Phil
binggung melihat Man Hole yang sudah tertutup, lalu berteriak marah siapa yang
pelakunya, terus berbicara didepan Man Hole. Sepasang pria dan wanita lewat
melihat Phil seperti oran gila. Si pria melindungi si wanita agar jangan
melihatnya, karena Ada banyak orang aneh.
“Ini
sudah lewat tengah malam. Apakah aku tidak bisa masuk ke lubang itu lagi?” ucap
Phil kebingungan melihat ponselnya sudah lewat jam 12.
[Episode 12 - Cinta, yang tidak diketahui]
Ibu Phil
memilih salah satu foto wanita. Ayah Phil pikir mereka punya Selera sama soal menantu perempuan karena
wanita itu juga yang paling disukainya.
Ibu Phil mengaku senang karean suaminya ternyata menyukai wanita
pilihanya.
“Kelihatannya
dia sangat baik, dan bekerja di bank, jadi, dia memiliki pekerjaan yang
terjamin. Kedua orang tuanya pun berpendidikan. Jadi. aku yakin dia dibesarkan
dengan baik. Terutama, aku suka dia ingin segera memiliki anak. Sudah waktunya
kita punya cucu.” Ucap Ibu Phil penuh semangat.
“Kau
benar. Apalagi Phil anak yang tampan. Aku yakin cucu kita juga akan menawan.”
Ucap Ayah Phil yakin
“Coba Lihat.
Dia jauh di atas rata-rata. Anak-anak mereka akan sangat menawan. Aku sudah
tidak sabar melihat mereka.” Kata ibu Phil
Phil
pulang dengan wajah uring-uringan, bergegas masuk kamar. Ibunya memanggil
meminta agar melihat foto ditanganya. Phil menjawab agar Jangan sekarang. Ibu Phil akhirnyatak bisa
menahan emosi kalau tidak akan melihat anaknya lagi sambil mengumpat, Suaminya
mencoba menenangkan istrinya agar tak marah.
Phil
duduk didepan meja membuka laptop lalu mengetik keyword "Lubang got yang hilang" tapi
hasilnya "Pencarian Anda tidak cocok dengan apa pun". Lalu mencoba
mencari keyword yang lain "Mengganti lubang got" dengan beberapa
artikel "Eunha-gu mengganti dan menutup lubang got bermasalah"
“Tidak
ada yang sesuai pencarian. Aku harus mencari tahu kenapa lubang got itu bisa
hilang, supaya aku bisa membuat rencana. Siapa yang mengelola lubang got ini?”
ucap Phil memikirkanya.
Ia bisa
mengetahui kalau itu pasti kantor wilayah dan mengingat kalau Suk Tae bekerja
di sana lalu bergegas menelpnya.
Suk Tae
duduk dimeja belajarnya dengan malas mengangkat telp Phil. Phil mengatakan kalau ada yang ingin
ditanyakan tentang Man Hole di lingkunganya jadi meminta mengajak ngobrol.
“Apa Kau
tidak tahu aku berangkat kerja pukul 06.00? Teleponlah saat jam kerja.” Ucap
Suk Tae lalu menutup telpnya. Phil hanya bis berteriak memanggil Suk Tae yang
sudah menutup telpnya.
“Aku
harus menunggu sampai besok.” Kata Phil kesal
Pagi hari
Jae Hyun
berlari ditaman dan merasakan ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.
Young Ju bersembunyi di balik pohon, tapi Jae Hyun bisa melihat ada kepala yang
terlihat. Young Ju mencoba mengintip, Jae Hyun akhirnya bisa melihat kalau
Young Ju memang yang mengikutinya. Keduanya duduk dibangku taman.
“Kudengar
kau dirawat di rumah sakit.” Ucap Jae Hyun. Young Ju membenarkan dan bertanya
apakah mendengarnya dari polisi. Jae Hyun membenarkan.
“Jae
Hyun... Aku melewati banyak kesulitan karena kau. Aku tidak bisa makan atau
tidur belakangan ini. Aku merasa akan mati...” ucap Young Ju sambi memegang
tangan Jae Hyun.
“Lalu apa
Kau akan menggangguku seperti ini selamanya?” kata Jae Hyun. Young Ju meregek
mendengar ucapan Jae Hyun
“Young
Ju, aku sudah berkeluarga. Kumohon hentikan.” Kata Jae Hyun
“Jae
Hyun, apa kau mencintai dia melebihi aku? Aku yakin Pasti tidak. Jae Hyun, kita
memiliki kenangan indah. Apakah aku melakukan kesalahan? Karena itu kau
menikahinya, kan?” kata Young Ju
“Tidak.
Aku sungguh mencintai istriku. Kau tidak bisa membayangkan betapa aku
mencintainya.” Ungkap Jae Hyun
Young Ju
kaget mendengarnya, Jae Hyun menyuruh
Young Ju berobat saja kalau masih punya waktu untuk mengikutinya lalu pergi
meninggalnya. Young Ju berteriak memanggil Jae Hyun seperti masih berharap,
lalu melihat ponsel Jae Hyun yang
tertinggal.
Soo Jin
mempersiapkan makanan di piring, pikiran melayang dengan kejadian kemarin
malam. Jae Hyun terlihat sangat marah
pada seorang bapak yang lebih tua kalau untuk diam dan jangan bergerak kalau memang
ingin memarkir mobilnya. Saat itu Jae Hyun datang langsung memeluk istrinya
bertanya sedang memikirkan apa.
“Apakah
olahragamu menyenangkan? Kau pulang lebih awal.” Kata Soo Jin dengan sedikit
kaget lalu menyuruh Jae Hyun duduk dan mulai sarapan
Jae Hyun
melihat menu makanan diatas meja yang sangat banyak, dengan wajah lembutnya
meminta Soo Jin untuk membuat makanan yang sederhana saja karena pasti terlalu
berat untuk istrinya. Soo Jin pikir
kalau Jae Hyun harus sarapan yang bergizi.
“Aku membuat
sup cumi-cumi kesukaanmu. Kau Cobalah.” Ucap Soo Jin. Jae Hyun mencicipi
kuahnya lalu memuji kalau masakah Soo Jin Enak. Soo Jin hanya menatap Jae Hyun
seperti tak percaya kalau semalam sikapnya berbeda dengan yang dilihatnya
sekarang.
“Kenapa
kamu menatapku begitu?” kata Jae Hyun. Soo Jin mengaku hanya suka melihat Jae Hyun yang makan begitu lahap. Jae Hyun menyuruh Soo Jin
juga harus makan. Soo Jin mengangguk.
Jae Hyun
meraba kantung jaketnya dan tersadar kalau ponselnya tak ada. Soo Jin pikir Jae
Hyun meninggalkannya di dalam kamar Jae Hyun yakin kalau membawa dan ada di saku
jaketnya. Soo Ji pikir kalau Jae Hyun pasti
menjatuhkannya saat joging da nemncoba menelpnya, tapi hasilnya tak bisa
menyambung. Jae Hyun pikir membiarkan saja karena nanti mencoba menelpnya dan
mengajak kembali makan. Soo Jin mulai makan tapi terlihat gugup.
Soo Jin
mengantar Jae Hyun sampai ke depan rumah
sambil berpelukan. Diam-diam Young Ju melihat keduanya lalu memastikan kalau
Jae Hyun sudah pergi lalu mengeluarkan ponselnya. Soo Jin melihat yang menelp
adalah nomor milik Jae Hyun.
“Aku
menemukan ponsel ini. Aku meneleponmu karena nomormu yang muncul sebagai
panggilan terkini.” Ucap Young Ju mencari alasan
“Itu
ponsel suamiku. Terima kasih. Aku akan mengambilnya sekarang. Kau di mana?”
kata Soo Jin penuh semangat.
Soo Jin
berlari ditaman mencari wanita yang menemukan ponsel suaminya, Young Jun menunggu melihat Soo Jin langsung
berpura-pura bertana apakah ia yang kehilangan ponselnya. Soo Jin membenarkan.
Young Ju memberikan ponsel Jae Hyun ke tangan Soo Jin, kalau Tadi ponsel itu
ada di bangku taman. Soo Jin langsung mengucapkan Terima kasih.
“Bagaimana
aku bisa membalasmu?” kata Soo Jin merasa tak enak hati.
“Tidak
usah khawatir. Aku tinggal di dekat sini juga, jadi Tetangga harus saling
membantu.” Kata Young Ju
“Kalau
begitu, Aku akan mentraktirmu makan siang jika kita bertemu di lain waktu.”
Kata Soo Jin. Young Ju pun setuju lalu pamit pergi lebih dulu. Soo Jin kembali
mengucapkan terimakasih.
Phil
bergegas pergi dengan seragamnya. Sersan Choi menelp menanyakan keberadaan Phil
sekarang. Phil sedikit gugup menceritakanAda warga berkelahi di jalanan jadi
berusaha menghentikan mereka, lalu berpura-pura berteriak agar mereka meminta
berhenti.
Saat itu
seorang pria lewat didepanya, Phil meminta maaf dengan wajahnya. Sersan Choi
meminta Phil agar Uruslah hal itu dan segera kembali. Phil berjanji akan segera
ke kantor kalau urusanya sudah selesai.
Phil
datang ke kantor urusan wilayah, bertanya pada seorang pria kalau Suk Tae
memang berkerja di kantor itu. Pria itu mengetahui kalau Suk Tae di departemen
konstruksi sipil. Phil pun bertanya Di mana departemen konstruksi sipil. Pria
itu memberitahu keberadaan Suk Tae.
“Suk Tae,
Apa kau di departemen konstruksi sipil?” ucap Phil menyapa Suk Tae seperti tak
percaya. Suk Tae menatap Phil seperti tak percaya temanya datang ke kantornya.
Suk Tae
memberikan segelas kopi dengan mengajak Phil berbicara diluar. Phil mengaku
sangat lega karena Suk Tae bekerja untuk
departemen konstruksi sipil dan merasa yakin Tuhan menolongnya. Suk Tae ingin
tahu bantuan apa yang dinginkan Phil darinya.
“Lubang
got dekat terowongan itu, kenapa tiba-tiba ditutup?” kata Phil. Suk Tae
mengingat tentang Manhole.
“Terlalu
banyak keluhan. Orang sering mendengar suara-suara aneh dan ada yang mengaku
melihat hantu Karena itu, kami menutupnya.” Cerita Suk Tae.
“Hei... Siapa
yang percaya kepada hantu lagi? Kenapa kau menutupnya karena keluhan?” keluh
Phil
“Sejak
kapan polisi tertarik soal lubang got?” ejek Suk Tae. Phil berwajah serius
meminta agar Suk Tae agar Dengar baik-baik.
“Aku
tidak berbohong dan sangat serius. Kau harus mempercayaiku.” Kata Phil dengan
wajah melas.
Keduanya
sudah ada didepan manhole yang sudah ditutup. Phil tahu kalau ini Sulit
dipercaya dan juga kaau ia tidak akan mempercayai ucapanya jika menjadi Suk
Tae. Suk Tae hanya diam saja.
“Tapi Suk
Tae, hal-hal yang luar biasa ini terjadi kepadaku.” Kata Phil mencoba
menyakinkan.
“Baiklah.
Jadi, kau menggunakan lubang got ini dan menjelajahi waktu.” Kata Suk Tae
“Aku bolak-balik
dari waktu ke waktu. Omong-omong, Suk Tae. Aku membutuhkan lubang got itu untuk
menjelajahi waktu lagi. Bisakah kau mengembalikan lubang got itu?” kata Phil
“Hei,
jujurlah... Kau bertaruh dengan Goo Gil, apakah aku memercayaimu atau tidak,
kan?” kata Suk Tae tak percaya. Phil mencoba menyakinkan kalau yang dikatakan sedang
serius.
“Aku
bukan Seok Tae yang dahulu. Jangan coba-coba membodohiku. Sekarang Aku masih
memiliki banyak urusan. Dan Omong kosong apa yang kau bicarakan ini?” kata Suk
Tae marah menyuruh Phil agar pergi saja.
Phil menahan Suk Tae agar tak pergi. Suk Tae
meminta Phil melepaskan tanganya dan pergi saja. Phil berteriak meminta agar
bisa mempecayainya. Suk Tae tak peduli dan pergi. Phil mengeluh dengan kedaan
sekarang yang membuatnya gila.
“Bagaimanapun
juga, sulit untuk dipercaya bahwa aku penjelajah waktu. Bagaimana aku bisa
meyakinkan dia?” ucap Phil memikirkanya.
Saat itu
seorang pria berjalan di terowongan, Jae Hyun dengan masker dan topinya
tiba-tiba langsung menghajar si pria tanpa ada alasan. Si pria binggung
tiba-tiba kena pukul. Phil tak jauh dari terowongan bisa mendengar suara orang
kesakitan dan melihat pria bermasker sedang menendang pria. Telah terjadi
pemukulan. Jae Hyun langsung berlari,
Phil melihat keadaan si pria tapi Pria itu meminta agar Phil
menangkapnya. Phil melaporkan pada sersan Choi kalau
Keduanya
kejar-kejaran, di dekat komplek perumaan dengan jalaan yang kecil, Phil bisa
melompat untuk menangkapnya, tapi Jae Hyun bisa lepas dan kabur. Phil yang
jatuh tak bisa berdiri karena kakinya terluka dan melihat pria misterius
dimatanya sudah tak terlihat.
Tim rumah
sakit datang memberikan obat untuk si pria yang kena pukul, Si pria merasakan
sakit dan terus bergerak. Tim RS meminta agar Si pria berhenti bergerak.
“Apa
salahku hingga mengalami ini di siang hari?” keluh si pria yang sudah babak
belur. Tim RS meminta agar tetap tenang.
“Dia
kabur... Bagaimana keadaan korban?” kata Phil kembali menemui Sersan Choi yang
sudah datang.
“Dia
melintas terowongan ini, dan si Penyerang memukulnya tanpa alasan. Banyak insiden
terjadi di terowongan ini. Apa Kau melihat wajahnya?” tanya Sersan Choi
“Tidak,
aku mengejarnya dari belakang, jadi, tidak terlihat.” Kata Phil. Sersan Choi
pikir mereka pergi ke kantor lebih dahulu.
Phil
berjalan lalu melihat sesuatu jatuh di tanah, Sersan Choi melihatnya dan merasa
kalau itu bagian dari hiasan yang rusak jadi Mungkin ini sebuah bukti, menyuruh
Phil agar mengambil dan serahkan pada tim forensik. Phil menganguk mengerti.
Jin Sook
sibuk untuk merapihkan restoran, dengan meminta perkerja dngan baik
membersihkan meja dan buku menu. Soo Jin datang memanggil temanya. Jin Sook
heran melihat Soo Jin datang dan merasa
Sudah lama aku tidak melihat membawa tas kamera.
“Apa Kau
sedang sibuk?” ucap Soo Jin. Jin Sook mengeleng karena belum buka jadi tak
sibuk.
“Kalau
begitu, mau makan siang di luar?” kata Soo Jin. Jin Sook seperti memikirkan
tapi setelah itu langsung menyanggupinya.
Keduanya
pergi ke restoran mie, Soo Jin memberitahu kalau restoran yang dipilihnya punya
menu mie yang enak jadi Jin Sook bisa makan yang banyak karena akan
mentraktirnya. Jin Sook mulai mencobanya, lalu memuji pilihan Soo Jin memang Enak.
“Kurasa
kau tidak membuatkan bekal makan siang Jae Hyun hari ini.” Kata Jin Sook. Soo
Jin pikir Sepertinya Jae Hyun ada rapat di jam makan siang hari ini.
“Soo Jin,
kalian sangat serasi. Aku ingin kehidupan pernikahanku sama sepertimu. Tapi
Kenapa kau membawa kameramu?” kata Jin Sook
“Aku
merasa sedikit gundah, jadi, aku ingin memotret dan mengembalikan semangatku.”
Cerita Soo Jin
“Kenapa
kau merasa gundah? Kau setiap hari terlihat bahagia.” Ungkap Jin Sook
“Jin
Sook... Ini bukan hal serius, tapi Jae Hyun... Dia bertengkar dengan seorang
pria karena masalah parkir kemarin. Orang itu sudah cukup berumur. Tapi Jae
Hyun sangat kasar dan membentaknya. Itu terasa agak...” cerita Soo Jin seperti
tak percaya melihat sikap Jae Hyun
“Apa Jae
Hyun seperti itu? Itu tidak disangka.” Kata Jin Sook.
Soo Jin
mengaku sangat terkejut, karena tidak
seperti Jae Hyun yang dikenal dan Tiba-tiba terasa seperti orang asing baginya.
Jin Sook pikir Itu bisa dialami pria
saat mereka marah, menurutnya Seok Tae juga terlihat baik, tapi menyeramkan
saat marah. Soo Jin terlihat percaya kalau itu seperti hal yang biasa.
“Dan Jae
Hyun bukan orang yang akan berbuat begitu. Pasti pria itu yang memulai
pertengkaran. Kita juga harus tahu kapan harus marah. Jika tidak, orang akan
meremehkan kita.” Kata Jin Sook menyakinkan. Soo Jin kembali percaya
“Kukira terjadi
hal yang buruk. Jangan khawatir, dan nikmati saja mie kita.” Kata Jin Sook.
Mereka pun kembali menikmati mie.
Berita TV
disiarkan, “Telah terjadi banyak kasus pemukulan yang menargetkan orang-orang
secara acak baru-baru ini. Insiden ini disebabkan oleh amarah yang tidak
terkendali ini menjadi permasalahan sosial. Semalam, di sebuah jalan di Seoul, seorang
penyerang memukul warga tidak bersalah tanpa alasan apa pun. Pria berusia 47
tahun itu terluka. Kini dia dirawat di rumah sakit.
“Sungguh
mengerikan.” Ungkap Soo Jin yang menonton berita.
Di kantor
Polisi
Seorang
polis mengeluh kejadian kembali terjadi yaitu
Penyerang melakukan tindak kekerasan kepada korban saat tengah berjalan
santai, bahkan tidak terekam padahal kamera CCTV terdekat.
“Karena
kekurangan bukti, polisi tidak bisa menemukan pelaku.” Ucap si pembawa berita
“Kejadiannya
di terowongan itu lagi.” Ucap sersan Choi datang. Si polisi kaget kalau terjadi
lagi.
“Insiden
terus terjadi di distrik kita. Lingkungan ini menjadi kawasan rawan.” Kata
Sersan Choi
Phil
datang dengan kaki terlihat diseret. Sersan Choi melihat danbertanya apakah
kakinya terluka. Phil membenarkana.
Sersan Choi melihat Phil menghadapi banyak kesulitan jadi Pulanglah dan Serahkan semua kepada mereka berdua. Phil
menganguk meminta agar menghubungi saja kalau membutuhkannya lalu pamit pergi.
Jung Ae
duduk lemas di depan food truk yang sepi, Dal Soo terus melihat dari dalam
mobilnya. Sekertarisnya memberitahu Dal
Soo harus hadir dalam rapat pukul 15.00. Dal Soo terus menatap Jung Ae lalu
meminta tolong pada Tuan Kim.
“Hei..
Jung Ae. Aku sudah membuat selebaran, Coba kau Lihat ini.” Ucap Goo Gil datang
dengan wajah gembira. Jung Ae pikir Goo Gil
tidak perlu melakukan ini.
“Menurutmu,
bagaimana kalimat ini? Ini akan sukses jika kita membagikan selebaran ini. Aku
akan membagikannya di persimpangan itu.” Kata Goo Gil dengan penuh semangat.
Tuan Kim
datang mendekati Jung Ae, bertanya apakah mereka mengantar pesanan juga. Jung Ae
mengangguk bertanya berapa yang
dibutuhkanya. Tuan Kim mengatakan ingin memesan 40 gelas. Jung Ae dan Goo Gil
hanya bisa melonggo mendengar pesanan 40 gelas dan bertanya kemana harus
mengantarnya.
Goo Gil
mengemudikan "Jus Hong". Jung Ae pikir Goo Gil seharusnya menjaga
billardnya. Goo Gil pikir tak masalah karena Jung Ae tidak bisa mengantar 40 gelas sendirian jadi Lebih
baik pergi bersama daripada sendirian dan akan menolongnya. Jung Ae hanya bisa terdiam karena ada orang
yang membantunya.
Dal Soo
menunggu diruangan, seperti bisa melihat mobil Jung Ae yang datang. Goo Gil dan
Jung Ae datang dengan trolly, masuk ke dalam lobby. Jung Ae melonggo karena
ternyata perusahaan ini besar dan Semua karyawan wanitanya cantik dan
berpenampilan mewah, bahkan Sepatu yang dipakai sangat mahal.
“Jung
Ae... Kau jauh lebih cantik.” Puji Goo Gil
“Omong-omong,
dari mana mereka mengetahui kedaiku?” ucap Jung Ae binggung.
“Kau
mendapatkan pesanan ini, begitu aku membagikan selebarannya.” Kata Goo Gil
yakin. Jung Ae pikir Goo Gil bahkan belum membagikannya.
“Kurasa jalan
keluar memang selalu ada. Aku harus menjadikan mereka pelanggan tetapku. Ayo
kita antar ke ruang rapat.” Kata Jung Ae. Mereka pun bergegas pergi.
Jung Ae
dan Goo Gil masuk ke dalam ruang rapat, Tuan Kim pun berharap kalau mereka juga
bisa menaruh satu di masing-masing kursi. Goo Gil pikir Jangan khawatir. Jung Ae pun
mengucapkan Terima kasih sudah memesan
dan meminta agar menghubunginya kalau mengadakan rapat.
“Kami
akan antar walau sebanyak 40 atau 100 gelas. Kata Jung Ae penuh semangt.
“Itu...
Bukan aku yang membelinya., tapi perintah direktur. Aku hanya menjalani
perintah.” Kata Tuan Kim. Keduanya kaget kalau itu perintah dari Direktur.
Dal Soo
sedang ada di dalam ruangan, terdengar suara ketukan pintu dan dengan bertanya
apakah Apakah direktur ada di dalam. Ia bisa mengenal suara Jung Ae dan
buru-buru menyembunyikan papan nama serta duduk dengan sengaja membalikan
kursinya.
“Kami dari
Jus Hong. Kudengar Anda sudah bersusah payah memesan dari usaha kami, jadi, kami
kemari untuk berterima kasih.” Ucap Jung Ae. Dal Soo sengaja memberatkan suara
kalau itu tak masalah.
“Kami
ingin berterima kasih secara langsung.” Ucap Goo Gil melihat si direktur tak
mau menatapnya.
“Maaf. Aku
tidak nyaman mengobrol dengan orang asing.” Kata Dal Soo. Goo Gil mengeluh
kalau Direktur pelanggan yang pilih-pilih.
Jung Ae
langsung menyenggolnya kalau tak perlu bicara sinis, lalu kembali mengucapkan Terima kasih dan bisa
menelpnya lagi serta akan meninggalkan salah satu selebaran diatas meja
jadi bisa langsung menelepon daripada
mengutus orang dan mereka pamit pergi.
Dal Soo
hanya melambaikan tangan agar mereka pergi. Goo Gil berjalan keluar melihat ada tumpukan komik "Ah Ri
Love" dan juga ramyun. Ia berpikir Kenapa seorang direktur perusahaan
membaca komik. Jung Ae menarik Goo Gil agar segera keluar. Dal Soo bisa
bernafas lega karena keduanya sudah pergi.
Soo Jin
mengambil gambar tanaman disekitar rumah. Young Ju sengaja melihat dari
kejauhan lalu sengaja berdiri depan kamera Soo Jin. Soo Jin terkejut karena
mereka bertemu lagi. Young Ju pikir Pasti karena mereka tinggal di lingkungan
yang sama jadi Ini pasti takdir mereka bisa sering bertemu. Soo Jin pikir itu benar.
“Apa Kau
seorang fotografer?” tanya Young Ju. Soo Jin mengaku Ini hanya hobi belakangan
ini.
“Aku juga
memotret sebagai hobi. Aku senang sekali bertemu kau.” Ungkap Young Ju. Soo Jin
juga begitu senang karena bisa bertemu dengan orang yang suka foto
“Lalu
apakah kau mengambil jurusan fotografi?” tanya Soo Jin. Young Ju mengelengkan
kepala
“Aku
memotret secara pribadi. Karena kita sering bertemu, bagaimana jika kita pergi
memotret saja?” ucap Young Ju
“Aku
sangat setuju. Situasinya akan membosankan jika pergi sendirian.” Ungkap Soo
Jin.
“Waktu
itu kau bilang itu ponsel suamimu? Kau terlihat cukup muda. Apa Kalian baru
menikah?” kata Young Ji
“Ya. Kami
masih pengantin baru.” Ungkap Soo Jin malu-malu. Young Ju pikir Soo Jin pasti
bahagia
Soo Jin
pikir itu sudah pasti dan merasa lupa
menanyakan namanya. Young Ju menyebutkan nama Park Young Ju. Soo Jin mengingat
nama Park Young Ju dan menyebutkan namanya, lalu ingin memperlihatkan hasil
foto yang diambilnya tadi.
Phil
berjalan sambil bicara sendiri kalau tidak sampai ke manhole dan bahkan kakinya
terasa sangat sakit. Lalu ia melihat Soo Jin yang sedang mengambil gambar
sendiria, dan teringat perkataan Soo Jin sebelumnya “Phil... lupakanlah masa
lalu mulai hari ini, dan kembalilah sebagai temanku. Kau Setuju? Jadi, mari
berjabat tangan. Ayo kita berteman baik, Kawanku.” Soo Jin melihat Phil yang
berdiri didekatnya.
“Hei, Phil.
Apa Kau sedang bekerja?” ucap Soo Jin. Phil mengangguk sambil berjalan dengan
kaki sedikit ditarik
“Kenapa
kakimu?” tanya Soo Jin. Phil mengaku kalau jatuh. Soo Jin langsung melihat
dengan menarik celana Phil dan ada luka lecet dan mememar.
“Hei, Apa
kau baik-baik saja? Coba Lihat, kau berdarah. Apa Kau sudah ke rumah sakit?”
ucap So Jin panik
“Aku
tidak perlu ke sana untuk luka ini. Ini akan sembuh dengan sendirinya.” Kata Phil
“Hei..
Apa maksudmu? Setidaknya kamu harus mendapatkan pertolongan pertama.” Kata Soo
Jin
“Ini
tidak masalah, aku sungguh tidak apa-apa. Kau pulang saja.” Kata Phil
“Kau
cedera. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi. Ikuti aku.” Kata Soo Jin lalu
menarik Phil. Phil binggung kemana akan dibawanya.
Jae Hyun
baru saja akan membuka pintu apotik. Soo
Jin datang berpikir kalau Jae Hyun sudah pulang dari makan siang. Jae Hyun
membenarkan dan langsun bertanya kenapa mereka datang bersama. Soo Jin memberitahu
kalau Kaki Pil terluka tapi tidak mau menemui dokter.
“Jadi,
aku membawanya kemari. Bisakah kau mengobatinya?” kata Soo Jin. Jae Hyun
terlihat seperti mencoba mengantur emosinya.
“Aku
baik-baik saja, sungguh. Aku akan pergi sekarang.” Kata Phil memilih untuk
pergi
“Kau mau
ke mana? Apa Kau tidak akan menurutiku?” ucap Soo Jin marah. Jae Hyun menyuruh
Phil masuk karena akan memeriksanya. Soo
Jin pun mendorong Phil agar segera masuk.
Jae Hyun
memberikan salep dan juga plester diatas lupa Phil. Soo Jin menanyakan keadaan
Phil berpikir kalau memang Parah lalu memarahi Phil kalau seharusnya menemui dokter. Jae Hyun pikir Phil tidak
perlu menemui dokter tapi Seringlah oleskan salep antibiotik ke lukanya.
“Kau akan
sembuh beberapa hari lagi, Jangan khawatir.” Ucap Jae Hyun. Soo Jin menegaskan
kalau Phil harus bisa mengerti.
“Pastikan
kau tidak lupa mengoleskannya.” Tegas Soo Jin. Phil langsung menanyakan
biayanya yang harus dibayar.
“Kau
tidak perlu membayarnya Aku yang membawamu kemari. Bukankah begitu, Jae Hyun?”
ucap Soo Jin langsung merangkul lengan
suaminya.
“Hei,
jika lukamu tidak sembuh, maka kau harus menemui dokter.” Kata Soo Jin. Phil
mengangguk lalu keluar dari apotik tanpa bicara apapun.
“Kenapa
dia tidak berterima kasih kepadamu?” keluh Soo Jin akhirnya ia yang mengucapkan
Terima kasih pada suaminya.
“Ohh..
yahh Hampir lupa, aku menemukan ponselmu.” Ucap Soo Jin memberikan ponsel pada
suaminya. Jae Hyun bertanya dimana menemukanya. Soo Jin menceritakan kalau ada di taman dan Salah satu tetangga mereka
menemukannya.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar