Jin Kyu
datang binggung melihat semua barang sudah dikeluarkan dan bertanya apa yang
terjadi.
“Apa Kau
yang berbuat semua ini?” ucap Kang Soo dengan wajah sangat marah, Jin Kyu
binggung karena memang bukan dia. Kang Soo seperti tak yakin kalau Jin Kyu tak melakukanya.
“Kenapa
harus aku?” kata Jin Kyu seperti tak punya alasan. Saat itu Nenek Jung keluar
dari restoran, mereka sempat menatap sedih. Tapi Nenek Jung berlalu tanpa bisa
berbuat apa-apa. Kang Soo terlihat makin marah marah karena restoran Nenek Jung
akhirnya diusir dari tempatnya selama ini.
Petugas
membawa semua barang-barang keluar dan tanpa sengaja menjatuhkan semua brosur
yang sudah dibuat Kang Soo dan diinjak begitu saja. Di bagian depan restoran
ditempel pengumuman “Pembongkaran”
[Akta untuk
properti ini telah dipindahkan melalui
eksekusi wajib dari Pengadilan Negeri Seoul.]
Semua pun
pergi termasuk juga Jin Kyu, Kang Soo
menatap brosur yang selama ini mereka bagikan, lalu berjongkok untuk
membereskanya. Byung Joo melihatnya berpikir Kang Soo tak perlu melakukan itu.
Dan Ah akhirnya ikut jongkok membantu Kang Soo, Tuan Baek dkk ikut membereskan
brosur yang berserakan dijalan.
Nyonya
Jung menemui Jin Kyu yang datang sangat
tergesa-gesa. Jin Kyu membahas tentang Tentang Hanyang Seolleongtang dan ingin
tahu apakah Nyonya Jung di balik semua yang terjadi. Nyonya Jung mengakui memang
membeli bangunan itu dan penyewaannya tidak sesuai prosedur, jadi mengusirnya.
Jin Kyu ingin tahu alasanya dengan menahan amarah.
“Kenapa
Anda membeli bangunan Hanyang Seolleongtang itu? Sekarang 'kan tanpa begini pun
kita bisa melawan Hanyang.” Ucap Jin Kyu yakin
“Aku
berniat membantumu. Kudengar Hanyang selalu laku karena jasa pengantaran itu dan
penjualan restoran ini kadang menurun, jadi aku membelinya. Kalau diharuskan
aku ingin mengusirnya, hanya untuk membantumu meningkatkan penjualan.” Jelas
Nyonya Jung
“Dengan
begitu, saat aku menunjukmu sebagai direktur umum maka tidak akan ada
perlawanan. Kenapa kau marah seperti
itu? Kupikir kau akan berterima kasih padaku. Aku melakukan semuanya untuk
membantumu. Apa jawabanku belum memuaskanmu?” kata Nyonya Jung heran melihat
reaksi Jin Kyu.
“Tidak,
aku tidak mau melakukan ini. Aku ingin bersaing dengan kemampuanku sendiri. Aku
ingin bekerja keras, dan bersaing dengan percaya diri! Itu sebabnya aku selalu
riset setiap malam, dan aku bahkan mulai mendapatkan hasilnya!” ucap Jin Kyu
“ Anda
tidak tahu betapa bahagianya diriku ketika aku berhasil. Hanya dengan sekali, aku
merasa bisa melakukan sesuatu Aku bahkan mulai berpikir kalau diriku itu tidak
bodoh. Dan sebab itulah, aku sangat bersyukur pada Anda. Tapi... kenapa bisa
Anda membuat usahaku jadi sia-sia? Kenapa Anda bisa, hanya sekali gerakan membuatku
jadi orang bodoh?” ucap Jin Kyu marah
Nyonya
Jung meminta agar Jin Kyu Sadarkan dirinya karena Tujuannya bukan untuk menyingkirkan Hanyang, karena
Hanyang hanyalah sebuah batu kerikil yang membuat kesuksesannya menjadi
terhalang dan Yang harus Jin Kyu lakukan hanyalah menyingkirkannya.
“Mereka
sangat tidak penting bahkan ketika kau berjongkok dan menemui mereka.” Kata
Nyonya Jung merendahkan restoran Nenek Jung
“Itu Memang
penting bagiku. Bagiku, Hanyang adalah langkah pertama yang kuambil dalam
hidupku. Aku hanya bisa terlahirkembali sebagai orang baru jika aku mengalahkan
merekadengan caraku sendiri. Aku... harus melakukan itu agar aku bisa membuat
proyek makanan Jungga yang baru bisa berhasil!” kata Jin Kyu yakin
“Bahkan
tanpamu, proyek untuk Restoran Jungga yang baru bisa berhasil.” Kata Nyonya
Jung yakin. Jin Kyu tak mengerti maksudnya.
“Sistem
Jungga sudah dilengkapi sepenuhnya. Meski kau bisa jadi direktur umum...tapi
hasilnya sama saja.” Kata Nyonya Jung
“Lalu...kenapa
Anda mempercayakan tugas ini padaku? Kenapa Anda memberiku kesempatan seperti
ini?” tanya Jin Kyu
“Apa Kau
masih belum tahu?” kata Nyonya Jung, Jin Kyu mengatakan tak tahu jadi meminta
agar katakan padanya.
“Ini
Untuk mengembalikanmu sebagai pewaris Ohsung Group. Orang tua tidak mungkin
mengusir anak mereka sendiri. Bahkan Ketua Oh pasti akan datang mencarimu
lagi.”ucap Nyonya Jung. Jin Kyu tak percaya kalau masih dihubungkan dengan
ayahnya.
“Dan jika
kau telah menjadi pembisnis terhormat saat itu, Ketua Oh pun akan berubah
pikiran. Lalu, kau akan mendapatkan kesempatan untuk mewarisi setengah dari
Ohsung Group. Tapi tentu saja, kau harus menikahi Ji Yoon dulu” kata Nyonya
Jung tak mau rugi.
Jin Kyu
mengartikan Nyonya Jung selama ini telah memanfaatkannya. Nyonya Jung pikir hanya
menciptakan sebuah kesempatan dan Jin Kyu akan diberi kesempatan untuk bertahan
di Ohsung Group dan Ia akan diberikan kesempatan untuk bertahan di
tengah-tengah semua konglomerat besar. Dengan gaya sombongnya, Nyonya Jung
mengatakan kalau dirinya adalah pengusaha.
“Jadi
kalau aku menginvestasikan banyak uang ke seseorang yang tak punya pengalaman
sepertimu berarti aku punya motif tersembunyi. Harusnya kau sudah tahu. Tapi,
kau tidak menyadarinya. Kau hanya membaca buku, seperti seseorang yang ingin
tahu sesuatu. Kau memang bodoh.” Ungkap Nyonya Jung. Jin Kyu sangat marah
mendengarnya.
“Kau
Istirahat saja... Besok aku akan menunjukmu sebagai direktur. Hanyang sudah
tidak ada lagi, jadi tidak perlu khawatir dengan penjualanmu. Dan saat kau
sedang beristirahat pikirkan hari di mana kau bisa kembali ke Ohsung Group. Itu
akan membantumu melupakan hal-hal yang tidak penting seperti Hanyang.” Ucap
Nyonya Jung sambil membereskan berkas diatas meja. Jin Kyu masih duduk dengan
mata berkaca-kaca.
Suasana
terlihat suram di Ruangan Strong Delivery,
Tuan Baek memastikan kalau bukan Oh Jin Kyu yang melakukannya. Kang Soo
pikir bukan Jin Kyu karena ketika datang terlihat sangat terkejut. Tuan Baek pikir itu dibuat-buat
karena ia bisa seperti Jin Kyu.
“Ah! Apa
yang terjadi? Kenapa kau menyalahkanku? Bukan aku. Bukan aku! Memang bukan aku!”
ucapa Tuan Baek berakting berlebihan. Dan Ah melirik sinis. Tuan baek pun Maaf
pada Nyonya Presdir.
“Kurasa,
tempat itu memang dijual. Tapi ada izin tidak restoran itu disingkirkan dengan
sangat tiba-tiba? Apa bisa menjalankan perintah eksekusi seenaknya?” kata Byung
Joo
“Tidak.
Mereka menuntut dulu lalu mendapat izin dari pengadilan. Dan mereka akan
melayangkan surat pemberitahuan eksekusi sebelumnya. Aku yakin pemilik Hanyang menerima
semua dokumen itu.” Ucap Min Chan sedih
“Kenapa dia
tidak bilang pada kami?” kata Ho Young binggung
“Mungkin
karena khawatir. Dia takut kita ini akan panik Atau kita merasa dikalahkan sehingga
memilih untuk menyerah.” Kata Min Chan. Kang Soo langsung berdir dari tempat
duduknya.
“Aku
harus bertemu dengan pemilik Hanyang.” Kata Kang Soo. Dan Ah bertanya apa
rencannya setelah bertemu dengan nenek Jung
“Aku
harus meyakinkannya agar tidak menyerah. Aku yakin ada cara agar dia bisa
memulainya dari awal.” Kata Kang Soo lalu keluar dari ruangan.
Nenek Jung
bertemu dengan Soon Ae memberikan tumpukan amplop, untuk diberikan pada Kang
Soo dkk serta mengucapkan terima kasih atas semua kerja keras mereka juga,
selian itu ia juga benar-benar minta maaf. Soon Ae benar-benar tak ingin
melepaskan Nenek Jung begitu saja.
“Jangan
seperti itu. Datang saja ke Lively...” ucap Soon Ae tetap ingin membantu.
“Tidak.
Kau sudah melakukan banyak hal untukku Dan tolong sampaikan ini pada Kang Soo. Katakan
padanya untuk melupakan Hanyang, dan tetap semangat bekerja untuk bisnis
barunya.” Ucap Nenek Jung lalu pamit pergi, Soon Ae benar-benar sedih melihat
Nenek Jung harus pergi meninggalkan mereka.
Kang Soo
mengetuk pintu rumah Nenek Jung memanggilnya untuk membuka pintu dan terus
mengetuknya dengan suara lantang. Dan Ah yang menemaninya berpikir kalau Nenek
Jun tidak ada di rumah.
“Kenapa
dia tidak ada di rumahnya, bahkan sudah jelas kami akan menemuinya?” ucap Dan
Ah. Kang Soo akhirnya keluar dari gedung tempat nenek Jung.
“Aku akan
pergi ke Namyangju Mungkin dia sedang menemui Hyun Soo.” Ucap Kang Soo. Dan Ah
menahanya.
“Sudah
hentikan. Kau harus menerima kenyataan ini. Bahkan ada juga restoran lain yang
diusir seperti ini. Kau melakukan semua yang kau bisa. Itu terlalu berlebihan
bagimu untuk melakukan ini.” Ucap Dan Ah menasehati. Kang Soo yang keras kepala
tak peduli dan akan kembali lagi nanti. Dan Ah menahan dengan narik tangan Kang
Soo.
“Maaf... Tapi
aku tidak suka kalau dia diusir karena tidak punya uang.” Kata Kang Soo
“Aku juga
tidak suka! Tapi ada yang disebut dengan kenyataan. Kau tidak bisa mengubahnya
walau kau tidak suka.” Kata Dan Ha
“Tetap
saja aku tidak suka... Aku tidak suka...” ucap Kang Soo dengan menahan
amarahnya.
“Kau ini
kenapa? Kenapa kau malah melakukan hal ini?” kata Dan Ah. Kang Soo menjawab
hanya mengatakan akan kembali. Dan Ah meminta agar Kang Soo memberitahu ada
apa.
“Apa
sesuatu terjadi padamu? Katakan padaku. Aku harus tahu... Aku ingin tahu... Aku
ingin lebih memahamimu.” Ungkap Dan Ah memohon. Kang Soo menatapnya.
Keduanya duduk
di jembatan, dengan sungai didepan mereka. Kang Soo menceritakan Ayah menderita
sakit, terkena kanker, tapi terlambat ditangani Jadi satu-satunya metode
pengobatan yang dimilikinya adalah untuk meminum obat penghilang rasa sakit.
“Tapi dia
tidak bisa membayar tagihan rumah sakitnya, jadi dia diusir. Sejak hari itu Ayahku
sangat menderita. Dia akan pingsan karena banyaknya rasa sakit yang
ditanggungnya, Tapi dia masih akan merasa kesakitan saat bangun tidur.” Cerita
Kang Soo. Dan Ah diam menatap Kang Soo seperti tak percaya kalau Kang Soo
memiliki cerita sedih
“Aku ingin
ayahku mati secepat mungkin. Aku hanya... tidak ingin dia kesakitan lagi.” Ucap
Kang Soo
“Kang
Soo. Aku tahu kalau kedua situasi ini berbeda.” Kata Dan Ah mencoba
menyakinkan.
“Tapi...Bagiku,
ini sama saja. Aku tidak bisa membantu kalau aku merasa ini hal yang sama, jadi
Aku akan kembali nanti” kata Kang Soo lalu beranjak pergi. Dan Ah pun tak bisa
menahanya lagi.
Jin Kyu
duduk di meja kerja dengan papan nama “Kepala Manajer Oh Jin Kyu” dan mengingat
kembali ucapan Nyonya Jung “Bahkan tanpamu, grup makanan Jungga akan berhasil”.
Akhirnya Ia hanya bisa berteriak marah dengan melempar semua barang dari atas
meja. Saat keluar restoran, Ji Yoon
datang bertanya apakah sudah selesai melakuakan riset.
“Ya.
Kenapa kau kemari?” tanya Jin Kyu. Ji Yoon mengaku bosan.
“Aku tidak
terbiasa sendirian begini pada hari Minggu. Kebiasaan itu adalah yang paling
menyeramkan.” Ucap Ji Yoon. Jin Kyu bisa mengerti
“Ayo
pergi berkencan jika kau selesai dengan semuanya. Sebenarnya, aku mau kencan
bersama Ahjussi. Tapi tidak bisa, karena si wanita yang menyeramkan itu. Kalau
memang kau tidak bisa tidak apa. Lagian aku tidak pernah menempel padamu.” Ucap
Ji Yoon akan bergegas pergi.
“Baiklah,
ayo kita berkencan. Kau mau apa?” tanya Ji Kyu.
“Ayo
pergi minum. Akhir-akhir ini aku sedang galau.” Kata Ji Yoon bahagia. Jin Kyu
bingung apakah harus Siang hari. Ji Yoon pikir Minum di siang hari adalah yang
terbaik.
Keduanya
sampai di cafe, dengan memesan bir gelas besar. Ji Yoon mengajak Minum sekali
teguk. Kalau tidak bisa dihabiskan, maka Jin Kyu akan kena sentil dibagian
kepalanya. Jin Kyu pikir lebih baik minum bisa saja. Ji Yoon merasa Itu tidak
menyenangkan, lalu memulainya.
Jin Kyu
panik tak mau kalah mencoba menghabiskan satu gelas dengan cepat, Ji Yoon lebih
dulu habis dan Jin Kyu masih menyisakan setengah gelas bahkan lehernya seperti
merasa tak enak. Ji Yoon pun meminta Jin Kyu mendekatkan kepalanya, Ji Kyu
pasrah dan saat menerima sentilan matanya terlonjak kaget karena sangat sakit.
Ji Yoon meminta dua gelas lagi, Jin Kyu memohon pada bibi agar nanti saja.
Hyun Soo
duduk dengan neneknya bertanya apa yang
akan dilakukan sekarang. Nenek Jung pikir tak masalah karena akan ke tempat
lain dan membuka restoran baru, karena ia yang handal dalam memasak. Hyun Soo
pikir tetap saja tak bisa karena orang-orang di sana akan sangat kecewa.
Ibu Hyun
Soo di dalam toko terlihat gugup saat mendengar suara seseorang yang memanggil
Hyun Soo. Hyun Soo dan Nenek Jung ikut
kaget melihat Kang Soo yang datang. Nenek Jung bertanya apa yang membuatnya
sampai datang ke tempatnya. Kang Soo
mengaku kalau ingin bertemu dengan Nenek Jung. Nenek Jung tak habis pikir
dengan sikap Kang Soo yang keras kepala.
“Tinggalkan
aku sendiri dan hentikan saja aku!” ucap Nenek Jung
“Begitulah
aku. Aku tidak enak kalau dengar apa kata orang lain.” Kata Kang Soo
“Oh, kau
begitu menyeramkan.” Ungkap Nenek Jung. Keduanya pun tertawa. Hyun Soo mengaku
senang karena Kang Soo datang lalu memberitahu ibunya kalau temanya Kang Soo
sudah datang.
Kang Soo
tak tahu kalau ibu Hyun Soo ada di toko dan menyapanya. Hyun Soo mengajak Kang
Soo masuk toko. Ibu Hyun Soo hanya bisa tertunduk menyembunyikan wajahnya. Hyun
Soo memberitahu kalau Kang Soo datang Kang Soo pun menyapa ibu Hyun Soo. Ibu
Hyun Soo akhirnya mengangkat kepalanya. Kang Soo terkejut kalau itu ibunya yang
ada di foto saat mengendongnya masih kecil.
“Kami
terlihat sangat mirip, 'kan?” ucap Hyun Soo bangga. Ibu Kang Soo melihat keduanya
benar-benar mirip. Kang Soo hanya diam saja.
“Tetaplah
di sini bersama Kang Soo. Ibu akan membeli beberapa buah.” Ucap Ibu Hyun Soo
ingin menghindar.
“Tidak
apa.. Biar aku yang beli, toko itu jaraknya jauh jadi Ibu di sini saja dan
bicaralah dengan Kang Soo.” Kata Hyun Soo bergegas pergi. Nenek Jung ingin ikut
karena cucunya itu belum sepenuhnya sehat. Hyun Soo mengeluh kalau sudah
baikan. Akhirnya hanya ada Kang Soo dan Ibunya.
Ibu Hyun
Soo mengajak Kang Soo dudukk, Kang Soo dengan tatapan dingin menolaknya. Ibu
Hyun Soo mengatakan kalau sudah dengar
banyak Tentang Kang Soo dari Hyun Soo lalu mengucapkan Terima kasih Karena
sudah berbaik hati pada Hyun Soo.
“Sangat
sulit bagimu dengan pekerjaanmu saat ini, kan? Dan cuaca akhir-akhir ini
berubah-ubah. Hujan sering turun, dan... “ ucap Ibu Hyun Sooo langsung disela
oleh Kang Soo
“Sudahlah..
Hentikan... Jadi ternyata Anda di sini. Kupikir Anda sekarang berada di Seoul.
Kudengar Anda menjual rumah dan perahu kami dan naik bus menuju Seoul. Anda pergi
begitu saj, namun Anda hidup seperti ini? Di seluruh penjuru Seoul aku berusaha
mencari Anda. Karena ada yang harus kukatakan pada Anda.” Ucap Kang Soo
“Kang
Soo....” ucap Ibu Hyun Soo. Kang Soo tak ingin ibunya menyebutkan namanya.
“Aku tak
suka Anda menyebut namaku dari mulut Anda sendiri. Sejak hari itu, Ayah hanya
melihat jalan menuju ke Seoul Dan dia juga menjadi semakin sakit. Tapi, dia
bahkan tidak bisa membenci orang seperti Anda. Dia tidak pernah sekalipun kesal
pada Anda bahkan saat dia naik ke kapal, dia pernah menjadi kapten sebagai
pekerjaannya sehari-hari.” Ucap Kang Soo dengan menahan amarah. Ibu Hyun Soo
kembali memanggil nama anaknya.
“Kubilang
jangan sebut namaku! Mulai sekarang. pegang kata-kataku baik-baik, sebelum Anda
mati. Ayah sakit dan mati karena Anda. Bahkan saat sel kankernya menghancurkan
organ tubuhnya, dia mati karena merindukanmu. Dia sangat kesakitan saat kuku
jarinya berantakan, namun dia hanya memanggil namamu.” Ucap Kang Soo. Ibu Kang
Soo hanya bisa menangis.
“Sampai
saat Anda mati, jangan pernah lupakan itu. Karena aku juga tidak akan
melupakannya. Kalau begitu, aku akan pergi dan Jangan bilang apa-apa pada Hyun
Soo.” Tegas Kang Soo lalu keluar dari toko. Ibu Kang Soo jatuh lemas dan
menangis dibawa rak buku.
Jin Kyu
dan Ji Yoon kembali pulang, Jin Kyu memuji Ji Yoon makan banyak bahakn seperti seorang kuda nilyang sedang
minum alkohol. Ji Yoon mengaku kalau memang punya perut yang bagus, bhkan masih
sekolah, biasanya menghilangkan stress
dengan makan.
“Kenapa
makanmu hanya sedikit kalau punya selera makan yang banyak?” ucap Jin Kyu
“Itu
karena aku tidak punya uang! Upah per jamku hanyalah sebuah lelucon. Dasar..
upah per jam sangatlah jelek.” Ucap Ji
Yoon kesal. Jin Kyu hanya tertawa lebar melihat tingkah Ji Yoon.
Ji Yoon
melihat mereka sudah sampai rumahnya, Jin Kyu pun menyuruh Ji Yoon segera masuk
dan Mimpi yang indah. Ji Yoon mengaku kalau hari ini sangat senang. Jin Kyu juga merasakan
hal yang sama. Lalu Ji Yoon pun menaiki tanga untuk masuk pintu kostnya.
“Hei, Ji
Yoon! Besok belilah makanan dari restoran. Jangan terlalu sering makan makanan
di toko swalayan.” Ucap Jin Kyu
“Aku
pasti akan melakukannya kalau upah per jamku naik 10.000 Won.” Kata Ji Yoon
lalu keduanya pun melambaikan tangan.
Kang Soo
masuk restoran. Dan Ah melihat Kang Soo datang langsung menyambutnya. Kang Soo
melihat Dan Ah yang belum pulang. Dan Ah pun menanyakan dengan Nenek Jung. Kang
Soo mengatakan sudah bertemu dengannya.
“Dia
bilang apa?” kata Dan Ah. Kang Soo hanya mengatakan kalau itu pasti tidak terlalu mudah.
“Kau
sudah bekerja keras, Naiklah ke atas dan beristirahatlah.” Kata Dan Ah. Kang
Soo mengangguk dengan menyuruh Dan Ah pulang.
Dan Ah
sudah siap naik motor dan pulang, tapi terlihat khawatir dengan Kang Soo
akhirnya naik ke lantai atas dan mendengar suara tangisan. Ia ragu untuk
membuka pintu, tapi akhirnya membuka pintu melihat Kang Soo sedang menangis
memang sebuah foto.
Kang Soo
memegang foto ibunya dan juga peta yang ditandainya sudah berantakan. Ia langsung
merobek foto ibunya dan menangis sekencang-kencangnya. Dan Ah pun akhirnya
bersuara. Kang Soo melihat Dan Ah menyuruh pergi saja.
“Kau
kenapa? Kenapa kau menangis?” ucap Dan Ah. Kang Soo menyuruh Dan Ah Pergi saja.
“Mana
bisa kau pergi, di saat kau menangis?” ucap Dan Ah mendekati Kang Soo. Kang Soo
akhirnya menangis histeris dipelukan Dan Ah sekeras-kerasnya dengan memanggil
ayahnya. Dan Ah memeluk Kang Soo dengan
mata berkaca-kaca memohon agar Jangan menangis.
Kang Soo
akhirnya berhenti menangis dan sudah duduk tenang. Dan Ah pun bertanya apakah
karena ini, alasan Kang Soo hanya tinggal di satu wilayah selama dua bulan.
Kang Soo membenarkan, tapi ketika iabertemu dengan ibunya malah seperti ini.
“Dan juga
dia berada di tempat Hyun Soo.” Ucap Kang Soo. Dan Ah binggung Apa yang harus dikatakan di saat seperti ini?
“Kau tidak
perlu mengatakan apa pun. Aku tidak apa-apa.” Kata Kang Soo. Dan Ah tak yakin
kalau Kang Soo baik-baik saja.
“Aku
tidak apa-apa. Terima kasih karena berada di sisiku.” Kata Kang Soo
“Kalau
aku sendiri. sejujurnya ini pasti sangat sulit bagiku.” Ungkap Dan Ah.
“Kau
harus pulang sekarang. Aku lelah dan
ingin tidur.” Kata Kang Soo. Dan Ah merasa tak percaya kalau Kang Soo
bisa tidur malam ini. Kang Soo mengangguk.
Kang Soo
seperti tertidur lelap, Dan Ah menatapnya dengan memegang jari Kang Soo meminta
agar Jangan menangis, karena Kalau melihatnya menangis, akan merasa sangat
sedih dan mengucapkan Selamat malam serta Jangan mimpi buruk, setelah itu
keluar dari kamar. Kang Soo terlihat tertidur lelap tanpa mebuka matanya.
Yeon Ji
memarahi Dan Ah yang pulang sangat larut lalu bertanya apakah bersama dengan
Kang Soo di ruang tertutup. Dan Ah dengan santai membenarkan. Yeon Ji kaget
mendengarnya dan menarik Dan Ah untuk duduk menatapnya.
“Apa Kau
ini sekarang penuh dengan throttle?” ucap Yeon Ji. Dan Ah membenarkan. Yeon Ji
benar-benar tak percaya mendengarnya.
“Apa yang
akan kau lakukan? Bukankah kau mau pindah? Apa Kau tidak mau lari dari Hell
Joseon?” ucap Yeon Ji
“Pastilah
aku mau. Tapi Aku akan melakukan apa yang kuinginkan sebelumnya.” Ucap Dan Ah.
Yeon Ji rasa Dan Ah sudah gila.
“Aku
hanya ingin menjadi gila. Aku ingin mencintainya seperti wanita gila. Aku
mungkin sudah jahat jika aku seperti ini hanya untuk pergi darinya nanti, tapi
Aku hanya ingin mencintainya seperti orang gila. Itulah yang ingin kulakukan
dan keputusanku. Jadi mulai sekarang jangan bilang apa-apa padaku.”tegas Dan
Ah. Yeon Ji benar-benar tak habis pikir Dan Ah bisa berubah pikiran.
Ji Yoon
datang terburu-buru masuk cafe. Manager langsung memarahi Ji Yoon karena telat
datangnya. Ji Yoon mengaku Tadi malam banyak minum. Managernya mengeluh Ji Yoon
yang menyebut itu alasan. Ji Yoon hanya bisa meminta maaf dan berjanji tidak
akan terjadi lagi.
“Aku
potong gajimu untuk bulan ini.” Ucap Managernya. Ji Yoon pun tak bisa berkata
apa-apa lagi.
Teman
kerja Ji Yoon memberikan sesuatu pada Ji Yoon, Ji Yoon binggung apa itu.
Temanya memberitahu kalau Ada seorang pria yang menitipkan amplop itu dan mengingat
kalau pria itu yang pernah menjual tas bersamanya.
Ji Yoon
mengingat kalau itu Jin Kyu lalu membuka amplop berisi sebuah kartu kredit
dengan pesan “Belilah makanan yang tepat” Ji Yoon binggung kenapa Jin Kyu
bersikap seperti ini.
Bersambung
ke Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar