menatap dingin dan masuk ke dalam mobil dengan lirikan
sinis pada Bong Hee.
Bong Hee
dan Joon Oh berjalan bersama di hutan, Bong Hee pikir semua orang sepertinya
sangat terkejut. Atas apa yang terjadi pada So Hee dan Yul. Joon Oh tahu semua merasa
takut karena Semua orang yang bersama mereka pergi satu per satu.
“Mereka
mungkin juga berpikir "Kita bisa mati di sini tanpa pernah diselamatkan." Merasa takut itu
normal.” Kata Joon Oh
“Ya,
memang normal. Walaupun begitu, kita harus tetap semangat. Ayo kita pergi dari
sini tanpa terluka. Kau juga harus
hati-hati...” ucap Bong Hee binggung karena tak melihat Joon Oh ada
dibelakangnya.
Joon Oh
jatuh masuk ke dalam lubang yang dijadikan jebakan dalam lubang, Bong Hee
mencarinya binggung kenapa Joon Oh ada dalam lubang, Joon Oh mengatakan kalau
dirinya itu tak ingin jatuh tapi memang tak sengaja jatuh.
Bong Hee
ingin menolong Joon Oh naik keatas, tapi Joon Oh malah menemukan sebuah tulang
ikan, Bong Hee ingin meminta Joon Oh memberikan padanya agar bisa melihat
dengan jelas. Joon Oh yang melihat tulang sangat besar berpikir kalau itu
memang tulang ikan yang besar.
Mereka
akhirnya menyurun tulang ditahan, tapi bentuknya seperti hewan berkaki empat
yang besar. Joon Oh dengan yakin kalau itu tulang kelinci, karena Ki Joon bilang
kelincinya besar tapi tidak menyangka ternyata sebesar ini.
“Ini bukan
kelinci, coba kali lihat Tulangnya di sebelah sini.” Kata Bong Hee, tapi Joon
Oh tetap yakin kalau itu kelinci.
“Tidak,
sepertinya ini tulang babi.Aku ini suka sekali makan kaki babi.Ini pasti tulang
babi.Ini tulang kaki depannya. Kaki depan yang paling enak dan Kau harus
memakannya pakai tangan. ” Ucap Bong Hee, Joon Oh mengaku kalau kaki belakang
yang paling enak.
Keduanya
saling adu mulut bagian kaki mana yang paling enak, Joon Oh akhirnya mengalah
bertanya-tanya kenapa bisa ada disini tulang-tulang itu. Bong Hee pikir itu
sama seperti Joon Oh tadi. Joon Oh pun berpikir agar mereka bisa menunggu dan
melihatnya sampai babi itu jatuh. Bong Hee dengan penuh semangat kalau mereka
menangkapnya maka cbisa makan daging.
Joon Oh pun ikut senang menendenganya karena bosan makan dari laut terus.
Ji Ah
menjemur pakaian merasa kalau Celananya masih saja kotor menurutnya percuma
untuk mencucinya. Ki Joon datang sengaja mengunakan bunga untuk wangi pada
tubuhnya, Ji Ah malah heran dengan bau yang dipakai oleh Ki Joon.
“Ji Ah Jangan
lakukan itu.” Ucap Ki Joon, Ji Ah tak mengerti maksudnya. Ki Joon pikir Ji Ah
sudah tahu masuknya karena masih mengingat saat menciumnya kemarin.
“Jangan
bertingkah di depan CEO, sebelum aku
emosi. Aku tahu kau bercanda, tapi
bibirmu itusangat berharga, kau tahu itu?” kata Ki Joon .
Lalu
teringat saat Bong Hee mengatakan kalau jangan merasa tertekan dan Ji Ah yang
ingin minta maaf karenatidak sungguh-sungguh melakukannya. Ki Joon mengatakan
kalau dirinya juga tidak terbawa perasaan
“Jadi
Jangan lakukan itu lagi. Ini tidak lucu, Kencan itu bukan lelucon. Jika kau
bercanda soal itu lagi..., nanti kita pacaran sungguhan.Kau tidak tahu saja apa kemampuanku. Aku ragu kau pasti
kaget. Aku ini sangat jantan tapi juga
orang yang sederhana.” Tegas Ki Joon sedikit membangkan dirinya lalu pergi
meninggalkan Ji Ah
“Bagiku
Pacaran juga tak masalah” komentar Ji Ah
merasa kalau pacaran dengan managernya tak masalah.
Ji Ah
menjemur pakaian merasa kalau Celananya masih saja kotor menurutnya percuma
untuk mencucinya. Ki Joon datang sengaja mengunakan bunga untuk wangi pada
tubuhnya, Ji Ah malah heran dengan bau yang dipakai oleh Ki Joon.
“Ji Ah Jangan
lakukan itu.” Ucap Ki Joon, Ji Ah tak mengerti maksudnya. Ki Joon pikir Ji Ah
sudah tahu masuknya karena masih mengingat saat menciumnya kemarin.
“Jangan
bertingkah di depan CEO, sebelum aku
emosi. Aku tahu kau bercanda, tapi
bibirmu itusangat berharga, kau tahu itu?” kata Ki Joon .
Lalu
teringat saat Bong Hee mengatakan kalau jangan merasa tertekan dan Ji Ah yang
ingin minta maaf karenatidak sungguh-sungguh melakukannya. Ki Joon mengatakan
kalau dirinya juga tidak terbawa perasaan
“Jadi
Jangan lakukan itu lagi. Ini tidak lucu, Kencan itu bukan lelucon. Jika kau
bercanda soal itu lagi..., nanti kita pacaran sungguhan.Kau tidak tahu saja apa kemampuanku. Aku ragu kau pasti
kaget. Aku ini sangat jantan tapi juga
orang yang sederhana.” Tegas Ki Joon sedikit membangkan dirinya lalu pergi
meninggalkan Ji Ah
“Bagiku
Pacaran juga tak masalah” komentar Ji Ah
merasa kalau pacaran dengan managernya tak masalah
Bong Hee
duduk dibalik tanaman dengan wajah sudah disamarkan dengan tanah, lalu bertanya
pada Joon Oh Apa mereka menyamarnya sudah benar seperti ini. Joon Oh yang hanya
terlihat bagian kepala menceritakan Ketika
wajib militer (wamil) dulu harus bersembunyi di hutan bahkan Pemimpin pasukan
buang air kecil di tubuhnya, karena mengira dirinya pohon. Bong Hee tak percaya
mendengarnya.
“Makanya
penyamaran itu sangat hebat dampaknya. Kemiliteran ingin mempekerjakanku. Ada
alasan kenapa pria melayani...” ucap Joon Oh yang percaya diri langsung berdiri
karena merasaka dirinya yang tertusuk dibagian leher.
Bong Hee
langsung keluar dari penyamaranya melihat ke bagian leher Joon Oh. Keduanya
akhirnya duduk, Bong Hee bertanya Apa semua pria itu seperti Joon Oh kalau
mereka semua berbohong soal apa yang dilakukan waktu wamil. Joon Oh mengaku
kalau itu semua bohong.
“Mataharinya
sudah terbenam dansemakin dingin. Kau balik duluan saja. Aku saja yang menunggu
disini.” Ucap Joon Oh
“Aku tidak
akan meninggalkanmu di sini dan tidak akan pergi. Akujuga akan menunggu disini.”
Kata Bong Hee
“Kenapa?
Padahal kau kelihatan cemas.” Ucap Joon Oh
“Kau
pernah bilang jangan lakukan apapun sendirian tapi aku harus tetap di dekatmu.
Aku sekarang melakukan apa yang kau bilang padaku itu. Aku ini bukan wanita
Joseon. Apa kau pikir aku dekat-dekat
padamu itu artinya aku ingin minta bantuanmu atau minta makan padamu? Itu bukan
tipeku. Aku bukan orang seperti itu.” Akui Bong Hee
“Jadi
mulai sekarang kita harus bersama-sama. Kita harus saling melindungi dan tidak boleh jauh-jauh satu sama lain. Kau
akan melindungiku dan aku akan
melindungimu.” Ucap Bong Hee
Joon Oh
menatap Bong Hee lalu melepaskan jaketnya merasa kalau sudah makin gelap dan
dingin dan memakaikannya pada Bong Hee. Ia berkata kalau Bong Hee boleh meminta
bantuan dan boleh meminta ingin diselamatkan, serta boleh minta makan padanya,
karena ia akan mengurus semuanya, jadi jangan
menghilang dari pandangannya.
“Setelah
kecelakaan itu..., kaulah pertama kali yang kulihat waktu aku terbangun. Jika
kau menghilang Atau jika ada yang terjadi padamu..., pasti sangat berat bagiku.
Jadi... Jangan mencoba melindungi diriku. Biarkan aku yang melindungimu, Sampai
kita keluar dari sini.” Pesan Joon Oh
Bong Hee
tersenyum mendengarnya, keduanya saling menatap seperti tumbuh rasa cinta lalu
terdengar suara dari dalam lubang, keduanya langsung berpikir itu pasti babi
dan harus menangkapnya.
Keduanya
sudah siap untuk menangkap babi dengan membawa batu. Tapi terdengar seseorang
dari dalam lubang meminta agar tak melemparnya dengan batu. Bong Hee dan Joon
Oh kaget karena dalam lubang itu manusia bukan babi.
Tae Ho
duduk dalam mobil dengan mata pembunuh berdarah dingin menanyakan bagaimana
keadaan CEO Hwang. Direktur Park mengatakan kalau masih dalam keadaan kritis
dengan mengingat saat alat berat menimpa mobil kakaknya.
“Siapa
yang akan membayangkan dia masih hidup di dalam mobil itu? Walaupun begitu, kata dokter kemungkinannya kecil dia
akan sadarkan diri. Jadi Jangan terlalu khawatir.” Ucap Direktur Jang
“Aku
khawatir.Direktur Jang, belum ada hal yang beres... yang kau lakukan hingga
sekarang.” Ucap Tae Hoo menyindir, Direktur Jang terlihat kesal
“Apa
ucapanku salah? Kau saja tak bisa menyingkirkan Bong Hee. Bahkan membiarkan dia
kembali hidup-hidup.” Kata Tae Hoo sinis, Direktur Jang beralasan kalau itu hanya
tidak tahu saja.
“Itu
bukan alasan. Kau cuma beruntung saja karena dia itu hilang ingatan. Wanita
yang kulihat tadi itu... Dia tahu kalau aku membunuh Yoon So Hee.” Ucap Tae Hoo
Direktur
Jang kaget karena Hee Kyung bisa mengetahuinya, lalu berpikir kalau ingatan Ra
Bong Hee telah pulih. Ia pikir yang akan mengurusnya karena tahu bagaimana
cara menangani pejabat publik dan bisa
membalikkan keadaan ini saja. Tae Ho menegaskan Tak ada satu orang pun dari pulau itu yang boleh hidup.
“Ra Bong
Hee... Dia juga tidak boleh hidup.” Ucap Tae Ho dengan mata dinginya sudah siap
membunuh Bong Hee.
Hee Kyung
memutuskan untuk mengadakan konferensi pers saja dan mengungkapkan bahwa
Choi Tae Ho yang membunuh Yoon So Hee,
lalu bertanya pada Bong Hee untuk memastikan kalau bisa melakukannya, Bong Hee terlihat sedikit
gugup.
“Aku bertanya
apa kau bisa menangani konferensi pers nanti. Sebelumnya Kau bilang kau yakin.”
Ucap Hee Kyung, Bong Hee mengaku dirinya sudah yakin akan melakukan konferensi
pers.
“Kita
pesan tempat dulu dan dia harus dibawa ke salon kecantikan.” Ucap Hee Kyung, penyidik
Oh mengerti.
Penyidik
Oh lalu berkomentar kalau saat ini terlalu cepata, Hee Kyung binggung apa
maksud ucapanya. Penyidik Oh menjelaskan Choi Tae Ho... baru saja kembali dan
menurunya dengan mencela Tae Ho sebagai pembunuh begitu saja sepertinya agak...
Hee Kyung mengingatkan Penyidik Oh kalau
Sudah berapa lama ini sejak Yoon So Hee
meninggal dan itu sudah tiga bulan.
“Kau
tahu, setiap kasus pidana pasti selalu... tentang si korban. Soal Choi Tae Ho
yang baru saja kembali hari ini, itu tidak penting bagi kita. Yang penting bagi
kita adalah waktu tiga bulan yang ditunggu Yoon So Hee. Kita harus punya
rasa hormat terhadap mendiang So Hee”
tegas Hee Kyung, Penyidik Oh menganguk mengerti lalu mengajak Bong Hee pulang.
Jaksa Yoon
melihat berita dari tabnya [Choi Tae Ho
Muncul Kembali Hidup-Hidup Secara Diam-Diam] lalu melihat papan logo jaksa
sedikit agak mirip dan memperbaikinya dengan slogan jaksa[Kejujuran, Kebenaran,
Keadilan, Hak Asasi Manusia, Integritas]
Hee Kyung
baru saja turun dari mobil dan masuk ke dalam gedung, Jaksa Yoon menelp dengan
menyindirnya kalau pasti sibuk belakangan ini. Hee Kyung pikir Jaksa Oh juga
seperti itu, karena sama-sama sibuk labih baik
langsung ke intinya saja
Ini soal
siapa pembunuhnya menurut pernyataan Bong Hee.” Ucap Jaksa Yoon kembali melihat
berita Tae Ho yang kembali ke korea Secara Diam-Diam
“Jadi Siapa
pembunuhnya?” tanya Jaksa Yoon penasaran, Hee Kyung berkomentar kalau Jaksa
Yoon itu ternyata ingin tahu tentang banyak
hal dan meminta agar menunggu sampai besok karena akan tahu segalanya ,lalu
mengumpat kesal pada Juniornya yang tak hormat dengan sikap sombong.
Salah
seorang Junior datang membahas tentang sesuatu yang diperintahkan yaitu Pasien
di rumah sakit di Cina. Jaksa Yoon mengingatkan dan bertanya apakah sudah
mencari tahu siapa orang di kamar rumah sakit itu. Seorang staf rumah
sakit masuk ke dalam ruangan dan diam-diam mengambil foto dari celah pintu.
“Menurut
salah satu staf rumah sakit...” ucap juniornya binggung, Jaksa Yoon heran
karena juniornya tak bisa mengatakannya berpikir kalau itu adalah CEO Hwang.
“Ternyata
dia adalah Choi Tae Ho.” Ucap juniornya yang bisa mengambil foto pasien yang
terbaring adalah Tae Ho.
“Jadi
maksudmu Choi Tae Ho...sengaja menunda kepulangannya ke Korea? Tapi kenapa?”
kata Jaksa Yoon.
“Aku
masih belum tahu soal yang itu.” Ungkap juniornya, Jaksa Yoon pun membandingkan
foto Tae Ho
Hee Kyung
baru saja naik lift ketika ingin menekan tombol sudah ada yang menekanya dan
terlihat Direktur Jang sudah berdiri dibelakangnya dengan menyapanya dan
memastikan kalau wanita itu Ketua Jo Hee Kyung dari Komisi Investigasi Khusus.
Hee Kyungmembenarkan dan mengenal Direktur Jang. dari Legend Entertainment.
“Ya. Aku
Jang Do Pal.” Ucap Direktur Jang memperkenalkan diri, Hee Kyung mengaku masih
mengingatnya.
“Ada apa
kemari?” tanya Hee Kyung, Direktur Jang mengatakan Choi Tae Ho ingin bertemu secara pribadi.
“Kenapa
dia ingin bertemu denganku? Aku bukan penggemarnya.” Komentar Hee Kyung
“Kenapa kau
tidak melihatnya saja dulu? Aku akan mengantarmu
ke tempat yang bagus.” Kata Direktur Jang merayu.
Hee Kyung
datang ke sebuah restoran dan Tae Ho sudah menunggunya, lalu Direktur Jang pun
meninggalkan mereka berdua. Hee Kyung pikir mereka akan sering bertemu tapi
tidak menyangka akan bertemu lagi secepat ini, lalu bertanya ada apa ingin
bertemu denganya.
“Apa kau
ingin menyerahkan diri?” sindir Hee
Kyung karena yakin Tae Ho sebagai pembunuhnya.
“Bukan
aku, Ketua Jo.... Anda keliru. Aku tidak membunuhnya.” Ucap Tae Ho dengan wajah
menyakinkan. Hee Kyung pun ingin tahu siapa pembunuh sebenarnya.
“Siapa di
antara kalian yang membunuh Yoon So Hee?”
tanya Hee Kyung penasaran.
“Wah, kau
cukup hebat juga, Pondok yang dia bangun juga lumayan.” Komentar Joon Oh
“Ketika
aku sadarkan diri..., berada di sebelah pesawat..., jadi mengambil semua pakaian
dan makanan yang ada di sana dan membuat pondok sendiri.” Cerita si pria, Bong
Hee melihat ada daging asap dan memintanya
“Aku saja
tidak percaya telah bertahan sekian
lama. Bukankah kecelakaannya itu beberapa
bulan yang lalu?” kata si pria, Bong Hee pikir seperti itu juga.
“Cuaca
tidak bisa diprediksi belakangan ini dan semakin dingin saja. Pasti berat
bagimu bertahan di luar sini.” Komentar Bong Hee bisa mengetahuinya
“Saat aku
rasanya sudah putus asa sekali..., akhirnya bertemu kalian berdua seperti ini.” Ungkap si pria
Joon Oh
mengaku kalau lebih suka ketemu babi daripada pria itu, dengan suara berbisik.
Seperti sang pria sedikit mendengarnya, Joon Oh akhirnya mengalihkan kalau
mungkin sudah kesusahan berada disini dan pasti
beruntung. Si pria mengaku senang bertemu dengan Joon Oh.
“Aku
seorang reporter dari Harian Myeongsung, Kim Ki Wan.” Kata Ki Wan
memperkenalkan dirinya,
“Kau
rupanya reporter, Pantas saja kau kelihatan tak asing. Apakah kau mewawancarai
aku sebelumnya?” ucap Joon Oh bangga
“Aku
sudah pernah mewawancarai Yul dan Choi Tae Ho, tapi belum pernah
mewawancaraimu.” Ujar Ki Wan
Bong Hee
tiba-tiba datang membawa sebuah radio pemancar dengan telp. Joon Oh melihat
kalau itu rongsokan. Ki Wan mengatakan kalau ini memang radio berpikir kalau
Joon Oh itu tidak pernah wamil atau menghindari wamil, Joon Oh mengaku kalau
ada di band militer lalu bertanya apakah ini masih menyala.
Akhirnya
radio dibawa ke tempat mereka berlindung, Direktur Hwang yang melihatnya
bertanya-tanya darimana mendapatkan radio itu. Ki Wang menceritakan akalu Sepertinya
ada sebuah pangkalan militer dan Ada lubang di hutan ini. Ia mengingat saat
berjalan melihat ada sebuah radio yang tertinggal. Ki Joon penasaran apakah ini
masih ada sinyalnya.
“Pondok
ini juga kelihatannyabekas tempat tinggal tentara.Apa kau menemukan sesuatu
yang lain seperti ini?” tanya Ki Wan
“Kami
tidak menemukan sesuatu yang istimewa.” Ucap Joon Oh.
Semua
terlihat kebinggungan cara mengunakan, Direktur Hwang teringat dengan Ho Hang
yang dulu kuliah tekni jadi mungkin bisa memperbaikinya. Bong Hee mengingat
kalau Ho Hang tidak makan lagi, berpikir
akan memberikan makanan lainya. Direktur Hwang pikir tak perlu.
“Sekretaris
Tae kenapa? Apa ada yang terjadi?” tanya Ki Wan penasaran,Joon Oh mengaku kalau
ini bukan masalah besar hanya badanya
yang agak sakit.
“Choi Tae
Ho juga masih hidup.” Ucap Ki Wan melihat Tae Joo berjalan pergi ke arah lain.
Ki Wan
menyapa Tae Ho yang pergi ke bagian rumah lainya, Tae Ho yang tak mengenal pria
itu bertanya siapa itu. Ki Wan memberitahu
akan tinggal bersama kalian mulai
dari sekarang dan menyapanya.
“Kau
belum menjawab pertanyaanku, kau siapa?” ucap Tae Ho
“Aku
bekerja sebagai reporter sebelum terdampar di sini..., tapi itu tak penting
lagi. Kau boleh memanggilku apa saja. Jangan sungkan memanggilku Ki Wan. Bahkan
Memanggilku "Hei", juga boleh.” Ucap Ki Wan lalu berjalan pergi.
“Tadi dia
bilang Reporter?” ucap Tae Ho mengerutkan dahinya.
Ki Joon
dkk sedang mengobrol dan tertawa didepan api unggun. Ki Wan menceritakan sebuah
hubungan Aktris itu pacaran dengan seorang penyanyi yang takkan berhasil. Joon
Oh merasa tak percaya kalau berteman dengan artis itu.
Diam-diam
Tae Ho menatap sinis kearah Ki Wan lalu berjalan mendekati Joon Oh, mengajak
bicara sebentar. Joon Oh sempat binggung tapi akhirnya mengikuti Tae Ho pergi
ke sisi yang lainya.
Tae Ho
bertanya siapa sebenyara orang itu, Joon Oh mengatakan kalau itu Kim Wan
seorang reporter kalau ia naik pesawat mereka. Tae Ho heran dengan Joon Oh
yang tak masalah membawa orang bahkan tidak kenal dengan dia.
“Dia akan
mati dalam waktu singkat jika kita
meninggalkannya di luar sana sendirian. Mana bisa aku meninggalkannya?” ucap
Joon Oh yang memiliki hati nurani.
“Tapi dia
kelihatan cukup kuat buat bertahan hidup sendirian. Apa kau sungguh percaya dia
itu reporter?” ucap Tae Ho curiga.
Joon Oh
pikir Kalau ia juga bukan reporter, menurutnya tak ada masalah, seperti sangat
heran dengn sikap temanya lalu berjalan pergi.
Ji Ah
menyuruh Ho Hang bangun merasa kalau tak memapan karena tubuhnya yang gemuk.
Joon Oh pikir Ho Hang akan sakit, kalau terus seperti ini. Ho Hang yang hanya
berbaring mengaku baik-baik saja.
“Ahjussi,
ini kesempatan terakhirmu. Kau nanti tidak dapat makanan kalau kau mengemis
sekalipun.” Kata Ji Ah. Ho Hang akhirnya bangun, menyuruh mereka melakukan hal
yang lain karena bisa makan sendiri.
“Kami
akan membiarkanmu..., tapi lupakanlah hal itu. Bukan kau yang membunuh So Hee.”
Ucap Ji Ah, Bong Hee sempat memperingatkan nya.
“Ahjussi
tidak salah apa-apa.” Tegas Ji Ah, Ki Wan diam-diam bisa melihat dari luar
ketiganya yang sedang berbicara.
Diluar
Joon Oh
menegur Ji Ah kalau sedikit baik padanya dan bukan bicara seperti itu. Ji Ah
mengaku kesal jadi tak memperdulikan hal itu, menurutnya bukan hanya Ho Hang
satu-satunya yang tertekan dari kematian So Hee tapi juga lebih tertekan
daripada dia.
“Walau
begitu, jangan marah-marah padanya. Dia juga perlu makan. Kau itu selalu saja
bilang tanpa dipikir-pikir, benarkan?” keluh Joon Oh
“Apa
sekarang kalian membicarakan Yoon So
Hee? Apa dia tadi bersama dengan kalian?” tanya Ki Wan
“Dia meninggal
beberapa hari yang lalu.” Jawab Joon Oh, Ki Wan kaget mendengarnya. Ji Ah
mengatakan kalau So Hee tiba-tiba bunuh diri.
“CEO
Hwang memarahi Sekretaris Tae karena tidak memberitahukan kami kalau Sekretaris
Tae melihat So Hee keluar buat gantung diri. dan CEO Hwang bilang bahwa secara
tak langsung Sekretaris Tae yang
membunuhnya. Semenjak itu, dia jadi seperti itu. Dia jarang makan dan tidak
punya tenaga serta merasa terlalu bersalah.” Cerita Ji Ah
Ho Hang
berbaring di tempat biasa, Tae Ho datang, Ho Hang langsung memiringkan
tubuhnya. Tae Ho bertanya apakah Ho Hang tidak keluar selama ini. Ho Hang
membenarkan. Tae Ho menyuruh Ho Hang agar
besok harus keluar dan nikmati sinar matahari karena Diam lama-lama juga
tidak baik dalam ruangan juga tak baik, serta mengingatkan agar makan.
“Setiap orang terus
mengkhawatirkanmu, apa kau tahu?” kata Tae Ho, Ho Hang mengerti. Joon Ho pun
berbaring dengan mengucapkan selamat malam.
“Kau artinya
tahu, 'kan? Kenapa Yoon So Hee meninggal.Perasaanku bilang, kau pasti tahu.”
Komentar Ki Wan seperti menatap curiga pada Tae Ho.
“Dia
mungkin saja takut.” Kata Tae Ho membela diri, Ki Wang bertanya-tanya Ho Hang
itu takut pada siapa, apakah pada Tae Ho.
Tae Ho mengaku bukan, tapi Ho Hang takut dengan pulau ini. Ho Hang hanya
diam seperti ketakutan karena Tae Ho berbaring tepat disampingnya.
Ki Wan
membawa peralatan masak yang sudah dicuci lalu bertanya apda Ji Ah dmana harus
menaruhnya. Ji Ah menunjuk tempat menaruh peralatan. Ki Wan akhirnya duduk
ingin membantu Ji Ah membakar ikan. Ji
Ah menolak karena ingin membakarnya sendiri saja, tapi Ki Wan sebagai laki-laki
ingin membantunya.
“Soal
yang kau bilang kemarin...maksudku soal Yoon So Hee. Kenapa kalian mengira dia itu
bunuh diri?” tanya Ki Wan
“Itu
karena kami melihat caranya dia meninggal.” Ucap Ji Ah
“Ketika
orang bunuh diri..., biasanya ada sesuatu. Bukankah begitu? Setidaknya salah
satu dari kalian pasti punya firasat
kalau ada orang yang mau bunuh diri. Pasti ada tanda-tandanya. Apa mungkin
seseorang bisa memutuskan buat bunuh diri dalam semalam? Coba kau pikirkan.
Pikirkan dia seperti apa sebelum dia
meninggal.” Ucap Ki Wan
Ji Ah
terdiam seperti menyadarkan dirinya, saat itu Ki Joon datang bertanya apakah
sudah matang. Ki Wan mengatakn kalau sebentar lagi lalu memberikan pada Ki
Joon. Ki Joon melihat Ji Ah hanya diam saja bertanya apakah terjadi sesuatu. Ji
Ah mengatakan tak ada apa-apa.
Semua
berkumpul makan siang bersama, Ji Ah mulai membahas pada Hari kejadian apakah
ada dinatara mereka yang merasa kalau So Hee tingkahnya aneh, lalu teringat
kalau Ho Hang yang bicara dengan So Hee pada hari itu. Ho Hang tiba-tiba
langsung cekukan, Tae Ho nampak panik.
“Kenapa
kau mendadak bertanya begitu?” tanya Joon Oh
“Ini
bukan mendadak. Aku sudah lama memikirkan hal itu. So Hee bilang dia ingin
pergi ke Seoul bersamaku. Tapi dia meninggal pada hari berikutnya dan Dia bunuh
diri. Ini tidak masuk akal. Apa Kalian tak ada lihat dia bertingkah aneh?”kata
Ji Ah berusaha menyadarikan semuanya. Semua hanya bisa diam dan Ho Hang masih
tetap cekukan.
Bersambung
ke part 2
Yang Di Cari cari akhirnya Ketemu
BalasHapushttp://dramaku.id/