Dal Soo
dkk berdiri di bawah pendopo untuk berteduh, lalu Dal Soo seperti sedang
membacakan sajak “Seorang pecinta yang kesepian tanpa membawa payung menangis
di luar pintu. Kesengsaraan siapa yang telah menurunkan hujan? Rintik hujan
tetap membasahi kita meski menghindar.”
“Hebat
sekali. Apa judulnya itu?” ucap Jung Ae penuh semangat. Dal Soo mengatakan itu Lee Hae In,
"Menjadi Sebuah Payung".
“Bukankah
Lee Hae In itu biarawati? Bagaimana bisa seorang biarawati menulis puisi? Hei,
jangan coba membohongi Jung Ae hanya karena dia polos.” Keluh Goo Gil sinis
Dasar
bodoh... Lee Hae In bukan biarawati! Dia itu penyanyi.” Kata Jung Ae.
“Hujan
akan segera reda... Ayo. Jin Sook sedang menunggu.” Kata Dal Soo sudah siap
membuka jaket menutupi kepalanya.
Jung Ae
langsung mendekap Dal Soo mengatakan akan pergi bersamanya. Goo Gil kesal mengejek keduanya seperti
sedang syuting film roman, Jung Ae pikir
Abaikan saja Goo Gil. Dal Soo pikit Hidup
memang layaknya film. pun mengajak mereka mulai berjalan bersama. Goo Gil
membuka jaketnya mencoba mengejar keduanya.
Jin Sook
sudah menutupi tubuhnya dengan selimut, bersama Suk Tae berteduh dibawah truk
makanan. Jin Sook pikir Tentara tetap latihan tidak peduli hujan maupun terang,
Saat kemarau mereka bisa terkena ruam panas, lalu terkena radang di musim
dingin, bahkan Tidak bisa makan sesuka hati dan Tidur pun dibatasi menurutnya Phil
akan menjalani masa sulit.
“Jangan
khawatir... Phil kan atlet. Dia kuat.” Ucap Suk Tae merasa tak perlu
mengkhawatirkan temanya.
“Hei,
Phil memang tangkas, tapi tidak punya kesabaran. Itu sebabnya dia beralih ke
cabang lari jarak pendek.” Kata Jin Sook, Suk Tae tak percaya kalau Jin Sook tahu
sangat banyak soal Phil.
“Benar...
Kenapa aku tahu terlalu banyak soal bocah tak berguna itu?” kata Jin Sook dan
membuat keduanya terdiam.
“Kapan
hujannya akan reda? Hujan barusan terasa seperti guyuran air mendadak.” Kata
Jin Sook
“Jin
Sook... Perasaanmu pun tak ubahnya guyuran air itu. Begitu Phil masuk militer, selama
beberapa waktu kau tidak akan bertemu dengannya, kemudian perlahan kau akan
lupa tentangnya. Tapi itu hanya bisa terjadi kalau kau tidak menoleh ke
belakang. Dibandingkan Phil, banyak sekali lelaki yang lebih baik di
sekitar....” kata Suk Tae di sela oleh Jin Sook
“Bukan
guyuran air, tapi Sudah sejak lama... aku menyukainya... Sangat lama.” Akui Jin Sook
Flash Back
Jin Sook
berjalan pulang melihat seorang nenek yang membawa kardus bekas. Beberapa
temanya tahu kalau itu Nenek tua dari Naju dan menganggapnya gelandangan,
karena selalu menanyakan barang bekas pada kita dan berpikir kaalu selanjutnya meminta
uang, mereka pun segara menyembunyikan dompetnya.
Saat itu
tatapan Jin Sook terlihat sedih, Phil
tiba-tiba datang membawakan tumpukan buku bekas sambil mengeluh si nenek yang
melakukan sendiri karena seharusnya bisa menunggu. Si nenek berpikir Phil tidak akan datang.
“Aku
mengumpulkan lebih banyak dari biasanya. Maaf, lain kali aku akan tepat waktu.”
Ucap Phil. Jin Sook seperti terharu melihat Phil yan mau membantu neneknya.
Suk Tae
bertanya alasan Jin Sook mengatakan hal itu padanya. Jin Sook pikir kalau
sangat berat sekali ketika menyukai seseorang yang tidak tertarik pada kita,
jadi tidak ingin Suk Tae merasakan hal
yang sama. Suk Tae hanya diam menatap Jin Sook.
Phil
terlihat gemetar kedinginan, Soo Jin datang membawakan minuman hangat. Phil
mulai minum merasa Hangat dan merasa jauh lebih baik setelah memegang sesuatu
yang hangat. Soo Jin pun mengomel karena Phil
tidak membawa dua jas hujan dan hanya membawakan untuknya.
“Tadinya
aku berniat bawa dua, tapi hanya ada satu. Aku tak masalah”kata Phil. Soo Jin
pikir Phil bisa kena flu lalu meminta menunggu karena akan mengambilkan handuk.
Phil
terdiam mengingat ucapan Soo Jin saat mereka berteduh. “Apa pun yang ingin kau
katakan, pastikan menyampaikannya hari ini, ya?” Ia merasa hampir gila karena
Ini benar-benar mendebarkan. Lalu melihat ada kamera Soo Jin yang tertinggal
akhirnya memutuskan untuk membuat video untuk Soo Jin.
“Soo
Jin... Aku tidak yakin bisa mengatakannya langsung padamu, jadi aku merekam
video ini untukmu. Aku mungkin tidak akan bisa menemuimu selama dua tahun
mendatang setelah resmi masuk militer. Jadi, aku tidak akan menahannya lagi.”
Ucap Phil
“Soo
Jin.. Aneh sekali saat aku ingin berpura-pura kedinginan padahal sebenarnya
tidak, pura-pura sakit padahal baik-baik saja, juga pura-pura bersikap biasa
saja di dekatmu. Setelah menghabiskan 20 tahun dengan berbuat begitu, rasanya
aku jadi lupa cara untuk jujur padamu.” Ungkap Phil
“Tapi, untuk
pertama kalinya dalam 23 tahun ini, aku ingin jujur padamu. Aku... menyukaimu. Aku
tidak pernah bisa mengatakannya dengan benar padamu.” Kata Phil mengingat
kejadian sebelumnya.
Saat
ditaman kembang api malah membuat keributan dan ketika ingin mengungkapkan
perasaannya malah berkata harus buang
air kecil, Setiap ia pindah dari waktu ke waktu selalu berlari untuk bisa
mengungkapkan perasaan pada Soo Jin. Phil yang mengendongnya dan juga
memberikan ciuman saat koma.
“Tapi,
tolong ingat ini. Kenangan kita yang tidak akan pernah tertulis dalam diary
maupun tergambar dalam foto. Ingatlah bahwa masa lalu dan masa depan selalu
berhubungan. Segalanya tampak sulit saat ini, tapi aku tetap bertahan hingga
kini demi masa depan yang akan kita habiskan bersama. Bisa menghabiskan waktu
bersamamu, aku sungguh bersyukur.” Ucap Phil
“Tolong
ingatlah aku yang selalu melindungimu dan berada di sisimu. Aku tidak yakin kau
memiliki perasaan yang sama denganku saat ini. Tapi, aku yakin dua tahun
mendatang pun aku tak akan berubah Aku sangat menyukaimu... Ahh.. Tidak... Aku
mencintaimu.” Ucap Phil dengan tatapan tulus.
Suara Soo
Jin terdengar Phil pun mematikan videonya. Soo Jin membawakan handuk dan
menanyakan keadaanya, Phil mengaku baik-biak saja. Soo Jin berharap bisnis Jin
Sook berjalan lancar dan merasa menyesal tidak bisa membantunya gara-gara ini.
“Jangan
khawatir. Aku akan minta maaf pada Jin Sook.” Ucap Phil.
“Kau seharusnya
pergi dan membantunya”kata Soo Jin kesal.
“Soo
Jin.. Pastikan kau membawa kameramu, Apa kau mengerti?” ucap Soo Phil. Soo Jin
melihat kameranya berpikir kalau Rusak.
“Tidak,
di dalam kamera itu... Ahh..tidak. Aku akan memberitahumu nanti. Aku tidak bisa
mengacaukan kejutanku sendiri.” Kata Phil. Soo Jin binggung dan mulai mengejek
Phil yang tidak seru.
“Hei,
kita bisa terlambat ke pesta perpisahanmu. Ayo.” Kata Soo Jin. Phil pun
bergegas dan saat keluar tak sengaja berpapasan dengan Jae Hyun bersama dengan
wanita yang sama. Soo Jin kembali memanggilnya, Phil pun bergegas pergi tanpa
menghampirinya.
Semua pun
mulai bersulang di Bong Bong cafe. Phil mengeluh dengan lagu yang diputar dan
bertanya Siapa yang meminta lagu ini. Jung Ae mengaku kalau itu dirinya sebagai
hadiahku untuk Phil, lalu bertanya apakah menyukainya. Phil meminta untuk
mematikannya sekarang juga, karena sudah akan menangis begitu lagunya dimulai.
“Sudah
kuduga kau akan begitu, oleh sebab itu
aku menyiapkan hadiah kejutan untuk menghentikan tangisanmu. Jika kau pasang
foto ini di lokermu, maka dua tahunmu di militer akan terasa mudah. Aku yakin,
para seniormu pun akan baik padamu.” Ucap Jung Ae memberikan fotonya. Phil yang
tak tertarik membuangnya, Goo Gil langsung mengambil untuk menyimpanya.
“Aku juga
menyiapkan foto, Album foto kenangan kita semua. Saat kau sedih atau kesepian, maka
kau bisa melihatnya. Banyak foto lucu di dalamnya.” Ucap Soo Jin. Phil dengan
senang hati menerima dan akan menyimpannya.
“Hei... Itu celana dalam terbuat dari 100% katun Jadi
kau tidak akan kena ruam di sana.” Ucap Jin Sook melempar tas belanja.
“Aisshh...
Ba-bagaimana kau bisa tahu ukuran celana dalamku? Ini Menjijikkan.” Keluh Phil.
Jin Sook malah mengejek kalau hanya Dilihat saja sudah ketahuan. Phil pun mengucapkan
Terima kasih.
“Aku
tadinya tidak ingin memberikannya padamu. Ini adalah jaket terbaikku masa-masa
militer dulu. Pakailah saat tugas jaga malam.. Di musim dingin suhunya tidak
main-main..” Kata Goo Gil melepaskan jaket yang dipakai dan memberikan pada
Phil. Phil pikir tak perlu.
“Heii.
Adikku.... Itu tidak mahal. Jadi ambil saja. Aku ikhlas memberikan padamu” ucap Goo Gil
“Phil ,
aku berpikir kehilangan sisi sensitifmu akan lebih berbahaya dibanding
menggigil saat musim dingin.” Kata Dal Soo memberikan sebuah buku berjudul
"Penyerangan" dan meminta agar membaca baik-baik.
“Baiklah,
selama aku pergi wajib militer, kuharap kalian semua menyadari betapa
berharganya aku.” Ucap Phil lalu mengajak mereka bersulang/.
“Seharian
ini kau tidak muncul. Ke mana saja kau?” ucap Jin Sook seperti ingin
mengujinya.
“Kurasa,
perutku bermasalah, jadi Aku di dalam toilet seharian ini. Aku pasti stres
karena hendak masuk militer.”kata Phil. Suk Tae yang mendengarnya terlihat
sinis.
Jin Sook pun bertanya pada Soo Jin apakah Dapat banyak gambar bagus. Soo Jin mengangguk dengan wajah gugup. Jin Sook meminta agar menunjukan karena akan menilai sekiranya Soo Jin bisa menang atau tidak, karena memiliki penilaian yang bagus terhadap seni Jung Ae juga ingin melihatnya hasil foto yang didapat oleh Soo Jin. Soo Jin terlihat binggung.
“Hei.. kalian
itu tahu apa soal fotografi? Kalian bisa lihat nanti kalau dia sudah diumumkan
sebagai pemenang.” Ucap Phil berusaha menutupinya.
“Ya, aku
akan pilihkan yang terbaik lalu menunjukkannya pada kalian.” Kata Soo Jin. Jin
Sook pun bisa mengerti walaupun terlihat sedikit kecewa.
“Hei,
omong-omong. Bukankah ini saat yang tepat untuk bermain truth or dare” kata Goo
Gil. Jung Ae langsung bersemangat karena Kedengarannya seru.
“Maksudku,
di sini mungkin ada yang menyukai seseorang tapi tidak bisa menyampaikan
perasaannya.” Ucap Jung Ae. Semua saling melirik, Phil dengan Soo Jin, Suk Tae
pada Jin Sook dan Jin Sook pada Phil.
“Hei, aku
tidak mau memainkannya. Permainan aneh begitu hanya akan membuat rumit
kehidupan banyak orang. Persahabatan kita mungkin juga akan hancur seketika.
Tidak, jangan lakukan, lebih baik minum
saja.” Kata Phil
Flash Back
Phil
duduk di pinggir Sungai, terlihat sangat gelisah. Jin Sook datang menenangkan
kalau Bukan hanya Phil satu-satunya yang
ikut wajib militer dan selalu saja membuat keributan dalam setiap momen. Phil
mengaku tidak bisa pergi wajib militer seperti ini.
“Ada satu
hal yang belum aku lakukan. Ada lebih banyak hal yang tidak bisa kau lakukan dari
pada yang telah kau kerjakan.” Kata Phil. Jin Sook pikir Phil bisa pergi saja.
“Hei, Jin
Sook.. Kalau aku menyuruh Soo Jin menungguku hanya untuk dua tahun saja, dia
tidak akan menganggap aku gila, 'kan? Auh, aku masih belum juga bisa menyampaikan
perasaanku pada Soo Jin. Aku harus mengutarakannya sebelum masuk militer. Aku
bisa berkata "Aku menyukaimu."
Tapi Kenapa kalimat sesederhana itu saja aku tidak bisa mengatakannya?”
ucap Phil kesal. Jin Sook menatap Phil.
“Benar.. Aku
juga merasa sulit mengucapkannya padamu.” Gumam Jin Sook yang memendam rasa
pada Phil.
Soo Jin
berjalan sendirian, berpikir kalau Hari ini hampir berakhir dan bertanya-tanya Kapan
Phil akan mengatakannya padanya. Saat itu Jin Sook datang memanggilnya, Soo Jin
pikir Jin Sook sudah pergi. Jin Sook mengaku tidak melihatnya, jadi keluar
sendirian dan ke toilet sebentar.
“Kita
pulang lebih awal hari ini. Sudah lama, apa kau mau pergi ke kafe?” kata Jin
Sook Soo Jin. pun setuju mereka pergi bersama.
Keduanya
duduk di bangku depan rumah, sambil meminum kopi. Soo Jin pikir Sudah lama
sekali sejak terakhir kali minum kopi bersama Soo Jin di luar begini karena
sebelumnya selalu bersama teman-teman mereka yang amat berisik dan mengaku
Senang bisa kencan dengan Jin Sook lagi. Jin Sook juga mengaku senang bahkan Cuacanya
juga bagus.
“Apa saja
yang kau potret hari ini?” tanya Jin Sook. Soo Jin mengaku hanya sesuatu yang
biasa saja.
“Phil
benar-benar akan berangkat besok. Begitu dia pergi, maka kita akan merasa
kehilangan.” Jin Sook. Soo Jin memikirkan juga karean tahu Phil sangat berisik.
“Soo
Jin... . Ahh... Bukan apa-apa.” Kata Jin Sook mengurungkan niatnya. Soo Jin
heran berpikir kalau ingin mengatakan
sesuatu dan membuatnya penasaran. Jin Sok pikir bukan apa-apa
“Aku
hanya ingin melihat wajah sahabatku.” Kata Jin Sook. Soo Jin bisa tahu kalau
ada yang ingin dikatakan. Jin Sook hanya berkata kalau Soo Jin cantik.
Saat itu
ponsel Soo Jin berdering, terikan ibunya terdengar kareanSoo Jin yang belum
sampai rumah. Soo Jin mengaku sudah ada didepan rumah lalu menutup ponselnya.
Ia mengajak Jin Sook pergi pada karena ibunya mengamuk. Jin Sook menyuruh Soo Jin pergi lebih dulu
saja karena masih ingin duduk sebentar.
Soo Jin
tak enak hati meminta maaf pada Jin Sook
karena harus pulang. Jin Sook meminta Soo Jin berhati-hati karena harus berlari
dan saat itu melihat kamera Soo Jin yang tertinggal di bangku, tapi Soo Jin
sudah tak terlihat.
Soo Jin
masuk kamar sambil mengumpat pada Phil, berpikir kalau sampai akhir tidak akan mengatakannya dan
pergi begitu saja. Saat itu Phil menelp melihat Lampu kamar Soo Jin menyala, jadi pasti sudah di rumah sekarang
dan mengeluh karena pergi sendirian dan Tadi di depan bar sudah
mencari-carinya. Soo Jin mengaku lelah,
jadi pulang duluan.
“Aku....mengatakan
yang ingin kusampaikan di kameramu. Jadi Periksalah.” Kata Phil. Soo Jin
mengerti akan melihat di Kamera, tapi ternyata kameranya tak dibawanya,lalu
berpikir ketinggalan di sana. Ia pun kembali ke Bong Bong Cafe.
“Maaf,
aku yang tadi minum di sebelah sana. Kurasa, kameraku tadi ketinggalan. Apa Kau
tidak melihatnya?” kata Soo Jin pada pemilik cafe. Si bibi mengaku tak tahu dan
tidak lihat.
“Apa Tidak
ada yang melaporkan menemukan barang hilang? Seseorang mungkin membawanya
karena tidak menemukan pemiliknya.” Ucap Soo Jin
“Tidak,
tidak ada yang melapor menemukan kamera.” Kata Si pemilik cafe. Soo Jin pun terlihat
sangat kecewa padahal merasa meninggalkannya di cafe itu.
Jin Sook
melihat semua isi file di kamera Soo Jin, dengan ada beberapa foto Phil lalu
melihat ada sebuah video difile paling belakang dan mencoba untuk
melihatnya. Ia melihat Phil yang merasa sangat
menegangkan.
“Soo
Jin.. Kurasa aku tidak bisa mengatakannya langsung padamu, jadi aku meninggalkan
pesan video ini untukmu. Aku... sangat menyukaimu. Tidak. Aku mencintaimu.”
Jin Sook
terlihat tak percaya tenyata Phil mengungkapkan perasaan lewat kamera, lalu
menekan tombol untuk menghapusnya. Jarinya terlihat ragu untuk menekanya.
Phil
masuk kamar berpikri Soo Jin pasti sudah menonton video itu sekarang, tapi Kenapa
tidak bereaksi dan berpikir kalau artinya
Soo Jin menolaknya. Tapi Phil pikir itu tak mungkin, Setelah 23 tahun
lamanya, maka tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.
Ia lalu
memanggil Soo Jin di balkon, memastikan kalau temanya itu sedang ada di kamar
sekarang. Tapi pintu kamar Soo Jin masih tertutup dan Soo Jin tak keluar kamar.
Akhirnya
Phil keluar rumah karena mengetahui Soo Jin tidak di rumah dan sudah tidak
punya banyak waktu, Ia pun bertanya-tanya kemaan Soo Jin pergi di larut malam. Saat
itu Jin Sook baru saja pulang terlihat gugup karena bertemu dengan Phil.
“Hei..
Jin Sook.. Sekalipun kau itu sangat jelek, bukan berarti kau bisa bebas berkeliaran
malam-malam begini. Di luar itu berbahaya” kata Phil mengejek dan juga khawatir
“Lalu, kau
sendiri sedang apa di sini?” kata Jin Sook. Phil mengatakan ingin bicara pada
Soo Jin Tapi tidak ada di rumah.
“Entah
pergi ke mana dia larut malam begini. Apa Kau ke sini juga ingin menemui Soo
Jin?” ucap Phil
“Tidak...
Aku menemuimu.” Ucap Jin Sook. Phil mengejekkaalu Jin Sook merasa sedih dan pergi menemui karena mau
masuk militer.
“Tak apa.
Oppa-mu ini akan menyelesaikan wajib militer dengan baik.” Ucap Phil banga.
“Phil.. Bagimu,
aku ini apa?” tanya Jin Sook dengan wajah serius. Phil memeluk Jin Sook kalau
ia adalah teman dan Sahabat terbaiknya.
“Aku
tidak ingin kau merasa nyaman lagi denganku dan ingin kau merasa tidak nyaman
di sekitarku Saat ini kau membuatku mendadak tidak nyaman.” Kata Jin Sook
“Kenapa
mendadak kau bicara begitu?” kata Phil binggung. Jin Sook ingin bicara tapi
saat itu Soo Jin menelp dan Phil buru-buru mengangkatnya.
Phil
menanyakan keberadaan Soo Jin dan mengatakan agar menunggu dan segera datang
kesana. Setelah itu meminta maaf pada Jin Sook agar bicara lain waktu. Jin Sook
hanya bisa berteriak memanggilnya. Saat itu kamera Soo Jin ditinggalkan begitu
saja ditaman dan ada seseorang yang mengambilnya.
Phil
melihat Soo Jin duduk sendirian,lalu bertanya-tanya pada dirinya “Apa dia sudah
menonton videoku? Kenapa dia terlihat tertekan begitu?” lalu berpikir pura-pura
baik-baik saja dan Bersikap biasa saja, Ia pun mendekati Soo Jin kenapa malah
duduk ditaman larut malam.
“Aku
kembali dari bar yang kita datangi tadi.” Kata Soo Jin. Phil binggung kenapa
Soo Jin kembali kesana lagi.
“Sebenarnya
aku meninggalkan kameraku di sana. Jadi aku mencarinya, tapi tidak ada.” Akui Soo
Jin
“Kalau
begitu, video rekamanku di kamera itu belum kau tonton?” kata Phil. Soo Jin
mengangguk dan meminta maaf
“Ti-tidak, bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah hasil
jepretanmu yang berharga semuanya di
dalam sana. Aku yakin kau belum menyalin isinya.” Kata Phil berusaha agar terlihat
tenang
“Saat ini
yang terpenting bagiku adalah pesan video darimu. Apa yang kau katakan padaku dalam
video itu?” ucap Soo Jin yang membuat Phil gugup.
“Aku akan
mengatakannya langsung padamu. Soo Jin-ah, aku... Aku...” ucap Phil terlihat
sangat gugup
“Aku
menyukaimu, Phil-ah... Bagaimana denganmu? Bagaimana perasaanmu padaku? Kau
bisa dan harus mengatakannya sekarang.” Ucap Soo Jin, Phil sempat tak percaya
Soo Jin lebih dulu mengutarakan perasaanya.
“Soo
Jin-ah, aku juga menyukai...” ucap Phil terhenti karena tubuhnya seperti akan
mulai menghilan dan ditarik kembali ke Manhole.
“Aku
belum selesai sekarang. Beri aku satu menit lagi. Satu menit, kumohon.” Ucap Phil
menahan tanganya dibangku. Soo Jin seperti patung hanya menatap kosong dan
dalam sekian detik Phil pun pergi.
Soo Jin
tersadar dan dibuat bingung dengan Phil yang ada didepanya tiba-tiba
menghilang, lalu berusaha untuk memanggilnya. Tapi Phil sudah pergi melalui Man
Hole.
Jin Sook
duduk di atap rumahnya,menatap foto kebersamanya dengan Phil., Seperti sebuah
perhatian dan bahagia karena Phil bisa membuatnya nyaman dengan segala
kekurangan yang dimilikinya.
“Aku akan
mengatakan padanya suatu hari nanti, kalau Betapa sangat menyukai Phil” ucap
Jin Sook yakin bisa mengungkapkan perasaanya pada Phil.
Soo Jin
berjalan di perumahanya sambil bergumam kalau Sampai akhir, tidak bisa
mendengar pengakuan Phil. Ia ingin mendengar pengakuan Phil bukan karena
meragukan perasaan Phil, tapi hanya ingin merasa yakin.
“Setelah
dua tahun, Phil akan berbeda dari sekarang. Dan mungkin aku akan lebih berbeda
lagi darinya. Seperti apa kami dan apa yang akan kami bicarakan saat bertemu
lagi dua tahun mendatang?” gumam Soo Jin
Saat itu
Jae Hyun berpapasan dengan Soo Jin dan seperti mengenalnya, lalu memanggilnya
dengan bertanya apakah pemilik kamera ini. Soo Jin terdiam melihat kamera yang
selama ini hilang ada file yang direkam oleh Phil.
Epilog
Seorang
guru merasa heran dengan Jin Sook , karena kampus impian banyak orang, tapi
malah tidak mau masuk ke sana. Jin Sook terlihat binggung menjelaskan dan Phil
pun bisa mendengar Jin Sook yang dipanggil oleh guru. Jin Sook duduk di
lapangan sendirian, lalu Phil datang memberikan amplop tebal.
“Aku
habis menang lotere. Mereka bilang, uang lotere harus lekas digunakan. Tapi,
aku tidak tahu harus memakai untuk apa.” Ucap Phil. Jin Sook menolaknya
menyuruh Phil mengambil saja.
“Biarkan
aku menjadi bangga memiliki teman yang kuliah di kampus bergengsi. Anggap saja
ini sebagai beasiswa.” Ucap Phil lalu berdiri
“Hei, aku
tidak memberikan ini padamu secara cuma-cuma. Jika mungkin di masa depan aku
jadi pengangguran, maka kau harus memberiku uang saku, mengerti? Aku tidak
yakin memiliki masa depan yang bagus. Jangan lupa!! Kalau aku benar-benar jadi
pengangguran dan kau mengabaikanku, maka aku akan membunuhmu.” Tegas Phil. Jin
Sook bisa sedikit tersenyum.
Guru olahraga
memarahi Phil, karena sudah kelas tiga jadi Ini sangat penting Tapi malah
bohong soal usia dan bekerja paruh waktu. Phil hanya diam saja. Gurunya pikir apabila Phil memilih menghabiskan
waktumu untuk latihan lari,pasti sudah sehebat Usain Bolt sekarang
“Hei,
Bong Phil, jujur padaku. Kau gunakan untuk apa uang itu?” ucap gurunya.
“Saya
memerlukannya untuk sesuatu.” Kata Phil.
“Ah.
Pasti untuk membeli sepatu kets bermerk
Atau membeli jaket mahal? Apa Kau berniat menghabiskan uangmu demi
penampilan?” kata Guru Olahraga. Phil mengaku Bukan begitu.
“Bukan
apanya? Tertulis jelas di wajahmu itu. Apa mungkin ayahmu kehilangan
pekerjaannya?” kata Guru Olahraga
“Guru
pasti sangat penasaran” kata Phil binggung. Gurunya meminta Phil agar jadi pria
jantan dan katakan dan tidak akan mengatakan pada yang lain.
“Itu.....rahasia..”
bisik Phil pada sang guru.
Bersambung
ke episode 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar