Semua
kaget saat melihat dibalik jaket hitam adalah Tae Woon, lalu berjalan ke depan
semua guru. Semua anak murid benar-benar kaget melihat Tae Woon yang berani
mengakui sebagai X. Eun Ho pun berjalan
dan berdiri disamping Tae Woon. Kepsek Yang bertanya apa yang mereka lakukan.
“X adalah
aku. Sekolah ini sudah menuduh Ra Eun Ho yang tidak bersalah.” Kata Tae Woon.
“Tidak...
Aku adalah kaki tangannya.” Ucap Eun Ho, Semua makin kaget tak percaya dengan
pengakuan Eun Ho.
Sa Rang
dan Bo Ra ingin mendekat, Dae Hwi menahan keduanya agar tak ikut campur. Guru
Koo yang melihatnya tersenyum karena keduanya berani mengakuinya. Tuan Hyun
terlihat marah menyuruh mereka Selesaikan
ini sekarang juga.
“Sepertinya
kita harus berhenti untuk hari ini. Semuanya, silakan tinggalkan aula.
Kembalilah ke kelas kalian. Kami akan mendiskusikan kembali bagaimana caranya
menyelesaikan semua ini. Kau Cepat suruh mereka kembali ke kelas.” Ucap Kepsek
Yang.
Eun Ho
dengan berani mengenggam tangan Tae Woon, beberapa teman melihat kedunaya
memuji X, bahkan terlihat bangga karena banyak yang mendukung X. Kau luar
biasa!
(Episode 16, Dalam Perjalanan Menemukan
Dirimu yang Sebenarnya)
Tae Woon
kesal pada Eun Ho yang terus-terusan
ikut campur. Eun Ho juga marah dengan Tae Woon yang malah mengakunya. Tae Woon
menegaskan Karena dirinya memang X. Eun Ho mengatakan ia juga memang kaki
tangan Tae Woon.
“Ayo kita
ke sana lagi dan katakan kalau ini hanya jebakan untukmu.” Ucap Tae Woon
khawatir
“Tidak,
ini bukan pertama kalinya Dan ini juga bukan jebakan.” Kata Eun Ho
“Eun Ho,
apa kau mau dikeluarkan dari sekolah? Aku tahu kau masih sangat ingin ke
sekolah. Jadi apa yang akan terjadi kalau kau melindungiku? Kau ini bodoh
sekali.” Ucap Tae Woon marah. Saat itu Tuan Hyun memanggil Tae Woon menyuruh
ikut denganya.
Keduanya
duduk di ruang kepalas sekolah, Tuan Hyun marah karena sudah memperingatkanya
agar tidak bertindak bodoh. Tae Woon pikir Selesaikan saja semua sesuai dengan
yang Ayahnya peringatkan padanya, karena
Anak-anak dan para orang tua pasti tidak akan tinggal diam.
“Ayah
akan ada dalam masalah besar kalau sampai publik tahu soal ini. Bagaimanapun,
Ayah tetap harus membereskan semua ini” ucap Tae Woon.
“Apa kau
senang karena sudah berhasil menghancurkan reputasiku? Apa ini yang kau
inginkan? Aku tidak akan mengubah pemikiranku. Sebaiknya kau tidak berharap terlalu
tinggi. ” kata Tuan Hyun marah
Di dalam
kelas
Semua
masih membahas kalau X adalah Tae Woon, seperti tak percaya mendengarnya. Byung
Joo duduk diatas meja, merasa sangat kaget karena tidak habis pikir Hyun Tae
Woon adalah X-nya.
“Jadi dia
melaporkan dirinya sendiri, saat kejadian X melaporkan Kepsek.” Kata Anak murid
perempuan. Semua benar-benar tak percaya dengan yang dilakukan Tae Woon.
“Seberapa
rusaknya sekolah ini, sampai Tae Woon melaporkan sekolah milik ayahnya sendiri?”
kata Dal Soo
“Ayolah.
Sekolah ini memang sudah rusak di sana-sini.” Komentar murid lain. Salah
satunya berpikir melaporkan semua pada orang tua mereka. Teman yang lain merasa mereka tak bisa hanya
akan duduk dan tinggal diam jadi harus melakukan sesuatu.
Sa Rang
dengan wajah penuh amarah merasa tidak bisa diam saja begini menurutnya lebih
baik melaporkan semua yang sudah terjadi selama ini. Bo Ra setuju mereka bisa tempelkan
poster atau apapunn itu dan Anak-anak juga mau protes.
“Kalau
sampai Kementerian Pendidikan dan media tahu, semua orang akan kena masalah”
kata Dae Hwi khawatir. Keduanya memintaa agar Dae Hwi untuk melakukan saja.
“Eun Ho
dan Tae Woon sudah mengaku, jadi semua orang di sekolah shcok. Ayo kita gunakan
kesempatan ini untuk menghukum sekolah.” Kata Sa Rang. Bo Ra mengangguk setuju.
Kepsek
Yang terlihat gelisah dalam ruangan merasa semuanya akan berantakan dan
memikirkan Bagaimana kalau ada yang mengumumkan semua ke publik. Guru Park
berpikir Kalau mereka melaporkan ini ke Kementerian Pendidika dan polisi datang
untuk melakukan pemeriksaan..
“Diam
kau. Omongan itu adalah doa, Kalau sampai kejadian, kau dan aku akan sama-sama
tamat. Kita harus menghentikan ini bagaimanapun caranya.” Ucap Kepsek Yang
dengan Guru Park Yang duduk dan berdiri karena panik
“Bagaimana
caranya menghentikan mereka? Mereka sangat gigih. Kita sebaiknya mengatakan semua pada
kepolisian.” Ucap Guru Park
“Astaga..
Kita harus cari jalan keluar!” kata Kepsek Yang. Guru Park pikir Mungkin saja
sudah ada artikel yang muncul sekarang dengan mengeluarkan ponselnya. Kepsek
Yang kesal menyuruh Guru Park menghentikan tingkahnya.
“Bagaimana
bisa kau berjalan sejauh ini dengan sikap pesimismu?” keluh Kepsek Yang
“Bapaklah
yang selama ini sudah berjalan sangat jauh melebihi aku. Aku tidak bisa
percaya..” kata Guru Park, Saat itu juga Tuan Hyun datang.
“Bagaimanapun
semua harus dihentikan. Kalau ini sampai membesar,maka kita akan diperiksa oleh
semua orang. Kita harus menggunakan semua kekuasaan dan wewenang untuk mencegah
masalah ini menyebar ke publik.” Kata Kepsek Yang
“Aku juga
tahu itu. Tapi semua sudah di luar kendali dan kita tidak bisa mencegahnya”
tegas Tuan Hyun
“ Dari
mana sebenarnya semua ini bermula?” bisik Guru Park.
Tuan Hyun
bertemu dengan komite sekolah, Ibu Bit Na menyindir Berkat anak Tuan Hyun maka sekolah ini jadi
semakin spektakuler. Tuan Hyun hanya bisa meminta maaf. Ibu Hee Chan
memberitahu Semua orangtua saling
telepon sekarang.
“Kami
akan lihat bagaimana kau akan mengurus semua ini dan memutuskan untuk berhenti
atau tidak.” Kata Ibu Bit Na
“Tunggu...
Ini akan jadi masalah serius kalau Komite tidak membantu kami. Rusaknya
reputasi sekolahakan berdampak paling besar pada anak-anak.” Kata Tuan Hyun
“Kami
akan memindahkan anak-anak sebelum itu terjadi. Kalau sampai gosipnya menyebar,
apa sekolah akan dibiarkan?” kata Ibu Hee Chan sinis
“Aku percaya
kau akan menemukan cara bijak untuk membereskan semua ini, tapi kami tidak bisa
menunggu lama.” Tegas Ibu Bit Na. Tuan Hyun hanya bisa menatap para orang tua
murid dengan wajah kebingungan.
Petugas
Han datang bertemu dengan Tuan Hyun baru saja keluar ruangan, berkomentar Sekolah benar-benar kacau sekarang. Tuan Hyun
pikir harus membereskan masalah ini secepatnya. Petugas Han melihat Sepertinya ini tidak akan bisa diselesaikan
dengan cepat lalu pamit pergi.
“Keluarkan
saja mereka secepatnya. Mereka berdua, Ra Eun Ho dan Hyun Tae Woon.” Ucap Tuan
Hyun tak peduli.
“Sepertinya
ini terlalu kejam untuk mereka.” Pikir Guru Park
“Aku
tidak akan mengulanginya lagi. Ikuti semua aturannya. Orangtua akan mengamuk
kalau kita melakukan sesuatu untuk menyelamatkan Tae Woon.” Kata Tuan Hyun
mengorbankan anaknya.
“Kau
harusnya melakukan sesuatu yang lebih baik dari ini.” Bisik Guru Park pada
Kepsek Yang terlihat hanya diam saja.
Eun Ho
dan Tae Woon duduk bersama didepan Guru Koo. Guru Koo memberitahu Direktur tetap berkeras untuk mengeluarkan
mereka berdua dari sekolah dan mungkin harus mengundurkan diri dengan sukarela.
Tapi ia memberitahu Ada masa hukuman selama seminggu.
“Tetaplah
datang ke sekolah selama 2 hari dan masuklah ke kelas hukuman meski kalian akan
dikeluarkan. Kalian tidak perlu masuk ke kelas reguler. Apa Ada pertanyaan?”
ucap Guru Koo. Keduanya mengatakan tidak.
“Aku
bahkan tidak tahu apa salah kalian.” Ungkap Guru Koo merasa ini tak adil lalu
mengejek keduanya bodoh. Eun Ho dan Tae Woon hanya bisa saling menatap.
Guru Shim
masuk ke ruangan Kepsek Yang, terlihat sangat marah tapi Kepsek Yang tak ada
diruangan. Ia merasa kalau Kepsek Yang sedang tidur dan bertanya kemana
perginya setelah melakukan hal macam itu. pada anak-anak yang tidak bersalah,
lalu melihat foto Kepsek Yang diatas meja.
“Dan kau
menyebut dirimu kepala sekolah? Dasar kau sapi tua!” ucap Guru Shim menyentil
foto Kepsek Yang
“Apa yang
kau lakukan pada wajahku yang berharga?” ucap Kepsek Yang masuk ruangan sambil
makan sosis.
“Kau
sudah membuat anak-anak dikeluarkan dari sekolah. Bagaimana bisa kau makan
sosis?” keluh Guru Shim
“Apa kau
tahu apa yang dilakukan oleh kunyuk-kunyuk itu?” kata Kepsek Yang membela diri
“ Ini
semua terjadi karena sekolah memang sudah berantakan. Mereka pasti tidak punya
pilihan. Masih untung mereka tidak memasang bom di sekolah.” Kata Guru Shim
melawan.
“Apa kau
sudah gila? Keluar kau dari kantorku sekarang juga. Sepertinya belakangan kau
sering bicara sesukamu. Diamlah kalau kau tidak mau kena pecat. Pastikan
anak-anak tidak membuat masalah lain lagi.” Tegas Kepsek Yang
“Kita
harus menunggu dan melihat siapa yang akan duluan kena pecat. Guru-guru lain
juga tidak akan tinggal diam. Menurutmu apa gunanya Departemen Pendidikan?”
kata Guru Shim yang sudah berani melawan.
Kepsek
Yang pikir Guru Shim sedang mengancamnya. Guru Shim tak mengubrisnya, melihat
banyak sampah di lantai dan membereskanya, sperti ingin menyindir banyak sampah
di sekolah yang harus dibuang.
Tae Woon
berjalan bersama Eun Ho memuji pacarnya yang Kmemang pemberani dan sudah
seperti pendamping X sekarang Eun Ho pikir Susah juga ternyata jadi pacarnya X.
Tae Woon berpikir kalau Eun Ho menyesal menjadi pacarnya.
“Kalau
aku menyesal kenapa? Apa Kau mau menarik semua ucapanmu?” goda Eun Ho
“Apa kau
gila? Aku sudah bersusah payah menjadikan kau milikku. Aku tidak akan pernah
melepaskan tangan ini.” Ucap Tae Woo menganggam tangan Eun Ho.
“Bagaimana
bisa kita semirip ini? Kita berdua sama-sama pemarah dan berpikiran pendek.”
Kata Eun Ho memegang tangan Tae Woon tanpa peduli lagi kalau ada teman mereka
yang melihatnya.
“Coba
Lihat betapa bahagianya. anak yang mau dikeluarkan dari sekolah ini.” Kata Tae
Woon
“Pertama,
apa yang akan kita lakukan besok? Kita tidak harus ke sekolah. Bagaimana kalau lari?”
ucap Eun Ho melihat kearah depan lalu menarik Tae Woon. Tae Woon kaget Eun Ho
berlari sambil menariknya.
Keduanya
duduk di tempat biasa, Tae Woon bertanya apakah Eun Ho akan baik-baik saja
meski tidak akan bisa kembali ke sekolah selamanya. Eun Ho pikir memang tak
punya pilihan dan kalau meamng kembali berpikir kalau tak bisa.
“Wahh... Udaranya
segar sekali. Waktu di sekolah, kenapa aku tidak tahu ada hal semacam ini?”
Mulai sekarang kau bisa mencari tahu banyak hal.”ucap Eun Ho sengaja
menyandarkan kepalanya dan menatap bintang, lalu mengengam tangan Tae Woon. Tae
Woon pun menyandarkan kepalanya, keduanya terlihat sudah saling menyayangi.
Byung Joo
terlihat sedih karena kursi dibelakangnya sudah kosong dan Tae Woon dikeluarkan
dari sekolah, Hak Joong bertanya-tanya
Apa yang akan terjadi pada Tae Woon dan Eun Ho. Hee Chan dengan nada sinsi mengatakan Mereka akan dikeluarkan dan tidak
akan aman setelah apa yang sudah mereka perbuat.
“Kenapa
aku mencium ada bau sampah ?” sindir Dae Hwi mendengar ucapan Hee Chan. Hee
Chan marah langsung berdiri menatap Dae Hwi.
“Maaf.
Belakangan aku agak kesulitan mengatur emosiku. Kenapa kau tidak mengoceh lagi pada
kepala sekolah?” ejek Dae Hwi
“Tentu.
Aku tinggal ke kantornya saja. Apa yang akan kau lakukan sekarang setelah Tae
Woon tidak ada?” kata Hee Chan
“Jangan
cemaskan aku. Bagaimana denganmu? Tidak akan ada yang mengerjakan soal untukmu
lagi. Kau pasti akan kesulitan mempertahankan ranking 5-mu itu.” Kata Dae Hwi
“Dasar
kau berengsek miskin.” Umpat Hee Chan lalu keluar ruangan.
“Harusnya
berandalan macam merekalah yang dikeluarkan.” Komentar Sa Rang geram. Bo Ra
meminta agar tak perlu menghiraukan Hee Chan.
Eun Ho
pergi ke cafe merasa Senang sekali rasanya tidak harus pergi ke sekolah karena
bisa bermain sepanjang hari dengan Tae Woon. Tae Woon mengejek Eun Ho yang kekanakan sekali lalu Eun Ho menyuruh agar memesan minumannya.
“Satu
lemonade dan kau minum teh herbal saja.” Kata Tae Woo untuk Eun Ho
“Teh
herbalnya satu” ucap Bo Ra, Sa Rang memesan
satu cokelat panas juga dan Dae Hwi memesan satu lagi lemonade dan jus
anggur. Keduanya melonggo melihat ketiganya ikut bolos
“Apa yang
terjadi? Apa kau sudah gila? Pergi les sana.” Ucap Eun Ho panik
“Jadi ini
tujuanmu menanyakan keberadaan kami tadi?” kata Tae Woon sinis
“Kami
mana bisa membiarkan kalian bersenang-senang sendiri.” Kata Bo Ra
“Hei,
Murid Top sekolah... Memangnya kau tidak belajar?” kata Tae Woon. Dae Hwi pikir
akan tetap ranking satu, Tae Woon merasa temanya itu pasti sudah gila.
“Hei. Kau
'kan kaya, Bayar semuanya, Cepat.” Ucap
Dae Hwi sudah terlihat santai dengan Tae Woon.
“Bagaimana
kalau kita makan kukis dan cake juga? Karena ada cowok kaya yang akan
mentraktir semuanya.” Ungkap Sa Rang dan Bo Ra mulai memilih. Tae Woon pikir Anak-anak
ini memang luar biasa.
Mereka
duduk dimeja dengan Eun Ho yang duduk bersama dua temanya, Tae Woon duduk
didepanya menatap Eun Ho dengan senyuman. Dae Hwi melihatnya seperti merasakan
sesuatu yang berbeda pada tatapan temanya. Kedunya pun duduk bersama.
“Terimakasih..
Eun Ho sangat senang bertemu dengan kalian. Dia sangat menyukai teman-temannya dan
juga sangat menyukai sekolah.” Kata Tae Woon.
“Kembali
saja.. Apa benar tidak ada jalan keluar? Pergilah dan memohonlah pada ayahmu.”
Kata Dae Hwi.
“Aku
sudah pernah mencobanya saat Joong Gi meninggal dulu. Dia sangat gigih. Reputasinya jauh lebih
penting ketimbang aku. Aku merasa sepertinya tidak bisa melakukan apa-apa untuk
Eun Ho.Kenapa aku tidak bisa melakukan apa-apa untuknya?” ucap Tae Woon
memikirkanya.
Tae Woon
bertemu dengan ayahnya, mengataakn Karena
Tuan Hyu tidak pernah suka caranya, maka akan mengatakannya dengan caranya
dengan membiarkan Eun Ho tetap sekolah. Tuan Hyun mengatakan tidak bisa
melakukannya.
“Kalau
begitu aku akan mendatangi kantor Departemen Pendidikan, kantor polisi, stasiun
TV dan semuanya besok. Makanan di sekolah, kompetisi buatan dan hasil
evaluasi.. Kalau yang melaporkannya adalah anak direktur sekolah, publik pasti
akan sangat tertarik.” Ucap Tae Woon. Guru Shim mulai mengumpat marah.
“Apa
masalahmu sebenarnya?” kata Tuan Hyun. Tae Woon meminta agar Eun Ho tetap sekolah.
“Ini adalah
pertukaran yang sebanding. Ini adalah cara yang biasa Ayah lakukan.” Kata Tae
Woon
“Berani
sekali kau melakukan ini padaku demi cinta monyetmu itu?” kata Tuan Hyun marah
“Kalau
Ayah tetap berusaha ingin menghancurkan hidup Eun Ho, aku tidak akan memaafkan
Ayah. Ini bukan cinta monyet yang bodoh, tapi ini demi rekan sekelasku, dan demi
salah satu murid di sekolah kita.” Tegas Tae Woon
“Oh.. Begitukah?
Kalau begitu bersiaplah kau untuk kukirim ke luar negeri. Aku harus dapat
sesuatu dari pertukaran ini. Begitulah caranya melakukan pertukaran yang
adil.”balas ayah Tae Woon.
Guru Shim
datang kerumah Eun Ho dengan di suguhkan ayam goreng, Ibu Eun Ho yang
mendenggarnya terlihat tak percaya, akalau Eun Ho bisa kembali ke sekolah. Ayah
Eun Ho mengeluh dengan istrinay yang mengomel tanpa henti sejak tadi. Ibu Eun
Ho mengaku memanng sangat marah
“Pak
Shim... Bagaimana bisa mendadak..” tanya Eun Ho binggung
“Itu 'kan
hal yang seharusnya. Kau hanya protes karena diperlakukan tidak adil di
sekolah. Hukumannya terlalu berat kalau sampai dikeluarkan.” Kata Guru Shim,
Ibu Shim pikir Guru Shim itu pasti
merasa kesulitan
“Pak
Shim... Bagaimana dengan Tae Woon? Dia juga kembali ke sekolah, 'kan?” kata Eun
Ho dengan tatapan sedih. Guru Shim terlihat gugup memberitahu Tae Woon.
Eun Ho
kembali bertemu dengan Tae Woon kalau akan ke luar negeri secara Mendadak. Tae
Woon dengan santai kalau Bakatnya akan terbuang kalau hanya di korea. Eun Ho
bertanya Apa Tae Woon setuju untuk
berangkat ke luar negeri agar ia bisa kembali ke sekolah. Tae Woon
menyangkalnya.
“Aku
ingin belajar desain seperti yang kau sarankan. Aku juga merasa waktunya pas
sekali. Kalau aku berhasil mendesain sepeda motor yang keren, kau akan jadi
yang pertama naik.” Ungkap Tae Woon
“Jadi itu
alasannya, kenapa kau mau berangkat ke luar negeri?” ucap Eun Ho. Tae Woon
membenarkan
“Permulaan
hidup baru.. Aku sangat senang... Tapi kenapa aku merasa.. kau ini sedang
berbohong?” kata Eun Ho. Tae Woon pikir tak ada alasan dirinya harus bohong.
“Siapa
lagi orang yang berbohong soal itu zaman sekarang? Kau 'kan masih ingin
sekolah. Ini adalah pilihan bagus untuk kita.” Ucap Eun Ho
“Lakukan
semua sesukamu... Lagi pula kau tidak akan mendengarkanku. Ini adalah hidupmu,
belajar ke luar negeri, atau keluar dari sekolah. Lakukan saja sesukamu.” Ucap
Eun Ho berjalan pergi dengan wajah penuh amarah, Tae Woon pun tak bisa berkata
apa-apa.
Tae Woon
kembali ke rumah, Ayahnya langsung memperingatkan Tae Woon agar Tetap tenang
sampai hari keberangkatanny dan Jangan lakukan hal bodoh. Tae Woon bertanya
pada ayahnya apakah tidak ingin tahu
kenapa ia melakukan semua ini pada sekolah.
“Bukankah
sebagai Ayahku, seharusnya Ayah cari tahu dulu?” ucap Tae Woon
“Aku
tidak tertarik pada aksi bodohmu itu.” Kata Tuan Hyun
“Apa Ayah
tahu apa yang paling kutakutkan? Saat aku dewasa nanti, maka aku akan jadi
orang seperti Ayah.” Kata Tae Woon tak ingin seperti ayahnya yang sombong.
Guru Shim
melihat surat Permintaan Keluar dari Sekolah dari Tae Woon. Petugas Han melihat
dari mejanya, Guru Shim bertanya apakah Tae Woon tak masalah lalu memberitahu
masih punya masa tunggu, jadi suratnya tidak akan diproses sampai masa
tunggunya selesai.
“Baiklah.
Tapi, Pak Shim... Mohon pastikan Eun Ho kembali ke sekolah.” Kata Tae Woon.
Guru Shim menganguk mengerti dan terlihat berat membiarkan Tae Woon pergi.
Eun Ho
duduk sendirian di ruang gambar webtoon, lalu makan siang di minimarket,
tatapan melihat beberapa anak yang makan snack bersama dengan baju seragam
sekolah. Ia mengingatkan dengan Sa Rang yang selalu makan siang bersama di
kantin. Mereka pun tertawa bersama dengan Dae Hwi, Bo Ra di ruangan kontainer.
Bersama
Tae Woon memberikan acungan jempol karena Bo Ra berani melawan. Mereka juga
berhasil mengejari kepala sekolah dengan makanan basi, sampai tak berhenti
tertawa. Eun Ho terdiam terlihat sedih mengingat kenangan disekolah.
Eun Ho
berkerja membagikan selembaran, Dae Hwi datang mengejek Eun Ho yang sangat tegar. Eun Ho pikir benar karena
sudah menghabiskan 18 tahun hidupnya dengan penuh ketegaran. Dae Hwi bertanya
apakah Eun Ho benar baik-baik saja. Eun Ho mengangguk.
“Eun
Ho... Tidak bisakah kau mengaku saja?” ucap Dae Hwi. Eun Ho bertanya Mengaku
apa maksudnya.
“Jangan bersembunyi
di dalam sendirian dan bertindak seolah kau baik-baik saja. Kalau terlalu
berat, katakan saja dan kalau sakit, ucapkanlah. Tidak bisakah kau
melakukannya?” kata Dae Hwi merasa kasihan.
“Sepertinya
aku tidak bisa. Aku tidak seharusnya mengatakan kalau ini menyakitkan. Karena
semua orang akan ikut sakit karenaku.” Ungkap
Eun Ho
“Lalu Bagaimana
denganmu? Kau juga merasa sakit. Kau harus mengatakan kalau kau sakit dan
kesulitan, supaya orang lain juga bisa mengatakan hal yang sama dan bisa
bersandar padamu juga, Seperti Tae Woon.” Kata Dae Hwi. Eun Ho hanya diam saja.
Tae Woon
bermain basket, Dae Hwi memberitahu Eun
Ho sepertinya tidak baik-baik saja dengan bersikap sok kuat, dan bahagia serta
ceria seperti biasanya Tapi kelihatan tertekan, bahkan belum masuk sekolah
lagi.
“Seiring
waktu dia akan baik-baik saja.” Kata Tae Woon seperti tak khawatir.
“Kau akan
ke luar negeri, Apa benar itu karena Eun Ho? Pikirkanlah kembali.” Ucap Dae Hwi
seperti berat juga.
“Aku
sudah memutuskan.” Kata Tae Woon. Dae Hwi meminta bisakan kembali saja ke
sekolah.
“Aku tidak
akan kembali ke sekolah bodoh itu.” Tegas Tae Woon
“Kalau
kau memutuskan untuk kembali, maka aku akan mengumpulkan anak-anak dan
melakukan demo ke Departemen Pendidikan, bagaimanapun caranya. Jadi..” ucap Dae
Hwi dan Tae Woon menyelanya.
“Hei....
Tidak bisakah kau biarkan aku menyelesaikan masalah ini dengan caraku? Kau
sudah terlalu banyak pikiran.. Mengerti?”kata Tae Woon. Dae Hwi hanya bisa diam
saja dengan helaan nafas.
Nam Joo
pulang kerumah menerima pesan dari Dae Hwi “Ayo bertemu di sekolah besok. Aku
akan menunggu.” Akhirnya Nam Joo memberanikan diri, tapi baru sampai di depan
sekolah memilih untuk berbalik. Tanganya ditarik oleh Dae Hwi. Nam Joo terlihat
kaget Dae Hwi sudah ada didekatnya.
“Ayo ke
sekolah, Nam Joo. Aku akan terus di sampingmu.” Kata Dae Hwi menarik Nam Joo
pergi, didepan sekolah sudah berkumpul Bit Na dkk.
“Nam
Joo... Kau kembali.. Kalau aku jadi kau aku pasti akan malu setengah mati... Kau
kuat juga.” Ejek Jung Il. Dae Hwi tak tinggal diam ingin memukulnya.
“Sudah
kuperingatkan, aku tidak akan memaafkanmu kalau kau menyentuhnya lagi.” Kata
Dae Hwi. Mereka pun bingung kalau keduanya sudah putus.
“Kata
siapa kami putus? Nam Joo adalah pacarku, dan kalau kau mengganggunya lagi,
matilah kau” ucap Dae Hwi. Nam Joo tak percaya mendengarnya dan Bit Na sedari
tadi menatapnya.
“Aku juga
ingin mati rasanya... Aku merasa sangat malu, sampai rasanya ingin mati saja.
Tentu saja.. Maaf karena sudah berbohong. Apapun alasannya, aku tahu kenyataan
soal kebohonganku, tidak akan hilang begitu saja. Tapi aku tidak akan
melakukannya lagi.” Ucap Nam Joo berani mengakuinya.
“Apa kau
bercanda? Apa Kau mau mengubur semua ini begitu saja?” kata Jung Il
“Tidak...
Aku ingin menghadapi semuanya sekarang. Semua kebohongan yang pernah kuucapkan.
Jadi maki saja dan hakimi aku sesuka kalian.” Kata Nam Joo masuk ke dalam
kelas.
Bit Na
dkk terlihat binggung, Didalam kelas, Sa Rang dan Bo Ra memberikan pujian pada
Nam Joo dengan jempolnya. Dae Hwi masuk ke dalam kelas berkata dengan bangga
kalau Pacarnya sangat keren, Keduanya memilih untuk memalingkan wajahnya,
seperti enggan memuji Dae Hwi.
Eun Ho
pergi ke tempat sampah dengan sekotak kardus dan kembali mengingat kenangan
dengan Tae Woon.
Flash back
“Ini
gambar yang kau buat sampai sekarang. Ada banyak, 'kan? Orang mungkin tidak
tahu apa yang digambar oleh Ra Eun Ho, apa yang ingin dia lakukan untuk
hidupnya atau apa saja impian yang gagal dia raih. Tapi Eun Ho, Aku tahu
semuanya. Aku akan tetap di sisimu, jadi.. mari jangan menyerah. Mari kita
lakukan yang terbaik.” Kata Tae Woon memperlihatkan gambar yang sudah dibuat
oleh Eun Ho.
Eun Ho
mengingat semuanya dan mengeluarkan ponselnya setelah meninggalkan sampah dalam
kotak kardusnya.
Tae Woon
duduk diam di ruangan melihat Formulir Pendaftaran Belajar ke Luar Negeri dan
juga Program Bahasa Inggris. Saat itu ponselnya berbunyi kalau itu telp dari restoran
ayam. Tae Woon keluar rumah wajahnya tersenyum melihat Eun Ho yang datang.
“Kau
adalah pelanggan VIP kami.Kami sedang mengadakan acara spesial.” Ucap Eun Ho
memberikan dua kotak ayam.
“Siapa
yang mengatakan "aku rindu padamu" dengan cara ini?” ejek Tae Woon.
“Aku
tidak rindu padamu. Aku bahkan tidak bisa menghadapimu, jadi Untuk apa aku
merindukanmu?” kata Eun Ho. Tae Woon pun mengucapkan terimkasih atas ayamnya
dan memilih untuk segera masuk.
“Aku akan
kembali ke sekolah.” Kata Eun Ho, Tae Woon tak percaya mendengarnya.
“Aku
sadar betapa aku menyukai sekolah. Teman-temanku yang sangat kucintai semua ada
di sana. Dan Juga kehidupanku sebagai anak 18 tahun. Impian yang ingin kuraih,
semua ada di sana. Jadi aku akan kembali ke sekolah.” Ucap Eun Ho
“Keputusan
yang bagus, Eun Ho.” Ungkap Tae Woon bangga
“Dan, aku
juga akan menunggumu. Sepertinya ini saatnya aku membalasmu. Aku akan tetap di
sisimu. Jadi.. Aku juga ingin kau memikirkan dengan serius soal hidupmu juga.”
Ucap Eun Ho
Tae Woon
tak percaya Eun Ho berkata seperti itu. Eun Ho meminta Tae Woon Jangan
berangkat ke luar negeri kalau memang tidak mau apalagi hanya demi dirinya
karean Pilihan yang sebenarnya harus demi Tae Woon sediri. Ia ingin Tae Woon
memikirkan apa yang memang penting dalam hidupnya.
“Mungkin
akan butuh waktu untuk menemukan jawabannya. Kau tahu 'kan aku ini punya banyak
energi? Aku akan menunggu. Apapun yang akan kau pilih, aku akan memahaminya dan
mendukungmu. Kuharap kau akan menemukan alasan dan tujuan tentang keputusanmu
kembali ke sekolah. Bisa kau lakukan itu untukku?” ucap Eun Ho
“Ahh..
Kau ini Benar-benar sesuatu, Kau ini selalu saja membuatku risau.” Ungkap Tae
Woon yang gemas mencubit pipi Eun Ho. Eun Ho pun tersenyum menerimanya.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar