"Rumah Sakit Kiyoung"
Dua orang
bibi melihat didepan pintu seperti sebuah pengumumana kalau akan ada
Menginterogasi tersangka dan ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi.
“Kau
tahu, wanita yang siuman setelah koma 10 bulan. Kudengar seorang jaksa akan menginterogasi
dia di sini.” Ucap si Bibi. Satunya kaet kalau akan di interogasi Di kamar
rawat.
Tuan Choi
datang dengan Jae Chan memberitahu ada di Kamar 610. Dua bibi pun menjauh
melihat kedunya karena yakin kalau Jae Chan pasti jaksa. Sebelum masuk Tuan Choi
bertanya apakah mereka walinya. Dua bibi pun mengelengkan kepala.
Hong Joo
duduk diam menatap Jae Chan, sementara Jae Chan layaknya menginterogasi
memberitahu kalau Hong Joo sedang
diselidiki karena melanggar Pidana Mengenai Lakalantas, jadi berhak untuk diam
dan menolak untuk menjawab pertanyaan yang bersifat melawan dan Sisanya lagi,
tak akandigunakan untuk melawannya.
“Itu
sebabnya aku..., bisa memercayaimu.” Ucap Hong Joo mengingat kata-kata itu yang
dikatakan saat berada di pelukan Jae Chan ketika salju yang turun.
“Anda
juga berhak untuk konsultasi dengan seorang pengacara dan meminta pengacara itu
hadir saat ditanyai.” Kata Jae Chan. Hong Joo mengangkuk kalau mengerti.
“14
Februari 2016..., dalam perjalanan pulang ke rumah ibu Anda..., maka Anda
menabrak Han Woo Tak di persimpangan Sanggu-dong dengan mobil dan membunuhnya. Apa
Itu benar?” kata Jae Chan.
“Aku
tidak menyetir. Pria yang kutemui, Lee Yoo Bum yang mengemudikan mobil.” Kata Hong Joo
“Ya, itu
yang kau katakan dalam wawancara dengan detektif itu.” Ucap Jae Chan. Hong Joo
tahu karena polisi tidak percaya padanya sekalipun.
“Aku juga
mewawancarai Lee Yoo Bum” ucap Jae Chan. Hong Joo ingin tahu apa yang dikatakan
Yoo Bum.
“Aku
tanya apa dia yang mengemudikan mobilnya, dan dia bilang...” kata Jae Chan.
Flash Back
Yoo Bum
dengan luka dibagian kepala mengaku kalau itu yang paling disesalinya, karena Harusnya
bisa mengendarainya, bahkan mencoba menghentikannya dengan meminta agar tidak mengemudi
karena jalanan licin tapi Hong Joo
mengatakan harus buru-buru pulang karena takut terjadi apa-apa pada Ibunya.
“Aku
tidak bisa membiarkannya pergi sendiri. Karena itulah aku pergi bersamanya. Aku
khawatir.” Ungkap Yoo Bum yang selalu berbohong.
“Itu
bohong. Dia berbohong. Aku tahu kalau dia... Dialah yang mengendarai mobil hari
itu.” Kata Hong Joo yakin
“Kami
menganalisis darah di kantung udara dari tempat duduk pengemudi..., dan DNA
Anda tercap di situ.” Kata Tuan Choi memberikan laporan. Hong Joo melihat
merasa kalau itu tidak mungkin.
“Bahkan
cuplikan kamera blackbox dari ambulans menunjukkan bahwa Anda telah diselamatkan
karena kursi pengemudi. Dan Lee Yoo Bum juga demikian.” Jelas Tuan Choi
“Aku
bersumpah. Aku tidak menyetir.” Tegas Hong Joo. Tuan Choi pingin tahu
penjelasan tentang bukti DNA dan kamera blackbox itu.
“Aku
yakin ada yang menghilangkan bukti.” Tegas Hong Joo.
Flash Back
Setelah
kecelakaan, Hong Joo terlihat tak sadarkan diri. Yoo Bum tersadar melihat
keadaan Hong Joo lalu seperti panik melihat ada korban yang ditabraknya.
Akhirnya Ia mencoba memindahkan Hong Joo di kursi kemudi lalu ia berpura-pura
tak sadarkan diri di kursi penumpang.
“Saat kecelakaan
itu, aku tidak sadar. Seseorang pasti sudah
memindahkanku ke kursi pengemudi. Dia pasti sudah menyeka darahnya dari
kantung udara dan menaruhnya di atasnya..., lalu duduk di kursi penumpang.” Jelas
Hong Joo yakin.
“Dengan
"seseorang", berarti itu mengacu pada...” kata Jae Chan
“Pasti
itu Lee Yoo Bum.. Aku yakin dia menghancurkan buktinya supaya bisa lolos.” Kata
Hong Joo.
“Mungkin
dia menfitnahmu dan Itu spekulasi. Kami mempercayakan bukti lebih dari sekadar
spekulasi belaka. Dan Sayangnya, tidak ada bukti yang mendukung klaim Anda.” Ucap
Jae Chan sebagai jaksa yang tegas.
“Lalu aku
harus bagaimana? Tidak ada yang bisa kulakukan untuk membuktikan kalau aku
tidak bersalah.” Ucap Hong Joo binggung.
“Semua
bukti mengarah padamu. Mengakuinya akan menjadi yang terbaik untukmu karena
bisa dikenali sebagai faktor penghukuman yang meringankan.” Jelas Jae Chan.
“Apakah Meskipun
aku yang tidak menyebabkan kecelakaan itu?” tanya Hong Joo
“Keluarga
korban menuntut hukuman pada Anda. Dengan untuk menyangkalnya mungkin malah
menambah masa hukumanmu.” Jelas Jae Chan.
Hong Joo
duduk sendirian dalam ruangan mencoba menelp Yoo Bum tapi tak diangkat. Lalu
teringat kembali saat terakhir kali memeluk ibunya diatap rumah.
“Kalau
ada sesuatu terjadi pada Ibu karenaku..., maka aku tidak akan bisa hidup. Hanya
Ibu satu-satunya yang kumiliki jadi jangan tinggalkan aku. Mengerti?” ucap Hong
Joo memeluk erat ibunya.
Hong Joo
sudah ada diatap rumah sakit dan siap melompat, Jae Chan panik melihat Hong Joo
seperti frustasi dan ingin bunuh diri. Hong Joo memperingatkan agar jangan
mendekat karena akan lompat kalau mereka mendekat.
“Turunlah
dulu.. Kita bisa bicarakan hal ini.” Kata Jae Chan mencoba menenangkan.
“Lalu apa
yang akan berubah? Aku sudah beri tahu semuanya. Kejadiannya pada Hari
Valentine, dan salju turun! Itu sebabnya Yoo Bum yang menyetir, tapi kalian
menyangka itu diri dan seseorang meninggal. Lalu dia membuatnya terlihat
seperti aku yang mengemudi! Walau aku menjelaskan panjang lebar, takkan ada
yang mempercayaiku. Apa gunanya ini?” ungkap Hong Joo
“Aku akan
mempercayaimu. Aku akan percaya yang kau katakan..., jadi kemarilah.” Kata Jae
Chan mengulurkan tanganya dan berani mendekat.
“Kalau ini hanya mimpi...,
maka aku akan sangat bahagia. Kalau ini hanya mimpimu...,terima kasih...karena
sudah percaya padaku.” Kata Hong Joo lalu melepaskan pegangan tanganya. Jae
Chan ingin meraih tanganya tapi tak
Jae Chan
berteriak saat bangun dari tidurnya, seperti merasakan mimpi buru dan merasa
kalau mimpi ini terasa sangat nyata.
(14 Februari 2016)
Adik Jae
Chan baru bangun dikagetkan dengan Jae Chan sudh berdiri didepan jendela
kamarnya lalu bertanya Kenapa pagi-pagi bangunnya. Jae Chan mengaku tadi
bermimpi aneh dan Ini membuatnya tersadar, rasanya sangat nyata. Adiknya ingin
tahu Jae Chan mimpi apa.
“Aku
melihat gadis yang tinggal di seberang jalan.” Kata Jae Chan.
“Aku tahu
sesuatu akan terjadi saat kau memanggilnya wanita kasar. Begitulah komedi romantis
dimulai Dan dia bahkan muncul dalam mimpimu. Aku suka itu. Jadi Apa genrenya?
Apa Komedi romantis, Melodrama yang penuh gairah Atau genre dewasa?” kata adik
Jae Chan mengoda.
“Gadis
itu mati dalam mimpiku.” Kata Jae Chan. Adiknya kaget lalu berpikir kalau itu
artinya thriller yang terasa amat nyata. Jae Chan mengeluh dengan komentar
adiknya.
“Kau
bilang Ahjumma itu juga mati dalam mimpimu. Dan Seperti yang kulihat, dia
baik-baik saja.” Kata Adik Jae Chan.
“Aku
lega. Tapi kenapa Yoo Bum muncul dalam mimpimu? Itu terlihat acak. Lalu Aku
bertemu dengannya beberapa saat lalu.” Cerita Jae Chan.
“Apa Kau
membiarkannya pergi? Harusnya kau memukulnya” keluh adiknya.
“Aku cuma
menyapanya dengan senyuman lebar macam orang bodoh.” Cerita Jae Chan.
“Kalau
aku jadi kau, maka aku pasti sudah memaki dia dan meludahi wajahnya. Tapi, Apa
gadis itu melihat Yoo Bum dalam mimpinya?” kata Adik Jae Chan.
Jae Chan
merasa kalau Mereka bertemu di Hari Valentine, Adik Jae Chan pikir kalau ini
mimpi buruk, karena Dua orang yang paling dibenci muncul dalam mimpinya. Jae Chan
pun bertanya hari ini tangal berapa. Adiknya menjawab kalau 14 Februari dan Ini
Hari Valentine, maka harus ambil mobil
baru.
“Semua
pasangan akan memberikan kasih sayang..., dan kau akan mengendarai mobil barumu
yang terlihat menyedihkan.” Ucap Adik
Jae Chan.
“Apa Kau
ada janji?” tanya Jae Chan. Adik Jae Chan mengatkan pasti ada
“Batalkan
saja. Sebaiknya jangan terlambat.” Tegas Jae Chan mengambil makanan adiknya.
Adik Jae Chan kesal melihatnya.
Hong Joo
duduk di halte sendirian. Jae Chan langsung duduk didekat Hong Joo seperti
penasaran. Hong Joo pun bertanya apa yang inginkan Jae Chan dan duduk disampingnya.
Jae Chan mengaku kalau ingin menanyakan sesuatu pada Hong Joo
“Apa Kau
kenal pria bernama Lee Yoo Bum?” tanya Jae Chan penasaran. Hong Joo kaget Jae
Chan bisa mengetahuinya.
“Kau
pasti menguntitku ‘kan atau Kau sedari tadi memata-mataiku, kan?” kata Hong Joo
menuduh.
“Apa Berarti,
kau kenal Lee Yoo Bum?” kata Jae Chan. Hong Joo tak mengubrisnya memilih untuk
menghentikan taksi.
“Hei.. Kau
akan bertemu dengannya hari ini, kan?” ucap Jae Chan mencoba menahan. Hong joo
mengancam kalau akan berteriak.
“Aku tahu
kalau sekarang ini aku sedikit gila tapi tolong dengarkan aku. Jangan temui dia
hari ini, dan jangan mengemudi saat musim salju. Jangan sampai mendekati mobil,
mengerti?” kata Jae Chan memperingatinya. Hong Joo terlihat kesal masuk ke
dalam mobil. Jae Chan seperti masih ingin memastikan kalau Hong Joo bisa
mendengarkanya.
Supir
taksi melihat Hong Joo dengan menanyakan keadaanya. Hong Joo yakin kalau Jae
Chan itu pasti penguntit menurutnya Kenapa peduli kalai ia menyetir atau tidak menurutnya tak ada
urusannya dengannya. Lali ia tiba-tiba mengingat saat memperingatkan seorang
paman karena berhubungan dengan mimpinya.
“Apa
pedulimu? Jangan ikut campur urusanku.” Ucap si paman karena Hong Joo seperti
orang gila.
“Pak, Apa
Anda tahu kalau Ahari ini akan turun salju?” tanya Hong Joo. Sopir taksi pikir Tidak,
karena sepanjang hari ini selalu cerah. Hong Joo pun memastikan ke arah langit,
kalau memang tak mungkin turun salju.
Yoo Bum
membelikan sebuket bunga untuk kencanya hari ini. Jae Chan seperti masih menunggu saat
pundaknya ditepuk, langsung marah karen datang terlambat, lalu dikagetkan
karena ternyata Yoo Bum yang datang. Yoo Bum pun bertanya Apakah Jae Chan ada
rencana kencan lalu melihat mobil Jae Chan seperti baru beli.
“Ada apa
kemari?” tanya Jae Chan. Yoo Bum mengaku kalau ada kencan. Saat itu Hong Joo
datang menyapa Yoo Bum. Jae Chan melihat
Jae Chan datang seperti memang mimpinya.
“Hyung,
kau bilang ingin mentraktirku sushi. Ayo kita pergi sekarang.” Kata Jae Chan
mencoba menghindari yang ada di mimpinya.
“Hei,
hari ini belum bisa. Apa Tidak lihat kita ini sudah ada janji?” ucap Yoo Bum
“Aku
tidak ada rencana hari ini, jadi traktir aku, oke?” kata Jae Chan. Yoo Bum
heran melihat sikap Jae Chan karena Ini Hari Valentine.
“Itu
sebabnya, Sekarang ini aku sangat ingin makan sushi tapi makan sushi sendiri di
Hari Valentine akan terasa aneh. Dua orang yang makan sushi bersama di Hari
Valentine akan lebih terlihat aneh.” Kata Jae Chan.
Hong Joo
akhirnya datang, Jae Chan melihat Hong Joo langsung memarahinya karena
sebelumnya menyuruh agar tetaplah di rumah hari ini. Hong Joo pun ingin tahu
alasan Jae Chan yang mengatakan hal itu.
Yoo Bum bingung melihat keduanya seperti terjadi pada keduanya.
“Apa
hanya aku seorang yang tak tahu apa yang terjadi saat ini? Jadi Ayo pergi, Hong
Joo dan setelah ini aku ingin bicara padamu.” Kata Yoo Bum mengajak Hong Joo
dan memperingatkan Jae Chan.
Jae Chan
hanya bisa menatap Hong Joo yang dibawa masuk oleh Yoo Bum, Adik Jae Chan
datang meminta maaf karena terlambat dan langsung terpana melihat mobil Jae
Chan yang bagus sekali.
“Hyung, temanku
sedang mengadakan resital piano hari ini. Apa Kau mau pergi?” ucap Adik Jae
Chan. Jae Chan setuju kalau akan pergi.
“Yah..
Lebih baik mengurusan yang harus kuurus.” Kata Jae Chan akan masuk mobil lalu dibuat
binggung karena turun salju padahal seharusnya tidak turun salju. Saat itu Ibu Hong Joo pun pulang dengan pria yang mengikutinya dari belakang ingin mengembalikan ponselnya.
Jae Chan
terdiam mengingat mimpinya saat Hong Joo berkata “Aku sudah beri tahu semuanya.
Kejadiannya pada Hari Valentine, dan salju turun!”
“Hei, aku
tahu ini akan terdengar gila...,tapi kurasa yang terjadi kali ini sama persis
dengan mimpiku.” Jelas Jae Chan.
“Apa Mimpi
burukmu pagi tadi?” tanya adik Jae Chan. Jae Chan membenarkan.
“Hyung...,
itu hanya omong kosong. Tidak perlu bicarakan omong kosong itu, dan kita pergi
saja.” Kata Adik Jae Chan.
“Aku
harus memastikan satu hal.. Yah.. Hanya satu hal saja.” Kata Jae Chan. Adik Jae
Chan mengeluh kalau acaranya sudah mau mulai
Di dalam
restoran, Jae Chan melihat Hong Joo mulai berdiri. Hong Joo merasa kalau lupa
mengunci pintu jadi harus buru-buru pulang ke rumah. Saat didepan mobil, Hong
Joo memberikan kunci mobilnya.
“Berarti
benar... Yoo Bum yang menyetir mobil.” Ucap Hong Joo lalu mencoba untuk
memanggil Hong Joo agar tak pergi tapi mobil Hong Joo sudah pergi. Adik Hong
Joo binggung karena Jae Chan seperti panik.
“Hei, telepon
polisi sekarang. Beri tahu mereka untuk menghentikan mobil dengan nomor plat
terakhirnya 4773.” Kata Jae Chan
“Apa Kau
gila? Kau bilang Telepon polisi lalu aku bilang "Menurut mimpi kakakku,
akan ada kecelakaan"? Ini sangat gila dan Kau malah bertingkah aneh. Lalu Kenapa
kau sangat peduli dengan wanita itu?” kata Adik Jae Chan heran
“Bukannya
aku peduli padanya. Aku hanya... Aku hanya tidak ingin dia berakhir sepertiku. Bagaimana
kalau kubiarkan dia seperti orang bodoh?” kata Jae Chan.
“Bertemu
dengan Yoo Bum hyung pasti membuatmu stress dan Mungkin karena itu kau minpi
buruk tentang itu.” Kata Adik Jae Chan mengajak pergi saja.
“Yah.. Benar,
harusnya jangan ikut campur urusan orang Kalau aku melangkah jauh,maka aku
malah dikira orang gila.” Kata Jae Chan saat masuk mobil, tapi terpikir kembali
saat Hong Joo melompat bunuh diri dan langsung pergi mengemudikan mobilnya.
Adik Jae Chan berteriak binggung malah pergi meninggalkanya.
Jae Chan
mengemudikan dengan kecepatan tinggi dengan jalanan licin karena turun salju.
Di dalam mobik, Yoo Bum sedang membahas kecelakan apa maksud ucapan Hong Joo.
Hong Joo mengatakan kalau tidak bicara tentang sekarang tapi Sesuatu seperti
itu mungkin terjadi di masa depan.
“Walau
itu akan terjadi padaku, maka aku baik-baik saja jadi jagalah ibuku dengan
baik.” Kata Hong Joo.
“Baiklah.
Tidak peduli yang terjadi, aku akan pastikan..., menjaga ibumu. Tapi, apa yang
terjadi antara kau dan Jae Chan?” kata Yoo Bum dan saat itu terjadilah
tabrakan.
Mobil
Hong Joo sempat berputar lalu berhenti ditengah salju yang turun. Hong Joo
terlihat masih sadar lalu melihat sosok orang yang datang mendekat, Jae Chan
membuka pintu Hong Joo dengan memastikan kalau keadaan baik-baik saja. Dan terlihat
seorang pria yang berdiri di tengah jalan seperti sangat shock
Flash Back
Jae Chan
sengaja berada di arah yang berlawan dengan mobil Hong Joo.Dari arah samping
melihat mobil Hong Joo, lalu dengan sengaja melajukan mobil dengan kecepatan
tinggi dan menabrak mobil Hong Joo. Dan si pria pun selamat dari kecelakaan.
Hong Joo
meantap Jae Chan berdiri dengan darah yang mengalir dibagian kepala. Jae Chan
akhirnya membantu Hong Joo keluar dari mobilnya, Yoo Bum pun sadar melihat Jae
Chan membawa Hong Joo lalu ikut keluar. Jae Chan memastikan Yoo Bum kalau tak
ada yang terluka.
“Kau juga
tidak apa-apa?” teriak Jae Chan pada pria yang berdiri ditengah jalan dengan
wajah shock. Pria itu menganggukan kepalanya.
“Jung Jae
Chan. Apa Kau tadi yang menabrak mobil ini?” tanya Yoo Bum. Jae Chan membenarkan
dengan mengaku kalau mobilnya tergelincir karena salju.
“Ini...pasti
disengaja ‘kan?” kata Yoo Bum. Jae Chan menyakinkan kalau memang mobilnya tergelincir
salju dan meminta maaf.
“Apa Kau
pikir aku buta ? Kau jelas-jelas mengikuti kami dan menabrak mobil. Pasti ini
disengaja. Berani kau berbohong di depanku!!” teriak Yoo Bum marah
“Bukan
itu yang terjadi.” Ungkap Jae Chan. Yoo Bum ingin tahu kalau memang bukan apa
alasanya.
“Apa Kau
butuh uang? Apa Maksudmu ini penipuan kecelakaan mobil?” ucap Yoo Bum marah
“Alasan
dari Semua yang kulakukan, kau hampir saja membunuh orang.” Kata Jae Chan. Yoo
Bum mengumpat Jae Chan itu Sangat gila.
“Apa kau
melakukannya karena kecelakaan motor itu?” kata Yoo Bum berpikir Jae Chan
sedang membalas dendam.
Flash Back
Jae Chan
binggung dengan melihat motornya seperti menabrak sebuah toko dan polisi akan
datang dan Ayahnya akan tahu kalau ia membeli motor itu. Yoo Bum terlihat sangat
marah memilih untuk pergi dengan memberikan helm pada Jae Chan.
“Kau
harus memohon pada polisi saat mereka sampai di sini. Katakan pada mereka kalau
kau menyesal dan akan membayar ganti ruginya.” Kata Yoo Bum. Jae Chan binggung
apa maksudnya Yoo Bum mengatakan hal itu.
“Kau yang
mengendarainya. Kenapa aku yang ganti rugi?” ucap Jae Bum tak bisa terima
begitu saja.
“Katakan pada
mereka kau mengendarainya. Itu akan terlihat lebih alami.” Kata Yoo Bum tak
ingin bertanggung jawab.
“Maksudmu
kau akan berbohong pada mereka?” kata Jae Chan marah.
“Tidak,
Jae Chan. Sudah kubilang aku akan memberitahu mereka yang lebih masuk akal.” Kata
Yoo Bum mencoba membodohi. Jae Chan pikir lebih baik jujur. Tapi Yoo Bum pikir
Lebih masuk akal kalau Jae Chan melakukannya.
“Itu
tidak masuk akal! Ini semua salahmu. Aku akan memberitahu polisi secara jujur
saat mereka tiba di sini.” Kata Jae Chan marah
Yoo Bum
malah mengambil buku yang terjatuh dan memasukan buku "Hukum Pidana: Latihan Soal". Ia
dengan tatapan liciknya mengatakan kalau akan memberitahu polisi kalau Jae Chan
yang melakukanya, bahkan Tidak ada saksi dan hanya mereka berdua. Jae Chan
berteriak marah
“Aku
penasaran... Siapakah nanti... yang akan dipercaya?” kata Yoo Bum. Jae Chan pun
hanya diam saja melihat Yoo Bum pergi.
Yoo Bum
mendengar Jae Chan yang mengatakan kalau ia hampir membunuh seseorang,
menurutnya itu hanya omong kosong. Jae Chan hanya diam saja karena Yoo Bum
mendorongnya seperti mengejeknya. Yoo Bum mengjek Jae Chan itu sudah gila.
“Tidak,
aku sepenuhnya tidak gila. Kau pasti sudah membunuh pria itu kalau seandainya
aku tidak menghentikan mobil itu. Dan juga, kau pasti akan merusak bukti agar
terlihat kalau dialah yang mengemudi” ucap Jae Chan. Yoo Bum mengumpat menyuruh
Jae Chan menyudahinya saja.
“Dia
pasti akan berakhir bersalah karena membunuh seseorang..., dan karena kejadian
itulah yang mengakibatkan Ibunya mati. Lalu wanita itu pasti tertekan dan ingin
membunuh dirinya sendiri. Dan kau. sudah lebih dari hal untuk melakukan itu.” Ucap
Jae Chan marah
“Kau
belum berubah sedikit pun. Kau masih menyalahkan orang lain dan memberikan
alasan yang lemah. Sebenarnya, kau hampir membunuh kami.” Kata Yoo Bum
“Tidak...
Aku melakukan ini untuk menyelamatkan nyawa seseorang.” Tegas Jae Chan.
“Siapa
yang akan kau percayai? Hei... Hong Joo.. Apa Kau percaya apa yang orang gila
itu katakan?” ucap Yoo Bum mengejek.
“Yah..
Benar... Siapa yang akan percaya padaku kalau aku bilang aku melihatmu dalam
mimpiku dan kalau aku datang kemari untuk mengubah apa yang kulihat dalam
mimpiku karena kau akan sedih nanti. Tidak ada yang akan percaya kalau aku
mengubah masa depanmu.” Kata Jae Chan.
Hong Joo
hanya menatapnya seperti merasakan apa yang dirasakan Jae Chan, karena ia juga
merasakan orang-orang yang percaya kalau mimpinya agar terjadi, tapi tak ada
yang percaya. Hong Joo berjalan mendekati Jae Chan dengan ikat rambut yang
jatuh dan langsung memeluknya.
“Aku...percaya
padamu. Sebab itulah aku...,bisa memercayaimu. Terima kasih.” Ucap Hong Joo dipelukan Jae Chan sambil menangis
karena bisa membuatnya terhindar dari bahaya.
Bersambung
ke episode 3
Yang di tunggu akhirnya tayang jg yaaa...
BalasHapusHarus konsentrasi dan ga boleh ke skip sedikitpun scene untuk benar2 ngerti antara kenyataan, mimpi dan flashback.
Baru ngeh kalau Jae Chan punya mimpi serinci ituuuu.
eps 1 lumayan menjanjikan, mudah-mudahan aku bisa mempercayai Suzy seperti aku mempercayai Jung Suk.
Thanks Mba dee... Lanjut terus yaaa ...