PS : All
images credit and content copyright :MBC
Joon Oh
mengajak Bong Hee ke sebuah rumah, lalu mengenalkan pada seorang kakek yang
sudah diceritakan sebelumnya. Bong Hee pun menyapanya dengan bahasa China
seadaanya. Si kakek menyuruh keduanya untuk masuk saja dan menganggap seperti
rumah sendiri. Joon Oh mengajak Bong Hee masuk ke sebuah kamar dan meninggalkan
sebentar.
Jaksa
Yoon menelp Bong Hee bertanya apakah sudah bertemu Seo Joon Oh. Bong Hee dengan
senyuman membenarnkan, Jaksa Yoon ikut senang mengucapkan selamat karena mereka
berdua akhirnya dipertemukan.
“Karena
kau, aku sedang menyelidiki... kasus bunuh diri Shin Jae Hyun lagi. Aku akan
memberitahunya kalau kau sudah kembali ke Korea. Kalian berdua pasti harus
bertukar kabar. Selamat bersenang-senang, Hubungi aku jika kau butuh bantuan.”
Kata Jaksa Yoon, Bong Hee mengerti.
Bong Hee
melihat kamar Joon Oh yang selama ditinggalinya, lalu melihat berita di koran
dengan judul [Banyak orang mengunjungi tempat memorial Legend Entertainment.]
lalu dibagian dinding banyak sekali berita dan artikel dengan bahasa korea
dengan gambar, Tae Ho, Ji Ah serta CEO Jang.
Ia mulai
melihat judul[Apa masih ada lebih banyak korban kecelakaan pesawat Legend
Entertainment?] Lalu artikel gambar Tae Ho dan Joon Oh yang berdiri bersama
saat debut, berjudul[Choi Tae Ho bersaksi bahwa Seo Joon Oh membunuh Yoon So
Hee.] Gambar Ji Ah sedang tertunduk juga terlihat [Apakah yang terjadi dengan
Aktris Ha Ji Ah di pulau terpencil?]
Gambar
Peta dengan Note yang ditulis Joon Oh [Titik tempat di mana kami terdampar.]
Artikel berita yang menanyakan tentang
Reporter Kim yang disebut-sebut dalam pengumuman serta nama yang berada
di bawah Legend Entertainment [Tae Ho Hang, Lee Yul, Ha Ji Ah Jung Ki Joon,
Choi Tae Ho] Bong Hee tak percaya melihat semuanya, ternyata Joon Oh mengamati
berita mereka walaupun tinggal jauh dari Korea.
Joon Oh
datang dengan sedikit mengigil kedinginan, Bong Hee bertanya kemana saja Joon
Oh tadi. Joon Oh mengatakan kalau membeli sesuatu untuk mereka makan. Bong Hee
lalu menceritakan kalau Jaksa Yoon baru saja meneleponnya. Joon Oh ingat kalau
itu adalah kakaknya So Hee. Bong Hee
memberitahu bahwa Jaksa Yoon banyak membantunya saat Joon Oh tidak ada di
Korea.
Joon Oh
seperti tak percaya ada yang membantu Bong Hee lalu memberika makanan untuk
Bong Hee karena pasti lapar. Bong Hee mulai khawatir karena Joon Oh tadi keluar
rumah membeli makanan dan menanyakan tentang lukanya.
“Aku
tidak baik-baik saja. Aku selalu kerepotan... demi kau.” Keluh Joon Oh sinis
tapi dengan gaya bercandanya.
“Karena
kau bicara seperti itu, sekarang aku tahu kau memang Seo Joon Oh yang kuingat. Aku
masih tak percaya sampai sekarang. Kau memang masih hidup, Seo Joon Oh.” Ungkap
Bong Hee tersenyum karena mengenal sikap Joon Oh
“Kau
pasti telah mencariku dan mengira aku sudah mati.” Kata Joon Oh
“Jika aku
mengira kau sudah mati, aku pasti tidak akan mencarimu. Aku mencarimu karena percaya
kau masih hidup. Aku percaya kau masih hidup..., tapi semua orang terus berkata kau sudah mati. Aku tidak percaya itu
Dan itu sulit bagiku.” Ungkap Bong Hee
Ia lalu
bertanya siapa sebenarnya yang menyelamatkan Joon Oh setelah kapal terbalik.
Joon Oh menjawab kalau kakek yang baru tadi mereka temui adalah orang yang
menyelamatkanya.
Flash Back
Joon Oh
terdampar di pingir pantai dengan tertelungkup, si kakek sedang memancing baru
saja selesai dan melihat tubuh Joon Oh langsung menghampiri dan melihat luka
dibagian tubuh Joon Oh. Joon Oh dibawa ke rumah, lalu menerima pengobatan
tradisional China oleh sang kakek.
“Kakek
itu pergi ke laut buat memancing dan menemukanku di tepi laut. Kakek itu juga
kebetulan seorang dokter. Awalnya, aku
tidak yakin jika kakek itu berusaha menyelamatkanku
atau membunuhku. Tapi ternyata memang dia dokter sungguhan.” Cerita Joon Oh,
Bong Hee pikir Joon Oh sungguh beruntung bertemu si kakek.
“Jika aku
pergi ke rumah sakit besar..., kondisiku pasti takkan sadar seperti CEO Hwang.” Kata Joon Oh melihat
berita tentang CEO Hwang yang tak sadarkan diri
“Jadi karena
itu, aku tidak bisa mencari tahu apa yang terjadi padamu seberapa kalipun aku
mencoba.” Kata Bong Hee bisa mengerti.
“Namun di
sisi lain...., aku terus mencari tahu tentang apa yang terjadi padamu. Coba
Lihat itu... Internet sangat lambat di daerah ini Dan juga mencetak satu lembar
itu saja sampai setengah hari.”cerita Joon Oh kalau berusaha mencari tahu
tentang Bong Hee.
“Tapi Seo
Joon Oh, kau dapat nomorku darimana? Aku tidak pernah memberikan nomorku
padamu.” Kata Bong Hee binggung
“Artis
sejati... pasti ingat nomor telepon staf
mereka. Itulah alasan kami ini sebagai bintang.” Ucap Joon Oh bangga, Bong Hee
pun memujinya karena itu Joon Oh sebagai artis.
Flash Back
Byung Joo
menerima telp dengan kesal karena yang menelp mengunakan bahasa banmal, Lalu
dikejutkan kalau yang menelp adalah Joon Oh lalu meminta maaf karena sebelumnya
berbicara kasar dan mengaku merasa senang.
Ia pun
tahu kalau itu nomor dari China membahas Joon Oh yang mungkin makan makan
daging sapi tangsuyuk dan bertanya kapan kembali ke Korea. Joon Oh pun mencari
kesempatan untuk meminta nomor Bong Hee.
Joon Oh terdiam karena sebenarnya mencari tahu Nomor Bong Hee dari Byung
Joo.
“Tapi,
Seo Joon Oh... Sejak kau tidak ada, aku sangat kesepian. Ketika orang-orang
dari pulau datang kembali ke Korea, aku tidak bisa mengenali sifat mereka. Kau
pernah bilang padaku, aku harus tetap di dekatmu. Tapi nyatanya kau
meninggalkanku sendirian. Aku tidak tahu apa kau masih hidup. Yang kulakukan
cuma menunggu saja. Aku saja hampir menyerah.” Cerita Bong Hee
“Maafkan
aku. Maaf karena meninggalkanmu
sendirian.” Ucap Joon Oh menatap Bong Hee.
Sebuah
rapat di lakukan dalam perusahaan, Pria berdiri didepan podium memberitahu
Sebagai calon CEO Legend Entertainment menyarankan Wakil CEO Jang Do Pal. Ho
Hang dan Ki Joon berdiri tak jauh dari CEO Jang yang tersenyum manis di samping
podium.
“Selama
lima bulan terakhir..., ketika pesawat pribadi
Legend Entertainment terjatuh..., dia menyelamatkan anggota yang hilang.
Beliau memainkan peran penting dalam pemulihan bisnis perusahaan. Dengan keahlian
dan keterampilannya..., Beliau telah banyak
berusaha memulihkan Reputasi Legend Entertainment.” Ucap Pria
membanggakan CEO Jang.
“CEO
Hwang Jae Gook masih dalam keadaan koma..., dan kita tidak bisa membuat posisi
CEO kosong di kantor. Dari CEO sementara menjadi CEO secara resmi..., saya menyarankan Wakil
CEO Jang Do Pal.” Kata si pria
CEO Hwang
masih terbaring dengan Ji Ah yang menemaninya, seperti sangat berharap agar
segera tersadar. CEO Jang tersenyum lebar pada
Rapat Umum Luar Biasa. Si Pemimpin rapat pun mengajak mereka melanjutkan
proses ambil suara. Semua direktur menuliskan pendapatnya
“Keputusan
telah disetujui.” Kata Si pria setelah menghitung semuanya. CEO Jang langsung
mengucapakan terimakasih atas mereka yang telah mendukung mereka.
Ki Joon
hanya menatap sinis karena mengetahui kelicikan CEO Jang, Ho Hang yang
melihatnya meminta agar Ki Joon Berpura-puralah senang dan memberikan senyuman
yang lebar. Ki Joon mengejek kalau senyuman Ho Hang itu kelihatannya tulus. Ho
Han menyuruh Ki Joon untuk senyum, tapi Ki Joon tetap cemberut saat CEO Jang
menatap ke arah mereka berdua.
Keduanya
mengantar CEO Jang sampai ke depan mobil. Ho Hang dengan senyuman memberikan
selamat pada CEO Jang atas jabatanya,
CEO jang pikir mereka harus makan malam
perusahaan hari ini dan bertanya Apa Tae Ho dan Ji Ah masih bekerja. Ho
Hang mengatakan kalau Tae Ho lagi syuting film.
“Ji Ah
lagi ada di ruang rapat, mendiskusikan drama barunya.” Jawab Ki Joon, CEO Jang
tersenyum mengetahui keduanya yang sibuk.
“Lagipula,
dia tidak akan kelaparan pada rapat
tersebut.” Sindir Ki Joon, Ho Hang panik berharap agar Ki Joon bisa menjaga
sikapnya.
“Suruh Ji
Ah datang ke kantor besok.” Perintah CEO Jang yang mengetahui kalau Ki Joon itu
tak menyukainya.
“Itu mungkin
susah menyuruhnya karena dia juga ada syuting iklan.” Kata Ki Joon dengan sinis
“Kalau
begitu, suruh dia datang setelah urusannya selesai. Memangnya syuting sampai
seharian?” balas CEO Jang, Ki Joon pun menganguk mengerti.
Ho Hang
menghampiri CEO Jang saat masuk mobil karena sebelumnya ingin mampir ke rumah sakit hari ini. CEO Jang
bertanya Apa kondisi CEO Hwang sudah
baikan. Ho Hang mengatakan Belum ada perubahan.
“Aku
tidak perlu menjenguknya dan Kau saja yang menjaganya. Laporkan padaku, jika kondisinya
membaik.” Perintah CEO Jang tak peduli, Ki Joon makin sinis karena CEO Jang
seperti bersenang-senang diatas perderitaan orang. Ho Hang pun mengerti dengan
perintah atasanya sekarang.
Joon Oh
melihat artikel [Siapakah Reporter Kim?], keduanya duduk diatas tempat tidur.
Joon Oh menceritakan ketikan keluar dari
pulau Reporter Kim mengatakan suatu hal
padanya. Saat itu Reporter Kim yang tergeletak setelah ditikam oleh Tae Ho.
“Orang
yang memberiku petunjuk adalah Yoon So
Hee. Kurasa So Hee berubah pikiran karena wakil CEO perusahaan agensimu.” Ucap
Reporter Kim sebelum meninggal.
“So Hee
tahu siapa yang membunuh Jae Hyun, tapi dia terus berubah pikiran. apa dia
ingin memberitahu yang sebenarnya atau tidak, tapi Karena Jang Do Pal.” Cerita
Joon Oh, Bong Hee kaget menyakinkan yang dimaksud Wakil CEO Jang Do Pal. Joon Oh membenarkan.
“Pada
hari Jae Hyun meninggal..., Tae Ho datang agak terlambat. Ketika semua orang
maumasuk ke apartemennya Jae Hyun di saat itulah dia terjatuh.” Cerita Joon Oh
mengingat saat itu Tae Ho datang dengan taksi lalu Jae Hyun jatuh dari atap.
“Jika Tae
Ho membunuh Jae Hyun dan mencoba menutupinya, itu artinya ada seseorang yang mendorong
Jae Hyun dari apartemen.” Jelas Joon Oh
Bong Hee
mengartikan bahwa Jang Do Pal membantu Tae Ho. Joon Oh pikir seperti itu dan ia
pun tidak tahu bagaimana Reporter Kim
memperoleh rekaman CCTV dimana Tae Ho pergi ke tempat Jae Hyun. Teringat saat
di pulau melihat gambar CCTV saat Tae Ho datang setelah dirinya datang terlihat
dari rekaman CCTV.
“Polisi
bilang. kamera CCTV saat itu sedang rusak. Aku yakin Jang Do Pal ada
hubungannya. Tae Ho mungkin tidak bisa berpikir jernih saat itu.” Ucap Joon Oh
dengan mengambar wajah CEO Jang agar terlihat jelek
“Pada
saat itulah..., kukira Jae Hyun bunuh diri karena merasa dikhianati olehku. Tidak
ada yang bisa membayangkan. kalau dia ternyata dibunuh. Karena itulah, CEO
Hwang dan aku tidak jadi melakukan
otopsi. Kami tidak tega membiarkan dia mati dua kali.” Cerita Joon Oh mengingat
saat pemakaman dan So Hee yang menangis histeris
“Jang Do
Pal juga sepertinya ingin membunuh Manajer Jung dan Ji Ah. Dia menyuap RS di
Cina.” Cerita Bong Hee
Joon Oh
kaget mendengarnya lalu memarahi Bong Hee yang tak memberitahunya. Bong Hee
mengingatkan mereka yang baru saja bertemu hari ini. Joon Oh mengerti lalu
bertanya apakah terluka. Bong Hee dengan bangga kalau dia baik-bai saja karena seorang
pejuang.
“Seo Joon
Oh... Ketika kita kembali ke Seoul, bagaimana caranya kita melawan Jang Do Pal
dan Choi Tae Ho? Tidak ada yang berpihak pada kita.” Kata Bong Hee seperti tak
bisa melawan Dua pria licik
“Apa
maksudmu? 'Kan ada kau. Semua orang berpikir bahwa aku sudah mati.Ketika aku
kembali..., maka Kita bisa mengubah pikiranKi Joon Hyung, Ho Hang Hyung, dan Ji
Ah.Aku yang akan mengurusnya. Jadi jangan khawatirkan soal itu.Sudah cukup yang
kau lakukan demi diriku.” Ucap Joon Oh lalu mengajak mereka Bersulang.
“Tapi,
bagaimana kita akan kembali ke Seoul? Jaksa sedang menyelidikimu. Mereka akan
memborgolmu setibanya kau sampai di Seoul.” Pikir Bong Hee, Joon Oh pikir
seperti sedang memikirkanya.
Joon Oh
dan Bong Hee mendatangi sang kakek meminta agar mengambarnya. Si kakek menulis
dengan huruf China dengan nada suara tinggi, Bong Hee pikir sang kakek itu
memarahi mereka. Joon Oh mengatakan tidak dan mengartikan gambar kakek kalau
pertigaan.
“Apa ini
maksudnya lampu warna merah?” ucap Joon Oh melihat gambar Kakek seperti mencoba
untuk mengerti yang digambar dengan bahasa China yang tak mereka mengerti.
Keduanya
pergi ke sebuah lorong dengan membawa petunjuk dari kakek masih terlihat
kebinggungan. Bong Hee sempat menanyakan pada seorang pria yang tak bisa bahasa
korea, seperti mengerti dengan melihat tulisan sang kakek lalu menunjuk jalan
tempat ke tempat keduanya akan pergi.
Bong Hee
dan Joon Oh akhirnya mondar mandir di lorong, sampai akhirnya Bong Hee melihat
sebuah lampu yang ditutupi lampion mereka dan mereka harus belok kanan, Joon Oh
pun berada didepan Bong Hee mereka harus ke arah tangan kananya. Bong Hee
mengelengkan kepala dengan arah mereka lewat jadi harus lewat kanannya.
Keduanya
saling beradu mulut arah kanan yang harus diambil, Bong Hee mengomel Joon Oh
yang tak tahu arah, lalu Joon Oh pikir mereka itu tak perlu peta karena Bong
Hee mengabaika begitu saja. Bong Hee mencoba menjelaskan kalau di India ,makan
pakai tangan kana dan tidak bisa makan pakai tangan kiri.Saat itu seseorang
datang dari kegelapan memanggil mereka.
Pria
misterius itu membawa Bong Hee dan Joon Oh kesebuah gedung, Bong Hee seperti
tak yakin kalau mereka datang ke tempat yang benar. Joon Oh yakin benar dan
mereka akan pergi naik perahu hari ini ke Korea. Bong Hee melihat tempat yang
didatangi seperti tempat ini aneh bahkan
tidak ada apapun yang membuatnya takut.
Keduanya
sampai ke atap gedung dan Jooh Oh baru saja masuk lemari seperti memastikan
bentuk tubuhnya. Si pria mengatakan kalau Mereka sudah lolos pemeriksaan fisik
dan Joon Oh punya tubuh yang sempurna.
Si pria memberitahu kalau akan tiba di Incheon besok sore dan Harganya
70 ribu won denga menyodorkan tanganya.
Joon Oh
memberitahu kalau sudah membayarnya, Si pria bertanya apda anak buahnya. Si
anak buah membenarkan. Pria itu mengatakan akan membawa ke kontainer pengiriman
jadi tidak bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi setelah itu dan kembali
meminta 70 ribu won. Joon Oh kesal karena sudah bayar. Pria itu kembali bertanya
pada anak buahnya untuk memastikan.
“Masuklah
dan cap dulu sidik jarimu.” Perintah si pria, Bong Hee panik meminta agar Joon
Oh jangan menandatanganinya begitu saja
dan percaya begitu saja.
“Memang
begini aturan disini dan Beginilah cara orang melakukan penyelundupan orang.”
Jelas Joon Oh dan pria itu meminta sidik lima jarinya. Bong Hee makin panik
mendengar harus memberikan lima sidik jari.
“Kubilang,
memang begini aturannya. Kita harus
fleksibel.” Kata Joon Oh tak senggan memberikan cap jarinya.
Si pria
kembali meminta uang 70 ribu won. Joon Oh untuk ketiga kalinya memberitahu
kalau sudah bayar. Si pria mengulangi dengan bertanya pada anak buahnya. Joon
Oh mengatakan kalau anak buahnya itu sudah mengambil uang darinya. Si pria
menyuruh agar Joon Oh mengunting kukunya karena butuh kuku jempol kir dan dua helai rambutnya. Bong Hee menahannya
karena takut digunakan untuk sesuatu yang lain.
“Apa Kau
belum pernah menonton film-film Cina? Memang begini aturannya.” Kata Joon Oh
mulai mengunting kukunya.
“Kenapa
dia butuh kuku dan rambutmu untuk melakukan
penyelundupan orang?” kata Bong Hee heran, Si pria mulai berkomentar Bong Hee
yang banyak bicara sekali.
Setelah
selesai Bong Hee memberikan kuku dan juga helaian rambutnya. Si pria kembali
meminta bayaran. Joon Oh untuk keempat kalinya memberitahu kalau anak buahnya
sudah menerima uang pembayarannya. Si pria tersenyum seperti hanya ingin mengetes
Joon Oh apakah bisa dikelabuhi olehnya atau tidak.
Keduanya
turun dari gedung, Bong Hee pikir Joon Oh tidak perlu melakukan hal ini, karena
sangat cemas dan harus menonton berita. Joon Oh mengatakan tidak menonton
berita. Bong Hee mengatakan kalau Tidak ada jaminan orang-orang itu bisa
membuat mereka kembali ke Seoul.
“Menurutku
mereka tidak berwenang melakukan hal ini. Penyelundupan manusia tidak bisa
disahkan. Aku akan mencoba menelepon Jaksa Yoon dan Pasti ada cara lain.” Ucap
Bong Hee
“Tidak
ada cara lain Dan aku tidak punya waktu.” Kata Joon Oh, Bong Hee pikir Joon Oh
bisa percaya pada kakaknya So Hee
“Aku
harus mencoba untuk mengatasi masalahku sendiri sebelum minta bantuan orang
lain. Aku tidak mau jadi orang yang tak tahu malu.” Kata Joon Oh yakin
“Kau saja
tak bisa menghilangkan duri ikan sendiri,Mana bisa kau akan menyelundup
sendirian? Aku begini karena khawatir.” Ungkap Bong Hee
Joon Oh
menyakinkan Bong Hee dengan mengingatkan kalau tujuan mereka sekarang adalah
harus pergi ke Korea dan menemui semua orang. Bong Hee membenarkan, Joon Oh
menegaskan merekaharus memperbaiki segalanya dan Untuk melakukan semua itu jadi
harus berani mengambil risiko bahaya
seperti ini dan meminta Bong Hee agar jangan khawatir lalu menyuruh Bong Hee
masuk ke taksi yang sudah menunggu. Bong Hee kaget harus pergi sendirian.
“Aku
tidak bisa pergi ke bandara mengantarmu karena ada polisi disana. Besok aku
sudah sampai Korea, jadi akan bertemu denganmu besok.” Jelas Joon Oh
“Mana
mungkin aku pergi sendirian? Aku tidak
bisa dan sangt cemas. Aku Tidak bisa
melakukan” kata Bong Hee menolak. Joon
Oh menyuruh Bong Hee agar cepat masuk saja. Bong Hee mengaku sangat
mengkhawatirkan Joon Oh
“Hei, Apa
kau lupa sedang bicara dengan siapa? Aku selamat dari kecelakaan pesawat dan
menginjak ranjau darat. Walaupun perahu dihantam badai sekalipun, aku masih tetap hidup. Apa itu masuk akal
menurutmu?” kata Joon Oh, Bong Hee mengelengkan kepala.
“Ada
orang lain juga yang lebih tidak masuk
akal Dan kita harus menangkapnya Jangan khawatir.” Jelas Joon Oh menyakinkan.
Bong Hee pun meminta agar Joon Oh menelp kalau sudah sampai karena akan
menjemputnya lalu naik ke atas taksi pergi menuju bandara.
Joon Oh
sudah ada disebuah mobil dengan badan seperti terjepit oleh orang-orang yang
besar ingin datang ke Korea dengan menyeludupkan diri.
“Banyak
kesulitan menanti kita. Jadi... Ini tidak ada apa-apanya. Aku pasti bisa
melewati ini semua. Aku baik-baik saja.” Gumam Joon Oh menyakinkan diri.
Bong Hee
sudah kembali ke Korea seperti sangat khawatir dengan keadaan Joon Oh. Joon Oh
akhirnya pergi dengan berada di dalam kontainer besar yang dimasuki oleh banyak
orang.
“Aku
ingin tahu berapa lama waktu sudah berlalu. Sama seperti udara dingin...,
rasanya sangat suram dan dingin di kontainer ini. Tidak ada orang yang
berbicara. Pada saat seperti ini..., perkenalan diri adalah cara terbaik untuk
mencairkan suasana.” Gumam Joon Oh
Joon Oh
akhirnya berdiri dengan bahasa China memperkenalkan dirinyasebagai seorang
penyanyi Korea,, tapi tak ada yang memperdulikanya. Ia pikir kalau seharusnya tidak melakukannya
an sudah lama tak pernah merasakan
semalu ini, akhirnya memutuskan harus kenal dengan orang duduk disampingnya
lebih dulu.
Seorang
pria duduk disampinganya, Joon Oh pun memperkenalkan diri lebih dulu. Si pria memperingatkan Joon Oh untuk Jangan
coba-coba sok akrab kalau mau hidup dengan memperlihatkan pisau yang
disembunyikan dalam jaketnya. Joon Oh senang ternyata pria itu adalah orang
Korea. Si pria memperingtakn Joon Oh kalau Jangan tanya apapun. Joon Oh pikir
dirinya seharusnya tidur saja.
“Aku juga
tak ingin tahu dan Rasa ingin tahuku langsung lenyap setelah kau memegang
pisau.” Ucap Joon Oh ketus berpikir untuk tidur dan lalu terbangun merasa
kehausan ingin tahu berapa banyak waktu
yang telah berlalu.
Saat itu terlihat pria yang melakukan trik
dengan menganti kartu, Joon Oh terkesima melihatnya. si pria yang duduk
disebelahnya berkomentar kalau Joon Oh tidak perlu tahu. Joon Oh menegaskan
kalau tidak menanyainya dan berpikir itu trik sihir.
Si Pria
melakukan trik lainya, Joon Oh terus terkesima dengan pertunjukan sulap. Si pria
lalu meminta uang agar Joon Oh membayarnya karena sudah menonton
pertunjukannya, Joon Oh bergumam kalau Semuanya karena uang, lalu melihat dua
orang yang melakukan juggling api.
“Dalam
kontainer kecil ini tanpa sirkulasi udara..., orang-orang itu melakukan
juggling api. Dan Sekali lagi, ini semua tentang uang.” Gumam Joon Oh melihat
mereka juga meminta bayaran
Di sisi
lain, seorang pria bermain dengan tiga gelas lalu meminta mereka agar mencari
bola putih dengan memasang taruhan uang.
“Permainan
penipuan itu cuma buang-buang uang saja, ini Payah sekali” gumam Joon Oh
Lalu Ia
berjongkok melihat seorang pria yang duduk menatap gambar dengan bertuliskan
[Aku sayang Ayah] lalu bertanya apa maksud kertas itu. Si pria menceritakan
kalau itu lembaran kertas yang digambar putrinya dan sengeja melihatnya karena sangat
merindukan anaknya, lalu bertanya pada Joon Oh aakah ia merindukan semua orang
terdekatnya. Joon Oh pun bertanya-tanya apakah ia merindukan semua orang.
Pria
pemegang pisau langsung menyahut kalau Joon Oh tidak perlu tahu. Joon Oh merasa
harus membunuh orang itu saja karena terus mengatakan hal yan sama, lalu
memberitahu kalau orang itu menanyakan padanya bukan pada si pria.
“Apa aku
merindukan semua orang?” gumam Joon Oh duduk memikirkan dengan banyak orang
yang sedang main judi.
Bong Hee
duduk dikamarnya terlihat gelisah karena Joon Oh belum juga menghubunginya.
Joon Oh yang tertidur terbangun mendengar suara seseorang menangis lalu melihat
ternyata si pria pembawa pisau yang menangis.
“Kenapa
kau menangis?” kata Joon Oh, Si pria kembali menjawab “Kau tidak perlu tahu.”
Tanpa mengeluarkan pisau.
“Kemana
pisaumu?” tanya Joon Oh, Si pria yang melakuan pemainan 3 gelas dan bola
memegang pisau milik si pria. Joon Oh berpikir kalau ia bermain judi akhirnya
kalah dan memberikan pisaunya.
“Ahjussi,
kau juga kenapa? Kemana kartumu?” ucap Joon Oh melihat pria yang sebelumnya
bermain trik kartu hanya memegang bungkus kartunya.
“Hei...
Kemana kertas yang digambar anakmu? Apa Kau kalah judi juga? Kemana Obor kalian
juga?” ucap Joon Oh melihat semua orang yang kehilangan barang berharga karena
bermain judi
“Aku tidak
bisa menahannya lagi. Aku pernah selamat dari
kecelakaan pesawat, ranjau darat dan hantaman badai. Akulah orang paling
beruntung di dunia.Orang yang tak takut apapun, akulah Seo Joon Oh.” Gumam Joon
Oh dengan yakin bisa menang dan mengajak si paman untuk bermain dengan
mempertahukan semua uangya,
Bong Hee
pergi ke bagian kontainer yang berjejer dalam pelabuhan, salah seorang petugas
membuka kontainer dan keluar orang-orang yang diselendupkan dari China. Bong
Hee melihat si pria judi mengunakan jaket milik Joon Oh, si Pria tak peduli
langsung bergegas pergi.
Tiga
paman keluar dengan wajah sedih, Bong Hee pun menanyakan tentang seorang pria
korea yang kurus dan berambut pirang dan Namanya Seo Joon Oh. Si paman pembawa
pisau kembali mengatakan kalau Bong Hee. Akhirnya didalam kontainer terlihat
Joon Oh yang hanya mengunakan plastik bekas sampah.
Bong Hee
binggung bertanya kemana pakaian Joon Oh dan mencium bau tak sedap. Joon Oh
mengaku tadi berjudi dan ingin mendekat. Bong Hee tak tahan mencium baju
plastik sampah yang dipakain Joon Oh meminta agar menjauh karena masih bisa
mendengarkanya.
Joon Oh
yang kedingian meminta agar memberikan syal yang digunakan Bong Hee. Bong Hee
akan memberikan dan meminta agar Joon Oh tetap menjaga jarak denganya, lalu
mengajak agar segera mandi dan mencarikan baju ganti juga. Joon Oh terlihat
malu karena harus berjalan dengan terlihat bagian celana dalamnya.
Ji Ah
bertemu dengan CEO Jang menegaskan kalau tak akan mau melakukanya. CEO Jang
mengatakan kalau Ji Ah tidak bisa dapat... proyek ini jika Tae Ho tidak
merekomendasikannya sebagai pemeran utama wanita dan menanyakan alasan
menolaknya. Tae Ho berdiri dengan wajah bangganya.
“Itu
harusnya perannya So Hee. Dan So Hee juga yang merekomendasikan dia.” Ucap Bong
Hee, Tae Ho balik bertanya apakah ini memang tak boleh.
“Mungkin
kau tak keberatan dengan hal ini, tapi aku keberatan. Aku tidak mau orang
bilang kalau aku penggantinya So Hee atau juga berada di drama romantis denganmu.” Tegas Ji Ah sudah
muak dengan Tae Ho
“Jika kau
terus pilih-pilih..., maka kau tidak akan pernah menjadi bintang top. walaupun seperti ini
Yang penting kau tidak menyikut karir So Hee, Dia sudah mati, dan kau hanya
mengambil perannya. Tak ada orang yang akan bicara aneh-aneh.” Ucap CEO Jang
sedikit dengan nada tinggi.
“Ji Ah...
Kenapa kau tidak melakukannya saja?So Hee memojokkan dan mengancam CEO Jang untuk
membiarkan dia bertemu sutradara karena dia sangat ingin mendapatkan peran ini.”
Kata Ho Hang menenangkan, CEO Jang yang mendengarnya menyuruh Ho Hang membicara
hal yang tak penting.
“Lupakan
saja, kalau begitu dan Biarkan saja...
Tapi Ji Ah... Manusia selalu berubah pikiran. Jadi Luangkan waktumu untuk mempertimbangkannya. Ibumu harus
berhenti meminta uang pada perusahaan kita.” Ucap Tae Ho lalu keluar dari
ruangan, Ji Ah mengumpat Tae Ho yang selalu saja mengancamnya.
“Pokoknya,
aku tidak bisa ambil peran in Aku tidak akan melakukannya.” Tegas Ji Ah lalu
keluar dari ruangan. Ki Joon mmbela kalau Ji Ah pasti akan punya proyek film yang lebih baik.
“Ji Ah. Kau
belum baca majalah, kan? Kenapa tidak baca dulu
saja sebelum pergi?” ucap CEO Jang, Ji Ah memilih untuk keluar seperti
tak peduli. CEO Jang memanggil Ki Joon agar bisa menganjak bicara.
Ho Hang
tetap diam dalam ruangan dan CEO Jang hanya dengan lirikanya menyuruh keluar.
CEO Jang pikir kalau Ki Joon dan Ji Ah tidak
akur belakangan ini. Ki Joon tak mengerti maksudnya. CEO Jang mengaku tidak kolot seperti yang
mereka kira dan tidak peduli jika keduanya pacaran atau hidup bersama.
“Kami
tidak pacaran. Ketika kami di pulau terpencil... Apa isi majalahnya tentang...”kata
Ki Joon menduga sesuatu.
Ji Ah
membaca berita di majalah online berjudul
[Apakah Ha Ji Ah telah hamil empat bulan? Dan "Mereka rupanya sibuk
main-main"] Ho Hang yang melihatnya juga terkejut, Ji Ah terlihat
kebinggungan bertanya pada Ho Hang kalau dirinya memang hamil. Ho Hang melihat
berita kalau dirinya yang mengandung
bayi manajernya.
“Kau
bilang tidak akan menyakiti Ji Ah.Kau sudah berjanji takkan mengganggu Ji Ah.”
Kata Ki Joon marah
“Aku
sudah memberikan banyak waktu padamu..., jadi sepertinya kau sudah lupa
perjanjian kita, Sepertinya aku belum menunjukkan tindakanku yang lebih keras
lagi. Kau mungkin mengira bahwa aku cuma menggertak saja. Baiklah. Sekarang...,
kau sebaiknya mengendalikan Ji Ah sebelum dia menyebabkan masalah yang lebih
besar.” Perintah CEO Jang lalu memberikan naskah drama.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar