Im Yo
Hwan terlihat sedang bertanding bermain games komputers, 3 komentator yang
menonton memberikan komentar kalau pertandingan terlihat sangat memanas. Yo
Hwan terlihat sedang bertanding melawan robot yang ikut bermain games dari
komputer. Akhirnya Im YoHwan menang dengan tagline berita [Im Yo Hwan mengalahkan
robot buatan Alpha Craft.]
Seorang
pria yang menonton pertandingan terdengar bahagia, memuji Yo Hwan memang hebat
karena Bahkan dengan pengembangan Robot Alpa tidak dapat mengalahkan. Lalu
berjalan ke bagian dress room mencari pakaian yang akan digunakanya setelah itu
pergi keluar rumah.
[Desember 2018: Masa depan]
Suasana
sedang natal, Beberapa menyanyikan lagu natal di pinggir jalan. Berita Yo Hwan
masih di tampilkan pada layar besar. Si pria melihat kalau 2018 akan segera
berakhir dan teringat dengan Ulang tahun Se Young tidak lama lagi, lalu
bertanya-tanya apa yang harus dibelikanya dan melihat sebuah toko didepanya.
Akhirnya terlihat sosok pria yang menuruni tangga subway.
Pria
bernama Yoo So Joon menaiki kereta yang melaju dengan kencang dalam lorong,
saat itu terlihat semua orang sibuk dengan ponselnya. Lampu kereta tiba-tiba
mati dan waktu berubah.
[Juni
2016: Masa sekarang]
So Joon
duduk di kereta dengan tanpa banyak penumpang, Pemberitahuan dari pengeras
suara “Stasiun berikutnya adalah Namyeong.” So Joon duduk tenang dalam kereta.
“Aku adalah seorang time
traveler. Aku melakukan perjalanan ke masa depan melalui subway. Kau mungkin
bertanya-tanya apa masa depanmu. Tapi, aku tidak bisa jawab semuanya. Aku tidak
tertarik dengan urusan kehidupan orang lain.”
Seorang
fotographer meminta semua pendamping pengantin tersenyum ke kamera. Lee Gun
Sook mengunakan pakaian pengantin dengan Kim Yong Jin, salah satu yang menjadi
pendampingnya adalah Song Ma Rin dengan memperlihatkan gaya berdiri seperti
model.
“Para
pengantar pengantin sepertinya tidak dekat dengan pengantin wanita.” Komentar
Si fotographer. Gun Sook menyangkal kalau mereka sangat dekat.
“Apa Kau
tahu betapa terkenalnya profesi fotografer itu Kau harus tahu kalau itu adalah
kehormatan.” Bisik Gun Sook pada semua temanya agar bisa bersikap baik
Fotographer
meminta Ma Rin agar berdiri seperti biasa saja dan meminta agar lebih merapat. Aku
jadi terkejut. Kupikir kau sudah melakukannya sebelumnya. Yong Jin si penganti
pria binggung dengan tanganya, Si Fotographer mengaku kaget karena mengetahui
kalau ini pernikahan pertamanya dan
mulai mengambil gambar. Gun Sook mengancam tidak ingin terima uang pernikahan
bila gambarnya kacau.
So Joon
turun dari mobil sportnya, Ki Doong menelp menanyakan dari mana So Joon karena pergi
tanpa pamit. So Joon menceritakan kalau
yang baru dilihat Im Yo Hwan dan Alpha Craft bertanding di tahun 2018. Ki Doong
menolak untuk diberitahu hasilnya.
Akhirnya
So Joon bertemu dengan Ki Doong dengan memberikah hadiah ulang tahun untuk Se
Young. Ki Doong mengeluh pada So Joon
yang akan datang tanpa memberitahu dan seperti sombong saat pergi.
Se Young
melihat mood Soo Joon sedang baik, So Joon memberitahu kalau Im Yo Hwan menang
lalu memberikan sekotak hadiah dengan mengucapkan Selamat ulang tahun, setelah
itu pamit pergi karena ada janji jadi meminta mereka rayakan berdua saja. Ki
Doong terlihat kesal temanya pergi begitu saja.
So Joon
kembali datang memberitahu Se Young kalau Hadiah ini produknya sangat baru, bahkan
belum ada konsepnya. Se Young binggung hadiah apa yang diberikan So Joon
padanya lalu mengucapkan terimakasih. Ki Doong
ingin tahu apa yang akan dilakukan Soo Joon itu. Soo Joon berjalan keluar
memberitahu akan melakukan sesuatu menyangkut masalah hidup dan mati. Saat itu
sebuah alarm peringatan masuk [Song Ma Rin kecelakaan mobil jam 4:14 p.m]
Semua
pendamping pengantin berkumpul, merasa tak percaya Gun Sook meminta mereka untuk menjadi
pengantar pengantin, berpikir kalau Gun Sook itu tak tahu kalau mereka semua
tidak suka padanya. Oh So Ri pikir mereka itu sudah tidak menyukainya selama 15
tahun jadi tak mungkin Gun Sook tidak tahu.
“Dia
pura-pura tidak tahu selama 15 tahun. Dia bahkan sudah menikah. Jadi jauhi saja
dia Bahkan Ma Rin bisa melakukan itu.” Ucap So Ri
“Kenapa
Ma Rin jadi seperti itu? Walaupun kalian datang, aku tidak berpikir Ma Rin akan
datang.” Komentar temanya berambut panjang
“Aku
tidak paham tentang gadis itu. Song Ma Rin mungkin sudah mati di dalam. Apa Kalian
pikir dia menerima sesuatu dari Gun Sook secara diam-diam?” komentar teman yang
lainya yakin.
Ma Ri
membawa sebuah map dengan menyapa fotographer,
mengaku sebagai penggemar dan senang bertemu denganya. Si Fotographer
melirik sinis, melihat Ma Rin yang
mendekainya. Ma Ri membahas tentang Suami Gun Sook, lalu berkomentar kalau
Fotographer itu pasti menjadi teman baik pengantin pria karena sduah melihat
cara memotret foto pribadi dan yang lainnya.
“Kau
pasti fotografer dan kelihatan seperti memegang portofolio. Apa Kau mau berikan
itu padaku?” ucap si fotographer.
“Apakah
kebetulan Anda butuh asisten?” tanya Ma Rin yang membutuhkan perkerjaan. Si
fotographer langsun menolak portofolio
“Kau ini
Bap Soon, si aktris cilik ‘kan? Ini tidak biasa. Kau lebih terkenal dariku dan Hal-hal
membuatmu tidak semangat.” Komentar si fotographer.
“Anda Memang
punya mata yang besar Tidak ada yang pernah mengakuiku. Bap Soon masih
anak-anak. Aku kelihatan ingin jadi umur 6 tahun.” Kata Ma Rin mencoba melucu.
Gun Sook
tiba-tiba datang memanggil nama Bap Soon, lalu berkomentar kalau temanya sangat
beruntung karena Kalau bukan karena Yong Jin, kapan lagi bisa melihat karya si
fotographer. Sang Fotographer memilih untuk pergi dengan menegaskan kalau tidak
bisa menerimanya.
“Apa Kau
ingin membujuknya untuk dapat kerja? Aku akan minta maaf padanya atas namamu.”
Ucap Gun Sook, Ma Rin memilih untuk pergi mengikuti sang fotographer.
Ma Rin
mengikutinya bertanya apakah sang Fotographer memiliki teman yang bikin tekanan darah naik, walaupun
status mereka bertemu tapi khawatir kalau temanya itu membongkar rahasianya, bahkan tidak
bersamanya, mendengar temanya itu menghinanya.
“Gun Sook
dan aku kelihatan seperti teman. Kita bukan sembarang pengantar pengantin. Tapi,
aku datang kemari untuk bertemu dengan Anda. Anda lihat betapa bersinarnya,
diriku dengan senyum sebelumnya, 'kan?” ucap Ma Rin mencoba merayu sang
fotographer.
“Bap
Soon.” Ucap Sang fotographer. Ma Rin memberitahu nama sebenarnya Song Ma Rin.
Fotographer itu berkomenar Ma Rin yang bahkan tidak tahu malu.
“Aku
mungkin tidak mengambil jurusan fotografi tapi aku sudah mempelajari itu selama
tujuh tahun. Aku tidak hanya meminta Anda untuk melihatnya. Setiap kali Anda
punya waktu, Apa Anda bisa lihat portofolioku sekali? Bahkan ketika Anda di
kamar mandi, anda bisa melihatnya sekali saja?” ucap Ma Rin terus mengejarnya.
Si
fotographer akhirnya mengeluh sebagai hari yang menjengkelkan dan mengambil map
milih Ma Rin, dan kembali mengeluh karena berat. Ma Rin langsung mengucapkan
terima kasih seperti sangat berharap banyak.
So Joon
lewat di taman melihat Ma Rin, yang mengenalnya sebagai Seorang mantan aktris
cilik yang sangat terkenal karena perannya sebagai Bap Soon. Mereka kembali
mengambil gambar untuk kesekian kalinya.
Beberap orang yang melihat mengenal Ma Rin sebagai si aktris cilik itu.
“Hari
ini, aku akan mengubah takdirnya. Karena dia mungkin akan selamat oleh
tanganku.” Gumam So Joon
[20 menit
sebelum kecelakaan]
So Joon
berjalan lebih dulu, Ma Ri menolak untuk makan bersama dengan
teman-temanya. So Joon sudah bisa
mengetahui kalau Ma Rin itu akan menolek makan dan pergi ke minimarket untuk
membeli ramen cup. Ma Ri mencari ramen yang mana sekarang tapi ia mengurungkan
niatnya saat melhat sosok pria yang ada di dekatnya.
“Kenapa
aku terus lihat pria yang mengikutiku? Aneh sekali” keluh Ma Rin lalu bergegas
keluar dari minimarket.
[5 menit
sebelum kecelakaan]
So Joon
keluar dari mini market, menarik tangan
Ma Rin. Ma Rin kaget karena So Joon yang memanggil namanya. So Joon kebingungan
lalu mengajak untuk bicara sebentar. Ma Rin langsung menolak, So Jooon mengajak
untuk minum satu cangkir kopi saja. Ma Rin benar-benar dibuat binggun dengan
tingkah pria yang tak dikenalnya. So Joon kembali memegang tangan Ma Rin, Ma
Rin langsung menutup badannya ketakutan
“Apa Kau
kenal aku? Aku bahkan tidak mengenalmu.” Ucap Ma Rin
“Kau
harusnya tidak takut seperti itu” pikir So Joon,
“Kau agak
aneh dan Menakutkan.”kata Ma Rin bergegas pergi, Soo Joon mengaku meminta waktu
5 menit saja. Ma Rin tak mau tahu memilih untuk pergi ke zebra cross.
So Joon
seperti bisa melihat kejadian saat Ma Rin yang tertabrak truk, akhirnya ia
berteriak mengaku kalau sudah menatap Ma Rin dan memujinya sangat cantik jadi
ingin mengajaknya minum kopi bersama. Ma Rin membalikan badan bertanya
bagiamana So Joon bisa mengetahui namanya.
“Kau
sangat terkenal.... Bap Soon...” akui Soo Joon, Ma Rin tak ingin membahasnya
lagi.
“Kata-katamu
begitu berat buatku. Aku tidak kelihatan seperti seorang selebriti.Dan juga,
aku bilang begini karena kau menggangguku. Dan Sebenarnya, lupakan saja...Kau
berlebihan sekali.” Ucap Ma Rin akan menyebrang jalan.
“Tidak,
katakan saja padaku. Tak masalah” kata So Joon terus mendekati Ma Rin
[2 menit
sebelum kecelakaan]
So Joon
menahan Ma Rin agar bisa bicara denganya,
karena penasaran. Ma Rin pikir
kalau memang So Joon penasaran dan ingin bicara maka ia harus menyelesaikannya.
“Kau
meraih tanganku dan juga menyentuhku. Kau pura-pura jatuh cinta padaku dan bilang
aku cantik. Aku merasa dilecehkan, dan ini bukanlah mood yang baik.”komentar Ma
Rin
“Itu
mungkin karena banyak pria yang mengikutimu dan mereka memujimu cantik. Kau
pasti capek dan Karena faktor capek, jadi kau kelihatan mudah marah, 'kan? Aku
bisa lihat yang terjadi dan bisa mengerti. Yah, kita datang untuk saling
memahami sekarang jadi Mari kita minum kopi.” Ucap So Joon tetap mengajaknya
minum kopi.
Ma Rin
tetap menolaknya dan ingin segera menyebrang, saat itu sebuah mobil truk lewat.
So Joon langsung menariknya karena hampir saja menabrak Ma Rin karena sangat
dekat sekali jaraknya.
“Permisi...
Harusnya kau tidak melakukan ini.” Ucap Ma Rin memperlihatkan tanganya yang
kembali di pegang oleh So Joon. So Joon binggung apa yang harus dikatakanya.
“Kau
kelihatan canggung.”ucap Ma Rin sebelum pergi saat itu terdengar bunyi suara
seperti tabrakan.
Alarm So
Joon berbunyi membaca notenya [Song Ma
Rin kecelakaan mobil jam 4:14 p.m] makanya langsung melotot kaget karena
dugaanya itu salah kalau Ma Rin tak bisa diselamatkan.
Ma Rin
sudah tergeletak di jalan, So Joon berusaha membangunkanya. Si pengemudi keluar
dari mobil kebinggungan karena tidak menabraknya. So Joon sudah tahu, Si pengemudi menceritakan Ma Rin yang berjalan
seperti model lalu pingsan, menurutnya ketakutan. So Joon mengeluh kalau Ma Rin harus pingsan
ditengah jalan lalu meminta agar dipanggil ambulance.
Terlihat
gambar film saat jaman penjajahan, seorang anak duduk dipangkuan wanita sambil
makan .
“Bap
Soon... Drama 50 episode tahun 1991, "Tomorrow's Morning". Dia
berperan sebagai putri pejuang kemerdekaan yang hanya ingin minta sesuap nasi.
Apa ini Komedi? Semua rakyat menangis minta nasi. Semua rakyat tertawa minta
nasi.”
So Joon
sudah ada dirumah sakit menemani Ma Rin lalu melihat berita tentang Ma
Rin, terlihat judul[Dia Sedang Apa
Sekarang? Trauma Bap Soon Muncul Kembali] dengan gambar seperti sedang tertidur
karena mambuk.
Video
saat Ma Ri mabuk tersebar internet, dengan komentar [Bap Soon di Itaewon
sungguh pingsan. Hidup susah seperti dia.] Lalu video yang lainya dengan
caption [Bap Soon yang menyedihkan sedang menari, ini Mengejutkan.]
Banyak
orang yang berkomentar kalau Ma Rin melakukan hal yang saam sebelumnya jadi tak
mau melihanya seperti ingin diperhatikan. Ma Rin duduk dalam cafe, seperti
sedang curhat dengan temanya ingin hidup bebas, tapi ternyata hanya duduk
sendirian seperti sedang berhalusinasi.
“Setelah
melalui semua rasa malu ini, kau akan berpikir dia hidup tenang. Dia memang
sangat suka alkohol. Kenapa dia hidup seperti ini?” ucap So Joon melihat hasil
pencarian, lalu mengingat saat Ma Rin mengatakan kalau agak canggung tapi yang aneh malah
membuat frustasi.
“Siapa di
situ?” tanya Ma Ri yang mulai tersadar, So Joon memberitahu kalau ia adalah pria
canggung yang sebelumnya.
Ma Rin
panik kalau dirinya itu kecelakaan mobil.
So Jon menegaska kalau bukan kecelakaan mobil tapi Ma Rin hanya pingsan
bahkan tidak terluka. Ma Rin merasa kalau dirinya terkena tabrak lagi, So Joon
pikir Ma Rin tak tahu apapun jadi meminta agar berbicara dengan Dokter.
“Periksalah
dirimu karena Sangat bagus bila kau melewati semua pemeriksaan ini.” Pesan So
Joon, Ma Rin heran karena So Joon seperti memperdulikanya.
“Kalau
aku membantumu, jangan berpikir aku hanya mengada-ada saja.” Kata Soo Joon
Ma Rin
ingin bangun tapi Soo Joon mendorongnya agar berbaring, karena belum sepenuhnya sembuh. Ma Rin terlihat
gugup saat Soo Joon menyentuh bahunya dan merasa kalau bukan wanita yang bicara
dengan cara berbaring, Soo Joon bertanya
apakah Ma Rin itu adalah wanita canggung, tapi menurutnya bukan lalu pamit
pergi lebih dulu.
“Kalau
takdir mempertemukan kita, nanti kita akan ketemu lagi” kata So Joon, Ma Rin
benar-benar tak mengerti dengan tingkah So Joon.
Nyonya
Cha Boo Sim datang terburu-buru masuk ruang sakit, memberitahu perawat yang lewat didepanya
kalau anaknya masuk rumah sakit dibawa ke ruang UGD bernama Song Ma Rin.
Perawat meminta agar Nyonya Cha pergi ke bagian informasi.
“Tapi,
putriku bukan orang normal. Dia terkenal, seorang aktris. Dia adalah selebriti.”
Ucap Nyonya Cha, perawat menunjuk ke arah meja informasi, Akhirnya Nyonya Cha
pun pergi ke bagian informasi
“Permisi.
Di mana Bap Soon-ku? Dia muncul di TV dan bilang "beri aku nasi".”
Kata Nyonya Cha, Si perawat sempat binggung sampai akhirnya Ma Rin keluar
memanggil ibunya.
Nyonya
Cha langsung ikut keluar rumah sakit bersama anaknya menanyakan keadaanya lebih
dulu. Ma Rin kesal ibunya yang mencari sebagai Bap Soon meminta agar jangan melakukanya
karena Orang-orang akan tertawa.
“Hei,
siapa yang akan tertawa? Siapa juga yang tidak tahu Bap Soon? Tanganmu mungkin
tidak rileks. Ayo ke tempat pijatAku kenal orang-orang yang suka memijat.” Ucap
Nyonya Cha.
“Siapa? Apa
itu Pria yang Ibu kencani sekarang?” kata Ma Rin kesal, Nyonya Cha memberitahu
Bisnis pria itu sedang berantakan.
“Kenapa bisa
Ibu tetap kencan dengan orang seperti dia?” keluh Ma Rin, Nyonya Cha meminta
anaknya tak banyak bicara dan lebih baik bertemu saja dengan calon ayah
tirinya.
“Kenapa
harus ketemu dengan pacar Ibu? Lagipula Ibu masih pacaran selama satu bulan.”
Ungkap Ma Rin
Nyonya Cha
mengaku berbohong, Ma Rin menduga ibunya yang
menggunakan namanya lagi, lalu bertanya apa yang kali ini yang
membohonginya. Nyonya Cha terlihat binggung. Ma Rin berpikir ibunya kalau Bap
Soon belajar di luar negeri, kerja sebagai fotografer Atau menikah dengan pria
kaya.
“Aku
tidak mau orang-orang melihat kita seperti itu.” Ucap Nyonya Cha tak ingin
anaknya direndahkan oleh orang lain.
“Kalau
begitu, Ibu bisa bilang kalau aku bukan putrimu. Itu mudah saja”kata Ma Rin
menghentikan taksi, Nyonya Cha hanya bisa geram melihat anaknya yang pergi.
Ia
akhirnya kebinggan karena sudah lebih dulu janji dengan pacar barunya untuk
bertemu dengan Ma Rin padahal sudah berusaha agar anaknya bisa mendapat pijatan.
Sopir
taksi bertanya kemana tujuan Ma Rin, Ma Rin tersadar dari lamunan lalu melihat
sekeliling dan meminta agar diturunkan didepan karena ada yang teringgal. Sopir
taksi terdengar hanya bisa mengeluh. Ma Rin menaiki bus dengan wajah sedih.
Sementara So Joon menulis dalam buku harianya.
“Hari ini adalah yang pertama
kalinya aku bertemu Song Ma Rin di kehidupan nyata. Ini juga pertama kalinya
aku menyelamatkan seseorang sejak aku pergi menembus waktu. Kenapa terlihat
aneh, bila aku dan wanita itu akan mati di hari yang sama? Aku harus tahu lagi.
Ini juga pertanyaan kenapa aku harus mengetahuinya.”
Ma Rin
melihat Bit Nam membuat Pose Milan-style dengan pakaian seharga 9,900 Won dan
mulai mengambil fotonya, Tapi menurutnya tidak akan membantu dengan penjualan
jadi melakukannya setelah menjadi model untuk barang bermerek.
“Mari
kita lakukan “internet shopping mall style.” Ucap Ma Rin, Bit na menanyakan
kapan akan selesai. Ma Rin pikir sampai matahari terbit
“Aku akan
mengenakan pakaian yang lebih dari harga itu. Kau bahkan memotret pakaian
seharga 9,900 Won. Haruskah kita berakhir seperti ini?” keluh Bit Na
“Bit Na,
jangan berpikir bila kau khawatir tentang hidup kita Kita tidak khawatir.Aku
tidak punya pengalaman, atau kekhawatiran. Tunjukkan ekspresi seperti itu.”
Kata Ma Rin memberikan semangat pada temanya. Lalu mereka pun akan berganti
pakaian pada kostum berikutnya.
Gun Sook
menelp sedang melakukan perawat pada kukunya, Ma Rin telihat terpaksa
menangkatna. Gun Sook memanggil Bap Soon bertanya apa yang sedang dilakukan. Ma
Rin mengaku kaaalu sedang sibuk dan ingin menutup telpnya.
“Kenapa
kau selalu saja sibuk? Kau memang orang yang paling sibuk di dunia. Aku ada
banyak yang harus dibeli. Setidaknya bantu aku bawakan belanjaanku.” Ucap Gun
Sook. Ma Rin merasa kalau ia bukan budaknya.
“Kau amat
memalukan. Haruskah aku minta tolong padamu tanpa imbalan? Sudah jelas kau
bilang tidak.” Kata Gun Sook. Ma Rin mengaskan kalau hari ini benar-benar
sibuk.
“Apa Kau
tahu, bagaimana kau berikan portofolio pada fotografer itu? Aku bicara dengan
Yong Jin-ku dan katanya dia menawarkan keputusan yang baik. Kau akan datang, 'kan?
Aku tidak punya waktu ini.” Ucap Gun Sook, Ma Rin mengumpat temanya itu
menyebalkan dan merasa kalau tidak perlu itu karena takut untuk berkoneksi
dengan temanya, serta akan menyelesaikan bakatnya sendiri.
Ma Rin
akhirnya mengantar Gun Sook pergi ke mall,
Gun Woo suaminya Yong Jin itu adalah bintang real estate dengan julukan
My Rich serta jabatan adalah presdir berpangkat tinggi dari sebuah perusahaan investasi
real estate. Ma Rin seperti tak ingin mendengarnya mulai mengeluh dengan
melihat piring yang harganya mahal. Tapi menurutnya kalau itu sebuah seni bukan
piring biasa.
“Fotografer
yang cari uang,itu berkat Yong Jin.Dia mati-matian ingin kerja samadengan Yong
Jin.Itu sebabnya dia mengambil foto pernikahan kami. Kau bilang Seni?Semuanya
pada sama ketika datang seperti uang.” Ucap Gun Sook
“Aku
penasaran apa yang dia pikirkan tentang foto hasil karyaku.” Kata Ma Rin
“Ini
kelihatan rumitbila meminta sesuatu seperti itu.Bukannya aku selalu memberitahu
untuk menyadarkan dirimu.Aku sungguh malu di hadapan Yong Jin.” Keluh Gun Woo
“Jadi Kau
ini mau dimintai bantuan atau tidak?Kita harus memberi dan menerima apa yang
kita janjikan.Kesepakatan harus akurat,dan lebih cepat selesai.” Tegas Ma Rin
“Lebih
baik lupakan saja mimpimu itudan menikah saja.Oh ya. Yong Jin punya sekretaris
yang menjalankan semua tugasnya.Harus kuperkenalkan padamu?” kata Gun Wook
menawarkan diri.
Ma Rin
seperti menahan amarahnya, Gun Sook membanggakan sek Yong Jin yang begitu ramah
dengan orang-orang. Ma Rin makin kesal menyuurh Gun Sook membeli semua
peralatan rumah tangga saja dengan menariknya,
Gun Sook mengaku kalau hanya ingin melihat saja dan akan membelinya dengan ibunya. Ma Rin makin
kesal karena untuk apa temanya itu menelp dan menyuruh agar segara membeli
semuanya
“Aku
tidak ingin beli dan ingin bicara denganmu tentang Yong Jin.” Ungkap Gun Sook,
Ma Rin tak ingin Gun Sook membahas Yong Jin lalu mendekati seorang pegawai
mall.
“Pemisi...
apa Kau tahu piring yang suka bertanya,"siapa yang akan membayar mahal
untuk itu ini?" Coba perlihatkan Dia pasti akan suka” kata Ma Rin, pegawai
itu pun menunjukan piring yang dicarinya, sementara Gun Sook terlihat cemberut.
Yong Jin
baru masuk kantor dengan sekertarisnya, dengan memperingatkan kalau
berhati-hati saat berkata-kata. Sek Hwang mengerti lalu mereka pun masuk ke
dalam lift. Tiba-tiba Ki Doong datang ingin menahan lift, dan melihat Direkturnya dengan menyapanya
apakah sudah makan.
“Apa Kau
akan naik dengan kami? Kami lagi buru-buru.” Ucap Sek Hwang menghadangnya. Ki
Doong heran tak bisa masuk bersama, Yong Jin menyuruh Ki Doong agar naik lift
yang berikutnya.
Saat itu
So Joon masuk lift, semua langsung memberikan hormat dan Ki Doong pun mengikuti
dibelakangnya. So Joonlangsung menyindir apakah mereka ingin ikut naik lift
bersama. Yong Jin dan Sek Hwang ingin
keluar lalu So Joon menahanya karena hanya bercanda mengatakanya.
Mereka
berempat berada dalam satu lift, So Joon mendengar Yong Jin yang menikah, Yong
Jin membenarkan. So Joon bertanya Apakah
itu pernikahan kedua. Yong Jin mengelengkan kepala. So Joon menebak itu
pernikahan ketiga dan memujinya sebagai pria yang begitu terampil.
“Ini Pernikahan
pertama, maksudku Pernikahan pertamaku.” Ungkap Yong Jin
“Ah, kau
jadi lajang lama sekali sebelum menikah... ternyta kau begitu praktis. Aku
dengar , istrimu bukannya 10 tahun lebih muda, 'kan? Tapi Ini curang namanya.”
Komentar So Joon seperti nada mengejek.
Yong Jin
dengan rendah hati membenarkan, So Joon langsung memberikan pujian dengan
mengangkat jempolnya menurutnya itu
sangat keren. Ki Doong pun melakukan hal yang sama.
Yong Jin
memberikan presentasi rencana tahap kedua pembangunan akan selesai dalam 25
tahun, kalau kota Jangho akan menjadi metropolitan baru Chungcheong menurutnya Ini
wajar bila pembangunan harusnya sudah dimulai.
“Ada
populasi yang terendah.. Lebih dari apa pun, akan ada pertumbuhan penduduk yang
rendah. Itulah sebabnya semua orang hanya menguji kadar air. Namun, menurut
data yang kuhimpun, sekarang sudah waktunya untuk masuk.” Jelas Yong Jin
percaya diri
“Kau
selalu bicara tentang Jangho. Kita jaminkan kalau jalan raya akan dibangun.”
Komentar Direktur Wang
“Direktur
Wang, percayalah. Aku punya sumber yang sangat baik untuk ini.” Kata Yong Jin
yakin
“Apa kau
punya dasar yang kuat untuk itu?” tanya pegawai yang lain
“Mulai
awal tahun ini, biaya tanah akan berubah. Tempat yang dibiayai tanah tidak
berubah. Artinya hal-hal akan berubah dari sana.”kata Yong Jin menyakinkanya.
So Joon
terlihat hanya duduk memainkan ponselnya. Sementara Direktur Wang menyela kalau
semua yang dikatakan Yong Jin hanya
rumor, dan orang-orang pada menyangkalnya. Yong Jin menegaskan kalau mereka
akan melanjutkannya, maka Baekje Group akan membeli semua tanah.Direktur Wang
kaget mendengarnya.
“Tapi Ini
adalah off the record. Mereka sedang dalam proses pembelian. Itu sebuah berita.”
Kata Yong Jin, Direktur Wang tak percaya karena dirinya itu tak tahu. Yong Jin
So Joon
terlihat berhasil menyelesaikan satu tahap gamesnya, Yong Jin merasa mereka
mungkin terlambat tapi harus tetap melakukan. Soo Joon dengan menatap ponselnya
memberikan pendapat kalau tempat itu
tidak terlihat baik lalu menuruni tangga berjalan ke bagian depan.
“tempat
itu dekat Jangho, ayo kita ke sampingnya.” Ucap So Joon menunjuk peta dengan
lasernya.
“Itu
daerah pegunungan, Ketua.” Ucap Yong Jin, So Joon pikir itu bagus karena Tanah
itu akan menjadi murah di sana. Yong Jin memberitahu kalau itu adalah gunung.
“Jadi
berapa harganya?” tanya So Joon, Yong Jin bertanya apa yang akan dilakukan So
Jong dengan tanah gunung
“Ini
hanya perasaan. Apa aku sungguh membuat dompet kosong? Menurut informasiku... Di
sinilah kita melakukan pembunuhan. Tenang dan cepat. Kau Tahu 'kan?” ucap So
Joon.
“Lalu
kita harus tahu di mana kau mendapat informasi sehingga kita bisa mengerti.”
Tanya Yong Jin
“Kalau
begitu, bolehkah kau memberitahutahu di mana mendapat informasi Direktur Kim? Informasi
yang kaukumpulkan saat minum dan bermain golf tapi informasiku lebih akurat.”
Komentar So Joon
Yong Jin
pikir So Joon tak bisa seperti ini menurutnya itu tak benar, So Joon berjanji akan memberitahu bila sudah
saatnya jadi meminta agar mempercayainya saja. Yong Jin menegaskan kalau ia
memiliki data dan bisa memperlihatkannya. So Joon bisa memberikan jaminan
dengan pilihan rencananya. Yong Jin tetap bersikukuh kalau memiliki data.
“Ini
tidak benar.... Tidak ada yang benar. Tidak ada... jadi Mari akhiri rapat ini.”
Kata So Joon sedikit meninggikan suaranya lalu keluar ruangan. Ki Doong pun
ikut keluar.
Sek Hwang
berjalan bersama dengan Yong Jin sambil mengeluh kalau mereka seharusnya tak perlu harus repot-repot siapkan rapat bila
sikapnya menjadi seperti itu. Menurutnya kalau So Joon melingkari peta itu maka
sudah jelas wlalupun mereka kalau Ketua So Joon memang lebih baik. Yong Jin terlihat berusaha menahan
emosi
“Aku tidak tahu di mana Ketua Yoo mendapat
informasi itu. Apa Dia ada kenalan? Apa Dia sungguh tinggal sendiri? Aku
memikirkannya, dan kurasa dia kenal dengan keluarga kaya atau... Anak haram
dari politisi. Dia mungkin punya rahasia tentang kelahirannya.” Komentar Sek
Hwang mulai berbicara omong kosong.
Yong Jin
tak bis menahan emosi menyuruh Sek Hwang diam, Sek hwang pun menganguk mengerti
kalau akan tetap tenang.
Bersambung ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar