PS : All
images credit and content copyright : KBS
Sim Jae
Bok duduk di dalam bus dengan hujan yang sangat deras, siaran radio terdengar
memutarkan lagi “Like Rain, Like Music” sementara Jae Bok terlihat penuh dendam
bergumam “Aku akan membunuhmu.”
Ia
berjalan masuk ke sebuah lorong dengan terburu-buru tak sengaja bertabrakan
dengan seorang pria sampai payungnya terjadi. Akhirnya ia kembali berjalan
menaiki tangga dan dikejutkan dengan sosok mayat yang berada ditangga.
Jae Bok
duduk diam dalam ruang interogasi, wajahnya terlihat shock. Beberapa polisi
berbicara di control membahas tentang kasus pembunuhan. Salah satu polisi
seperti tak percaya kalau Jae Bok itucmembunuh seseorang. Saat melihat mayat
perempuan, Jae Bok yang menjerit histeris melihat tanganya dengan noda darah.
“Ini bisa
menjadi balas dendam atau hubungan cinta. Kita akan tahu dan aku duga seperti
itu” ucap salah satu polisi.
[3 minggu yang lalu, SJ Law Office]
Kang Bong
Goo dan Jae Bok terdiam melihat seorang wanita yang terus menangis didepan
mereka. Bong Goo mulai membahas bawah suami klienya itu berselingkuh.Si Wanita
membenarkan kalau suaminya selingkuh dengan seorang rekan perempuan di tempat kerja
nya.
“Bagaimana
dia bisa melakukan ini di belakangku?” ucap Si wanita sambil menangis. Jae Bok
meminta agar klienya itu tak menangis lagi, Tapi si wanita yang merasa sakit
hati terus saja menangis.
“”Sejak
datang, kami akan membuatmu bisa keluar dari semua masalah ini. Dengan
Membagi-bagi atas aset, dan menerima tunjangan anak. Mari kita lihat.. Dia
menyingkirkan kotak hitam mobilnya dan juga membersihkan semua catatan
panggilan nya. Dia orang yang sangat teliti.” Jelas Bong Goo
“Itu
sebabnya aku menyadap mobilnya. Dia entah bagaimana menemukan ... dan
mengatakan kepadaku tidak akan memberi kompensasi apapun. Aku bahkan pergi ke
rumahnya dan ingin membunuhnya. Lalu ia terkurung dan mengancam akan memanggil polisi. Dia
mulai berteriak padaku.” Cerita Si klien, Bong Goo sempat mengumpat si wanita
itu penyihir.
“Aku
bodoh.... Itu karena aku bodoh.” Ucap Si wanita kembali menangis.
“Nyonya..
Lee Jung Soon, tolong berhenti menangis.” Pinta Jae Bok, tapi Jung Soon tetap
saja menangis
“Suami
kau yang berselingku dan kau tidak
bodoh.” Tegas Jae Bok, Jung Soon merasa kalau dirinya itu sudah tertipu oleh
suaminya.
Seorang
wanita berjalan dengan ID Card bernama Jung Na Mi, berjalan menemui Manager
dengan memberika berkas sebuah note tertulis didalamnya “Sayang, temui aku di
parkir 10 menit lagi.” Seorang wanita cantik memberikan kode, lalu berjalan
lebih dulu. Goo Jung Hee bergegas keluar dari bangkunya.
Jae Bok sedang
menyakinkan Jung Soon kalau suaminya itu yang berencana untuk berbohong dan ini bukan kesalahan klienya dan juga Jung
Soon itu tak bodoh. Bong Goo yang mendengarnya terlihat mulai panik. Jae Bok
tahu kalau Jung Soon sudah menyadap dan bahkan
pergi ke rumah kekasihnya.
“Menurut
Pasal 19 KUHP, pelanggaran bisa mendapatkan tiga tahun penjara atau hingga
5.000 dolar di denda. Apakah Anda tahu bahwa penyadapan ilegal, menurut Perlindungan
Komunikasi Rahasia Act, bisa mendapatkan setahun untuk 10 tahun di penjara dan
di bawah lima tahun suspensi kualifikasi.” Ucap Jae Bok menegaskan yang
dilakukan itu salah
“Nona Shim,
bahkan jika bukti itu dikumpulkan secara ilegal, kebenaran itu lebih penting
tuntutan hukum keluarga...Pengecualian ...” jelas Bong Goo ingin menjelaskanya.
“Hal ini
dapat diterima sebagai pengecualian, tapi suami dan kekasihnya tidak akan duduk
diam dan menunggu. Dia bisa membingkaimu sebagai ibu rumah tangga gila yang
delusi dan obsesif. Kau mungkin tidak
mendapatkan pembagian harta dari
kekayaannya.” Jelas Jae Bok Bong Goo
makin panik dengan mencolek pingang rekan kerjanya.
Na Mi
masuk ke dalam mobil dan langsung bercumbu dengan Jung Hee, beberapa perkerja
lewat. Keduanya langsung menurunkan bangku mobil untuk bersembunyi, lalu
tersenyum seperti melakukan hubungan yang sangat intens di dalam ruang kerja.
Jae Bok
menyarankan agar Jung Soon tidak terbawa
oleh emosi serta harus rasional dan tenang, serta jangan menyalahkan diri sendiri. Bong Goo hanya bisa menahan
amarahnya.
“ Lebih
dari itu, mendengarkan hatimu. Apakah kau benar-benar ingin bercerai? Apakah kau
dengan perceraian untuk menghukum suamimu? Apakah kau memiliki rencana
kehidupan setelah perceraian? Apa yang akan kau lakukan dengan anak-anakmu? Apakah
perceraian satu-satunya cara? Jadilah tenang dan membuat strategi yang harus
dilakukan dengan satu kali serangan” kata Jae Bok. Bong Goo mencoba terus
mencolek tapi dua jarinya langsung dipegang erat oleh Jae Bok seperti ingin
dipatahkan.
“Sementara
itu, kau perlu untuk membangun kemampuanmu sendiri. anak-anakmu sudah dewasa
sekarang. Kau dapat melakukan hal-hal yang selalu di ingin. Kau bilang Seorang
suami kecurangan? Kau bisa Menganggapnya sebagai ATM. Dengan mengambil gajinya
dan memasukkannya ke dalam sakumu, Kemudian berpakaian sendiri dengan baik.Dari
sekarang,kejayaan keduamu akan mulai.” Tegas Jae Bok. Jung Soon mengangguk
mengerti.
Jae Bok
menelp seseorang tapi ponselnya tak aktif, terlihat didepan meja kerjanya foto
bersama suaminya Jung Hee dan dua anak mereka. Sementara Jung Hee berada dalam
sebuah kamar sedang berciumand dengan Na Mi sampai semua bibirnya penuh dengan
lipstik.
“Sayang,
kenapa kau begitu sulit dihubungi? Rumah kita tak dapat disewakan lagi, pemilik
tidak ingin karena kita memiliki dua anak.” tulisJae Bok dalam pesannya.
Jung Hee
melihat pesan dari istrinya akhirnya meminta Na Mi agar diam lalu nelp Jae Bok.
Jae Bok mengangkat telp dari suaminya mengeluh karena tak mengangkat telpnya,
lalu memberitahu kalau mereka harus mencari tempat baru.
“Sebelumnya
pemilik mengatakan itu baik-baik saja. Dia tampak seperti seorang wanita yang
baik.” Ucap Jung Hee dengan Na Mi yang mengelus pundaknya.
“Ahh..
Kau benar-benar tidak memiliki mata untuk apa pun.. Apa yang aku harapkan dari
mu?” keuh Jae Bok.
Jung Hee
pun meminta maaf pada istrinya, Jae Bok tak peduli menyuruh suaminya agar
sama-sama mencari rumah baru karena hanya memiliki dua minggu sampai harus
pindah, dan memberitahu bahwa Jin Wook tidak ingin pindah sekolah. Saat itu telp lain masuk, Jung Hee langsung
mengangkatnya sambil berdiri memanggil nama Tuan Jo. Terdengar teriak suara
amarah menanyakan keberadaan Jung Hee sekarang. Jae Bok masih saja terus
berbicara di telp sampai akhirnya tersadar kalau ponselnya sudah ditutup.
Sementara
Jung Hee sudah kena marah Tuan Jo Young Bae. Didepan semua karyawan, Tuan Jo
menduga Jung Hee berselingkuh karena tak ad dikantor, Na Mi yang melihat Jung
Hee kena marah hanya bisa diam dengan tatapan sedih.
“Kau
memiliki nol bulan lalu dan nol bulan ini... Mr. Koo Jung Hee. Apakah kau datang
bekerja untuk bersenang-senang? Pergi dan mengemis di lutut, Aku tidak peduli. Lakukan sesuatu dan mengubah
mereka dari nol menjadi angka.” Teriak Tuan Jo sangat marah
Jung Hee
pun hanya diam saja, salah satu pegawai mencari perhatian dengan mengajak Tuan
Jo agar pergi makan siang saja. Tuan Jo
pun menyapa Na Mi dengan mengajaknya makan siang. Na Mi langsung memalingkan
wajah dengan wajah cemberut.
Jae Bok
mencari-cari informasi tentang rumah baru, lalu pesan Chat masuk ke dalam
laptopnya. “Rita, kau harusnya makan siang?” Jae Bok membalasnya “Halo, Blue
Rose... Aku akan makan... Nikmati makan siangmu.”
“Ini
tentang rumah yang aku katakan sebelumnya. Mereka mengatakan kau bisa
melihatnya saat ini. Jika kua belum menemukan apa pun, apa ingin melihatnya?”tulis
seseorang yang duduk dibangku bos dengan secangkir bertuliskan huruf D.
“Terimakasih
telah memikirkanku. Namun, aku akan ...” ketik Jae Bok lalu terhenti melihat
kalimat yang dikirimkan oleh Rose Blue.
“Ketika
kau mengatakan kepada mereka kau memiliki anak-anak, pemiliknya benar-benar
senang. Sepertinya anakmu tidak perlu pindah sekolah” tulis Blue Rose.
Jae Bok
terlihat ragu akhirnya menganti kalimat dengan menanyakan apakah ia bisa
melihat rumah tersebut.
Na Hye
Ran sedang melatih pilates menerima telp dari Jae Bok membahas tentang Blue
rose yaitu calon pacar pengacaranya secara online. Jae Bok mengeluh Hye Ran
menganggapnya “pacar”. Hye Ran pikir tetap saja itu adalah Pacar online lalu
bertanya apakah akan melihatnya tempat sekarang
“Iya..
Kami harus pindah dalam dua minggu. Aku hanya akan memeriksa tempat.” Jelas Jae
Bok
“Namun,
kau bahkan tidak tahu seperti apa wajahnya. Bagaimana kau bisa percaya
padanya?” kata Hye Ran
“Aku
sudah tahu Blue Rose selama tiga tahun sudah. Kami hanya belum bertemu belum.
Dia membantuku begitu banyak. Dia memberiku dengan mengajar materi, contoh
pertanyaan, dan bahkan catatan sendiri.” Cerita Jae Bok lalu memberitahu kalau
sudah sampai.
Ponsel
pun dimatikan, Hye Ran kembali melatih membernya, seorang wanita tambun datang
menatap Hye Ran dengan sinis. Hye Ran pun menayapnya berpikir kalau wanita itu
ini belajar pilates. Si wanita tambun hanya menatap sinis lalu pergi.
Jae Bok
berjalan dengan seorang pria seperti seorang agen properti, lalu bertanya
apakah mengenal “Blue Rose” yaitu Orang
yang memperkenalkan dengan rumah yang akan dilihatnya. Si pria mengaku tak tahu
karena hanya diberitahu oleh bosnya.
“Aku tidak
melihat dia di kantor makelar.” Ucap Jae Bok, Si Pria mengaku kalau bosnya seang dalam perjalanan bisnis ke China dan
mendapat pesan.
Mereka
pun sampai didepan sebuah rumah yang terlihat memiliki halaman yang luas. Jae Bok pikir si agen properti berada di
tempat yang salah karena ia hanya mencari rumah sewa, Si pria tetap mengajak
masuk kedalam rumah yang cukup besar. Sesampai di dalam rumah, Jae Bok pikir lebih baik pergi karena tak mungkin tinggal dirumah
yang tidak mampu membelinya. Saat itu seorang wanita turun dari tangga menyapa
Jae Bok, Lee Eun Hee. Jae Bok langsung meminta maaf karena merasa datang ke
tempat yang salah.
“Kau berada
di tempat yang tepat. Aku mendengar kau memiliki anak-anak.” Ucap Eun Hee
berjalan mendekat, Jae Bok membenarkan.
“Aku
senang kau di sini.” Ucap Eun Hee lalu mengajak Jae Bok berkeliling.
Eun Hee
membawa Jae Bok pergi ke bagian rumah yang lengkap dengan perabotan sofa dan
juga dapur yang cukup luas serta kamar tidur anak yang lengkap. Jae Bok sempat
terkesima lalu bertanya apakah pernah ada anak-anak yang tinggal dikamar itu
sebelumnya. Eun Hee mnagatakan kalau anak-anak dari kakaknya tinggal dikamar
itu.
“Mereka
berimigrasi ke Kanada bulan lalu. Apakah kau memiliki anak perempuan atau anak
laki-laki?” tanya Eun Hee, Jae Bok mengatakan kalau sudah memiliki sepasang.
“Ah. itu
sempurna.. kakakku memiliki seorang putri dan seorang putra juga.” Ungkap Eun
Hee dengan senyuman lebar, Jae Bok pikir kalau tempat ini terlalu besar dan
mungkin harganya mahal.
“ Aku hanya
akan mengambil apa makelar mengatakan kepadamu Tidak apa-apa bahkan jika itu
berkurang sangat banyak” kata Eun Hee.
Jae Bok
merasa ini tempat yang bagus dan tawaran luar biasa tapi seperti tak bisa
menyewanya. Eun Hee memberitahu kalau sudah lima tahun sejak menikah dan belum
punya anak belum, Ia menceritakan sudah berkali-kali mencobanya tapi tetap tak
berhasil.
“Aku suka
anak-anak banyak, Tapi kakakku pindah kerumah ini karena aku memohon padanya.
Kemudian dia pindah ke luar negeri. Anak-anak saling mengobrol di sini seperti
burung kecil. Mereka begitu lucu dan indah. Aku rindu keponakanku” ungkap Eun
Hee dengan mata berkaca-kaca.
Jae Bok
akhirnya keluar dari rumah saat itu Eun Hee berlari keluar dari rumah
memberikan sesuatu pada Jae Bok. Ia mengatakan membuat beberapa sandwich,
karena mendengar Jae Bok yang datang saat istirahat makan siang jadi belum
makan. Jae Bong terdiam, Eun Hee mengaku
kaalu ini sebagia suap darinya jadi memohon agar Jae Bok bisa pindah
kerumahnya.
Jae Bok
mengingat kembali perkataan Eun Hee “Aku ingin keluarga bahagia dengan anak-anak yang lucu berjalan sekitar
dan tertawa sebagai tetanggaku”
Ia merasa
kalau Eun Hee itu agak aneh. Bahkan jika
keponakan dan keponakannya pergi dan Eun Hee kesepian. Menurutnya memang
kesepiand dalam rumah besar sendirian dan melirik kotak makan yang diberikan
oleh Eun Hee.
Eun Hee
masuk ke dalam ruangan rumah yang kosong, berjalan dengan memasukan semuanya
terlihat ada senyuman bahagia. Jae Bok pergi ke tangga darurat makan sandwich
yang buatkan oleh Eun Hee, seperti rasanya sangat enak, lalu melihat di bagian
kainya ada jahitan inisial "K dan H"
Jae Bok
berbicara di telp kalau baru saja akan meninggalkan pekerjaan dan akan sampai
setengah delapan malam untuk melihat rumahnya. Saat akan pergi Bong Goo sudah
menghadangnya, Jae Bok meminta maaf
karena harus melakukan sesuatu. Bong Goo seperti menahan Jae Bok untuk tak
pergi.
“Biaya
konstruksi klaim. Mereka dipanggil untuk mengatakan pemeriksaan minggu depan. Persiapan
harus diselesaikan pagi hari.” Perintah Bong Goo
“Apa Kau
ingin aku pulang terlambat lagi? Aku sudah bekerja empat malam berturut-turut
minggu ini.” Kata Jae Bok protes
“Yah..
Kau tak perlu melakukanya, karena aku yakin kau memiliki banyak untuk dilakukan
karena kau adalah seorang ibu. Apa aku
harus meminta Mi Hyun karena dia itu single?” ucap Bong Goo memanggil Min Hyun.
Jae Bok langsung menendang Bong Goo saat akan berjalan pergi.
“Kau
sedang membuat ulah, kan? Kau marah karena aku mengkirim kembali klien
perceraian.” Kata Jae Bok, Bong Goo menyangkal.
“Besok, kau
akan mengumumkan siapa yang akan mendapatkan pekerja penuh waktu, sehingga kau pikir
ini adalah waktu yang tepat. Kau bisa menyiksa Shim Jae Bok yang takut bahwa
dia tidak akan mendapatkannya.” Kata Jae Bok
Bong Goo
pura-pura tak mengerti, Jae Bok akhirnya kembali menaruh tas dan juga jaketnya
, menegaskan kalau dirinya bukan karena takut tapi muak mendengar Bong Goo yang selalu
mengejaknya sebagai seorang ibu dan menegaskan bahwa tidak pernah pergi dari
tanggung jawabnya, makan memutuskan untuk terlambat pulang hari ini lagi.
“Baiklah
kalau begitu, selamat Bekerja keras. Aku harus bertemu klien.” Kata Bong Goo
keluar dari kantor.
“Dia
bilang Seorang klien? Dimana? Apa Di sebuah klub? Atau Di tempat tidur?” ejek
Jae Bok sinis. Bong Goo sudah berganti pakaian dan menari-nari dengan seorang
wanita dalam club.
Jung Hee
berbicara ditelp meminta Jae Bok mengirimkan pesan alamatnya dan akan melihat rumahnya
sekarang serta menjemput anak-anak juga. Saat itu Tuan Joo menghadangnya depan
pintu bertanya mau kemana Jung Hee sekarang. Jung Hee menutup ponselnya.
“Apa kau
tidak tahu kita memiliki makan malam dengan klien? Kau perlu untuk mendapatkan
kontrak.” Tegas Tuan Joo.
Jung Hee
kembali menelp istrinya, Jae Bok mengeluh suaminya yang tak pernah berguna.
Jung He berjanji akan melihatnya besok
pagi. Jae Bok yang sudah kesal mengatakan akan pergi saja. Jung Hee seperti
merasa tak enak hati meminta maaf pada sang istri.
“Jika kau
menyesal, maka kau harus mendapatkan kesepakatan melalui malam ini. Mengerti ?”
tegas Jae Bok, Jung Hee berjanji akan
melakukan yang terbaik.
Jae Bok
menelp Kim Won Jae, seorang wanita baru saja menuruni tangga mengerti dengan
permintaan Jae Bok akan memberitahu pengasuhnya untuk mengambil Jin Wook dan
Hae Wook.
Jae Bok
meminta maaf karena merasa tak enak hati paa ibunya yang menjaga anaknya selama
tiga malam berturut-turut. Won Jae dengan sinisnya berkomntar kalau Jae Bok
juga nanti akan merasa tak enak padanya, seorang mahasiswa menyapa Won Jae.
Won Jae
pun membalasnya dengan tatapan melihat pria muda dan tetap berbicara ditelp
dengan temanya, merasa kalau dirinya harus membantu selagi bisa melakukanya.
Jae Bok sedikit berlari sambil menelp kalau akan naik subway untuk melihat
rumah, tapi ternyata rumahnya sudah ada penyewa lainya, wajah Jae Bok terlihat
benar-benar kecewa.
Jung Hee
melayai kliennya dengan menyanyi bersama, dengan Tuan Joo dan semua karyawan
tak lupa juga dengan para wanita. Setelah itu Ia menerima banyak minuman wine,
setelah itu si klien meminta agar Jung Hee bisa menyanyikan sebuah lagu. Jung
Hee pikir sedari tadi sudah bernyanyi sepanjang waktu.
“Dia
bilang ingin kau menyanyi sendiri, kau bisa Mengubah sedikitmood, mengerti?”
ucap Tuan Joo
Jung Hee
pun tak bisa menolaknya dan mengambil micnya, saat membalikan badan langsung
menyanyikan lagu rock dengan suara lantang. Semua orang hanya bisa melonggo
melihatnya. Jung Hee makin beraksi seperti ada diatas panggung dengan kaki
dinaikan ke atas panggung.
Sepertinya
Jung Hee sedang mengingat kembali saat dirinya seperti di puja-puja oleh para
mahasiswa, sebagai vokalis di tahun 2002 Sehyun Universitas auditorium.
Tuan Joo
langsung menghentikan musiknya, Si klien
terlihat marah merasa kalau Jung Hee itu sudah tak waras seperti layaknya
seorang bintang, lalu mulai mengejek kalau Jung Hee itu lulus dari universitas
ternama, tapi malah tak bisa membuatnya
senang. Tuan Joo mengatakan kalau Jung Hee itu lulusan pada sebuah universitas
di Seoul. Si klien terlihat marah mengusir Jung Hee keluar, Tuan Joo pun
akhirnya menyuruh Jung Hee segera keluar saja.
Jung Hee
duduk lemas dipinggi jalan dan ingin mengirimkan pesan pada Jae Bok “Maaf
sayang... Aku baru saja keluar... Aku akan bergegas kembali” Saat itu telp dari Na Mi masuk sebelum pesan
dikirim.
Na Mi
dengan suara lembutnya bertanya apakah Jung Hee minum banyak lagi dengan nada
khwatir. Jung Hee mengaku kalau hanya minum sedikit saja. Na Mi merasa kasihan
pada Jung Hee karena tidak bisa minum banyak dan meminta agar berhati-hati agar
tak jatuh lagi seperti waktu lalu.
Jae Bok
baru saja sampai didepan pintu menerima
pesan dari Jung Hee “Maaf sayang. Ini akan lebih lama dari yang aku harapkan.”,
membaca pesan dari suaminya, Jae Bok pikir sudah mendug dari sebelumnya. Lalu
menekan bel rumah memberitahu kalau ibu
dari Jin Wook.
Na Mi
membuka pintu rumah dikagetkan dengan melihat Jung Hee datang, Jung Hee masuk
mengaku tak bisa lama-lama dan hanya sebentar saja, Na Mi langsung memeluk erat. Jung He pun memeluknya
dengan erat seperti bisa meluapkan rasa tertekanya pada selingkuhanya.
Jae Bok
mengendong anaknya dengan menidurkan disofa, Won Jae yang melihat Jae Bok
seperti tak bisa membayangkan dengan hidup temanya setiap hari dan pasti melelahkan.
Jae Bok pikir akan lebih baik setelah
menjadi karyawan tetap. Won Jae bertanya apakah Jae Bok yakin dengan hal itu.
“ Tentu
saja .. Aku sudah diakui sebagai seorang pekerja yang baik.”ungkap Jae Bok
yakin
“Yah..
Kau adalah seorang pekerja yang baik... Hanya saja kau tidak beruntung.”
Komentar Won Jae, Jae Bok pikir ia memiliki punya banyak keberuntungan.
“Ahh..
Apa kau ingat cinta pertamamu, Cha Kyung Woo? Asistenku adalah istrinya ...”
ucap Won Jae lalu terhenti karena Jin Wook datang mengeluh ibunya yang selalu
datang terlambat.
Jae Bok
meminta maaf pada anaknya yang paling besar,
Che Ri, anak dari Won Jae menyapa Jae Bok sambil mengeluh Jin Wook yang
sudah dewasa karena menjadi pemarah. Jin
Wook menyangkalnya, tapi saat Jae Bok ingin menciumnya sang anak menolaknya.
Jae Bok
pun meminta maaf pada Che Ri, lalu bertanya apakah Hye Ran mengatakan akan
mampir. Won Jae juga tak tahu karena menurutnya Hye Ran sangat sibuk. Che Rin langsung berkomentar
kalau teman ibunya it mungkin berkencan seperti yang dikatakan ibunya. Won Jae
mengelak tapi Che Rin sudah tahu dari ibunya. Jae Bok hanya tersenyum melihat
ibu dan anak yang saling adu mulut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar