Suk Tae
sibuk berkerja sebagai PNS, sudah ada petunjuk di bagian Man Hole kalau Dalam
Masa Perbaikan. Suk Tae pun meminta mereka mulai membuka manhole. Terlihat
lampu dibagian atas tak berkedap-kedip, seperti tak memperlihatkan keanehan.
“Masuklah
dan periksa kondisinya dan Bagian dalamnya.” Perintah Suk Tae. Salah seorang
petugas pun masuk ke dalam Man Hole untuk melihatnya.
Jung Ae
berjalan dengan Goo Gil dan Dal Soo mengaku berharap punya lebih banyak waktu
sehingga bisa mencoba semua gaunnya.
Saat itu Dal Soo terdiam melihat ada sebuah mobil terparkir lalu mengajak Jung
ae pergi dan meminum secangkir kopi.
“Ayolah,
jangan buang-buang uang.,, Kita dekat dengan tokomu dan bisa meminumnya di
sana.” Kata Goo Gil heran. Dal Soo menarik Goo Gil agar segera cepat pergi.
Saat itu
sopir dari mobil memanggil Dal Soo dengan panggilan Tuan Oh, dua temanya
binggung dan seorang wanita tua dengan tatapan dingin keluar dari mobil. Dal
Soo seperti tak bisa buat apa-apa.
Jung Ae
dan Dal Soo seperti disidang oleh seorang ibu-ibu dengan tatapan sinis. Dal Soo pikir Seharusnya menelpon dulu
sebelum datang. Ibunya pikir kalau kalau menelepon Dal Soo apakah akan
menemuinhya. Dal Soo pikir sekarang ibunya sudah menemuinya jadi meminta agar
pulang saja.
“Aku akan
pulang akhir pekan ini, Mari kita bicara nanti.” Ucap Dal Soo
“Nona... Mungkin
terdengar kasar, tapi kau sangat cantik.” Kata Ibu Dal Soo. Jung Ae dengan
ketakutan mengucapakan Terima kasih.
“Aku
telah melakukan banyak kesalahan karena aku tidak mengurus anakku dengan
benar.” Kata Ibu Dal Soo
“Tidak,
dia benar-benar baik untukku.” Ucap Jung Ae memuji
“Aku
senang. Setidaknya dia bersikap baik padamu. Tapi dia tidak akan lama lagi
berada di sini. Dia harus kembali ke rumah.” Kata Ibu Dal Soo
“Pulang
apanya? Ini rumahku. Aku tidak akan ke mana-mana.” Kata Dal Soo
Goo Gil
gugup menunggu di luar lalu bertanya pada sopir siapa yang ada didalam.
Sopirnya memberitahu kalau Nyonya yang didalam ibunya Tuan Oh. Goo Gil bingung
karena sopir memanggil Dal Soo dengan sebuktan Tuan Oh
“Apa Dal
Soo dari keluarga kaya raya?” tanya Goo Gil tak percaya
“Ya, dia
adalah anak bungsu dari ketua.” Kata Sopirnya. Goo Gil tak percaya kalau Dal
Soo adalah keturunan Chaebol.
Ibu Dal
Soo kembali bicara pada Jung Ae, meminta maaf untuk mnegatakan kalau kau tidak
cocok dengan anakny dan merreka sebagai keluarga tidak bisa menyetujui hubungan
keduanya jadi meminta agar Jung Ae membiarkanya pergi.
“Seberapa
keraspun kau mencoba menahannya, kau tidak akan pernah bisa bersamanya.” Ucap
Ibu Dal Soo sinis
“Ibu,
tidak ada alasan, kenapa Jung Ae harus mendengar ini darimu? Jdai Silakan pergi.
Kami tidak membutuhkan persetujuan keluarga itu.” Kata Dal Soo
“Apa kau
hanya mengatakan, "keluarga itu"?” kata Ibu Dal Soo tak percaya
mendengarnya. Dal Soo membenarkan seperti sangat muak dengan keluarga yang kaya
raya.
“Aku
minta maaf atas kunjungan mendadak ini. Namun, kau harus ingat apa yang telah
aku katakan padamu. Sudah lama aku menikahi seorang pembisnis. Jadi aku akan
mengatakannya secara langsung. Tidak peduli seberapa keras kau mencoba, maka kau
tidak akan pernah bisa bersamanya. Aku minta maaf untuk mengatakan bahwa setiap
orang tidak bisa selalu bersama hanya karena mereka sedang jatuh cinta.” Tegas
Ibu Dal Soo lalu keluar dari toko.
Jung Ae
hanya tertunduk diam dan sedikit kebingungan. Dal Soo memegang tangan Jung Ae
karena tahu kalau pasti mengejutkannya dan meminta agar jangan memperdulikan
dan berpikir tak akan ada masalah. Jung Ae menarik tangan Dal Soo seperti tak
ingin disentuh. Dal Soo binggung melihat sikap Jung Ae.
“Kau
siapa?” ucap Jung Ae. Dal Soo pikir mereka adalah Mitra bisnis dan rekan kerja
Jung Ae dengan nama Dal Soo lalu mencoba
menenangkan Jung Ae. Tapi Jung Ae terlihat kebingungan, suasana pun jadi kacau.
Phil dan
Jin Sook menuruni tangga dan sudah berganti pakaian, Soo Jin pikir merkea harus pulang dan
beristirahat. Jin Sook mengatakaan mereka punya satu hal lagi yang harus
dilakukan hari ini yaitu harus mendaftarkan pernikahan mereka. Phil kaget
mendengarnya.
“Hei,
tidak ada yang mendaftarkan pernikahan sebelum pernikahannya terjadi Mari kita
lakukannya dalam sehari lagi.” Kata Phil. Jin Sook menolak
“Ini Cara
untuk mengambil inisiatif. Semuanya mulai dilakukan dengan sangat cepat.” Kata
Soo Jin memuji
“Aku
harus melakukannya karena khawatir.Aku rasa, harus menyelesaikan semuanya.” Jin
Sook bangga
“Kalian
berdua yang mengurusnya, jadi Pergilah.” Kata Soo Jin dengan nada mengejek. Jin
Sook setuju akan pergi dan memerintahkan Phil unuk mengikutinya. Phil pun tak bisa berbuat apa-apa mengikuti
Jin Sook untuk mendaftarkan pernikahan.
Di taman
Goo Gil
terlihat sangat marah dan tak mengenal Dal Soo, padahal mereka sudah berteman
sejak SMA, tapi benar-benar tidak tahu siapa jati diri temanya itu. Dal Soo
mengatakan kalau ia masih tetap Dal Soo yang dikenal Goo Gil selama ini.
“Apa pria
yang ayahnya seorang pegawai negeri dan yang pindah ke Seoul sendiri atau anak
bungsu dari keluarga kaya raya?” ucap Goo Gil marah
“Aku
membenci keluargaku. jadi aku pindah ke sini untuk melanjutkan hidupku. Jangan
seperti ini dan Semuanya sudah berantakan.” Kata Dal So
“Aku
yakin Jung Ae terkejut akan hal ini. Jung Ae mungkin berpikir mencintai
seseorang akan membuat semuanya berjalan baik. Tapi karenamu, maka Mimpinya
telah hancur.” Ucap Goo Gil.
“Itu
tidak akan terjadi” kata Dal Soo mencoba untuk membahagiakan Jung Ae
“ pa kau
ingin dia bahagia? Pergi saja dari sini. Kembali ke tempat asalmu.” Kata Goo
Gil marah.
Jung Ae
hanya diam dalam kamarnya mengingat ucapan Ibu Dal Soo “Tidak peduli seberapa
keras kau mencoba, kau tidak akan pernah bisa bersamanya. Aku minta maaf karena
aku mengatakan bahwa setiap orang tidak bisa selalu bersama hanya karena mereka
sedang jatuh cinta.” Ia hanya bisa
menangis mengingatnya.
Suk Tae
baru saja keluar dan dua seniornya memanggil dengan bertanya kenapa manhole itu
tersumbat. Suk Tae menceritakan saat membuka lubang manhole dan selokan itu
penuh dengan puntung rokok. Keduanya tak percaya kalau ada banyak Puntung
rokok.
“Ya. Aku
pikir orang-orang pergi ke gang itu untuk merokok karena tempat itu area bebas
merokok. Aku pikir pekerjaannya akan selesai besok. Mungkin kita harus
menyingkirkan semua saluran pembuangan. dan semua manhole di lingkungan itu.”
Kata Suk Tae yakin
“Semua
orang senang karena kau menanggapi keluhan masyarakat dengan sangat cepat.”
Ungkap temanya. Suk Tae terlihat bangga lalu matanya meliha sosok Jin Sook dan
Phil berjalan masuk dengan saling bergandengan tangan.
Keduannya
pergi ke Kantor Pelayanan Publik. Suk Tae mendekati keduanya bertanya alasan
datang. Jin Sook mengatakan merekaingin mendaftarkan pernikahan. Suk Tae
mengerti dengan wajah sedih dan akan membantunya jadi bisa ikut denganya.
“Bagaimana
bekerja menjadi PNS? Apa baik-baik saja?”
kata Phil berusaha untuk ramah. Suk Tae pikir baik dengan nada sedikit ketus.
“Aku
mengerti... Kau akan benar-benar mendapatkannya suatu hari nanti.” Ucap Phil
bangga melihat temannya jadi PNS. Suk Tae binggung. Phil mencoba tak
membahasnya.
Suk Tae
memberikan Formulir Pendaftaran Pernikahan meminta mereka untuk mengisi lebih
dulu lalu dapatkan sertifikat hubungan
keluarga. Ia menunjuk kebagian ruangan dan bisa diantar olehnya. Jin Sook pikir
tak perlu karena Suk Tae harus kembali bekerja.
“Tidak
apa-apa, aku hanya ingin membantu temanku. Ini bukan apa-apa.” Kata Suk Tae.
“Kau
tidak perlu membantu kami. Phil.. Kau isi lebih dulu dan Aku akan mengambil
kertas lain.” Kata Jin Sook. Phil menganguk mengerti dan Suk Tae mengikuti Jin
Sook pergi.
Phil
mengisi biodata dengan nada istri Yoon Jin Sook dan terlihat binggung harus
menuliskan Huruf cina, akhirnya ia mencoba ke kolom Nomor telepon, tapi tak
mengingatnya. Ia pindah ke tanggal lahir Jin Sook dan hanya mengingat lahir
1990 tapi tak tahu tanggalnya.
Suk Tae
membantu Jin Sook dalam mesin. Jin Sook
pikir bisa melakukan ini sendiri. Suk Tae pikir tetap akan melakukannya untuk
Jin Sook . Jin Sook melhat Semuanya dikerjakan dengan mesin jadi Sangat
mudah. Tapi Suk Tae pikir Orang tua
merasa sulit sekalipun, karean membantu mereka sepanjang waktu.
“Apa
Seperti sekarang?” kata Jin Sook mengodanya. Suk Tae selesi memberika kertas
kalau keduanya benar-benar akan menjadi keluarga.
“Apa Phil
baik untukmu?” tanya Suk Tae. Jin Soo pikir mereka saling mengenal dengan baik jadi lebih bagus.
Suk tae menganguk mengerti.
Jin Sook
kembali dan bertanya apakah Phil sudah selsesai mengisi. Phil binggung karena
hanya tahun tahun kelahilan Soo Jin 1990. Jin Sook melihat Phil yang hanya
menyelesaikan bagiannya. Phil mencoba menjelaskanya dan Jin Sook sudah melihat
lembaran yang diisi olehnya.
“Apa kau
tidak tahu nomor telpon dan ulang tahunku?” ucap Jin Sook terlihat sedih.
“Aku akan
mengisinya. Berikan padaku.” Kata Suk Tae dengan cepat mengisi yang tak bisa
diisi Phil dengan tanggal lahir 30 Agustus 1990 begitu juga yang lainya. Phil
mengaku kalau tidak ingat. Jin Sook tak bisa menutupi rasa kecewanya.
Keduanya
keluar dari Pusat Pelayanan Publik. Phil melihat Jin Sook yang terlihat sangat
lelah jadi mengajakya pulang. Jin Sook menatap Phil mengajak pergi ke suatu tempat sebelum
pulang, karena Ada tempat yang benar-benar ingin dikunjungi bersama calon
suaminya. Phil pun setuju mengikuti Jin Sook.
Keduanya
duduk di kursi taman dengan pemandangan senja yang terlihat bagus. Phil merasa
senang karena sudah lama sekali dan ingin tahu alasan Soo Jin yang ingin
mengunjungi sekolah mereka dulu. Soo Ji mengatakan kalau Sekarang sedang
memikirkannya, kalau sudah lama menyukai Phil. Phil terdiam mendengarnya.
“Dulu aku
berpikir bahwa aku akan bahagia jika aku hanya menjadi teman baikmu. Tapi
sekarang aku memikirkannya, aku menyesalinya. "Aku menyukaimu " Seharusnya
aku memberitahumu lebih awal. Apa kau melihat gerbang disana? Itu adalah di
mana aku mulai menyukaimu.” Ucap Jin Sook
“Apa yang
aku lakukan di sana?” kata Phil binggung. Jin Sook heran phl yang tidak ingat
dan berusaha agar bisa mengingatnya.
Flash Back
Jin Sook
melihat nenek yang membawa kardus bekas dengan gerobaknya. Beberapa temanya
melihat si Nenek dengan menganggap seorang pengemis karena meminta kertas dan
mereka takut kala nanti meminta uang juga. Jin Sook pun menahan diri untuk tak
mendekati neneknya. Saat itu Phil datang
“Nenek...
Aku sudah menyuruhmu untuk menungguku. Kenapa
kau melakukan ini sendiri? Aku mendapatkan beberapa kertas daur ulang dari
teater.” Kata Phil membawa banyak kertas dan berjanji tidak akan terlambat
lagi. Jin Sook langsung terpesona dengan Phil yang tak malu mendekati neneknya.
“Itu
adalah pertama kalinya, aku merasa berterimakasih kepada seseorang. Jadi aku
memutuskan untuk menjadi seseorang yang
berterimaksih padamu.” Cerita Jin Sook.
“Nenekmu
sangat menyukaiku.” Kata Phil bangga.
“Phil...
Aku sangat menyukaimu. Tapi....aku pikir harus...mengakhiri perasaanku padamu. Mari
kita batalkan pernikahan kita.” Kata Jin Sook. Phil seperti tak percaya Jin
Sook akan melakukan hal itu.
“Nenekku
bilang bahwa seorang wanita harus bertemu pria yang mencintainya. Tapi kau
tidak cukup untukku. Kupikir itu lebih baik daripada bercerai. Bayangkan jika
kita bercerai. Kita akan kehilangan cinta dan persahabatan. Kita akan saling
meninggalkan. Bukankah begitu?” ucap Jin Sook.
Phil
hanya diam saja lalu Jin Sook mengeluarkan Formulir Pendaftaran Pernikahan lalu
merobeknya. Ia merasa tidak berpikir siap menjadi wanita yang sudah menikah
tapi tunggu dan lihat, karena yakn betapa baiknya pria yang menikah dengannya
dan Phil akan menyesalinya nanti lalu akan merindukan seorang wanita
sepertinya. Phil tetap diam saja.
Suk Tae
terlihat gugup dalam ruangan dengan kerja lembur, dan mengingat kejadian
sebelumnya.
Flash Back
Suk Tae
mengantar Jin Sook untuk mendaftarkan penikahanya. Jin Sook tiba-tiba
menahanya. Suk Tae binggung. Jin Sook pikir tidak bisa melakukan ini. Suk Tae
makin binggung berpikir ada yang salah. Jin Sook pun segera pamit pergi dengan
membawa formulir penikahanya.
Suk Tae
khawatir dengan Jin Sook berusaha menelp tapi tak diangkat dan memilih untuk
bergegas pergi dari kantornya.
Jin Sook
sudah duduk sendirian di bar Bong Bong, sambil meminum satu gelas bir besar.
Mengingat saat ada dikamar Phil.
Flash Back
Jin Sook
membereskan tempat tidur Phil yang berantakan, lalu melihat sebuah surat
dibawah bantal Phil dan itu surat Dari Soo Jin, Untuk Phil. Ia mulai membaca
isi surat yang dituliskan Soo Jin.
“Untuk
phil.... Tentara Bong Pil.. Apa kau baik-baik saja?”
Jin Soo
tak menyangka kalau Phil sudah tahu tentang surat yang disembunyikan oleh Phil.
Pesan dari Soo Jin masuk, mengirim foto pernikahan keduanya. “Jin Sook... Ini
adalah foto terbaik di antara foto pernikahanmu. Kuharap kau selalu tersenyum
seperti ini. Aku mencintaimu, temanku.”
Jin Sook
langsung menangis, Suk Tae datang melihat Jin Sook yang sudah menangis,
bertanya kenapa tidak mengirimkannya dan menangis. Jin Sook terus menangis
meminta agar jangan katakan apa-apa dan tetaplah bersamanya hari ini, lalu
bersadar di pundak Suk Tae. Suk Tae terlihat gugup akhirnya membiarkan Jin Sook
bersadar dan memeluk pundaknya.
Phil
berjalan sendirian, lalu melihat pesan yang dikirimkan Soo Jin, Foto Prewednya “Jin Sook terlihat
sangat senang bersamamu. Tolong bahagiakan temanku sepanjang waktu.”
“Semuanya
menjadi semakin rumit. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi sekarang.” Ucap
Phil
Phil
mencoba membalas pesan “Soo Jin, aku putus dengan...” tapi diurungkan
niatnya. Soo Jin baru saja pulang menutup pintu studio membaca pesan dari
Phil “Aku harap kau juga bahagia.”. Ia pun hanya bisa tersenyum karena Phil besok akan
menikah dengan Jin Sook. Saat itu Soo Jin tanpa sadar berpapasan dengan seorang
wanita.
Di Apotik
Senior
meminta Jae Hyun agar Kemas dan pulanglah. Jae Hyun mengatakan kalau hampir
selesai. Seniornya sebelum pergi
bertanya apakah Jae Hyun sudah memutuskan
untuk beristirahat kemana. Jae Hyun mengaku akan beristirahat di rumah.
Seniornya memuji Jae Hyun Menjadi lajang itu baik.
“Pria
yang sudah menikah akan tertekan jika tinggal di rumah. Ayo kita minum sebelum
libur.” Kata Seniornya. Jae Hyun pun tak menolaknya. Lalu seniornya pun pamit
pergi.
Seorang
pria datang memberikan resep pada Jae Hyun, Jae Hyun melihat dan mengatakan
kalau Pria itu tidak bisa mengisi resep ini dan meminta aar mendapatkan lagi
dari rumah sakitnya lagi. Si pria tak bisa terima karena punya resep ditangan
Jae Hyun. Jae Hyun melihat kalau itu adalah salinan resepny.
“Aku
hanya membawa apa yang diberikan rumah sakit padaku. Jadi Diam dan berikan obatku.”
Ucap si pria dengan nada marah
“Kau
tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa memberikan obatnya karena ini tindakan ilegal dan ini
adalah obat psikotropika...” kata Jae Hyun. Tiba-tiba si pria langsung
mengcengkram baju Jae Hyun
“Aku
bilang baru saja mendapatkannya dari rumah sakit. Aku mengambilnya dari sini
beberapa hari yang lalu.” Kata Si pria. Jae Hyun meminta agar melepaskan
tanganya.
“Aku akan
kembali dan membawakanmu resep baru. Aku akan menemuimu besok.” Kata si pria
lalu keluar dari apotek.
Jae Hyun
terlihat menahan amarah, lalu melihat ke ada satu kancing yang lepas, tanganya
mengepal terlihat sangat marah. Akhirnya Ia menutup apotik dan melihat sekeliling
lalu berjalan pergi. Di balik dinding seorang wanita melihat Jae Hyun dengan
wajah ketakutan.
Si Pria
terlihat berjalan di lorong, Diam-diam
Jae Hyun dengan masker mengikutinya lalu memberikan beberapa pukulan dan juga
tendangan. Phil berjalan dengan wajah sedih di terowongan lalu melihat yang
dilakukan Jae Hyun lalu berusaha untuk menahanya.
Sementara
dalam Man Hole masih pukul 11 malam dengan petugas yang terus berusaha mengeluarkan
semua sampah dan Dalam Masa Perbaikan. Petugas menelp memberitahu kalau Ini
konstruksi besar dan Sudah hampir jam 11 malam tapi tidak tahu kapan ini akan berakhir
dan Gotnya benar-benar tersumbat.
Phil bisa
membuat Jae Hyun tertelungkup dan akan dibawa ke kantor polisi, tapi tubuhnya
sudah dibawa ke dalam manhole. Jae Hyun binggung tiba-tiba Phil yang memegang
tangan adan hilang begitu saja. Sementara Phil dibuat binggung karena belum jam
12 malam.
[Epilog]
Soo Jin
berjalan masuk ke ruangan VIP pada pesawat lalu meminta agar pramugari
menunjukkan tempat duduknya. Soo Jin pun dibawa ke bangku bagian depan dekat
jendela, wajahnya tersenyum bahagia akhirnya bisa pergi meninggalkan Korea.
Saat itu juga Jae Hyun masuk dan duduk di kursi bagian kanan, dengan tatapan
seperti pembunuh berdarah dingin menatap Soo Jin yang bisa terus diikutinya.
Bersambung ke Episode 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar