PS
: All images credit and content copyright : KBS
Tae Woon
mengemudikan motornya kembali, lalu menuju atap dengan brbicara pada Joong Gi,
bertanya Apa yang harus dilakukannya, karena benar-benar tidak tahu.
“Aku
mulai menjadi X karena rasa bersalahku padamu.” Ungkap Tae Woon.
Saat itu
ibu Joong Gi ingin supaya abu anaknya melihat kelasnya, Tae Woon pun berlutut
sambil menangis pada ayahnya agar Mohon izinkan Joong Gi ke sekolah sebelum
pemakamannya, agar temanya bisa melihat sekolah untuk terakhir kalinya. sudah
berhutang pada Joong Gi..
Akhirnya
X pun mulai mengacaukan semua yang dilakukan sekolah dengan yang menekan semua
murid. Ia membuat kegaduhan dalam rangka melawan semua ketetapan sekolah yang
membuat kesenjangan, bahkan membuat video pelanggaran Kepala sekolah.
“Aku
ingin menghukum dan menghentikan kebobrokan sekolah. Tapi sekarang, aku ingin
kembali ke sekolah bobrok itu. Apa yang harus kulakukan?” ungkap Tae Woon
mengingat saat ia membuka jaketnya mengakui kalau dirinya ada X.
Petugas
Han bertemu dengan Ketua Hyun dirumahnya. Tuan Hyun bertanya apa yang ingin
dilakukan petugas Han. Petugas Han mengatakan ingin memberikan kesempatan jadi
meminta agar Mengakul sebelum aku melaporkan dan serahkan semua barang bukti,
karena akan meringankan hukumannya
“Kau
bilang Bukti? Bukti apa? Aku tidak melakukan apapun. Aku tidak tahu kenapa kau
ke sini tanpa bukti apa-apa.” Ejek Tuan Hyun, Saat itu Tae Woon baru pulang
sengaja bersembunyi sambil mendengarkan.
“Kau
benar. Aku memang belum punya bukti yang konkrit sekarang. Mungkin ini sedikit
keterlaluan, tapi tidakkah kau ingin membereskan masalah ini demi Tae Woon dan
Geumdo?” kata Petugas Han.
“Kau
memang keterlaluan. Aku mengizinkanmu masuk ke sekolah karena semangat kerjamu tapi
kau sama sekali tak beretika. Kau sebaiknya bersiap untuk pemindahtugasan.”
Kata Ketua Hyun marah.
Tae Woon
duduk diam di dalam kamarnya, mengingat saat ayahnya memberikan berkas kalau Akan
ada kompetisi Matematika sebentar lagi dan memberikan lembar jawabannya jadi
tinggal Hafalkan saja. Ayahnya juga berkata tinggal mencari alasan lain dan
mengeluarkan Eun Ho dari sekolah, lalu memilih untuk keluar rumah dan bertemu
Eun Ho ditaman bermain.
“Aku
ditanya kenapa aku menjadi X, dan kenapa aku sangat benci sekolah, dan semua
itu karena ayahku. Aku harus membereskan masalah dengan ayahku, tapi aku tidak
punya keberanian berkonfrontasi dengannya. Jadi aku bersembunyi di balik topeng
X dan meluapkan semua kemarahanku.” Cerita Tae Woon.
“Kuharap
kau bisa menyelesaikan masalah dengan ayahmu sebagai Tae Woon, bukan X.” Kata
Eun Ho menasehati.
“Kau harus
tetap menyemangatiku, yah” kata Tae Woon. Eun Ho piki itu sudah pasti.
Tuan Hyun
sedang ada di mobil dan melihat dalam ponselnya video saat ditemukan makanan
kadaluarsa di dapur sekolah dan berteriak marah saat masuk rumah memanggil Tae
Woon dan bertanya apa video itu. Tae Woon dengan santai berkomentar kalau
ayahnya sudah melihatnya.
“Ayah harus
bertanggungjawab kali ini Aku sudah pernah bebas dari masalah yang lebih parah
dari ini.” Ucap Tae Woon
“Apa Kau
kira ini akan menjatuhkanku?” kata Tuan Hyun menantang.
“Kenapa? Apa
Ayah akan mengubur semua ini lagi? Apa Ayah akan menyalahkan orang lain dan
lari dari semua ini?” kata Tae Woon lalu keluar dari kamarnya. Tuan Hyun hanya
bisa berteriak memanggilnya.
Tuan Hyun
berjalan di kantor polisi, mengucapkan Terima kasih. Semua ini pasti
menyulitkan untuk mereka dan mengajak makan
malam bersama. Saat itu Tae Woon datang, melihat ayahnya seperti tak mengubris
dan memilih untuk masuk bertemu dengan petugas Han. Petugas Han seperti tak
percaya Tae Woon menemuinya dengan memberikan USB.
“Ini
adalah bukti tentang ayahku. Seharusnya akan cukup membantu investigasimu.”
Ucap Tae Woon.
“Apa kau
akan baik-baik saja?” tanya Petugas Han. Tae Woon dengan tertunduk mengaku baik-baik
saja, tapi lama kelaman terlihat sedih mengaku tak baik-baik saja.
“Sejujurnya
aku juga tidak ingin memberikannya padamu.” Ungkap Tae Woon.
“Kalau
begitu ambillah lagi dan Anggap aku tidak dengar apa-apa.” Kata Petugas Han
seperti masih memiliki hati.
“Tapi
kalau tidak kuberikan, ayahku tidak akan berubah. Dia tidak akan berubah sama
sekali. Dan itu jauh lebih menakutkan bagiku. Karena itu aku bisa saja
kehilangan ayahku selamanya dan Aku lebih takut itu.” Kata Tae Woon sambil
menangis. Petugas Han seperti tak tega melihatnya.
“Jadi
kumohon, gunakan ini untuk menghukum ayahku Aku sangat menyukai ayahku. Dia
adalah satu-satunya keluarga yang kupunya di dunia ini. Jadi.. mohon gunakan
ini untuk membantu agar aku tidak kehilangan ayahku.” Ungkap Tae Woon harus
melakukan demi ayahnya.
Kepsek
Yang terlihat gelisah merasa punya firasat buruk soal ini. Guru Park berpikir Bagaimana
kalau polisi benar-benar menginvestigasi mereka. Kepsek Yang meminta agar Guru
Park berhati-hati dengan ucapanya. Guru Park pikir mereka tidak membunuh orang.
“Yahh...
Kau benar dan sangat bijak. Kita sudah
melakukan yang terbaik untuk sekolah.” Ucap Guru Park menyakinkan, tapi saat
itu Petugas Han datang. Keduanya terlihat binggung.
“Aku
yakin kalian tahu... Kalian harus diperiksa terkait kasus korupsi di Geumdo. Aku
tidak yakin kalian akan jadi saksi atau tersangka.” Ucap Petugas Han
“Bagaimana
bisa kau mengatakan hal itu di dalam sekolah yang suci ini?” kata Kepsek Yang
mengomel.
“Tentu
saja karena aku menganggap sekolah ini tempat yang suci. Jadi apa Mau ikut
dengan kami sekarang Atau mau diborgol nanti? Sekali kami menyerahkan surat
Penahanan maka kalian tidak akan bisa bebas.” Ucap Petugas Han
“Aku
tidak melakukannya sendirian.” Kata Kepsek Yang melirik pada Guru Park. Guru
Park mengeluh Kepsek Yang malah melihatnya.
“Aku
hanya melakukan apa yang diperintahkan. Aku tidak tahu apa-apa.” Kata Guru
Park. Petugas Han tak peduli menyuruh keduanya untuk ikut saja.
Tuan Hyun
terlihat gugup karena pasti akan menerima panggilan, lalu ponselnya berbunyi
dan bertanya apa yang terjadi. Ia pun bertemu dengan Petugas Han, di ruang
interogasi. Petugas Han mengatakan kalau Kekurangan barang bukti.Tuan Hyun
kaget mendengarnya.
“Ya. Aku
sudah memeriksa semuanya, tapi tidak ada bukti konkrit adanya sesuatu yang
ilegal. Jadi aku tidak punya pilihan lain.” Ucap Petugas Han. Tuan Hyun
mengucap syukur dan akan segera pamit pergi.
“Dia
bilang dia takut....kehilangan ayahnya. Dia bilang ayahnya tidak akan berubah kalau
dia tidak melakukan ini.” Ungkap Petugas Han tentang Tae Woon. Tuan Hyun
terdiam mendengarnya.
“Aku
harap Bapak memikirkan tentang perasaan Tae Woon, saat dia membawakan bukti ini
padaku. Dia sangat menyukaimu. Dia mungkin bersikap sok hebat, tapi dia hanya
anak 18 tahun. Dia hanya anak yang sangat membutuhkan ayahnya.” Kata Petugas
Han. Ayah Tae Woon tak percaya kalau anaknya mengatakan itu pada Petugas Han.
Tae Woon
akan masuk kamar dikagetkan dengan ayahnya yang sudah ada di meja belajarnya,
lalu memilih untuk pergi. Tuan Hyun bertanya
Apa saja yang membuat anaknya tak puas, karean merasa sudah melakukan
yang terbaik.
Tae Woon
tahu tapi ia harap Ayahnya akan mengatakan, "Berbohong itu perbuatan
buruk, Jangan menjelek-jelekkan temanmu, Bertanggung jawablah atas
perbuatanmu," seperti orangtua yang lain Bukannya malah bilang, "Aku
akan membereskannya" atau "Biar kuurus," seperti yang biasa Ayahnya
katakan. Tuan Hyun mengerti. Tae Woon
kaget mendengarnya.
“Baiklah...
Aku akan melakukan itu mulai sekarang.” Kata Tuan Hyun
“Itu...
Itu sangat.. mendadak.” Ungkap Tae Woon gugup malah jadi canggung dan bergegas
keluar
“Sejak
kapan kau jadi sedewasa ini? Dasar Berandal.” Ejek Tuan Hyun melihat foto
anaknya bersama dua sahabatnya.
Guru Goo
datang ke rumah Tuan Hyun kaget kalau Ayah Tae Won akan mengajukan pemeriksaan ke kepolisian.
Tuan Hyun pikir harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukan. Guru Goo
mendengar kalau Tuan Hyun sudah bebas dari tuntutan penahanan.
“Jadi Apa
Bapak sudah memikirkannya? Kalau aku jadi kepsek yang baru m maka kau harus
merelakan banyak hal. Apa tidak masalah? Angka penerimaan universitas di
sekolah juga akan menurun. Kita akan kehilangan banyak donatur terutama dari
Anggota Komite Sekolah.” Kata Guru Goo menyakinkan lebih dulu.
“Sebenarnya,
aku ingin mendonasikan Geumdo ke yayasan sosial secepatnya. Aku sudah membeli
sebuah sekolah kecil di perkampungan. Aku ingin mencoba belajar menjadi guru
yang benar di sana, Sedikit demi sedikit. Mohon jadikan Geumdo sekolah yangs ewajarnya
sampai aku kembali.” Ucap Tuan Hyun seperti sangat pasrah tapi terlihat
bahagia.
Tae Woon
dan Eun Ho kembali ke sekolah berjalan menuruni tangga, Eun Ho menanyakan kabar
Ayah Tae Woon sekarang. Tae Woon
menceritakan ayahnya yang sudah berkoordinasi dengan baik untuk pemeriksaan
lanjutan jadi cukup bersiap.
“Kalau
begitu, kau tidak perlu jadi X lagi.” Ucap Eun Ho. Tae Woon membenarkan.
“Jangan
pernah kau pakai baju hitam lagi. Mulai sekarang, pakai baju ini. Jangan jadi X
lagi, Hyun Tae Woon. Jadi pacarku saja, Hyun Tae Woon.” Ucap Eun Ho dengan
sedikit mengoda. Tae Woon menganguk setuju dengan melihat isi kotak yang
diberikan Eun Ho
“Apakah
menurutmu ini bagus? Seleramu benar-benar..” ejek Tae Woon melihat baju pilihan
pacarnya. Eun Ho langsung menariknya agar Tae Woon tak usah menerimanya saja.
“Hei...
Mana boleh diambil lagi.” Ucap Tae Woon ingin menariknya tapi Eun Ho tak lau meLepaskan!
“Kau
harus bilang "Kumohon berikan itu padakuuu~.." dengan gaya imut” kata
Eun Ho. Tae Woon memilih untuk beli saja sendiri.
Eun Ho
pun akan pergi saja. Tae Woon menahanya dan dengan menahan mau melakukan gaya
imutnya untuk memohon. Eun Ho yang jahil mengatakan tak mau lalu berlari kabur.
Tae Woon mengejarnya dan meminta agar Eun Ho mengembalikanya.
Tuan Hyun
bertemu dengan petugas Han membenarkan semuanya. Petugas Han bertanya apakah
Tuan Hyun mengaku bersalah atas semua tuduhan. Tuan Hyun mengaku semuanya,
Kepala
sekolah membereskan barang-barang dan juga papan nama “Kepala Sekolah Yang Do
Jin” Guru Park memberitahua Mobilnya sudah sampai lalu mengeluh Kepsek Yang
lambat sekali dan berpikir kalau sengaja berlama-lama mengemasi barangnya.
“Kau
tidak akan memerlukan ini jadi Buang saja” ucap Guru Park menaruh kembali papan
nama diatas meja. Kepsek Yang menolaknya.
“Kembalikan!”
teriak Kepsek Yang. Guru Park meminta agar
Jangan berteriak, karena jarak yang dekat, jadi meminta Mohon bicaralah
yang lembut, denga memanggil Bapak Yang Do Jin.
“Apa
katamu? Kau bilang Pak Yang Do Jin? Berani sekali kau menyebutkan namaku.. Pak
Yang Do Jin.”ucap Kepsek Yang tak terbiasa dengan panggilan tanpa jabatan.
“Kau
sudah bekerja keras selama 10 tahun ini. Kau kelihatan 10 tahun lebih tua, padahal
kau hanya lebih tua 2 tahun dariku. Haruskah kita.. Hei kau, Do Jin.... Kalau
aku melihatmu di luar sana, sebaiknya larilah. Aku akan membunuhmu, mengerti? Dasar
kau kunyuk kecil kurang ajar.” Ucap Guru Park berani melawan
Kepsek
Yang bener-benar tak percaya dengan tingkah Guru Park, merasa temanya itu gila
dan tak mungkin hancur dengan cara
seperti ini, karena akan membersihkan namanya dan kembali. Guru Park kembali
memanggil Do Jin, karena tidak akan bisa kembali, bahkan berani taruhan dengan
tangan kanannya. Kepsek Yang membalas kalau akan bertaruh dengan lehernya. Guru
Park mengatakan Kepsek Yang sudah kena potong. Kepsek Yang pun membalas kalau
arwahnya yang akan kembali, keduanya saling menatap sinis.
Tuan Hyun
membereskan semua barang dan dimasukan ke dalam kardus, Tae Woon pulang
membantu ayahnya melihat bajunya, dan
menanyaka keadan ayahnya. Tuan Hyun menasehati Tae Woon kala bukan anak direktur lagi, jadi jangan
sombong.
“Bagaimana
bisa aku tidak sombong kalau aku sekeren ini?” ungkap Tae Woon. Tuan Hyun
mengumpat dengan dengan senyuman.
“Bersyukurlah
karena kau mirip denganku.” Kata Tuan Hyun. Tae Woon mengod kalau lebih mirip
ibunya. Tuan Hyun melempar anaknya dengan pakaian. Tae Woon mengeluh karena
baru saja melihat baju untuk ayahnya.
Eun Ho
melihat rantai sepedanya kembali lepas, sambil berbicara kalau tidak sadar diri
karean harus rusak tiap hari. Saat itu terdengar bunyi suara bel, Eun Ho kaget
melihat Tae Woon yang datang dengan sepeda mengunakan pita, lalu bertanya apa
maksudnya.
“Uangku
banyak, jadi aku beli satu. Apa ini kau anggap terlalu mudah? Apa sekarang aku
juga tidak boleh melakukan ini?” kata Tae Woon. Eu Ho tersenyum mengejek Tae
Woon pendendam lalu menuntun sepeda baru.
“Kau
harus lihat, Kalau rantainya rusak, maka kau bisa memperbaikinya.. kalau kau
tahu caranya” kata Tae Woon
“Kau ini
kenapa? Perbaiki saja untukku setiap hari.” Kata Eun Ho bangga
“Untuk
sementara sepertinya tidak bisa.” Kata Tae Woon. Eun Ho memegang pundak Tae
Woon terlihat kaget.
Keduanya
duduk diatap sekolah, Eun Ho menangis. Tae Woon meminta Maaf, karean sudah
memikirkanny tapi ia adalah satu-satunya keluarga yang dimiliki ayahnya. Ia
tahu ayahnya memang galak, tapi dia
bahkan tidak bisa masak mi instan.
“Pacarku
sudah jadi dewasa sekali... Baiklah... Kau boleh pergi.” Kata Eun Ho melepaskan
Tae Woon.
“Jangan
pikir kau bisa melakukan semua sesukamu hanya karena aku tidak ada. Aku sudah
memasang banyak mata-mata. Kalau kau melirik cowok lain., maka Geumdo akan
berubah jadi lautan darah. Paham?” kata Tae Woon mengancam
“Jangan
berani kau senyum pada cewek lain atau kau akan mati. Aku akan langsung terbang
ke sana” kata Eun Ho. Tae Woon berjanji
dan akan datang tiap akhir pekan. Eun Ho juga Kalau libur yang akan
datang berkunjung.
“Sepertinya
kau tidak akan bisa datang. Karena.. kau hanya bisa ke sana kalau naik bus.”
Ucap Tae Woon. Eun Ho kembali menangis.
“Aku akan
tetap datang” kata Tae Woon menenangkanya. Eun Ho mengatakan akan mencoba juga.
Tae Woon memina agar Eun Ho Jangan menangis lagi. Keduanya saling menatap
dengan matahari senja.
Eun Ho
berjalan dilorong lalu melihat Tae Woon yang datang menghampirinya bahkan
sangat dekat. Ia mengingat saat akan melihat siapa X, hanya ingat bagian
bibirnya saja. Tae Woon yang sangat berani dengan sengaja mendekat seperti
ingin mencium Eun Ho dengan mengejeknya pasti takut.
Eun Ho
melihat Tae Woon pergi seperti bayangan. Ia akhirnya duduk di meja Tae Woon dan
membaringkan kepala diatas tanganya, seperti yang Tae Woon lakukan sampai semua
murid pun pulang dan kelas kosong.
“Seperti itulah, kami pun naik ke
kelas 3.”
Eun Ho
berjalan menuruni tanga dengan bukunya, Guru Goo sudah menjadi Kepsek dengan
wakilnya berjalan dan melihat Ibu Sa Rang sedang mengangkut sampah, tanpa
malu-malu membantunya. Ibu Sa Rang merasa tak enak berpikir bisa melakukannya
dan mengucapkan Terima kasih.
“Dinding tempat kami sering duduk
bersama, tumbuh jadi semakin hijau. Sekolah masih sama gaduhnya dengan
sebelumnya. Langit bercahaya dan terlihat jernih sama seperti kami dulu.”
Petugas
Han melatih lari untuk Young Gun dkk, lalu Young Gun masuk sinis paling akhir
dan terjatuh. Bo Ra mengulurkan tangan, Young Gun pun meraihnya dan keduanya
tersenyum. Dua teman Young Gun ikut senang melihatnya
“Young Gun sedang bersiap ikut
ujian masuk kepolisian. Tapi karena tidak cukup gesit, maka dia masih harus
latihan.”
Guru Shim
panik saat berjalan, Petugas Han tanpa malu merangkul lenganya. Ia melihat
sekeliling, Tapi Petugas Han seperti tak peduli ingin berjalan bersama dengan
pacarnya. Lal Guru Jang terlihat sedih melihat keduanya berkencan.
“Bu Soo Ji juga berhasil mengejar
karir dan cintanya dan Pak Jun Soo.. mengalami patah hati akut.”
Kyung Woo
duduk dipinggir lapangan memetik gitar bersama Isseu menyanyi dengan Sa Rang.
“Issue. Bukan... Maksudku Hyun Il
dan Kyung Woo jadi musisi jalanan. Mereka bilang masih belum menemukan impian,
tapi mereka menikmati hari ini. Sa Rang-ku sekarang sudah tidak mau jadi PNS
lagi, tapi ingin jadi warga biasa saja.”
Dae Hwi
menutupi bagian kepala Nam Joo agar tak terkena sinar matahari. Tapi Nam Joo
dengan sengaja berjalan menghindarinya, keduanya seperti sudah kembali menjadi
sepasang kekasih yang romantis. Nam Joo pun tak segan untuk memeluk Dae Hwi.
“Nam Joo dan Dae Hwi....Mereka
benar-benar manis.”
Eun Ho
sibuk mengambar di ruangan kontainer yang ditinggalka Tae Woon.
“Dan aku..Aku menggambar cerita
tentang teman-temanku. Peringkatku masih ada di kolom keenam, Universitas Hanguk,
mungkin hanya sekadar impian.”
Beberapa
anak murid keluar dari Sekolah Geumdo dengan jaket hitam yang biasa dipakai
oleh X
“Semakin banyak anak-anak.. yang
mulai memakai jaket hitam di sekolah. Dan saat aku melihat mereka, aku teringat
pada seseorang yang kurindukan.”
Eun Ho
mengingat saat pertama kali melihat Tae Woon diruang guru, lalu duduk diatap gedung dengan Eun Ho yang
mengatakan kalau mengambar adalah
impiannya. Lalu Tae Woon mengejek Eun Ho memilki impian iyu norak. Mereka pun
mulai berkencan dan Tae Woon memberanikan diri mengenggam tangan Eun Ho
disekolah. Eun Ho langsung menariknya karena malu.
“Kau
hanya memikirkan dirimu saja. Aku juga hanya memikirkan dirimu. Melihatmu
membuatku berdebar dan aku menyukainya.” Ungkap Tae Woon akhirnya resmi
berkencan dengan mengalungkan tanganya di badan Eun Ho. Mereka juga kabur dari
kejaran Kepala sekolah saat menjadi X bersama.
“Apa itu
artinya kau adalah impianku?” ungkap Tae Woon duduk ditaman saat ditanya
impianya yang membuat berdebar. Eun Ho pun mengengam tanganya saat bersama di
lapangan sebagai X.
Eun Ho
berjalan dilapangan menatap pohon dan mengingat saat hujan berteduh di bawahnya
bersama Tae Woon. Tae Woon meminta agar Jangan tersenyum seperti itu karena
membuatnya berdebar, lalu mencoba untuk mendekati bibirnya.
“Belakangan, aku sangat merindukan
Tae Woon. Apa yang terjadi antara kami berdua selama ini?”
Tae Woon duduk
di meja makan, Ayahnya terlihat seperti orang biasa memberikan sekotak ayam
goreng karena kehabisan beras dan Te Woon yang suka ayam. Tae Woon mengeluh
dengan harus sarapan dengan ayam padahal sudah murid kelas 3, Tuan Hyun membuka
isi ayam menyuruh anaknya mulai makan.
“Ayam ini
terlalu..” ungkap Tae Woon dan akhirnya memakanya juga. Ayahnya kembali
mengejek tingkah sang anak.
“Apa kau
baik-baik saja dengan Eun Ho?” tanya Tuan Hyun. Tae Woon mengaku hubungan
mereka sedang panas-panasnya.
“Kau ini
mirip siapa bisa seganteng ini?” ejek Tuan Hyun. Tae Woon dengan bangga kalau
mirip ibunya. Keduanya seperti sudah makin dekat layaknya orang tua dan anak
pada umumnya.
Tae Woon
baru saja pulang dan didepan sekolah sudah ada dua wanita menunggu dan menyapa,
salah satunya memberikan coklat dan juga soda., Mereka tahu Tae Woon besok ada
ujian percobaan dan berharap Semoga beruntung dalam ujiannya. Tae Woon terlihat
gugup lalu mengucapkan terima kasih.
“Tapi..
aku sudah punya pacar.” Kata Tae Woon. Saat itu terdengar suara menyindir Tae
Woon yang bahagia. Tae Woon melonggo melihat Eun Ho datang dengan taksi.
“Kau Ambil
itu.” Ucap Eun Ho, Dua wanita binggung. Tae Woon akhirnya mengembalikan
pemberian dari dua wanita yang menganguminya. Eun Ho terlihat mulai
bersiap-siap.
“Hari ini
adalah perayaan ulang tahun Sekolah makanya aku ke sini. Aku akan sedih kalau Oppa
menerima hadiah seperti ini.” Ucap Eun Ho dengan nada suara dan gaya
imutnya. Dua wanita itu binggung siapa
wanita yang tiba-tiba memperlihatkan Aegyonya.
“Oppa...
Cewek ini sedang tanya.. aku ini siapamu.” Ucap Eun Ho sengaja memegang wajah
Tae Woon agar bisa menatap dua wanita.
“Dia.. Pacarku.”
Kata Tae Woon tersenyum melihat tingkah Eun Ho yang imut. Eun Ho mengaku tidak
bisa dengar jadi meminta agar Katakan lebih keras.
“Dia
pacarku. Cantik, 'kan?” kata Tae Woon bangga. Eun Ho merengek meminta agar Tae
Woon Lebih keras.
“Dia
pacarku! Jadi pergilah!” kata Tae Woon. Akhirnya keduanya pun pergi.
Keduanya
saling mengalungkan tangan mereka di leher dan pundak. Te Woon terlihat bahagia
dan bertanya Bagaimana caranya datang ke sekolahnya. Eun Ho mengaku kalau sangat merindukan, Tae Woon pun tersenyum
mendengarnya.
“Tapi apa
kau mau mati? Apa kau senang ?” ucap Eun Ho dengan tatapan sinis. Tae Woon
binggung melihat sikap Eun Ho berubah. Eun Ho menyuruh Tae Woon agar ikut
denganya sekarang. Tae Woon berusaha menjelaskan kalau salah paham.
Keduanya
duduk bersama, Tae Woo tahu kalau Pembaca webtoon pacarnya minggu lalu banyak
sekali. Eun Ho tahu karena Karakter
utama prianya mengungkapkan cintanya dan Semua orang jadi heboh karenanya, lalu
bertanya pada Tae Woo apakah sudah selesai mendesain sepeda motornya. Tae Woon
terlihat gugup dan mencoba menghindar.
“Kau
bilang akan selesai sebelum akhir pekan dan hasilnya akan sangat keren.” Ucap
Eun Ho dengan wajah cemberut.
“Aku masih
menunggu inspirasi datang.” Ungkap Tae Woon lalu melihat bus mereka sudah
datang.
Eun Ho
terlihat gugup sebelum masuk bus, Tae Woon dibelakangnya seperti menjaganya.
Keduanya duduk dengan Eun Ho seperti tak bisa membuka matanya, Tae Woon pun
terus duduk disamping sambil memeluk pundaknya, Eun Ho membuka mata terlihat
bahagia karena gejala traumanya sudah hilang.
Tapi
beberapa saat kemudian, bus berhenti. Eun Ho terus dengan nafas yang tak
beraturan. Tae Woon menenangkanya mencoba agar Eun Ho bisa kembali mengatur
nafasnya.
“Aku
masih belum bisa mengatas traumaku dengan bus. Luka tidak akan mudah sembuh. Perasaan
yang bersembunyi di dalamnya masih sangat rapuh.”
Keduanya
berjalan di taman dengan pepohonan sambil mengobrol dan terlihat bahagia.
“Tapi kenyataan
kalau kau tidak berhenti berjalan sampai sekarang sama pentingnya dengan hasil
yang ingin kau capai.” Kata Eun Ho
“Aku
bersembunyi di balik topeng X. Tapi aku belajar kalau melepaskan topeng dan menghadapi
dunia dengan berani akan menjadikan seseorang lebih dewasa.” Ucap Tae Woon
“Itu
adalah... kenyataan.. yang kupelajari di sekolah.” Ucap keduanya.
THE
END
Ooooh, co cuiit, pasangan yang satu ini emang..... sesuatu.
BalasHapusMakasiii sudah menyelesaikan drama iniii 😘😘
BalasHapusMakasiii sudah menyelesaikan drama iniii 😘😘
BalasHapusThank you sinopsis nya
BalasHapusterimakasih kak atas sinopsisNya. tetap semamgat
BalasHapusMakasih ya mbak DeeDee... Fighting 🙆🙆
BalasHapusCoba Episode yh Lama Kya yh lebih enak di lihat yh
BalasHapusSeru parah
BalasHapusTerima kssih sudah berjuang menuliskan sinopsisnya ...
BalasHapus