Ha Kyung
mendorong kursi roda Nyonya Jang ditaman, Nyonya Jang mengetahui kalau Sung
Ryong yangbergulat dengan Myung Seok. Ha Suk membenarkan karena hampir dipecat
akibah masalah itu. Nyonya Jang pikir Myung Suk mungkin tidak pernahmenghadapi
hal yang seperti itu.
“Jika
seperti ini, aku merasabingung terhadap Kepala Kim, juga.Dia telah melakukan
hal-halyang tidak bisa kita lakukan.Aku yakin Direktur Seo mempekerjakannya untuk
menggunakan diaseperti bonekanya.” Kata Nyonya Jang yakin
“Tapi aku
masihbelum menangkap...Direktur Seo menggunakandia dengan cara apapun.”
Komentar Ha Kyung
“Apa kau
pikir aku salah?” ucap Nyonya Jang seperti sudah sangat mengenal seluk beluk
perusahan.
Sung
Ryong berbaring dikamarnya, terdengar kembali suara berisik dari lantai atas,
sambil mengumpat marah meminta agar membiarkan dirinya tidur dengan nyaman.
“Sung
Ryong,sadarkanlah dirimu...dan hidup seperti manusia yangberdarah dingin
seperti biasa.Jangan terguncang.” Ucap Sung Ryung mensugesti dirinya.
Tiba-tiba
terlihat reruntuhan mulai jatuh dari atas kamarnya, dan akhirnya semua batu
bata dan pasir jatuh ke dalam kamar Sung Ryong. Wajah Sung Ryong pun terkena
tumpukan pasir dengan lubang yang terlihat dibagian atasnya, bahkan lampu
kamarnya hampir jatuh.
Sementara
di sebuah rumah yang sangat berantakan, Manager Choo berbicara didepan kompor
sambil menelp, terlihat sedikit kesal karena
anaknya membutuhkan lebih banyak uang dengan memberitahu kalau Sudah
cukup sulit untukmembayar biaya sekolah,biaya sewa, dan biaya hidup.
Terlihat
foto sang anak yang berada dalam bingkai, Manager Choo seperti keberatan
anaknya yang ingin ikut les juga, Sang anak seperti tahu kalau ayahnya sedang
kesal. Manager Choo menyangkalnya kalau ia hanya terbangun dari tidurnya dan sudah larut malam
di korea.
“Oh, apa
kau akan pulang ke rumah selama liburan?”tanya Manager Choo, Anaknya seperti tak
akan pulang dengan alasan membuang uang untuk tiket.
“Kenapa
kau tidak ingin menghabiskan uang untuk membeli tiket pesawat? Jika kau tidak
datang selama liburan, kapan kau bisa datang? Maksudku, kita harus hidup
seperti keluarga. Dan bilang pada Ha Rin untuk menelpon. Bagaimana bisa dia
tidak pernah meneleponku?” ucap Manager Choo lalu menyudahi telpnya.
Ia pun
mematikan bagian pengisap bau diatas kompor agar bau rokoknya tak tercium ke
seluruh ruangan. Lalu ia berjalan dengan membaringkan tubuhnya diatas sofa
untuk kembali tertidur, sambil sedikit mengeluh karena harus kehilangan uang
lagi dan memikirkan cara agar bisa mengumpulkan uang sebelum promosinya.
Sung
Ryong melihat harga rumah sewa baru tapi mengeluh karena harganya sangat mahal, menurutnya tidak bisa
tinggal di... tiba-tiba seseorang menabraknya. Myung Seok mulai mengumpat tapi
melihat wajah Sung Ryong langsung kaget dan terkejut.
“Kenapa
terkejut begitu?” ejek Sung Ryong lalu mencium bau alkohol dari baju Myung
Seok.
“Apa Kau
minum banyak kemarin? Bagaimana lenganmu?” tanya Sun Ryong, Myung Seok langsung
menarik tanganya mengaku kalau baik-baik
saja, Sung Ryong tahu kalau Myung Seok itu tidak baik-baik saja.
“Kau
seharusnya lebih menuntut... Ayahmu untuk memecatku.” Kata Sung Ryong
“Aku
memutuskan untuk membiarkan ini berlalu.” Kata Myung Seok panik ingin segera
pergi dengan memanggil pihak pengamanan,
“Kau
harus tahu siapa musuhmu sebelum kau berkelahi.” Tegas Sung Ryong
“ Mari
kita tidak saling menyapa lagi. Aku tidak akan mengatakan apa-apa bahkan jika
kau mengabaikanku.” Kata Myung Seok
Sung
Ryong menarik tanganya, Myung Seok ketakutan berpikir akan kena pukul dan
bergegas pergi padahal Sung Ryong hanya memegang dahinya.
Sung
Ryong sibuk dengan ponselnya berbicara kalau
ingin melihat kamar nya dan akan bertemu pada hari Sabtu, serta
memastikan bagian langit-langit nya kuat. Manager Choo diam-diam mendengarnya
dari balik komputernya.
“Yang ini
deposito 20.000 dengan 1.200 untuk disewakan. Yang satu ini deposito 20.000 dengan
1.000 sebagai sewa bulanan. Dan Kau harus tinggal di deposit 1.800 dan 1.800
sewa bulan.” Ucap Sung Ryong melihat kembali iklan sewa rumah dalam ponselnya,
sambil bertanya-tanya siapa yang bisa tinggal di tempat seperti itu
“Apa Kau
mau pindah?” ucap Manager Choo yang sudah duduk manis didepan rak, Sung Ryong
kaget melihat Manager Choo sudah ada didekatnya.
“Oh, ya.
Aku tidak bisa tinggal di sana lagi. Kau tidak akan percaya ini, tapi langit-langit
di kamarku runtuh.” Cerita Sung Ryong, Manager Choo kaget mendengarnya
Manager
Choo heran dengan rumah semacam itu bahkan air dirumahnya pernah mati
kemarin, Sung Ryong menceritakan
sudah mencari tempat di sekitar tempat
kerja, tapi semuanya terlalu mahal.
“Aku
punya ruang kosong di apartemenku.” Ucap Manager Choo, Sung Ryong bertanya apa
maksudnya.
“Seluruh
keluargaku tinggal di luar negeri. Istri dan anak perempuanku berada di
Kanada.” Cerita Manager Choo
“Itu
sebabnya kau terlihat seperti pengemis... Maksudku, kau selalu tampak lelah.”
Komentar Sung Ryong, Manager Choo mengaku
kadang-kadang terlihat seperti seorang pengemis.
“Jadi, meskipun
begitu. Bagaimana kalau kau membayarku biaya sewa nya bulanan dan tinggal
bersamaku?” saran Manager Choo
“Kurasa,
itu tidak benar. Meskipun aku bayar, tapi aku tidak ingin menjadi beban.” Kata
Sung Ryong
Manager
Choo pikir itu bukan beban karena mereka bukan orang yang tak saling mengenal.
Sung Ryong tetap saja merasa aneh. Manager Choo pikir Sung Ryong tak perlu ragu
untuk datang dan tinggal bersama, serta mengnggap saja seperti rumahnya
sendiri.
“Bagaimana
kalau 450ribu won. per bulan?” kata Sung Ryong, Manager Choo terlihat kaget
“50ribu
won nya tidak perlu” kata Sung Ryong, Manager Choo merasa kalau seperti kegiatan amal. Sung Ryong tetap meminta
diskon 50ribu won, Manager Choo langsung setuju.
“Aku lebih
suka tidak melakukan sesuatu yang akan menjadi beban bagi kita.” Kata Sung
Ryong, Manager Choo mengumpat Sung Ryong itu laki-laki murahan sambil berjalan
pergi, Sung Ryong masih bisa mendengarnya,
Manager Choo meralatnya kalau Sung Ryong adalah orang yang cerdas.
“Berhenti
bertengkar dengan dia, dan mari kita bersiap-siap.” Kata Ha Kyung, Sung Ryong
pun mengajak mereka segera pergi.
Seo Yul
berada dengan Manager Lee, Nona Kang, Sung Ryong dan juga Ha Kyung,
memberitahu Bahan Keuangan nya sudah
adajadi hanya memeriksa saja. Mereka hanya perlu alasan untuk menemukan
kecacatan dan bagaimana akan mengatasinya.
“Yang
Seoahn Jangryong inginkan adalah analisis yang jujur. Kurasa, itu bukanlah hal
yang perlu dikhawatirkan. Kita punya Tuan Penyelamat bersama kita.” Kata Seo
Yul, Sung Ryong menatap tak setuju.
“Ini
adalah tugas yang mudah. Mari kita selesaikan dalam sehari.” Kata Seo Yul
mengajak mereka untuk memulainya.
Sung
Ryong memberikan semua berkas pada Ha Kyung, Ha Kyung bertanya apakah Sung
Ryong tak membawa tas, Sung Ryong mengeleng. Diam-diam Seo Yul melirik sinis
karena Sung Ryong terlihat sangat dekat dengan Ha Kyung.
Seo Yul
keluar dari gedung naik mobilnya, sementara Sung Ryong dan yang lainya naik
mobil bersama, wajahnya makin sinis karena tak keduanya berada dalam satu
mobil.
Dibagian
gedung masih terjadi aksi demo menutut Reformasi, karena Kurir pengiriman juga
manusia. Dan Tidak ada lagi hukuman. Menurut semua pekerja kalau Lingkungan
kerja tidak manusiawi jadi TQ harus sadar. Seo Yul bertemu dengan seorang
petinggi perusahan.
“Aku
tidak melihat pasukan polisi.” Ucap Seo Yul
“Kami
akan melaporkan mereka saat ada kekerasan.
Seorang
ketua demo berteriak “Tidak boleh ada lagi tuntutan tak masuk akal dan denda!
TQ harus mereformasi!” Sung Ryong melihat pria yang berteriak seperti pernah
melihat pria itu sebelumnya.
Seo Yul
sudah lebih dulu masuk dengan Manager lainya, Sung Ryong akhirnya menghampiri Manager
tersebut mnegatakan kalau pekerja ingin merevisi kebijakan penalti, lalu menanyakan
artinya. Manager menjelaskan ketika seorang kurir pengiriman salah menempatkan barang
atau adanya kerusakan... Seo Yul langsung menyela menyuruh Sun Ryong agar
mencaritahu sendiri saja.
“Biaya
Jasa Pengiriman TQ sering disebutkan di berita. Bagaimana rencanamu untuk
kedepan nya... Kenapa orang lain memakai pakaian hitam... saat satu orang...”
kata Sung Ryong penasaran, Seo Yul tak bisa menahan amarahnya
Ha Kyung
langsung menariknya untuk menjauh, Sung Ryong berpikir kalau pria yang
mengunakan pakaian merah itu Kepala persatuan nya
Akhirnya
Seo Yul menyuruh anak buahnya untuk langsung aja melakuan tugasnya dan ia
berbicara lebih dulu dengan sang manager. Seo Yul memberitahu kaalu Orang-orang
dari Seoahn Jangryong akan berada di sini besok.
“Mengapa
para pengunjuk rasa masih ada?” keluh Seo Yul
“Aku
ingin mengakhiri nya juga, tapi negosiasi itu malah jadi kacau balau.” Kata
Sang Manager
“Kau seharusnya
mengambil alih dari awal. Kau tidak tahu kau akan kehilangan atas tanganmu,
jika kau tidak bisa? Segera selesaikan negosiasi nya. Mulai dari sini, aku yang
akan bertanggung jawab. Apapun yang terjadi sekarang bukanlah urusanmu.” Tegas
Seo Yul lalu meninggalkan Sang Manager dengan wajah geram.
Disebuah
ruangan sudah ada berkas dan juga usb sebagai akun terakhir. Manager Lee
memerintahkan agar memeriksa
masing-masing rekening dari kantor penjualan lalu lihat laporan keuangan
nya serta sebuah laporan berdasarkan temuan mereka.
Seo Yul
akhirnya bergabung dengan memeriksa semua berkas, tapi diam-diam menatap Ha
Kyung yang duduk disebelah Sung Ryung. Sementara Sung Ryung terlihat kesal
dengan komputernya yang malah menghang, bahkan tak bisa menekan tombol power.
Akhir ia
mencari bagian stop kontak dibagian bawah agar bisa mengulang komputernya, tapi
malah mematikan semua aliran listrik pada komputer. Seo Yul binggung karena
semua mati. Sung Ryong beralasan kalau tak adayang menandai kabel colokan untuk
komputer. Seo Yul berteriak marah menyuruh Sung Ryong keluar saja.
Sung
Ryong bertanya kemana ia akan pergi, Seo Yul tak peduli keman saja asalkan
jangan ada dalam ruangan. Sung Ryong pikir ia datang sebagai anggota tim. Seo Yul tak mau tahu
menyuruh Sung Ryong segera keluar dan tutup mulut. Sung Ryong pun meminta Ha Kyung menelpny kalau
sdah selesai. Ha Kyung membela Sun Ryong kalau tidak bisa melakukan semua pekerjaan
ini sendirian. Seo Yul tak peduli menyuruh Sung Ryong segera keluar.
Sung
Ryong mengumpat kesal pada Seo Yul yang memiliki sifat marah berlebihan merasa
tak melakukan sesuatu yang sangat buruk,
berpikir kalau menarik colokannya ketika sedang melawan musuh utama nya dalam
game.
Diluar
gedung semua pendemo sedang beristirahat,
Sung Ryong melihat sosok orang yang pernah dikenalnya. Si pria mengenali
Sung Ryong dan Sung Ryong tahu pria itu adalah
Joon Kwon dari Flower Wagon di Gunsan. Joon Kwon membenarkan dengan
saling berpelukan karena bisa bertemu lagi.
Keduanya
duduk dibawah tenda dengan banyak tulisan dari pendemo “TQ SANGAT MENYUSAHKAN
KARYAWANNYA!” Sung Ryong merasa dengan bertemu Joon Kwon membuatnya seperti
membawa kembali kenangan lama Joon Kowon juga ingat dulu Sung Ryong sering
memberikan mereka para pelayan uang saku tambahan.
“Karena
aku tahu berapa banyak yang bos-mu tilap dan Kurasa kau telah dipromosikan. Kau
sekarang jadi kepala persatuan.” Ucap Sung Ryong, Joon Kwon menyangkal kalau
ini bukan promosi.
“Kepala
setiap persatuan buruh adalah pekerjaan yang sangat bagus di Gunsan.” Kata Sung
Ryong, Joon Kwon merasa kalau ini berbeda karena di Seoul dirinya tidak punya
banyak kekuasaan.
“Apa Kau
ingat kepala persatuan transportasi pelabuhan? Namanya Ja Bok.” Kata Sung Ryong
Joon Kwon
rasa Semua orang di Gunsan mengenalnya.
Sung Ryong pikir kaalu Ja Bok itu sangat keren, karena saat bertanya
apakah ia bisa memakai seragamnya, tapi
Ja Bok malah menamparnya dan melihat jaket yang dipakai Joon Kwon itu terlihat
sangat keren, berpikir kalau itu dari merek mewah bahkan dilapisi dengan motif
kotak-kotak.
“Apa Kau
ingin mencobanya?” ucap Joon Kwon, Sung Ryong berpura-pura menolaknya Tapi akhirnya Joon Kwon melepaskan dan
memakain pada Sung Ryong.
“Ah Jadi
begini rasanya. Aku tiba-tiba merasa begitu kuat.” Ungkap Sung Ryong sambil
mencoba menyakinkan lagu mars demo.
Ki Ok
terlihat gelisah dengan memegang ponselnya, Manager Choo melihat langsung
mendatanginya dengan bercanda kalau Ki Ok sedang menonton film porno. Ki Ok
menyangkalnya, Manager Choo ingin tahu
masalah nya karena terlihat aneh sejak kemarin. Ki Ok tetap menutupinya kalau
tak terjadi masalah apapun.
“Aku
tidak bermaksud menguping, tapi aku mendengarmu berbicara di telepon. Apa sanak
keluargamu sedang kesulitan?” kata manager Choo berusaha simpati. Ki Ok
terlihat ragu. Manager Choo pikir kalau memang tak ingin menceritakan maka
lebih baik tak perlu memberitahukanya karena dirinya juga tidak bisa membantu.
Ki Ok binggung menjelaskanya.
“Aku
bosmu, tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk menunjukkan itu.” Kata
Manager Choo
“Masalahnya
adalah... tentang ayahku. Dia bekerja di Jasa Pengiriman TQ.” Cerita Ki Ok,
Manager Choo lalu bertanya apa masalahnya. Ki Oh menghela nafas panjang.
Seo Yul
masih berkerja melihat berkas pada layar komputer kalau Nominal nya sudah merah
sejak tahun 2013 dan ingin tahu alasanya. Nona Kang pikir itu karena merekameningkatkan biaya
nya.Meskipun begitu, merekamempertahankan biaya pengiriman tanpa negosiasi
ulang dengan klien bisnis yang besar.
“Mall
yang bersangkutan menolak.” Kata Seo Yul
“Para
kurir menuntut kita untuk menaikkan biaya mereka. Jika kita menurutinya, maka
perusahaan akan terbalik. Mengapa mereka begitu egois?” keluh Manager Lee
“ Kurasa,
itu bukan karena biaya nya. Kita hanya meningkatkan biaya mereka 12 sen...
sejak 2013. Pada tahun 2014, kami berhenti meliputi tagihan ponsel mereka dan
biaya gas mereka. Kenaikan biaya...jauh lebih kecil daripada pengurangan biaya.
Jika nominal nya masih merah...” kata Ha Kyung langsung disela oleh Manager
Lee.
Manager
Lee menyindir kalau Ha Kyung itu harus bekerja pada sesuatu yang lain dan
kenapa harus ikut campur. Ha Kyung mengaku kalau hanya melihat-lihat saja.
Manager Lee memperingatkan Ha Kyung agar
Tetap berpegang pada apa yang diperintahkan padanya. Seo Yul memerintahkan agar memasukan
peningkatan biaya sebagai penyebab utama hilangnya keuntungan mereka. Manager
Lee mengerti.
Joon Kwon
bersama pegawai lainya duduk dalam tenda menceritakan kalau perusahaan menyalahkan kerugian perusahaan
pada pekerja, kalau cara kerja mereka itu
sangatlah bersih. Sung Ryong pikir
Tidak ada pengusaha di Korea yang akan mengakui kesalahannya.
“Jika
berhasil, maka mereka akan menganggap itu berasal dari strategi mereka. Jika
tidak berhasil, itu maka adalah kesalahan karyawan.” Jelas Sung Ryong
“Tagihan
Telepon, gas, kompensasi atas kerugian dan kerusakan. Kami harus membayar untuk
semua itu. Kami bekerja 14 jam sehari dan hampir tidak mendapatkan uang yang
cukup.” Cerita Joon Kwon, Sung Ryong kaget mendengarnya.
“Jika
sedang ramai, kita bahkan bekerja 18 jam sehari.” Cerita Tuan Won
“Tubuhmu pastinya sakit atau terluka selama
bekerja panjang begitu dan Pastinya menguras fisik.” Pikir Sung Ryong
“Mereka
harus mencoba, apa yang kita lakukan. Maka mereka akan tahu betapa
menyusahkannya semua ini.” Pikir Joon Kwon.
Seo Yul
yang sedang dalam ruangan menerima telp dengan wajah kaget akhirnya keluar
ruangan. Ha Kyung melihat seperti sengaja ingin melakukan sesuatu. Akhirnya Seo Yul menanyakan keberadaan orang
itu dan ingin datang agar memberitahu dengan saling bertatap muka.
“Hidup
kita hampir tidak layak hidup. Kita bisa dibilang sebagai mesin pengantar.
Selagi ramai, kita tidak punya waktu untuk buang air kecil. Ada juga karyawan
yang terkena infeksi kandung kemih.” Cerita Tuan Won, Sung Ryong tau kalau Infeksi
sangatlah menyakitkan.
“Mesin
juga diberikan bensin atau oli. Kerbau yang bekerja bahkan bisa beristirahat di
malam hari dan bisa ke dokter hewan ketika mereka sakit. Kami adalah manusia,
tapi kami tidak mendapatkan apa-apa, tidak sama sekali.” Cerita Tuan Won
Joon Kwon
menceritakan kalau Hari-hari yang
terburuk bagi mereka adalah Hari Anak dan Natal. Ketika mengantar boneka mahal
dan robot sepanjang hari kemudian pulang ke rumah. Tapi mereka tidak mampu
untuk membeli mainan sama sekali bahkan bisa disebut tidak punya uang sema
sekali.
“Putriku...
menunggu di rumah untuk menanti hadiahnya. “cerita Joo Kwon menahan sedih.
“Bagaimana
mungkin pengusaha yang kaya memperlakukan kami seperti ini? Kami, yang seorang
kuriradalah karyawan, juga. Mengapa mereka tidak peduli tentang kami
sedikitpun?” kata Tuan Kwon mulai marah
“Bukan
hanya karir yang tidak mereka pedulikan.
Mereka tidak peduli tentang kemanusiaan, titik.” Tegas Sung Ryong mulai
marah
Manager
Lee mengajak semua untuk beristirahat lebih dulu. Ha Kyung melemaskan otot
punggungnya bertanya-tanya keberadan Sung Ryong yang tak kembali. Akhirnya ia
keluar melihat Sung Ryong sudah duduk dibawa tenda dengan jaket merah lalu
menghampirinya. Sung Ryong melihat Ha Kyung yang datang menyuruhnya duduk, Ha
Kyung melihat Tuan Won yang lebih tua menyuruhnya duduk seperti tak bisa
menolaknya.
“Kau
terlihat seperti seorang nelayan.” Bisik Ha Kyung melihat jaket yang
dipakainya.
“Aku mungkin
membuat persatuan pekerja di kantor pusat. Aku bisa memimpinnya.” Kata Sung
Ryong bangga.
“ Lebih
dari 10 orang... kehilangan pekerjaan mereka hanya untuk mencoba melakukan itu.
Hanya mengucapkan kata "Persatuan" dan Penyihir Jahat akan menuliskan
namamu.” Kata Ha Kyung.
Sung
Ryong bertanya apakah memang ada daftarnya,
Ha Kyung pikir bisa sebagai Daftar
hitam karyawan. Tuan Won ikut berbicara kalau anaknya itu bekerja di kantor pusat TQ. Ha Kyung pun
bertanya dibagian Departemen mana. Tuan
Won hanya tahu anaknya ada di posisi
keuangan atau akutansi.
“Dua itu
adalah departemen yang sangat terhormat.” Komentar Ha Kyung
“Melihat
kalian berdua membuatku merasa sangat bangga. Anakku akan bekerja di...kantor
dan bukannya bekerjadi lapangan sepertiku.” Kata Tuan Won. Ha Kyung pamit
karena harus kembali bekerja.
“Ketika
kau kembali, tolong katakan atasanmu tentang penderitaan kami.” Pesan Tuan Won,
Ha Kyung mengangguk mengerti. Sung Ryong
pun meminta agar menelpnya kalau sudah selesai karena harus mengambil barang-barangnya.
Ha Kyung
menyuruh Sung Ryong agar mengambalikan jaket itu pada pemilknya, Sung Ryong menolak karena akan memakainya sampai
selesai nanti. Ha Kyung pun segera bergegas kembali kedalam gedung.
Seo Yul
bertemu dengan seseorang seperti kaget mengetahui Penyidik Jaksa Han. Si pria juga measa tidak
yakin tentang itu tapi ini bisa menjadi penyidik, dan bisa saja memiliki karyawan
yang membocorkan informasi. Bahkan Yang lebih meyakinkan, ada pengkhianat
disekitar mereka.
“Jaksa
Han pasti dalang dari semua ini.” Ucap Seo Yul
“Orang
lain tampaknya menargetkan Presdir.” Kata Si pria. Seo Yul menebak kalau itu
adalah istri dari Presdir. Pria itu yakin Seo Yul sudah mengetahuinya.
“Dia
sudah menjadi target sejak mencuri perusahaan beliau.” Pikir Seo Yul
“ Siapa
pun yang membocorkannya, pasti seseorang yang sangat dekat dengan rumah.”kata
si pria
“Aku
mengatakan itu adalah Dept. Akuntansi atau Operasi Bisnis. Awasi semua orang
dari kedua departemen itu.” Perintah Seo Yul pria itu mengangguk mengerti.
Malam pun
tiba, Sung Ryong pikir akan kembali ke
dalam ruangan. Joon Kwon akan datang ketika negosiasi berakhir. Sung Ryong
setuju untuk mengajaknya makan udang yang diasinkan dengan Soju. Tiba-tiba
beberapa pria dengan mengunakan masker masuk ke dalam parkiran, semua binggung
melihat orang yang tak dikenal oleh mereka.
“Kami
dari perusahaan keamanan. Berkumpul.” Perintah si pria,
“Mengapa
kita harus berkumpul?” tanya Joon Kwon berani menghadang si pria.
“Keluar
dari sini.” Perintah si pria, Sung Ryong melihat pria berbadan kekar mulai
berbisik
“Aku bisa
langsung tahu bahwa... mereka berkelahi untuk mencari nafkah.” Ucap Sung Ryong
Joon Kwon
kaget tapi menurutnya itu tak mungkin. Sung Ryong yakin kaau Mereka adalah ahli
karena terlihat di mata mereka, yang tidak peduli terhadap wanita, anak-anak,
atau orang tua dan memukul siapa saja jadi mengajaknya untuk pergi.
“Bahkan
jika itu terjadi, maka aku tidak akan lari.” Tegas Joon Kwon, para pria kekar
pun langsung menyerang semua pendemo dengan memukul kayu agar bisa bubar. Sung
Ryong yang ketakutan berusaha kabur tapi malah makin banyak orang yang
mengejarnya.
Ha Kyung
sudah menyelesaikan semua tugas dan menelp Sung Ryong tapi tak diangkat.
Sementara Sung Ryong sedang berusaha menghindari kejaran para pria, meminta
agar tak mengikutinya dan dibuat heran karena mereka terus mengejarnya.
Manager
Lee melaporkan pada Seo Yul kalau semua sudah selesai, Seo Yul memerintahkan
agar mengirim semua ke bagian Urusan
Umum dan Periksa lagi besok sebelum mencetaknya, serta beritahu untuk periksa
terjemahan Cina nya. Manager Lee mengerti.
Seo Yul
melirik ke arah Ha Kyung, lalu akhirnya memuji semua kalau sudah Kerja dengan
baik. Seorang masuk memberitahu Seo Yul kalau medapatan masalah di luar. Seo
Yul binggung masalah apa yang dimaksud.
Semua
atribut demo dirusak, Tuan Won mengamuk tapi malah membuatnya diinjak dan
mendapatkan perlakuan kasar. Sung Ryong berteriak marah karena banyak yang
mengejarnya berpikir kalau dirinya itu seperti pria ideal yang dikejar-kejar.
Beberapa orang langsung mengotong Sung Ryong keluar dari gedung, Sung Ryong
berteriak kemana ia akan dibawa pergi.
“Seseorang
tolong telpon polisi! Aku tidak bekerja di Jasa Pengiriman TQ!” teriak Sung
Ryong
Ha Kyung
dan yang lainya keluar dari gedung dibuat melonggo, Seo Yul mengumpat kesal
karena tahu pasti ini ulang Min Young. Ha Kyung bertanya siapa orang-orang itu.
Manager Lee memberitahu kalau Mereka dari perusahaan swasta. Ha Kyung pikir
siapapun itu tak bisa melakukan tindakan seperti ini.
“Ini
perkelahian mereka. Maka, mereka yang akan mengurusinya.” Kata Nona Kang tak
peduli, Ha Kyung teringat dengan Sung Ryong yang sebelumnya bersama dengan para pekerja.
“Jangan
pergi. Berbahaya.” Ucap Seo Yul menahanya, Ha Kyung tetap akan pergi karena
Sung Ryong ada diantara mereka.
Ha Kyung
mencari-cari sosok Sung Ryong diantara orang-orang yang sedang berkelahi.
Tiba-tiba ia melihat sosok Tuan Won yang diinjak, lalu berusaha menolong tapi
membuat dirinya terhempas jatuh. Seo Yul yang melihat Ha Kyung jatuh langsung
berteriak marah agar menghentikan semuanya. Ha Kyung sempat kaget mendengar
teriakan Seo Yul.
“Beraninya
kau menatapku. Kau pikir kau siapa?” teriak Seo Yul ingin memberikan pukulan.
Ketua
kemanan langsung menyuruh anak buahnya agar berhenti dan Berkumpul lalu berjalan
pergi. Seo Yul mencoba menahan amarahnya, Ha Kyung pun membantu Tuan Won agar
bisa berdiri. Joon Kwon duduk lemas seperti dirinya tak berguna.
Sung
Ryong dibawa kesebuah tempat dengan kepala ditutup kain hitam dan dudukan
dengan seseorang yang tak terlihat dalam kegelapan, lalu bertanya siapa pria
itu.
Si Pria
mengaku senang menyapa Sung Ryong sebagai
Kepala Persatuan Buruh. Sung Ryong binggung. Si Pria memperlihatkan
wajahnya dengan melihat Sung Ryong adalah Kepala Persatuan Buruh Jasa Pengiriman
TQ. Sung Ryong kaget karena mengunakan jaket milik Joon Kwon dianggap sebagai
ketua Persatuan buruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar