Hye Ran
baru saja selesai mandi lalu membuka jubah mandinya terlihat pakaian dalamnya,
seorang pria mengodanya dengan setangkai bunga di mulutnya. Keduanya menari
mengikuti irama lagu yang sedang dipuart, lalu terdengar suara bel kamarnya. Si
pria mengatakan kalau itu room service.
Saat
membuka pintu betapa kagetnya melihat sang istrinya yang bertubuh tambun datang
dengan membawa pemukul baseball lalu masuk kedalam lamar. Hye Ran melihat sang
istri teringat saat di tempat pilates wanita yang menatap sinis padanya dan
memangilnya sebagai customer.
“Kau
merayu suamiku dan memanggilku customer?” ucap si istri marah, Hye Ran kaget
karena si pria mengaku kalau sudah bercerai. Si pria mengatakan kalau belum
bercerai secara hukum.
“Aku
sungguh tidak tahu, Aku kira dia sudah bercerai. Kurasa ku salah...” kata Hye
Ran mulai panik saat melihat semua teman istrinya datang siap membantu
mengharja keduanya.
Hye Ran
pun berusaha kabur dari kepngan para wanita tambun yang berusaha memukulnya
sampai keluar dari hotel hanya mengunakan jubah mandinya. Hye Ran
pun bersembunyi di bawah tangga dan beberapa ahjumma terus mengejarnya. Setelah
itu mengintip memastikan kalau tak ada lagi para wanita yang mengejarnya, saat
itu matanya melihat sepasang pria dan wanita yang sedang bermesraan.
Betapa
kagetnya melihat ternyata pria itu adalah Jung Hee, yaitu suami temanya sedang
berjalan sambil memeluk wanita muda. Na Mi pun dengan gaya manjanya akan
membuatkan makan siang untuk Jung Hee esok. Hye Ran benar-benar tak percaya
ternyata Jung Hee selingkuh, lalu tersadar saat melihat ada dua anjing
didepanya.
Si anjing
yang melihat mangsanya langsung mengejar Hye Ran, Hye Ran berlari kabur dan
terpaksa melepaskan jubah mandinya karena sudah digigit anjing, berlari hanya
mengunakan pakaian dalamnya.
Jung Hee
pulang kerumah diberikan tatapan sinis oleh sang istri, lalu akhirnya hanya
bisa mengatakan permintaan maafnya. Jae Bok sedang melipat pakaian melihat
suaminya itu kelihatan baik-baik saja dan tidak minum banyak. Jung Hee menyangkal
kalau minum banyak.
Jae Bok
mendekat dengan melihat bibirnya, Jung Hee nampak panik dengan mengigip
bibirnya. Jae Bok menyuruh suamianya agar memakailah lip balm karena Bibirnya
pecah-pecah. Jung Hee mengerti terlihat sedikit lega bisa menutup perselingkuhanya.
“Hei...
Berhentilah menjilati bibirmu.” Ucap Jae Bok melihat suaminya membahasahi bibir
dengan lidahnya. Jung Hee pun memilih untuk pergi mandi saja. Tiba-tiba Jae Bok
menghentikanya dengan mencium seluruh tubuh suaminya.
“Bauku
seperti alkohol dan asap, kan?” ucap Jung Hee menutupi kebohonganya.
“Bukan.
Apa kau pergi ke bar dan minum dengan perempuan?” kata Jae Bok curiga mencium
bau parfum wanita , Jung Hee menyangkalnya dengan mengaku duduk di sebelah
wanita saat di subway yang memakai parfum
“Oh iya,
kita bisa mengecek rumahnya besok kan? Aku yang akan pergi.” Kata Jung Hee
mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Rumahanya
sudah disewa, Aku harus mencari tempat baru besok Kita akan baik-baik saja jika
kau tidak menandatangani untuk pinjaman temanmu..” Kata Jae Bok, Jung Hee
seperti merasa bersalah.
“Maaf.
Aku akan melihatnya besok bahkan jika harus kerja setengah hari.” Kata Jung
Hee.
Jae Bok
pikir tak perlu karena tidak berharap apapun dari suaminya lagi lagi dan akan
membersihkan semuanya. Jung hee menatap istrinya, lalu berkata kalau merasa
dirinya yang selalu mengecewakan Jae Bk dan tidak bisa melakukan sesuatu dengan
benar.
“Kenapa
kau seperti itu lagi? Apa Tn. Cho memarahimu lagi? Abaikan saja brengsek
seperti dia! Mandi dan tidurlah sana.” Ucap Jae Bok seperti tak sadar dengan
perasaaan tertekan suaminya, Jung He pun menganguk mengerti.
“Jangan
sampai airnya berceceran di lantai kamar mandi.” Perintah Jae Bok, Jung Hee pun
menganguk mengerti.
Jung Hee
mandi dengan shower dipegang oleh tanganya agar tak membasahi lantai luar,
teringat kembali saat Tuan Jo memarahinya karena tak menghasilkan apapu dari
bulan kemarin sampai bulan ini, ia pun mengumpat kesal dengan meninggikan
showernya, lalu teringat kalau tak boleh membasahi lantai. Jae Bok masuk ke
dalam kamar mandi lalu melihat punggung suaminya yang mandi dengan menurunkan
shower agar tak membasahi lantai.
Jae Bok
berbaring di samping anak bungsunya mengingat ucapan suaminya yang terdenga
sedih “Kurasa sepertinya aku selalu mengecewkanmu. Aku tidak bisa melakukan
sesuatu dengan benar.” Ia seperti merasa
kasihan lalu keluar dari kamar, Jung Hee
yang berbaring disofa buru-buru memejamkan matanya dan memiringkan badanya. Jae
Bok berpikir suaminya sudah tidur lalu mengecup pipinya,
“Jangan
terlalu stres. Kau baru saja masuk ke Departemen Penjualan dan akan
melakukannya dengan baik setelah kau terbiasa.” Ucap Jae Bok lalu mengelus
rambut suaminya yang sudah panjang.
Jae Bok
kembali mencium suaminya berkali-kali seperti ingin mengodanya, dan mengetahui
kalau Jung Hee itu pura-pura tertidur. Ia berpikir suaminya sebenci itu
padanya, Jung Hee mengaku kalau hanya terlalu lelah. Jae Bok kesal memilih
untuk kembali ke kamar anaknya. Jung Hee
pun serba salah karena sebelumnya sudah bersama dengan Na Mi.
Jae Bok
duduk dikamar anaknya terlihat sangat sedih,
Pesan dari Won Jae masuk “Jae Bok, aku tadi belum selesai bicara..,tapi
istrinya Kyung Woo punya blog. Asistenku jadi pengikutnya.Aku akan mengirimu
link-nya. Kudengar blog itu cukup terkenal di kalangan wanita yang sudah
menikah.”
Akhirnya
Jae Bok membuka link blog yang dikirimkan Won Jae, yang berisi postingan
foto-foto perabotan rumah tangga yang cukup mewah, terlihat salah satu figura
memperlihatkan pria berjas.
Jae Bok
pikir kalau Kyung Woo Oppa baik-baik saja dan Istrinya pasti cantik. Ia pun
membayangkan dirinya saat ada didapur dengan perabotan yang lengkap, lalu Kyung
Woo datang memberikan ciuman didahinya.
“Cinta
pertamaku, Cha Kyung Woo... Jika aku jadi istrinya bukannya wanita ini, akankah
aku jadi lebih bahagia daripada sekarang? Akankah begitu?” gumam Jae Bok
seperti merasakan penyesalan menikah dengan Jung Hee.
Bong Goo
masuk lift lebih dulu lalu melihat Jae Bok berlari dari parkiran dan buru-buru
menekan tombol lift. Jae Bok yang berteriak agar bisa menunggu bisa menahan
pintu lift dengan tasnya. Wajah Bong Goo pun terkena hantaman tas milik Jae
Bok.
Keduanya
pun desak-desak dalam lift yang penuh, Bong Goo seperti sangat kesal dengan Jae
Bok sempat ingin menyelengkanya saat akan masuk ruangan. Tapi Jae Bok yang
sigap bisa melompat. Bong Goo semakin dongkol, sebelum masuk ponselnya
berdering dan harus bertemu dengan seseorang.
Jae Bok
masuk ruangan dengan penuh semangat beberapa pegawai lain memandang heran. Ia pun masuk ke ruangan Bong
Goo dengan beberapa berkas menaruhnya diatas meja, merasa kalau atasanya itu
akan terkejut karena bisa menyelesaikan ini semua. Seorang pria berdasi masuk
dan memanggil Shim Jae Bok untuk bicara.
Bong Goo
bertemu dengan seorang pria terlihat kaget karena aakn dikeluarkan dari
perusahaan. Atasanya pikir kalau bukan dikeluarga tapi kontrak dengan firma hukum berakhir bulan
depan dan mengatak kalau ini demi kebaikan Bong Goo.
“Kau
bilang banyak firma yang menginginkanmu. Dan tawaranyya bagus juga. Firma hukum kita tidak bisa membayar sebanyak
itu.., jadi kami memutuskan untuk tidak serakah kepadamu.” Ucap Atasan Bong
Goo.
“Anda
bisa serakah... Aku tidak mengatakan harus digaji dengan yang sama seperti
sekarang. Mengingat ikatan kita sudah terbentuk dari waktu ke waktu.., Aku
berkeinginan untuk mengakomodasi.” Jelas Bong Goo dengan nada sedikit panik.
Jae Bok
kaget mengetahui kalau tak menjadi pegawai tetap. Si pria meminta maaf, mengetahui Jae Bok yang bekerja keras lebih
dari siapapun selama masa percabaanmu dan kerja sanga bagus, tapi.. Jae Bok
pikir Jika bekerja keras lebih dari siapapun seharusnya bisa mengangkatnya.
“Apa ini
dikarenakan aku dikeluarkan dari universitas dan statusku menikah?” kata Jae
Bok. Si Pria menyangkalnya.
“Tapi
Sepertinya begitu... Anda pasti membayangkan pekerja yang lebih muda yang belum
bekerja agar mudah disuruh. Selama masa percobaan.., aku mengesampingkan
keluargaku dan bekerja keras seakan bergantung kepada pekerjaanku ini. Aku
percaya para pengacara menghargai pekerjaanku. Bagaimana bisa Anda menilai
seseorang dengan begitu konyol?” ucap Jae Bok
“Aku
sangat kecewa. Aku hanyalah pekerja kontrak yang tidak memiliki jalan lain
bahkan jika aku melepaskannya... bahkan setelah jabatanku naik. Aku ingin
berpikir lebih tinggi dan tidak menyalahgunakan situasi. Tapi... Apa Tn. Kang
Bong Goo tahu bahwa aku takkan berhasil?” kata Jae Bok, si pria pikir kalau Bong Goo mengetahuinya.
Beberapa
karyawan memberikan selamat pada Mi Hyun yang diangkat menjadi pegawai tetap.
Jae Bok menatap sedih dengan membereskan semua barang-barangnya lalu
mengucapakn selamat dan keluar dari ruangan.
Bong Goo
keluar ruangan dengan kesla karena selama ini sudah menjilatanya dan memberikan
semua yang dimilikinya, saat itu melihat Jae Bok keluar dari gedung, ia pun
berpura-pura sedang memainkan ponselnya. Jae Bok mendekat dengan tatapan sinis.
“Apa yang
kau lakukan? Kenapa kau tidak bekerja?” tanya Bong Goo sinis, Jae Bok kesal
dengan pertanyaan Bong Goo karena tak mengetahui dirinya dipecat.
“Apa-apaan
ini? Apa Dia tidak tahu kalau aku dipecat? Ah.... Dia belum tahu.” Gumam Bong
Goo.
“Dokumen
Biaya konstruksi di mejamu.” Ucap Jae Bok, Bong Goo mengaku kalau sudah
melihatnya.
“Apa Kau
sudah melihatnya? Apa Kau punya mata jadi
bisa melihat?” guma Jae Bok
“ini
sangat tidak mudah untuk ikut. Dokumen untuk tempat inspeksi juga. Foto-fotonya
harus dikkuti dengan cetak biru. Lalu, kau harus mencatat kenaikan biaya dengan
jelas. Dan Kudengar kau pra-hukum di universitas.” Ucap Bong Goo.
Jae Bok
menegaskan kalau dirinya tak lulus, Bong Goo pikir menurutnya hanya karena Jae
Bok berkecimpung di dunia hukum sebelumnya maka tidak seharusnya pamer lalu
memperlihatkan Pin-nya kalau dirinya seorang pengacara.
“Apa kau
terganggu jika aku memamerkannya? Apa karena itu kau memanfaatkanku dan
membuatku kerja lembur? Aku pamer karena itu benar. Kau tidak lebih baik dari
aku, tapi kau berkepala besar hanya karena kau pengacara!” ucap Jae Bok
berteriak mengeluarkan semua unek-uneknya.
“Kenapa
kau tiba-tiba seperti ini? Apa Kau sakit?” kata Bong Goo heran melihat tingkah
Jae Bok.
“Kau tahu
aku tidak akan berhasil ‘kan? Kau membuatku lembur karena tahu aku akan
dipecat, kan?” kata Jae Bok
Bong Goo
kaget mengetahui Jae Bok juga dipecat, lalu berteriak kalau bawahanya itu
berakting hanya karena ia dipecat. Jae Bok menegaskan bahwa diperbolehkan,
mengingat semua sampah yang diberikan kepadanyad an iangi ingin membakar
segalanya tapi dirinya masih baik. Bong Goo mengejak Jae Bok itu memang preman
dengan cara bicaranya yang kasar.
“Kau
lahir tahun 1987... 870411.” Ucap Jae Bok, Bong Goo kaget mengetahui Jae Bok
yang mengingat nomor Idnya.
“Aku
lahir tahun 1981, jadi Jangan main-main denganku. Dan Kau bahkan tidak bisa
mengikat tali sepatumu.” Kata Jae Bok lalu berjalan pergi.
Bong Goo
mengingat tali sepatunya dibuat binggung karena Jae Bok tak menjadi perkerja
tetap padahalKerjanya bagus dan ia yang membuat kerjaanya jadi berhasil.
Jae Bok
makan bimbimbap dengan ditemani Hye Ran
dengan muka masih memar. Jae Bok mengaku
kalau punya harapan tinggi kali ini. Hye Ran kasihan pada Hye Ran yang bekerja
sangat keras. Jae Bok pikir harus melakukan yang terbaik.
“Aku
selalu seperti ini, mau dalam masa percobaan atau temporer.” Keluh Jae Bok, Hye
Ran mengelengkan kepala seperti makin kasihan.
“Khawatirkan
dirimu sendiri, Hye Ran... Bagaimana bisa mereka memukulmu seperti itu?” kata
Jae Bok merasa lebih kasihan pada temanya.
“Dia
menerima penghakiman keadilan.” Ucap Won Jae masuk ke ruang makan, Jae Bok
melihat temanya lalu berkomentar kalau datang untuk mengkonsultasi dirinya.
“Mereka
bilang kesengsaraan datang bergandengan tangan.” Komentar Won Jae, Hye Ran
meminta temanya agar tak banyak bicara.
“Jung Hee
selingkuh.” Won Jae, Hye Ran meminta Won Jae tak mengatakanya. Won Jae pikir
temanya itu harus tahu dan ingin memberitahu kejadian semalam.
Hye Ran
langsung menutup mulut Won Jae berdalih salah lihat. Won Jae melepaskan tangan
Hye Ran sambil berterik kalau Jung Hee selingkuh dan Gadis itu tinggal di dekat
kantor, lalu buru-buru mengunci dikamar. Hye Ran mengejarnya tak bisa membuka
pintu.
“Dasar
pengkhianat. Kau sudah berjanji untuk
tidak memberitahunya!” teriak Hye Ran kesal
“Semalam,
Hye Ran melihatnya sendiri dengan dua matanya!” teriak Won Jae dari dalam
kamar. Jae Bok terdiam seperti merasakn sesuatu.
Na Mi
duduk disebuah cafe, Choi Duk Boon memberikan sebuah amplop tebal dengan nada
dingin memberitahu kalau itu uang untuk bulan ini dan meninggatkan waktunya
sudah hampir habis dan harus mengambil langkah.
Akhirnya
Na Mi masuk ke dalam sebuah rumah sakit dengan tatapan kosong memegang amplop
ditanganya, tiba-tiba Jung Hee datang dengan mengagetkan Na Mi sampai amplopnya
terjatuh. Na Mi pun buru-buru memasukan ke dalam saku bajunya. Seorang ibu memanggil Jung Hee memintanya
agar mendekat, Jung Hee terlihat senang dekat dengan ibu itu dan Na Mi pun
hanya menatapnya.
Jae Bok
mengingat dengan klien sebelumnya “Aku pergi ke rumah gadis itu dan ingin
membunuhnya.” Ia pun masuk ke sebuah gang, tapi menyadarkan dirinya keluar dari
gang. Seorang nenek tiba-tiba menyapanya, Jae Bok menrasa kalau salah rumah.
“Kau
pasti kesini untuk melihat pengantin barunya. Apa kau kakaknya? Kau mirip
seperti suaminya... Ayo ikut aku. Kakakmu tinggal disini.” Ucap si nenek, Jae
Bok ingin menyangkal tapi si nenek sudah mengajak masuk lebih dulu.
Si nenek
menunjuk sebuah kamar yang ada dilantai satu,
Jae Bok sudah ada di depan pintu dengan kebingugan. Si nenek pikir Jae
Bok itu tak tahu tidak tahu kodenya, lalu menyuruh agar menelp kakaknya. Jae
Bong mengaku tahu lalu menekan angkanya, dan dikagetkan saat pintu
terbuka, dalam hatinya bergumam kalau
kodenya sama dengan rumah mereka. Si
nenek pun menyuruh agar Jae Bong segera masuk.
Jae Bong
masuk ke dalam rumah yang cukup rapih, lalu berjalan masuk ke dalam kamar dan
melihat poster milik suaminya, dibuat kaget karena poster ibu dibawa ke rumah
itu. Lalu dikagetkan dengan bingkai foto suaminya yang terlihat mesra dengan Na
Mi layaknya sepasang kekasih.
“Jung
Hee... Bagaimana bisa kau melakukan ini?” ucap Jae Bong benar-benar penuh
amarah
Teringat
kembali dengan nasehat pada klienya kalau
tidak boleh terbawa emosi, harus jadi rasional dan tenang. Ia
mengumpatmarah kalau tak ada yang peduli dengan jadi rasional karena akan
membunuh mereka berdua. Tiba-tiba terdengar suara dari luar, Jae Bok pun panik
menuruh kembali bingkai fotonya.
Jung Hee
mengangkat telp sebelum masuk rumah, memberitahu sedang keluar kantor sekarang
dan akan menelpon saat kembali, lalu mengajak Na Mi masuk rumah.
Jae Bok
sudah bersembunyi dalam lemari pakaian dan melihat saat Na Mi yang masuk kamar
binggung karena membiarkan lampunya menyala.
Jung Hee pikir Na Mi itu lupa lalu memeluknya dari belakang kalau
menyukai hanya berduaan saja. Na Mi pun mengaku menyukainya.
Jae Bong
dalam lemari menutup mulutnya karena melihat sendiri suaminya yang berselingkuh
di depan matanya. Jung Hee merasa bersyukur karena Ibu Na Mi sudah tidak kritis
lagi. Na Mi memeluk Jung Hee kalau semua ini berkatnya dengan air maata haru.
Jung Hee pun tak ingin elihat Na Mi menangis lagi dan memberikan ciumanya, Jae
Bok benar-benar tak percaya melihatnya.
“Shim Jae
Bok..,apa yang kau lakukan disini? Apa kau melakukan kesalahan? Kenapa kau
bersembunyi? Keluar dari sini!!! Keluar dari sini dan bunuh mereka. Dengan
begitu aku takkan bersembunyi di tempat pertama. Tapi Jika aku keluar sekarang, akan terlalu
memalukan.” Gumam Jae Bok
Jung Hee
berhenti mencium Na Mi karena mendengar sesuatu, tapi Na Mi tidak dengar
apa-apa. Jung Hee yakin mendengarnya dan berpikir Mungkin ada kucing liar
masuk. Ponsel Jung Hee berdering dari Tuan Joo, Jung Hee pikir akan menjawabnya
di luar.
Na Mi
meminta agar Jung Hee tak perlu mengangkatnya karena hanya akan memarahinya
lagi. Jung Hee pikir kalau Lebih baik ini ditangani segera lalu bergegas
keluar.
Akhirnya
Na Mi membuka lemari pakaian dengan memilih pakainya, Jae Bok terdiam seperti
Na Mi tak sadar kalau ada orang dalam lemarinya. Na Mi akhirnya memandang ke
arah bawah lemari dan melihat ada sosok wanita dalam lemarinya. Keduanya pun
langsung kaget dan berteriak sangat keras. Jung Hee yang ada diluar mendengar
suara teriakan dari dalam kamar.
Aga pusing bacanya, krn byk kesalahan typo dll. Jd kdng hrs balik ke sebelumnnya krn ga jls yg di ceritakan tokoh A atau tokoh yg lain? Tolong diperbaiki, biar enak dan bisa bayangin critanya tuh kyk gimna si..makasi :)
BalasHapus