PS : All
images credit and content copyright : KBS
Woo Reuk
membawa Tuan Ahn ke rumah tempat Mak Moon dan Moo Myung hidup, karena tak memiliki nama mereka memanggilnya
Moo Myung dan juga Selanjutnya semua orang memanggilanya Anjing Burung. Tuan Ah
melihat depan rumah.
“Tadi,kau
mengatakan aku membuka pintu gerbang nasib.Apa maksudnya?” kata Tuan Ahn, Woo
Reuk seperti tak sadar kalau mengatakan
itu?
“Tidak
ada kebetulan di dunia ini. Kenapa dari semua orang, aku yang membesarkan
putraku dan anak itu?” kata Woo Reuk. Tuan Ahn tak mengerti maksudnya.
“Lalu Menurutmu
siapa...anak itu?”ucap Woo Reuk memikirkanya. Tuan Ahn seperti menebak-nebak
jawabanya.
Pangeran
Chang merasa sudah cukup dan berhenti memukulnya, Moo Myung menariknya merasa
belum berakhir dan langsung memukulnya kembali.
Keduanya kembali berkelahi, kali ini Moo Myung yang memukul Pangeran
Chang berkali-kali. Pangeran Chang yang terbaring, mengingat saat Moo Myung
melempar dadu hasilnya adalah angka 6 kembar.
Moo Myung
berteriak histeris meluapkan amarahnya, semua hanya bisa menatap sedih sampai
Ah Ro mengalirkan matanya. Pangeran Chang masih terbaring, Moo Myung sudah
berdiri dengan mengarahkan pedang di lehernya.
“Akui...
kekalahanmu dan Tepati janjimu.” Ucap Moo Myung. Pangeran Chang pun dibantu Jendral dan
pengawal untuk berdiri.
“Dengan
kejadian ini, aku tidak akan berperang dengan Silla. Dan Juga aku akan
membebaskan Putri Silla dan para delegasi” kata Pangeran Chang, Moo Myung kaget
mendengarnya.
“Bagaimana
dengan para rakyat?Apa yang akan terjadi dengan rakyat di sini?” kata Moo Myung
marah
“Mereka
tidak ada sangkutannya dengan kejadian ini.Karena mereka adalah kriminal yang mencuri barang di Buyeo Selatan, jadi mereka
harus membayarnya dengan hidup mereka.” Ucap Pangeran Chang
Moo Myung
terlihat sangat marah, Pangeran Chang menyuruh pengawal agar para rakyat ke
dalam penjara. Ah Ro menatap sedih karena harus kembali di penjara sementara
Moo Myung dkk sudah bebas.
Ban Ryu
dan Soo Ho datang ke tempat Putri Sook untuk mengajak pergi. Putri Sook seperti
merasa ragu kalau mereka harus pergi sekarang. So Ho pikir mereka tidak tahu
kapan Putra Mahkota akan mengubah pikirannya jadi harus segera pergi.
“Tapi,
dimana 2 Hwarang lainnya?” tanya Putri Sook binggung, Ban Ryu dan Soo Ho hanya
bisa saling berpandangan.
Moo Myung
berusaha masuk ke bagian penjara untuk para rakyat jelata, saat itu Maek Jong
juga datang dengan mengatakan kala Moo Myung tak boleh berfikir membawanya
keluar sendirian. Moo Myung menyuruh Maek Jong untuk mengurus urusanya sendiri.
Maek Jong menyuruh agar Moo Myung menyerahlah karena Saat dirinya tertangkap
mencarinya oleh Putra Mahkota, maka ia yang akan mati lebih dulu. Moo Myung pun
bertanya apa yang akan dilakukanya.
Putri
Sook pergi ke tempat raja, Jenderal keluar menemuinya memberitahu kalau Putra
Makota tidak sehat, maka tidak akan bisa mengantarnya dan meminta
pengeritianya. Putri Sook meminta agar mengatakan pada Pangeran Chang
“Bahwa
kami senang tentang perdamian diantara negara kita dan melanjutkan
persekutuan.” Ucap Putri Sook. Jenderal mengatakan akan menyampaikannya.
Empat
Hwarang pun memberikan jalan pada Putri Sook untuk segera keluar dari istana.
Maek Jong dan Moo Myung saling menatap.
Ah Ro dan
rakyat lainya masih ada didalam penjara. Pria itu menyindir Ah Ro yang percaya
pada Moo Myung, menurutnya pria itu adalah seseorang yang akan membiarkan mereka
mat bahkan semua melarikan diri. Dengan
nada marah meminta Ah Ro mengatakan sesuatu, apa yang akan dilakukanya
sekarang.
“Kenapa
kau seperti in? Ada apa denganmu nona muda?” ucap seorang ibu membela Ah Ro.
“Apa
maksudmu dia tidak melakukan kesalahan? Dia tidak seharusnya membuat kita
berharap! Atau menyia-nyiakan harapan. Karena kau... berada disini seperti di
neraka!” teriak si pria menyalahkan Ah Ro.
“Ini
adalah kelaparan sampai mati. Lebih baik aku menjadi yang ikut terpenggal. Mereka
tidak perlu khawatir tentang lapar dan kematian.” Ucap pria lainya.
“Tetap saja,
jangan berhenti berharap. Bahkan jika kita akan mati, menunggu danmati tanpa
harapan, bukan sesautu yang harus dilakukan. Jika kalian hidup, lakukan apa
yang kalian bisa. Yang bisa kita lakukan saat ini adalah bersiap.” Tegas Ah Ro
Semua
bertanya apa yang dimaksudnya bersiap.
Ah Ro menegaskan kalau mereka harus Bersiap untuk melarikan diri saat
ada kesempatan dan Bersiap untuk hidup dengan baik lagi saat mereka kembali ke
rumah, serta Bersiap untuk bahagia lagi. Menurutnya walaupun mereka harus
mati tetap jangan tinggalkan harapan. Semua
pun terdiam seperti sangat menyentuh hati perkataan Ah Ro.
Moo Myung
dan Maek Jong akhirnya kembali ke bagian istana dengan mengendap-ngedap dan
memukul para pengawal. Maek Jong melihat ada 4 penjari di pintu masuk selatan,
dan 4 di utara kalau mereka akan
membebaskan tahanan semua, yang harus dilakukan dengan tersembunyi.
“Kita
tidak bisa terjebak di penjara yang kosong untuk waktu yang lama. Tapi, apa kau
akan baik-baik saja dengan keadaan seperti itu?” kata Maek Jong, Moo Myung tak
peduli menyuruh mereka segera bergegas.
Keduanya
melawan satu persatu tentara yang sedang berjaga malam sampai didepan penjara
para rakyat. Maek Jong melepaskan gembok penjara menyuruh semua keluar, Moo
Myung memastikan Ah Ro masih ada didalam dan langsung keluar lebih dulu dari
penjara.
Ah Ro
sempat diam seperti masih shock, Maek Jong yang melihatnya langsung menarik Ah
Ro untuk segera keluar. Moo Myung didepan sebagai pengawal didepan untuk para
rakyat dan Maek Jong dibagian belakang. Tapi baru keluar dari penjara, pengawal
sudah menghadang mereka, Maek Jong mencari arah jalan sebaliknya, ternyata
Jenderal sudah menunggunya.
“Putra
Mahkota Buyeo Selatan sangat bertoleransi mengirim utusan Silla kembali. Bagaimana
bisa kau melakukan sesuatu yang sangat tidak bermoral?” ucap Jenderal
“Kita
kesini untuk membuat perdamaian, tapi Putra Mahkotamu memenjarakan kami dan
memperlakukan kami dengan buruk.
Jika
Buyeo Selatan tidak ingin perang dengan Silla, kau harus menghentikan ini. Dengan
tujuan untuk menunjukkan padamu bahwa negara kami damai, kami akan mengambil
rakyat kami kembali.” Tegas Maek Jong melawan.
Jenderal
mengerti kalau Maek Jong akan mengubur tulang di tanah Buyeo Selatan lalu
menarik pedangnya. Ah Ro mengingatkan Maek Jong agar jangan berbicara tak
sopan. Maek Jong pikir mereka tidak akan
berhasil. Jenderal memperingatakan anak buahnya agar segera membunuh mereka.
Maek Jong
dan Moo Myung berusaha melawan semua pengawal, tiba-tiba Ban Ryu dan Soo Ho
datang membantu. Moo Myung memberikan perintah agar keduanya membawa para
rakyat ke pintu gerbang Selatan dan mereka berdua agar tetap mengurus semua
pengawal. Mereka pun bergegas keluar dari istana membawa para rakyat dan tak
beberapa lama kemudian, Moo Myung dan Maek Jong pun ikut keluar.
Pangeran
Chang seperti baru saja menerima perawat dibagian lenganya. Jenderal masuk
memberitahu kalau sudah membiarkan mereka pergi seperti yang diperintahkan.
Pangeran Chang dengan wajah bengisnya mengatakan kalau mereka akan mulai berburu
dan membiarkan pemburu Buyeo Selatan menangkap satu-satunya hewan buas di
hutan.
Semua
berjalan sampai ke perbatasan, empat hwarang menaiki kuda dan para rakyat
berlari. Sampai di tengah ilalang semua rakyat berteriak bahagia karena mereka
semua akhirnya masih hidup. Tiba-tiba
saat itu juga sebuah panah menusuk ke salah satu rakyat.
Empat
hwarang kaget melihat Pangeran Chang, Jenderal dan tentara tak jauh dari mereka
melepaskan panahnya. Moo Myung langsung berteriak agar mereka segera menyebar.
Pangeran Chang mengambil busur panah dan siap melepaskan ke arah Moo Myung.
Moo Myung
hanya diam seperti membiarkan dirinya mati, Soo Ho yang melihatnya langsung
bergerak dengan kudanya untuk melindungi dan bagian punggungnya terkena panah.
Ban Ryu langsung turun memastikan keadaan Soo Ho. Pangeran Chang merasa kalau
itu Memalukan, karena seseorang terkena panah.
Jendral
memberitahu mereka terlalu dekat dengan
perbatasan Silla. Pangeran Chang pikir akan mengakhiri perburuan ini lalu
memacu kudanya, tapi para tentara melepaskan semua panah memburu para rakyat.
Ah Ro panik melihat si ibu yang terkena panah, si wanita meminta pada Ah Ro
tentang anaknya dan langsung meninggal seketika. Mereka semua akhirnya sampai
di tepat di perbatasan Silla.
“Alih-alih
harimau, bukankah tikus ini terjebak dalam perangkap? Hei... Jin Heung!
Tidakkah menurutmu kita harus menyelesaikan permaianan ini?” ucap Pangeran
Chang.
“Aku rasa
aku menang. Apa kau tipe orang yang gigih?” ucap Moo Myung menyahut.
“Aku
mengatakan kita harus berperang dengan benar. Kemenangan hari itu meninggalkan
banyak keinginan.” Kata Pangeran Chang
“Lalu kau
dan aku... akan bertarung satu lawan satu!” ajak Moo Myung
Pangeran
Chang menolak menurutnya kali ini akan menjadi perang karena kehilangan
keinginan untuk membiarkan mereka semua kembali dengan hidup. Moo Myung
menegakankalau semua rakyat Silla tidak meragukanya, maka sebagai raja tak
mungkin bisa membiarkan mereka mati?
“Bukankah
kau mengatakan bahwa mereka tidak ada kaitannya dengan pertarungan kita? Dan Juga,
dia yang menghancurkan pencara untuk membebaskan kriminal yang mencuri barang
dari Buyeo Selatan, bagaimana aku bisa membiarkan mereka hidup?” kata Pangeran
Chang
“Jika kau
ingin mencobanya, majulah! Aku akan menghalangi segalanya!” kata Moo Myung
menarik pedangnya.
“Apa Kau
ingin mengambilnya sampai akhir?” kata Pangeran Chang lalu memerintahkan agar
Jenderal mulai membidik.
Saat itu
tiba-tiba beberapa panah menusuk ke arah pengawal, Moo Myung dan Maek Jong
dibuat binggung, terlihat dibagian belakang semua anggota Hwarang datang dengan
bendera dan juga Wi Hwa dengan kudanya. Pangeran Chang yang melihat banyak
orang datang, bertanya siapa mereka. Jenderal memberitahu kalau mereka semua
adalah Hwarang.
“Sepertinya
aku muncul di waktu yang tepat. Untuk melepaskanmu sebagai Hwrang, kau berada
dikeadaan yang mengerikan. Lebih dari itu, aku bangga bahwa kalian adalah
Hwarangku.” Ungkap Wi Hwa pada empat hwarang sebagai utusan
“Aku
tidak tahu siapa kau, tapi saat ini kau berada di tanah Silla. Sepertinya kau
kehilangan arah saat sedang berburu. Kau sangat dekat membuat kesalahan untuk
mulai berperang. Bukankah kau Putra Mahkota Buyeo Selatan, Chang, yang
mengejar-ngejar delegasi perdamaian kami yang tidak dilengkapi dengan pasukan?”
sindir Wi Hwa pada Pangeran Chang,
“Jika kau
bukan ini dan itu, kau terlihat seperti sekelompok perampok. Apa yang akan kau
lakukan? Kenapa kau tidak mengamati ketrampilan Hwarang kami sebelum pergi?”
ucap Wi Hwa menantang Pangeran Chang yang hanya diam saja. Semua Hwarang siap
melawan dengan panahnya.
“Kenapa
kita tidak kembali, aku rasa ini bukan waktu yang tepat.” Ucap Jenderal.
Pangeran Chang menatap Hwarang dan sedikit mendekat dengan kudanya.
“Aku
terlalu asyik berburu harimau sampai melewati perbatasan. Tolong bermurah hati
untuk memaafkanku. Jika itu masalahnya... Hari ini, aku membiarkanmu dengan
hutang. Tapi lainkali kita akan bertemu lagi, Pada saat itu, kita harus
menyelesaikannya, Jin Heung.” Kata Pangeran Chang lalu memacu kudanya dan pergi.
Semua Rakyat dan Hwarang tersenyum bahagia karena bisa bahagia.
Ratu Ji
Soo terlihat kaget, Kim Seob memberikan selamata karena itu semuanya seperti yang kau harapkan Yang
Mulia. Ratu Ji Soo memastiakn kalau semua sungguh selamat. Kim Seob membenarkan.
“Tapi
apakah Hwarang itu sungguh Yang Mulia Raja? Diantara rakyat, beredar rumor
bahwa Sun Woo adalah Raja.Raja sesungguhnya yang akan menguatkan Silla.” Kata
Kim Seob. Ratu hanya diam saja.
Tiba-tiba
di tempat Woo Reuk seperti terkena sebuah wabah penyakit sampai dengan
muntah-muntah. Tuan Ahn seperti masih shock hanya duduk diam, Woo Reuk
menegurnya kalau keadaaanya tidak ada yang bagus sekrang. Tuan Ahn pun
memeriksa semua orang yang tergeletak.
“Kita
tidak dapat menangani penyakit, butuh banyak obat-obatan.” Kata Tuan Ahn
“ Obat
epidemik juga sudah habis di ibu kota.” Kata Woo Reuk, Tuan Ahn mulai berpikir.
Tuan Park
pun menerima laporan kalau mereka semua kembali dengan selamat. Do Woo berlutut
meminta maaf karena semua Hwarang bahkan menyelamatkan semua rakyat yang
tertangkap di Baekje dan melewati perbatasan. Tuan Park merasa kalau ini bukan
sesuatu yang diharapkan.
Semua
hwarang makan malam bersama, So Ho dengan bangga mengatakan kalau luka yang
didapatnya adalah luka terhormat menurutnya Dengan sesuatu yang sepele ini,
jika sebagai pria harus menahannya. Joo Ki melihat semua hwarang kebinggungan.
“Sebenarnya
apa yang mereka lakukan sampai memiliki nafsu makan yang besar seperti itu? Bagaimana
akan membuat keuntungan? “ keluh Joo Ki
Maek Jong
duduk diam lalu teringat dengan ungkapan Moo Myung yang mengaku sebagai Raja
Silla. Matanya lalu melihat Moo Myung dan Ah Ro yang bertemu didepanya,
keduanya saling menatap.
“Pada
titik untuk marah. Aku ingin memelukmu.”akui Moo Myung, Ah Ro menanyakan luka
Moo Myung karena khawatir agar bisa melihatnya. Moo Myung langsung memeluknya.
“Maafkan
aku... telah menghindarimu.” Ungkap Moo Myung, Ah Ro tahu itu untuk
melindunginya.
“Aku kira
aku akan mati, saat menahan keinginanku untuk berlari kearahmu.ku tidak tahu
apa yang harus aku katakan di situasi ini.” Kata Moo Myung keduanya saling
menatap.
Moo Myung
akhirnya mengungkapkan perasaan kalau mencintai Ah Ro, dan langsung menciumnya.
Maek Jong terdiam melihat keduanya berciuman didepan matanya.
bersambung ke episode 16
Sukaaaaaaa
BalasHapusDaebak.....
BalasHapus