PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 28 September 2017

Sinopsis While You Were Sleeping Episode 2

PS : All images credit and content copyright : SBS
"Rumah Sakit Kiyoung"
Dua orang bibi melihat didepan pintu seperti sebuah pengumumana kalau akan ada Menginterogasi tersangka dan ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi.
“Kau tahu, wanita yang siuman setelah koma 10 bulan. Kudengar seorang jaksa akan menginterogasi dia di sini.” Ucap si Bibi. Satunya kaet kalau akan di interogasi Di kamar rawat.
Tuan Choi datang dengan Jae Chan memberitahu ada di Kamar 610. Dua bibi pun menjauh melihat kedunya karena yakin kalau Jae Chan pasti jaksa. Sebelum masuk Tuan Choi bertanya apakah mereka walinya. Dua bibi pun mengelengkan kepala. 

Hong Joo duduk diam menatap Jae Chan, sementara Jae Chan layaknya menginterogasi memberitahu kalau Hong Joo  sedang diselidiki karena melanggar Pidana Mengenai Lakalantas, jadi berhak untuk diam dan menolak untuk menjawab pertanyaan yang bersifat melawan dan Sisanya lagi, tak akandigunakan untuk melawannya.
“Itu sebabnya aku..., bisa memercayaimu.” Ucap Hong Joo mengingat kata-kata itu yang dikatakan saat berada di pelukan Jae Chan ketika salju yang turun.
“Anda juga berhak untuk konsultasi dengan seorang pengacara dan meminta pengacara itu hadir saat ditanyai.” Kata Jae Chan. Hong Joo mengangkuk kalau mengerti.

“14 Februari 2016..., dalam perjalanan pulang ke rumah ibu Anda..., maka Anda menabrak Han Woo Tak di persimpangan Sanggu-dong dengan mobil dan membunuhnya. Apa Itu benar?” kata Jae Chan.
“Aku tidak menyetir. Pria yang kutemui, Lee Yoo Bum  yang mengemudikan mobil.” Kata Hong Joo
“Ya, itu yang kau katakan dalam wawancara dengan detektif itu.” Ucap Jae Chan. Hong Joo tahu karena polisi tidak percaya padanya sekalipun.
“Aku juga mewawancarai Lee Yoo Bum” ucap Jae Chan. Hong Joo ingin tahu apa yang dikatakan Yoo Bum.
“Aku tanya apa dia yang mengemudikan mobilnya, dan dia bilang...” kata Jae Chan. 

Flash Back
Yoo Bum dengan luka dibagian kepala mengaku kalau itu yang paling disesalinya, karena Harusnya bisa mengendarainya, bahkan mencoba menghentikannya dengan meminta agar tidak mengemudi karena jalanan licin tapi  Hong Joo mengatakan harus buru-buru pulang karena takut terjadi apa-apa pada Ibunya.
“Aku tidak bisa membiarkannya pergi sendiri. Karena itulah aku pergi bersamanya. Aku khawatir.” Ungkap Yoo Bum yang selalu berbohong.
“Itu bohong. Dia berbohong. Aku tahu kalau dia... Dialah yang mengendarai mobil hari itu.” Kata Hong Joo yakin
“Kami menganalisis darah di kantung udara dari tempat duduk pengemudi..., dan DNA Anda tercap di situ.” Kata Tuan Choi memberikan laporan. Hong Joo melihat merasa kalau itu tidak mungkin.
“Bahkan cuplikan kamera blackbox dari ambulans menunjukkan bahwa Anda telah diselamatkan karena kursi pengemudi. Dan Lee Yoo Bum juga demikian.” Jelas Tuan Choi
“Aku bersumpah. Aku tidak menyetir.” Tegas Hong Joo. Tuan Choi pingin tahu penjelasan tentang bukti DNA dan kamera blackbox itu.
“Aku yakin ada yang menghilangkan bukti.” Tegas Hong Joo. 

Flash Back
Setelah kecelakaan, Hong Joo terlihat tak sadarkan diri. Yoo Bum tersadar melihat keadaan Hong Joo lalu seperti panik melihat ada korban yang ditabraknya. Akhirnya Ia mencoba memindahkan Hong Joo di kursi kemudi lalu ia berpura-pura tak sadarkan diri di kursi penumpang.
“Saat kecelakaan itu, aku tidak sadar. Seseorang pasti sudah  memindahkanku ke kursi pengemudi. Dia pasti sudah menyeka darahnya dari kantung udara dan menaruhnya di atasnya..., lalu duduk di kursi penumpang.” Jelas Hong Joo yakin.
“Dengan "seseorang", berarti itu mengacu pada...” kata Jae Chan
“Pasti itu Lee Yoo Bum.. Aku yakin dia menghancurkan buktinya supaya bisa lolos.” Kata Hong Joo.
“Mungkin dia menfitnahmu dan Itu spekulasi. Kami mempercayakan bukti lebih dari sekadar spekulasi belaka. Dan Sayangnya, tidak ada bukti yang mendukung klaim Anda.” Ucap Jae Chan sebagai jaksa yang tegas.
“Lalu aku harus bagaimana? Tidak ada yang bisa kulakukan untuk membuktikan kalau aku tidak bersalah.” Ucap Hong Joo binggung.
“Semua bukti mengarah padamu. Mengakuinya akan menjadi yang terbaik untukmu karena bisa dikenali sebagai faktor penghukuman yang meringankan.” Jelas Jae Chan.
“Apakah Meskipun aku yang tidak menyebabkan kecelakaan itu?” tanya Hong Joo
“Keluarga korban menuntut hukuman pada Anda. Dengan untuk menyangkalnya mungkin malah menambah masa hukumanmu.” Jelas Jae Chan. 


Hong Joo duduk sendirian dalam ruangan mencoba menelp Yoo Bum tapi tak diangkat. Lalu teringat kembali saat terakhir kali memeluk ibunya diatap rumah.
“Kalau ada sesuatu terjadi pada Ibu karenaku..., maka aku tidak akan bisa hidup. Hanya Ibu satu-satunya yang kumiliki jadi jangan tinggalkan aku. Mengerti?” ucap Hong Joo memeluk erat ibunya. 
Hong Joo sudah ada diatap rumah sakit dan siap melompat, Jae Chan panik melihat Hong Joo seperti frustasi dan ingin bunuh diri. Hong Joo memperingatkan agar jangan mendekat karena akan lompat kalau mereka mendekat.
“Turunlah dulu.. Kita bisa bicarakan hal ini.” Kata Jae Chan mencoba menenangkan.
“Lalu apa yang akan berubah? Aku sudah beri tahu semuanya. Kejadiannya pada Hari Valentine, dan salju turun! Itu sebabnya Yoo Bum yang menyetir, tapi kalian menyangka itu diri dan seseorang meninggal. Lalu dia membuatnya terlihat seperti aku yang mengemudi! Walau aku menjelaskan panjang lebar, takkan ada yang mempercayaiku. Apa gunanya ini?” ungkap Hong Joo
“Aku akan mempercayaimu. Aku akan percaya yang kau katakan..., jadi kemarilah.” Kata Jae Chan mengulurkan tanganya dan berani mendekat.
“Kalau ini hanya mimpi..., maka aku akan sangat bahagia. Kalau ini hanya mimpimu...,terima kasih...karena sudah percaya padaku.” Kata Hong Joo lalu melepaskan pegangan tanganya. Jae Chan ingin meraih tanganya tapi tak 

Jae Chan berteriak saat bangun dari tidurnya, seperti merasakan mimpi buru dan merasa kalau mimpi ini terasa sangat nyata.
 (14 Februari 2016)
Adik Jae Chan baru bangun dikagetkan dengan Jae Chan sudh berdiri didepan jendela kamarnya lalu bertanya Kenapa pagi-pagi bangunnya. Jae Chan mengaku tadi bermimpi aneh dan Ini membuatnya tersadar, rasanya sangat nyata. Adiknya ingin tahu Jae Chan mimpi apa.
“Aku melihat gadis yang tinggal di seberang jalan.” Kata Jae Chan.

“Aku tahu sesuatu akan terjadi saat kau memanggilnya wanita kasar. Begitulah komedi romantis dimulai Dan dia bahkan muncul dalam mimpimu. Aku suka itu. Jadi Apa genrenya? Apa Komedi romantis, Melodrama yang penuh gairah Atau genre dewasa?” kata adik Jae Chan mengoda.
“Gadis itu mati dalam mimpiku.” Kata Jae Chan. Adiknya kaget lalu berpikir kalau itu artinya thriller yang terasa amat nyata. Jae Chan mengeluh dengan komentar adiknya.
“Kau bilang Ahjumma itu juga mati dalam mimpimu. Dan Seperti yang kulihat, dia baik-baik saja.” Kata Adik Jae Chan.
“Aku lega. Tapi kenapa Yoo Bum muncul dalam mimpimu? Itu terlihat acak. Lalu Aku bertemu dengannya beberapa saat lalu.” Cerita Jae Chan.
“Apa Kau membiarkannya pergi? Harusnya kau memukulnya” keluh adiknya.
“Aku cuma menyapanya dengan senyuman lebar macam orang bodoh.” Cerita Jae Chan.
“Kalau aku jadi kau, maka aku pasti sudah memaki dia dan meludahi wajahnya. Tapi, Apa gadis itu melihat Yoo Bum dalam mimpinya?” kata Adik Jae Chan.

Jae Chan merasa kalau Mereka bertemu di Hari Valentine, Adik Jae Chan pikir kalau ini mimpi buruk, karena Dua orang yang paling dibenci muncul dalam mimpinya. Jae Chan pun bertanya hari ini tangal berapa. Adiknya menjawab kalau 14 Februari dan Ini Hari Valentine, maka  harus ambil mobil baru.
“Semua pasangan akan memberikan kasih sayang..., dan kau akan mengendarai mobil barumu yang terlihat menyedihkan.” Ucap  Adik Jae Chan.
“Apa Kau ada janji?” tanya Jae Chan. Adik Jae Chan mengatkan pasti ada
“Batalkan saja. Sebaiknya jangan terlambat.” Tegas Jae Chan mengambil makanan adiknya. Adik Jae Chan kesal melihatnya. 


Hong Joo duduk di halte sendirian. Jae Chan langsung duduk didekat Hong Joo seperti penasaran. Hong Joo pun bertanya apa yang inginkan Jae Chan dan duduk disampingnya. Jae Chan mengaku kalau ingin menanyakan sesuatu pada Hong Joo
“Apa Kau kenal pria bernama Lee Yoo Bum?” tanya Jae Chan penasaran. Hong Joo kaget Jae Chan bisa mengetahuinya.
“Kau pasti menguntitku ‘kan atau Kau sedari tadi memata-mataiku, kan?” kata Hong Joo menuduh.
“Apa Berarti, kau kenal Lee Yoo Bum?” kata Jae Chan. Hong Joo tak mengubrisnya memilih untuk menghentikan taksi.
“Hei.. Kau akan bertemu dengannya hari ini, kan?” ucap Jae Chan mencoba menahan. Hong joo mengancam kalau akan berteriak.
“Aku tahu kalau sekarang ini aku sedikit gila tapi tolong dengarkan aku. Jangan temui dia hari ini, dan jangan mengemudi saat musim salju. Jangan sampai mendekati mobil, mengerti?” kata Jae Chan memperingatinya. Hong Joo terlihat kesal masuk ke dalam mobil. Jae Chan seperti masih ingin memastikan kalau Hong Joo bisa mendengarkanya. 


Supir taksi melihat Hong Joo dengan menanyakan keadaanya. Hong Joo yakin kalau Jae Chan itu pasti penguntit menurutnya Kenapa peduli kalai ia  menyetir atau tidak menurutnya tak ada urusannya dengannya. Lali ia tiba-tiba mengingat saat memperingatkan seorang paman karena berhubungan dengan mimpinya.
“Apa pedulimu? Jangan ikut campur urusanku.” Ucap si paman karena Hong Joo seperti orang gila.
“Pak, Apa Anda tahu kalau Ahari ini akan turun salju?” tanya Hong Joo. Sopir taksi pikir Tidak, karena sepanjang hari ini selalu cerah. Hong Joo pun memastikan ke arah langit, kalau memang tak mungkin turun salju. 

Yoo Bum membelikan sebuket bunga untuk kencanya hari ini.  Jae Chan seperti masih menunggu saat pundaknya ditepuk, langsung marah karen datang terlambat, lalu dikagetkan karena ternyata Yoo Bum yang datang. Yoo Bum pun bertanya Apakah Jae Chan ada rencana kencan lalu melihat mobil Jae Chan seperti baru beli.
“Ada apa kemari?” tanya Jae Chan. Yoo Bum mengaku kalau ada kencan. Saat itu Hong Joo datang menyapa Yoo Bum.  Jae Chan melihat Jae Chan datang seperti memang mimpinya.
“Hyung, kau bilang ingin mentraktirku sushi. Ayo kita pergi sekarang.” Kata Jae Chan mencoba menghindari yang ada di mimpinya.
“Hei, hari ini belum bisa. Apa Tidak lihat kita ini sudah ada janji?” ucap Yoo Bum
“Aku tidak ada rencana hari ini, jadi traktir aku, oke?” kata Jae Chan. Yoo Bum heran melihat sikap Jae Chan karena Ini Hari Valentine.
“Itu sebabnya, Sekarang ini aku sangat ingin makan sushi tapi makan sushi sendiri di Hari Valentine akan terasa aneh. Dua orang yang makan sushi bersama di Hari Valentine akan lebih terlihat aneh.” Kata Jae Chan. 

Hong Joo akhirnya datang, Jae Chan melihat Hong Joo langsung memarahinya karena sebelumnya menyuruh agar tetaplah di rumah hari ini. Hong Joo pun ingin tahu alasan Jae Chan yang mengatakan hal itu.  Yoo Bum bingung melihat keduanya seperti terjadi pada keduanya.
“Apa hanya aku seorang yang tak tahu apa yang terjadi saat ini? Jadi Ayo pergi, Hong Joo dan setelah ini aku ingin bicara padamu.” Kata Yoo Bum mengajak Hong Joo dan memperingatkan Jae Chan. 

Jae Chan hanya bisa menatap Hong Joo yang dibawa masuk oleh Yoo Bum, Adik Jae Chan datang meminta maaf karena terlambat dan langsung terpana melihat mobil Jae Chan yang bagus sekali.
“Hyung, temanku sedang mengadakan resital piano hari ini. Apa Kau mau pergi?” ucap Adik Jae Chan. Jae Chan setuju kalau akan pergi.
“Yah.. Lebih baik mengurusan yang harus kuurus.” Kata Jae Chan akan masuk mobil lalu dibuat binggung karena turun salju padahal seharusnya tidak turun salju. Saat itu Ibu Hong Joo pun pulang dengan pria yang mengikutinya dari belakang ingin mengembalikan ponselnya.
Jae Chan terdiam mengingat mimpinya saat Hong Joo berkata “Aku sudah beri tahu semuanya. Kejadiannya pada Hari Valentine, dan salju turun!”

“Hei, aku tahu ini akan terdengar gila...,tapi kurasa yang terjadi kali ini sama persis dengan mimpiku.” Jelas Jae Chan.
“Apa Mimpi burukmu pagi tadi?” tanya adik Jae Chan. Jae Chan membenarkan.
“Hyung..., itu hanya omong kosong. Tidak perlu bicarakan omong kosong itu, dan kita pergi saja.” Kata Adik Jae Chan.
“Aku harus memastikan satu hal.. Yah.. Hanya satu hal saja.” Kata Jae Chan. Adik Jae Chan mengeluh kalau acaranya sudah mau mulai
Di dalam restoran, Jae Chan melihat Hong Joo mulai berdiri. Hong Joo merasa kalau lupa mengunci pintu jadi harus buru-buru pulang ke rumah. Saat didepan mobil, Hong Joo memberikan kunci mobilnya.
“Berarti benar... Yoo Bum yang menyetir mobil.” Ucap Hong Joo lalu mencoba untuk memanggil Hong Joo agar tak pergi tapi mobil Hong Joo sudah pergi. Adik Hong Joo binggung karena Jae Chan seperti panik.

“Hei, telepon polisi sekarang. Beri tahu mereka untuk menghentikan mobil dengan nomor plat terakhirnya 4773.” Kata Jae Chan
“Apa Kau gila? Kau bilang Telepon polisi lalu aku bilang "Menurut mimpi kakakku, akan ada kecelakaan"? Ini sangat gila dan Kau malah bertingkah aneh. Lalu Kenapa kau sangat peduli dengan wanita itu?” kata Adik Jae Chan heran
“Bukannya aku peduli padanya. Aku hanya... Aku hanya tidak ingin dia berakhir sepertiku. Bagaimana kalau kubiarkan dia seperti orang bodoh?” kata Jae Chan.
“Bertemu dengan Yoo Bum hyung pasti membuatmu stress dan Mungkin karena itu kau minpi buruk tentang itu.” Kata Adik Jae Chan mengajak pergi saja.
“Yah.. Benar, harusnya jangan ikut campur urusan orang Kalau aku melangkah jauh,maka aku malah dikira orang gila.” Kata Jae Chan saat masuk mobil, tapi terpikir kembali saat Hong Joo melompat bunuh diri dan langsung pergi mengemudikan mobilnya. Adik Jae Chan berteriak binggung malah pergi meninggalkanya. 

Jae Chan mengemudikan dengan kecepatan tinggi dengan jalanan licin karena turun salju. Di dalam mobik, Yoo Bum sedang membahas kecelakan apa maksud ucapan Hong Joo. Hong Joo mengatakan kalau tidak bicara tentang sekarang tapi Sesuatu seperti itu mungkin terjadi di masa depan.
“Walau itu akan terjadi padaku, maka aku baik-baik saja jadi jagalah ibuku dengan baik.” Kata Hong Joo.
“Baiklah. Tidak peduli yang terjadi, aku akan pastikan..., menjaga ibumu. Tapi, apa yang terjadi antara kau dan Jae Chan?” kata Yoo Bum dan saat itu terjadilah tabrakan.

Mobil Hong Joo sempat berputar lalu berhenti ditengah salju yang turun. Hong Joo terlihat masih sadar lalu melihat sosok orang yang datang mendekat, Jae Chan membuka pintu Hong Joo dengan memastikan kalau keadaan baik-baik saja. Dan terlihat seorang pria yang berdiri di tengah jalan seperti sangat shock
Flash Back
Jae Chan sengaja berada di arah yang berlawan dengan mobil Hong Joo.Dari arah samping melihat mobil Hong Joo, lalu dengan sengaja melajukan mobil dengan kecepatan tinggi dan menabrak mobil Hong Joo. Dan si pria pun selamat dari kecelakaan. 
Hong Joo meantap Jae Chan berdiri dengan darah yang mengalir dibagian kepala. Jae Chan akhirnya membantu Hong Joo keluar dari mobilnya, Yoo Bum pun sadar melihat Jae Chan membawa Hong Joo lalu ikut keluar. Jae Chan memastikan Yoo Bum kalau tak ada yang terluka.
“Kau juga tidak apa-apa?” teriak Jae Chan pada pria yang berdiri ditengah jalan dengan wajah shock. Pria itu menganggukan kepalanya.
“Jung Jae Chan. Apa Kau tadi yang menabrak mobil ini?” tanya Yoo Bum. Jae Chan membenarkan dengan mengaku kalau mobilnya tergelincir karena salju.
“Ini...pasti disengaja ‘kan?” kata Yoo Bum. Jae Chan menyakinkan kalau memang mobilnya tergelincir salju dan meminta maaf.
“Apa Kau pikir aku buta ? Kau jelas-jelas mengikuti kami dan menabrak mobil. Pasti ini disengaja. Berani kau berbohong di depanku!!” teriak Yoo Bum marah
“Bukan itu yang terjadi.” Ungkap Jae Chan. Yoo Bum ingin tahu kalau memang bukan apa alasanya.
“Apa Kau butuh uang? Apa Maksudmu ini penipuan kecelakaan mobil?” ucap Yoo Bum marah
“Alasan dari Semua yang kulakukan, kau hampir saja membunuh orang.” Kata Jae Chan. Yoo Bum mengumpat Jae Chan itu Sangat gila.
“Apa kau melakukannya karena kecelakaan motor itu?” kata Yoo Bum berpikir Jae Chan sedang membalas dendam. 

Flash Back
Jae Chan binggung dengan melihat motornya seperti menabrak sebuah toko dan polisi akan datang dan Ayahnya akan tahu kalau ia membeli motor itu. Yoo Bum terlihat sangat marah memilih untuk pergi dengan memberikan helm pada Jae Chan.
“Kau harus memohon pada polisi saat mereka sampai di sini. Katakan pada mereka kalau kau menyesal dan akan membayar ganti ruginya.” Kata Yoo Bum. Jae Chan binggung apa maksudnya Yoo Bum mengatakan hal itu.
“Kau yang mengendarainya. Kenapa aku yang ganti rugi?” ucap Jae Bum tak bisa terima begitu saja.
“Katakan pada mereka kau mengendarainya. Itu akan terlihat lebih alami.” Kata Yoo Bum tak ingin bertanggung jawab.

“Maksudmu kau akan berbohong pada mereka?” kata Jae Chan marah.
“Tidak, Jae Chan. Sudah kubilang aku akan memberitahu mereka yang lebih masuk akal.” Kata Yoo Bum mencoba membodohi. Jae Chan pikir lebih baik jujur. Tapi Yoo Bum pikir Lebih masuk akal kalau Jae Chan melakukannya.
“Itu tidak masuk akal! Ini semua salahmu. Aku akan memberitahu polisi secara jujur saat mereka tiba di sini.” Kata Jae Chan marah
Yoo Bum malah mengambil buku yang terjatuh dan memasukan buku  "Hukum Pidana: Latihan Soal". Ia dengan tatapan liciknya mengatakan kalau akan memberitahu polisi kalau Jae Chan yang melakukanya, bahkan Tidak ada saksi dan hanya mereka berdua. Jae Chan berteriak marah
“Aku penasaran... Siapakah nanti... yang akan dipercaya?” kata Yoo Bum. Jae Chan pun hanya diam saja melihat Yoo Bum pergi. 


Yoo Bum mendengar Jae Chan yang mengatakan kalau ia hampir membunuh seseorang, menurutnya itu hanya omong kosong. Jae Chan hanya diam saja karena Yoo Bum mendorongnya seperti mengejeknya. Yoo Bum mengjek Jae Chan itu sudah gila.
“Tidak, aku sepenuhnya tidak gila. Kau pasti sudah membunuh pria itu kalau seandainya aku tidak menghentikan mobil itu. Dan juga, kau pasti akan merusak bukti agar terlihat kalau dialah yang mengemudi” ucap Jae Chan. Yoo Bum mengumpat menyuruh Jae Chan menyudahinya saja.
“Dia pasti akan berakhir bersalah karena membunuh seseorang..., dan karena kejadian itulah yang mengakibatkan Ibunya mati. Lalu wanita itu pasti tertekan dan ingin membunuh dirinya sendiri. Dan kau. sudah lebih dari hal untuk melakukan itu.” Ucap Jae Chan marah

“Kau belum berubah sedikit pun. Kau masih menyalahkan orang lain dan memberikan alasan yang lemah. Sebenarnya, kau hampir membunuh kami.” Kata Yoo Bum
“Tidak... Aku melakukan ini untuk menyelamatkan nyawa seseorang.” Tegas Jae Chan.
“Siapa yang akan kau percayai? Hei... Hong Joo.. Apa Kau percaya apa yang orang gila itu katakan?” ucap Yoo Bum mengejek.
“Yah.. Benar... Siapa yang akan percaya padaku kalau aku bilang aku melihatmu dalam mimpiku dan kalau aku datang kemari untuk mengubah apa yang kulihat dalam mimpiku karena kau akan sedih nanti. Tidak ada yang akan percaya kalau aku mengubah masa depanmu.” Kata Jae Chan.

Hong Joo hanya menatapnya seperti merasakan apa yang dirasakan Jae Chan, karena ia juga merasakan orang-orang yang percaya kalau mimpinya agar terjadi, tapi tak ada yang percaya. Hong Joo berjalan mendekati Jae Chan dengan ikat rambut yang jatuh dan langsung memeluknya.
“Aku...percaya padamu. Sebab itulah aku...,bisa memercayaimu. Terima kasih.” Ucap  Hong Joo dipelukan Jae Chan sambil menangis karena bisa membuatnya terhindar dari bahaya.
Bersambung ke episode 3
 FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar:

  1. Yang di tunggu akhirnya tayang jg yaaa...
    Harus konsentrasi dan ga boleh ke skip sedikitpun scene untuk benar2 ngerti antara kenyataan, mimpi dan flashback.
    Baru ngeh kalau Jae Chan punya mimpi serinci ituuuu.
    eps 1 lumayan menjanjikan, mudah-mudahan aku bisa mempercayai Suzy seperti aku mempercayai Jung Suk.
    Thanks Mba dee... Lanjut terus yaaa ...

    BalasHapus