PS : All
images credit and content copyright :MBC
Bong Hee
akhirnya terbaring di ruang rawat, Ji Ah menyalahkan Ki Joon padahal sebelumnya
bilang ingin menemui Bong Hee dan Sepertinya Bong Hee berharap bertemu dengan
Joon Oh. Ki Joon bisa tahu berpikir kalau Bong Hee sudah tahu dan lebih baik diam
saja.
“Kau
Jaksa Yoon, bukan? Kau kakak So Hee.” Ucap Ki Joon, Jaksa Yoon membenarkan.
“Bong
Hee.. benar-benar polos. Itu pekerjaan dan perjalanan pertamanya keluar negeri.
Joon Oh ingin memecat dia, tapi aku mencegahnya.Dia malah berakhir di pulau
terpencil bersama kami. Saat kami berada di pulau, dia yang mengerjakan semua
pekerjaan kasar. Dia juga menyelamatkan hidup So Hee beberapa kali.” Cerita Ki Joon
“Ki Joon
benar. Jika So Hee masih hidup, dia yang akan paling berterima kasih kepada
Bong Hee.” Ungkap Ji Ah.
“Kurasa
Bong Hee tidak bisa memberitahuku langsung. Karena Aku baru tahu itu.” Kata
Jaksa Yoon menatap Bong Hee
“Kurasa
aku harus memberitahumu agar kau mau membantu Bong Hee. Dia akan kesulitan
mengejar pesawat ke Korea nanti, kan?” ucap Ki Joon, saat itu ponsel Jaksa Yoon
melihat ponselnya berbunyi lalu pamit keluar lebih dulu.
Hee Kyung
menelp Jaksa Yoon bertanya apakah berada di Tiongkok bersama Bong Hee. Jaksa
Yoon membenarkan, Hee Kyung pun bisa menduga kalau Jaksa Yoon menemui para korban
selamat lagi. Jaksa Yoon mengaku tidak memberitahu karena itu hal yang pribadi.
“Sepertinya
kau mendengar tentang itu.Kau menemui para korban selamat yang bahkan belum
kutemui. Apa Kau pikir aku tidak akan tahu? Memangnya kalian anggota Dewan
Penyelidikan?” ucap Hee Kyung menyindir
“Jika
begitu, kami tidak akan bisa menemui para korban selamat ini. Kau pasti
melalaikan keselamatan para korban Maka itu mereka tidak memercayaimu meski kau
menawarkan perlindungan. Mereka sangat ketakutan dan hanya memercayai Bong Hee.
Maka itu aku kemari bersamanya.” Jelas Jaksa Yoon
“Bong Hee
masih dalam penyelidikan. Dia akan segera dipanggil atas tuduhan konspirasi
pembunuhan. Bagaimana bisa kau mengatakan ini selagi kau berada di luar negeri
bersamanya?” kata Hee Kyung
Jaksa
Yoon pikir mereka bisa melihat nanti, apakah
tuduhannya atas konspirasi dinyatakan bersalah atau tidak. Hee Kyung pikir kalau Jaksa Yoon ingin mencari tahu siapa pembunuh So Hee tapi
malah membela Bong Hee bahkan memburunya belum lama ini.
“Kukira
dia menyembunyikan sesuatu, ternyata tidak. Pembunuhnya orang lain. Aku harus
mendengar kesaksian Joon Oh. Maka itu, aku datang ke sini.” Tegas Jaksa Yoon,
Hee Kyung menghela nafas.
“Kenapa
kau menghela nafas? Apa Kau pikir aku tidak bisa melakukannya?” kata Jaksa Yoon
seperti merasa diremehkan
“Jadi,
Apa kau memang menemui mereka?” tanya Hee Kyung
“Ternyata
situasinya sesuai dengan harapanmu.” Kata Jaksa Yoon, Hee Kyung merasa tak
mengerti.
“Aku
berharap Bong Hee segera kembali. Aku ingin dia tetap diam di bawah
pengawasanku sampai dewan ini dibubarkan. Berhentilah memberinya harapan palsu.
Segera bawa dia kembali. Apa kau dengar?” tegas Hee Kyung lalu menutup telpnya.
Penyidik
Oh langsung bertanya pada Hee Kyung siapa korban yang selamat. Hee Kyung
terlihat kesal karena Penyidik Oh malah bertanya padanya, karena tugas
bawahanya itu untuk mencari tahu siapa para penyintas itu bahkan tidak tahu
Bong Hee pergi jadi lebih baik bekerja yang benar. Penyidik Oh hanya bisa
meminta maaf.
“Bekerjalah
lebih baik lagi, paham? Ini tugas kita. Jangan biarkan orang lain merebut tugas
kita.” Tegas Hee Kyung, Penyidik Oh mengerti.
“Masa
bodoh apa yang kau lakukan dan Cukup bawa dua korban itu ke Korea. Katakan
bahwa kita akan memberi lebih dari sekadar perlindungan dan bawa mereka kemari.”
Perintah Hee Kyung, Penyidik Oh mengangguk mengerti.
“Setelah
mengurus kedua penyintas itu, ayo kita selesaikan ini. Aku muak sekali dengan
kasus ini dan tidak bisa menghadapinya lagi.” Ungkap Hee Kyung.
Jaksa
Yoon akan kembali masuk menerima telp dari seseorang, yang mengaku kalau punya bukti tentang siapa
yang membunuh Yoon So Hee. Mata Jaksa Yoon langsung melotot tajam.
So Hee
tertidur seperti mengingat kenangan dengan Joon Oh dalam mimpinya.
Flash Back
Joon Oh main
lempar batu lalu melompat dengan satu kaki, tapi mengeluh karena Ki Joon itu
bisa menyelesaikan hanya dalam 10 detik saja. Bong Hee memanggil Joon Oh mengaku kalau sudah
berpikir karena Keluarga Joon Oh sudah meninggal dunia dan sudah punya banyak
teman. Aku akan menjadi penjaganya saja. Joon Oh binggung apa maksudnya itu.
“Jadi,
saat kau terlalu sibuk untuk makan, aku bisa menanak nasi dan memasak makanan
hangat. Jika kau bingung tidur di mana, aku bisa menyediakan tempat. Meski
tidak ada yang membelamu, maka aku akan berada di sisimu.” Ungkap Bong Hee
selama ada di pulau saling memberikan perhatian masing-masing
“Meski
tidak ada yang memercayaimu, maka aku akan mempercayaimu.” Ungkap Bong Hee,
Joon Oh terdiam mendengarnya.
“Kenapa
kau begitu memercayaiku?” tanya Joon Oh dengan senyuman
“Mempercayai
yang tidak kasatmata adalah kepercayaan sesungguhnya.” Kata Bong Hee turun ingin ikut bermain.
Joon Oh
pikir Bong Hee tak bisa mempercayai yang tidak kasatmata lalu menegaskan sudah
berjanji, jadi jangan berubah pikiran saat kembali ke Seoul. Keduanya bermain
dengan saling adu mulut karena cara bermain yang berbeda.
Bong Hee
tersadar dari pingsanya, lalu ingin bangun. Ji Ah meminta Bong Hee agar bisa
tetap berbaring. Bong Hee binggung karena malah berada di tempat rawat, Ji Ah meminta Bong Hee kembali berbaring. Ki
Joon memberitahu kalau Jaksa Yoon menunda penerbangannya jadi tidak perlu
tergesa-gesa. Ji Ah meminta agar Bong Hee bisa lebih santai.
“Aku
mendengar tentang kejadian di Korea. Tidak cukup bagi Tae Ho untuk menjadikan
Joon Oh pembunuhnya. Dia bertingkah seperti pahlawan nasional. Pasti rasanya
berat bagimuTidak ada yang membantumu juga. ” Kata Ki Joon
“Apa kau mendengar
sesuatu tentang SekTae?” tanya Ji Ah Bong Hee memberitahu Ho Hang yang sudah
kembali ke Korea.
“Aku
belum menemukan artikel tentang itu.” Kata Ji Ah kaget.
“Karena
dia meminta perlindungan, Dewan Penyelidikan tidak membuat pengumuman. Dia
sudah memberikan kesaksian. Sekarang mungkin dia bersama Tae Ho.” Cerita Bong
Hee yang membuat dirinya dianggap berbohong.
Ji Ah dan
Ki Joon saling menatap seperti tak percaya,
Ki Joon pikir Ho Hang Mungkin takut usai mendengar soal kecelakaan CEO
Hwang menurutnya tanpa Joon Oh maka Tae Ho menguasai dunia. Ji Ah mengumpat Tae
Ho si keras kepala itu.
“Aku
yakin dia mendalangi kecelakaan CEO Hwang.” Ungkap Ji Ah kesal. Ki Joon meminta
Ji Ah tenang dan Berhenti
membicarakannya.
“Mana
bisa aku tenang? Kejadian yang menimpamu, Sek Tae, Bong Hee, dan Joon Ho, semua
disebabkan oleh Tae Ho. Sampai kapan kita harus waspada di dekatnya?” keluh Ji
Ah kesal
“Ji Ah
ingin kembali, tapi aku menghentikannya. Kejadian yang menimpa CEO Hwang tidak seperti kecelakaan.” Cerita Ki Joon
Bong Hee
pun ingin tahu rencana Ki Joon, Ji Ah pikir Jika Ki Joon tidak terluka, pasti
sudah membuat keributan besar. Ki Joon pikir sekarang harus kembali. Meskipun
Joon Oh tidak ada, tapi ada yang harus mereka lakukan.
“Kau
sudah berjuang sendirian. Kini, ada kami yang mendukungmu. Jangan terlalu
khawatir. Saat kami kembali, kau tidak akan sendiri lagi. Sek Tae menyeleweng
karena dia tidak punya tempat bergantung. Kita bisa membujuknya. Kita akan membebaskan
Joon Oh dari fitnah lalu akan menghukum Tae Ho atas perbuatannya.” Jelas Ki
Joon yakin
“Benarkah
kalian akan membantu? Kuharap Joon Oh tidak lagi disalahkan atas perbuatan yang
tidak dia lakukan. Tolong bantu.” ungkap Bong He tak percaya dengan mata
berkaca-kaca
“Jangan
khawatir, Bong Hee.” Kata Ki Joon sangat mendukung Bong Hee
Saat itu
Jaksa Yoon datang memberitahu Ada sesuatu yang harus diurus jadi meminta Bong
Hee agar bisa menunggu. Bong Hee
langsung bertanya ada apa. Jaksa Yoon menceritakan kalau seseorang memberitahu bahwa
dia punya bukti mengenai kasus So Hee jadi harus menemuinya.
Bong Hee
ingin ikut, Jaksa Yoon melihat Bong Hee yang sedang tak sehat, . Bong Hee pikir
jauh-jauh datang kemari untuk mengungkap kebenaran jadi tidak bisa berbaring
saja turun dari tempat tidurnya.
Tae Ho
dan CEO Jang berada dalam seorang dokter yang bicara bahasa cina. CEO Jang
bertanya pada orang yang menerjemahkanya, Si pria memberitahu kalau Dokter
mengatakan Rumah sakit menjunjung
integritas, jadi tidak bisa membocorkan informasi pribadi pasiennya. CEO Jang
memberikan kode dan Si pria memperlihatkan sekoper uang, Si Dokter terlihat
melotot tajam melihat uang.
Keduanya
berjalan di lorong rumah sakit, Tuan Jang meminta Tae Ho Berpura-puralah tidak terjadi sesuatu karena
Mereka akan mengurus semuanya, lau bertanya apakah masih ingin dirumah sakit
karena orang-orang bisa melihatnya.
“Aku
ingin menemui mereka langsung. Akan kuselesaikan, kau bisa pergi lebih dahulu.”
Jelas Tae Ho, CEO Jang mengerti menyerah semuanya pada Tae Ho.
“Tae
Ho.... Ini hampir berakhir... Ayo kita kerjakan dengan baik.” Pesan CEO Jang
sebelum pergi. Tae Ho menatapnya seperti
memang selama ini sudah jadi rencana jahatnya dengan CEO Jang.
Bong Hee
mengikuti Jaksa Yoon sampai keluar dari rumah sakit, Jaksa Yoon pikir lebih
baik Bong Hee tetap di rumah sakit dan tidak tahu apa buktinya jadi tidak perlu
ikut dan akan mencari tahu dahulu bersama Jaksa Cho. Bong Hee memohon, tapi
Jaksa Yoon menolak menyuruh Bong Hee segera masuk.
Saat itu
datang sebuah mobil dan juga ambulance, beberapa pria turun mengunakan pakaian
rumah sakit bawaan mereka alat-alat tajam, seperti palu dkk. Ketua genk
memarahi anak buah kalau mereka tidak akan membunuh hari ini
“Tujuan
hari ini yaitu menangkap kedua orang ini hidup-hidup. Jika tidak bisa, kalian
boleh membunuh mereka.” Kata si pria. Bong Hee yang belum sempat melihat para
pria cina memberikan foto Ji Ah dan juga Ki Joon.
Beberapa
orang masuk ke rumah sakit langsung mengunci pintu dengan rantai. Salah seorang
pria memarahi anak buahnya karena seorang dokter malah membawa tiang infus.
Beberapa
orang seperti preman mulai mencari Ji Ah dan Ki Joon, sementara pegawai rumah
sakit binggung dengan kegaduhan di rumah sakit. Mereka tak peduli terus mencari
keduanya, Bong Hee sempat berjalan dan ditatap oleh agar memastikan kalau bukan
wajah Ji Ah dan Ki Joon.
Saat itu
Bong Hee bisa lolos dan melihat Tae Ho ikut mencari-cari di dalam ruangan. Ia
langsung berlari masuk ruangan mengajak Ji Ah dan Ki Joon pergi karena orang-orang aneh mencari keduanya
dengan membawa dan ia berusaha untuk mengulur waktu.
Ji Ah dan
Ki Joon binggung karena harus mencari mereka, lalu bertanya dengan Bong Hee.
Bong Hee pikir Mereka tidak mengenalinya jadi menyuruh keduanya segera pergi
dan berhati-hati.
Saat itu
pintu kamar Ji Ah dibuka, Bong Hee sudah menaruh lemari untuk bersembunyi dan
pria itu ingin memukul, Bong Hee mencoba mengelabuhinya dengan memutar lemari
tapi ketika keluar ruangan, Tae Ho seperti menunggunya. Ia pun langsung
berusaha kabur, Tae Ho tersenyum licik merasa makin yakin kalau Ji Ah dan Ki
Joon ada dalam rumah sakit.
Ji Ah dan
Ki Joon berusaha untuk kabur dari kejaran para preman, dan Ki Joon mengelabuhi
mengunakan topi. Ji Ah tak dikenali
dengan mengunakan topi tapi Ki Joon bisa ditangkap karean persis dengan foto.
Akhirnya Ji Ah dengan kekuatan langsung memberikan pukulan karena tak
mengenalinya, Ki Joon pikir itu karena Ji Ah aslinya jauh lebih cantik.
Bong Hee
berusaha kabur tapi semua pintu sudah digembok, Tae Ho pun hanya
mengeleng-gelengkan kepala melihat Bong Hee yang dikejar oleh anak buah lainya.
Jaksa
Yoon turun dari mobil ditempat pertemuan, saat menelp beberapa orang datang
dengan membawa pemukul baseball. Jaksa Cho langsung kena pukul tanpa bisa
membalasnya. Jaksa Yoon berusaha untuk melawan dengan bela dirinya. Setelah semua pingsan, Jaksa Yoon meminta
agar Jaksa Cho cepat hubungi rumah sakit dan harus pergi ke rumah sakit secepat
mungkin. Ketua genk meihat Jaksa Yoon pergi melaporkan kalau mereka bisa kabur.
Ki Joon
dan Ji Ah pergi ke bagian tempat pembersih. Ji Ah berjaga didepan bertanya apa
yang harus mereka lakukan karena dalam masalah besar. Ki Joon melihat luka kembali berdarah,
berkata pada Ji Ah kalau sepertinya rumah sakit ini ada di bawah kendali CEO
Jang dan Tae Ho jadi meminta agar pergi dan panggil bantuan.
“Apa
maksudmu? Bagaimana denganmu?” kata Ji Ah kesal
“Aku
hanya memperlambatmu. Kemungkinan tertangkap lebih besar. Aku akan bersembunyi
di sini. Pergilah dan...” ucap Ki Joon, Ji Ah pikir Ki Joon tadi tak bisa
melihat para preman itu.
“Apa Kau
kira mereka akan membiarkanmu hidup? Hentikan omong kosongmu.” Ucap Ji Ah. Ki
Joon menarik Ji Ah agar bisa mendengarnya.
“Ji Ah,
kendalikan dirimu dan dengarlah baik-baik. Itu sebabnya aku memintamu untuk
memanggil bantuan. Kau harus memanggil orang yang bisa membantu kita selamat. Aku
membiarkanmu pergi karena aku ingin hidup. Pasti Bong Hee juga sedang dikejar. Jika
tidak bertindak cepat, maka kita semua akan tertangkap dan mati.” Kata Ki Joon
Ji Ah
terdiam melirik kearah yang lain, Ki Joon pikir Ji Ah itu takut lalu
mengingatkan kalau mereka berhasil lolos
dari pulau terpencil itu. Ji Ah tak ingin meninggalkan Ki Joon sendirian karena
sudah menyelamatkan hidupnya berkali-kali jadi sekarang gilirannya
menyelamatkan Ki Joon, lalu mengambil sebuah trolly pakaian kotor.
Ji Ah
mengunakan pakaian seperti petugas kebersihan, lalu mendorong sampai ke depan
pintu yang terkunci, tangan Ki Joon dengan dua buah besi mencoba membuka gembok
pintu. Sementara Bong Hee masih terus berlari mencoba kabur dari kejaran para
preman anak buah Tae Ho.
Ia
mendorong semua trolly makanan dan obat-obatan untuk menghalangi anak buah Tae
Ho yang ingin menangkapnya. Tae Ho dengan tatapan dingin berusaha dengan santai
mengejar Bong Hee seolah-olah tak terjadi sesuatu.
Ki Joon
bisa membuka pintu gembok, Ji Ah keluar lebih dulu tapi tubuhnya langsung
kembali terpental masuk. Ki Joon kaget dan menerima pukulan dari para preman
yang mengunakan pakaian rumah sakit dan membawa alat tajam. Keduanya pun pasrah
harus ditangkap.
Jaksa
Yoon mencoba menelp tapi dibuat binggung karena Tidak ada yang menjawab, lalu
bertanya Seberapa jauh jarak mereka dari rumah sakit. Jaksa yang menyetir
memberitahu kalau mereka hampir sampai.
Sementara
Penyidik Oh sedang memarahi anak buahnya yang tidak bisa mengontak siapa pun di
rumah sakit dan menegaskan kalau itu tugasnya jadi meminta agar jangan banyak
memberikan alasan konyol dan segera memeriksa dirumah sakit. Hee Kyung yang mendengarnya bertanya apakah
terjadi suatu masalah.
“Tidak
ada yang menjawab panggilan di rumah sakit. Apakah itu masuk akal? Aku menyuruh
mereka ke sana dan memeriksa langsung karena identitas mereka tidak bisa
dipastikan lewat telepon.” Jelas
Penyidik Oh
Hee Kyung
terdiam mengingat perkataan Jaksa Yoon sebelumnya “Kau pasti telah melalaikan keselamatan para korban
Maka itu mereka tidak mempercayainya meskipunmenawarkan perlindungan. Mereka
sangat ketakutan dan hanya memercayai Bong Hee.”
“Jang Do
Pal dan Choi Tae Ho... Cari tahu apa mereka berada di Tiongkok.” Perintah Hee
Kyung, Penyidik Oh menganguk mengerti.
Tae Ho
akhirnya bisa menemukan Bong Hee yang berusaha kabur dari pintu, ia pikir
mereka berdua sudah lelah dengan ini karena Joon Oh sudah tiada jadi tidak
perlu melakukan ini. Bong Hee mengumpat marah..
“Joon Oh mempercayaimu
hingga akhir.” Kata Bong Hee, Tae Ho kesal kesal karena Bong Hee kembali
bersikap keras kepala lagi ingin memukul
Bong Hee tapi Bong Hee bisa menghindarinya.
Bong Hee pun memukul Tae Ho berkali-kali Tae Ho pun tak
peduli kalau Bong Hee seorang wanita membalas menendangnya, bahkan meninju
perutnya. Bong Hee membenturkan kepalanya pada kepala Tae Ho, akhirnya ia
mengambil tongkat infus memecahkan kaca lalu keluar dari rumah sakit.
Terdengar
bunyi alarm seperti tanda peringatan, Tae Ho yang melihat merasa kalau ini
semakin menarik. Saat itu juga anak buah Tae Ho membantunya berdiri.
Bong Hee
keluar dari rumah sakit melihat Jaksa Yoon dan beberapa polisi datang, dengan panik memberitahu Ji Ah dan Ki Joon
dalam bahaya jadi harus membantu. Semua
masuk kedalam rumah sakit, Bong Hee dibuat kebinggungan dimana keberadaan Ji Ah
dan Ki Joon.
“Beberapa
saat lalu, orang mencurigakan mencari mereka sambil membawa foto keduanya,
selain Tae Ho juga ada di sini.” Cerita Bong Hee binggung mencari Ki Joon dan
Ji Ah.
“Jaksa
Cho... Apa yang terjadi? Mereka bicara apa?” tanya Bong Hee melihat
beberapa polisi menemui dokter.
“Kata
mereka tidak ada yang terjadi dan Tidak ada yang masuk bahkan tidak ada yang terluka.”Jelas Jaksa Cho
binggung
“Dan mereka
tidak tahu apa maksud kita,Mereka berpura-pura.” Ungkap jaksa yang lainya.
“Ki Joon
dan Ji Ah menghilang. Sekelompok orang menyerbu kemari. Situasi menjadi kacau
saat aku melawan mereka.” Cerita Bong Hee
Jaksa Cho
melihat kalau Tidak ada kamera pengawas
di rumah sakit ini, selain itu ada yang janggal dari kesaksian dokter ia rasa
kalau rumah sakit ini telah disuap. Dokter tiba-tiba menunjuk ke arah Bong Hee. Jaksa memberitahu kalau pihak rumah
sakit menyuruh polisi untuk menangkap
Bong Hee karena merusak properti rumah sakit.
“Jaksa
Yoon... Mereka tidak akan menyuap rumah sakit jika tidak berniat membunuh
mereka. Aku yakin CEO Jang dan Tae Ho menculik Ki Joon dan Ji Ah. Kita harus
menemukan mereka.” Kata Bong Hee yakin
Hee Kyung
menelp CEO Jang seperti sedang berada disebuah kamar hotel. CEO Jang mengaku kalau kaget dihubungi. Hee
Kyung mendengar Kualitas suaranya tidak begitu bagus lalu bertanya apakah
sedang berada di tempat yang jauh. CEO
Jang mengatakan kalau sedang ada urusan.
“Urusan
itu bukan sesuatu terkait para korban, kan?” ucap Hee Kyung, CEO Jang sedikit
panik dan berpura-pura tak mengerti.
“Maksudku,
jika kau menyentuh mereka berdua, maka kau akan hancur lebih dahulu.” Ancam Hee
Kyung, CEO Jang merasa ucapan Hee Kyung cukup
sadis.
“Kurasa
kau keliru. Apa Kau pikir kita sejalan karena aku selalu menuruti permintaanmu?
Tidak akan. Mereka tamuku dan aku tuan rumahnya. Aku tidak bersusah payah
selama lima bulan untuk melihat mereka mati. Beraninya kau mencampuri urusanku?!!!”
tegas Hee Kyung marah
“Mungkin
kita tidak sejalan, tapi kukira tujuan kita sama. Aku sedikit kecewa dengan
ucapanmu.” Kata Tuan Jang
“ Tidak
semua orang yang kau temui bertujuan sama. Ini pasti panggilan internasional,
jadi, mari kita selesaikan. Kau akan membuatnya tampak baik dengan mengantar mereka
kembali ke Korea. Paham? Sebaiknya mereka sehat tanpa terluka.” Perintah Hee
Kyung
Tuan Jang
menutup telpnya sambil mengumpat marah,
anak buahnya datang melaporkan kalau tamunya sudah datang.
Bersambung
ke part 2
Seruuuuuuu....
BalasHapus