PS : All
images credit and content copyright :MBC
Flash Back
Tae Ho
datang ke tempat Jae Hyun mengajak untuk bicara. Jae Hyun pikir Tae Ho sudah
sudah tahu segalanya jadi tak ada lagi yang harus dikatakan menurutnya Apapun
yang dilakukan, Tae Ho kan mengubah keputusannya. Tae Ho melihat sebuah CD
berlabel ["Suara" untuk Choi
Tae Ho]
“Kita
sudah sukses seperti ini. Kenapa kau sekarang seperti ini? Semuanya mulai kacau
bagi Dreamers. Jika kau membantu kami sedikit lagi...” ucap Tae Ho menenangkan
Jae Hyu.
“Jadi
Sampai kapan aku harus...membereskan masalah kalian? Apa harus aku hidup sebagai
bayangan kalian selamanya?” kata Jae Hyun marah
“Hyung..
Apa mungkin kau butuh uang? Kalau itu masalahmu, aku akan bicara dengan CEO Hwang...” ucap Tae Ho
kembali menenangkanya.
“Apa
menurutmu...Aku ini orang yang hina? Lebih baik Keluar dari sini kalau kau
sudah selesai bicara. Aku tidak ingin mendengarnya.” Ucap Jae Hyun marah
Tae Ho
terus meminta agar Jae Hyun mengatakan apa yang dinginkanya an mengabulkanya
kecuali keluar dari agensi. Jae Hyun
makin marah merasa kalau Tae Ho tak bisa menyanyi dengan suaranya sendiri jadi
pasti tak akan bisa mengurusnya sendiri.
“Jika kau
punya waktu bicara denganku seperti
ini..., lebih baik pergilah, latihan vokal agar suaramu bagus.” Ucap Jae Hyun
sinis
“Aku
mengerti kau keluar dari agensi, tapi ini sudah keterlaluan.” Ucap Tae Ho sudah
mulai naik pitam
“Ini tidak
ada apa-apanya sama sekali dibandingkan bagaimana
perlakuan kalian padaku.” Kata Jae Hyun, Tae Ho pun seperti merasa tak
bersalah
“Kau hanya
meminjamkan suaramu padaku. Apa aku belum terlalu bagus untukmu?” kata Tae Ho
“Kau
bilang "Hanya meminjamkan suaramu"? Yahh baiklah... Suara itu akan
hilang dari pandanganmu sekarang. Jadi,
mulai sekarang. Semoga kau berhasil. Aku akan melihat seberapa suksesnya dirimu
nanti.” Sindir Jae Hyun, Tae Ho tak bisa lagi menahan amarah langsung memukul
dan mencengkram tubuh Jae Hyun
“Apa kau
pikir kau sehebat itu? Apa Kau pikir aku akan gagal tanpamu?” teriak Tae Ho,
Jae Hyun menyuruh Tae Ho agar bisa melepaskan tanganya. Tae Ho langsung
mendorong Jae Hyun dan akhirnya jatuh di koper besi.
“Aku
hanya ingin meyakinkanmu. Aku minta maaf” kata Tae Ho tapi Jae Hyun hanya
terdiam saat. Ia pun mendekat dan melihat kepala Jae Hyun berdarah dan saat itu
ponsel Jae Hyun berada dibawah sofa nama So Hee yang menelpnya.
Bong Hee
akhirnya sampai depan hotel tapi mengerem dengan mendadak. Joon Oh mengeluh
dengan cara Bong Hee menyetir, Bong Hee mengaku kalau sudah mencoba menginjak
rem pelan-pelan. Joon Oh mengajak mereka segera masuk. Bong Hee melihat hotel
yang besar dan tinggi lalu memoles bibirnya lebih dulu.
“Bong
Hee.. kau sedang apa?” ucap Joon Oh yang sebelumnya sudah sampai pintu dan
kembali lagi. Bong Hee yang kaget mencoret lipstiknya sampai keluar bibir dan
akan segera keluar.
“Kenapa
kau pakai make-up?” keluh Joon Oh akhirnya kembali lagi masuk ke dalam mobil.
“Kita
'kan mau masuk hotel. Jadi kupikir... Aku kelihatan jelek dan lusuh.” Kata Bong
Hee polos.
“Memang
apa bagusnya ke hotel? Apa kau tak pernah masuk hotel?” kata Joon Oh, Bong Hee
mengaku kalau Ini kali pertamanya.
“Astaga Harus
ku apakan kau ini? Kau pasti jarang kemana-mana sebelum bertemu denganku. Kau
beruntung kau menjadi stylist-ku. Aku sudah membuatmu pernah naik pesawat, dan mengajakmu ke hotel. Kau
harusnya berterima kasih padaku, paham?” kata Joon Oh sambil menghapus lipstik
keluar dari bibir Bong Hee.
Joon Oh
mengambil kembali lipstik yang dipakain Bong Hee ingin memakai agar lebih cepat
masuk Hotel. Bong Hee memajukan bibirnya seperti yang diminta Joon Oh, lalu
berpikir kalau dibuat menjadi seperti badut. Joon Oh berkomentar Bong Hee yang
terlihat cantik lalu mengajak segera keluar. Bong Hee melihat bibirnya di
cermin tersenyum bahagia.
Jaksa
Yoon sudah menunggu di Hotel lalu melihat Tae Ho dengan beberapa bodyguard dan
langsung menelp Bong Hee menanyakan keberadaanya.Bong Hee mengatakan akan masuk
ke dalam hotel sekarang. Jaksa Yoon memberitahu kalau Tae Ho ada dihotel
bersama dengan orang suruhannya Jang Do Pal.
“Mereka
pasti curiga kalau melihat kau dan Joon
Oh. Berhati-hatilah, jangan sampai kelihatan oleh mereka. Aku akan pergi lebih
dulu dan pesan kamar bagi kita.” Jelas Jaksa Yoon dengan melihat Tae Ho sedang
berbicara dengan pengawalnya.
Joon Oh
masuk ke lobby hotel memberitahu Bong Hee kalau harus melepas sepatu di hotel
dan bertelanjang kaki. Bong Hee menurut akan melepaskan dan langsung melempar
sepatu Joon Oh kalau dirinya bukan orang bodoh, tahu.Joon Oh kesal karena Bong
Hee yang mengunakan bahasa banmal padanya.
Keduanya
masuk kedalam lift, Bong Hee menekan
lantai tombol 15 tapi tak tertutup. Joon Oh mengejek Bong Hee yang pertama kalinya naik Lift Hotel dan mencoba
bicara pada speaker untuk ke lantai 15. Tapi tetap saja lift tak tertutup dan
bergerak.
Tae Ho
terlihat berjalan dengan para body guardnya. Seorang pria masuk lift mengunakan
kartu lift dan menekan tombol lantai,
Bong Hee dan Joon Oh terdiam karena ternyata harus mengunakan kartu. Tae
Ho tepat berada di depan lift saat pintu tertutup.
Wajah
Joon Oh dan Bong Hee hampir saja terlihat, tapi karena seorang fans yang
meminta tanda tangan membuat Tae Ho tak
melihat ke dalam lift. Dua body guard yang menjaga Tae Ho, menjauhkan
fans yang membuat Tae Ho kesal.
Jaksa
Yoon memberitahu kalau Choi Tae Ho dan Jang Do Pal mulai beraksi dan Sepertinya
mereka memang mengincar ponsel So Hee. Bong Hee duduk diam mendengarnyakanya,
Jaksa Yoon juga tidak yakin apa isi di dalam ponsel itu tapi menurutnya
berisi sesuatu yang ingin dirahasiakan
oleh mereka.
“Byeong
Joo tadi bilang kalau Jang Do Pal datang
ke sini diam-diam tanpa memberitahu Choi
Tae Ho dan Katanya, ada yang aneh.” Cerita Bong Hee, Jaksa Yoon pun sedikit
curiga.
Joon Oh
duduk dikamar mandi membaca pesan dari Ki Joon “Aku tidak bisa memihakmu..., tapi
menurutku kau harus tahu. Jang Do Pal menanyai Ji Ah, milik siapa ponsel yang
ada di pulau itu. Dia sepertinya sensitif soal hal-hal mengenai So Hee karena
Choi Tae Ho. Aku memberitahukan ini padamu karena mungkin ini bisa membantu
membersihkan namamu. Kau tidak perlu berterima kasih padaku.”
“Tentu
saja aku harus berterima kasih padamu.
Aku sudah datang ke hotel buat mengambil ponselnya. Kau makin kurang cepat
tanggap saja, Hyung. Aku tidak bisa bekerja denganmu kalau kau tidak cepat
tanggap. Hiduplah bahagia... bersama Jang Do Pal dan Tae Ho selamanya” balas
Joon Oh
Ki Joon
yang melihatnya mengeluh pada Joon Oh yang sebelum menyuruh jangan bilang
siapa-siapa kalau sudah kembali ke Korea tapi sekarang malah keluar dan nanti ada
orang yang melihatnya nanti. Ponsel Joon Oh berdering dengan nama [Pengkhianat Jung Ki Joon]. Ki Joon
menanyakan keberadaan Joon Oh sekarang.
“Kenapa
kau peduli aku dimana?” kata Joon Oh sinis, Ki Joon meminta agar Joon Oh
memberitahukanya saja.
“Aku ada
di Plaza Hotel. Kau tahu tempatnya, hotel yang biasa kita datangi setelah jumpa
fans dan makan empat kotak pizza disana.” Jelas Joon Oh
“Apa kau
mengikuti Jo Hee Kyung? Apa kau sendirian?” kata Ki Joon panik
“Aku
selama ini selalu sendirian sejak kau
mengkhianatiku.” Sindir Joon Oh
“Kalau
Jang Do Pal atau Tae Ho melihatmu, bagaimana? Cepat Keluar dari sana sekarang.”
Ucap Ki Joon panik
“Mereka
tidak membuatku takut.Kenapa kau tak takut pada mereka?” kata Joon Oh melihat
ada sebuah jerawat di dagunya.
Ki Joon
memberitahu kalau situasi sekarang jauh
lebih serius daripada yang mereka kira
karena bergerak dalam gerombolan dan merasa kalau firasatnya tidak enak jadi
meminta agar Joon Oh Keluar dari sana
krena akan berada dalam bahaya. Joon Oh tiba-tiba menjerit kesakitan, Ki Joon
panik berpikir sudah terjadi sesuatu.
Ji Ah
baru keluar dengan asistantnya, Ki Joon meminta agar Ji Ah agar pulang sendiri
karena ada urusan mendesak lalu bergegas pergi dengan menghentikan taksi, Ji Ah
dengan asistant berusah mengikuti taksi yang dinaiki oleh Ki Joon.
Byung Joo
sedang berada dalam ruangan CEO Jang mengirimkan pesan “Semuanya baik-baik
saja.” Bong Hee membaca pesan dari Byung Joo merasa kalau Tapi tata bahasanya
salah. Joon Oh yang sibuk dengan jerawatnya menyuruh Bong Hee agar membalas
pesannya untuk tetap mengawasi CEO Jang.
“Jadi
maksudmu...Kamar Jo Hee Kyung dan kantor kampanyenya adalah tempat kemungkinan
besar ponsel So Hee berada.” Kata Joon Oh
“Ya. Jang
Do Pal dan Tae Ho juga pasti tahu itu. Kita harus mendapatkan ponsel itu sebelum mereka.” Ucap Jaksa Yoon
“Kau harus
pergi ke kantor kampanyenya. Bong Hee dan aku yang akan memeriksa kamarnya.”
Kata Joon Oh membagi tugsa
“Kalian
harus berhati-hati. Mereka juga akan mencari ponsel itu.” Ucap Jaksa Yoon
khawatir
“Jangan
khawatir. Kami akan menemukannya dan
keluar dengan aman.” Kata Bong Hee menyakinkan.
“Mulai
sekarang, ini semua tentang waktu. Jo Hee Kyung keluar dari kamarnya sore hari
untuk berkampanye. Di situlah kesempatan kita. Kalian harus mencari kamarnya
ketika dia sudah pergi.” Pesan Jaksa Yoon
Bong Hee
mengerti, Joon Oh sudah siap pergi.
Jaksa Yoon sangat khawatir meminta agar Joon Oh bisa berhati-hati. Joon Oh
menenankan Jaksa Yoon agar tak khawatir dan akan mendapatkan ponselnya So Hee
apapun yang terjadi. Bong Hee pun membuang tissue yang digunakan Joon Oh untuk
membersihkan jerawatnya.
Anak buah
Tuan Jang menerima sebuah amplop coklat bertuliskan [Partai Tangpyeong]dan
memberikan amplop yang cukup tebal terlihat sebuah lembaran 50ribu won. Di
pinggir jalan, Hee Kyung dan Penyidik Oh sedang melakukan kampanye sebagai
anggota DPR.
Penyidik
Oh dengan mata jelinya melihat keseberang jalan, anak buah CEO Jang memberikan
amplop coklat. CEO Jang melihat isinya yaitu “Jadwal Kampanye Jo Hee Kyung”
senyuman liciknya pun terlihat. Penyidik Oh bisa merasakan rencana licik yang
akan dilakukan CEO Jang.
Seorang
pembersih kamar datang, Bong Hee mengambil kunci kamar dan melemparkanya, Joon
Oh kesal dengan cara melempar Bong Hee. Keduanya malah saling belajar melempar
kunci dengan benar agar mudah ditangkap. Setelah itu masuk ke dalam hotel.
Jaksa Yoon memerintahkan agar mencari dari Kamar Jo Hee Kyung.
Byung Joo
pergi ke tangga darurat melihat beberapa
pengawal sedang istirahat dengan sopan menyapanya dengan membagikan minuman
kopi. Belum selesai membagikan kopi, seperti mereka sudah di panggil kembali
untuk bertugas. Byung Joo binggung karena Joon Oh adadi kamar lalu mencoba
menelp Bong Hee.
Joon Oh
kebinggungan karena tak menemukan apapun, Bong Hee juga mencari ke bagian bawah
TV. Ponsel Bong Hee berdering dan melihat Byung Joo yang menelpnya, saat itu
terdengar bunyi suara pintu yang akan terbuka. Bong Hee pun panik.
Saat itu
Tae Ho masuk dengan dua bodyguardnya, terdengar saura ponsel. Tae Ho pun bisa
mendengarnya terlihat curiga kalau ada seseorang didalam. Joon Oh dan Bong Hee
sudah bersembunyi dibawah kamar wastafel, dengan Joon Oh yang mengeluh Bong Hee
tak mengatur dalam keadaan getar.
“Kau
dengar suara barusan, 'kan?” kata Tae Ho, dua pengawalnya merasa tak mendengar
apapun.
“Berjagalah
kalau ada orang datang.” Perintah Tae Ho, dua pengawalnya langsung menempelkan
alat penyadap pada ruangan.
Tae Ho
masuk ke kamar mandi melihat wajahnya, tak sengaja ponslenya terjatuh dari saku
bajunya. Joon Oh dan Bong Hee panik tapi saat itu terdenganr bunyi gedoran
pintu. Tae Ho pun tak sempat menunduk dan keluar kamar mandi dengan mengambil
ponselnya. Joon Oh malah berkomentar kalau Tae Ho yang membeli sepatu baru
Ki Joon
dan Ji Ah masuk ke dalam kamar setelah pengawal membuka pintu, Tae Ho kaget
melihat keduanya datang, Ki Joon sambil melirik ke dalam mengatakan kalau Ji Ah akan mengambil peran itu.
Flash Back
Ki Joon
bertemu dengan Byung Joo di lobby, keduanya sama-sama menanyakan alasan datang
ke hotel. Ki Joon beralasan kalau kebetulan
ada di dekat sini lalu bertanya Sudah berapa lama di hotel, Byung Joo mengaku tadi
keliling-keliling saja.
“Apa Kau
sudah melihat dia? Siapa yang kau lihat hari ini?” ucap Ki Joon tak bisa
menyembuta namanya akhirnya keduanya sama-sama menyebut nama Joon Oh dan saling
terkejut.
“Apa Kau
kemari mau menemui Joon Oh Hyung?” kata Ki Joon, Byung Joo memberitahu kalau
Joon Oh dalam bahaya karena Sekarang,
Tae Ho pergi ke kamar tempat Joon Oh berada.
“Apa Joon
Oh Oppa ada di sini?” ucap Ji Ah yang datang mendengar pembicaraan keduanya
Tae Ho
menatap curiga pada Ji Ah seperti bisa merasakan sesuatu. Ji Ah pikir Tae Ho
tak suka dengan keputusanya, Tae Ho mengelak kalau tak mungkin dirinya tak
menyukai itu. Ji Ah meminta agar memustuskan sebelum berubah pikiran.
“Apa yang
kau lakukan di sini?” tanya Ki Joon ingin masuk ke dalam. Tae Ho pun mendorong
keduanya agar bicara di luar saja. Ki Joon berpura-pura penasaran dan berjalan
keluar.
“Aku tak
menduganya tapi Kenapa kalian datang jauh-jauh ke sini?” kata Tae Ho, Ki Joon
kebingungan menjelaskanya.
“Karena
ini sangat mendesak.” Ucap Ji Ah, Ki Joon pun membenarkan.
“Kau
padahal kemarin-kemarin tidak mau peran itu. Tapi sekarang kau bilang ini mendesak” sindir Tae Ho
“Bilang
saja kalau kau tak mau. Biar nanti kuberitahu CEO Jang.” Ucap Ji Ah, Tae Ho
pikir tak perlu dan menyuruh Ji Ah mengambil peran itu saja lalu berjalan
pergi.
Ki Joon
menerima pesan dari Joon Oh “Aku memaafkanmu. Ada restoran pizza di seberang
hotel. Apa Kau bisa pesan pizza tanpa daging?” senyuman keduanya pun bisa
terlihat.
Bong Hee
dan Joon Oh berpikir kalau sudah aman,
lalu keluar dari persembunyian karena berpikir akan ketahuan. Joon Oh
mengambil sebotol minuman meminta Bong Hee agar membuka untuk nya. Bong Hee
yang kehausan lebih dulu meminum untuknya.
Tiba-tiba Jaksa Yoon datang memberitahu kalau sudah tahu dimana ponselnya So Hee.
Penyidik
Oh membawa kotak dari benda-benda yang hilang, Jaksa Yoon yakin kalau ponsel
itu ada pada penyidik Oh. Hee Kyun masuk ruangan, Penyidk Oh mengatakaan akan
membawa ponsel itu ke tempat yang diminta. Hee Kyung pun menyuruh Penyidik Oh
agar berangkat lebih dulu.
CEO Jang
pun bisa mendengar pembicaraan Hee Kyung.
“Mulai
sekarang, janganbiarkan Tae Ho mengetahuinya dulu. Hanya kita saja yang pergi. Jika
Tae Ho tahu rencana kita ini maka tamatlah kalian.” Ucap CEO Jang
Anak buah
CEO Jang datang memberitahu bahwa Ji Ah dan Ki Joon ada di sini. CEO Jang
terlihat kaget.
Jaksa Yoon merasa Jang Do Pal sudah tahu jadi harus bergerak
lebih cepat daripada mereka dengan
membagi tugas kalau dirinya yang akan urus Jang Do Pal dan mereka berdua urus
Penyidik Oh.
CEO Jang
bergegas pergi ke parkiran meminta agar mereka bergegas sebelum kehilangan
jejak. Jaksa Yoon berada dalam mobil menelp seseorang meminta bantuanya.
Penyidik Oh sudah membawa
kotak dan menaruh dalam bagasi, Joon Oh dan Bong Hee sudah mengamatinya dan
mulai mengikuti Penyidik Oh dari jarak jauh agar tak ketahuan
Byung Joo
baru saja membawakan makan tapi anak buah CEO Jang bergegas pergi. Ki Joon
sedang ada didalam lift bersama Tae Ho dan Ji Ah, CEO Jang menelp bertanya apakah Tae Ho
bersamanya. Ki Joon membenarkan, CEO Jang meminta agar Ki Joon mendengarkan
saja dan Jangan bicara apapun. Ki Joon mengerti.
“Jangan
pergi dari hotel. Tetaplah bersama Tae Ho selama satu jam. Paham?” perintah CEO
Jang. Ki Joon mengerti.
Tae Ho
langsung bertanya siapa yang menelpnya, Ki Joon mengaku kenalanya saja dan
menawarkan agar bisa makan saat mendiskusikan filmnya. Saat itu keluar dari
lift, Tae Ho dikagetkan dengan anak buah CEO Jang berlari dan masuk ke dalam
mobil. Ia pun ikut bergegas dengan
menarik keluar pengawal lain.
Beberapa
mobil berada didepan Penyidik Oh seperti anak buah CEO Jang. CEO Jang
menanyakan pada sopirnya yang terus melihat ke spion, Sek memberitahu kalau ada
yang mengikuti mereka. Jaksa Yoon sengaja mengemudikan mobilnya tak menjaga
jarak CEO Jang sengaja mengikutinya.
Sementara
Bong Hee kena omel Joon Oh karean malah lurus terus dan harusnya putar balik.
Bong Hee merasa tidak pernah putar balik. Jaks Yoon terus mengikuti mobil CEO
Jang untuk menghalangi jalanya. Keduanya pun seperti kejar-kejaran dalam film,
disebuah pertigaan dua mobil polisi melihat yang kecepatan melebihi standart
yang ditentukan.
Polisi
langsung menyuruh keduanya agar bisa menepi. CEO Jang turun dari mobil dengan
wajah kesal dan betapa kagetnya melihat Jaksa Yoon yang mengemudikan mobilnya.
Jaksa Yoon menyindir kalau mobil CEO Jangharus diberhentikan karena tadi mulai
mempercepat lajunya.
Saat itu
Bong Hee dan Joon Oh lewat dengan mobil berkecepatan rendah, Bong Hee pun melihat mobil milik Penyidik Oh
yang ada didepan mereka, dengan bangga kalau memang benar harus terus melaju
lurus. Joon Oh mengomel sendiri karean
baru melihat mobil Penyidik Oh dan menyuruh Bong Hee agar jagar jarak
“Itu hal
yang paling sulit kulakukan.” Akui Bong Hee. Joon Oh menyuruh Bong Hee jangan
banyak tersenyum karena mereka sedang mengikuti seseorang. Bong Hee pun
memperlihatkan wajah serius.
Penyidik
Oh tiba-tiba merasakan perutnya bergejolak dan melihat kalau ada pom bensin
agar mengisi bahan bakar serta mengosongkan perutnya. Bong Hee melihat mobil
penyidik Oh yang berbelok ke pom bensin, Joon Oh pikir itu tempat
peristirahatan. Bong Hee memberitahu kalau itu adalah pom bensin.
Joon Oh
memberitahu kalau Kedua tempat itu biasanya bersebelahan lalu memperingatkan
Bong Hee agar tak menyalakan lampu sen karena mereka sedang mengikutinya lalu
membantu dengan memegang stir agar mobil mereka bisa masuk ke jalur kanan.
Penyidik
Oh meminta isi bensin 20 liter dan buru-buru masuk ke dalam toilet. Bong Hee
dan Joon Oh akhirnya memarkir mobilnya, Bong Hee pun membagi tugas akan akan
mengulur waktu dan Joon Oh geledah mobilnya. Joon Oh seperti tak yakin tapi
Bong Hee memberikan semangat agar Joon Oh bisa melakukanya.
Bong Hee
melihat penyidik Oh yang masuk ke dalam toilet, sementara Joon Oh membuka
bagasi mobil yang tak terkunci. Bong Hee sengaja menahan pintu dengan beberapa
barang agar tak terbuka, penyidik Oh akhirnya selesai ingin keluar langsung
panik karena terkunci dari luar dan berteriak meminta tolong. Bong Hee sengaja
menuliskan [Toilet sedang rusak]
Joon Oh
mengambil isi dari kotak berlabel “Benda tertinggal dari kecelakaan tersebut”.
Hee Kyung sedang ada didalam mobil menelp seseorang bertanya apakah sudah di
jalan sekarang. Pria itu mengatakan baru saja tiba
Akhirnya
Joon Oh membuka kotak yang sengaja diambil dari Hee Kyung, tapi ternyata
kotaknya kosong dan hanya berisi kertas koran. Sementara ponsel milik So Hee
sudah ada di tempat reparasi oleh anak buah Hee Kyung lainya.
Flash Back
Hee Kyung
sengaja memasukan amplop untuk ponsel So Hee mengatakan kalau mereka harus memeriksanya dan harus mencari tahu apa
yang ada didalamnya, karena Pasti ada alasan kenapa semua orang menginginkan
ponsel ini. Ia perlu mencari tahu sebelum orang lain yang mendapatkannya.
Penyidik
Oh pun membawa kardus dengan mengatakan akan menaruhnya di tempat yang dimintanya. Hee Kyung menyuruh penyidik Oh agar berangkat lebih dulu, seperti sudah tahu
bahwa kamarnya disadap oleh CEO Jang untuk mengelabuhinya.
Bong Hee
menerima telp dari Manager Jung. Ki Joon memberitahu kalau keadaan gawat karena
Tae Ho ada dalam perjalanan ke sana sekarang dan mereka harus segera pergi
sekarang. Saat itu Joon Oh terlihat
kesal dan merasakan ada seseroang dibelakangnya, lalu melihat kearah belakang
Tae Ho sudah berdiri dibelakanganya.
Tae Ho
bisa tahu kalau itu dari sorot matanya adalah Joon Oh, Joon Oh langsung menatap
penuh amarah pada Tae Ho yang membuat dirinya dianggap sebagai pembunuh. Bong
Hee kaget karena melihat keduanya sudah bertemu.
“Ini Tidak
mungkin. Apa Kau masih hidup?Kau tak mungkin bisa hidup.” Ucap Tae Ho tak
percaya, Joon Oh pun mulai menurunkan maskernya.
“Aku
selama ini tidak merasa hidup, Tae Ho...Karena itulah aku merasa bebas
sekarang.” Kata Joon Oh lalu berjalan pergi dan menarik Bong Hee untuk segera
meninggalkan pom bensin. Tae Ho terdiam seperti menahan amarahnya karena Joon
Oh ternyata masih hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar