PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 23 Februari 2017

Sinopsis Missing Nine Episode 11 Part 1

PS : All images credit and content copyright :MBC

Joon Oh mengajak Bong Hee ke sebuah rumah, lalu mengenalkan pada seorang kakek yang sudah diceritakan sebelumnya. Bong Hee pun menyapanya dengan bahasa China seadaanya. Si kakek menyuruh keduanya untuk masuk saja dan menganggap seperti rumah sendiri. Joon Oh mengajak Bong Hee masuk ke sebuah kamar dan meninggalkan sebentar.
Jaksa Yoon menelp Bong Hee bertanya apakah sudah bertemu Seo Joon Oh. Bong Hee dengan senyuman membenarnkan, Jaksa Yoon ikut senang mengucapkan selamat karena mereka berdua akhirnya dipertemukan.
“Karena kau, aku sedang menyelidiki... kasus bunuh diri Shin Jae Hyun lagi. Aku akan memberitahunya kalau kau sudah kembali ke Korea. Kalian berdua pasti harus bertukar kabar. Selamat bersenang-senang, Hubungi aku jika kau butuh bantuan.” Kata Jaksa Yoon, Bong Hee mengerti. 

Bong Hee melihat kamar Joon Oh yang selama ditinggalinya, lalu melihat berita di koran dengan judul [Banyak orang mengunjungi tempat memorial Legend Entertainment.] lalu dibagian dinding banyak sekali berita dan artikel dengan bahasa korea dengan gambar, Tae Ho, Ji Ah serta CEO Jang.
Ia mulai melihat judul[Apa masih ada lebih banyak korban kecelakaan pesawat Legend Entertainment?] Lalu artikel gambar Tae Ho dan Joon Oh yang berdiri bersama saat debut, berjudul[Choi Tae Ho bersaksi bahwa Seo Joon Oh membunuh Yoon So Hee.] Gambar Ji Ah sedang tertunduk juga terlihat [Apakah yang terjadi dengan Aktris Ha Ji Ah di pulau terpencil?]
Gambar Peta dengan Note yang ditulis Joon Oh [Titik tempat di mana kami terdampar.] Artikel berita yang menanyakan tentang  Reporter Kim yang disebut-sebut dalam pengumuman serta nama yang berada di bawah Legend Entertainment [Tae Ho Hang, Lee Yul, Ha Ji Ah Jung Ki Joon, Choi Tae Ho] Bong Hee tak percaya melihat semuanya, ternyata Joon Oh mengamati berita mereka walaupun tinggal jauh dari Korea. 

Joon Oh datang dengan sedikit mengigil kedinginan, Bong Hee bertanya kemana saja Joon Oh tadi. Joon Oh mengatakan kalau membeli sesuatu untuk mereka makan. Bong Hee lalu menceritakan kalau Jaksa Yoon baru saja meneleponnya. Joon Oh ingat kalau itu adalah  kakaknya So Hee. Bong Hee memberitahu bahwa Jaksa Yoon banyak membantunya saat Joon Oh tidak ada di Korea.
Joon Oh seperti tak percaya ada yang membantu Bong Hee lalu memberika makanan untuk Bong Hee karena pasti lapar. Bong Hee mulai khawatir karena Joon Oh tadi keluar rumah membeli makanan dan menanyakan tentang lukanya.
“Aku tidak baik-baik saja. Aku selalu kerepotan... demi kau.” Keluh Joon Oh sinis tapi dengan gaya bercandanya.
“Karena kau bicara seperti itu, sekarang aku tahu kau memang Seo Joon Oh yang kuingat. Aku masih tak percaya sampai sekarang. Kau memang masih hidup, Seo Joon Oh.” Ungkap Bong Hee tersenyum karena mengenal sikap Joon Oh
“Kau pasti telah mencariku dan mengira aku sudah mati.” Kata Joon Oh
“Jika aku mengira kau sudah mati, aku pasti tidak akan mencarimu. Aku mencarimu karena percaya kau masih hidup. Aku percaya kau masih hidup..., tapi semua orang terus  berkata kau sudah mati. Aku tidak percaya itu Dan itu sulit bagiku.” Ungkap Bong Hee
Ia lalu bertanya siapa sebenarnya yang menyelamatkan Joon Oh setelah kapal terbalik. Joon Oh menjawab kalau kakek yang baru tadi mereka temui adalah orang yang menyelamatkanya. 
Flash Back
Joon Oh terdampar di pingir pantai dengan tertelungkup, si kakek sedang memancing baru saja selesai dan melihat tubuh Joon Oh langsung menghampiri dan melihat luka dibagian tubuh Joon Oh. Joon Oh dibawa ke rumah, lalu menerima pengobatan tradisional China oleh sang kakek.
“Kakek itu pergi ke laut buat memancing dan menemukanku di tepi laut. Kakek itu juga kebetulan  seorang dokter. Awalnya, aku tidak yakin jika kakek itu berusaha  menyelamatkanku atau membunuhku. Tapi ternyata memang dia dokter sungguhan.” Cerita Joon Oh, Bong Hee pikir Joon Oh sungguh beruntung bertemu si kakek.
“Jika aku pergi ke rumah sakit besar..., kondisiku pasti takkan sadar  seperti CEO Hwang.” Kata Joon Oh melihat berita tentang CEO Hwang yang tak sadarkan diri
“Jadi karena itu, aku tidak bisa mencari tahu apa yang terjadi padamu seberapa kalipun aku mencoba.” Kata Bong Hee bisa mengerti.

“Namun di sisi lain...., aku terus mencari tahu tentang apa yang terjadi padamu. Coba Lihat itu... Internet sangat lambat di daerah ini Dan juga mencetak satu lembar itu saja sampai setengah hari.”cerita Joon Oh kalau berusaha mencari tahu tentang Bong Hee.
“Tapi Seo Joon Oh, kau dapat nomorku darimana? Aku tidak pernah memberikan nomorku padamu.” Kata Bong Hee binggung
“Artis sejati... pasti ingat nomor telepon  staf mereka. Itulah alasan kami ini sebagai bintang.” Ucap Joon Oh bangga, Bong Hee pun memujinya karena itu Joon Oh sebagai artis. 


Flash Back
Byung Joo menerima telp dengan kesal karena yang menelp mengunakan bahasa banmal, Lalu dikejutkan kalau yang menelp adalah Joon Oh lalu meminta maaf karena sebelumnya berbicara kasar dan mengaku merasa senang.
Ia pun tahu kalau itu nomor dari China membahas Joon Oh yang mungkin makan makan daging sapi tangsuyuk dan bertanya kapan kembali ke Korea. Joon Oh pun mencari kesempatan untuk meminta nomor Bong Hee.  Joon Oh terdiam karena sebenarnya mencari tahu Nomor Bong Hee dari Byung Joo.
“Tapi, Seo Joon Oh... Sejak kau tidak ada, aku sangat kesepian. Ketika orang-orang dari pulau datang kembali ke Korea, aku tidak bisa mengenali sifat mereka. Kau pernah bilang padaku, aku harus tetap di dekatmu. Tapi nyatanya kau meninggalkanku sendirian. Aku tidak tahu apa kau masih hidup. Yang kulakukan cuma menunggu saja. Aku saja hampir menyerah.” Cerita Bong Hee
“Maafkan aku. Maaf karena  meninggalkanmu sendirian.” Ucap Joon Oh menatap Bong Hee.


Sebuah rapat di lakukan dalam perusahaan, Pria berdiri didepan podium memberitahu Sebagai calon CEO Legend Entertainment menyarankan Wakil CEO Jang Do Pal. Ho Hang dan Ki Joon berdiri tak jauh dari CEO Jang yang tersenyum manis di samping podium.
“Selama lima bulan terakhir..., ketika pesawat pribadi  Legend Entertainment terjatuh..., dia menyelamatkan anggota yang hilang. Beliau memainkan peran penting dalam pemulihan bisnis perusahaan. Dengan keahlian dan keterampilannya..., Beliau telah banyak  berusaha memulihkan Reputasi Legend Entertainment.” Ucap Pria membanggakan CEO Jang.
“CEO Hwang Jae Gook masih dalam keadaan koma..., dan kita tidak bisa membuat posisi CEO kosong di kantor. Dari CEO sementara menjadi  CEO secara resmi..., saya menyarankan Wakil CEO Jang Do Pal.” Kata si pria
CEO Hwang masih terbaring dengan Ji Ah yang menemaninya, seperti sangat berharap agar segera tersadar. CEO Jang tersenyum lebar pada  Rapat Umum Luar Biasa. Si Pemimpin rapat pun mengajak mereka melanjutkan proses ambil suara. Semua direktur menuliskan pendapatnya
“Keputusan telah disetujui.” Kata Si pria setelah menghitung semuanya. CEO Jang langsung mengucapakan terimakasih atas mereka yang telah mendukung mereka.
Ki Joon hanya menatap sinis karena mengetahui kelicikan CEO Jang, Ho Hang yang melihatnya meminta agar Ki Joon Berpura-puralah senang dan memberikan senyuman yang lebar. Ki Joon mengejek kalau senyuman Ho Hang itu kelihatannya tulus. Ho Han menyuruh Ki Joon untuk senyum, tapi Ki Joon tetap cemberut saat CEO Jang menatap ke arah mereka berdua. 


Keduanya mengantar CEO Jang sampai ke depan mobil. Ho Hang dengan senyuman memberikan selamat pada CEO Jang atas jabatanya,  CEO jang pikir mereka harus makan malam  perusahaan hari ini dan bertanya Apa Tae Ho dan Ji Ah masih bekerja. Ho Hang mengatakan kalau Tae Ho lagi syuting film.
“Ji Ah lagi ada di ruang rapat, mendiskusikan drama barunya.” Jawab Ki Joon, CEO Jang tersenyum mengetahui keduanya yang sibuk.
“Lagipula, dia tidak akan kelaparan  pada rapat tersebut.” Sindir Ki Joon, Ho Hang panik berharap agar Ki Joon bisa menjaga sikapnya.
“Suruh Ji Ah datang ke kantor besok.” Perintah CEO Jang yang mengetahui kalau Ki Joon itu tak menyukainya.
“Itu mungkin susah menyuruhnya karena dia juga ada syuting iklan.” Kata Ki Joon dengan sinis
“Kalau begitu, suruh dia datang setelah urusannya selesai. Memangnya syuting sampai seharian?” balas CEO Jang, Ki Joon pun menganguk mengerti. 

Ho Hang menghampiri CEO Jang saat masuk mobil karena sebelumnya ingin  mampir ke rumah sakit hari ini. CEO Jang bertanya Apa kondisi CEO Hwang  sudah baikan. Ho Hang mengatakan Belum ada perubahan.
“Aku tidak perlu menjenguknya dan Kau saja yang menjaganya. Laporkan padaku, jika kondisinya membaik.” Perintah CEO Jang tak peduli, Ki Joon makin sinis karena CEO Jang seperti bersenang-senang diatas perderitaan orang. Ho Hang pun mengerti dengan perintah atasanya sekarang.

Joon Oh melihat artikel [Siapakah Reporter Kim?], keduanya duduk diatas tempat tidur. Joon Oh menceritakan ketikan  keluar dari pulau  Reporter Kim mengatakan suatu hal padanya. Saat itu Reporter Kim yang tergeletak setelah ditikam oleh Tae Ho.
“Orang yang memberiku  petunjuk adalah Yoon So Hee. Kurasa So Hee berubah pikiran karena wakil CEO perusahaan agensimu.” Ucap Reporter Kim sebelum meninggal.
“So Hee tahu siapa yang membunuh Jae Hyun, tapi dia terus berubah pikiran. apa dia ingin memberitahu yang sebenarnya atau tidak, tapi Karena Jang Do Pal.” Cerita Joon Oh, Bong Hee kaget menyakinkan yang dimaksud  Wakil CEO Jang Do Pal. Joon Oh membenarkan.
“Pada hari Jae Hyun meninggal..., Tae Ho datang agak terlambat. Ketika semua orang maumasuk ke apartemennya Jae Hyun di saat itulah dia terjatuh.” Cerita Joon Oh mengingat saat itu Tae Ho datang dengan taksi lalu Jae Hyun jatuh dari atap.
“Jika Tae Ho membunuh Jae Hyun dan mencoba menutupinya, itu artinya ada seseorang yang mendorong Jae Hyun dari apartemen.” Jelas Joon Oh

Bong Hee mengartikan bahwa Jang Do Pal membantu Tae Ho. Joon Oh pikir seperti itu dan ia pun tidak tahu bagaimana  Reporter Kim memperoleh rekaman CCTV dimana Tae Ho pergi ke tempat Jae Hyun. Teringat saat di pulau melihat gambar CCTV saat Tae Ho datang setelah dirinya datang terlihat dari rekaman CCTV.
“Polisi bilang. kamera CCTV saat itu sedang rusak. Aku yakin Jang Do Pal ada hubungannya. Tae Ho mungkin tidak bisa berpikir jernih saat itu.” Ucap Joon Oh dengan mengambar wajah CEO Jang agar terlihat jelek
“Pada saat itulah..., kukira Jae Hyun bunuh diri karena merasa dikhianati olehku. Tidak ada yang bisa membayangkan. kalau dia ternyata dibunuh. Karena itulah, CEO Hwang dan aku  tidak jadi melakukan otopsi. Kami tidak tega membiarkan dia mati dua kali.” Cerita Joon Oh mengingat saat pemakaman dan So Hee yang menangis histeris
“Jang Do Pal juga sepertinya ingin membunuh Manajer Jung dan Ji Ah. Dia menyuap RS di Cina.” Cerita Bong Hee
Joon Oh kaget mendengarnya lalu memarahi Bong Hee yang tak memberitahunya. Bong Hee mengingatkan mereka yang baru saja bertemu hari ini. Joon Oh mengerti lalu bertanya apakah terluka. Bong Hee dengan bangga kalau dia baik-bai saja karena seorang pejuang.
“Seo Joon Oh... Ketika kita kembali ke Seoul, bagaimana caranya kita melawan Jang Do Pal dan Choi Tae Ho? Tidak ada yang berpihak pada kita.” Kata Bong Hee seperti tak bisa melawan Dua pria licik
“Apa maksudmu? 'Kan ada kau. Semua orang berpikir bahwa aku sudah mati.Ketika aku kembali..., maka Kita bisa mengubah pikiranKi Joon Hyung, Ho Hang Hyung, dan Ji Ah.Aku yang akan mengurusnya. Jadi jangan khawatirkan soal itu.Sudah cukup yang kau lakukan demi diriku.” Ucap Joon Oh lalu mengajak mereka Bersulang.
“Tapi, bagaimana kita akan kembali ke Seoul? Jaksa sedang menyelidikimu. Mereka akan memborgolmu setibanya kau sampai di Seoul.” Pikir Bong Hee, Joon Oh pikir seperti sedang memikirkanya. 

Joon Oh dan Bong Hee mendatangi sang kakek meminta agar mengambarnya. Si kakek menulis dengan huruf China dengan nada suara tinggi, Bong Hee pikir sang kakek itu memarahi mereka. Joon Oh mengatakan tidak dan mengartikan gambar kakek kalau pertigaan.
“Apa ini maksudnya lampu warna merah?” ucap Joon Oh melihat gambar Kakek seperti mencoba untuk mengerti yang digambar dengan bahasa China yang tak mereka mengerti. 
Keduanya pergi ke sebuah lorong dengan membawa petunjuk dari kakek masih terlihat kebinggungan. Bong Hee sempat menanyakan pada seorang pria yang tak bisa bahasa korea, seperti mengerti dengan melihat tulisan sang kakek lalu menunjuk jalan tempat ke tempat keduanya akan pergi. 

Bong Hee dan Joon Oh akhirnya mondar mandir di lorong, sampai akhirnya Bong Hee melihat sebuah lampu yang ditutupi lampion mereka dan mereka harus belok kanan, Joon Oh pun berada didepan Bong Hee mereka harus ke arah tangan kananya. Bong Hee mengelengkan kepala dengan arah mereka lewat jadi harus lewat kanannya.
Keduanya saling beradu mulut arah kanan yang harus diambil, Bong Hee mengomel Joon Oh yang tak tahu arah, lalu Joon Oh pikir mereka itu tak perlu peta karena Bong Hee mengabaika begitu saja. Bong Hee mencoba menjelaskan kalau di India ,makan pakai tangan kana dan tidak bisa makan pakai tangan kiri.Saat itu seseorang datang dari kegelapan memanggil mereka.
Pria misterius itu membawa Bong Hee dan Joon Oh kesebuah gedung, Bong Hee seperti tak yakin kalau mereka datang ke tempat yang benar. Joon Oh yakin benar dan mereka akan pergi naik perahu hari ini ke Korea. Bong Hee melihat tempat yang didatangi seperti  tempat ini aneh bahkan tidak ada apapun yang membuatnya takut. 


Keduanya sampai ke atap gedung dan Jooh Oh baru saja masuk lemari seperti memastikan bentuk tubuhnya. Si pria mengatakan kalau Mereka sudah lolos pemeriksaan fisik dan Joon Oh punya tubuh yang sempurna.  Si pria memberitahu kalau akan tiba di Incheon besok sore dan Harganya 70 ribu won denga menyodorkan tanganya.
Joon Oh memberitahu kalau sudah membayarnya, Si pria bertanya apda anak buahnya. Si anak buah membenarkan. Pria itu mengatakan akan membawa ke kontainer pengiriman jadi tidak bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi setelah itu dan kembali meminta 70 ribu won. Joon Oh kesal karena sudah bayar. Pria itu kembali bertanya pada anak buahnya untuk memastikan.
“Masuklah dan cap dulu sidik jarimu.” Perintah si pria, Bong Hee panik meminta agar Joon Oh jangan  menandatanganinya begitu saja dan percaya begitu saja.
“Memang begini aturan disini dan Beginilah cara orang melakukan penyelundupan orang.” Jelas Joon Oh dan pria itu meminta sidik lima jarinya. Bong Hee makin panik mendengar harus memberikan lima sidik jari. 
“Kubilang, memang begini aturannya.  Kita harus fleksibel.” Kata Joon Oh tak senggan memberikan cap jarinya.
Si pria kembali meminta uang 70 ribu won. Joon Oh untuk ketiga kalinya memberitahu kalau sudah bayar. Si pria mengulangi dengan bertanya pada anak buahnya. Joon Oh mengatakan kalau anak buahnya itu sudah mengambil uang darinya. Si pria menyuruh agar Joon Oh mengunting kukunya karena butuh kuku jempol kir  dan dua helai rambutnya. Bong Hee menahannya karena takut digunakan untuk sesuatu yang lain.
“Apa Kau belum pernah menonton film-film Cina? Memang begini aturannya.” Kata Joon Oh mulai mengunting kukunya.
“Kenapa dia butuh kuku dan rambutmu  untuk melakukan penyelundupan orang?” kata Bong Hee heran, Si pria mulai berkomentar Bong Hee yang  banyak bicara sekali.
Setelah selesai Bong Hee memberikan kuku dan juga helaian rambutnya. Si pria kembali meminta bayaran. Joon Oh untuk keempat kalinya memberitahu kalau anak buahnya sudah menerima uang pembayarannya. Si pria tersenyum seperti hanya ingin mengetes Joon Oh apakah bisa dikelabuhi olehnya atau tidak. 


Keduanya turun dari gedung, Bong Hee pikir Joon Oh tidak perlu melakukan hal ini, karena sangat cemas dan harus menonton berita. Joon Oh mengatakan tidak menonton berita. Bong Hee mengatakan kalau Tidak ada jaminan orang-orang itu bisa membuat mereka kembali ke Seoul.
“Menurutku mereka tidak berwenang melakukan hal ini. Penyelundupan manusia tidak bisa disahkan. Aku akan mencoba menelepon Jaksa Yoon dan Pasti ada cara lain.” Ucap Bong Hee
“Tidak ada cara lain Dan aku tidak punya waktu.” Kata Joon Oh, Bong Hee pikir Joon Oh bisa percaya pada kakaknya So Hee
“Aku harus mencoba untuk mengatasi masalahku sendiri sebelum minta bantuan orang lain. Aku tidak mau jadi orang yang tak tahu malu.” Kata Joon Oh yakin
“Kau saja tak bisa menghilangkan duri ikan sendiri,Mana bisa kau akan menyelundup sendirian? Aku begini karena khawatir.” Ungkap Bong Hee

Joon Oh menyakinkan Bong Hee dengan mengingatkan kalau tujuan mereka sekarang adalah harus pergi ke Korea dan menemui semua orang. Bong Hee membenarkan, Joon Oh menegaskan merekaharus memperbaiki segalanya dan Untuk melakukan semua itu jadi harus berani mengambil risiko  bahaya seperti ini dan meminta Bong Hee agar jangan khawatir lalu menyuruh Bong Hee masuk ke taksi yang sudah menunggu. Bong Hee kaget harus pergi sendirian.
“Aku tidak bisa pergi ke bandara mengantarmu karena ada polisi disana. Besok aku sudah sampai Korea, jadi akan bertemu denganmu besok.” Jelas Joon Oh
“Mana mungkin aku pergi sendirian?  Aku tidak bisa dan sangt cemas.  Aku Tidak bisa melakukan” kata Bong Hee menolak.  Joon Oh menyuruh Bong Hee agar cepat masuk saja. Bong Hee mengaku sangat mengkhawatirkan Joon Oh

“Hei, Apa kau lupa sedang bicara dengan siapa? Aku selamat dari kecelakaan pesawat dan menginjak ranjau darat. Walaupun perahu dihantam badai sekalipun,  aku masih tetap hidup. Apa itu masuk akal menurutmu?” kata Joon Oh, Bong Hee mengelengkan kepala.
“Ada orang lain juga  yang lebih tidak masuk akal Dan kita harus menangkapnya Jangan khawatir.” Jelas Joon Oh menyakinkan. Bong Hee pun meminta agar Joon Oh menelp kalau sudah sampai karena akan menjemputnya lalu naik ke atas taksi pergi menuju bandara. 


Joon Oh sudah ada disebuah mobil dengan badan seperti terjepit oleh orang-orang yang besar ingin datang ke Korea dengan menyeludupkan diri.
“Banyak kesulitan menanti kita. Jadi... Ini tidak ada apa-apanya. Aku pasti bisa melewati ini semua. Aku baik-baik saja.” Gumam Joon Oh menyakinkan diri.
Bong Hee sudah kembali ke Korea seperti sangat khawatir dengan keadaan Joon Oh. Joon Oh akhirnya pergi dengan berada di dalam kontainer besar yang dimasuki oleh banyak orang.
“Aku ingin tahu berapa lama waktu sudah berlalu. Sama seperti udara dingin..., rasanya sangat suram dan dingin di kontainer ini. Tidak ada orang yang berbicara. Pada saat seperti ini..., perkenalan diri adalah cara terbaik untuk mencairkan suasana.” Gumam Joon Oh


Joon Oh akhirnya berdiri dengan bahasa China memperkenalkan dirinyasebagai seorang penyanyi Korea,, tapi tak ada yang memperdulikanya.  Ia pikir kalau seharusnya tidak melakukannya an sudah lama tak pernah  merasakan semalu ini, akhirnya memutuskan harus kenal dengan orang duduk disampingnya lebih dulu.
Seorang pria duduk disampinganya, Joon Oh pun memperkenalkan diri lebih dulu.  Si pria memperingatkan Joon Oh untuk Jangan coba-coba sok akrab kalau mau hidup dengan memperlihatkan pisau yang disembunyikan dalam jaketnya. Joon Oh senang ternyata pria itu adalah orang Korea. Si pria memperingtakn Joon Oh kalau Jangan tanya apapun. Joon Oh pikir dirinya seharusnya tidur saja.
“Aku juga tak ingin tahu dan Rasa ingin tahuku langsung lenyap setelah kau memegang pisau.” Ucap Joon Oh ketus berpikir untuk tidur dan lalu terbangun merasa kehausan ingin tahu berapa banyak  waktu yang telah berlalu.

Saat itu terlihat pria yang melakukan trik dengan menganti kartu, Joon Oh terkesima melihatnya. si pria yang duduk disebelahnya berkomentar kalau Joon Oh tidak perlu tahu. Joon Oh menegaskan kalau tidak menanyainya dan berpikir itu trik sihir.
Si Pria melakukan trik lainya, Joon Oh terus terkesima dengan pertunjukan sulap. Si pria lalu meminta uang agar Joon Oh membayarnya karena sudah menonton pertunjukannya, Joon Oh bergumam kalau Semuanya karena uang, lalu melihat dua orang yang melakukan juggling api.
“Dalam kontainer kecil ini tanpa sirkulasi udara..., orang-orang itu melakukan juggling api. Dan Sekali lagi, ini semua tentang uang.” Gumam Joon Oh melihat mereka juga meminta bayaran
Di sisi lain, seorang pria bermain dengan tiga gelas lalu meminta mereka agar mencari bola putih dengan memasang taruhan uang.
“Permainan penipuan itu cuma buang-buang uang saja, ini Payah sekali” gumam Joon Oh
Lalu Ia berjongkok melihat seorang pria yang duduk menatap gambar dengan bertuliskan [Aku sayang Ayah] lalu bertanya apa maksud kertas itu. Si pria menceritakan kalau itu lembaran kertas yang digambar putrinya dan sengeja melihatnya karena sangat merindukan anaknya, lalu bertanya pada Joon Oh aakah ia merindukan semua orang terdekatnya. Joon Oh pun bertanya-tanya apakah ia merindukan semua orang.
Pria pemegang pisau langsung menyahut kalau Joon Oh tidak perlu tahu. Joon Oh merasa harus membunuh orang itu saja karena terus mengatakan hal yan sama, lalu memberitahu kalau orang itu menanyakan padanya bukan pada si pria.
“Apa aku merindukan semua orang?” gumam Joon Oh duduk memikirkan dengan banyak orang yang sedang main judi.  


Bong Hee duduk dikamarnya terlihat gelisah karena Joon Oh belum juga menghubunginya. Joon Oh yang tertidur terbangun mendengar suara seseorang menangis lalu melihat ternyata si pria pembawa pisau yang menangis.
“Kenapa kau menangis?” kata Joon Oh, Si pria kembali menjawab “Kau tidak perlu tahu.” Tanpa mengeluarkan pisau.
“Kemana pisaumu?” tanya Joon Oh, Si pria yang melakuan pemainan 3 gelas dan bola memegang pisau milik si pria. Joon Oh berpikir kalau ia bermain judi akhirnya kalah dan memberikan pisaunya.
“Ahjussi, kau juga kenapa? Kemana kartumu?” ucap Joon Oh melihat pria yang sebelumnya bermain trik kartu hanya memegang bungkus kartunya.
“Hei... Kemana kertas yang digambar anakmu? Apa Kau kalah judi juga? Kemana Obor kalian juga?” ucap Joon Oh melihat semua orang yang kehilangan barang berharga karena bermain judi
“Aku tidak bisa menahannya lagi. Aku pernah selamat dari  kecelakaan pesawat, ranjau darat dan hantaman badai. Akulah orang paling beruntung di dunia.Orang yang tak takut apapun, akulah Seo Joon Oh.” Gumam Joon Oh dengan yakin bisa menang dan mengajak si paman untuk bermain dengan mempertahukan semua uangya, 

Bong Hee pergi ke bagian kontainer yang berjejer dalam pelabuhan, salah seorang petugas membuka kontainer dan keluar orang-orang yang diselendupkan dari China. Bong Hee melihat si pria judi mengunakan jaket milik Joon Oh, si Pria tak peduli langsung bergegas pergi.
Tiga paman keluar dengan wajah sedih, Bong Hee pun menanyakan tentang seorang pria korea yang kurus dan berambut pirang dan Namanya Seo Joon Oh. Si paman pembawa pisau kembali mengatakan kalau Bong Hee. Akhirnya didalam kontainer terlihat Joon Oh yang hanya mengunakan plastik bekas sampah.
Bong Hee binggung bertanya kemana pakaian Joon Oh dan mencium bau tak sedap. Joon Oh mengaku tadi berjudi dan ingin mendekat. Bong Hee tak tahan mencium baju plastik sampah yang dipakain Joon Oh meminta agar menjauh karena masih bisa mendengarkanya.
Joon Oh yang kedingian meminta agar memberikan syal yang digunakan Bong Hee. Bong Hee akan memberikan dan meminta agar Joon Oh tetap menjaga jarak denganya, lalu mengajak agar segera mandi dan mencarikan baju ganti juga. Joon Oh terlihat malu karena harus berjalan dengan terlihat bagian celana dalamnya.

Ji Ah bertemu dengan CEO Jang menegaskan kalau tak akan mau melakukanya. CEO Jang mengatakan kalau Ji Ah tidak bisa dapat... proyek ini jika Tae Ho tidak merekomendasikannya sebagai pemeran utama wanita dan menanyakan alasan menolaknya. Tae Ho berdiri dengan wajah bangganya.
“Itu harusnya perannya So Hee. Dan So Hee juga yang merekomendasikan dia.” Ucap Bong Hee, Tae Ho balik bertanya apakah ini memang tak boleh.
“Mungkin kau tak keberatan dengan hal ini, tapi aku keberatan. Aku tidak mau orang bilang kalau aku penggantinya So Hee atau juga berada di  drama romantis denganmu.” Tegas Ji Ah sudah muak dengan Tae Ho
“Jika kau terus pilih-pilih..., maka kau tidak akan pernah  menjadi bintang top. walaupun seperti ini Yang penting kau tidak menyikut karir So Hee, Dia sudah mati, dan kau hanya mengambil perannya. Tak ada orang yang akan bicara aneh-aneh.” Ucap CEO Jang sedikit dengan nada tinggi. 

“Ji Ah... Kenapa kau tidak melakukannya saja?So Hee memojokkan dan mengancam CEO Jang untuk membiarkan dia bertemu sutradara karena dia sangat ingin mendapatkan peran ini.” Kata Ho Hang menenangkan, CEO Jang yang mendengarnya menyuruh Ho Hang membicara hal yang tak penting.
“Lupakan saja, kalau begitu dan Biarkan saja...  Tapi Ji Ah... Manusia selalu berubah pikiran. Jadi Luangkan waktumu  untuk mempertimbangkannya. Ibumu harus berhenti meminta uang pada perusahaan kita.” Ucap Tae Ho lalu keluar dari ruangan, Ji Ah mengumpat Tae Ho yang selalu saja mengancamnya.
“Pokoknya, aku tidak bisa ambil peran in Aku tidak akan melakukannya.” Tegas Ji Ah lalu keluar dari ruangan. Ki Joon mmbela kalau Ji Ah pasti akan punya proyek  film yang lebih baik.
“Ji Ah. Kau belum baca majalah, kan? Kenapa tidak baca dulu  saja sebelum pergi?” ucap CEO Jang, Ji Ah memilih untuk keluar seperti tak peduli. CEO Jang memanggil Ki Joon agar bisa menganjak bicara.
Ho Hang tetap diam dalam ruangan dan CEO Jang hanya dengan lirikanya menyuruh keluar. CEO Jang pikir kalau Ki Joon dan Ji Ah  tidak akur belakangan ini. Ki Joon tak mengerti maksudnya.  CEO Jang mengaku tidak kolot seperti yang mereka kira dan tidak peduli jika keduanya pacaran atau hidup bersama.
“Kami tidak pacaran. Ketika kami di pulau terpencil... Apa isi majalahnya tentang...”kata Ki Joon menduga sesuatu. 


Ji Ah membaca berita di majalah online berjudul  [Apakah Ha Ji Ah telah hamil empat bulan? Dan "Mereka rupanya sibuk main-main"] Ho Hang yang melihatnya juga terkejut, Ji Ah terlihat kebinggungan bertanya pada Ho Hang kalau dirinya memang hamil. Ho Hang melihat berita kalau dirinya yang  mengandung bayi manajernya.
“Kau bilang tidak akan menyakiti Ji Ah.Kau sudah berjanji takkan mengganggu Ji Ah.” Kata Ki Joon marah
“Aku sudah memberikan banyak waktu padamu..., jadi sepertinya kau sudah lupa perjanjian kita, Sepertinya aku belum menunjukkan tindakanku yang lebih keras lagi. Kau mungkin mengira bahwa aku cuma menggertak saja. Baiklah. Sekarang..., kau sebaiknya mengendalikan Ji Ah sebelum dia menyebabkan masalah yang lebih besar.” Perintah CEO Jang lalu memberikan naskah drama.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar