PS
: All images credit and content copyright : KBS
“Aku
ingin melihatnya... seseorang sepertimu bisa berhasil. Jadi... perlihatkan
padaku.Lakukanlah dan buat aku bahagia. Aku mencintaimu... Aku mencintaimu,
Kang Soo.” Ucap Dan Ah.
Kang Soo
tak percaya mendengarnya. Dan Ah akhirnya memeluk Kang Soo lebih dulu. Kang Soo masih terdiam tapi akhirnya tanganya
merangkul badan Dan Ah lalu berkata pada Dan Ah.
“Aku pasti
akan perlihatkan padamu... Aku berjanji kalau pasti akan melakukannya.” Ucap
Kang Soo
Keduanya
saling menatap, Kang Soo ingin memberikan ciuman. Dan Ah langsung menahan bibir
Kang Soo, berpikir kalau Lain kali saja
Setelah Kang Soo berhasil. Akhirnya keduanya berpelukan lebih erat lagi.
Byung Joo
dkk tidur di ruang tengah begitu saja, saat itu terdengar suara ketukuan pintu.
Byung Joo bertanya siapa yang datang di malam hari. Kang Soo memberitahu kalau
ia yang datang. Byung Joo membuka pintu tanpa menyalakan lampu. Kang Soo masuk
menyalakan lampu, Byung Joo kaget melihat Dan Ah ikut masuk.
Ia
menjerit karena hanya mengunakan boxer, Ho Young dan Young Taek juga ikut
menjerit karena hanya pakai dalaman dan bergegas menarik selimut. Dan Ah sempat
terdiam akhirnya membalikan badanya. Tuan Baek baru terbangun, heran melihat
mereka semua ribut dan baru sadar kalau ada Dan Ah yang datang ke rumah para
pria.
Mereka
semua duduk di ruang tengah sudah memakain celana, Tuan Baek meminta maaf pada
Dan Ah karena melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihat. Ho Young juga meminta maaf dan tahu Pasti akan sulit
baginya soal tadi.
“Tapi
tetap, bukankah aku yang terbaik di antara kami bertiga?” kata Byung Joo bangga
“Aku
tidak melihatnya, jadi aku tidak tahu.” Kata Dan Ah.
“Hah?
Kurasa bukan... Kau melihatnya dalam sekali tatapan.” Kata Young Tae. Dan Ah
langsung memberikan pukulan. Jeritan kesakitan pun terdengar.
“Ada apa
kemari tengah malam begini?” tanya Sung Jae
“Ayo buat
restoran jalanan itu berbisnis kembali.” Kata Kang Soo
“Mana
bisa ketika mereka semua mau menutup restorannya?” kata Sung Jae
“Kalau
bagian itu, biar aku yang mengurusnya. Kalian semua, nanti pagi-pagi buta panggil
semua pemilik restoran... Beri tahu mereka untuk membuka toko mereka, dan
tunggulah kami. Dan juga Min Chan hyung, ayo kita pergi ke kampung halamanmu.”
Ucap Kang Soo penuh semangat Min Chan
binggung kenapa harus Ke kampung halamannya.
Semua
pemilik sudah berkumpul, Paman mengeluh karena menyuruh mereka untuk berhenti
Tapi malah meminta berkumpul lagi, menurutnya Kang Soo dan teman-temannya itu
sangat keras kepala. Si bibi lain mengaku akan senang kalau Kang Soo menemukan
solusi lagi.
“Menutup
bisnis yang sudah berjalan selama 20 tahun membuatku merasa tidak nyaman.” Ucap
si bibi lain
“Baiklah,
kalian semua keluarlah. Kang Soo akan datang.” Kata Tuan Baek masuk restoran.
Semua pun bergegas keluar dari toko.
Kang Soo
datang dengan Dan Ah dan Min Chan bersama dua buah truk. Semua binggung ada apa
dengan truk-truk yang dibelakang Kang Soo.
Terlihat label di samping [Silakan dilihat bahan dari Toko Makanan Lokal
Hwasung!] Kang Soo akhirnya turun menemui semua pemilik toko.
“Ini
adalah bahan makanan segar langsung dari pegunungan. Anda bisa membayar
bahannya nanti.Tapi untuk saat ini, buka bisnis Anda dan pakailah bahan ini.
Dan sebagai gantinya, Anda harus menawarkan harga yang sama dengan Jungga.”
Ucap Kang Soo
“Kau
bilang.. Harga yang sama? Kalau kami melakukannya, maka kami bahkan tidak bisa
menghasilkan 1000 Won per piringnya.” Keluh si bibi
“Untuk
sekarang lakukan saja. Jika Anda mendapatkan banyak pelanggan, keuntungan Anda
akan mulai meningkat.” Jelas Kang Soo
“Meski
begitu, itu tidak akan mudah. Jungga tidak pernah mempermasalahkan uang sewa.
Tapi kami memikirkan hal itu!” kata Paman
“Aku
yakin ada cara untuk mengatasi masalah itu juga. Pemilik bangunan akan segera
datang. Jadi Bicaralah dengan mereka.” Kata Dan Ah.
Semua
berkumpul di restoran Lively, Kang Soo meminta Tolong agar jangan kumpulkan uang sewa bulan ini. Semua
pemilik gedung kaget mendengarnya, merasa mereka tak bisa hidup tanpa uang sewa
gedung.
“Anda
bisa bertahan satu bulan tanpa uang sewa. Jadi lakukan saja. Tidak ada satu
orang pun yang tertarik untuk melihat properti Anda. Lagi pula, saat kontrak
Anda dengan restoran yang sudah ada sudah habis, apa yang akan Anda lakukan?”
kata Dan Ah mencoba menjelasknya. Paman dan Bibi lainya mendengar ucapan Dan Ah
yang membela mereka
“Anda
akan berhutang untuk mengembalikan uang jaminan mereka dan bangunan Anda akan
kosong. Jadi kalau itu terjadi, bukannya Anda yang rugi lebih banyak ? Pikirkanlah
ini baik-baik.” Tegas Dan Ah. Si pemilik merasa tak bisa begitu saja.
“Sejujurnya,
kita semua berada dalam kapal yang sama. Kita semua akan berhasil, atau kita
semua akan gagal. Hanya ada dua pilihan itu. Jadi kalian semua harus ikut
dengan kami. Bagaimana pendapat Anda?” ucap Kang Soo
“Jadi, apa
kau mau memberi kami uang sewa bulan depan?” tanya pemilik gedung
“ Kalau
bisnisnya sukses, akan kuberikan.” Kata Kang Soo. Pemilik gedung merasa Kang
Soo dkk sangat kasar.
“Benar.
Presdir itu kelihatannya orang baik tapi pegawaimu itu benar-benar sesuatu.”
Keluh salah seorang bibi
“Dan saat
kita mulai mempromosikan restoran jalanan, aku ingin kalian semua ikut ambil
bagian. Kami tidak hanya mempromosikan restoran dan juga mempromosikan properti
Anda. Jadi harap kerja samanya.” Kata Kang Soo
Semua
mengeluh bagus untuk apa menurutnya uni sama saja Tuan Baek pikir Itu
wajar-wajar saja bagi pasangan serasi. Kang Soo pikir akan menemui mereka lagi.
Akhirnya semua pemilik gedung pun keluar. Tuan
Baek kembali memanggil Semua pemilik restoran untuk mengambil logo dan
pasang ditempat mencolok.
Nyonya
Jung melihat laporan pemasukan lalu bertanya Apa yang terjadi dengan penjualan
mereka karena Sepertinya sejak kemarin menurun sekitar 20 persen. Manager
memberitahu Di restoran jalanan itu, para pelanggan banyak yang datang ke sana.
“Tapi
kenapa?” tanya Nyonya Jung heran, Manager juga merasa tidak tahu juga.
Pemilik
gedung membantu membagikan selembaran memberitahu kalau Restaurant Row dibuka
kembali dengan Harga yang terjangkau dan Makanannya sangat enak. Nyonya Jung berjalan seperti tak percaya
melihatnya dan bertemu dengan Kang Soo yang sedang mengantar makanan.
“Ada apa
kemari?” tanya Kang Soo. Nyony Jung
menyindir Kang Soo pasti berusaha keras.
“Aku
hanya ikut saran Anda. Jadi Kami harus membuat makanan yang benar dulu.” Kata
Kang Soo
“Itu
bagus. Tapi kau tidak akan bisa bertahan lama seperti ini. Orang-orang di sini
hidup sehari-hari dengan uang yang mereka hasilkan. Jadi berapa lama mereka
bisa bertahan?” ucap Nyonya Jung mengejek
“Karena mereka
hidup sehari-hari dengan uang yang mereka hasilkan berarti mereka bisa
bertahan. Dan kalau mereka diusir, itu akan menjadi akhir bagi mereka.” Ucap
Kang Soo.
Nyonya
Jung tak banyak berkata-kata menyuruh Kang Soo agar Lakukan yang terbaik. Kang Soo berkata akan
berusaha keras lalu pamit pergi.
Jin Kyu
memasak didapur, karena tak terbiasa tanganya sempat kena cipratan minyak, lalu
mengeluh dirinya hanyalah budah sambil menghisap tanganya yang sakit. Lalu ia
melihat jam tanganya kalau sudah terlambat, dan bergegas pergi.
Ji Yoon
sudah ada dibangku taman dengan lirikan matanya meminta Jin Kyu agar
meyuapinya. Jin Kyu pun mau tak mau menyuapi sosis untuk Ji Yoon. Ji Yoon
langsung memuji masakan Jin Kyu yang enak walaupun ada sedikit gosong, setelah itu
meminta minum. Jin Kyu melayaninya dengann memberikan minum mengunkan sedotan.
“Bagus
sekali... Kurasa aku lebih cocok jadi istri baik.” Kata Ji Yoon. Jin Kyu kaget
Ji Yoon terlihat santai menyebut"Istri?"
“Ya,
Suami.,.. Makan yang banyak, selalu tenang, dan menghasilkan banyak uang.” Kata
Ji Yoon. Ji Yoon menganguk mengerti
dengan memangil Istri dan mengeluh.
“Tapi,
harusnya kau juga cari kerja.” Kata Ji Yoon
“Tidak, tidak
usah. Tidak ada perusahaan yang akan mempekerjakan pria sepertiku.” Kata Ji Kyu
merasa tak percaya diri
“Apa
maksudmu? Kalau dilihat dari tampangmu, ada tempat yang bahkan akan
mempekerjakan orang sepertimu.” Kata Ji Yoon. Jin Kyu pikir itu termasuk pujian
untuknya.
“Aku
menyuruhmu untuk berani. Terima kasih untuk makanannya. Buatlah makan malam,
dan temui aku di luar saat aku pulang kerja. Sampai jumpa lagi!” kata Ji Yoon
lalu bergegas pergi. Jin Kyu kembali mengeluh tapi setelah itu bisa tersenyum.
“Rasanya
enak memberi dia makan. Jadi Ayo kembali ke rumah dan buat makan malam.” Kata
Ji Kyu lalu membereskan kotak makan.
Tuan Na
duduk dibangku teller melayani nasabah yang datang, lalu memanggil nomor 534.
Kang Soo beserta paman dan bibi datang. Tuan Na sedang melihat Kang Soo yang
datang. Kang Soo memberitahu Mereka pemilik restoran yang berafiliasi dengan
perusahanya.
“Aku
sudah dengar tentang kesulitan yang Anda hadapi. Aku akan membantu Anda. Di
mana Anda mendapat pinjaman? Na Han Tae-- tidak... Maksudnya, dari saya.” Ucap
Tuan Na mencoba untuk bicara secara profesional.
“Ini
proposal yang pernah kita bahas sebelumnya.” Kata Kang Soo memberikan lembaran
kertas pada Tuan Na.
“Apa Anda
benar-benar akan memberi kami pinjaman? Anda juga tahu kalau bisnis kami sedang
tidak berjalan baik.” Kata Paman merasa khawatir
“Jangan khawatir.
Saya akan berikan harga terbaik untuk bisnis kecil yang kalian miliki dan
mendapatkan lebih dari cukup!” kata Tuan Na. Keduanya langsung mengucapkan
terimakasih.
“Tapi...
kelihatannya Anda kurang semangat.” Kata Kang Soo. Tuan Na kembali menyakin
dengan gayanya kalau mereka mendapat pinjaman yaitu Dari Na Han Tae.
Kepala
Bank melihat proposal yang diajukan Tuan Na,
lalu bertanya apakah tidak keberatan. Tuan Na mengangguk, menjelaskan
kalau Orang yang memberi pinjaman namanya Choi Kang Soo yaitu Presdir sebuah
perusahaan bernama "Strongest Deliveryman."
“Jadi Apa
yang dia lakukan?” tanya Kepala Bank ingin diyakinkan
“Dia
orang yang sangat baik.... Dia sangat baik... Itu sebabnya dia akan sukses.”
Kata Tuan Na menyakinkan.
Nyonya
Jung kaget mengetahui kalau semua pedagang bisa kembali berkerja. Manager
memberitahu kalau mereka mendapat pinjaman dari bank lain dan mereka bahkan
mendapat izin untuk tidak membayar sewa selama sebulan menurutnya mereka
menggunakan strategi manajemen Jungga.
“Kita
selalu mengatakan "Yang perlu kita lakukan adalah bertahan beberapa bulan,
walau kita mengalami kerugian." Aku percaya kalau inilah pendekatan
mereka.” Kata Manager
“Jadi
semua ini terpikirkan oleh Choi Kang Soo?” ucap Nyonya Jung
“Sepertinya
memang begitu. Tapi ada kemungkinan seseorang juga memberitahunya tentang
strategi kami juga.” Kata Manager. Nyonya Jung binggung apa maksudny.
“Maksudku
karena kurasa strateginya terlalu mirip dengan kita.” Kata Manager curiga.
“Cari
tahu lebih lanjut tentang orang-orang yang bekerja di perusahaan itu. Dan Cari
tahu hubungan apa yang mereka miliki dengan Choi Kang Soo, apa peran mereka,
dan apa kelemahan mereka. Semuanya.” Ucap Nyonya Jung mulai panik. Manager Pun
mengangguk mengerti.
Di ruang
rapat
“Sepertinya
si gila Kang Soo tidak mungkin melakukan ini hanya karena dia memberanikan
diri.” Komentar Sung Jae
“Tolong
perbaiki kata-katamu selama kita rapat.” Kata Dan Ah memperingatinya. Sung Jae
menegaskan kalau ini namanya pujian.
“Aku
tidak sendirian melakukan ini. Kita semua juga melakukannya.” Kata Kang Soo
“Tapi kau
benar-benar melakukan sesuatu yang menakjubkan kali ini, Kang Soo. Dan juga Dan
Ah... Dia juga melakukan hal yang menakjubkan. Kau hebat dalam membantu
pria-pria ini. Kurasa itu sangat penting bagi seorang pria untuk bertemu dengan
wanita yang baik supaya bisa sukses.” Ucap Tuan Baek memuji
Kang Soo
hanya bisa tersenyum, Byung Joo pikir kalau Tuan Baek seperti itu makan Dan Ah
akan memberikan pelajaran. Dan Ah seperti tak marah, mengatakan mulai sekarang
akan selalu memperhatikan Presdir. Semua langsung bersorak mendengarnya.
“Jadi,
itu sebabnya aku ingin bertanya, apa yang kalian berdua lakukan saat itu, di
tepi pantai? Sepertinya ada banyak pasir di punggung Kang Soo.” Ucap Tuan Baek.
Dan Ah langsung memberikan pukulanya. Tuan Baek hanya bisa mengaduh kesakitan.
“Itu
sebabnya kau harus berhenti saat mengucapkannya. Nanti kita semua juga kena
pukul.” Kata Byung Soo panik
“Perhatikan
saja punggungmu. Mulai hari ini, aku juga akan menjadi Ketua Kedisiplinan.”
Tegas Dan Ah
“Yang
penting, aku senang kalian bersemangat. Jadi, itulah sebabnya aku ingin
memberitahu kalian sekaran dan mulai besok akan menyulitkan.” Kata Kang Soo
“Melihatmu
mengatakannya, kurasa memang agak menyulitkan.” Komentar Sung Jae.
“Jadi
kita sarapan dan bertemu di Restoran Row jam 9 pagi.” Kata Kang Soo
“Presdir,
apa tidak bisa Anda memberi kami petunjuk tentang kegiatan selanjutnya?” kata
Ho Young. Kang Soo pikir bisa melihat nanti.
Saat itu
pintu diketuk, Ji Yoon masuk ke dalam ruangan. Byung Joo terbiasa memanggil
Kakak ipar. Dan Ah melirik sinis. Young Taek mengatakan kalau itu adikkakak
ipar dan kembali mengubah kalau itu mantan kakak ipar. Byung Joo menyuruh tak
membahasnya karena Ji Yoon pasti akan sedih.
“Oh,
selamat datang! Ada apa kemari?” tanya Kang Soo ramah. Ji Yoon bertanya apakah
Kang Soo sedang mencari pegawai. Dan Ah mengenyitkan dahi.
“Bukan
amatiran. Tapi punya beberapa pengalaman.” Kata Ji Yoon. Dan Ah ingin tahu
siapa dan bisa menebaknya.
“Ya...
Apa bisa Jin Kyu bekerja di sini?” ucap Ji Yoon. Semua menjerit tak percaya
“Ji Yoon,
kenapa kau merekomendasikan dia?” tanya Tuan Baek heran
“Oh, itu
karena... Sebenarnya, aku ini walinya.” Kata Ji Yoon. Semua kembali kaget.
“Dia
pasti akan berguna. Dia punya pengalaman soal mengantar dan mengelola restoran.
Dan juga... Dia pandai masak nasi dan lauk pauk.” Ucap Ji Yoon membanggakan Ji
Kyu. Dan Ah mendengarnya hanya bisa mengeluh
“Baiklah.
Biarkan resumenya kupegang dan pulanglah. Aku akan mempertimbangkannya.” Kata
Kang Soo. Ji Yoon tak percaya mendengarnya, setelah mengucapkan terimakasih dan
pamit pergi.
“Apa Kau
sungguh akan mempekerjakan Oh Jin Kyu?” kata Sung Jae tak percaya. Kang Soo
menganguk.
“Hei, itu
terlalu berlebihan!” ungkap Sung Jae tak setuju.
“Jangan
khawatir. Aku tidak hanya ingin main-main , karena Aku juga berencana untuk
meninjaunya. Semua yang kita lakukan hari ini adalah gagasan dari Oh Jin Kyu. Kalau
bukan karenanya, kita mungkin tidak bisa bertahan.” Jelas Kang Soo
Jin Kyu
sibuk membuat pembatas dengan kardus, Ji Yoon baru selesai mandi bertanya apa
yang dilakukannya. Jin Kyu mengatakan kalau itu Ini alat keamanan karena mereka
harus menjaga batas. Ji Yoon dengan kesal menganguk mengerti.
“Bersenang-senanglah
dengan DMZ kecil yang sudah kau siapkan.” Kata Ji Kyu
“Kau
pikir aku apa?” keluh Ji Yoon kesal. Jin Kyu langsung mengucapkan Good night
dan bergegas berbaring. Ji Yoon pun mematikan lampu kamar.
Jin Kyu
terlihat sudah memejamkan matanya. Ji Yoon
mulai berulang dengan memangil Jin Kyu sebagai Teman, kalau akan
menyerang dari Utara jadi meminta agar membuka pintu. Jin Kyu meminta agar menghentikan. Ji Yoon
akhirnya terdiam. Tapi beberapa saat kemudian, Ji Yoon kembali duduk untuk
mengoda Jin Kyu.
“Anak-anak,
buka pintunya! Aku bukan macan! Aku benar-benar ibumu! Coba Lihat... Ini tangan
ibumu!” ucap Ji Yoon seperti bermain si kerudung merah
“Permisi,
kurasa kau salah rumah. Jadi Keluarkan tanganmu dari sini! Menyingkir!
Menyingkir!” kata Jin Kyu langsung memberikan pukulan pada Ji Yoon.
Ji Yoon
pun akan tertidur, tapi kembali berulah dengan membuat dirinya seperti hantu.
Jin Kyu menjerit ketakutan meminta Ji Yoon menghentikanya. Ji Yoon tertawa
bahagia melihat, saat itu terdengar ketukan pintu memangil Ji Yoon kalau
ayahnya yang datang.
Keduanya
terlihat panik, Jin Kyu buru-buru mengambil semua baju dan masuk ke dalam kamar
mandi. Ji Yoon melempar sepatu ke dalam kamar mandi, setelah itu membuka pintu
untuk ayahnya. Jin Kyu panik mencoba mendengar dari dalam kamar mandi dengan
wajah tegang.
“Kenapa
kau tadi tertawa sendiri? Apa Kau masih belum tidur?” ucap ayahnya. Ji Yoon
mengatakan baru saja mau tidur, lalu mengajak untuk duduk dimeja makan saja.
“Ada apa
Ayah datang kemari?” tanya Ji Yoon dengan gaya manja pada sang ayah.
“Kudengar
kau pindah, jadi Ayah datang menengokmu.” Kata Ayah Ji Yoon
“Bagaimana
Ayah tahu kalau aku pindah? Apa Ayah mengawasiku?” kata Ji Yoon . Ayah Ji Yoon
terlihat gugup ingin menjawabnya.
“Ayah
hanya... Ayah janji tidak akan melakukannya. Tapi Ayah mendapat laporan kalau kau
putus dengan Choi Kang Soo dan kau juga putus dengan Oh Jin Kyu.” Kata Ayah Ji
Yoon. Jin Kyu mendengar pembicaran ayah dan anak.
“Apa Ayah
tidak suka kalau aku berpacaran?”kata Ji
Yoon merengek
“Ayah
hanya ingin kau tetap menjadi anak Ayah selamanya.” Kata Ayah Ji Yoon
“Ayah
bukannya menjadi ayah yang penyayang dan Ayah hanya bodoh saja” keluh Ji Yoon.
Ayah Ji Yoon pun tidak peduli!
Ayah Ji
Yoon lalu melihat ada ada dua kasur, lalu menduga kalau tinggal dengan orang
lain. Jin Kyu panik di kamar mandi
karena takut ketahuan. Ji Yoon membenarkan, lalu mengambil boneka panda besar
kalau bonek a itu tidur disampingnya dan itu menjadi kamarnya jadi merasa dia
adalah seorang seorang pria
“Hei...
Apa Kau masih anak-anak? Tapi Baiklah. Tetaplah seperti itu.” Ucap Ayah Ji Yoon
senang lalu ingin pergi ke toilet. Jin Kyu didalam binggung karena bisa
ketahuan persembunyianya.
“Jangan!
Jangan! Aku... um... menaruh celana dalamku untuk kuredam. Agak memalukan kalau
Ayah melihatnya.” Kata Ji Yoon menahan ayahnya agar tak masuk.
“Tidak
apa-apa. Aku ini Ayahmu.” Kata Ayah Ji Yoon. Ji Yoon menolak karena ayahnya
juga seorang pria. Ayah Ji Yoon merasa sudah tak tahan.
“Maaf..
Tapi Ada toilet di depan taman bermain.
Ayo kita kesana. Aku akan perlihatkan tempatnya.” Kata Ji Yoon.
“Tidak
usah. Di luar sangat dingin. Biar Ayah yang mencarinya sendiri. Dan Ambilah
uang ini, Belilah yang kau butuhkan dengan ini.” Kata Ayah Ji Yoon menyiapkan
uang.
Ji Yoon
langsung menolak, karena kalau
mengambilnya maka tidak bisa jadi anak mandiri. Ayah Ji Yoon mengeluh karena
merasa bahkan tidak bisa memberi uang pada anaknya. Ji Yoon akhirnya meminta
agarnya memberikan 50ribu won saja. Ayah Ji Yoon tersenyum memberikan selembar
uang 50ribu won, lalu bergegas pergi karena sudah ingin buang air kecil.
Ji Yoon
bisa bernafas lega setelah ayahnya pergi. Jin Kyu mengintip dari celah
pintu, memastikan kalau ayah Ji Yoon
sudah pergi. Ji Yoon membenarkan. Jin Kyu keluar dengan membawa semua baju lalu
menatap ji Yoon dengan tatapan aneh.
“Aku hanya
merasa tidak enak.”kata Jin Kyu sambil mengantung bajunya kembali
“Tidak
apa. Kau bisa membuatku lebih bahagia lagi. Jadi Cepat tidurlah.” Kata Ji Yoon
lalu berbaring diatas alas tidurnya. Jin Kyu sempat terdiam dan menatap Ji Yoon
yang masih mau dekat padanya walaupun bukan dari keluarga Chaebol.
Kang Soo
memuji semua anak buahnya yang K sudah bekerja keras hari ini. Mereka pun
keluar ruangan untuk pulang. Sung Jae dengan sinis melihat Dan Ah bertanya
apakah tidak mau pergi. Dan Ah mengatakan kalau Ada urusan. Sung Jae sengaja
mengejek agar keduanya menikmati makan malam bersama. Dan Ah terlihat kesal mendengarnya.
“Bagaimana
aku bisa mendisiplinkannya?” keluh Dan Ah
“Akan sulit
untuk mendisiplinkannya. Tidak ada satu guru pun yang bisa mendisiplinkannya di
sekolah.” Kata Kang Soo
“Mendengar
perkataanmu begitu membuatku sungguh ingin melakukannya.”kata Dan Ah geram
“Fokus
saja padaku.” Kata Kang Soo menarik
pinggang Dan Ah seperti ingin mengodanya dan ingin menciumnya. Dan Ah langsung mengdorong Kang Soo sampai ke
tiang penyanggah. Kang Soo sempat kaget tapi Dan Ah langsung mendekat.
“Turunkan
sedikit tubuhmu dan Tutup matamu.” Kata Dan Ah. Kang Soo menekuk kakinya dan
memejamkan matanya, mulutnya sudah siap untuk mencium Dan Ah.
Dan Ah
pun siap menyentil kening Kang Soo dengan kekuatanya. Kang Soo menjerit
kesakitan. Dan Ah menyuruh agar kembali berkerja saja dan akan membuatkan kopi.
Kang Soo hanya bisa tersenyum karena Dan Ah
memang bukan wanita seperti biasa.
Dan Ah
membuatkan kopi, lalu melihat didapur ada banyak bawang bombay yang sudah
dikupas. Akhirnya ia memotong menjadi seperti cincin dan mulai mengorengnya.
Kang Soo turun bertanya apa yang sedang dilakukan Dan Ah. Dan Ah mengeluh Kang
Soo yang turun dan melihatnya.
“Aku tadi
mencium sesuatu yang lezat. Aroma itu menghancurkan segalanya.” Kata Kang Soo
“Aku berniat
ingin memberimu kejutan.” Ucap Dan Ah
“Maaf.
Aku hanya khawatir kau akan memakan semuanya sendiri.” Kata Kang Soo. Dan Ah
hanya bisa mengeluh tapi tersenyum.
Akhirnya
sepiring onion ring sudah tersedia diatas meja,
Kang Soo lebih dulu mencobanya. Dan Ah langsung ingin tahu rasanya. Kang
Soo mengaku Tidak tahu. Dan Ah binggung berpikir kalau rasanya campur aduk tak
karuan.
“Aku
tidak tahu rasanya bagaimana. Aku sangat bahagia. Ini pertama kalinya aku makan
makanan yang dimasak untukku.” Ungkap Kang Soo dan ingin mencoba lagi buatan
Dan Ah.
“Aku senang
kalau makanan itu lezat, karena Ini saja yang bisa kubuat.” Kata Dan Ah. Kang
Soo tak percaya mendengarnya.
“Tapi
kenapa kau membuat onion ring ?” tanya Kang Soo. Dan Ah mengatakan kalau itu ceritanya
panjang. Kang Soo meminta Dan Ah agar menceritakan saja. Dan Ah menolak, Kang Soo merengek dengan
tatapan agar Dan Ah bisa menceritakan padanya.
“Itu hanya
sesuatu yang biasa kubuat. Saat aku ingin mendapat energi.” Kata Dan Ah. Kang
Soo binggung apa maksudnya.
“Sejujurnya,
aku ini orang yang pintar Nilaiku paling tinggi di antara semua murid, bahkan
aku diterima di Universitas Hanin jurusan bahasa Inggris.” Cerita Dan Ah.
Kang Soo
terkejut karena Dan Ah orang pintar. Dan Ah mengaku kalau dirinya yang menyerah
karena harus bekerja demi mendapat uang. Jadi pindah ke Seoul tanpa merencanakan
apa pun dengan naik kereta tengah malam dan menangis di kereta itu.
“Aku
sangat ingin kuliah. Tapi kemudian, aku menangis beberapa bulan setelah itu. Karena
aku menyadari kalau aku tidak punya harapan. Dan itu membuatku sangat menderita
sampai aku menceburkan diriku ke sungai.” Cerita Dan Ah. Kang Soo kaget dan
matanya mulai berkaca-kaca
“Tapi aku
berhasil selamat. Ahjumma yang menyelamatkanku saat itu membawaku ke restoran
Cina-nya. Tapi ketika sampai di sana, suaminya membuat onion ring, dan
memakannya. Lalu saat dia melihatku, yaitu seorang gadis yang hampir
tenggelam... Dia bilang "Kau mau makan ini?", dan memberiku sepiring
onion ring. Jadi aku mengambil dan memakannya.” Cerita Dan Ah
“Dan aku
tidak tahu kenapa, tapi makanan itu sangat lezat! Jadi aku mulai menangis lagi.
Dan Pada hari itu, aku memutuskan untuk tidak akan mencoba bunuh diri lagi. Aku
pasti akan bertahan, dan lolos dari negara ini. Sejak saat itu, kalau aku merasa
tekadku hancu, maka .aku akan membuat ini dan memakannya. Dan ketika aku
membuatnya, maka aku selalu merasakan tubuhku dipenuhi oleh energi.” Cerita Dan
Ah
Kang Soo
menatap Dan Ah ternyata memiliki beban hidup bersama lalu memegang tangan
pacarnya. Dan Ah meminta Kang Soo agar mengatakan ketika dalam kesulitan maka
akan membuatkan ini untuknya karena
makanan itu sangat bergizi. Keduanya saling menatap, akhirnya Dan Ah
lebih dulu mencium Kang Soo.
“Lakukan
yang terbaik, Presdir. Aku akan selalu menghiburmu.” Kata Dan Ah.
“Ya, Dan
Ah... Aku akan melakukan yang terbaik.” Ucap Kang Soo. Keduanya bisa tersenyum.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar