PS : All
images credit and content copyright :MBC
Joon Oh
pergi ke hutan mencari reporter Kim di hutan, terlihat seseorang berusaha
keluar dari lubang dengan tangan penuh darah. Joon Oh akhirnya menemuikan Kim
Wan ada didalam lubang dengan penuh luka.
“Aku
tadinya berharap mau memberikan kesaksian bukannya menyediakan bukti saat kita kembali nanti.
Tapi sepertinya hal itu tak mungkin terwujud.” Kata Kim Wan yang sudah
mengeluarkan banyak darah, Joon Oh meminta agar bisa bertahan dan mengajaknya
agar bisa berjalan, saat itu melihat dibagian perut terdapat luka tusukan
pisau.
“Aku
meminta maaf... Orang yang memberikan petunjuk padaku adalah So Hee. Dia bilang
akan menggelar... jumpa pers dan mengatakan yang sebenarnya.” Kata reporter Kim
“Reporter
Kim... Jangan berbicara... Kau masih bisa selamat.” Kata Joon Oh memohon
“So Hee
terus berubah pikiran. Aku naik pesawat untuk meyakinkan dia.” Cerita Kim Wan,
Joon Oh bisa mengerti dan meminta agar Kim Wan bisa Bertahan.
“Menurutku
Yoon So Hee berubah pikiran, karena wakil CEO agensimu” ucap Kim Wan
Joon Oh
kaget teringat kembali saat So Hee masuk pesawat berbicara di telp mengatakan
akan menghubunginya kalau sudah kembali dan Hanya satu hal yang harus mereka
bicarakan pada Tuan Jang.
“Kumohon...ungkapkan
kebenarannya.Maafkan aku.” Ucap Reporter Kim penuh harapan, Joon Oh pun melihat
akhirnya Kim Wan meninggal. Saat itu Bong Hee datang melihat Joon Oh ada
didalam lubang dengan Kim Wan.
CEO Hwang
terus berbicara pada nakoda kalau mereka sudah 4 bulan dalam pulau dan tidak
ada apapun di pulau itu. Nakoda memutuskan akan menunggu dan memberitahu kalau tidak
punya waktu. CEO Hwang pun memutuskan akan menjemput Joon Oh dkk karena dirinya
sebagai pemimpin perusahaan jadi harus bertanggung jawab.
“Jika aku
terlalu lama..., maka pergilah tanpaku. Kau harus kembali ke Seoul demi diriku.
Paham?” pesan CEO Hwang pada Ho Hang.
Ki Joon
lalu berteriak memberitahu kalau Joon Oh dan Bong Hee sudah datang. Bong Hee
lebih dulu naik keatas perahu, lalu saat mengulurkan tangan pada Joon Oh, Joon
Oh hanya diam saja seperti memikirkan Tae Ho yang akan tertinggal di pulau. Ki
Joon dan Bong Hee menyuruh Joon Oh agar segera naik ke atas kapal.
Ki Joon
dan Ji Ah duduk berdampingan, Ho Hang dan CEO Hwang duduk berjauhan dan Bong
Hee duduk ditengah kapal semua terlihat sendu seperti baru saja meninggalkan
Joon Oh. Joon Oh akhirnya keluar dengan wajah pucat.
Bong Hee
tersenyum melihat Joon Oh yang ikut bersama mereka menanyakan keadaan seperti
mabuk laut, dengan memukul bagian punggungnya. Joon Oh langsung mengeluarkan
sendawa yang keras meminta agar Bong Hee memukul punggungnya kembali sambil
menutup hidungnya.
CEO Hwang
tersenyum sendirian mengingat saat pertama kali terdampar dipulang mengomel
pada Ho Hang yang mengaku pernah menangkap ikan waktu wamil. Ho Hang berdalih
kalau tempatnya beda bahkan mereka ada di negera asin dengan air dan ikannya
berbeda.
Ketika
ada dihutan, Ho Hang mengomel pada CEO Hwang yang mengeluh lapar, Karena itulah
mereka akan pergi ke tempat yang ada dagingnya dan tanpa disadari ada ular yang
disampingnya. Ho Hang mengingat kejadian yang sama saat berada di pulau.
Ki Joon
dan Ji Ah duduk bersama dengan tangan Ji Ah yang merangkul Ki Joon. Teringat
kembali saat Ji Ah mencium Ki Joon menegaskan kalau mereka mulai pacaran. Saat
bertemu dengan Bong Hee, Ki Oong emngaku kaalu tidak terbawa perasaan, tapi
sebelumnya menegaskan pada semua orang kalau dirinya dengan Ji Ah mulai hari
ini.
“Kau
harus membiarkan dia tahu kalau kau
menyusahkan dia. Dia bilang dia akan melindungimu.” Pesan Bong Hee pada Ki
Joon. Ki Joon mengingat semuanya menepuk tangan Ji Ah seperti ingin
melindunginya sekarang.
Joon Oh
yang mabuk laut mengaku tidak pernah naik kapal dan kembali sendawa. Bong Hee
meminta Joon Oh agar mengarah kepalanya ke arah yang lain karena bau
mulutnya. Joon Oh heran padahal Padahal
makanan mereka itu sama dan kembali mengeluarkan sendawa.
Keduanya
mengingat kenangan dipulau saat Joon Oh berlatih dengan tombak menangkap ikan
salmon dan cumi-cumi. Dengan penuh semangat, Bong Hee datang melihat, Joon Oh
langsung mengajak untuk mencari ikan, mengeluh karena tidak bisa makan ikan
mackerel lagi. Bong Hee heran karena ia sebelumnya yang menangkap semua ikan.
Hee Kyung
bertemu dengan beberapa orang mengaku kalau semua pekerjaan komisi khusus, lalu
menyudahi pertemuan mereka. Saat akan keluar melihat Jaksa Yoon yang sudah
menunggu, akhirnya menyuruh semua keluar lebih dulu dan akhirnya Jaksa Yoon
masuk.
“Karena
satu penyelidikan telah usai...., sepertinya Komisi Investigasi Khusus sedang
senang-senang.” Sindir Jaksa Yoon
“Aku
hanya mentraktir makan malam untuk karyawanku
atas kerja keras mereka. Kau selalu menganggap hal dari sudut pandang lain.”
Balas Hee Kyung
“Kau tahu
jika kau mencobanya. Aku tidak bisa memaksa siapa pun jika mereka berniat untuk mengabaikannya.” Kata
Jaksa Yoon
“Entahlah.
Memang apa yang kuabaikan?” tanya Hee Kyung merasa tak bersalah.
“Saat aku
pergi memastikan jasad So Hee. Di rumah sakit di Cina..., aku tak sengaja melihat Jang Do Pal. Apa kau tahu siapa yang dia
jenguk disana?” kata Jaksa Yoon
Hee Kyung
pikir itu bukan hal yang penting dibicarakan, Jaksa Yoon memberitahu kalau Choi
Tae Ho yang dijenguk. Hee Kyung terlihat kaget mendengarnya, Jaksa Yoon pikir kalau Hee Kyung itu sudah
tahu dan melihat dari wajahnya kalau Hee Kyung itu ternyata tidak tahu. Hee
Kyung berusaha tenang bertanya memang apa yang aneh dengan hal itu.
“Mungkin
saja dia sedang memeriksa kondisi Tae Ho
untuk memutuskan kapan dia harus kembali
ke Korea.” Kata Hee Kyung mempercayai CEO Jang dan Tae Ho
“Kalau
begitu, kau harus tanyakan pada Jang Do
Pal. Berdasarkan reaksi orang itu..., maka kau bisa menebak apa dia memihakmu atau tidak. Bukankah begitu?”
kata Jaksa Yoon, Hee Kyung hanya bisa terdiam.
CEO Jang
memberikan pengumuman penting, kalau Mulai hari ini, Tae Ho Hang akan menjadi
Wakil CEO Legend Entertainment. Ho Hang dengan setelan jas dan rambut yang
rapih terlihat sedikit gugup mengantikan posisi Tuan Jang sebelumnya.
Tae Ho
datang keruangan melihat Ho Hang berada disamping CEO Jang,Ho Hang sedikit
memalingkan wajah karena takut. Tae Ho langsung mengucakan Selamat sudah jadi
Wakil CEO. Ho Hang pikir kalau itu semua berkat Tae Ho. Tae Ho mengelak kalau
itu semua hasil dari kerja yang baik. Ho Hang pun menganguk mengerti.
“Kenapa
kau memanggilku, dan bukannya bicara lewat telepon saja?” tanya Tae Ho setelah
melihat Tuan Jang selesai bicara.
“Ada
korban lain ditemukan lagi. Bukannya ini masalah serius?” kata CEO Jang lalu
bertanya apakah Tae Ho mengetahuinya. Tae Ho pikir mana mungkin mengetahuinya.
“Biar
kutanya lagi. Apa kau yakin itu bukan Joon Oh?” kata CEO Jang memastikan
“Sudah
kubilang berkali-kali tidak mungkin Joon
Oh masih hidup.” Kata Tae Ho yakin
“Ada dua
korban selamat lagi saat ini. Karena ada dua, aku tidak bisa membiarkan mereka menanganinya.” Ucap CEO
Jang. Ho Hang terkejut mendengarnya.
Tae Ho
pikir harus mengurusnya sendiri dan ingin ikut, CEO Jang takut kalau nanti
orang-orang akan curiga dan Selain itu, Jaksa Yoon ingin sekali menangkap Tae Ho. Ho Hang memanggil Tuan Jang kalau Tae Ho
dijadwalkan untuk pertemuan di Cina.
“Apa dia
tidak bisa ikut denganmu karena jadwalnya sudah berubah?” kata Ho Hang
mengusulkan, Tuan Jang pikir itu benar
“Dia
sudah berperan seperti wakil CEO rupanya.” Komentar Tae Ho memujinya.
“Tidak
semua orang yang berada di pulau terpencil itu. akan kembali ke Korea setelah mereka diselamatkan. Seperti aku
misalnya, aku harus menunggu tergantung
pada kondisi kesehatanku saat itu.” Jelas Ho Hang Tuan Jang memikirkan kalau
itu bisa mereka lalukan.
Bong Hee
terdiam dikamarnya, teringat kembali saat Ho Hang mengatakan kalau Kaki tangan Joon
Oh adalah dirinya, lalu mengatakan
dengan tegas pada Hee Kyung.
“Ketika
kebohongan membuat suatu cerita, apakah
kebohongan menjadi kebenaran?” ucap Bong Hee.
“Bagaimana
kau akan membuktikan bahwa dia berbohong? Banyak orang memihaknya. Bagaimana
kau akan membuktikannya?” kata Hee Kyung menantang.
Bong Hee
terlihat benar-benar kebingungan dengan keadanya sekarang.
Ibu Bong
Hee pergi ke minimarket untuk membeli kecap asin, beberapa ahjumma membicarakan Bong Hee kalau
sudah hampir gila. Bibi yang lain juga
melihat Bong Hee yang pucat dan linglung.Ibu Bong Hee bisa mendengar mereka
sedang mengolok anaknya.
“Tapi....bisa-bisanya
mereka percaya padanya dan mencari para
korban?” komentar bibi lainya sambil makan bakpaodan minum soju
“Karena
itulah tidak banyak korban yang ditemukan. Kalau percaya sama orang yang tak
waras...,mana mungkin mereka bisa menemukan korban lain? Dia masih muda dan
lajang. Malang sekali dia Itu pasti karena nasib sial ibunya. Kata orang, anak
perempuan mewarisi keberuntungan dari
ayah mereka.” Komentar ibu lainya.
Ibu Bong
Hee keluar dari minimarket langsung menyiram kepala Ahjumma dengan kecap asin,
mengumpat marah karena mereka hanya membicarakan orang saja menyuruh tidur saja
kalau tidak ada hubungannya.
“Kenapa
kalian keluar dan membicarakan putriku seakan dia sudah tak waras?” teriak Ibu
Bong Hee
“Apa Kau
sudah gila? Bayar uang ganti rugi cucian pakaianku sekarang. Kau menghancurkan pakaianku.” Kata Ahjuma
melihat bajunya yang basah dengan kecap asin.
“Baik,
ini uang ganti ruginya dan Kau tak usah lagi memakai jasa binatu dari tempatku.
Apa yang keluar dari mulut kalian itu
semuanya sampah. Kalian tiga, aku lebih baik tidak melihat kalian lagi.Jika
tidak, bukan kecap saja...,tapi aku akan menaburkan garam di seluruh muka
kalian.” Umpat ibu Bong Hee marah dan berjalan pergi.
Jaksa
Yoon pergi ke bagian atap rumah melihat Bong Hee yang duduk sendirian dengan
jemuran pakaian, merasa tempat itu sangat nyaman. Bong Hee sedikit tersenyum
melihat Jaksa Yoon yang datang. Jaksa Yoon bertanya apakah sudah beristirahat selama
beberapa hari terakhir ini?
“Maaf karena
tidak bisa banyak membantu.” Kata Bong Hee merasa bersalah.
“Kita
bekerja saja, jadi tak usah minta maaf. Ada korban lagi yang ditemukan.” Kata
Jaksa Yoon, Bong Hee kaget bertanya siapa mereka.
“Kita
belum bisa mengidentifikasi mereka karena mereka memohon untuk keamanan. Bicara soal
mereka..., bagaimana kalau kita bertemu mereka secara pribadi saat ini?” kata
Jaksa Yoon, Bong Hee dengan senang hati pasti
akan datang.
“Komisi
Investigasi Khusus belum mengetahui
kabar ini. Karena Jang Do Pal punya bawahan yang ditempatkan di Cina..., dia
mungkin sudah mendengar kabar itu. Kita harus gerak cepat sebelum dia membuat korban lain berpihak padanya.”
Jelas Jaksa Yoon
Bong Hee
bertanya Apa mungkin di antara korban
itu seperti berharap Joon Oh. Jaksa Yoon
juga tidak yakin apa hal ini akan membantu tapi salah satu korban selamat
sangat mengharapkan kalau Bong Hee yang akan datang. Bong Hee bisa tersenyum
merasa yakin kalau pasti Seo Joon Oh. Jaksa Yoon pun berharap saja semoga Joon
Oh yang selamat dan kalau memang kembali
maka pasti bisa membalikkan keadaan.
Dalam
kapal terjadi hujan yang sangat lebat dan ombak yang cukup besar. Didalam ruang
Ki Joon mencoba mengambil selembar kain untuk mengikat tangan Ji Ah yang
terluka meminta agar bisa bertahan dan akan membawanya rumah sakit. Awak kapal
keluar ingin menaruh piring kotor diluar kapal, lalu melihat tali yang keluar
dari kapal dan melihat sesuatu dibalik terpal.
“Aku tak
percaya ini. Apa Kita sekarang bisa pulang? Aku tidak menyangka hari ini akan
datang. Apa yang nanti kalian lakukan kalau sudah sampai rumah?” ucap Ho Hang, Ki Joon memutuskan harus ke rumah sakit.
“Tentu
saja. Apa lagi yang akan kau lakukan setelah itu?” ucap Ho Hang, Ki Joon pun
balik bertanya apa yang akan dilakukan Ho Hang.
“Pertama,
aku ingin makan yang asin-asin, seperti
Semur iga. Ibuku pintar memasak semur iga. Aku lahir prematur.” Cerita Ho Hang,
Joon Oh mendengar seperti Ho Hang lahir seperti pasta.
“Aku
bilang "prematur", Beratku
cuma 1.9kg ketika aku lahir. Aku dulu kurus sekali. Karena itulah ibuku sangat memanjakanku. Tapi... Dia sekarang
bahkan tidak tahu, apa putra kesayangannya... Ibuku pasti sangat khawatir.”
Ungkap Ho Hang sedih
Flash Back
Bong Hee
menghitung sampai 20 dan Joon Oh seperti sedang belajar untuk menahan nafas di
dalam air. Joon Oh terlihat masih tetap bertahan, Bong Hee panik dan menarik
Joon Oh ternyata sudah tak sadarkan diri, menepuk bagian wajahnya agar sadar.
Joon Oh
akhirnya tersadar lalu berpikir kalau ia menahan nafas sudah empat menit. Bong
Hee mendengus kesal kalau waktunya hanya 22 detik. Tapi menurutnya naik 7
detik dibandingkan dengan yang
sebelumnya jadi sudah memecahkan rekor.
Joon Oh mengeluh sedi karena ternyata hanya 22 detik.
“Tapi
tadi itu 'kan bahaya.Kau hampir meninggal di sana. Airnya juga sangat dingin.”
Kata Bong Hee
“Mati
juga tak masalah Lagipula aku rindu ibuku.”ungkap Joon Oh
“Berhenti
bicara omong kosong. Kau tidak akan
melihat ibumu jika kau mati.” Kata Bong Hee ingin Joon Oh tetap hidup.
“Orang
tuaku sudah meninggal. Walau begitu
aku punya banyak saudara. Yul, Tae Ho,
dan Ki Joon Hyung dan Ji Ah juga. Dia sudah
seperti saudara bagiku.” Ungkap Joon Oh tak ingin sedih lagi mengajak
untuk olahraga berikutnya
“Aku tidak bisa
terus-terusan membuat stylist-ku yang
mencarikan makanan buatku. Artis-lah yang seharusnya mencari makanan. Ikuti
aku.” Unkap Joon Oh percaya diri
CEO Hwang
merasa kalau Aneh sekali karena tadi merenungkan rumah kalau menutup mata
sekarang tapi yang dilihat hanya pulau itu dan juga tempat yang menampung mereka
selama ini, serta Pantai dan tempat mereka biasa makan bersama, Ia juga
membayangkan saat masih ada Yul dan So Hee.
“Aku
bahkan tidak sempat mengucapkan terima
kasih pada Reporter Kim. Kami tidak akan mampu menemukan perahu ini tanpa
radionya. Soal Joon Oh juga. Dialah orang yang membuktikan Joon Oh tidak
bersalah.” Ungkap CEO Hwang merasa bersalah.
Tiba-tiba
terjadi guncangan dalam kapal, didepan kapal berusaha menerjang ombak. Ki Joon
pun memperhatikan Ji Ah. CEO Hwang ingat kalau mereka bicara soal peringatan
ombak besar jadi pasti ombaknya sudah mulai.
Sementara
Nakoda binggung karena awak kapalnya tak juga kembali. Terjangan ombak kembali
datang, kalung milik So Hee terlepas dari lehar Bong Hee. Joon Oh mengambilnya
berpesan agar Bong Hee memperbaikainya saat sampai dirumah.
Ho Hang
seperti ingin muntah, CEO Hwang menyuruh agar bisa menekan bagian tanganya agar
tak mual. Terdengar suara panggilan dari
nakoda agar awak kapal datang ke bagian kemudi. Joon Oh pikir kalau mereka
sudah sampai, CEO Hwang yang mengerti bahasa China mengatakan kalau nakoda
mencari awak kapalnya.
Ho Han
tak tahan akhirnya keluar untuk muntah dan tiba-tiba ombak besar menerjangnya
sampai membuat tak sadarkan diri. CEO
Hwang merasa sangat khawatir karena hanya ia yang bisa berbahasa Cina jadi
harus pergi membantu mereka dan meminta agar mencari Ho Hang karena jatuh ke
laut saat sedang muntah. Joon Oh pun memutuskan akan mencari Ho Hang.
Joon Oh
keluar dari kapal hampir jatuh karena gunjangan, tapi tanganya yang kuat bisa
kembali naik. CEO Hwang masuk ke bagian nakoda menanyakan keadaannya, Nakoda
memberitahu kalau Angin dan ombak terlalu kuat. CEO Hwang mengatakan datang
untuk membantu. Nakoda pun meminta agar bisa memegang stir kapal dengan stabil.
CEO Hwang
pun mengerti dengan memegang kemudi kapal. Nakoda masuk ke tempat Bong Hee tak
melihat anak buahnya lalu berjalan pergi.
Bong Hee tak mengerti apa yang dikatakanya, Ji Ah yang bisa mengerti
memberitahu kalau Nakoda membicarakan tentang keberadaan seseorang. Bong Hee
memutuskan segera keluar untuk mencari Joon Oh.
Joon Oh
melihat Ho Hang yang terkapar dengan panik mencoba menyadarkan, akhirnya Ho
Hang sadar dan Joon Oh berusaha menariknya Ho Hang agar bisa duduk. Ho Hang
mengaku kalau hanya mabuk laut saja.
Kapal
kembali terguncang, Joon Oh terlempar kesudut kapal daan melihat sepasang
sepatu boots karena saat membuka terpal melihat si awak kapal sudah tak
sadarkan diri. Ho Hang yang melihat langsung panik ketakuta karena kembali
melihat orang yang mati didepan matanya. Joon Oh menenangkan meminta agar
jangan melihat dan menyakinkan Semuanya baik baik saja.
Didalam
ruangan, Ji Ah seperti sudah mulai pucat. Ki Joon meminta agar Ji Ah bertahan
dan melihat sosok orang yang berjalan dengan menghalangi lampi, ia meminta agar
Joon Oh minggir karena menghalanginya yang sedang mengikat tangan Ji Ah. Tapi
saat itu terlihat sosok Tae Ho yang berada didepan mereka dan Tae Ho langsung
membalaskan dendamnya dengan menusuk pisau.
Jaksa Cho
sudah ada dirumah sakit China, memberitahu yang satu masih dirawat sementara Yang
lainnya sudah sepenuhnya pulih tetapi menunda kepulangannya ke Korea bahkan
Orang itu pun takut saat mendengar kata, "Korea".
“Tapi
anehnya, orang itu ingin... bertemu denganmu, Bong Hee.” Cerita Jaksa Cho
“Apa mereka
sudah mengidentifikasi korban yang
selamat?” tanya Jaksa lainya, Jaksa Cho mengaku belum melihatnya.
Ji Ah
melihat Bong Hee yang datang langsung memeluknya dengan erat seperti rasa rindu
yang teramat dalam. Bong Hee tak percaya salah satu korbanya adalah Ji Ah dan
bersyukur kalau keadaan baik-baik saja
dan menanyaka dengan luka ditubuhnya.
“Lukaku
sudah diobati sesampainya disini. Karena
kita sudah bertemu, semuanya akan
baik-baik saja.” Kata Ji Ah
“Tapi,
apa mungkin..., apa kau orang yang bilang ke mereka kau ingin bertemu denganku?”
tanya Bong Hee penasaran
“Aku juga
ingin bertemu denganmu...,tapi orang yang bilang seperti itu....” kata Ji Ah
dan tiba-tiba Ki Joon datang memeluk Bong Hee.
Bong Hee
kaget karena bukan Joon Oh tapi Ki Joon yang ingin bertemu denganya, kembali
mengucap syukur keduanya baik-baik saja dan menanyakan tentang Joon Oh, karena
mereka sudah lama di rumah sakit mungkin ada yang tahu tentangnya. Ki Joon
binggung bertanya apakah Bong Hee tak mengingatnya Ketika keluar dari pulau.
Bong Hee
pergi ke dalam ruangan dikagetkan melihat Ki Joon yang tergeletak dan Tae Ho
ingin mendekati Bong Hee dan siap menusuknya. Bong Hee memperingatkan Tae Ho
agar menjatuhkan pisaunya. Joon Oh datang, Tae Ho langsung menyander Bong Hee
dengan menaruh pisau dileher.
“Aku tahu... orang yang kau inginkan aku ‘kan”
kata Joon Oh
“Bukan...
Aku akan membunuh semua orang di sini.... Aku akan membunuh kau dan dia... Aku
akan membunuh semua orang di kapal ini.” Kata Tae Ho yang sudah seperti psikopat.
Saat itu
kapal berguncang, Bong Hee pun terlepas. Joon Oh berusaha agar melepaskan pisau
ditangan Tae Ho dengan memukul tanganya. Akhirnya pisau terlepas dan Joon Oh
ikut terlempar. Bong Hee melihat pisau di dekat Ji Ah dan Ji Ah pun langsung
menendangnya.
“Jangan
mendekat....” ancam Bong Hee dengan mengancamnya. Tae Ho tetap mendekat. Bong
Hee mengayuhkan pisaunya dan mengenai wajah Tae Ho.
Tapi Tae
Ho bisa kembali berhadapan dengan Bong Hee dengan berani memegang ujung pisau.
Bong Hee seperti lemas tak bisa berbuat apa-apa lagi, akhirnya melepaskan
tanganya. Tae Ho membalikan keadaan dengan memegang pisau dan ingin menusuk
Bong Hee, Joon Oh berusaha berdiri dan langsung menghalanginya.
“Ketika
kita keluar dari pulau..., Joon Oh... ditikam oleh Tae Ho. Tepat di hadapanmu.”
Cerita Ki Joon.
Bong Hee
seperti mengingat kembali saat itu Joon Oh berdiri didepanya menyelamatkan diri
saat akan ditikam, Joon Oh dengan punggung tertusuk pisau masih memastikan
keadaan Bong Hee yang baik-baik saja.
Kapal
kembali terguncang, Tae Ho terbentur dan akhirnya terjatuh. Joon Oh berusaha
menarik pisaunya, lalu memukul beberapa kali pada Tae Ho akhirnya jatuh tak
sadarkan diri. Bong Hee seperti bisa
mengingat semuanya langsung jatuh lemas dan menangis tersedu-sedu
Bong Hee
menelp Jaksa Yoon meminta maaf karena
harus pergi ke sana sekarang, mengetahui kalau dianggap dirinya itu
sudah gila tapi merasa percaya pada Joon
Oh untuk terakhir kalinya.
“Seseorang
mengangkat teleponnya..., Tapi suaranya... Suaranya mirip... suara Seo Joon Oh.”
Ucap Bong Hee yang duduk sendirian di bandara.
Dear Mbak Dyah, aq jd shipper sinopsisnya nich....padahal belum nonton dramanya, tp dg baca sinopsisnya dah kerasa thriller n horrornya..
BalasHapusthanks Mbak....semangat untuk lanjut ke episode berikutnya ya...