PS : All images
credit and content copyright : KBS
Maek Jong
masuk ke dalam ruang istana, Ratu Ji Soo melotot kaget melihat anaknya yang
berada berjalan didepanya. Semua orang bertanya-tanya siapa Maek Jong yang
berani masuk ke istana.
“Aku..
Raja Silla....Jinheung.”ucap Maek Jong. Semua mentri langsung kaget dan
langsung menundukan kepala. Ratu Ji Soo benar-benar shock karena anaknya
memberitahu semua orang tentang rahasia yang selama ini ditutupinya.
Ah Ro
berdiri saling menatap Moo Myung yang berdiri didepanya, tak jauh mereka ada
pengawal dengan anak buahnya. Moo Myung berjalan mendekat, Ah Ro berpikir
dirinya mimpi dan bertanya bagaimana Moo Myung mengetahui keberadaanya.
“Di mana
pun kau berada... Aku akan menemukanmu. Aku.. tak akan membiarkanmu pergi ke
mana pun.” Ucap Moo Myung.
Saat itu
Ah Ro tiba-tiba berlari ke belakang Moo Myung karena melihat sebuah panah yang
tertuju pada teman kakaknya, Ah Ro pun langsung jatuh terkena panah didadanya.
Moo Myung berteriak histeris melihat Ah Ro yang tak sadarkan diri, saat itu
juga beberapa busur panah berada disekeliling Moo Myung.
Tiba-tiba
seseorang menghalangi panah yang di lemparkan pengawal pada Moo Myung. Pa Oh
datang dengan pedang membantu Moo Myung lalu menyuruhnya pergi dan akan
mengurus mereka semua. Moo Myung terdiam. Pa Oh menegaskan bahwa Moo Myung
harus harus menyelamatkan Ah Ro. Moo Myung mengendong Ah Ro untuk segera
menyelamatkanya, Pengawal dan anak buahnya pun keluar dari persembumnyian
binggung karena Pa Ah malah membantu Moo Myung.
“Aku......datang
melindungi mereka.” Kata Pa Oh,
“Siapa
memerintahkanmu ke sini?!” teriak pengawal marah
“ Lalu
Pada perintah siapa kau pikir? Kau. Tunjukkan rasa hormat... Aku lebih tua 10
tahun darimu!” tegas Pa Oh
“Ini
perintah... Ratu telah memerintahkan kita...membunuh pengkhianat yang berpura
jadi Raja!” kata si pengawal
“Menurutmu
siapa Raja palsu? Kau melayani Raja palsu terlalu lama dan Kau bingung siapa
Raja asli. Raja asli memerintahkanku melindungi mereka. Ini perintah Raja!! Kau
tak mematuhi perintah Raja. Bisakah kau
melawanku?” kata Pa Oh siap mengangkat pedangnya.
“Aku akan
membunuhmu lebih dulu.” Kata si pengawal siap juga dengan pedangnya, tiba-tiba
sebuah busur panah menusuk bagian paha si pengawal. Putri Sook datang sengaja
melepaskan busur panahnya.
“Patuhi
perintah Raja.” Tegas Putri Sook, pengawal terlihat shock mendengarnya. Pa Oh
pun memberikan hormat pada Putri Sook.
Tuan Ahn
terdiam didepan rumahnya, mengingat kembali ucapan Kyung Kong kalau Ah Ro akan
menjadi Wonhwa, maka dari itu anak dari Tuan Ahn, lalu meralat perkataanya
bahwa anak laki-lakinya menjadi Raja.
“Pria
itu... anak Joon Jung. Putra Pangeran Hwi Kyung darah suci Silla.” Kata Tuan
Ahn pada Ratu yang membuat Ratu benar-benar kaget mendengarnya.
Moo Myung
datang membawa Ah Ro yang sudah tak sadarkan diri dengan busur panah yang
menancap di dadanya. Tuan Ahn kaget melihat anaknya yang terluka. Moo Myung
menahan tangisnya meminta agar Tuan Ahn bisa menyelamatkan Ah Ro. Tuan Ahn
langsung meminta agar Moo Myung membawanya ke dalam rumah.
Di ruang
rawat
Ah Ro
dibaringkan dengan panah yang masih menempel, Moo Myung benar-benar gelisah
melihatnya. Tuan Ahn dengan rasa
sedihnya menyuruh Moo Myung untuk menunggu diluar. Moo Myung menolaknya.
“Aku
mengatakan ini sebagai ayah dan tabib! Aku akan mengurusnya. Jadi Keluarlah.”
Tegas Tuan Ahn, Moo Myung akhirnya keluar dengan berat hati.
“Ah Ro,
kau harus bertahan. Jika aku kehilanganmu juga... Kumohon.” Gumam Tuan Ahn lalu
menarik panah dari tubuh anaknya dan menekan bagian luka agar tak banyak darah
yang keluar.
Moo Myung
duduk diam dengan wajah tertunduk mengingatkan saat pertama kali Ah Ro
memberikan makanan dan memintanya agar tetap hidup. Lalu berjalan pulang dengan
mengendongnya,
Ah Ro
sambil membersihkan luka ditanganya meminta agar jangan sampai terluka dan tak
ingin terluka lagi. Ia sambil menangis mengaku kalau senang karena Moo Myung
sebagai kakaknya.
“Perasaan
ini membuatku gila... Aku benci diriku sendiri. Itulah mengapa aku berarti
untukmu.” Ungkap Ah Ro yang melihat Moo Myung tak sadarkan diri. Moo Myung
seperti sadar terbangun dan langsung mencium Ah Ro.
Tuan Ahn
keluar dari rumah wajahnya terlihat geram karena Moo Myung duduk di teras
rumahnya, lalu sengaja menjatuhkan baskom yang dibawanya. Moo Myung kaget
melihat Tuan Ahn yang sudah keluar dan langsung berdiri.
“Lukanya
tak terlalu parah.Apa yang terjadi?” tanya Tuan Ahn berjalan mendekati Moo
Myung dengan wajah marah
“Ratu
mengirim pasukan untuk membunuhku. Mereka ingin memanahku. Jika aku bersamanya
maka Aku akan terus membuatnya dalam bahaya. Karena Ia tahu... Ah Ro adalah
kunci memperalatku.” Jelas Moo Myung
“Apa
ingin yang kau rencanakan?” tanya Tuan Ahn.
Moo Myung
mendatangi Ah Ro yang terbaring dengan wajah pucat, ia merasa dengan melihat Ah
Ro yang berbaring tak berdaya seperti bukan orang yang dikenalnya selama ini
jadi memintanya agar cepat bangun.
“Kupikir...seseorang
sepertiku bahkan tak layak dilahirkan. Setelah bertemu denganmu, Aku bersyukur
dilahirkan pertama kalinya. Aku sangat senang alasanku untuk hidup adalah kau.
Tapi Maaf... Dan... Aku sangat mencintaimu..” ungkap Moo Myung dengan air mata
mengalir lalu memberikan ciuman pada Ah Ro. Lalu ia menaruh dadu kesayangan
tepat disamping Moo Myung.
Ratu Ji
Soo masuk ke ruangan dan melihat anaknya duduk disinggasana, lalu mengatakan
akan menutupi kesalahan yang sudah diperbuat oleh anaknya jadi lebih baik Hanya
tinggal diam serta akan melindungi seperti biasa.
“Tentang
Siapa dirimu... Aku sudah siapkan istana tersendiri untukmu. Tinggal di sana
untuk saat ini. Aku akan mendiamkan para pejabat.” Kata Ratu Ji Soo
“Itu
bukan kesalahan.” Kata Moo Myung, Ratu Ji Soo kaget mendengarnya.
“Apa yang
bisa Raja sepertimu melakukan sesuatu dengan tahtanya? Apa kau tahu yangterjadi
pada Raja tak berdaya?! Kau akan dimangsa oleh para pejabat dan berakhir
kehilangan segalanya. Kau akan kehilangan tahta dan juga nyawamu! Kau akan
mengakhiri darah suci, karena ketidak kedewasaanmu?!” tegas Ratu Ji Soo dengan
nada tinggi.
“Aku siap
jadi Raja. Aku dilahirkan, untuk dikenal orang saat ini.” Balas Maek Jong yang
tak mau lagi menutupi jati dirinya.
“Bukan...
Kau bukan Raja... Karena kau berada di bayanganku.” Ucap Ratu Ji Soo
“Ya, aku
bersembunyi di bayangan Ibu. Aku tahu bahwa aku hidup berkat Ibu. Ada waktu
saat aku senang dan bersyukur untuk itu. Namun... Aku tak selalu senang hidup
seperti itu. Aku akan berdiri sendiri sekarang. Aku akan bertahan tanpa ada menghentikan
dan menyembunyikan wajahku. Aku akan membuat masa depan Silla yang aku
mimpikan.” Ungkap Maek Jong
Ratu Ji
Soo yakin Maek Jong akan menyesal jadi
lebih baik Percayalah padanya. Maek Jong
pikir Penyesalan itu adalah nasibnya, dan ia sendiri yang harus menanggungnya.
Kyung
Kong melihat Moo Myung yang datang ke tempatnya. Moo Myung menatap Kyung Kong
lalu membahas kalau memang pria itu ayahnya maka ibunya, seperti tak percaya
kalau dirinya juga punya seorang ibu.
“Joon
Jung... Ia adalah Wonhwa Silla, wanita yang cantik. Ia dicintai oleh semua
orang di Silla. Wonhwa adalah ancaman bagi keluarga kerajaan yang lemah.
Terutama Wonhwa yang hamil dengan darah suci. Keadaan itu sangat Terancam.”
Cerita Kyung Kong tentang ibu Moo Myung
“Saat itu
terjadi... kau berada di rahimnya.” Cerita Kyung Kook.
Joo Jung
sebagai Wonhwa menerima tusukan dari dari Ratu Ji Soo, terlihat perutnya yang
sedang hamil. Ia mengatakan kalau Bayi dalam
kandungan itu bergerak.
“Aku
adalah anak dia tapi aku jadi petani dan jadi separuh bangsawan....Lalu apa sekarang
sebagai darah suci bangsawan?”kata Moo Myung tak percaya lalu dengan menahan
air matanya menatap Kyung Kong sebagai ayahnya.
“Aku
tahu...hidup itu sulit. Namun Aku tidak akan minta maaf. Aku ingin kau hidup
bebas tanpa nama, tak ada hubungannya dengan dunia atau tahta. Itu yang terbaik
bisa yang biasa kulakukan untuk melindungimu. Aku telah mengawasimu lama
sekali. Dan sekarang, persiapan telah selesai, yaitu Persiapan membuatmu jadi
Raja. Di Silla membutuhkan seseorang sepertimu dan Hanya kau yang bisa memahaminya.
Raja baru yang dapat mengubah masa depan Silla. Itu adalah..kau.” tegas Kyung
Kong.
Ratu Ji
Soo mondar mandir dalam ruangan terlihat sangat gelisah, Tuan Kim bersama
dengan Ratu menanyakan keberadaan panglima.
Ratu Ji Soo yang gugup memanggil Mo Young meminta dibawahkan teh, Moo
Young datang membawakan segelasn teh dan langsung dihabiskan oleh ratu, mata
Moo Myung terlihat sinis.
“Gakgan...tak
akan tinggal diam.” Kata Tuan Kim
“Apa Ia berencana
duduk di tahta dengan kesemerautan dan kesembronoan? Aku bekerja keras untuk
Silla bahkan berkerja sangat keras melindunginya.” Ungkap Ratu Ji Soo penuh
amarah
“Tuan
Kim... Kau perlu melakukan sesuatu untukku.” Tegas Ratu Ji Soo.
Di rumah
Tuan Park, semua anak buahnya binggung karena sedari tadi hanya tertawa dengan
memegang lehernya. Saat itu Tuan Park menyuruh seseorang untuk masuk. Semua
kaget melihat Moo Young yang datang dan tahu kalau itu orang yang paling dekat
dengan Ratu.
“Ratu Ji
So bagaimana keadaanya?” tanya Tuan park
“Setelah
minum teh beracun selama 10 tahun gejala tersebut akhirnya muncul. Tangannya
gemetar dan Ia sering pingsan.Aku percaya Ia berhalusinasi juga.” Ucap Moo
Young
“Ahh.. Akan
lebih baik jika kita telah membunuh Raja. Jika Raja tanpa wajah sudah mati dan
Ratu menderita penyakit dan mati maka tak ada yang akan komplain aku jadi Raja
dan mengambil tahta.” Kata Tuan Park, semua yang ada diruangan terdiam seperti
tak percaya dengan upaya Tuan Park untuk menjadi raja.
“Sam Maek
Jong, ada cara untuk membununya.” Kata Tuan Park penuh keyakinan.
So Ho
menemui ayahnya, bertanya apakah terjadi
sesuatu maka memangilnya. Tuan Kim memberitahu kalau Raja Jinheung telah kembali jadi membutuhkan
anaknya agar melakukan sesuatu.
Teman Ban
Ryu masuk ke asrama Hwarang dengan terburu-buru lalu memberitahu dua temanya,
kalau Raja bertukar. Dua temanya bingung. Teman Ban Ryu mengatakan kalau Raja tanpa wajah dan Raja
sudah bertukar. Semua langsung melonggo kaget.
“Ji Dwi
adalah Raja.” Ucap teman Ban Ryu, keduanya makin kaget mengetahui bahwa Ji Dwi
adalah Raja
“Ya.
Sumber aku tak pernah salah. Ia bahkan ke istana berkata "Aku adalah Raja
Jinheung" seperti itu.” Ceritak teman binggung
“Jadi
Pria itu adalah Raja? Bagaimana Anjing-Burung?” tanya temannya binggung
Ban Ryu
dan Yeo Wool sedang berjalan membahas kalau
Ji Dwi Raja asli, bukan Sun Woo. Yeo Wool pikir Ban Ryu yang ketinggalan
berita. Lalu tiba-tiba ia tidak ingat, apakah ia selama ini bersikap baik pada
Ji Dwi. Ban Ryu hanya bisa menatapnya.
Yeol Wool pikir seharusnya bisa melakukan hal itu karena Dengan begitu, bisa hidup dengan baik tanpa khawatir.
Ban Ryu
hanya menghela nafas panjang, saat itu melihat So Ho duduk sendirian menatap
sebuah kipas. So Ho mengingat saat kejadian bersama dengan ratu.
Flash Back
Saat itu
tangan Ratu tak sengaja mengenai wajahnya dan terlukaSo Ho berlutut di depan
ratu, memberitahu kalau menjatuhkan kipas itu. Ratu Ji Soo hanya diam saja.
So Ho
duduk diam melihat kipas yang ada ditangnya. Yeo Wool berjalan mendekat bertanyabertanya
apakah So Ho terkejut kalau Sun Woo bukanlah Raja asli. So Hoo menatap Ban Ryu
lalu berjalan meningalkan keduanya. Yeo Wool binggung melihat So Hoo, merasa
aneh melihat sikapnya. Ban Ryu tertunduk diam melihatnya.
Wi Hwa
mengikat tanaman bongsainya terlihat sangat puas, lalu Bu Jae datang dengan
wajah panik memberitahu kalau Ji Dwi
adalah Yang Mulia Raja. Wi Hwa mengeluh Bu Jae yang berteriak-teriak padanya.
“Apa kau
sudah tahu? Seharusnya katakan padaku! Apa yang kau lakukan sekarang?” kata Bu
Jae melihat Wi Hwa sedang berkemas.
“Aku
dipecat jadi Bersenang-senanglah.” Kata Wi Hwa lalu berjalan pergi.
Di
ruangan Hwarang
Semua
membahas kalau bukan Sun Woo yang jadi raja tapi Ji Dwi dan merasa menyesal tak
bersikap baik. Ban Ryu merasa kalau keadaan sangat kacau sekali sekarang.
“Apa Kau
tak penasaran?Kau juga berpikir “Anjing-Burung” adalah Raja asli.” Kata Yeo
Wool. Ban Ryu pikir karena Sun Woo yang terlihat begitu.
Bu Jae
masuk ruangan, Yeo Wool bing Kenapa
asisten kepala instruktur yang datang.
“Kepala
Instruktur meninggalkan Rumah Hwarang. Lalu... pelajaran sore ini dibatalkan.
Kalian bisa pulang.” Kata Bu Jae lalu berjalan meninggalkan ruangan dengan
wajah lesu.
Semua
menatap kebingungan, Yeo Wool pikir seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa
sangat aneh di Rumah Hwarang.
Putri
Sook berjalan dilorong lalu dayang
memberitahu bahwa Putri Sook Myung ingin menemui Ratu. Saat keduanya
bertemu, Ratu Ji Soo langsung marah pada
Putri Sook yang berani melawanya, serta tak tahu bagaimana berbahayanya atau seberapa
besar kekacauan Silla.
“Namun...
Itu perintah Raja.” Ucap Putri Sook dengan tertunduk.
“Kau
bilang Perintah Raja? Di Silla, Aku yang memerintah!! Harus aku menyerahkan Sam
Maek Jong di atas tahta. Itu seharusnya aku! Aku!!” teriak Ratu Ji Soo marah
Putri
Sook hanya bisa diam, Ratu Ji Soo terlihat merasakan sakit kepala dan akhirnya
jatuh pingsan. Putri Sook panik memanggil ibunya, lalu berteriak memanggil
pelayan agar bisa menolongnya.
Tiga anak
dipasar bernyanyi dengan lirik ♪ Yang terbaik Hwarang adalah Ji Dwi. Raja segala Raja adalah Sun
Woo. ♪ Moo Myung berjalan dengan topi capingnya
mendengar lirik nyanyian anak kecil dan menatapnya.
Sementara
Yeo Wool sedang pergi berbelanja di tempat Ki Joon, lalu menemukan sebuah benda
yaitu kaca milik Han Sung dan mengingatkan pada temanya. Han Sung sering
melihat cahaya matahari dengan kaca tersebut. Tiga anak tadi terus menyanyi
sampai terdengar di telinga Yeo Wool.
“Yang
terbaik Hwarang adalah Ji Dwi Dan Raja segala Raja adalah Sun Woo? Apa ini?
Ahh... Tak mungkin.” Kata Yeo Wool tak percaya walaupun merasa sangat aneh.
Maek Jong
mulai memakain baju sebagai seorang wajah dengan cincin, gelang serta
mahkotanya. Pa Oh datang ke kamarnya, Maek Jong langsung menanyakan
penampilanya. Pa Oh mengatakan kalau Maek Jong Sungguh terlihat seperti Raja
Silla. Maek Jong melihat wajah Pa Oh yang khawatir lalu bertanya apakah terjadi
sesuatu, apakah keadaan aman.
Pa Oh
hanya tertunduk diam, Maek Jong langsung menyuruh semua dayangnya untuk keluar
ruangan dan kembali mengulang pertanyaanya.
Pa Oh memberitahu kalau Akan ada pertemuan pertama Maek Jong dengan
pejabat. Maek Jong ingin Pa Oh segera mengatakan padanya sekarang.
“Sebenarnya,
Ah Ro...Terpanah oleh panglima tapi Kupikir dia selamat. Aku minta maaf, Yang
Mulia.” Ucap Pa Oh merasa menyesal, Maek Jong terdiam seperti menahan amarah
karena tak bisa melindungi Ah Ro.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar