Wi Hwa seperti
orang gila naek kuda-kudan dengan rambut yang berantakan. Joo Ki melihat Wi Hwa
Seharusnya naiki kuda asli. Wi Hwa malah merasa dirinya seperti naiki kuda
asli. Joo Ki pikir kalau Semua orang dipecat setidaknya sekali dalam seumur
hidup dan menurutnya Wi Hwa itu tidak istimewa.
“Itu
karena kau tak melihatku pada awalnya.Inilah aku aslinya.” Ucap Wi Hwa
“Kau tak
tahu apa terjadi di luar sana.” Kata Joo Ki, Wi Hwa seperti sudah tahu bahwa Raja
tak berwajah muncul
“Bukan
begitu... Ada pembicaraan bahwa Raja akan memimpin.” Jelas Joo Ki, Wi Hwa tak
mengerti maksudnya.
“Semua
orang bernyanyi di mana-mana Ji Dwi adalah yang terbaik Hwarang Dan Sun Woo
adalah Raja segala Raja.Lagu ini meRajalela dalam ibukota.” Cerita Joo Ki
Wi Hwa
terlihat hidungnya mulai berdarah, Joo Ki seperti tak dengar berpikir kalau
sedang bicara dengan setan. Moo Myung tiba-tiba datang menemui Wi Hwa, Joo Ki
kaget mengenal si “Anjing-burung.” Lalu bertanya ada apa datang. Moo Myung
menatap Wi Hwa.
Maek Jong
masuk ruangan yang kosong dan hanya ada Tuan Park. Tuan Park langsung
memberikan hormat pada raja Maek Jong pun bertanya kemana yang lainya. Tuan
Park mengaku kalau sudah menyuruh mereka untuk tak datang. Maek Jong kaget
mendengar Tuan Park yang terus terang mengaku sudah menyuruh semua tak datang.
“Aku
ingin mendiskusikan sesuatu denganmu.Orang tua ini memiliki kaki yang
lemah.Bolehkah aku duduk?” ucap Tuan Park berjalan ke singsana, Maek Jong
berteriak marah melihat Tuan Park yang duduk disingasana Raja dan hanya Raja
serta yang boleh duduk disana.
“Tempat
ini Sangat nyaman.Aku harus duduk di sini segera.” Ungkap Tuan Park setelah
duduk diatas kursi raja, Maek Jong menahan amarahnya.
“Bagaimana
hidup di dunia nyata?Apa Anda dapat merasakan rasa keadilan, kepercayaan dan kasihan
pada orang-orang?Raja yang digunakan untuk itu cenderung ragu-ragu sebagai Yang
Mulia.Aku...berencana menjadi Raja.”ungkap Tuan Park blak-blakan sambil
berbaring diatas kursi raja, Maek Jong benar-benar tak percaya pengakuan Tuan
Park yang ingin menjadi raja.
Sementara
Wi Hwa bertemu dengan Moo Myung yang terlihat sangat serius.
“Jika seseorang
sepertiku menjadi Raja apa menurutmu Silla akan menjadi tempat yang lebih baik?
Apa Menurutmu...Aku punya kriteria untuk menjadi Raja?.” Tanya Moo Myung
menanyakan pendapat pada gurunya.
“Aku
dengar ada dinding dapat menahanmuApa Kau bersungguh berencanamenjadi sembrono?”
kata Wi Hwa
“Jawab
saja yang aku minta. Raja yang berjalan di depan orang-orang untuk buat jalan. Bisakah
aku jadi Raja seperti itu?” ucap Moo Myung.
Ho Kong
berjalan bersama Tuan Park bagaimana
cara menlenyapkan Maek Jong, Tuan Park menegaskan kalau “musuhku adalah
musuhku” yang artinya mengunakan musuh yang kau mau pada mereka
“Kau
bilang Musuhku? Siapa yang akan kau gunakan?” tanya Ho Kong penasaran
“Jika tak
ada alasan...Aku harus menggunakan alasan.” Kata Tuan Park lalu berjalan pergi.
Maek Jong
berada dalam ruangan istana sendirian dengan wajah sedih merasa dirinya lemah
yang tak bisa melakukan apa-apa dan tak punya penolong. Seseorang masuk ke
dalam ruangan, Maek Jong terlihat marah karena sudah memperingatkan tak boleh
ada yang datang.
“Ini aku,
Sook Myung.” Ucap Putri Sook masuk menemui Maek Jong. Maek Jong terdiam melihat
Putri Sook yang berani menemuinya.
“Kau
membuat dirimu jadi Raja.”ungkap Putri Sook, Maek Jong menayakan pendapat Putri
Sook apakah ia muncul untuk Putri Sook.
Putri Sook menjawab bukan seperti itu.
“Kau
benar... Aku bukan apa-apa sekarang.” Ucap Maek Jong
“Aku tak
berpikir satunya yang tahu, Semua Silla tahu Dan Ibu tahu. Ibu bergegas untuk
pernikahan kerajaan.” Kata Putri Sook
Maek Jong
kaget menegaskan yang dimaksud Pernikahan mereka bedua. Putri Sook mengaku bahwa membenci pernikahan
seperti juga Maek Jong. Maek Jong tahu ini demi Melanjutkan garis darah suci
dan Melindungi tahta serta Memaksa pernikahan kerajaan memuakkan.
Putri
Sook menegaskan dirinya yang menginginkan Sun Woo, jadi meminta agar Maek Jong
bisa menyakinkan ibu kalau kakaknya itu jadi raja maka harus lakukan sesuatu. Maek Jong hanya bisa
menghela nafas mendengarnya.
Wi Hwa
bertanya apakah Moo Myung bisa menjadi Raja yang baik. Lalu berpikir
dirinyajuga tak tahu dan mungkin saja bisa seperti itu.
“1 dari 3
orang yang berjalan di jalan mungkin lebih baik dari Raja saat ini. Mencoba
untuk jadi Raja tanpa alasan tepat adalah pengkhianatan. Kau tahu apa itu. Jika
kau berjuang tanpa alasan tepat orang-orang akan menderita karena perkelahian
itu. Apa itu sejenis Raja... yang kau inginkan?” kata Wi Hwa
“Tidak...
Raja yangku inginkan...seseorang bisa melindungi rakyatnyadan orang-orang yang
harus melindungi. Baik itu orang yang lemah, kuat, terluka, dan ditinggalkan. Seorang
Raja yang bisa melindungi mereka. Jadi, katakan padaku. Jika aku punya alasan
yang tepat dan aku bisa melindungi orang-orang, aku sedang mempertimbangkan menjadi
Raja.” Tegas Moo Myung
Kyung
Kong dalam rumahnya melihat Tuan Park yang datang, Tuan Park pikir Kyung Kong sepertinya tak
terkejut kalau datang menemuinya. Kyung Kong meminta maaf tak bisa menyambutnya
dengan berdiri lalu meyuruhnya untuk duduk.
“Apa kau
di sini ingin menjadikan Raja untuk putraku?” tanya Kyung Kong, Tuan Park hanya
menatapnya.
Tuan Ahn
sedang membuatkan obat untuk Ah Ro teringat kembali pembicaarannya dengan Kyung
Kong. Tuan Ah kaget mengetahui Moo Myung
sebagai darah suci bangsawan
“Apa kau
pikir itu kebetulan putra kita tumbuh bersama? Sama sepertimu menyelamatkan
putraku. Aku mencoba untuk menyelamatkanmu. Ji So... Aku menyembunyikan mereka
dari Ji So dan dari semua orang di dunia ini.” Ungkap Kyung Kook.
Flash Back
Joon Jung
datang ke tempat Tuan Ahn dengan sedikit tenaga memegang perutnya. Tuan Ahn
kaget melihat luka di bagian dada bertanya apa yang terjadi. Joon Jung
mengatakan kalau dirinya akan mati dan bayinya meminta agar diselamatkan. Tuan Ahn pun mengunakan pisau bedah untuk
mengeluarkan bayi dalam perut Joon Jung.
Tuan Ahn
menatap Ah Ro berpikir kalau ini Nasib lalu menegaskan tak akan membiarkan
anaknya terluka lagi serta tak akan biarkan wanita itu menyakitinya lagi dan
benar-benar akan berjanji melakukanya.
So Ho
sudah menunggu diruangan Ratu Ji So. Ratu Ji So baru masuk melihat So Ho
menyuruh agar Jangan melakukan itu saat itu tubuhnya sempat akan jatuh. So Ho
pun memegangnya agar tak jatuh. Ratu Ji So menyuruh So Ho segera pergi.
“Aku
tahu... Yang Mulia bisa berjalan sendiri. Aku di sini bukan sebagai Hwarang
tapi sebagai penjagamu, Jadi, tolong beritahu aku.” Ucap So Ho
“Apa Seorang
anak kecil sepertimu melindungiku?” ejek Ratu Ji So, So Ho menegaskan dirinya
bukan anak kecil tapi serorang pemuda.
“Menjadi
pemuda...seperti Yang Mulia lihat. Aku akan melindungi sampai panglima pulih.”
Tegas So Ho
Wi Hwa
duduk diam mengingat perkataan Moo Myung
“Raja yang aku inginkan seseorang yang bisa melindungi rakyatnya dan orang
yang harus melindungi. Baik orang yang lemah, terluka, dan ditinggalkan. Seorang
Raja yang bisa melindungi mereka. Jadi, katakan padaku. Jika aku punya alasan
yang tepat... Aku bisa melindungi orang-orang... Aku sedang mempertimbangkan
menjadi Raja.”
“ Ada
seorang Raja, tapi apa Ia akan menjadi Raja?” ucap Wi Hwa bingung.
Ah Ro
akhirnya sadar dan melihat ayahnya sedang membuatkan obat. Tuan Ahn melihat
anaknya sudah bangun langsung menghampirinya,
memastikan keadaanya baik-baik saja. Ah Ro pun bertanya tentang
kakaknya, Tuan Han mengatakan kalau Moo Myung baik-baik saja.
“Maafkan
aku, Ayah.” Kata Ah Ro, Moo Myung mengaku kalau untuk saat ini tak masalah
untuknya.
“Dimana
dia?” tanya Ah Ro mencari Moo Myung
Moo Myung
datang menemui ayah kandungnya, Kyung Kong bertanya apakah Moo Myung sudah
memutuskannya. Moo Myung hanya diam, Kyung Kong pikir kalau anaknya itu belum
memutuskan, lalu menegaskan bahwa ini
bukan pilihannya untuk membuat keputusan tapi . Terserah Silla akan
mengubah melalui Moo Myung.
“Ingat
Desa Makmang di mana kau dan Mak Moon tinggal. Pilihanmu akan membuat yang
paling penting dan berarti. Banyak orang menginginkannmu” kata Kyung Kong
Moo Myung
pergi ke ruangan Wi Hwa mengetahui kalau
berhenti jadi instruktur kepala dan ingin tahu alasanya menemuinya. Tuan
Park membalikan badanya menatap Moo Myung, Moo Myung kaget bukan Wi Hwa tapi
Tuan Park.
“Apa kau
terkejut? Aku tahu kau tidak menyukaiku.” Kata Tuan Park, Moo Myung mengatakan
kalau itu salah.
“Ini Jauh
lebih buruk dari kau pikirkan.” Ungkap Moo Myung, Tuan Park tertawa
mendengarnya.
“Ini
alasanku mengiramu jadi Raja.” Komentar Tuan Park, Moo Myung pun ingin tahu
kenapa Tuan Park ada diruangn Wi Hwa dan alasan ingin bertemu denganya.
“Aku
berpikir untuk membuatmu Raja. Apa Pangeran Hwi Kyung tak memberitahumu
tentangku?” kata Tuan Park
“Apa kau
sungguh berpikir kalau akuakan menerima bantuanmu?” ucap Moo Myung, Tuan Park
pikir seperti itu. Moo Myung ingin tahu alasanya.
“Karena
itu seperti tak berdaya. Jika kau tak menguasainya, maka kau akan dianiaya. Kau
telah dianiaya sampai sekarang, bukankah begitu? Dan itulah mengapa kau ingin
jadi Raja. Dengan demikian Saatnya untuk memilih... apakah ingin Menguasai atau
dianiaya?” ucap Tuan Park
“Tidak. Pilihannya
milikku untuk dibuat oleh diriku. Kau seperti orang cemas.....karena itu kau
membutuhkanku.Aku kira ini apa kau sebut tak berdaya.Jika kau tak menguasainya,
Maka kau akan dianiaya.” tegas Moo Myung. Tuan Park terdiam karena Moo Myung
tahu rencana liciknya.
Ah Ro
menunggu didepan rumah berpikir kalau Seharusnya Moo Myung ada didekatnya, lalu
bertanya-tanya kemana teman kakaknya itu.
Saat itu Putri Sook datang melihat Ah Ro yang bisa duduk tegak, seperti
tak percaya kalau Ah Ro masih hidup.
“Apa yang
membawamu kemari?” ucap Ah Ro berdiri dengan wajah gugup. Putri Sook berpikir
kalau Ah Ro itu takut padanya.
“Pertimbangkan...
Pertimbangkan perbuatanmu sekarang padaku. Ini bukan pertama kalinya. Aku menyelamatkan
kakakmu. Kau hanya menempatkannya dalam bahaya. Aku menyelamatkan dia.” Ucap
Putri Sook
“Sepertinya
Anda berharap aku mati.” Kata Ah Ro, Putri Sook membenarkan
“Aku
memang melakukan, Kakakmu lebih berharga, Aku bisa melindunginya jika bukan
karenamu!”ucap Putri Sook dengan nada tinggi.
“Seperti
yang kukatakan sebelumnya... Aku akan bertahan entah bagaimana caranya. Aku tahu kakakku dari siapapun tentang apa Ia
inginkan. Jadi apa pun yang Anda katakan untuk mengoyahkanku, itu sia-sia saja.
Aku akan melindungi kakakku. Aku akan melindungi priaku.” Tegas Ah Ro tak mau
kalah
Putri
Sook mengejek Ah Ro yang terlalu banyak bicara dan menegaskan kalau hanya
dirinya yang sungguh bisa melindungi Sun Woo, dari siapa pun, situasi apa pun
itu.
Semua
penjabat berkumpul, Tuan Park mengatakan kalau
Raja harus ditukar. Semua kaget mendengarnya, penjabat lain mengartika
kalau Tuan Park ingin melenyapkan Jinheung dan membuat Raja lain. Tuan Park
hanya diam saja seperti sudah memiliki rencana sendiri.
Ratu Ji
So mondar mandir di ruanganya, So Ho yang menjaga Ratu melihat tangan sang Ratu
yang bergetar seperti mengetahui kalau keadaan sedang tak sehat. Saat itu
pelayan memberitahu kalau Raja datang menemui Ratu Ji So. Maek Jong pun masuk
melihat So Ho yang menjaga ibunya, So Ho pun memberikan hormat pada raja. Maek
Jong melihat ibunya yang terlihat pucat
“Apa kau
mengklaim tahta hanya diperlakukan seperti itu oleh Gakgan? Kau memberi mereka
alasan. Mereka mau menghancurkan keluarga kerajaan dan seluruh darah suci dari
Silla! Ini kesalahanmu.Ini semua salahmu!” teriak Ratu Ji So
“Aku akan
menang.” Tegas Maek Jong yakin
“Bagaimana
kau bisa menang? Aku Menikahlah Sook Myung.” Perintah Ratu Ji So
Maek Jon
menegaskan tak bisa dan tak akan melakukanya, Ratu Ji So meminta anaknya agar
menunjukan bahwa Maek Jong berbeda Bahwa mereka tak pernah bisa menjadi seperti
Maek Jong, yaitu satu-satunya adalah menikah lagi dengan darah suci.
“Aku akan
jadi lebih kuat melalui Hwarang. Aku akan gunakan Hwarangku untuk menekan
mereka.” Kata Maek Jong
“Kau
bilang Hwarang? Kau tak tahu apa Hwarang memang benar-benar untukmu. Sun Woo
adalah anak Pangeran Hwi Kyung. Ia juga seorang darah suci. Darah suci yang
berperang untuk tahta!! Ia sainganmu yang akan menempatkan pisau ke
tenggorokanmu!!” ucap Ratu Ji Soo yang membuat Maek Jong terkejut.
Moo Myung
berlari dengan cepat karena mengetahui dari Ki Joon kalau Ah Ro sudah lama
sadar. Ah Ro duduk dengan memegang dadu milik Moo Myung berpikir kalau Seharusnya
membiarkan Moo Myung terpanah karena sampai sekarang belum datang menjenguknya.
“Apa aku
sungguh beban baginya?” ucap Ah Ro lalu menyakinan kalau itu tak mungkin karena
sudah menyelamatkannya. Lalu berbicara sendiri agar Moo Myung segara datang karena
dirinya sudah sadar.
Lalu
melihat dadu ditanganya "Bahkan jika seseorang menyerangmu lebih baik
Menahan diri sendiri". Saat itu Moo Myung datang dengan nafas
terengah-engah langsung memeluk Ah Ro. Ah Ro pun bersenyum bahagia memeluk Moo
Myung.
Moo Myung
menanyakan keadaan Ah Ro, Ah Ro mengatakan kalau dirinya baik-baik saja. Moo
Myung mengucap syukur dan bertanya apakah ia tak merasa sakit. Ah Ro mengaku
kalau kesakitan karena menekan luka panah. Moo Myung pun melepaskan pelukanya.
“Aku
butuh .mengatakan sesuatu... Aku tahu siapa diriku. Kenapa aku tak punya nama
dimana aku berasal dan kemana aku harus pergi. Tapi... Aku tak yakin apa ini
berarti.” Ucap Moo Myung
“Aku...percayamu
lebih dari diriku sendiri.Jadi percaya dirilah. Karena kau... orang yang paling
dipercaya di dunia. Kau seseorang yang akan menemukan jalan lebih baik dari
siapa pun. Apa pun pilihan yang kau buat, Apapun yang orang katakan. Aku selalu
di sisimu. Jadi Ambillah jalan yang kau pilih. Itu jalan yang benar.” Ucap Ah
Ro, Moo Myung pun memeluk Ah Ro kembali.
Maek Jong
duduk di singasana, Pa Oh menceritakan bahwa
Orang-orang di ibukota menyanyikan lagu Bahwa Ji Dwi adalah yang terbaik
Hwarang... Dan Sun Woo adalah... Maek Jong meminta Pa Oh mengatakan saja.
“Sun Woo
adalah Raja segala Raja.” Ucap Pa Oh seperti tak enak hati mengatakanya.
Maek Jong
terdiam mengingat saat Moo Myung mengaku pada pada Pangeran Chang bahwa dirinya
seorang Raja Silla. Lalu ibunya mengatakan
bahwa Moo Myung juga darah suci
bangsawan, yaitu Darah suci akan berperang untuk tahta, serta menjadi saingan
Maek Jong yang akan menempatkan pisau ke tenggorokan ditenggorakanya. Maek Jong pun meminta Pa Oh agar membawa Sun
Woo ke hadapanya.
Moo Myung
melihat Ah Ro yang sudah tertidur lalu memastikan kalau memang sangat
mempercayai dirinya. Pa Oh pun membawa Moo Myung datang ke istana. Maek Jong
duduk disingasana siap dengan pedangnya. Moo Myung masuk ruangan tak melihat
Raja duduk di kursi kebesaranya.
Teringat
kembali kata-kata ayah Moo Myung “ Persiapan telah selesai buatmu jadi Raja,
hanya Ada satu di Silla kuat sepertimu. Tak ada yang bisa memahami orang serta
kau.”
Saat itu
sebuah pedang berada tepat dileher Moo Myung, Maek Jong dengan sinis bertanya
apakah Moo Myung ingin duduk di kursi Raja. Moo Myung bisa membalas dengan
mengarahkan pedang ke arah Maek Jong, dengan berkata kalau Moo Myung itu
seharusnya tak berpikir kalau itu kursi miliknya.
bersambung ke episode 20
와우 더 많은 에피소드
BalasHapus