Jung Hee
pulang ke rumah dengan wajah bahagia, berbaring dilantai kamar mengingat
kembali saat ia dan Son Jin berdiri sangat dekat, lalu mulai bergumam
“Tapi aku
tidak mengetahui bahwa cinta berarti penderitaan akan segera terjadi. Bahwa aku
akan memeluk sebuah batu yang terbungkus duri di dalam hatiku. Saat itu aku
tidak tahu.”
Di kelas
Guru Oh
mengajarkan kembali pelajaran matematika,
sementara itu Jung Hee tersenyum melihat ke depan karena dimatanya
seperti melihat Son Jin duduk diatas meja mengodanya. Guru Oh sempat heran
melihat Jung Hee hanya tersenyum menatap papan tulis dan mencoba untuk
menghindarinya.
Jung Hee
kembali berlatih baris berbaris, semua terlihat fokus dan Jung Hee melakukan
kesalahan dengan berjalan kearah yang berbeda sampai akhirnya saat membalikan
badan, senyumanya kembali terlihat kalau Son Jin yang meniup peluit, padahal si
Guru tentara yang memperingatkanya.
Ae Sook
dkk seperti terbiasa makan dengan meminta makanan pada teman lainya. Hyun Hee
dkk juga istirahat dengan makan yang bekal mereka bawa dari rumah, suara
penyiar radio terdengar
"Sebelum
aku memanggil namanya, dia tidak lebih dari suatu gerakan." Lagu Bunga oleh
Kim Chun Su. Inilah lagu terakhirnya. Tembang dari Barbara Streisand, Kita Yang
Dahulu". Ucap Jung Hee duduk dibelakang mic, dan saat lagu di putar
menatap ke arah luar jendela kembali
membayangkan Son Jin.
“Son
Jin.. Sedang apa kamu sekarang? Saat melihat bunga atau langit, aku hanya
memikirkanmu. Apa Kau tidak menyadarinya? Aku merindukanmu. Aku ingin
menemuimu.” Gumam Jung Hee.
Jung Hee
baru keluar dari ruang radio dan teman-temanya memangil kalau Ada berita besar. Jung Hee merasa tidak
tertarik. Eun Jo memberitahu kalau ini Mengenai Son Jin. Jung Hee berhenti
melangkah. Eun Jo mendengar Son Jin pergi ke Perpustakaan Taehyang-dong.
“Kau
bilang Taehyang-dong? Kenapa dia pergi begitu jauh untuk belajar?” ucap Jung
Hee heran
“Terlalu
banyak gadis mengganggunya di perpustakaan dekat sana.” Kata Eun Jo
“Apa Kalian
yakin?” tanya Jung Hee seperti tak percaya. Eun Jo sangat yakin.
“Ini
informasi rahasia tingkat tinggi yang kekasihku ceritakan.” Kata Eun Jo. Jung
Hee sumringa mendengarnya.
Bong Soo
masuk kamar adiknya mengeluh padahal sudah punya jam beker, Jung Hee mengatakan
kalau satu saja tidak cukup. Bong Soo mengejek kalau Jung Hee itu tuli dan
berteriak pada ibunya kalau Jung Hee sudah
tuli. Jung Hee berteriak marah kalau tak seperti itu lalu memasang tiga jam beker diatas meja.
Jung Hee
terlihat sangat gelisah sampai akhirnya tidur dengan posisi duduk tengkurap
lalu bangun dan melihat jam beker yang tak berbunyi. Bibinya membuka pintuk
melihat Jung Hee yang sudah bangun memberitahu sedari tadi jamnya berbunyi tapi
tak juga bangun. Jung Hee mengeluh karena tak membangunkanya dan bergegas
keluar dari kamar.
Jung Hee
keluar pagi-pagi dengan sepedanya, Bibinya mengejar meminta agar sarapan lebih
dulu. Jung Hee pikir sudah tidak sempat. Bibi sudah membuat telur kukus dan
menyuapinya. Jung Hee hanya makan satu suap lalu pergi. Bibinya melihat Jung
Hee kasihan karena tak sarapan. Jung Hee
segera mengayuh sepeda dengan cepat.
“Katanya
ruangan siswa campuran sangat cepat terisi.” Kata Jun Hee mulai kelelahan
mengayuh sepedanya.
Sampai di
depan perpustakaan, sudah banyak yang mengantri. Di depan terlihat spanduk
bertuliskan "Mata-mata tidak memakai tanda. Kita semua harus mencari"
Mereka mendapatkan kartu untuk masuk ke Ruang campuran. Jung Hee melihat kertas
yang diberikan warna beda.
“Aku mau
yang putih. Aku mau ruang campuran.” Ucap Jung Hee. Si petugas memberitahu
kalau Sudah penuh. Jung Hee tak percaya tapi setelah itu melihat Dong Moon baru
naik tangga dan berteriak memanggilnya sambil membawa kertas miliknya.
Jung Hee
memberikan kertas agar bisa bertukar, Dong Moon melihat kalau Itu untuk ruangan putri. Jung He merengeka
kalau Dong Moon memberikan miliknya dan memint yang baru saja
“Ruangan
putra pasti sudah penuh. Jika memberimu ini, maka aku harus menunggu sampai
seseorang pergi.” Ucap Dong Moon
“Dong
Moon. Tolonglah... Ayolah, Dong Moon.” Rengek Jung Hee sambil memukul bagian
dada Dong Moon. Akhirnya Dong Moon seperti tak tega dan memberikan miliknya.
Jung Hee bergegas pergi sambil mengucapkan
Terima kasih. Dong Moon terpesona karena Jung Hee yang memegang dadanya.
Jung Hee
pergi ke "Ruang Campuran" lalu mencari sosok Son Jin, lalu menemukan
sedang duduk membaca buku. Jung Hee terus melihatnya dari tempat duduk yang
kosong. Son Jin sempat menengok, Jung Hee langsung menyembunyikan wajahnya,
setelah Son Jin kembali membaca senyumanya terlihat karena bisa menatap Son
Jin. Akhirnya Jung Hee pergi ke toilet, di depan kaca berlatih menyapa Son Jin
lebih dulu.
“Hai,
Jin... Apa kau Ingat aku?” ucap Jung Hee, tapi menurutnya tak boleh seperti itu
“Di Malam
Kebudayaan...” kata Jung Hee, menurutnya itu tak bagik.
“Ah... Pokoknya,
ini kesempatan sekali seumur hidup. Jangan sampai terlepas.” Ucap Jung Hee
menyakinkan diri masuk kembali ke dalam perpustakanya dan berdiri membelakangi
meja Son Jin.
“Halo....
Tempo hari, di Malam Kebudayaan...” ucap Jung Hee dan dikagetnya ternyata Dong Moon yang duduk di meja Son Jin.
Suaranya yang berteriak membuat orang-orang mengeluh karena sedang fokus
belajar.
“Kenapa
kau di sini?” tanya Jung Hee binggung
“Son Jin,
yang tadi duduk di sini, baru saja pergi.” Kata Dong Moon. Jung Hee kembali
berteriak lalu bergegas pergi.
Son Jin
sudah membawa sepedanya keluar dari perpustakana. Jung Hee melihatnya bergegas
mengambil sepeda, Dong Moon menghalanginya, Jung Hee menyuruh Son Jin minggir
karena bisa tertabrak. Son Jin terus mengayuh sepeda tanpa sadar Jung Hee yang
mengikutiya dari belakang.
Jung Hee
tak mau kehilangan kesempatan tapi malang saat itu ada mobil melaju dari dari
depan membuat hilang keseimbangan dan akhirnya jatuh dari sepeda dan terluka
dibagian kakinya. Ia hanya bisa menangis melihat luka dibagian kakinya.
“Apa Kau
baik-baik saja? Apa Kau terluka?” ucap Son Jin tiba-tiba sudah ada didepan Jung
Hee hanya bisa melonggo diam. Son Jin pun ingin melihat luka Jung Hee.
“Astaga.
Bisakah kau berdiri? Kau terluka.” Ucap Son Jin membantu Jung Hee berdiri
Saat itu
seorang wanita datang dengan paras yang cantik, dengan wajah panik, Jung Hye
Joo menanyakan keadaan Jung Hee. Tatapan mata Son Jin langsung tertuju pada Hye
Joo seperti terpesona dengan kecantikan Hye Joo.
“Pada
saat itu, sesuatu membuatku sangat gugup.” Gumam Jung Hee. Saat itu ayah Hye
Joo datang melihat Jung Hee.
“Kau
terluka parah... Ayo ke dokter.” Kata Tuan Jung. Jung Hee menolak
“Tapi kau
berdarah.” Kata Tuan Jung. Jung Hee pikir akan ke apotek saja.
“Maaf,
tapi kami sedang pindahan, jadi Hye Joo, kamu harus membantunya.”kata Tuan
Jung. Hye Joo mengangguk mengerti.
Tuan Jung
pergi menaiki mobilnya, Hye Joo melihat kaki Jung Hee berpikir apakah bisa berjalan.
Son Jin tiba-tiba berjongkok menyuru Jung Hee agar naik ke punggungnya. Jung Hee binggung. Son Jin segera menyuruh
Jung Hee naik saja.
Akhirnya
Jung Hee sudah digendong Son Jin, berjalan bersama dengan Hye Joo yang membawa
tasnya. Jung Hee seperti mencari kesempatan dengan bersadar di punggung Son
Jin.
“Aku
sedang bermimpi... Aku masih bermimpi... Jika ini mimpi, tolong jangan
bangunkan aku.” Gumam Jung Hee seperti tersenyum. Tapi Hye Joo melihat Jung Hee
seperti merasa sangat sakit.
“Benarkah
ini terjadi? Aku bisa mati bahagia sekarang.” Gumam Jung Hee bahagia. Son Jin
juga berpikir Jung Hee merasa kesakitan. Hye Joo melihat ada apotek yang buka.
“dasar Bodoh.
Kenapa mereka buka di hari Minggu?” gumam Jung Hee kesal melihat ada apotik
yang buka.
Hye Joo
masuk lebih dulu ke dalam apotik. Seorang pria membereskan rak menyuruh Hye Joo
pergi ke tempat lain karena tidak buka hari ini. Hye Joo meminta maaf
memberitahu kalau ada seseorang terjatuh. Ternyata Young Choon yang ada
diapotik menatap Hye Joo seperti mulai terpesona dan melihat kalau ia baik-baik
saja. Hye Joo mengatakan kalau itu bukan dia.
Son Jin
membawa masuk Jung Hee ke dalam apotik.
Young Choon sempat panik melihat Jung Hee. Soon Jin memberitahu Jung Hee jatuh dari sepeda jadi butuh
antiseptik. Young Choon memanggil Ahjussi memberitahu Jung Hee jatuh jadi
meminta agar segera keluar.
“Kau
sangat mahir bersepeda. Apa Kau bodoh?” keluh Young Choon. Jung Hee hanya bisa
cemberut mendengarnya.
“Kita perlu
menghentikan pendarahannya. Tolong ambilkan kami...” kata Son Jin
“
Mintalah kepada apotekernya.” Kata Young Choon kembali berteriak memanggil
Ahjussi. Hye Joo mencoba membersihkan
luka tapi Jung Hee langsung berteriak kesakitan.
“Maaf,
pasti sakit sekali. Tapi lukamu harus dibersihkan.” Kata Hye Joo. Son Jin akhirnya turun tangan membersihkan
luka Jung Hee dengan meniupnya. Jung Hee hanya terdiam dengan menatap Son Jin
tanpa menjerit kesakitan.
Apoteker
akhirnya datang melihat luka Jung Hee dan bergegas mengambil antiseptik.
Young Choon pun pamit untuk pergi kerja. Temanya berkomentar kalau Young
Choon akan kaya, kalau bekerja sangat giat. Jung Hee diberikan obat oleh
apoteker, langsung menjerit kesakitan.
Si apoteker mengejek Jung Hee yang cengeng.
Kaki Jung
Hee sudah diperban, Hye Joo merasa tak
enak memastikan keadaan Jung Hee sekarang. Jung He mengaku sudah baik-baik
saja. Hye Joo pun pamit pergi, dan
memberikan kartu nma agar menghubungi jika masih ada yang sakit atau apa saja
pun itu, lalu naik ke dalam taksi yangs udah menunggu.
Son Jin
sempat menatap Hye Joo, Jung Hee dengan gugup hanya berdua dengan Son Jin
mengatakan sudah tidak apa-apa jadi bisa pergi sendiri. Son Jin pikir akan
mengantarkanya pulang. Jung Hee terkejut Son Jin akan mengantar pulang.
Keduanya
berjalan beriringan dengan Jung Hee didepan dan Son Jin mengikutinya dari
belakang. Son Jin mulai bertanya kemana Jung Hee yang terlihat buru-buru
mengemudikan sepedanya, Jung Hee binggung menjelaskanya.
“Kenapa
kau pergi sejauh itu untuk belajar?” ucap Son Jin. Jung Hee panik dan kakinya
yang belum bisa berdiri tegak hampir jatuh tapi tangan Son Jin siap menahanya.
“Kau
hampir terjatuh lagi.” Kata Son Jin menahan Jung Hee.
“Aku
merasa perubahan suasana akan membantuku belajar lebih baik.”kata Jung Hee. Son
Jin bertanya apakah itu berhasil. Jung Hee makin binggung.
“Kurasa
tidak... Karena itulah kau pergi begitu cepat.” Kata Son Jin
“Bukan
karena itu, tapi Aku harus mengurus sesuatu.”kata Jung Hee.
Saat itu
Bong Soo melihat adiknya langsung menghampiri kalau tahu pergi pagi-pagi sekali untuk belajar, dan
sekarang malah menggoda pria di jalanan, dan mulai mengumpat marah, tapi
komiknya langsung terjatuh melihat ternyata seniornya di sekolah.
“Aku
sekolah di SMA Garyeong. Aku di kelas... Kelas berapa?” ucap Bong Soo bertanya
pada adiknya Jung Hee memberitahu kelas 11-5.
“Berapa
nomor indukku?” bisik Bong Soo. Jung Hee menyebut angka 28. Bong Soon memperkenalkan nama panjanga Lee
Bong Soo.Nomor 28,
“Dia
kakakku. Saudara kembarku.” Ucap Jung Hee. Son Jin mengerti kalau kakaknya
bernama Bong Soo dan belum tahu nama Jung Hee.
“Dia Jung
Hee. Lee Jung Hee. Adikku.” Ucap Bong Soo.
“Bong
Soo.... Aku meninggalkan sepeda adikmu di toko sepeda. Adikmu terluka, jadi,
pergilah mengambilnya.” Ucap Son Jin. Bong Soo sempat ingin mengelak tapi
karena kelas hanya bisa menganguk mengerti.
“Jung
Hee... Sampai jumpa nanti” kata Son Jin. Jung Hee hanya bisa tersenyum dan Bong
Soo pun memberikan hormat saat Son Jin pergi. Jung Hee berteriak memanggil Son
Jin hanya untuk mengucapkan Terima kasih.
“Lain
kali, jangan terlalu kuat mengejarku. Kau bisa terluka. Semoga lekas sembuh.”
Kata Son Jin. Jung Hee sempat kaget hanya bisa menghela nafas karena Son Jin
sudah mengetahui dan mau membantunya.
“Ada apa ini?
Kenapa dia bisa bersamamu? Apa Kau mengejarnya? Kau jatuh saat mengejarnya,
bukan?”kata Son Jin. Jung Hee berteriak kesal dan berjalan lebih dulu. Bong Soo
pun mengejarnya.
“Aku
benar. Kau mengejar Son Jin juga, kan? Astaga. Jung Hee. Apa masalahmu? Cobalah
memakai energi itu untuk belajar.” Ejek Bong Soo. Jung Hee menyuruh kakanya
untuk diam saja.
“Kurasa
kau baik-baik saja. Tadi kamu sekarat.” Ejek
Bong Soo. Jung He menyuruh Bong Soo mengambil sepedanya saja. Bong Soo
menolak menyuruh Jung Hee mengambil sendiri saja.
“Dasar kau.
Tadi Jin menyuruhmu mengambilnya untukku Dan kamu setuju! “keluh Jung Hee.
“Aku
tidak peduli siapa bilang apa tapi Suruh dia tutup mulut.” Kata Bong Soo lalu
melihat Ada yang pindah rumah.
Jung Hee
melihat kearah yang ditunjuk Bong Soo, dan ada Young Choon yang membawa semua
barang-barang ke dalam rumah. Bong Soo
mengeluh Young Choon ada di mana-mana bahkan bekerja begitu keras untuk ukuran
pria setampan dia.
Saat itu
Young Choon membawa barang bertanya pada pemiliknya mau ditaruh dimana. Bong
Soo langsung terpana melihat pemiliknya adalah Hye Joo yang cantik. Jung Hee
melihat kalau Hye Joo tinggal dirumah baru dan memilih untuk pergi. Bong Soo
heran melihat adiknya yang pergi ke arah berlawanan. Hye Joo membawa beberapa tumpukan
buku, Young Choon seperti tak tega langsung mengambil dari tangan Hye Joo
walaupun Hye Joo berkata kalau bisa melakukan sendiri.
Jung Hee
ingin pulang, saat itu tiba-tiba Dong Moon seperti sudah menunggu dan bertanya
apakah akan pulang. Jung Hee kaget karna Dong Moon mengetahui alamatnya. Dong
Mon mengaku tidak tapi karena melihat Jung Hee buru-buru keluar, jadi cemas dan
mengejarnya dan ingin tahu Apa yang terjadi.
“Bukan
urusanmu. Pergilah. Tapi apa yang kau lakukan di Perpustakaan Taehyang-dong?”
Ucap Jung Hee. Dong Man ingin menjelaskanya tapi Jung Hee lebih dulu
bicara
“Kurasa
anak-anak SMA Garyeong suka pergi ke sana. Son Jin, si Ketua OSIS juga pergi ke
sana.” Kata Jung Hee.
“Lalu Kau
sendiri? Kenapa pergi sejauh itu?” kata Dong Moon
“Dong
Moon.... Kau.. tidak perlu tahu.” Ucap
Jung Hee. Dong Moon melhat Luka Jung Hee pasti sakit tapi Jung Hee
seperti tak peduli memilih untuk pergi.
Bibi Jung
Hee sibuk dengan tanamanya, melihat Jung Hee yang pulan cepat. Jung Hee melihat
bibinya ada didepan rumah. Bibi Jung Heee melihat luka di kaki Jung Hee
langsung terlihat panik. Jung Hee mengaku
Ini bukan apa-apa. Bibi Jung Hee mengikuti Jung Hee masuk mematikan
kalau akan bisa berjalan.
Jung Hee
berbaring ditempat tidurnya mengingat kembali wajah Son Jin dan berkata “Jung
Hee.... Sampai jumpa.” Lalu membersihkan luka yang kotor dengan tiupanya.
“Aneh... Tadi
aku sangat senang. Tapi Kenapa sekarang aku sangat sedih Ini karena aku
merindukannya... Makin memikirkannya, aku makin merindukannya. Itu sebabnya aku
terus bersedih. Mana bisa aku menunggu sampai hari Minggu?” ucap Jung Hee
berbicara sendiri sambil berteriak. Ibunya yang mendengar suara anaknya agar
Jangan berisik dan tidur saja.
Disekolah
Semua
temannya kaget kaalau Son Jin melakukan itu, dan Jung Hee digendong di punggung
Son Jin. Jung Hee meminta temanya untuk tak bersuara dengan semua teman-temanya
yang sibuk belajar. Eun Jae berpikir
Dada Jung Hee bersentuhandengan punggung Soo Jin dan mengoyangkanya.
“Yang
benar saja. Aku tidak melakukan itu.” Ucap Jung Hee.
“Apa
maksudmu? Mana bisa kau digendong di punggungnya tanpa menyentuhkannya?” ucap
Eun Jae mengoda. Semua menjerit histeris memikirkanya.
“Diam!
Pelankan suara kalian! Maka Akan kulepaskan semua nama kalian” teriak ketua
kelas menyuruh mereka untuk belajar. Mereka pun berusah untuk tak berisik.
Guru Oh
duduk di meja guru melihat "Rapor Siswa" lalu melihat anak yang
berdiri depanya. Guru tentara juga melihat si anak seperti melonggo tak
percaya, terkesima menatapnya.
Di kelas,
Jung Dkk berbicara dengan menuliskan diatas kertas. "Permainan sudah berakhir" dan
“Benar. Jung Hee, sekarang kamu adalah pacar pria tampan Daegu, Son Jin.” Jung
Hee pikir bukan seperti itu.
“Ada seorang
gadis bernama Choi Duk Boon dari SMA Putri Dongsung yang terkenal suka mengikuti
Jin ke mana pun. Dia jatuh di depan sekolah tempo hari dan sangat kacau. Apa
Kau tahu yang Jin lakukan?” ucap Eun
Joo. Jung Hee ingin tahu apa yang dilakukan Soo Jin.
“Dia Cuma
bilang Hati-hati.. Kemudian dia pergi. Dia berdarah di tengah jalan.” Ucap Eun
Joo
“Tidak
mungkin. Aku yakin darahnya tidak banyak.” Kata Jung Hee melihat Sun Jin itu
baik hati menolongnya.
“Pokoknya,
begitulah sifatnya. Dia dingin dan angkuh.” Kata Eun Ja
Saat itu
Guru Oh berjalan dilorong melihat ke arah belakang senyumanya terlihat sangat
lebar. Hye Joo dikepang dua berjalan dibelakang guru Oh seperti sebagai murid
baru di sekolah Jung Hee.
“Dia
terkenal angkuh di hadapan gadis. Tapi dia menggendongmu di punggungnya. Dia
memilihmu.” Ucap Hyun Hee tersenyum bahagia. Jung Hee terlihat malu-malu
“Apa
maksudmu?” tanya Kim Ki Ryu ingin tahu. Eun Ja memberikan kode dengan dua jari
yang saling bertemu. Ki Ryu berteriak bahagia memuji Jung Hee hebat. Jung Hee
mendorong Ki Ryu untuk duduk saja.
Saat itu
Guru Oh masuk kelas, melihat keduanya yang berdiri mulai mengomel para siswi terburuk di kelas sudah begitu
senang dan berisik sepagi ini dan menyuruh keduanya akan memulai meditasi.
Keduanya mengeluh mendengarnya.
“Apa
Kalian tidak mau? Kalau begitu, Kalian mau bersiap menghadapi senapan mesin?”
kata Guru Oh. Mereka menolak akhirnya naik keatas meja dengan mengangkat dua
tangan/
“Sementara
Jung Hee dan Ki Ryu bermeditasi pagi ini, bapak akan memperkenalkan siswi
pindahan baru.” Ucap Guru Oh. Semua terlihat senang ada siswa baru. Guru Oh
meminta agar masuk.
Semua
langsung memuji Hye Joo cantik sekali. Jung Hee tak percaya melihat Hye Jung
adlah siswa SMA dan mengeluh Kenapa
harus sekarang. Hye Joo mulai menyapa temanya dengan memperkenalkan namanya dan
barus aja pindah dari Seoul. Semua makin bangga mendengarnya, saat itu Hye Joo
kaget melihat Jung Hee sedang dihukum.
“Sungguh
memalukan... Perasaan gugup apa ini yang melandaku lagi?” gumam Jung Hee.
Bersambung
ke episode 2
Ky reply series ya... Settingnya
BalasHapusKynya Bagus nih setelah baca sinop nya
Jd tertarik tuk nonton