Akhirnya
mereka sampai didepan rumah Nenek Lee, Shi Kyung langsung menanyakan dengan
nasib ponselnya yang jatuh. Saat itu
Nenek Lee keluar dari rumah dengan menatap sinis bertanya apa yang sedang
dilakukanya. Nyonya Lee menyapa Nenek Lee karena Sudah lama tidak bertemu.
“Aku
minta maaf karena datang kesini, dengan semua barang milik kami, seperti ini.” Ucap
Nyonya Oh. Nenek Lee menduga keduanya akan pindah kerumahnya.
“Tidak
ada jalan lain bagi kami bertiga untuk hidup. Mereka adalah keturunanmu, jadi
tolong biarkan kami masuk. Kumohon.” Kata Nyonya Oh. Nenek Lee seperti tak suka
mereka datang.
“Setelah
apa yang terjadi pada ayah mereka, kami tidak pernah menemuimu lagi, Ibu. Jadi,
aku mencoba melakukan apapun yang kubisa sendiri. Tapi, tidak ada tempat yang
bisa kutuju dan tidak ada lagi yang bisa kulakukan. Aku juga tidak punya uang. Tolong
bantu aku.” Kata Nyonya Oh memohon.
Nenek Lee
mengejek Nyonya Oh pasti gila dengan menyia-nyiakan waktunya jadi menyuruh
Pulang saja, lalu tiba-tiba menatap ke arah Shi Kyung dan berjalan perlahan dan
memanggil nama Shi Yoon, seperti teringat dengan anaknya yang sudah meninggal.
“Dia
adalah yang tertua, Shi Kyung. Dia terlihat sangat mirip ayahnya. Tapi, dia adalah siswa yang
nakal. Dia kecanduan game dan bahkan berani memalsukan rapornya.” Ucap Nyonya
Oh mencoba menceritakan cucu nenek Lee.
“Aku
tidak tahu apa kau masih ingat, tapi ini Shi Young. Kupikir dia pintar, jadi
aku mengirimnya ke sekolah setahun lebih awal. Sekarang, dia sangat nakal
dan berkeliling bertingkah aneh.”cerita
Nyonya Oh.
“Apa yang
kau ingin aku lakukan?” tanya Nenek Lee.
“ Aku
sibuk mencari nafkah, dan aku tidak bisa fokus mendidik anak-anakku. Jika aku
tidak fokus mendidik mereka sekarang, maka aku tidak tahu apa yang akan terjadi
pada mereka. Mereka adalah cucu-cucumu, Tolong biarkan mereka masuk.” Ucap
Nyonya Oh
“Kau membesarkan
mereka dengan buruk. Apa yang kau ingin aku lakukan?” Tak ada yang bisa aku lakukan Jadi Pergilah.”
Kata Nenek Lee lalu masuk ke dalam rumah.
Nyonya Oh
sempat memanggilnya tapi Nenek Lee sudah masuk ke dalam rumah. Akhirnya Nyonya Oh meminta sopir truk untuk
membongkar barang. Bibi Oh pun menanyakan rencana kakaknyaitu. Nyonya Oh menanyakan tentang tenda. Bibi Oh
pun memberikanya.
“Shi
Kyung, bongkar truk bersama supir... Ahh... Tidak, ayo kita bongkar truk, lalu
mendirikan tenda disini.” Kata Nyonya Oh
“Bu, Apa
kita akan mendirikan tenda? Dimana? Kenapa?”kata Shi Young binggung.
Nenek Lee
membersihkan semua tempat penyimpanan kimchi, mendengar suara berisik diluar rumahnya.
Nyonya Oh mencoba membangun tenda dengan membuat pasak, tapi semua seperti tak
bisa melakukan dengan benar. Ia pun mengeuh kalau mereka berempat tapi tak bisa
mendirikan tenda ini;
“Lalu
lakukan sendiri, Bu.. Apa Kau tidak bisa melakukannya sendiri, jadi kenapa
membawanya kesini?” ucap Shi Young kesal
“Bibi,
apa kau yakin ini tenda yang tepat?” tanya Shi Kyung. Bibi Oh jug tak tahu karena
ibu Shi Kyung hanya menyuruh untuk membawanya.
“Ibu,
misalkan kita mendirikan tenda, apa kau benar-benar berpikir kita bisa tidur
disini?” kata Shi Kyung
“Dia
benar... Bahkan untuk semalam pun. Bagaimana bisa empat orang tidur di dalamnya?” Apa menurutmu jika kita melakukan ini, Nenek
akan mengasihani kita dan membuka pintu? Jadi bagaimana kalau itu tidak masuk
akal?” keluh Shi Young
“Kecuali
kau memiliki solusi yang lebih baik, jangan katakan sepatah kata pun dan pasang
tendanya.” Tegas Nyonya Oh
“Masih
ada yang lebih baik dari pada tenda. Aku benci tenda ini!” kata Shi Young lalu
bergegas pergi.
Bibi Oh
memanggil Shi Young agar tak pergi, Shi
Kyung memberitahu kalau ini buka Seoul. Nyonya Oh tak banyak bicara. Shi Kyung
mengeluh akhirnya memutuskan untuk mengikuti Shi Young.
Shi Kyung
mengejar adiknya agar bisa Berhenti, lalu mereka melihat seperti sedang
melakukan upacara kematian dengan membawa foto mendiang dan juga ada banyak
pria mengikutinya. Salah satu pria melihat kearah Shi Young, yaitu Park Ga
Ram. Mereka tak percaya kalau Hal
seperti itu masih ada.
“Apa Kau
pikir bisa tinggal di sini? Ada gadis
berpura-pura menjadi mayat dan sekarang ada pemakaman. Tidakkah semuanya terasa
aneh?” ucap Shi Young. Shi Kyung pun
menanyakan cara melakukanya.
“Ayo
kabur ke Seoul.” Kata Shi Young. Shi Kyung menanyakan cara dan akan pergi
kemana.
“Kita
bisa mendapatkan pekerjaan paruh waktu. Kau berteman dengan Myung Soo, maka
tinggallah di warnet. Aku bisa tinggal di rumah temanku. Aku yakin Ibu akan
mendapatkan tempat tinggal untuk kita. Jadi Ayo kembali sekarang, buat tenda, dan
berpura-pura mendengarkan Ibu.” Jelas Shi Young
“ Kita bisa
menyembunyikan barang-barang kita di mobilnya Bibi Jung Soo. Kau ingin pergi malam
ini. Bagaimana? Apa kau akan tidur di tenda itu?” kata Shi Young. Shi Kyung
mengelengkan kepala.
“Aku akan
mencari cara untuk pergi, jadi Ayo pergi.” Kata Shi Young. Shi Kyung seperti
bisa menurut kata-kata adiknya.
Nyonya Oh
menarik kedua anaknya yang ada di dalam mobil Bibi Oh, Keduanya beralasan kalau mereka tidak bisa
tidur di sana jadi mereka berdua akan tidur di mobil. Nyonya Oh menyuruh kednya
Tidur di tenda saja jadi Keluar saja.
“Apa kau
berencana melakukan demonstrasi tenda kepada Nenek?” kata Shi Young. Ibunya
terus menarik keduanya agar keluar dari mobil.
Saat itu
Nenek Lee melihat keributan, Nyonya Oh melihat Ibu mertuanya langsung
mengikutinya agar bisa mendengarkanya. Shi Young memberikan kode kalau harus
pergi. Saat itu juga mereka pun mencoba pergi. Bibi Oh melihat kakaknya
mengikuti Nenek Lee tanpa sadar kalau dua keponakanya sudah kabur.
Rumah sakit
Dokter
melihat Nenek Lee bertanya apakah mau keluar
malam ini, Nenek Lee melihat Dokter masih ada dirumah sakit memberitahu
harus bertemu kakek Yong Gi. Dokter Tahu kalau Nenek Lee pasti punya tamu di rumah. Nenek Lee kaget karena
dokter mengetahuinya.
“Aku
dengar dari Ga Ram. Dia bilang melihat beberapa anak.” Kata Dokter. Akhirnya
Nenek Lee pun duduk disamping dokter.
“Menantuku
dan cucu-cucuku datang.” Kata Nenek Lee. Dokter terkejut.
“Kau
pasti sudah lama tidak bertemu mereka
dan pasti senang bertemu mereka.” Komentar Dokter
“Masalahnya
adalah aku sama sekali tidak senang bertemu mereka.” Kata Nenek Lee. Dokter
ingin tahu alasanya.
“Apa
mereka pernah mengunjungi atau meneleponku? Apa mereka pernah mengajakku untuk liburan? Karena sekarang mereka tidak
punya tempat untuk pergi, maka mereka membawa semua barang mereka. Apa mereka
pikir aku akan berlari tanpa sepatu dan menyapa mereka?” keluh Nenek Lee.
“Itu
aneh. Aku tidak ingat seperti itu. Bahkan tahun lalu, menantumu datang bersama
anak-anak. Lalu Siapa yang mengunci pintu dan mengusir mereka? Apa itu orang
lain?” ejek Dokter. Nenek Lee mengaku tidak pernah melakukan itu.
“Saat
menantumu menelepon selama liburan, kau menutup telepon dan menyuruhnya diam.
Aku melihatnya dengan mataku sendiri. Benarkan? Jadi apa yang akan kau lakukan?
Apa kau akan mengusir mereka?” kata Dokter melihat Nenek Lee akan pergi.
“Sejak
kapan kau begitu tertarik dengan urusan orang lain?”ejek Neke Lee.
“Kau
bilang Orang lain? Kau bukan orang lain. Kau adalah anggota keluarga hospice.”kata
Dokter.
Nenek Lee
pikir Benar karena Keluarga hospice lebih dari cukup untuknya jadi tidak peduli
jika mereka pergi atau tinggal disini dan memberitahu agar Beritahu mereka
untuk melakukan apa yang diinginkan. Dokter memberitahu Nenek Lee kalau Kakek
Yong Gi pergi ke tempat penyimpanan.
Shi Kyung
mengeluarkan suara teriakanya. Shi Young menyuruh kakaknya agar menghentikanya
karena bisa mengundang hantu. Shi Kyung
pikir kalau hanya takhayul, lalu berteriak menunjuk ke langit kalau terlihat
banyak bintang yang bertaburan. Keduanya hanya bisa melonggo melihatnya.
Saat itu
Shi Kyung berhenti melangkah melihat di pohon besar, teringat ukembali saat di
siang hari melihat Bon yang mengelantung seperti mayat diatas pohon. Shi Young
menarik kakaknya untuk pergi karena bisa
ketinggalan bus terakhir.
Sementara
Bibi Oh terlihat panik karena Shi Young tidak mengangkatnya lalu berpikir untuk
melaporkannya ke polisi. Nyonya Oh pikir tak perlu dan membiarkan saja. Bibi Oh
merasa kasihan, Nyonya Oh sudah tahu kalau kedua anaknya sudah merencanakan dan
melarikan diri jadi lebih baik Tinggalkan dan biarkan mereka menderita.
“Mereka
tidak tahu jalan, dan mereka tidak punya uang. Mereka akan kembali jika mereka
tidak punya tempat untuk pergi. Disini Dingin. Ayo masuk tenda.” Ucap Nyonya Oh
menarik adiknya masuk ke dalam tenda.
Keduanya terlihat
kedinginan dalam tenda. Nyonya Oh pikir
walaupun tahu kalau suhunya dingin tapi meminta agar bibi Oh untuk
tidur Bibi Oh pikir akan begadang
semalaman. Nyonya Oh pikir seperti itu juga karena tidak bisa tidur.
“Kau
mengejutkanku berkali-kali hari ini. Ini benar-benar misteri kenapa kau
menyuruhku membawa tenda ini. Kau tahu bagaimana Nenek bereaksi.” Ucap Bibi Oh
“Jika kau
mengenalnya, itu tidak mengejutkan lagi.” Kata Nyonya Oh
“Kupikir
kau akan sedikit naif sepertiku. Ternyata Kau sangat kuat. Jujur saja, kau
sedikit tidak tahu malu... “ ungkap Bibi Oh.
“Bagaimana
denganmu? Kau mengikutiku. Bukankah kau yang tidak tahu malu?” ejek Nyonya Oh.
Bibi Oh
pikir ikut berjaga-jaga kalau Nenek Lee yang tak mengizinkan masuk. Nyonya Oh mengejek adiknya
itus seperti bonus tambahan. Bibi oh merasa tak seperti itu menurutnya ia
memang tak seperti mereka.
“Tapi,
kau dan Nenek hidup seperti orang asing. Sekarang, kau membawa semuanya, dan
mendatanginya seperti ini.” Pikir Bibi Oh merasa kasihan.
“Apa yang
bisa kulakukan? Ini satu-satunya pilihanku.” Kata Nyonya Oh.
“Tapi, aku
sangat takut pada Nenek jadi aku merasa jantungku akan berhenti.” Cerita Bibi
Oh.
Nyonya Oh
pikir adiknya itu benar-benar pandai berakting. Bibi Oh mengaku kalau Ini hanya
naluri bertahannya, lalu bertanya apa yang akan dilakuakn Nyonya Oh apakah
kaan meninggalkan anak-anak seperti ini.
Nyonya Oh pikir tidak bisa melakukan apa-apa sekarang dan harus menunggu Ibu mertuanya
membuka pintu dan hanya menunggu anak-anak kembali.
“Akankah
Nenek benar-benar membuka pintu?” tanya Bibi Oh merasa tak yakin
“Entahlah.
Setelah apa yang terjadi dengan ayahnya anak-anak, maka dia membenciku. Dia mungkin
takkan pernah membuka pintu” kata Nyonya Oh. Bibi Oh panik yang akan mereka
lakukan sekarang
“Dia
tidak mau membuka pintu untukku, tapi Kupikir dia akan berubah pikiran untuk
anak-anak.” Kata Nyonya Oh yakin.
Di
pinggir jalan, Shi Kyung memegang papan bertuliskan [Seoul] dan mencoba menghentikan mobil aga bisa
menumpang. Tapi tak ada mobil yang mau menghentikanya. Shi Young mulai
mengumpat kalau ini salah kakaknya jadi ketinggalan bis terakhir.
“Hei...
Itu karena kau jelek, jadi Pakailah makeup. Kau makhluk yang jelek.” Ucap Shi
Kyung kesal
“Tidakkah
kau melihat ke cermin?” ejek Shi Young. Shi Kyung berkata tidak bisa melihat ke cermin.
Saat itu
sebuah mobil akan lewat, mereka pun berusaha untuk menghentikanya agar bisa
menumpang. Mobil itu pun berhenti, mereka terlihat gembira. Shi Kyung pikir Sopir
itu pasti buta. Saat itu si Ketua Genk dan anak
buahnya turun dari mobil menyapa Shi Kyung.
Shi Young
mengumpat kesal orang itu datang lagi dan berusaha untuk kabur. Adiknya pun
bertanya kemana adiknya akan pergi dan malah kabur begitu saja. Tiga orang
terus mengejar Shi Kyung.
Nyonya Oh
menerima telp dari ankanya memberitahu kalau akan datang ke sana, jadi jangan
ke mana-mana lalu berpikir kalau pertama
harus menghubungi polisi. Bibi Oh mendengar kata polisi bertanya Apa ada
yang terjadi pada Shi Kyung dengan wajah panik. Nyonya Oh menyuruh adiknya agar
Cepat cari nomor kantor polisi di daerah ini.
Shi Kyung
terus berlari memohon agar Berhenti mengikutinya. Si ketua Genk pun meminta
agar Shi Kyung juga Berhenti berlari. Shi Kyung mengeluh merkea yang terus
mengikutinya sampai ke desa, lalu masuk
ke dalam rumah sakit.
Tiga
orang lainya pun ikut masuk, Dokter wanita melihatnya bingung dan bertanya mau
kemana mereka. Shi Kyung bisa bersembunyi didalam ruang rawat, tapi saat itu
terdengar dokter memberitahu kalau pasien sudah meninggal. Shi Kyung kaget
mendengar tangisan lalu bergegas keluar dari ruangan.
Tiga
orang temanya tak bisa menemukan Shi Kyung, mereka heran karena harus
mengejarnya sampai ke desa. Si ketua
Genk merasa kalau ini menyenangkan dan agak lucu bagaimana karena berusaha
keras untuk menangkapnya. Teman yang lain pikir Mungkin tidak.
Shi Kyung
melihat ketiganya masuk lorong, mencari tempat persembunyian. Si ketua Genk
pikir akan menyenangkan begitu menginjak-injaknya. Shi Kyung kebingungan,
akhirnya bersembunyi didalam peti dan mencoba tak bersuara.
Pria
tambun pikir, Shi Kyung tak mungkin ada digudang. Tapi Si ketua merasa
Firasatnya mengatakan Shi Kyung ada disini, lalu melihat ada sedikit jaket yang
terlihat dari peti, mereka pun mengajak agar pergia saja. Shi Kyung bisa
mendengar dan ingin membuka peti.
Tapi
ketiganya sudah ada diatasnya dengan sengaja memakunya, bahkan mengucapkan Selamat
tidur selamanya dan Beristirahatlah saat
ada disana. Shi Kyung panik ingin membukanya, tapi tak kuat. Teman yang lain
mengejek kalau Shi Kyung seharusnya mandi dulu dan Semoga perjalanannya aman.
“Aku
ingin membuat sebuah pengakuan. Aku menyukaimu. Mari kita segera bertemu lagi. Di kehidupan berikutnya, oke?”
ucap Si Ketua. Shi Kyung berteriak agar meminta dibuka dan menyelamatkanya.
Tapi
ketiganya sudah pergi meninggalkan Shi Kyung yang berada dalam peti. Shi Kyung
berteriak akan bisa membukanya, lalu teringat dengan kata-kata ibunya “Kau
harus mati dan hidup kembali beberapa kali untuk menjadi dewasa.” Lalu
bertanya-tanya Apa ini kematian pertamanya.
Shi Young
memanggil ibunya yang baru turun dari mobil,
Nyonya Oh bertanya kenapa Shi Kyung dikejar dan apakah sudah menelepon
polis atau melihat kemana mereka pergi. Shi Youn hanya menujuk ke arah
berlawanan saat Shi Kyung pergi meninggalkanya.
“Apa yang
mereka inginkan?” tanya Nyonya Oh. Shi
Young juga tak tahu.
Saat itu
polisi datang bertanya apakah mereka yang
melaporkan bahwa seseorang sedang
dikejar. Nyonya Oh memberitahu nama anaknya Lee Shi Kyung kalau Ada tiga orang yang
mengejarnya.
“Seseorang
di rumah sakit mengatakan kalau empat siswa menyusup masuk. Ayo pergi kesana.”
Ucap Polisi. Nyonya Oh kaget mendengarnya.
Bibi Oh pikir akan mengikuti polisi menuju kesana dengan mobilnya.
Rumah
sakit.
Dua dokter
bersama Nenek Lee berada diluar kebingungan karen ada siswa disini. Dokter juga tidak tahu
karena tidak pernah terjadi sebelumnya dan merasa Mereka sepertinya bukan
berasal dari sekitar sini. Nenek Lee pikir Hal-hal aneh terus terjadi.
“Siapkan
peti matinya” ucap Nenek Lee. Dokter bertanya Siapa yang butuh peti mati hari
ini?
“Seorang
pemuda yang mengalami kecelakaan sepeda motor. Dia juga tidak punya saudara. Kupikir
dia harus dikirim dengan pakaian pemakaman, jadi aku membawanya.” Jelas Nenek
Lee memberikan bungkusan yang dibawanya.
Nyonya Oh
turun dari mobil kaget melihat ibunya juga ada dirumah sakit. Nenek Lee malah
kesal berpikir Nyonya Oh mengikutinya jauh-jauh kemari. Saat itu di gudang,
kakek Yo Gi berteriak memberitahu kalau Ada seseorang di peti mati, mereka pun
bergegas masuk ke dalam gudang.
“Kita
akan menggunakan peti mati di pemakaman.” Kata Nenek Lee. Dokter bertanya Apakah itu mayat?”
“Aku
tidak tahu dan harus membukanya.” Ucap Kakek Yo Gi. Saat membukanya, merkea kaget melihat Shi
Kyung sudah tak sadarkan diri.
“Lee Shi
Kyung! Apa yang kau lakukan di sana? Anakku...” ucap Ibu Shi Kyung histeris dan
bertanya Apa dia masih hidup. Dokter memeriksa denyut nadinya kalau Shi Kyung
masih hidup dan memindahkan ke rumah sakit.
Shi Kyung
sudah dibaringkan diatas tempat tidur, semua berkumpul melhatnya. Shi Kyung
perlahan membuka matanya. Ibunya langsung menanyakan keadaan anaknya. Shi Kyung
masih binggung menanyakan keberadanya,
lalu teringat kalau sebelumnya terkunci dalam peti.
“Shi
Kyung, apa yang terjadi? Ketiga anak laki-laki itu yang melakukannya, bukan?
Kita harus melaporkan hal ini ke polisi.” Kata Dokter
“Tidak,
bukan mereka.” Kata Shi Kyung seperti tak ingin cari gara-gara lagi dengan para
berandal.
“Ini
adalah kejahatan karena mengurung seseorang di peti mati.” Kata Dokter
“Sudah
kubilang bukan itu yang terjadi. Aku
masuk ke peti mati sendiri.” Kata Shi Kyung
“Kau
tidak bisa memalunya sendiri. Ucap Dokter Heran
“Aku
tertidur disana. Seseorang pasti melakukannya secara tidak sengaja.” Kata Shi
Kyung.
Nyonya Oh
pikir itu masuk akal menurutnya mana mungkin ada orang yang tidak tahu Shi
Kyung ada di sana. Neneknya juga tak yakin cucunya masuk
masuk peti mati itu sendiri dan ingin tahu alasanya. Shi Kyung mengaku
kalau itu karena tidak memiliki tempat untuk tidur. Nenek Lee kaget
mendengarnya.
“Aku
tidak mau tidur di tenda.” Kata Shi Kyung
“Apa
Karena kau tidak mau tidur di tenda? Itu
tidak masuk akal. Katakan yang sebenarnya sekarang.” Ucap Nyonya Oh tak percaya
“Itu yang
sebenarnya terjadi. Aku tidak mau tidur di tenda. Tidak ada tempat untuk
tidur.” Ucap Shi Kyung, Shi Young pikir Shi Kyung benar.
Ibunya
pikir bisa membawanya sekarang. Shi Kyung merengek kalau langsung berbaring
karena sakit. Dokter mengatakan kalau
Shi Kyung tidak terluka di manapun dan bisa pergi. Shi Kyung merengek kalau benar-benar
sakit dengan mengalami trauma mental dan merasa panik, bahkan merasa sangat
pusing, lengan serta kakinya mati rasa.
Nyonya Oh
bergegas agar merkea memasukan semua barang di halaman sebelum Ibu mertuanya
berubah pikiran dan Lakukan dengan benar. Nenek Lee keluar dari rumah
memberitahu, Nyonya Oh dan adiknya bisa berbagi ruangan di dalam lalu membawa
barang-barang ini juga ke dalam rumah.
Nyonya Oh mengucapkan terima kasih.
“Dan Kau
bisa tidur denganku.” Ucap Nenek Lee pada Shi Young. Shi Young langsung
menolaknya. Ibunya langsung menyenggol anaknya untuk diam.
“Shi
Kyung, kau bisa menggunakan kamar yang ada di sana. Kamar itu belum pernah
ditinggali seseorang untuk waktu yang lama jadi Akan terasa dingin di kamar itu. Aku menyalakan pemanas dan meletakkan
selimut di sana.” Kata Nenek Lee.
“Kenapa
Shi Kyung mendapatkan kamarnya sendiri dan aku..” keluh Shi Young
“Kenapa
kau memanggil kakakmu dengan namanya, Shi Kyung?” ucap Nenek Lee marah
“Aku
memanggil Shi Kyung, Shi Kyung. Kenapa?” kata Shi Young melawan dan ibunya
langsung menutup mulut anak bungsunya.
“Mereka
berada di kelas yang sama, jadi dia belum terbiasa. Maaf ibu.” Jelas Ibu Shi
Young.
“Sebelum
ayahmu kuliah, itu adalah kamarnya. Dia menggunakannya saat dia seusiamu dan
selalu memiliki begitu banyak rahasia. Dia selalu mengunci kamarnya. Sekarang, kau bisa menggunakannya. Sekarang
Kau sedang sakit dan Istirahat saja.” Ucap Nenek Lee masuk ke dalam rumah
“Kupikir
kita perlu mulai mendapatkan sisi baik Shi Kyung.” Bisik Bibi Oh pada kakanya.
Shi Kyung
masuk kamar yang penuh dengan rak buku lalu bertanya-tanya dalam hati Seperti
apa ayahnya saat seusianya lalu melihat foto ayahnya, dan rahasia apa yang
dimaksud dengan neneknya, lalu berbaring di tempat tidur tanpa sadar kalau
sesuatu yang terjatuh
“Anehnya,
aku tidak memiliki kenangan tentang Ayahku.
Malam itu, aku bermimpi tersesat di tempat yang tidak kukenal.” Gumam
Shi Kyung
Shi Kyung
sudah tertidur lelap, lalu terdengar suara ibunya memanggil agar bangun karena
harus masuk sekolah. Shi Kyung bangun dan melihat figura yang sebelumnya jatuh,
membaca tulisan quote [Aku tahu jika aku tinggal cukup lama, hal seperti ini
akan terjadi.] Ia mengeluh sekolah apa lagi sekarang.
Ibunya
memberikan ponsel jadul yang hanya bisa mengirimkan pesan dan telp pada dua
anaknya. Shi Young mengeluh ibunya yang meminta agar menggunakan ponsel itu,
bahkan mungkin sudah tak ada lagi yang mengunakan. Nyonya Oh pikir Kembalikan
saja. Shi Young mengembalikan sementra Shi Kyung langsung menaruhnya disaku.
“Hei, kau
mau kemana? Kau tidak tahu jalan kesana.” Teriak Shi Kyung melihat kakaknya
pergi lebih dulu.
“Hei, Lee
Shi Kyung. Kau dilarang bermain game dan
dilarang pulang larut malam Dan juga, siapa tiga anak itu tadi malam?
Apa itu tentang kau menjadi saksi?” ucap Nyonya Oh. Shi Young mengaku kalau itu
bukan.
“Bukan
apa-apa, jadi jangan khawatir, Bu.” Kata Shi Kyung.
“Apa Ibu
tidak perlu mengkhawatirkanmu?” tanya Nyonya Oh. Shi Kyung membenarkan. Nyonya
Oh langsung memukul anaknya. Shi Kyung menjerit kesakitan.
“Ibu! Aku
dirawat di rumah sakit kemarin.” Keluh Shi Kyung
“Jangan
pernah berpikir untuk melakukan sesuatu seperti
yang kau lakukan di Seoul. Mengerti?” tegas Nyonya Oh
“Tapi,
itu tidak mungkin. Aku banyak menderita kemarin.” Kata Shi Kyung lalu
berpura-pura mengaduh kesakita dan meminta agar
butuh CT scan Nyonya Oh menyuruh agar Cepat dan ikuti Shi Young setelah
itu memanggil adiknya kalau harus pergi.
Shi Kyung
duduk di dalam bus melihat hampir semua anak mengunakan ponsel, lalu bergumam “Apa ini Seoul atau
semacamnya, Semua gadis di Korea terlihat sama dari belakang. Rambut panjang,
seragam sekolah, dan rok pendek. Mereka bahkan terlihat mirip dari samping dan
depan dan juga melihat ponsel mereka, berfoto selfie, atau bergosip.”
Lalu melihat kearah Shi Young sudah tertidur pulas.
Saat itu
Shi Kyung melihat sosok yang dikenalnya, Bon membuka jendela bus ingin merasaka
udara di pagi hari. Mata Shi Kyun melotot kaget karena bisa kembali bertemu si
gadis mayat tergantung di pohon.
“Ada
seorang gadis di Korea yang berbeda dari yang lainnya.” Gumam Shi Kyung seperti
mulai jatuh cinta dengan Bon pada pandangan pertama.
Bersambung
ke episode 2
Ps :
Hanya tayang 1 minggu sekali jadi updatenya juga tiap hari senin depan yah.
Terimakasih sudah membaca sinopsis aku. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar